Anda di halaman 1dari 7

Tugas individu

FARMAKOTERAPI I
“CONTOH KASUS TUBERCULOSIS”

OLEH:

NAMA : SUCI RAMDAYANI


NIM : O1A117065
KELAS :C
DOSEN : ASNIAR PASCYANTRI, S.Si., M.Si., Apt

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
Kasus klinik:
Seorang wanita 21 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan batuk sejak satu tahun terakhir,
kadang disertai batuk darah, suara serak, nyeri menelan, kadang sesak nafas disertai demam
terutama sore. TB paru 10 bulan lalu, namun berhenti minum obat anti tuberkulosis sejak 8 bulan
lalu. Berat badan pernah turun dari 55 kg menjadi 33 kg dalam waktu 4 bulan, namun saat ini
berat badan telah meningkat menjadi 46 kg. Hasil pemeriksaan vital TD : 90/50 mmHg (normal
120/80 mmHg); Nadi 80x/menit (normal 60-100x/menit); Pernapasan 20x/menit; Suhu tubuh
38.2oC. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 7,8 gr/dl (Hemoglobin normal wanita 12-16 g/dL,
pria 15-17 g/dL); Leukosit 11.000 (normal 4.000-10.000/mikroliter); Trombosit 735.000
(Trombosit normal : 150.000-400.000); Gula darah sewaktu 120; Glukosa darah : 126 mg/dL,
hasil pemerksaan sputum BTA +. Pasien didiagnosis dengan tuberculosis.
1. Apakah yang menjadi DRP pada kasus tersebut?
a. Ada indikasi tidak ada obat
b. Ada obat tidak ada indikasi
c. Salah dosis
d. Ketidakpatuhan
e. Interaksi obat

2. Apakah pertimbangan dosis regimen OAT pada kasus tersebut?


a. Berdasarkan keluhan pasien
b. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium pasien
c. Berdasarkan berat badan pasien
d. Berdasarkan hasil pemeriksaan sputum pasien
e. Berdasarkan kategori OAT

3. Apakah hasil pemeriksaan pasien yang menyatakan pasien mengalami anemia?


a. Kadar trombosit
b. Kadar leukosit
c. Kadar glukosa darah
d. Kadar hemoglobin
e. Tekanan darah
4. Apakah obat yang akan Anda rekomendasikan untuk mengatasi anemia yang dialami
pasien?
a. Tablet zink
b. Tablet sulfat ferosus
c. Infus NaCl
d. Infus dekstrosa
e. Vitamin B12

5. Apakah paduan OAT yang akan diberikan pada pasien tersebut?


a. Kategori 1 fase intensif
b. Kategori 1 fase lanjutan
c. Kategori 2 fase intensif
d. Kategori 2 fase lanjutan
e. OAT sisipan
Contoh kasus:

H.G. adalah seorang pria Hispanik berusia 35 tahun yang muncul dengan riwayat batuk produktif
selama 4 minggu. Batuk awalnya tidak produktif tetapi menjadi produktif dahak kuning setelah
2 minggu. Pasien telah mengobati diri sendiri dengan antitusif tanpa resep lega, tapi dia
mengalami hemoptisis pagi ini. Dia juga keluhan demam subjektif, menggigil, keringat malam,
dyspnea pada aktivitas, kelelahan, dan beban seberat 15 pon yang tidak disengaja kerugian
selama 2 bulan terakhir. Dia berimigrasi ke Amerika Serikat dari Meksiko ketika dia berusia 12
tahun, tetapi dia belum bepergian ke luar Amerika Serikat selama lebih dari satu dekade. Dia saat
ini bekerja sebagai buruh di pembangunan rumah baru proyek, dan beberapa rekan kerjanya,
yang pindah ke Amerika Serikat dari Meksiko dalam satu tahun terakhir, memiliki hal serupa
gejala pernapasan. Dia telah menikah dan memiliki 3 anak. Pasien memiliki riwayat merokok
20 pak per tahun dan minum alkohol di akhir pekan tetapi menyangkal penggunaan narkoba.
Pada pemeriksaan fisik, H.G. adalah pria bertampang kurus gangguan pernapasan ringan.
Denyut jantungnya 94 detak / menit, laju pernapasannya 24 napas / menit, dan suhu tubuhnya
38,9◦C. Bunyi napas bronkial dicatat di lobus kanan atas pada auskultasi dada, dan radio- grafik
menunjukkan infiltrat tambal sulam yang luas di kanan atas cuping.

