JL. NO.66
TELP. (061) 7955114 (Hunting)
FAX (061) 7950114
LUBUK PAKAM – KAB DELI SERDANG
A. Latar Belakang
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman
dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia termasuk rumah sakit. Rumah
sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan yang merupakan rujukan pelayanan kesehatan
dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan
pemulihan bagi pasien.
Pedoman organisasi rumah sakit menyatakan bahwa rumah sakit harus melaksanakan
beberapa fungsi, satu diantaranya adalah fungsi menyelenggarakan pelayanan penunjang
medik dan non medik. Dalam hal penunjang medik salah satunya adalah pelayanan yang
penting yaitu pelayanan anastesi dan bedah.
Pelayanan Anasthesi dan Bedah adalah unit khusus dirumah sakit yang memberikan
pelayanan pembedahan dan anasthesi di instalasi bedah harus memiliki organisasi yang
memadai serta dipimpin oleh dokter bedah dengan petugas lain meliputi koordinator
pelayanan keperawatan instalasi bedah, asisten pelayanan keperawatan, perawat pelaksana,
CSSD (Central Supply Sterilisasi Departement).
Tujuan pelayanan Anasthesi dan Bedah adalah :
a. Memberikan pelayanan anasthesi dan bedah yang bermutu dan professional dengan
mengutamakan keselamatan pasien
b. Meningkatkan sumber daya manusia, sarana dan prasarana secara bertahap sesuai
standar yang berlaku.
Sejarah RS Grand Medistra tidak dapat dilepaskan dari sejarah pendahulunya, yaitu
Rumah Sakit . Sebelumnya, Yayasan yang membangun RS Grand Medistra telah mengelola
sebuah rumah sakit tipe B di Kabupaten Deli Serdang, yaitu Rumah Sakit , yang terletak di
kecamatan Delitua. Dengan bekal pengalaman mengelola Rumah Sakit Delitua tersebut,
akhirnya Yayasan Medistra sebagai Badan Hukum yang menaungi Rumah Sakit Grand
Medistra memutuskan untuk mendirikan sebuah Rumah sakit lagi di Lubuk Pakam, ibu kota
Kabupaten Deli Serdang. Setelah melalui Masa pembangunan sekitar 7 bulan, pada tanggal
02 Desember 2009, mulailah beroperasi RS Grand Medistra. Selain mengelola RS Grand
Medistra, Yayasan Medistra juga mengelola Institusi Pendidikan Kesehatan, yaitu Akper,
Akbid, dan STIKes Medistra. Selain menjadi pusat pelayanan bagi pasien, RS Grand Medistra
juga Berfungsi untuk memberikan bekal pengalaman melayani pasien dan konsumen Rumah
sakit lainnya bagi mahasiswa-mahasiswa profesi di Lembaga Pendidikan yang Dimiliki yayasan
tersebut. Didirikan sejalan dengan cita-citaakan suatu universal coverage bagi Seluruh
penduduk Indonesia, maka semenjak berdirinya RS Grand Medistra Memutuskan untuk
menjadi suatu rumah sakit yang bercirikan pelayanan sebaik-baiknya Bagi semua kalangan
dari berbagai latar belakang pasien dan konsumen Rumah sakit. Semenjak beroperasional, RS
Grand Medistra telah mengemban Amanat dari Pemerintah dengan menjadi rumah sakit
yang melayani peserta Jamkesmas. Seiring dengan perkembangan waktu, asuransi-asuransi
besarbaik yang berstatus BUMN seperti PT Jamsostek, PT Askes, PT AJ Inhealth, serta
asuransi yang berstatus swasta seperti Lippo Insurance, Astra Buana, BNI Life, Jasindo mulai
memberikan kepercayaan bagi RS Grand Medistra untuk dapat melayani peserta mereka.
