Anda di halaman 1dari 14

FARMASI RUMAH SAKIT

OLEH :

NAMA : FADLIAH RAMADHAN

NIM : O1A1 18 172

KELAS :C

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
1. Profil Direktur Rumah Sakit

a. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari


Nama : Dr. H. Sukiman,M.Kes, Mars,Sp.PA

Nip : 19700606 200012 1 009


TTL : Soppeng, 6 Juli 1970
Alamat : Citraland Blok E
Email :dr.Sukirman@yahoo.co.id
Pekerjaan : Dokter Spesialis Anak
Jabatan : Direktur RSUD Kota Kendari
Riwayat Jabatan :
 Kepala Puskesmas Banu- Benua (2000-2009)
 Kepala Puskesmas Puwatu (2010- 2012)
 Direktur RSUD Kota Kendari (2020-Sekarang)
b. Rumah Sakit Tk. TNI AD Dr. R Ismoyo Kendari
Nama : Mayor Ckm Dr. Denny Suprapto Sp.OT.
Pekerjaan : Dokter Spesialis Otropedi
Jabatan : Direktur Rumah
c. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Nama : Dr. H. Sukiman,M.Kes, Mars,Sp.PA
Pekerjaan : Dokter Spesialis Anak
Jabatan : Direktur RS Tk. TNI AD Dr. R Ismoyo Kendari
d. Rumah Sakit Jiwa Kota Kendari
Nama : dr. H. Abdul Razak, S.Ked,.M.Kes
Pekerjaan : Dokter
Jabatan : Direktur RS Jiwa Kendari
e. Rumah Sakit Jiwa Kota Kendari
Nama : dr. H. Hamsudin Sp,B
Pekerjaan : Dokter Spesialis Bedah
Jabatan : Direktur RSUD Bahtramas ( Mulai 13 april 2020- Sekarang )
Riwayat Jabatan :
 Mantan Direktur RS. Palagimata Bau-Bau
 Kadi Kesehatan Pamkot Bau-Bau
2. Dari klasifikasi Rs dan jenisnya, carilah contoh Rs yang ada di indonesia, tentukan
jenisnya, buat struktur organisasinya, tuliskan pelayanan yang disajikan?
Jawaban :
a. Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo
 Rumah sakit umum daerah Dr Soetomo merupakan RS kelas A. Rumah Sakit
khusus kelas A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf a
merupakan Rumah Sakit khusus yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik spesialis dan subspesialis sesuai kekhususanya, serta pelayanan
medik spesialis dasar dan spesialis lain yang menunjang kekhususannya secara
lengkap.
 Struktur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo:

 Rumah Sakit umum kelas A sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf
a merupakan Rumah Sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar (bedah, penyakit dalam,
kesehatan anak, obsterti dan ginekologi), 5 (lima) penunjang medik spesialis
(pelayanan anestesiologi, radiologi, rehabilitasi medic, patologi klinik dan
patologi anatomi), 12 (dua belas) spesialis lain selain spesialis dasar (pelayanan
mata, pelayanan telinga hidung dan tenggorokan, syaraf, jantung dan
pembuluh darah, kulit dan kelamin, kedokteran jiwa, paru, orthopedi, urologi,
bedah syaraf, bedah plastic dan kedokteran forensic), dan 13 (tiga belas)
subspesialis (pelayanan bedah, penyakit dalam, kesehatan anak, obsterti dan
ginekologi, mata, telinga hidung tenggorokan, syaraf, jantung dan pembuluh
darah, kulit dan kelamin, jiwa, paru, orthopedi dan gigi mulut).

b. Rumah Sakit Jiwa provinsi Sulawesi Tenggara


 Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan RSJ kelas B. Rumah
sakit kelas B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran
spesialis luas dan subspesialis terbatas. Rumah sakit kelas B didirikan di setiap
ibukoata propinsi (propincial hospital) yang menampung pelayanan rujukan
dari rumah sakit kabupaten.
 Struktur organisasi Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara
 Jenis Pelayanan
a. Pelayanan Intramural
1) IGD Psikiatrik
2) Rawat Inap
3) Pelayanan Geriatri
4) Pelayanan anak dan remaja
5) Pelayanan Konsultasi Psikologi
6) Pelayanan Poliklinik Psikiatrik
7) Farmasi Klinik
8) Radiologi
9) Gizi
10) Laboratorium
11) Rehab Medik / Fisioterapi

b. Pelayanan Ekstramural
1) Integrasi Kesehatan Jiwa
2) Home Visite/Job Visite
3) Droping