Data laboratorium penting meliputi:

Jumlah sel darah putih, 13.200 / μL (72% polimorfonu membersihkan leukosit, pita 3%, limfosit
12%, 13% monosit)

Jumlah sel darah merah, 3,7 × 106 / μL

Hemoglobin, 11,2 g / dL

Hematokrit, 34%

Trombosit, 269 × 103 / μL

Elektrolit serum, fungsi ginjal, dan fungsi hati berada dalam batas normal. Tingginya 69 inci,
dan beratnya adalah 68 kg. Sisa dari pemeriksaan fisiknya tidak ditandai. Tanda dan gejala apa
yang konsisten dengan Penyakit TBC aktif yang ada di H.G.?
Penyelesaian dengan SOAP:

a. Pengumpulan data pasien (subjek)


 Pasien berumur 35 tahun, mengeluh batuk yang berangsung menadi produkstif karena
disertai dahak, demam, menggigil, keringat malam, dyspnea pada aktivitas, dan
kelelahan.
 Riwayat social: pasien memiliki riwayat merokok, minum alkohol setiap akhir pekan.
b. Pengumpulan data pasien (objek)
 Denyut jantungnya 94 detak / menit,
 Laju pernapasannya 24 napas / menit,
 Suhu tubuhnya 38,9◦C.
 Jumlah sel darah putih, 13.200 / μL Jumlah sel darah merah, 3,7 × 106 / μL
 Hemoglobin, 11,2 g / dL
 Hematokrit, 34%
 Trombosit, 269 × 103 / μL
c. Assessment
 Berdasarkan gejala yang dialami pasien yakni riwayat batuk yang berangsur menjadi
produktif, demam, keringat malam, kelelahan dan penurunan berat badan maka
pasien diperkirakan menderita tuberkolosis aktif.
 Diagnosis diperkuat dengan terjadinya peningkatan jumlah sel darah putih, dan
monosit yang menandakan bahwa adanya infeksi.
d. Plan
 Pasien tergolong dalam pasien baru TB sehingga dalam penanganannya
menggunakan 4 obat ketegori 1 untuk pasien TB baru yakni dengan obat, isoniazid,
rifampisin, pirazinamid dan etambutol.
 Terapi obat kategori 1 digunakan selama 8 minggu atau 2 bulan sebagai terapi
intensif. Dengan dosis masing masing obat yakni isoniazid 300 mg, rifampisin 450
mg, pirazinamid 500 mg dan etambutol 250 mg obat diminum satu kali setiap hari
dijam yang sama untuk mencapai efek yang diinginkan.
 Kemudian terapi akan dilanjutkan dengan terapi lanjutan selama 26 minggu atau 4
bulan. Pada terapi lanjutan hanya digunakan dua obat yakni isoniazid 300 mg
diminum 2 kali sehari dan rifampisin 450 mg diminum 1 kali sehari.
(Aldegre dkk., 2013).

KIE dan Monitoring:


 Dilakukan monitoring yang ketat pada gejala dan hasil tes pada dahak hal ini
dikarekan pasien memiliki kontak dengan orang yang memiliki gejala yang sama
yang diperkirakan terkena penyakit tuberculosis.
 Dilakukan pemberian informasi kepada pasien dan keluarga pasien terkait efek
samping obat yang mungkin terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
K. Aldegre, B., et al, 2013, Koda-Kimble & Young: Applied Therapeutics: The Clinical Use of
Drugs 10th Edition, Wolter Kluwer: Philadelphia.

Anda mungkin juga menyukai