Demikian pula perusahaan-perusahaan yang menetapkan Jaminan Pelayanan Kesehatan
Mandiri bagi karyawannya seperti PT Indofood Sukses Makmur, PT PLN, PT Kereta Api
Indonesia, PT Marajaya, dan beberapa perusahaan Lainnya mulai mempercayakan kesehatan
karyawannya kepada RS Grand Medistra Amanat yang begitu besar dari berbagai pihak
mendorong RS Grand Medistra Untuk terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan yang
dapat diberikan bagi konsumennya, dengan cara:
1. Senantiasa meningkatkan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia di Lingkungan
rumah sakit, untuk tercapainya pelayanan yang optimal bagi Konsumen rumah sakit,
2. Menciptakan kebersamaan dan kesepahaman di kalangan stakeholder internal Rumah
sakit sehingga, untuk memahami tujuan yang ingin dicapai melalui visi Dan misi
pelayanan rumah sakit,
3. Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan di rumah sakit, sehingga dapat
mengurangi ketidaknyamanan proses perujukan bagi konsumen rumah sakit,
4. Menjalin dan membina kerja sama dengan berbagai pihak yang dapat membantu
Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan di rumah sakit, Segenap manajemen RS
Grand Medistra menyadari bahwa semua harapan Diatas tidak akan dapat tercapai
tanpa diimbangi pemikiran dan kerja keras dari Segenap komponen stakeholder
rumah sakit, baik itu yayasan, manajemen, segenap Staf dan karyawan rumah sakit,
serta pihak eksternal yang terkait.
Pedoman Pengorganisasian Pokja PAB Page 3
Adapun penggunaan bangunan tahap pertama, kedua, ketiga dan keempat ini adalah
sebagai berikut :
Lantai I :
- Instalasi Gawat Darurat
- Instalasi Rawat Jalan terdiri dari :
Poli Penyakit Dalam
Poli Ortopedi
Poli Mata
Poli Fisiotrapi
Poli Kebidanan/Obgyn
Poli Anak
Poli Saraf
Poli Bedah
Poli Urologi
Poli Kardiologi/Treadmill
- Instalasi Rehabilitasi Medik
- Bagian Recepsionist (Pendaftaran)
- Bagian Keuangan / Kasir
- Bagian Humas
- Bagian Administrasi : BPJS
- Ruang Rawat Inap Nurse Station I dengan 11 bed
- Radiologi, CT Scan, USG.
- Ruang ICU,NICU,
- Ruang Kamar Bedah dengan empat ruang bedah +CSSD
- Bagian Farmasi
- Ruangan Hemodialisa (HD) kapasitas 16 mesin
- Bagian Gizi
- Ruangan Loundry
- Bagian Personalia
- Mushola
- Instalasi Gas Medis Sentral
- Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Lantai II :
Instalasi rawat jalan
Poli THT
Poli Kulit Kelamin
Poli Paru
Poli Gigi Dan Mulut
Poli kecantikan
Poli Endoscopy
Ruang Rekam Medis
Ruangan Laborotorium
Pedoman Pengorganisasian Pokja PAB Page 4
RUANGAN JUMLAH BED
Kelas Super VIP 8 (delapan) bed
Kelas VIP 14 (empatbelas) bed
Kelas I Ac 1 Bed 23 (duapuluhtiga) bed
Kelas 1 AC 2 Bed 14 14 (empatbelas) bed
Kelas I non AC 45 (empatpuluhlima) bed
Kelas II on AC 20 (duapuluh) bed
Kelas III Dewasa 103(seratustiga ) bed
Kelas III Anak 6(enam)bed
ICU 8 (delapan) bed ICU
NICU 3 (tiga) unit servo incubator
Perinatologi 8 (delapan) bed
TOTAL 252 (dua ratus lima puluh dua) bed Dalam
BAB III
VISI, MISI, , NILAI, DAN TUJUAN RUMAH SAKIT
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI Rumah Sakit
Lampiran I
Clinical Instructur
Perawat Pelaksana
CSSD
BAB V
Pelayanan kesehatan secara integral meliputi semua aspek pelayanan yang tidak
lepas dari staf ketenagaan dalam pelayanan. Mutu pelayanan kesehatan yang dirasakan
masyarakat dan pengguna jasa merupakan cerminan tentang gambaran kualitas pelayanan di
Pedoman Pengorganisasian Pokja PAB Page 7
rumah sakit. Untuk meningkatkan mutu pelayanan oleh tenaga kesehatan tetap optimal,
maka harus dijaga keseimbangan antara beban kerja, jumlah tenaga kerja dan kualitas tenaga
kerja. Untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien diperlukan struktur organisasi
instalasi bedah yakni bagan yang menggambarkan pembagian tugas, koordinasi, fungsi dan
kemenangan. Hal ini dimaksudkan untuk mewujudkan sistem kerja yang terarah dan
sistematis sehingga tercipta pelayanan yang mudah dipahami dan dilaksanakan oleh
pengguna jasa dan petugas pelaksana terkait guna meningkatkan mutu kinerja secara
berkesinambungan.
