Anda di halaman 1dari 72

1.

Seorang perempuan 26 tahun datang ke poliklinik dengan ruam merah di pipi dan disertai nyeri pada
tangan sejak 3 bulan yang lalu. Ruam semakin memburuk pada paparan sinar matahari dan melibatkan
pipi, hidung, telinga, dan dagu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ruam malar, ulserasi muksoa mulut,
nyeri tekan dan bengkak pada sendi pergelangan tangan bilateral dan metakarpofalangeal (MCP) II-IV
bilateral. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 9.2 g/dL, hematokrit 28%, Leukosut 4500/µL, trombosit
90.000µL. Urinalisis proteinuria 3+.
Pemeriksaan autoantibodi yang paling spesifik untuk diagnosis kondisi ini adalah (SLE)
A. Anti-histon
B. Anti-Ro antibody
C. Anti-Sm antibody
D. Anticardiolipin antibody
E. Antinuclear antibody (ANA) PALING SPESIFIK

Seorang laki-laki 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kelemahan di kedua lengan dan tungkai
sejak 1 minggu lalu. Pasien sudah 3x masuk rumah sakit dengan keluhan yang sama. Tidak ada riwayat
muntah atau diare sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg,
frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi 20x/menit, suhu 36.8oC. Kekuatan otot ekstremitas

(3 semuanya)
Hasil laboratorium menunjukkan Hb 12.5 g/dL, leukosit 6.000/µL, trombosit 295.000/µL, ureum
20mg/dL, kreatinin 0.65 mg/dL, natrium 137 mEq/L, kalium 1,81 mEq/L, klorida 100mEq/L, magnesium
1,2 mg/dL. Analisis gas darah menunjukkan pH 7.58, PO2 90 mmhg, PCO2 40 mmHg, HCO3 38
mmol/L, kalium urin 50 mEq/24 jam, kalsium urin 70 mg/24 jam. Diagnosis yang paling mungkin pada
pasien ini adalah (ALKALOSIS, K URIN 50)
A. Sindrom Bartter > 20
B. Sindrom Gittelman <15
C. Hiperaldosteronisme primer TD meningkat, renin menurun, aldosteron meningkat
D. Renal tubular acidosis tipe I PROXIMAL- METABOLIK ASIDOSIS
E. Renal tubular acidosis tipe II DISTAL -METABOLIK ASIDOSIS

Seorang perempuan 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan susah buang air besar sejak 6 bulan
terakhir. Pasien sudah sering berkunjung ke praktik dokter namun keluhan masih terus ada sehingga
menyebabkan rasa tidak nyaman di perut, hingga menimbulkan rasa nyeri. Pasien masih dapat melakukan
kegiatan sehari-hari dengan baik. Pasien seorang ibu rumah tangga yang memiliki anak 5 orang. Yang
tertua SMA kelas 3 dan yang paling kecil berusia 3 tahun. Suami pasien adalah seorang pedagang keliling
yang sudha lebih dari 6 bulan ini tidak bekerja lagi karena kecelakaan yang menimpanya. Selama ini
pasien berupaya berdagang kue kecil-kecilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pada pemeriksaasn
fisik tidak didapatkan kelainan.
Patofisiologi yang paling tepat pada pasien ini adalah
A. Defisiensi dopamin
B. Defisiensi serotonin
C. Defisiensi asetilkolin
D. Defisiensi norepinephrine
E. Defisiensi kolesistokinin

64.
Seorang perempuan 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri perut hilang timbul sejak 4 bulan
yang lalu. Pasien telah dilakukan tindakan esofagogastroduodenoskopi dengan hasil terdapat benjolan
dengan diameter 2cm di submukosal antrum dan dilakukan biopsi pada bagian tersebut.

Dilanjutkan dengan tindakan Ultrasonografi endoskopik (EUS) didapatkan hasil lesi hipoekoik berbatas
tegas yang berasal dari lapisan muskularis propria, tidak ada pembesaran kelenja getah bening
paragastrik. Diagnosis pasien ini adalah.,,
A. Lipoma gaster
B. Pancreatic rest
C. Pulp inflamasi
D. Varises esofagus
E. Gastrointestinal stromal tumor

Seorang perempuan 53 tahun datang ke poliklinik dengan keluahn batuk sejak 1 bulan yang lalu. Pasien
juga mengeluh batuk berdahak disertai darah segar dan demam sejak 1 minggu yang lalu. Pasien
menjalani hemodialisis rutin 1 tahun terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan pasien 50
kg. Pada pemeriksaan sputum didapatkan BTA positif pada dua kali pemeriksaan sputum
Pilihan regimen obat anti tuberkulosis CKD 5 HD
A. R 450mg/hari, H 300mg/hari, Z 1000mg/hari, E 1000mg 3x/minggu
B. R 600mg/hari, H 400mg/hari, Z 1000mg 3x/minggu, E 1000mg/hari
C. R 450mg/hari, H 300mg/hari, Z 1000mg/minggu, E 1000mg 3x/minggu
D. R 600 mg/hari, H 400mg/hari, Z 1000mg/3x/minggu, E 1000mg/3x/minggu
E. R 450mg/hari, H 300mg/hari, Z 1000mg/3x/minggu, E 1000mg/3x/minggu

ckd 5 hd
R; <50= 450 1X/hari, >=50 : 600 mg/hari
INH 300 mg / hari
Pirazinamid 25-35 mg/kgbb 3x/minggu
E: 15-25 mg/kg 3x/minggu

65.
Seorang perempuan 68 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sering jatuh sejak 6 bulan terakhir.
Pasien mengeluh nyeri lutut sejak 2 tahun yang lalu dan timbul terutama bila naik turun tangga. Pasien
selama ini mengkonsumsi obat lisinopril 1 x 109 mg dan metformin 3 x 500mg. Pemeriksaan fisik
menunjukkan tekanan darah berbaring 150/90 mmHg, tekanan darah duduk 140/60 mmHg. Pemeriksaan
amta menunjukkan shadow test positif. Hasil uji monofilamen negatif pada beberapa titik. Pada
pemeriksaan lutut didapatkan krepitasi bilateral. Pmeriksaan fisik lain dan tanda vital normal. Hasil
laboratorium menunjukkan glukosa darah sewaktu 280mg/dl, HbA1C 10%, hasil urinalisis protein 2+
Faktor risiko intrinsik penyebab keluhan utama pasien adalah
A. Neuropati otonom, katarak, metformin
B. Katarak, hipertensi orthostatik, obat lisinopril
C. Diabetes tidak terkontrol, OA genu, nefropati
D. Hipotensi orthostatik, OA genu, diabetes tidak terkontrol.
E. OA genu, hipertensi ortostatik, neuropati proprioseptif

63/95
Seorang perempuan 26 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan jantung berdebar-debar dalam 4 bulan
terakhir. Pasien juga mengeluhkan hal ini terjadi tidak menentu weaktunya, kadang saat pasien dirumah
sendirian atau juga di luar rumah, baik sedang melakukan kegiatan atau tidak. Kondisi ini disertai dengan
dada terasa berat, rasa tercekik dan pusing. Jika kondisi ini muncul pasien akan menghubungi
keluarganya dan juga kadang berobat ke rumah sakit baru pasien bisa merasa lebih lega. Pasien
menuturkan bahwa keadaan ini terjadi setelah ibu pasien meninggal dunia karena COVID-19. Pasien anak
tunggal dan ayahnya sudah lama meninggal. Keluarga yang terdekat ada, mereka tinggal sekitar dua
rumah dari tempat tinggal pasien. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg,
frekuensi nadi 105x/menit reguler. Hasil EKG menunjukkan sinus takikardi.
Tatalaksana yang paling tepat pada kondisi pasien saat ini adalah GANGGUAN PANIK
A. Ventilasi dan diberikan tablet amitriptillin
B. Psikoedukasi dan diberikan tablet setralin
C. Terapi perilaku dan diberikan tablet lorazepam
D. Psikoterapi suportif dan diberikan terapi alprazolam
E. Psikoterapi suportif, diberikan tablet alprazolam dan fluoxetine

Seorang laki-laki 75 tahun dibawa ke IGD karena nyeri post amputasi kaki kiri yang dialami 1 bulan
sebelum masuk rumah sakit. Sebelum amputasi, pasien masih aktif bergabung dengan kegiatan di
daerahnya, namun setelah amputasi, pasien akhirnya banyak berada di rumah dan mobilitas dibantu oleh
istrinya. Semenjak amputasi, pasien sering merasa murung, sering cepat tersinggung, malas makan, dan
terkadang menolak untuk minum obat karena merasa tidak ada harapan untuk hidup. Pada saat perawtan
beberapa kali pasien menyatakan niat untuk mengakhiri kehidupan sambil menangis.
Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah (DEPRESI PADA ORANG TUA : SSRI, TRAZODONE)
A. Alprazolam dan psikoterapi suportif PANIK DISORDER
B. Fluoxetine dan psikoterapi suportif
C. Amitriptilin (DEPRESI PADA ORANG MUDA) dan terapi elektrokonvulsi
D. Fluoxetine dan Cognitive behavioral therapy (DA COSTA/ HEART NEUROSIS)
E. Amitriptillin dan Cognitive behavioral therapy

Seorang perempuan 60 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan terasa melayang saat berubah posisi.
Pasien sudah beberapa kali terjatuh. Pasien memiliki diabetes mellitus dan rutin minum metformin.
Asupan makan dan minum pasien baik. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah berbaring
120/80 mmhg, tekanan darah duduk 100/70 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit. Pemeriksaan fisik lain
dalam batas normal. Pemeriksaan keseimbangan normal. Hasil laboratorium menunjukkan HbA1c 9% (N
< 5.7%).
Penyebab keluhan utama pasien yang paling tepat adalah…
A. Peningkatan volume intravaskular disertai peningkatan perfusi serebral
B. Penurunan aliran darah ke jantung disertai disfungsi saraf otonom
C. Proses degeneratif pada koklea disertai difungsi saraf perifer
D. Penurunan aliran darah balik vena dan aterosklerosis serebral
E. Disfungsi saraf perifer dan penurunan perfusi serebral
Seorang perempuan 41 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kulit mengeras sejak 8 bulan yang lalu.
Pasien juga sulit membuka mulut, kembung, suliut menelan, rasa terbakar di dada dan kebiruan pada jari
tangan bila udara dingin. Pasien tidak pernah berobat sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 118x/menit, frekuensi nafas 26x/menit, didapatkan salt and
pepper appearance pada kulit. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 12.1 g/dL, leukosit 6.700/µL,
trombosit 181.000/µL, ureum 22g/dL, kreatinin 1.1 g/dL, LED 115mm/jam, ANA IF 1:320, anti Sci 70-
positif, dan dari foto thorax didapatkan fibrosis paru
Patogenesis spesifik pada kasus ini adalah. SISTEMIK SKLEROSIS
A. Proliferasi fibrosis pada jaringan akibat disregulasi imun (GANGGUAN AUTOIMUN)
B. Tromboemboli pada berbagai organ akibat aktivasi imun
C. Aktivasi sitokin proinflamasi yang diinduksi infeksi
D. Trombosis akibat destruksi vaskular jaringan
E. Deposisi kompleks imun pada organ