Rumah Sakit umum kelas B sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf
b merupakan Rumah Sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan
pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) spesialis dasar, 4 (empat) penunjang
medik spesialis, 8 (delapan) spesialis lain selain spesialis dasar, dan 2 (dua)
subspesialis dasar.

c. Rumah Sakit Bahtramas Provinsi Sulawesi Tenggara

RSUD Bahteramas merupakan rumah sakit pusat rujukan di wilayah Sulawesi Tenggara.
Status RSUD Bahteramas saat ini adalah Rumah Sakit dengan Akreditasi Paripurna
(Bintang 5) oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan juga sebagai Rumah Sakit
Pendidikan Kelas B dan berfungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan bagi dokter, dan
tenaga kesehatan lainnya. Sejak tanggal 21 November 2012 RSU Prov Sultra pindah
lokasi dari di Jalan Dr. Ratulangi  No. 151 Kelurahan Kemaraya Kecamatan Mandonga
ke Jalan Kapt. Pierre Tendean No. 50 Baruga, dan bernama Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Bahteramas Prov. Sultra.
1. VISI
“Rumah Sakit Rujukan Pilihan di Indonesia Timur Tahun 2023”
2. MISI
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu yang   mengutamakan
keselamatan pasien.
2. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang berkualitas dan berdaya
saing.
3. Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit berbasis teknologi terkini
4. Meningkatkan kompetensi, profesionalisme dan kesejahteraan pegawai
5. Mewujudkan suasana rumah sakit yang asri, nyaman, komunikatif dan informatif
4. FASILITAS DAN PELAYANAN MEDIS
Instalasi Gawat Darurat 24 Jam
50 Tempat Tidur
Fasilitas di Instalasi Gawat Darurat RSUD Bahteramas :
 Kamar Operasi
 Laboratorium
 Radiologi
 Farmasi 24 Jam
 PONEK
Instalasi Rawat Jalan
 Poliklinik umum
 Medical check up
 Poliklinik penyakit dalam
 Poliklinik bedah umum
 Poliklinik kesehatan anak
 Poliklinik kebidanan dan penyakit kandungan
 Poliklinik saraf
 Poliklinik tht (telinga, hidung dan tenggorokan)
 Poliklinik mata
 Poliklinik kulit dan kelamin
 Poliklinik gigi dan mulut
 Poliklinik jantung dan pembuluh darah
 Poliklinik kesehatan jiwa
 Poliklinik gizi
 Poliklinik orthopedi dan traumatologi
 Poliklinik bedah tumor
 Poliklinik bedah digestive
 Poliklinik bedah plastik
 Poliklinik paru
 Poliklinik konseling & tes hiv
 Rehabilitasi medik (fisioterapi)
 Akupuntur
 Poliklinik geriatri
Instalasi Rawat Inap
Ruangan Kelas Vvip : Gedung Vvip
5 Tempat Tidur, Paviliun Terdiri Dari Kamar Pasien, Ruang Keluarga, Pantry, Ac, Kamar
Mandi Pasien, Kamar Mandi Keluarga, Tempat Tidur, Sofa Bed, Kursi Tamu, Pesawat
Televisi, Refrigerator.

Ruangan Kelas Vip : Gedung Laika Mendidoha Lt. 2


35 Tempat Tidur, 1 Tempat Tidur Dalam Satu Ruangan, Ac, Kamar Mandi Dalam, Tempat
Tidur, Sofa Bed, Kursi Tamu, Pesawat Televisi, Refrigerator.