Struktur organisasi instalasi bedah menunjukkan adanya pembagian kerja dan
menunjukkan bagaimana kegiatan anastesi dan bedah yang berbeda-beda diintegrasikan.
Pelayanan bedah diselenggarakan dengan visi, misi, tujuan dan bagan organisasi yang
mencerminkan penyelenggaraan berdasarkan filosofi anatesi dan bedah. Bagan organisasi
adalah bagan yang menggambarkan pembagian tugas, koordinasi dan kewenangan serta
fungsi kerangka organisasi minimal mengakomodasi penyelenggaraaan pengelolaan
pelayanan anastesi dan bedah, manajemen mutu dan dan harus selalu dinamis sesuai
perubahan yang dilakukan tetap menjaga mutu sesuai harapan masyarakat dan pengguna
jasa. Didalam ketentuan yang mengatur instalasi bedah rumah sakit yakni dalam Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 983 / Menkes / SK / XI / 1992 terdapat ketentuan-
ketentuan yang mencakup struktur organisasi sebagai berikut :
1. Instalasi bedah berada dibawah tanggungjawab Direktur Medis dan Keperawatan
2. Instalasi bedah mempunyai tugas melaksanakan pelayanan anasthesi, pelayanan
bedah, pelayanan sedasi
3. Instalasi bedah dipimpin oleh pegawai dalam jabatan fungsional.
BAB VI
URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Lampiran II
C. Fungsi Pengawasan,
Pengendalian dan Penilaian
1. Melakukan penilaian terhadap
kedisiplinan dan kinerja perawat di
ruangan kamar bedah
2. Melakukan pengawasan dan
penilaian pelayanan keperawatan di
ruangan kamar bedah
3. Menilai ketertiban, keamanan, dan
kebersihan lingkungan di kamar
bedah
3 CLINICAL 1. Membimbing perawat a. Mengorientasikan peserta didik ke
Radiologi Laundry
Poliklinik Laboratorium
KAMAR
VK Farmasi
BEDAH
R.Rawat
Teknisi
UGD ICU GIZI
Keterangan Gambar :
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Pola ketenagaan dan kualifikasi tenaga perawat pelayanan anasthesi dan bedah
adalah :
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keahlian petugas pelayanan anasthesi
dan bedah dalam memberikan pelayanan medis perioperatif yang tepat dan cepat.
Tujuan Khusus
Meningkatkan keterampilan tenaga keperawatan sehingga kemampuan sesuai dengan
standar
Untuk mengimbangi kemampuan staf sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi
Untuk meningkatkan keterampilan khusus staf dalam pembedahan seperti bedah
jantung, urologi dan laparoskopi
Untuk meningkatkan penguasaan staf terhadap peralatan-peralatan khusus
Rincian Kegiatan
1. Pembentukan Tim Pembimbing Staf Bedah Pemula
2. Pelatihan pengenalan alat – alat / instrument bedah
3. Pelatihan perawatan perioperatif
4. Pelatihan teknik menghekting
5. Pelatihan teknik mengikat
6. Pelatihan pengenalan alat dan teknik untuk operasi kecil
7. Pelatihan pengenalan alat dan teknik untuk operasi sedang
8. Pelatihan pengenalan alat dan teknik untuk operasi besar
9. Pelatihan pengenalan alat – alat khusus (orthopedic, craniotomy, laparoskopi, FESS,
isolasi) dan penggunaannya
10. Pendidikan dan pelatihan staf ekstern tentang bedah jantung dan bedah laparaskopy.
BAB XI
PERTEMUAN/RAPAT
Kegiatan pertemuan / rapat dilakukan oleh semua bagian yang terkait Pelayanan
Anastesi Bedah, rapat dilakukan setiap bulannya
Topik :
Pelaksanaan kegiatan pelayanan di unit masing-masing
Masalah/kendala yang dihadapi di unit masing-masing
Pengertian
Pelaporan merupakan sistim atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala bentuk
kegiatan yang terkait dengan pemberian pelayanan pembedahan di instalasi bedah.
Jenis Laporan
Jenis – jenis laporan yang di buat oleh Kamar Bedah adalah sebagai berikut :
1. Laporan Harian
- Laporan rutinitas kegiatan pelayanan pembedahan, jumlah pembedahan, jenis
pembedahan setiap pagi hari
- Laporan monitoring pemakaian gas oksigen, N20