Seorang laki-laki 43 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam, menggigil, sesak nafas, batuk,
dan nyeri dada sejak 2 minggu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan
darah 130/90 mmHg, frekuensi nadi 106x/menit, frekuensi nafas 26x/menit, suhu 38.8 oC terdapat
murmur pada katup mitral. Setelah dilakukan kultur dara didapatkan mikroorganisme yang sama
secara konsisten pada 2 kultur darah terpisah. Dari pemeriksaan ekokardiografi didapatkan vegetasi.
Diagnosa yang mungki EI
A. Perikarditis (FRICTION RUB, ECCHO: EFUSI PERIKARD, PENEBALAN DINDING JANTUNG)
B. Miokarditis (PASCA INFEKSI VIRUS, KETEBALAN JANTUNG MENINGKAT)
C. Atrial myxoma (TUMOR JINAK, ADA BUKTI MYXOMA)
D. Demam rematik (ASTO +, ATRALGIA, DNA SEL B +, NODUL SUBKUTAN )
E. Endokarditis infektif (REGURGITASI, ECCHOl: VEGETASI MIKROORGANISME
KONSISTEN)

70
Seorang laki-laki 78 tahun dibawa keluarga ke poliklinik untuk kontrol rutin. Pada penapisan
menggunakan mini nutritional assessment (MNA) didapatkan skor 10, dilakukan pengkajian lanjuta
didapatkan skor indikator malnutrisi 19. Pasien memiliki riwayat diabetes melitus sejak 2 tahun yang lalu
dan riwayat stroke 2 tahun yang lalu. Saat ini pasien lebih banyak beraktivitas di tempat tidur saja. Tidak
ditemukan adanya ulkus decubitus. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/80mmHg,
frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi anfas 20x/menit, berat badan 60kg, tinggai badan 162 cm
Tatalaksana nutrisi yang tepat pada pasien tersebut adalah.
A. Target pemberian kalori 30 kkal/KgBB/hari, protein 1.2g/kgBB, cairan 30ml/kgBB/hari
B. Target pemberian kalori 35 kkal/KgBB/hari, protein 1.2 g/kgBB< cairan 30ml/kgBB/hari
C. Target pemberian kalori 35 kkal/KgBB/hari, protein 1,2g/kgBB, cairan 25ml/kgBB/hari
D. Target pemberian kalori 35 kkal/KgBB/hari, protein 1g/kgBB, cairan 30ml/kgBB/hari
E. Target pemberian kalori 30 kkal/kgBB/hari, protein 1g/kgBB, cairan 25ml/kgBB/hari

78
Seorang perempuan 60th datang ke poliklinik dengan membawa hasil laboratorium urem 56mg/dL,
kreatinin 2.1mg/dL. eGFR menurut CKD-EPI 25ml/menit/1.73m2. Pasien memiliki riwayat diabetes
mellitus tipe 2 sejak 10 tahun yang lalu dan hipertensi sejak 5 tahun yang lalu.
Anjuran diet yang sebaiknya diberikan pada pasien ini adalah
A. Asupan protein 0.3-0.5 g/kgBB/hari dan tambahan asupan kalsium
B. Asupan protein 0.3-0.5 g/kgBB/hari dan pembatasan asupan fosfat
C. Asupan protein 0.6-0.8 g/kgBB/hari dan tambahan asupan kalsium
D. Asupan protein 0.6-0.8 g/kgBB/hari dan pembatasan asupan fosfat <=10
E. Asupan protein 1.0-1.2 g/kgBB/hari dan pembatasan asupan fosfat

92
Seorang perempuan 26 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien juga mengeluhkan sering pusing dan berdebar-debar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
compos mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, frekuensi nadi 84x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu
36.8oC, konjungtiva pucat dan sklera ikterik. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 8.4 gr/dL, hematokrit
25.6%, MCV 95 fL, MCH 32 pg, leukosit 6.500µL, trombosit 235.000/µL, retikulosit index 5%, bilirubin
total 4mg/dL, bilirubin direk 0.8 mg/dL, bilirubin indirek 3.2 mg/dL. LDH 720 U/L, hasil DAT ( Direct
Antiglobulin Test) positif tes IgG dan C3D positif.
Pemeriksaan lanjutan yang diperlukan pada pasien ini adalah ANEMIA HEMOLITIK IMUN ( AIHA)
BIASA PADA SLE, TIPE HANGAT (IgG DAN C3D +, TIPE DINGIN C3 +)
A. Analisa Hb (HB ELEKTROFORESIS PADA THALASEMIA)
B. Imunofiksasi serum (MM)
C. Antinuclear antibody
D. Elektroforesis protein (MM)
E. CD56 dan CD59 darah tepi

Seorang laki-laki 60 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri di perut kanan atas sejak 6 bulan
tetapi masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 10.4 g/dL,
eluskot 5.200/µL, trombosit 90.000/µL, albumin 2,7 gr/dL, globulin 3.1 g/dL, bilirubin total 3,4 mg/dL,
bilirubin direk 2.8 mg/dL, PT 18,7 detik (kontrol 13 detik). Hasil CT scan menunjukkan adanya massa
berukuran 4 x 4,5 cm x 4,8 cm di lobus kanan hati, kedua lobus hati mengecil, tampak asites dan trombus
di vena porta
Tatalaksana yang paling tepat untuk pasien ini CHILD PUGH C (11)
A. Kemoterapi
B. Reseksi tumor
C. Best supportive care (BSC)
D. Radiofrequency ablation (RFA)
E. Transarterial chemoembolization (TACE)

Seorang perempuan 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas sejak 1 hari sebelum masuk rumah
sakit. Pasien pasca kemoterapi RCHOP ke-3 untuk limfoma Hodgkin diffuse large B cell. Tidak ada
riwayat perdarahan. Pada pemeriksan fisik didapatkan kesadaran compos mentis. Tekanan darah 130/80
mmHg, frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi nafas 18x/menit, suhu 37 0C, konjungtiva pucat. Hasil
laboratorium menunjukkan Hb 6.8g/dL, leukosit 2.800/µL, trombosit 128.000/µL. Pasien kemudian
mendapatkan transfusi packed red cell (PRC) 500cc. Empat jam setelah transfusi PC pertama selesai
pasien mengalami sesak nafas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/80 mmHg,
frekuensi nadi 120x/menit, frekuensi nafas 30x/menit, suhu 37.2 oC, JVP 5+0 cmH2O, dan ronki halus di
seluruh lapangan paru. Analisa gas darah menunjukkan pH 7.35 PCO 2 40 mmHg, PO2 85 mmHg HCO2 35
mmol/L
Tatalaksana reaksi transfusi pada TRALI
A. Ventilasi mekanik (KU BERAT)
B. Hidrokortison 100mg intravena
C. Oksigenasi dengan non-rebreathing face mask
D. Deksametthasone 10mg intravena bolus dan difenhidramin 10mg intravena
E. Furosemide injeksi 40mg intravena dan deksamethasone 10mg intravena bolus

94
Seorang laki-laki 55 tahun datang ke poliklinik untuk toleransi operasi hernia elektif. Pasien memiliki
riwayat merokok sejak usia 17 tahun. Pasien mengeluh sesak sejak usia 40 tahun yang memberat jika
beraktivitas. Sebelumnya pasien sudah rutin menggunakan obat inhaler dan dari dokter. Pasien juga
memiliki riwayat hipertensi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 133/70 mmHg, frekuensi
nadi 90x/menit, frekuensi nafas 25x/menit, suhu 36.7C, BMI 37/kgm2, saturasi O2 95% room air.
Auskultasi paru didapatkan wheezing.
Faktor risiko pada pasien yang meningkatkan risiko operasi adalah
A. Obesitas dan PPOK
b. Hipertensi dan obesitas
C. Perokok dan jenis operasi
D. Jenis operasi dan hipertensi
E. Hipertensi dan jenis kelamin

96
Seorang perempuan 37 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan utama nyeri dada, sesak anfas, pusing,
dan kelelahan sejak 1 hari yang lalu. Keluhan ini sudah berlangsung sejak 6 bulan yang lalu. Hilang
timbul terutama menjelang haid. Pasien riwayat didiagnosis dengan endometriosis panggul. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 110/80 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi nafas
22x/menit, sudut 36.2C. Pada pemeriksaan fisik paru kanan didapatkan perkusi hipersonor, fremitus taktil
menurun
Diagnosis yang paling tepat pada pasien ini adalah PNEUMOTHORAX
A. Pneumotoraks spontan sekunder ( ADA PENYAKIT PARU YANG MENDASARI MIS: PPOK,
HIPOKSIA)
B. Pneumotoraks spontan primer (PEROKOK, TANPA MASALAH PARU, NYERI DADA DAN
SESAK RINGAN)
C. Pneumotoraks catamenial (SAAT HAID, PEREMPUAN 30-40 TAHUN)
D. Pneumotoraks traumatik LUKA TUSUK
E. Tension pneumotoraks HIPOKSIA BERAT

97
Seorang perempuan 21 tahun dibawa ke IGd dengan keluahn sesak nafas sejak 1 hari terakhir yang
dirasakan bertambah berat. Pasien juga mengeluhkan adanya mual, muntah, lesu, dan lemah. Terdapat
raiwayat diabetes mellitus tipe 1 yang diterapi dengan insulin 1 hari sebelumnya. Pada pemeriskaan fisik
didapatkan respon ada tetpai lemah, tekanan darah 80/40mmHg, frekuensi andi 112xx/menit, nafas cepat
dan dalam, selaput lendir kering, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Hasil laboratorium yang
menunjukkan kelainan adalah glukosa darah 720mg/dL, antrium 126 mEq/L, magnesium 1.2mg/dL,
ureum 76/mgdL, kreatinin 2.2 mg/dl. Bikarbonat 10mmol/L, klorida 88 mEq/ KAD DD HHS
A. Pemberian cairan kristaloid untuk rehidarsi
B. Pemberian NaCL 3% untuk koreksi hyponatremia
C. Pemberian insulin subkutan untuk regulasi gula darah
D. Pemberian antibiotik intravena untuk mengatasi pneumonia
E. Pemberian natrium bikarbonat untuk kondisi asidosis metabolik

98
Seorang laki-laki 43 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bengkak di kedua tangan dan kaki. Pasien
memiliki riwayat artritis psoriatic sejak 1 tahun dan hanya minum obat anti nyeri namun keluhan belum
membaik. Pada pemeriksaan didapatkan artritis pada metakarpofalang (MCP) II-IV dan distal
interphalangeal (DIP) II-IV bilateral, serta metatasofalangeal (MTP) I-V bilateral. Pada pemeriksaan foto
rontgen tangan didapatkan gambaran erosi. Pasien sebelumnya pernah mendapatkan metotreksat namun
dihentikan oleh dokter karena mengalami gangguan fungsi hati.
Pilihan pengobatan yang paling baik pada pasien ini saat ini adalah.
A. Azatioprin
B. Siklosporin
C. Leflunomide
D. Sulfasalazin
E. Asam mikofenolat