Ruangan Kelas I : Gedung Laika Mendidoha Lt. 1


56 Tempat Tidur, Terdiri Dari 2 Tempat Tidur Dalam Satu Ruangan, Ac, Kamar Mandi
Dalam, Pesawat Televisi

Ruangan Kelas I : Gedung Lambu Barakati Lt. 1


34 Tempat Tidur, Terdiri Dari 2 Tempat Tidur Dalam Satu Ruangan, Ac, Kamar Mandi
Dalam, Pesawat Televisi

Ruangan Kelas Ii : Gedung Raha Mongkilo


37 Tempat Tidur, Terdiri Dari 3 – 4 Tempat Tidur Dalam Satu Ruangan, Exhaust Fan, Kamar
Mandi Dalam.

Ruangan Kelas Iii Bedah : Gedung Laika Waraka Lt. 1


50 Tempat Tidur, Terdiri Dari 4 – 6 Tempat Tidur Dalam Satu Ruangan, Exhaust Fan, Kamar
Mandi Dalam.
Ruangan Kelas Iii Obgyn : Gedung Laika Waraka Lt. 1
20 Tempat Tidur, Terdiri Dari 4 – 6 Tempat Tidur Dalam Satu Ruangan, Exhaust Fan, Kamar
Mandi Dalam.

Ruangan Kelas Iii Non Bedah : Gedung Laika Waraka Lt. 2


80 Tempat Tidur, Terdiri Dari 4 – 6 Tempat Tidur Dalam Satu Ruangan, Exhaust Fan, Kamar
Mandi Dalam.

Ruangan Anak : Gedung Lambu Barakati Lt. 2


40 Tempat Tidur

Ruangan Kelas Ii Obgyn : Gedung Tumbu Dadi


21 Tempat Tidur

Ruangan Perawatan Intensif Icu : Gedung Banua Poago


11 Tempat Tidur

Ruangan Perawatan Intensif Iccu : Gedung Banua Poago


7 Tempat Tidur

Ruangan Perawatan Intensif Nicu : Gedung Nicu


Nicu Incubator 10 Tempat Tidur

Nicu Tempat Tidur Biasa 15 Tempat Tidur

Ruangan Perawatan Intensif Picu : Gedung Picu


6 Tempat Tidur

Ruangan Perawatan Isolasi Khusus : Gedung Sapo Mononaa


14 Tempat Tidur

Penunjang
 Farmasi
 Rekam Medik
 Laboratorium Patologi Klinik
 Laboratorium Patologi Anatomi
 Radiologi
 Sterilisasi Sentral (Cssd)
 Sentral Gas Medik
 Gizi Sentral
 Binatu / Laundry
 Kamar Operasi Sentral (Ikos)
 Pemulasaran Jenazah
 Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit (Ipsrs)
 Ipal
Unit
 Hemodialisa (6 Tempat Tidur)
 Cathlab (Cath-Lab Ge Optima Igs 320)
 Kemoterapi (12 Tempat Tidur)
 Ambulance 118 (5 Unit)
 Transfusi Darah
Alat-Alat Terbaru
 Cathlab
 Laparascopy Digestive
 Laparascopy Urologi
 Ct-Scan (64 Slices)
 Usg 4 Dimensi
 Ambulance Vvip
 Transfusi Darah Mobile
 Perangkat Ventilator Terbaru
 Cssd : Low Temperature

DIREKSI
Dewan Direksi RSUD Bahteramas
DR. H. HASMUDIN, SP.B
Direktur RSUD Bahteramas
MUH. KASMAR, SKM, M.KES.
Wakil Direktur Perencanaan & Diklat
YANE ANASTASIA PATERNUS, SKM, MM
Wakil Direktur Umum & Keuangan
DR. AHMAD SAFARI SAMUD, M.KES, SP.AN
Wakil Direktur Pelayanan Medis
3. Jelaskan indicator-indikator pelayanan RS (BOR, AVLOS, TOI, BTO, GDR, NDR) dan
cara menghitungnya dengan memberikan masing-masing 1 contoh kasus!
Jawaban ;
INDIKATOR-INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat
pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indikator berikut
bersumber dari sensus harian rawat inap :
 BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed
count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR
adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini
memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai
parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Jumlah hari perawatan
Rumus BOR= X 100%
Jumlah tempat tidur X jumlah hari persatuan waktu

Keterangan :
 Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam satu hari kali jumlah
hari dalam satu satuan waktu
 Jumlah hari persatuan waktu, jika diukur persatu bulan maka jumlahnya 28-31 hari,
tergantung jumlah hari dalam bulan tersebut

 AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)


AVLOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization stay of inpatient
discharged during the period under consideration”. AVLOS menurut Depkes RI (2005)
adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping memberikan gambaran
tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum
nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Jumlah lama dirawat
Rumus AVLOS =
jumlah pasien keluar(hidup=mati)
 TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati
dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
( jumlah tempat tidur X periode )−hari perawatan
Rumus TOI =
jumlah pasien keluar( hidup+ mati)
 BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)
BTO menurut Huffman (1994) adalah “...the net effect of changed in occupancy rate and
length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur
pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.
Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
jumlah pasien keluar( hidup+mati )
Rumus BTO =
jumlah tempat tidur
 NDR (Net Death Rate)
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk
tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di
rumah sakit.
Jumlah pasien mati> 48 jam
Rumus NDR = X 100 %
Jumlah pasienkeluar (hidup +mati )
 GDR (Gross Death Rate)
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000
penderita keluar.
Jumlah pasien mati seluruhnya
Rumus GDR = X 100%
jumlah pasien keluar ( hidup +mati )

1. Contoh kasus BTO


Jumlah pasien keluar merupakan jumlah seluruh pasien yang telah dirawat dan telah
dinyatakan pulang baik hidup atau meninggal dalam periode tertentu (bulan/tahun). Atau
lebih sederhananya adalah jumlah pasien dirawat dalam periode tertentu (bulan/tahun)
dikurangi pasien yang masih dirawat. Contoh ; jumlah pasien dirawat di Ruangan A dalam
bulan Januari 2003 adalah 50 dikurangi jumlah pasien yang masih dirawat adalah 5 orang.
Maka jumlah pasin pulang adalah 45 orang.
Jumlah tempat tidur adalah jumlah tempat tidur yang diperuntukkan untuk perawatan
rawat inap di ruangan yang bersangkutan. Contoh di Ruangan A pada bulan Januari 2003
adalah 10 tempat tidur.
Penyelesaian :
jumlah pasien keluar(hi dup+ mati)
BTO =
jumlah tempat tidur
45
BTO = = 4,5 kali pemakaian / tempat tidur / bulan
10

2. Contoh Kasus BOR, ALOSdan TOI


Dalam suatu Rumah Sakit Y, setelah dilakukan perhitungan selama 30 hari didapatkan
jumlah hari perawatan sebanyak 4000 dan ada 200 tempat tidur. Jumlah pasien yang keluar
500 orang. Berapa BOR, ALOS dan TOI Di rumah sakit tersebut ?
Penyelesaian :
Jumlah hari perawatan
a. BOR = X 100%
Jumlah tempat tidur X jumlah hari persatuan waktu
400
= X 100 %
200 X 30
400
= X 100 %
6000
= 0,67 X 100 %
= 67 %

Jumlah hari perawatan pasien keluar


b. ALOS =
jumlah pasienkeluar
4000
=  
500
=  8 hari

( jumlah tempat tidur X periode )−hari perawatan


c. TOI    =   
jumlah pasienkeluar ( hidup+ mati )
( 200 X 30 )−4000
=
500
6000−400
=
500
2000
                =
500
= 4 hari

3. ContohKasus NDR dan GDR


Sebuah RS Umum dengan TT=397 mempunyai pasien keluar/ meninggal
17245 dalam tahun2015. Jumlah pasien meninggal = 470 dengan 79 meninggal <48
jam. JumlahHariRawat (Bed days) = 126975. Jumlah Lama Perawatan pasien keluar/
meninggal = 114940.
a. Angka Kematian Bersih (Net Death Rate) ?
b. Angka Kematian Kotor (Gross Death Rate) ?

Diket :
RS umum total TT = 397
Pasien keluar/ meninggal = 17245 pada tahun 2015
Jumlah pasien meninggal 470 dengan 79 meninggal <48 jam
Jumlah hari rawat 126975
Jumlah Lama Perawatan pasien keluar/ meninggal = 114940

Penyelesaian:
a. Angka kematian bersih (NDR) menurut standar nasional <2,5%
Jumlah pasien mati> 48 jam
NDR =  X 100 %
Jumlah pasienkeluar (hidup +mati )
391
NDR = X 100%
1725
NDR = 22%
b. Angka kematian Kotor (GDR) menurut standar nasional >3%
Jumlah pasien mati seluruhnya
GDR =  X 100%
jumlah pasien keluar ( hidup+mati )
470
GDR =   X 100 %
17245
GDR = 27%

Anda mungkin juga menyukai