Seorang laki-laki 32 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan lemah badan sejak di PHK 3 bulan yang
lalu. Pasien juga mengeluh sering tidur, malas keluar rumah dan sering menyendiri. Pada saat pasien
kuliah pernah bermasalah dengan studinya dan dikeluarkan dari fakultas. Pasien sering mengeluh nyeri
daerah punggung, bahu, dan paha. Pemeriksaan fisik didapatkan tidak ada kelainan dan pemeriksaan
laboratorium dalam batas normal.
Terapi yang paling tepat pada pasien ini adalah DEPRESI
A. Sertralin (SSRI, FLUOXETIN)
B. Bupropion (GAD)
C. Maprotilin ( DEPRESI DENGAN GANGGUAN TIDUR)
D. Alprazolam PANIK DISORDER
E. Klomipiramin

Seorang perempuan 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam tinggi sejak 7 hari yagn lalu disertai
menggigil dan berkeringan. …. pada punggung kiri seperti ditusuk-tusuk. Pasien juga mengeluh batuk
disertai dahak warna putih kental dan nyeri tenggorokan. Pemeriksan fisik jantung didapatkan murmur
diastolic di ICS V midklavikula kiri. Pemeriksaan kultur darah didapat Streptococcus spp.
Pemeriksaan yang harus dilakukan utnuk menegakkan diagnosis pasti pada pasien ini adalah dEMAM
REMATIK JANTUNG
A. Memastikan pengguna intraverna drug user
B. Mencari Osler’s nodes
C. Ekokardiografi
D. Foto rontgen
E. ASTO

98.
Seorang permepuan 28 tahun didiagnosis HIV sejak 5 tahun yang lalu dan selama ini minum ARV,
tenofovir, efavirenz teratur sampai tahun lalu, pasien kontrol teratur. Tahun 2020 karena terkendala
COVID-19, pasien hanya mengambil obat saja. Tidak ada keluhan apapun yang dirasakan pasien saat ini.
Hasil CD4 serial juli 2019 687 sel/µL (CD4 tertinggi). Desember 2019 453 sel/µL, Januari 2021 327
sel/µL.
Diagnosis rencana pemeriksaan dan terapi yang tepat bagi pasien saat ini adalah.
A. Gagal virologis, memeriksa serial CD4, nelanjutkan ARV
B. Gagal imunologis, memeriksa HIV RNA, melanjutkan ARV
C. Gagal klinis, memeriksa serial CD4, mengganti ARV menjadi lini 2
D. Gagal virologis, memeriksa HIV RNA< mengganti ARV menjadi lini 2
E. Gagal imunologis, memeriksa serial CD4, mengganti ARV menjadi lini 2
99
Seorang perempuan 33 tahund atang ke poliklinik dengna keluhan berdebar dan banyak keringat, mata
membesar, dan sesak saat beraktivitas sejak 2 hari yang lalu. Pada pemeriksaawn fisik didapatkan tekanan
darah 140/60mmHg, frekuensi jantung 130x/menit, frekuensi nadi 110x/menit, tidak teratur, frekuensi
nafas 24x/menit, suhu 37C, auskultasi suara jantung terdengar Means-Lehrman scratch (mid sistolik
murmur di katup mitral). Gambaran EKG sebagai berikut

Hasil laboratorium menunjukkan FT4 7.7 mg/dL, TSHs 0.01 µIU/mL, SGOT 175 u/L, SGPT 155 U/L.
Tatalaksana yang paling tepat untuk mengatasi gangguan irama jantung pada pasien ini adalah
HIPERTIROID GRAVES DISEASE
A. Kardioversi elektrik, dilanjutkan pemberian propiltiourasil 3 x 100 mg
B. Pemberian propiltiourasil 3 x 100mg dan karvedilol 2 x 6.25 mg
C. Pemberian propiltiourasil 3 x 100mg dan propranolol 3 x 10 mg
D. Pemberian metimazol 1 x 20mg dan propranolol 3 x 10 mg
E. Pemberian metimazol 1 x 20 mg dan propranolol 3 x 10 mg
F. Pemberian metimazol 1 x 20mg dan digoxin tab 25 mg

100
Seorang perempuan 32 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sering mimisan sejak 1 minggu. Pasien
juga mengeluh gusi berdarah serta mudah memar jika anggota tubuh terbentur sesuatu. Tidak ada riwayat
demam, nyeri sendi, maupun konsumsi obat-obatan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
118/76 mmHg, frekuensi nadi 84x/menit, frekuensi anfas 18x/menit, suhu 36.9C, konjungtiva pucat,
perdarahan gusi, tidak ada hipertrofi gingiva, ditemukan ekimosis dan purpura di kedua ekstremitas. Hasil
laboratorium menunjukkan Hb 11.4g/dL, leukosit 5.300/µL, hitung jenis 0/0/6/68/20/6, trombosit
23.000/µL. Pada phapusan darah tepi didapatkan gambaran giant thrombocyte.
Terapi awal yang dapat diberikan pada pasien ini dalah ITP
A. Transfusi TC
B. Etrombopag `1 x 25 mg
C. Siklosporin 2 mg/kgBB/hari
D. Imunoglobulin 1g/kgBB/hari
E. Prednison 1-1.5 mg/kgBB/hari
Seorang laki-laki 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak dan batuk berdahak yang lama tidak
sembuh. Pasien memiliki riwayat merokok 2 bungkus per hari sejak usia 21 tahun. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan bentuk dada tong (barrel chest) dengan frekuensi nafas 26x/menit, saturasi oksigen 91% tanpa
pemberian oksigen, didapatkan hipersonor pada kedua lapang paru dan suara nafas vesikuler melemah.
Pasien disarankan pemeriksaan spirometry.
Hasil pemeriksaan fungsi paru yang diharapkan adalah
A. FEV1 menurun, FVC normal/menurun, rasio FEV1/FVC menurun dan TLC menurun
B. FEV1 menurun, FVC normal/menurun, rasio FEV1/FVC menurun dan TLC naik
C. FEV1 menurun, FVC normal/menurun, rasio FEV1/FVC naik dan TLC naik
D. FEV1 menurun, FVC menurun, rasio FEV1/FVC normal dan TLC menurun
E. FEV1 menurun, FVC menurun, rasio FEV1/FVC naik dan TLC menurun

Seorang pasien datang ke poliklinik dengan keluhan BAK berpasir sejak 1 hari yang lalu. Pasien juga
mengeluh pinggang kiri terasa tidak nyaman. Hasil pemeriksaan urinalisis saat itu didapatkan eritrosit
20/LPB, leukosit 2-3/LPB, protein trace. Dari pemeriksaan CT urografi non kontras didapatkan batu
ginjal kiri dengan ukuran 10mm dan tidak ditemukan dilatasi pelvis renalis.
Tatalaksana definitif yang paling tepat pada pasien ini adalah.
A. Nefrostomi
B. Urehtroskopi dan litotripsi
C. Percutaneous nephrolithotomy (PCNL) >3
D. Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL)
E. Medika mentosa dengan memberikan alpha blocker

Seorang laki-laki 47 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan wajah kemerahan dan nyeri sejak 1 bulan
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/100mmHg, frekuensi nadi 100x/menit,
frekuensi nafas 20x/menit, suhu 37C, pada mata didapatkan enoftalmos, terdapat anhidrosis serta
paraplegia. Pada pemeriksaan penunjang urin didapatkan adanya Vinil Mandelic Acids (VMA). Pada CT
scan toraks didapatkan adanya masssaz di mediastinum posterior.
Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah. PENYAKIT MEDIASTINUM
A. Limfoma
B. Kista enteric (BERADA DI ESOBAGUS
C. Ganglioneuroma BERGABUNG BERSAMA NEUROBLASTOMA: FI
D. Kista bronkogenikSERING DITEMUKAN DI PARATRAKEA ATAU DEKAT KARINA
E. Germ cell neoplasma
Seorang perempuan 30 tahun menjalani laparoskopi elektif kolesistektomi. Pada hari ke-3 operasi, pasien
mengalami demam. Pasien mengalami nyeri di kuadran kanan atas yang persisten, sehingga pada hari ke-
6 post operasi dilakukan CT-scan abdomen dengan kontras dan didapatkan cairan 5x7 cm dikuadaran
kanan atas. Lalu dilakukan drainase dan didapatkan cairan kekuningan. Kultur cairan menunjukkan
MRSA.
Interpretasi hasil kultur dan tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah
A. Infeksi MRSA, linezolid 3x600mg
B. Infeksi MRSA, vankomisin 4 x 500mg
C. Kolonisasi MRSA, klindamisin 3 x 600mg
D. Kolonisasi MRSA, lakukan dekolonisasi dengan mandi klorheksidin
E. Kolonisasi MRSA, lakukan dekolonisasi dengan pemberian mupirocin

Seorang laki-laki 24 tahun datang ke poliklinik dengan keluhanbentol, kemerahan disertai rasa panas dan
gatal, serta bengkak di mata sejak 1 minggu yang lalu. Pada saat pasien berusia 5 tahun terdapat riwayt
eksim tetapi saat ini sudah tidak pernah kambuh. Pada saat itu, oleh dokter pasien dikatakan alergi susu
sapi. Nenek pasien menderita sakit asma.
Rencana diagnosis paling tepat yang bisa dilakukan pada saat ini adalah
A. Patch test
B. Skin prick test
C. Pemeriksan IgE total
D. Pemeriksaan IgE spesifik
E. Pemeriksaan eosinofil darah

Seorang laki-laki 50 tahun dengan diagnosis sirosis hati telah menjalani tindakan parasentesis abdomen
atas indikasi asites yang tidak mempan terhadap diuretik. Volume cairan asites yang dikeluarkan
sebanyak 5 liter. Hasil laboratorium sebelum tindakan menunjukkan hb10 g/dL, leukosit 4.500 sel/µL,
trombosit 90.000/µL, albumin 3 gr/dL. PT 14 detik (kontrol 12 detik). APTT 36 detik (kontrol 30
detik).
Tatalaksana yang perlu diberikan untuk mencegah komplikasi adalah
A. Injeksi vitamin K 10mg intravena
B. Transfusi TC pooled I unit
C. Infus albumin 25% 100 cc
D. Infus albumin 20% 200cc
E. Transfusi TC 10 unit

Seorang laki-laki 54 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 6
jam sebelumnya. Pasien mudah merasakan demam tinggi disertai batuk berdahak kuning kehijauan sejak
4 hari yang lalu, yang bertambah berat walaupun telah minum cefixime 2 x 200mg sejak 2 hari yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, tekanan darah 80/60 mmHg, frekuensi nadi
112x/menit, isi lemah, frekuensi nafas 30 menit, suhu 36.2 oC, suara nafas bronkovesikuler, ronki basah
kasar pada kedua lapang paru. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 11,1 g/dL, leukosit 28.300/µL,
trombosit 87.000/µL.
Target resusitasi yang harus segera dicapai oleh pasien adalah
A. ScVO2 > 709%, normalisasi laktat
B. Mean arterial pressure >65 mmHg, ScvO2 > 70%
C. Central venous pressure 8-12 mmHg, ScVO2 > 70%
D. Mean arterial pressure >65 mmHg, normalisasi laktat
E. Central venous pressure 8-12 mmHg, mean arterial pressure >65 mmHg

Seorang laki-laki 70 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sulit buang air besar (BAB) sejak 7 bulan
terakhir. Pasien mengatakan harus mengejan saat BAB karena fesesnya keras dan sulit keluar. Pasien
sering menggunakan obat pencahar supaya bisa BAB.
Patofisiologi yang mendasari kelainan pasien ini adalah
A. Berkurangnya rangsang saraf pada otot polos sirkuler yang dapat menyebabkan menajangya waktu
gerakan usus
B. Bertambahnya usia menyebabkan berkurangnya motilitas kolon
C. Meningkatnya respon motorik dari sigmoid
D. Kadar plasma beta endorfin yang menurun
E. Penurunan reseptor opiat endogen di usus

Seorang laki-laki 54 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas memberat sejak 3 jam yang lalu.
Pasien memiliki riwayat hipertensi lama namun tidak minum obat sejak 1 minggu yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 220/120 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, reguler,
frekuensi nafas 24x/menit, suhu 370C dan ronki basah halus pada kedua paru. Hasil laboratorium
menunjukkan Hb 11 g/dL, leukosit 7.400/µL, trombosit 185.000/µL, ureum 58mg/dL, kreatinin
1,8mg/dL. Hasil rontgen toraks menunjukkan gambaran bendungan paru dengan kardiomegali.
Tatalaksana yang paling tepat untuk kasus ini adalah
A. Furosemid intravena 5mg/Jam
B. Klonidin intravena 150mcg dalam 10 menit
C. Nikardipin intravena 5mg/jam dinaikkan setiap 15 menit
D. Nitrogliserin intravena 5mg/menit dinaikkan tipa 5 menit
E. Diltiazem intravena 0.25mg/kg dosis awal dalam 2 menit, dilanjutkan 5mg per jam

Seorang laki-laki 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang semakin memberat sejak 1
minggu terakhir. Riwayat batuk kering sejak 1 bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus
sejak 5 tahun yang lalu dan mendapatkan terapi metformin 3x500mg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 120/72 mmhg, frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi nafas 28x/menit, suhu 37.2C, dan
saturasi O2 96%, perkusi paru kiri redup dan bunyi nafas di paru kiri bawah menurun disertai dengan
ronki basah nyaring di paru kiri. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 10g/dL, leukosit 9.800 sel/µL, dan
LED 85mm/jam. Foto toraks menunjukkan efusi pleura kiri setinggi ICS III dan infiltrat di apeks paru
bilateral. Hasil torakosentesis menunjukkan efusi eksudatif dengan jumlah leukosit 3.500/ml dengan
predominan mononuklear (90%), sitologi sel ganas negatif, ADA 85 IU/L
Terapi farmakologis untuk pasien ini adalah
A. OAT kategori I
B. OAT kategori I + antibiotika non spesifik
C. OAT kategori I + prednisolone 0.5 – 1mng/kgBB
D. OAT kategori I + prednisolone 1 – 2 mg/kgBB
E. OAT kategori I + prednisolone 0.5 – 1 mg/kgBB + antibiotika non spesifik

Seorang perempuan 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan utama sesak nafas yang memberat sejak 2
hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh batuk kering. Pasien memiliki riwayat penyakit
jantung koroner dengan left ventricular ejection fraction (LVEF) 30%,. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 110/90 mmHg, frekuensi andi 112x/menit, frekuensi anfas 26x/menit, suhu
37.oC. Pada pemeriksaan paru didapatkan vokal fremitus paru kiri menurun, perkusi redup, suara nafas
vesikuler melemah sampai hialng, tidak ditemukan ronki. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit
10.300/µL, LDH 114 U/L, protein 4 gr/dL. Pada foto toraks didapatkan kardiomegali dan terdapat efusi
pleura kanan setinggi ICS V. Pasca pungsi didapatkan pH 7.38, LDH cairan pleura 40U/L, protein 1,8
g/dL, dan tidak ditemukan kuman pada pemeriksaan gram.
Tatalaksana efusi pleura yang perlu diberikan pada pasien ini adalah …
A. Diuretik
B. Torakosentesis
C. Antibiotik dan Mukolitik
D. Pasang drainase selang besar (water sealed drainage)
E. Pasang keteter pleura permanen (indwelling pleural catheter)

Seorang laki-laki 52 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pinggang sejak 1 hari yang lalu.
Nyeri pinggang dirasakan setelah pasien mengendarai motor jarak jauh. Pasien memiliki riwayat asma
dan menggunakan steroid inhalasi bila serangna saja. Dalam 1 tahun terakhir pasien hanya mengalami 2x
seraengan asma. Pasien pernah menjalani hemigastrektomi 10 tahun yang lalu. Dokter menyarankan
pasien untuk menjalani densitometri dan foto rontgen vertebra.
Indikasi untuk pemeriksaan densitometri tulang pada pasien ini adalah
A. Riwayat penggunaan steroid
B. Laki-laki diatas 50 tahun
C. Hemigastrektomi
D. Nyeri pinggang
E. Riwayat asma

Seorang laki-laki 59 tahun dengan riwayat diabetes mellitus lama dibawa ke IGD dengan keluhan kaki
krii menghitam sejak 3 minggu yang lalu. Pasien telah mengeluhkan nyeri kaki krii yang timbul saat
istirahat sejak 6 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan digiti 1 dan2 pedis sinistra
menghitam. Pulsasi arteri tibialis posterior dan dorsalis pedis kiri sulit diraba. Tekanan ankle kiri
50mmHg dan ankle brachial index kiri 0.5.
Diagnosis yang paling tepat pad pasien ini adalah
A. Acute limb ischemia
B. Critical limb ischemia
C. Penyakit arteri perifer berat
D. Penyakit arteri perifer Fontaine stage III
E. Penyakit arteri perifer Rutherford grade II

Seorang perempuan 70 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada jari-jari kaki yang didahului
oleh rasa kesemutan sejak 1 minggu. Pasien mengeluh jari-jarinya kemerahan dan teraba panas. Pasien
tidak ada keluhan demam atau tanda-tanda infeksi sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 140/90 mmhg. Frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi anfas 22x/menit dan suhu 36,7 oC..
Tidak didapatkan pembesaran organ. Pada pemeriksaan pembuluh darah di kaki, masih teraba pulsasi
arteri. …. laboratorium menunjukkan Hb 20 mg/dL, hematokrit 66%, leukosit 13.000/µL, trombosit
550.000/µL, MCV 78ft , MCH 23 pg.
Tatalaksana awal yang paling tepat untuk pasien ini adalah
A. Flebotomi dengan target hematokrit 42% + ASA 80mg/hari
B. Flebotomi dengan target hematokrit 45% + ASA 80mg/hari
C. Flebotomi dengan target hematokrit 45% + hidroksiurea 2x 500mg
D. Flebotomi dengan target hematokrit 42% + ASA 80mg/hari + hidroksiurea 2 x 500mg
E. Flebotomi dengan target hematokrit 45% + ASA 80mg/hari + hidroksiurea 2 x 500mg

Seorang laki-laki 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam naik turun, perut terasa
membesar, dan cepat lelah sejak 2 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan splenomegali
schuffner III. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 10g/dL, leukosit 50.800/µL, hitung jenis
5/0/0/50/20/3, promielosit 1%, metamielosit 4%, mielosit 7%, sel blast 10%, trombosit 100.000/µL.
Pemeriksaan BCR-ABVL negatif.
Pilihan terapi = pada pasien ini adalah
A. Imatinib 1 x 400 mg
B. Imatinib 1 x 600 mg
C. Nilotinib 2 x 300 mg
D. Dasatinib 1 x 100 mg
E. Hidroksiurea 3 x 500 mg

Seorang laki-laki 66 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sering sesak terutama saat beraktivitas.
Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus rutin berobat dengan metformin 2 x 500mg dan hipertensi 5
tahun terakhir tidak minum obat teratur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 160cm, berat
badan 70 kg, tekanan darah 150/90 mmHg, ronki minimal pada basal paru, dan didapatkan edema
pretibial. Hasil laboratorium menunjukkan glukosa darah puasa 190 mg/dL, glukosa darah 2 jam post
prandial 290 mg/dL, kolesterol 289 mg/dL, trigliserida 290 mg/dL, HDL 37 mg/dL, LDL 190 mg/dL,
ureum 59 mg/dL, kreatinin 2,3 mg/dL, eGFR 28 ml/min/1.732, HbA1C 10.1%.
Terapi farmakologis yang paling tepat untuk pasien ini adalah
A. Tambahkan linagliptin, statin, ARB
B. Metformin stop, kombinasi gliclazide dengan linagliptin, statin , CCB
C. Metformin stop, kombinasi pioglitazone dengan gliclazide, statin, ARB
D. Metformin stop, kombinasi insulin basal dengan linagliptin, fibrat, ACEI
E. Metformin stop, kombinasi insulin basal dengan gliclazide, statin, ARB

(Gambar terpotong)
Organisme penyebab yang paling mungkin pada kasus di atas adalah
A. Peptostreptococcus anaerobius
B. Streptococcus pneumoniae
C. Pseudomonas aeruginosa
D. Legionella pneumophilia
E. Klebsiella pneumonia

Seorang laki-laki 58 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak 12 jam yang lalu. Tidak
terdapat keluhan batuk. Terdapat keluhan demam sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluh timbul
luka di ibu jari kaki kanan sejak 1 bulan dan menghitam sejak 2 minggu yang lalu. Pasien selama ini tidak
mau berobat untuk keluhan kakinya tersebut. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus sejak 10 tahun
yang lalu dan tidak berobat rutin. Pada pemeriksaan fisik didpaatkan kesadaran compos mentis, tampak
sesak berat, tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi 120x/menit, frekuensi nafas 40x/menit, suhu 39C,
ronki basah kasar di kedua lapang paru, gangren pada digiti 1 pedis. Destar disertai edema dan kemerahan
pada pergelangan kaki kanan sampai ke distal. Gambaran rontgen toraks sebagai berikut.

Hasil laboratorium menunjukkan Hb 12g/dL, hematokrit 36%, leukosit 18.000/µL, trombosit 250.000/µL.
Pasien kemudian dilakukan intubasi dan ventilasi mekanik dengan FiO2 100% dan didapatkan hasil PO2
50%. Pada pemeriksaan ekokardiografi didapatkan hasil normal dan fraksi ejeksi ventrikel kiri 55%.
Patogenesis yang mendasari keluhan sesak pasien ini adalah.
A. Mikroatelektasis karena inflamasi sitemik
B. Eksudasi cairan ke alveolus karena invasi mikroorganisme ke alveolus
C. Eksudasi cairan ke alveolus dan mikroatelektasis karena inflamasi sistemik
D. Transudasi cairan ke alveolus karena peningkatan tekanan hidrostatik vaskular
E. Eksudasi cairan ke alveolus dan mikroatelektasis karena peningkatan tekanan hidrostatik

Seorang perempuan 48 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan pada tiroid sebelah kiri. Pada
pasien ini selanjutnya dilakukan lobektomi terhadap nodul tiroid soliternya dan ditemukan gambaran
histologi papillary thyroid cancer ukuran 1,5cm tanpa invasi atau ekstensi.
Tatalaksana yang paling tepat pada pasien ini adalah
A. Tidak ada indikasi pengobatan lebih lanjut
B. Operasi total tiroidektomi dan diseksi leher radikal
C. Tindakan radioaktif ablasi pada kelenjar tiroid tanpa tindakan operasi
D. Operasi lokal tiroidektomi dilanjutkan terapi radioaktif iodine 100mCI
E. Operasi total tiroidektomi dan diseksi leher radikal dilanjutkan terapi radioaktif iodine 30 mCI
Seorang laki-laki 22 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan sesak nafas yang semakin memberat sejak 5
hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit berat, kesadaran composmentis,
tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 128x/menit, frekuensi nafas 32x/menit, JVP 5+4 cmH2O.
Dari pemeriksaan jantung didapatkan thrill, pinggang jantung menghilang, opening snapdan murmur
diastolic di apeks menjalar ke aksila. Auskultasi paru terdapat ronki basah halus di kedua basal paru.
Gejala klinis pada kasus di atas paling mungkin disebabkan oleh.
A. Fibrosis dan penebalan daun katup
B. Adanya fusi serta perpanjangan korda
C. Hambatan aliran darah di katup aorta
D. Adanya penambahan massa otot ventrikel kiri
E. Adanya kelebihan volume cairan intravaskular yang berat

Seorang perempuan 70 tahun dibawa ke IGD setelah tidak sadarkan diri saat berolahraga. Pasien sering
mengeluhkan nyeri dada dan sesak saat beraktivitas. Riwayat penyakit lain disangkal. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan darah 130/85 mmHg, frekuensi nadi 60x/menit,
puslsu parvus et tardus, murmur mid sistolik 3/6 di parasternal kanan atas yang menjalar ke leher, dan S2
yang lemah.
Diagnosis etiologi yang paling mungkin adalah
A. Regurgitasi mitral
B. Regurgitasi aorta
C. Stenosis aorta
D. Stenosis mitral
E. Prolaps mitral

Seorang laki-laki 58 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berat badan bertambah. Pasien telah
menjalani program diet serta olahraga dan setelah 8 bulan dapat menurunkan berat badannya dari 129
menjadi 120kg. Hasil laboratorium menunjukkan glukosa darah puasa 200mg/dL, HbA1c 7.8%,
kolesterol total 280mg/dL, LDL 180mg/dL, HDL 35 mg/dL, trigliserida 325 mg/dL. Fungsi ginjal dan
hati dalam batas normal. Tes fungsi liver dalam batas normal.
Rekomendasi obat anti-diabetes yang paling tepat untuk kondisi pasien saat ini adalah
A. Insulin
B. Acarbose
C. Glimepirid
D. Nateglinid
E. Metformin

Seorang perempuan 41 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas dan kulit semakin kuning dalam
seminggu terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran apatis, sklera ikterik, hati, dan limpa
tidak teraba, terdapat asites. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 10g/dL, leukosit 3000/ul, trombosit
70.000/ul, kreatinin 0.8mg/dL, bilirubin total 4mg/dL, SGOT 30 U/L, SGPT 40U/L. HbsAg positif.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien ini adalah
A. Langsung diberikan obat tenofovir
B. Langsung diberikan obat Sofosbuvir
C. Langsung diberikan pegylated interferon
D. Antivirus diberikan menunggu hasil HBV DNA
E. Antivirus diberikan setelah ada data HBeAg dan data anti HBe

Seorang perempuan 32 tahun datang ke poliklinik untuk kontrol rutin. Pasien merupakan penderita lupus
erythematosus sistemik dengan pengobatan hidroksiklorokuin 200mg sekali sehari dan prednison
10mg/hari dalam 6 bulan terakhir. Keluhan yang dirasakan pasien asaat ini adalah nyeri sendi dan
kesemutan di tangan dan kaki. Pada keluarga tidak didapatkan riwayat sakit serupa maupun riwayat patah
tulang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan BMI 20/kgM2, ruam malar dan nyeri tekan pada sendi.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk mendeteksi komplikasi pengobatan adalah
A. Bone scan
B. Bone Survey
C. Foto polos vertebra torakolumbal
C. C-telopeptide (CTx) dan osteokalsin
E. Dual energy X ray absorptiometry (DEXA)

Seorang laki-laki 60 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang memberat saat
beraktivitas sejak 1 bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan gagal jantung kronik sejak 10
tahun dan pernah mengalami serangan jantung 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 150/92 mmHg. Frekuensi nadi 92x/menit, frekuensi nafas 20x/menit. Terdapat distensi
vena leher dan batas jantung kesan melebar. Hasil EKG irama sinus, ekokardiografi 2 bula lalu
didapatkan LVEF 35%. Hasil laboratorium menunjukkan kreatinin 1,5mg/dL. Pasien saat ini
mengkonsumsi furosemide, spironolakton, captopril, dan bisoprolol secara rutin dengan dosis optimal.
Pasien masih mengenluh cepat lelah
Menurut panduan ESC 2016. Tatalaksana selanjutnya yang paling tepat pada pasien ini adalah
A. Mengganti captopril dengan valsartan
B. Menaikan dosis ACE inhibitor
C. Menambahkan Coenzym Q
D. Menambat obat ivabradine
E. Menaikkan dosis diuretik

Seorang laki-laki 38 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk dan sesak anfas sejak 3 minggu
yang lalu. Batuk kering, pasien baru didiagnosis HIV. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
kompos mentis, tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 104x/menit, frekuensi nafas 28x/menit, suhu
37.2C, dan berat badan 55kg. Pada pemeriksaan fisik leher didapatkan retraksi otot nafas. Hasil
laboratorium menunjukkan leukosit 9000/ul, CD4 27 sel/ul, LDH 1500u/L, PO2 68 mmHg. Hasil rontgen
toraks

Pilihan terapi yang tepat pada pasien ini adalah


A. Kotrimoksazol 3 x 1920mg + prednisolone 2 x 40mg
B. Kotrimoksazol 3x 1920mg + prednisolone 1 x 40 mg
C. Klindamisin 4 x 300mg + prednisolone 1 x 40 mg
D. Kotrimoksazol 3 x 1920 mg
E. Spiramisin 3 x 500 mg
24 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bengkak pada kedua tungkai sejak 4 minggu yang lalu.
Pasien mempunyai riwayat sakit tenggorokan disertai dengan demam 2 bulan yang lalu. Tidak ada
keluhan buang air kecil berdarah namun volume urin berkurang . Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 160/100 mmHg, edema pintting pada kedua tungkai bawah bilateral, konjungtiva anemis,
dan jumlah air seni berkurang. Hasil kreatinin 1,8 mg/dL ASTO (+). Hasil urinalisis didapatkan eritrosit
10-20/LPB. Leukosit 5-10/LBP, protein +2, silinder eritrosit +
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis pada pasien di atas adalah
A. BNO
B. USG ginjal
C. Biopsi ginjal
D. Anti Ds-DNA
E. Protein urin kuantitatif 24 jam

Seorang laki-laki 60 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada substernal
pada saat beraktivitas. Pasien diketahui memiliki riwayat tuberkulosis 1 tahun yang lalu dan sudah
dikatakan sembuh. Hipertensi dan DM tidak ada. Riwayat asma sejak pasien berusia 12 bulan. Pasien
merupakan seorang perokok. Pada pemeriksaan fisik didapatkan JVP 5 + 3 cmH2O, terdapat pengerasan
S2 di ICS2 parasternalis sinistra, serta ronki dan wheezing di kedua paru. Hasil EKG sebagai berikut.

Pemeriksaan yang paling tepat untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini adalah…
A. Ro toraks PA
B. CT angiografi
C. Ekokardiografi
D. Kateterisasi jantung kanan
E. Transesophageal echocardiography

Seorang perempuan 62 tahun datang kontrol rutin ke poliklinik. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus
sejak 10 tahun lalu. Pasien telah menjalani Percutaneous Coronary Intervetion (PCI) dan pemasangan
stent pasca serangan jantung 2 bulan yang lalu. Pasien saat ini mengaku mudah lelah bila berjalan dan
tidur dengan 3 bantal. Obat rutin yang saat ini dikonsumsi adalah aspilet 1 x 80 mg, klopidogrel 1 x 75
mg, bisoprolol 1 x 2.5 mg, ramipril 1 x 5mg, atorvastatin 1 x 40mg, metformin 3 x 500mg, dan glikuidon
2 x30 mg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 75 kg, tinggi badan 160 cm, terdapat pitting
edema ringan kedua kaki. Hasil laboratorium menunjukkan glukosa darah puasa 145 mg/dL, glukosa
darah 2 jam post prandial 205 mg/dL, SGOT 85 U/L, SGPT 110 U/L, HbA1c 8.0%, ureum 26 mg/dL,
kreatinin 1.2 mg/dL, eGFR 48.4 ml/min/1.73m2
Terapi yang paling tepat diberikan pada pasien adalah
A. Terapi metformin dan glikuidon dihentikan diganti dengan dapaglifozin 1 x 10 mg
B. Metformin diturunkan menjadi 2 x 500mg, tambahkan liraglutide 1 x 0.6 mg
C. Terapi glikuidon dihentikan diganti dengan glimepiride 1 x 2 mg
D. Terapi dilanjutkan, ditambahkan dapaglifozin 1 x 10 mg
E. Terapi dilanjutkan, ditambahkan insulin basal 8 unit

Seorang perempuan 55 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan kemerahan pada seluruh
tubuhnya sejak 1 bulan ini. Pasien telah berobat ke dokter saraf namun tidak ada perubahan. Pasien
merasa sangat kesulitan untuk berdiri setelah duduk dari kursi dan juga sulit untuk mengangkat benda di
atas kepalanya. Pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 8 kg dalam 1 bulan ini. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya ruam ungu kemerahan di daerah periorbital dan papul-papul ungu
kemerahan pada interfalang jari-jari serta kekuatan otot extremitas

5533 | 3355
5533 | 3355

Hasil laboratorium menunjukkan kreatinin kinase (CK) 1200u/L dan elektromiografi menunjukkan
fibrilasi spontan dan potensial polifasik. Pasien dimulai terpai dengan prendison dosis 1 mg/kgBB. Untuk
evaluasi respon terapi terhadap pasien dilakukan pemeriksaan
A. Manual muscle testing dan kadar CK
B. Manual muscle testing dan elektromiografi
C. Pemeriksaan kadar CK dan elektromiografi
D. Pemeriksaan alkali fosfatase dan laju endap darah
E. Pemeriksaan enzim transaminase urin dan kadar CK
Seorang perempuan 78 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan badan terasa lemah dan seolah-olah
kaki tidak kuat untuk menyangga tubuh. Pasien memiliki riwayat hipertensi selama 10 tahun. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg dan …… Skor mini nutritional assessment
(MNA) 19.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini adalah …
A. Elektromiografi dan CT scan kepala
B. Elektromiografi dan hand grip strength
C. Bone mass densimetry dan CT scan kepala
D. Bioelectric impendence analysis dan hand grup strength
E. Bone mass densitometry dan bioelectric impedance analysis

Seorang perempuan 54 tahun datang ke poliklinik dengan membawa hasil laboratorium anti HCV positif
dan HCV RNA terdeteksi 2.5 x 104 IU/mL, genotipe 1a, hasil SGOT 30 U/L (N < 33 U/L) dan SGPT 25
U/L (N < 41 U/L). Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Hasil USG menunjukkan ukuran hati mengecil,
permukaan ireguler, tepi tumpul, vena hepatika terputus-putus dan vena porta melebar.
Pilihan terapi antivirus yang paling tepat untuk pasien ini adalah
A. Ribavirin tunggal selama 48 minggu
B. Sofosbuvir dan daclafasvir selama 12 minggu
C. Sofosbuvir dan daclafasvir selama 24 minggu
D. Pegylated interferon tunggal selama 48 minggu
E. Pegylated interferon dan ribavirin selama 12 minggu

Seorang laki-laki 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan buang air besar (BAB) cair disertai darah
dan lendir sejak 5 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh nyeri perut bagian bawah terutama saat akan
BGAB, terasa panas di rektum, disertai demam dan penurunan nafsu makan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 120/70mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 39 oC.
Pemeriksaan laboratorium feses rutin didapatkan adanya eritrosit dan sel polimorfonukelar.
Diagnosis yang paling mungkin untuk gejala di atas adalah
A. Kolitis pseudomembran
B. Kolitis tuberkulosa
C. Crohn’s disease
D. Kolitis ulserrtaif
E. Shigellosis

Seorang perempuan 32 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri dan bengkak sendi sejak 6 bulan
yang lalu. Keluhan terutama dirasakan setelah bangun tidur dan membaik bila beraktivitas. Selain itu
pasien juga merasa matanya gatal dan sering haus karena mulutnya kering. Pasien saat ini sedang hamil 3
bulan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan artritis pada jari-jari tangan, pergelangan tangan, pegelangna
kaki, dan lutut. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 12,9 gr/dL, trombosit 450.000/µL, LED 72 mm/jam,
ANA 1/20, anti SS-A (++), anti SS-B (+). Urinalisis: protein (-).
Tatalaksana yang paling tepat untuk pasien ini adalah
A. Mofetil mikofenolat
B. Hidroksiklorokuin
C. Metotreksat
D. Siklosporin
E. Azatioprin

Seorang perempuan 66 tahun, pensiunan dosen dikonsulkan dari departemen bedah ke penyakit dalam
untuk persiapan menjalani operasi hemiarthroplasty dekstra karena fraktur femur. Pada evaluasi
didapatkan skor geriatric depression scale (GDS) 2/15 dan skor mini-mental state examination (MMSE)
20/30.
Faktor risiko delirium pasca operasi yang paling dominan pada pasien ini adalah
A. Usia lanjut
B. Osteoporosis
C. Rheumatoid artritis
D. Penggunaan metotreksat
E. Fungsi kognitif sebelum operasi

Laki-laki 39 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan peru terasa membesar sejak 6 bulan yang lalu.
Berat badan turun 6 kg dalam 2 bulan terakhir disertai nafsu makan menurun. Pasien merasa begah jika
makan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital normal. Limpa teraba, schuffner VI, pemeriksaan
fisik lain dalam batas normal. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 14.2 g/dL, leukosit 152.000/µL,
trombosit 750.000/µL, hitung jenis (5/1/7/50/10/12), blast 9%, promielosit 2%, mielosit 1%, metamielosit
3%.
Rencana pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis pasien ini selain sitomorfologi sumsum
tulang adalah
A. Imunofenotyping sumsum tulang
B. Imunohistokimia sumsum tulang
C. Imunohistokimia sumsum tulang
D. Mutasi JAK-2 V517F
E. BCR-ABL kualitatif

Seorang laki-laki, atlit lari maraton, 20 tahun datang ke poliklinik degan riwayawt seska nafas disertai
suara mengi saat latihan lari 1 hari yang lalu. Satu jam sebelum berlari, pasien sempat makan kacang
rebus. Tidak ada riwayat alergi sebelumnya dan tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit alergi.
Uji baku emas untuk menegakkan diagnosis pasien tersebut adalah
A. Skin prick test dan spirometry
B. Skin patch test dan spirometry
C. Skin prick test dan dilanjutkan patch test
D. Skin patch test dan spirometry disertai provokasi
E. Skin prick test dan spirometry disertai provokasi

Seorang laki-laki 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan buang air kecil berwarna merah sejak 4
hari yang lalu. Dua minggu yang lalu pasien mengalami infeksi saluran pernafasan atas. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, konjungtiva anemis, dan pitting edema
tungkai bilateral. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 109.5 g/dL, ureum 44mg/dL, kreatinin 1.0 mg/dL,
albumin 2.1 g/dL. Hasil urinalisis menunjukkan proteinuria 3+, eritrosit > 10/LPB, silinder eritrosit
positif.
Patogenesis yang mendasari terjadinya penyakit pasien adalah
A. Endapan komplek imun dalam lapisan endotel glomerulus
B. Deposit immunoglobulin A di mesangium glomerulus
C. Endapan kompleks imun pada membran basal glomerulus
D. Terbentuknya crescent pada hampir seluruh glomerulus
E. Peningkatan tekanan intraglomerulus

Seorang laki-laki 34 tahun datang ke IGD dengan keluhan cenderung diam yang dialami 7 hari sebelum
masuk rumah sakit. Pasien menjadi menyendiri, malas keluar rumah dan bergaul dengan rekan kerjanya.
Kondisi ini diawali sejak dirinya putus hubungan dengan calon pendamping hidupnya ketika diketahui
HIV positif. Pasien merupakan anak bungsu yang selama ini bekerja sebagai pedagang dan membiayai
kehidupan ibunya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan candidiasis oral, kulit dijumpai papul
hiperpigmentasi. Hasil laboratorium menunjukkan leukopenia. Rapid test HIV positif.
Diagnosis yang paling tepat pada pasien ini adalah.
A. Aksis 1 : gangguan penyesuaian dengan afek depresif
B. Aksis 3 : gangguan penyesuaian dengan afek depresif
C. Aksis 2 : gangguan kepribadian paranoid
D. Aksis 4 : gangguan kepribadian paranoid
E. Aksis 5 : HIV dengan candidiasis oral

Seorang laki-laki 26tahun, datang diantar keluarga ke IGD dengan penurunan kesadaran. Sebeluimnya
pasien diketahui mengeluh sakit kepala, pusing, dan rasa berdebar. Pasien adalah petani yang sedang
bekerja menyemprotkan pestisida di perkebunan. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan pupil midriasis,
penurunan tekanan darah, dan bau seperti almond dan tampak cherry red pada kulit. Hasil laboratorium
menunjukkan peningkatan kadar laktat >8 mmol/L dan karboksihemoglobin.
Antidotum yang paling tepat pada pasien ini adalah
A. nbmin 15 mg/kgBB/jam
B. Natrium bikarbonat 2 g setiap 6 jam
C. Nalokson 0.01 mg/kgBB intravena diulang setiap 2 menit
D. Etanol 40% 2.5 ml/kgBB dalam air jeruk selama 30 menit
E. Nitrit sodium/ amil nitrit inhalasi /natrium tiosulfat 25% dalam 10 menit

Seorang laki-laki 55 tahun datang ke poliklinik untuk kontrol rutin. Pasien memiliki riwayat penyakit
jantung koroner dan sudah dipasang stent 3 tahun yang lalu. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi dan
diabetes melitus sejak 5 tahun yang lalu. Pasien merokok 1 bungkus per hari sejak 30 tahun yang lalu.
Pasien saat ini dalam pengobatan atorvastatin 1 x 20mg, metformin 3 x 500mg, dan ramipril 1 x 5 mg.
Hasil laboratorium menunjukkan kolesterol 176 mg/dl, LDL 98mg/dL, HDL 38 mg/dL, trigliserida 200
mg/dL, dan glukosa dara sewaktu 140mg/dL.
Pengelolaan dyslipidemia pada pasien ini adalah
A. Melanjutkan atorvastatin 1 x 20mg
B. Meningkatkan atorvastatin hingga 1 x 40 mg
C. Mengganti atorvastatin dengan fenofibrate 1 x 300 mg
D. Melanjutkan atorvastatin 1 x 20mg + fenofibrate 1 x 300mg
E. Menaikkan atorvastatin menjadi 1 x 40 mg + fenofibrate 1 x 300mg

Seorang perempuan 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan badan semakin kurus dan sering lemas.
Dua tahun yang lalu pasien didiagnosis diabetes melitus (DM) dengan keluhan saat itu sering buang air
kecil dan badan kurus meskipun banyak makan. Selama ini mendapat terapi metformin 2 x 500mg,
glibenklamid 2 x 5mg, dan acarbose 3 x 100mg. Setengah tahun terakhir glukosa darah sewaktu di atas
200mg/dL dan HbA1c 13.4$, walaupun rutin mengonsumsi obat. Riwayat DM pada keluarga disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 160cm dan berat badan 45 kg.
Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah
A. Latent Autoimmune Diabetes in Adult
B. Maturity Onset Diabetes of the Young
C. DM tipe 2 dengan kelelahan sel beta pankreas
D. DM terkait malnutrisi (MRDM)
E. DM tipe 1

Seorang perempuan 43 tahun diketahui menderita follicular thyroid cancer sejak 1 tahun yang lalu.
Pasien telah menjalani operasi tiroideknomi dan radiasi 100mCi sebagai dosis ablasi saat itu. Pasien
datang kembali untuk rencana tindak lanjut berikutnya. Saat ini pasien tidak ada keluhan. Pada
pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan, kecuali adanya bekas skar luka tiroid yang sembuh dengan
baik tanpa teraba massa. Kadar tiroglobulin dengan dosis supresi levotiroksin adalah 5.6 ng/mL. USG
tiroid normal. Selama stimulasi rh-TSH tiroglobulin meningkat menjadi 15.8 ng/mL. Pemeriksaan I 131
whole body scanning negatif.
Pemeriksaan terbaik untuk mendeteksi metastasis penyakit pada pasien ini adalah
A. PET scan
B. Whole body scanning
C. Sestamibi (MIBI)-scan
D. MRI leher, dada, perut, dan panggul
E. Penghentian hormon tiroid diikuti dengan I131 whole body scanning

Seorang laki-laki 32 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan perut makin besar disertai nyeri dalam 1
bulan terakhir. Pasien juga merasakan demam hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
fenomena papan catur (+). Pemeriksaan USG menunjukkan adanya asites, hepar normal, dan tidak
tampak massa intra abdomen. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 9.7 g/dL, leukosit 8.400/µL, trombosit
221.000/µL, LED 110mm/jam, albumin 3.7 g/dL, globulin 3.5 g/dL.
Hasil analisis cairan asites yang paling mungkin ditemukan pada kasus di atas adalah
A. Sifat cairan asites transudate
B. Kadar protein pada cairan asites <2.5g/dL
C. Serum ascites albumin gradient (SAAG) > 1,1
D. Hitung jenis sel dominan polimorfonuklear (PMN)
E. Pemeriksaan adenosine deaminase (ADA) > 40 IU/L

Seorang laki-laki 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan lemas sejak 1 bulan. Hasil laboratorium
menunjukkan Hb 7.9 g/dL. Leukosit 2.200/µL, hitung jenis (0/0/0/20/70/10), trombosit 19.000/µL. Hasil
pemeriksaan BMP didapatkan sel lemak banyak, selularitas kurang dari 25%, blast kurang dari 5%
Diagnosis pasien tersebut adalah
A. Anemia aplastik sangat berat
B. Anemia aplastik berat
C. Anemia aplastik ringan
D. Sindrom myelodysplasia
E. Leukemia aleukemic

Seorang laki-laki 54 tahun penderita HIV, saat ini dalam pengobatan ARV lini kedua dengan
lopinavir/ritonavir dan tenofovir/emtricitabine. Hasil laboratorium saat ini menunjukkan CD4 120/µL.
Pasien merencanakan ibadah umroh.
Vaksinasi yang disarankan untuk pasien ini adalah
A. Meningokokus dan influenza
B. Pneumokokus dan hemofilus influenza
C. Herpes zoster, varicella, dan meningokokus
D. Pneumokokus, meningokokus, dan varicella
E. Meningokokus, pneumokokus, dan influenza

Seorang laki-laki 59 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang memberat 6 jam
sebelumnya. Pasien sudah merasakan demam tinggi disertai batuk kering sejak 7 hari yang lalu. Pasien
telah menjalani pemeriksaan swab PCR SARS-2 Coronavirus dengan hasil positif, namun menjalani
isolasi mandiri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan darah 150/90
mmHg, frekuensi nadi 112x/menit, isi cukup, frekuensi nafas 32x/menit, suhu 38.2 oC. Pada pemeriksaan
analisis gas darah didapatkan PaO2 142 mmHg (dengan nasal kanul 5L/menit).
Tatalaksana farmakologis yang paling tepat untuk menurunkan risiko mortalitas pada pasien ini adalah
A. Azitromisin + deksametason + fondapariunux
B. Remdesvir + deksametason + enoksaparin
C. Metilsoprinol + metilprednisolon + rifaroksaban
D. Oseltamivir + hidrokortison + unfractionated heparin
E. Favipiravir + metilprednisolon + unfractioned heparin

Seorang laki-laki 63 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan pada leher kanan sejak 3 bulan.
Pasien juga mengeluhkan berat badan menurun lebih dari 5 kg dalam 3 bulan terkahir. Kadang-kadang
terasa menggigil. Pasien mempunyai riwayat kontak dengan penderita batuk lama. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan limfadenopati coli dekstra dan inguinal bilateral konsistensi keras, terfiksir, tidak didapatkan
tanda peradangan.
Pemeriksaan yang paling dianjurkan untuk menegakkan diagnosis pasti pada pasien ini adalah.
A. LDH
B. IGRA
C. Tes tuberculin
D. Biopsi kelenjar getah bening
E. Aspirasi jarum halus kelenjar getah bening
Seorang perempuan 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam sejak 4 hari. Keluhan disertai
nyeri kepala, nyeri sendi, dan buang air besar hitam. Pada pemeriksaan fisik tampak lemas, tekanan darah
90/80 mmHg, frekuensi andi 115x/menit, dan uji torniket positif. Hasil laboratorium didapatkan Hb
10g/dL, hematokrit 52%, leukosit 3500/µL, trombosit 25.000/µL.
Diagnosis pasien ini adalah
A. Demam dengue
B. Demam berdarah dengue derajat I
C. Demam berdarah dengue derajat II
D. Demam berdarah dengue derajat III
E. Demam berdarah dengue derajat IV

Seorang laki-laki 32 tahun datang ke IGD dengan keluhan jatuh saat mengendarai motor dengan posisi
dagu membentur aspal 30 menit yang lalu. Pada pemeriksaan fisik tampak luka terbuka dasar otot
sepanjang 4 cm dengan butiran aspal dan tanah yang belum dibersihkan. Riwayat imunisasi tetanus sat
kecil lengkap, terakhir pemberian booster 6 tahun yang lalu.
Selain pembersihan luka, rencana pencegahan tetanus pada pasien ini yang paling tepat adalah
A. Imunoglobulin tetanus saja
B. Metronidazol dan tetanus toxoid
C. Metronidazol dan anti tetanus serum
D. Imunoglobulin tetanus dan tetanus toxoid
E. Metronidazol, anti tetanus serum, dan tetanus toxoid

Seorang laki-laki 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan buang air kecil berwarna merah sejak 4
hari yang lalu. Dua minggu yang lalu pasien mengalami infeksi saluran pernafasan atas. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, konjungtiva anemis, dan pitting edema
tungkai bilateral. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 10.5 g/dL, ureum 44 mg/dL, kreatinin 1,0 mg/dL,
albumin 2,1 gr/dL. Hasil urinalisis menunjukkan proteinuria 3+, eritrosit >10/LPB, silinder eritrosit
positif
A. Endapan kompleks imun dalam lapisan endotel glomerulus
B. Deposit imunoglobuin A di mesangium glomerulun
C. Endapan komplek imun pada membran basal glomerulus
D. Terbentuknya crescent pada hampir seluruh glomerulus
E. Peningkatan tekanan intraglomerulus

Seorang perempuan 40 tahun datang ke IGD dengna keluhan buang air kecil berwarna merah dan
terdapat lebam kemerahan pada lengan kanan sejak 1 hari sebelumnya. Tujuh hari sebelumnya
pasien didiagnosis infeksi saluran kemih dan mendapat ciprofloxacin 2x500mg. Pasien sudah
terdiagnosis atrial fibrilasi dan mendapat terapi warfarin 1x2 mg sejak 1tahun lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi 84x/menit, frekuensi
nafas 20x/menit, suhu 37.2oC, konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik. Hasil laboratorium
menunjukkan Hb 9.2 gr/dL, leukosit 7000/µL, trombosit 370.000/µL, INR 7.0. Urinalisis
menunjukkan warna kemerahan, eritrosit penuh, bakteri negatif.
Tatalaksana awal gangguan koagulasi pada kasus ini selain menghentikan warfarin adalah
A. Cryoprecipitate 12 unit + fresh frozen plasma 50 cc
B. Cryoprecipitate 12 unit + Vitamin K 10mg intravena
C. Fresh frozen plasma 500cc + Vitamin K 10 mg intravena
D. Fresh frozen plasma 500cc + tranexamic acid 500mg intravena
E. Vitamin K 10mg intravena + tranexamic acid 500mg intravena
Seorang perempuan 41 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri perut hebat sejak 6 jam
yang lalu. Terdapat demam dan riwayat sering mengonsumsi sendiri natrium diklofenak karena
nyeri bahu yang dialaminya sejak 6 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
compos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 112x/menit, isi cukup, frekuensi
nadi 26x/menit, suhu 38.6oC, didapatkan defans muskular di seluruh lapangan abdomen. Hasil
laboratorium menunjukkan Hb 10.8 g/dL, leukosit 19.100/µL, trombosit 177.000/µL, ureum 48
mg/dL, kreatinin 1.1 mg/dL. CT scan abdomen perforasi setinggi duodenum proksimal.
Tatalaksana yang paling tepat pada pasien ini adalah
A. Dekompresi, antibiotik profilaksis doripenem
B. Laparotomi elektif, antibiotik profilaksis sefazolin
C. Laparotomi cito, antibiotik empirik piperacillin-tazobactam
D. Laparotomi cito, antibiotik empirik levofloksasin dan metronidazole
E. Dekompresi dianjurkan laparotomi elektif antibiotik empirik amikasin dan metronidazole

Seorang perempuan 70 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya karena bicara meracau sejak 2
hari yang lalu. Tujuh hari yang lalu pasien mengeluh batuk dengan dahak berwarna kuning,
penurunan berat badan tidak ada, nafsu makan berkurang. Sejak 5 hari yang lalu pasien baru
diberikan keluarganya obat ranitidine dan obat batuk cair berisi difenhidramin dan amonium
klorida untuk keluhan batuk dan nyeri ulu hati. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum lemah, disorientasi tempat waktu dan orang, tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi
102x/menit, frekuensi nafas 266x/menit, suhu 37.1oC, turgor kulit normal. Hasil laboratorium
menunjukkan Hb 10 gr/dL, leukosit 9.000/µL, trombosit 248.000/µL, nefrolit segmen 86,
glukosa darah sewaktu 210mg/dL, ureum 58mg/dL, kreatinin 1,8 mg/dL, natrium 130 mEq/L,
kalium 3,0 mEq/L, klorida 99 mEq/L. Hasil foto toraks sebagai berikut.

Faktor-faktor yang dapat mencetuskan keadaan tersebut


A. Pneumonia dan obat
B. Obat dan gangguan ginjal
C. Usia lanjut dan pneumonia
D. Hiponatremia dan pneumonia
E. Hiperglikemia dan hyponatremia
Seorang laki-laki 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri tungkai kanan bawah sejak 2
hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan dirasakan sejak 1 minggu disertai dingin dan kebiruan
di ujung jari kaki. Pasien mengeluh sering pegal jika berjalan 100m sejak 6 bulan lalu. Pasien
memiliki riwayat hipertensi 15 tahun, kolesterol tinggi 5 tahun, tidak rutin kontrol. Pasien
merokok 2 bungkus per hari selama 56 tahun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
compos mentis, tekanan darah 160/100 mmHg, frekuensi nadi 108x/menit, frekuensi nafas
22x/menit, suhu 36.5oC. Pulsasi arteri dorsalis pedis kanan tidak teraba dan pedis kanan teraba
dingin. Pemeriksaan ABI bedside pedis kanan didapatkan 0.5 pedis kiri 0.8
Pemeriksaan lanjutan yang paling tepat untuk menegakkan diagnosis pasien adalah
A. Rontgen pedis AP/oblique
B. USG muskuloskeletal
C. USG doppler
D. Arteriografi
E. MRI

Seorang laki-laki 48 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari yang lalu.
Pasien juga mengeluh batuk kering sejak 7 hari. Tidak ada riwayat penyakit apapun sebelumnya.
Pasien adalah seorang buruh bangunan yang tinggal di baengunan semi permanen. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi
nadi 92x/menit reguler, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 37.2oC, dan terdapat ronki basah kasar
bilateral. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 12.4 g/dL, hematokrit 36%, leukosit 10.500/µL,
hitung jenis (1/5/83/7/4), trombosit 246.000/µL. Hasil rontgen toraks sebagai berikut.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah
A. Efusi pleura karena tuberkulosis
B. Efusi pleura karena malignancy
C. Pneumotoraks spontan
D. Pleuropneumonia
E. Pleuritis Tb

Seorang laki-laki 57 tahun datang ke poliklinik untuk kontrol. Pasien dengan riwayat diabetes
mellitus sejak 10 tahun yang lalu. Pasien juga memiliki riwayat stroke dan pemasangan stent
koroner. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/80 mmHg, frekuensi nadi
90x/menit, frekuensi nafas 20x/menit. Hasil laboratorium HbA1C terakhir 9.5%, kolesterol total
250mg/dL, trigliserida 202 mg/dL, LDL 170mg/dL, HDL 40mg/dL
Tatalaksana dyslipidemia yang paling tepat pada pasien ini adalah
A. Atorvastatin 20mg dengan target LDL <70mg/dL
B. Simvastatin 40mg dengan target LDL<100mg/dL
C. Atorvastatin 10mg dengan target LDL < 100mg/dL
D. Rosuvastatin 10mg dengan target LDL < 70mg/dL
E. Atorvastatin 40mg dengan target LDL < 70mg/dL

Seorang laki-laki 58 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri dada yang dirasakan hilang
timbul sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dada tidak menjalar ke lengan kiri,
maupun leher dan tidak tembus ke belakang. Nyeri dada muncul setiap pasien menarik nafas.
Pasien adalah seorang pekerja bangunan yang merokok aktif 1-2 bungkus sehari. Pasien juga
mengalami batuk sejak 2 minggu yang lalu. Batuk berdahak terkadang disertai bercak darah.
Pasien juga sering merasa sesak nafas tidak tentu waktu dan tidak dipengaruhi oleh cuaca.
Terdapat penurunan berat badan sejak 3 ulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 130/70 mmHg, frekuensi nadi 106x/menit, frekuensi nafas 28x/menit, suhu
36.8oC. Pemeriksaan perkusi paru didapatkan pekak di bagian atas paru kanan. Hasil
laboratorium menunjukkan Hb 9.6 gr/dL, leukosit 10.400/µL, trombosit 540.000/µL, LED
15mm/jam. Foto toraks didapatkan lesi radioopak berbatas tegas di apeks paru kanan.
Pemeriksaan pencitraan lebih lanjut yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis pasien ini
adalah
A. Fluoroskopi
B. MRI toraks
C. USG toraks
D. CT scan toraks
E. Foto toraks top lordotic

Seorang laki-laki 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sering merasa haus dan sering
buang air kecil (BAK) dalam jumlah banyak sejak 1 bulan. Pasien minum sehari bisa sampai 6
liter dan BAK 5 liter/hari. Tidak ada penurunan berat badan. Pasien dan keluarga tidak memiliki
riwayat diabetes mellitus dan tidak ada riwayat trauma kepala sebelumnya. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan Glasgow coma scale (GCS) 14, tekanan darah 140/90 mmHg, frekuensi nadi
90x/menit, suhu 370C.
Pemeriksaan yang paling tepat untuk mendiagnosis tekanan tersebut adalah
A. Dexamethasone suppression test
B. Fluid deprivation test
C. Sucrose water test
D. USG abdomen
E. Ham test

Seorang perempuan 26 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bengkak seluruh badan sejak
seminggu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan semakin berat dalam 3 hari terakhir. Tidak
didapatkan keluhan lainnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema ansarka, tekanan darah
130/80 mmHg, frekuensi nadi 96x/menit, frekuensi nafas 18x/menit, suhu 37.5 oC, konjungtiva
anemis, bunyi nafas melemah pada kedua basal paru, pemeriksaan fisik lainnya dalam batas
normal. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 9.5g/dL, leukosit 5.200/µL, trombosit 150.000/µL,
ANA +, Anti Ds-DNA 450 IU/L (N< 100 IU/L), kreatinin 1,1 mg/dL, kadar C3 dan C4 normal.
Urinalisis menunjukkan proteinuria +4, leukosit 0-2/LPB, eritrosit 1-2/LPB, tidak ditemukan
adanya sedimen urin. Protein urin kuantitatif 25.000mg/24 jam. Pasien kemudian menjalani
biopsi ginjal.
Gambaran histologis yang paling mungkin didapatkan
A. Nefritis lupus mesangial proliferatif
B. Nefritis lupus membranosa
C. Nefritis lupus lesi minimal
D. Nefritis lupus fokal
E. Nefritis lupus difus

Seorang laki-laki 50 tahun datang ke poliklinik membawa hasil medical-checkup. Selama ini
tidak pernah dinyatakan sakit liver. Pasien tidak pernah menggunakan narkoba maupun minum
alkohol. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 168 cm, berat badan 60kg, hati tidak
membesar. Hasil laboratorium menunjukkan SGOT 56 U/L, SGPT 73 U/L, gamma-GT 128 U/L,
HbsAg negatif, anti HBs positif, anti HBc positif. Gambaran USG hati seperti dibawah ini.
Diagnosis yang paling sesuai pada pasien diatas adalah
A. Hepatitis C
B. Hepatitis B tersamar
C. Primary biliary cirrhosis
D. Primary sclerosing cholangitis
E. Metabolic associated fatty liver disease

Seorang perempuan 44 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri pinggang bawah dan demam
sejak 3 hari yang lalu. Pasien diketahui sering keluar masuk rumah sakit karena infeksi saluran
kemih berulang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri ketok pinggang kiri dengan VAS 7/10.
Hasil laboratorium menunjukkan Hb 13.8g/dL, leukosit 14.800/µL, trombosit 248.000/µL,
glukosa darah sewaktu 103mg/dL< ureum 55 mg/dL, kreatinin 1.6 mg/dL. Hasil USG
menunjukkan batu staghorn pada ginjal kiri. Hasil urinalisis menunjukkan warna keruh, leukosit
penuh, eritrosit 3-5/LPB, albumin trace.
Bakteri penyebab kondisi pasien yang paling mungkin adalah
A. E.coli
B. S. aureus
C. Proteus mirabilis
D. Klebsiella pneumoniae
E. Pseudomonas aeruginosa

Seorang perempuan 29 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan lebam-lebam di kulit dan
bintik-bintik di lengan dan kaki sejak 1 bulan. Demam disangkal. Sejak 2 hari yang lalu gusi
pasien berdarah terutama saat menyikat gigi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan perdarahan gusi,
hematoma, dan petekie di ekstremitas atas dan bawah. Tidak didapatkan pembesaran hepar dan
limpa. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 9.0 g/dL, hematokrit 26%, leukosit 7.800/µL,
trombosit 10.000/µL, retikulosit 2.45%, eritrosit 3.4 juta/µL, bilirubin total 1.0 mg/dL, bilirubin
direk 0.4mg/dL, bilirubin indirek 0.6 mg/dL.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah
A. Leukemia akut
B. Anemia aplastik
C. Evans syndrome
D. Myelodysplasia syndrome (MDS)
E. Immune thrombocytopenic purpura (ITP)

Seorang perempuan 36 tahun datang ke poliklinik dirujuk dari bagian mata dengan kecurigaan
oftalmopati graves. Pasien mengeluh bola mata kanan tampak lebih menonjol. Riwayat pneyakit
tiroid disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/65 mmHg, frekuensi nadi
88x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 37.2oC, pada leher tidak tampak adanya struma.
Hasil laboratorium menunjukkan FT4 1,3 ng/dL, TSHs 0.2 IU/ml, Hasil MSCT orbita tampak
adanya penebalan muskulus rektus medial dan lateral mata. Tidak tampak adanya massa
retrobulbar.
Langkah lanjutan untuk pasien ini adalah
A. Cek TRAb
B. Propiltiourasil 3 x 100 mg
C. Evaluasi FT4 enam bulan lagi
D. Tidak sesuai oftalmopati Graves
E. Terapi tetes mata artifisial dan glukokortikoid oral

Seorang perempuan 70 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan penurunan berat badan sekitar
5kg dalam 1 bulan terakhir (berat awal 49 kg). Pasien pasca rawat inap akibat pneumonia. Pasien
memiliki riwayat Diabetes Mellitus tipe 2 dengan nefropati diabetikum. Hasil laboratorium
menunjukkan glukosa darah sewaktu 185 mg/dL, kreatinin 1.5 mg/dL, eGFR 34.9
mL/menit/1.73m2., kadar vitamin D 28 ng/mL. Bioimpendace analysis (BIA) massa otot sebesar
5.5 kg/m2, (cutoff <5,7 kg/m2, kekuatan genggam tangan 15 kg (cut off <18 kg), kecepatan uji
jalan 6 meter 0.9 meter/detik (cut off <0.8 meter/detik)
Tatalaksana yang paling tepat untuk keluhan utama pada pasien ini adalah
A. Hormonal replacement therapy dan latihan jasmani
B. Diet tinggi protein dan latihan jasmani
C. Diet tinggi protein dan metformin
D. Diet tinggi kalori dan vitamin D
E. Vitamin D dan latihan jasmani

Seorang pasien datang ke poliklinik dengan keluhan pernah buang air kecil keluar batu. Hasil
analisis batu ditemukan mengandung kristal kalsium oksalat. Hasil pemeriksaan urinalisis saat
itu didapatkan eritrosit 20/LPB, leukosit 30/LPB, protein +1 dan dijumpai adanyua kristal …
oksalat cukup banyak

Diet yang paling tepat pada pasien ini adalah


A. Diet tinggi kalsium
B. Diet tinggi sukrosa
C. Diet tinggi protein
D. Diet rendah garam
E. Diet tinggi kalium

Seorang perempuan 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan di payudara kiri.
Benjolan mulai dirasakan sejak 5 bulan yang lalu, benjolan mulanya tidak nyeri dan dirasakan
tidak mengganggu. Benjolan dirasakan semakin membesar sejak 1 bulan yang lalu. Tidak ada
riwayat kanker payudara dalam keluarga. Pada pemeriksaan fisik didapatkan benjolan di daerah
kuadran superolateral kanan payudara kiri, benjolan teraba diameter sekitar 3 cm, dapat
digerakkan dari dasarnya, batas tidak jelas, tidak nyeri, tidak tampak meradang.
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis pasien adalah…
A. Mammografi mammae-axilla bilateral
B. Ultrasonografi payudara bilateral
C. Penanda tumor CA 15-3
D. CT scan toraks kontras
E. MRI payudara

Seorang perempuan 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri sendi tangan sejak 3
bulan yang lalu. Keluhan lebih dirasakan saat beristirahat. Pasien juga mengeluh sering terasa
mengganjal di mata. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Squeeze test positif padda sendi
metakarpofalang (MCP) kedua tangan. Tes Schrimer menujukkan produksi air mata 2 mm/menit.
Hasil laboratorium menunjukkan A…. positif titer 1:100 dan autoantibodi anti-Ro positif.
Diagnosis pada paisen ini yang paling tepat adalah
A. Mixed connective tissue disease
B. Lupus erythematosus sistemik
C. Sindrom sjogren
D. Skleroderma
E. Vaskulitis

Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak sejak 3 bulan
terakhir disertai batuk berdahak warna putih. Riwayat merokok 2 bungkus per hari sejak usia 20
tahun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi nadi 96x/menit, frekuensi nafas 28x/menit,
suhu normal. Pada pemeriksaan dada didapatkan taktil fremitus paru menurun, perkusi paru
hipersonor di kedua lapangan paru dan pada auskultasi didapatkan ekspirasi memanjang, ronki
kering, disertai wheezing. Pada pemeriksaan foto toraks didapatkan gambaran emfisema paru.
Tatalaksana yang paling tepat pada pasien ini adalah…
A. Salbutamol dan budesonide inhaler
B. Terbutalin dan metilprednisolon tablet
C. Salbutamol dan ipratropium bromide inhaler
D. Formoterol-budesonide dan ipratropium bromide inhaler
E. Formoterol-budesonide dan ipratropium bromide inhaler

Seorang laki-laki 47 tahun direncanakan menjalani operasi eksisi karsinoma sel skuamosa bukal.
Pasien tidak ada keluhan. Terdapat riwayat kontak denagn teman satu ruangna di kantor pasien
terkonfirmasi COVID-19 1 minggu yang lalu. Pasien sudah membawa hasil pemeriksaan PCR
SARS-CoV-2 dari swab nasofaring 1 hari yang lalu dengan hasil: Negatif.
Pemeriksaan pre-operatif untuk infeksi SARS-CoV-2 adalah :
A. Antigen SARS-CoV-2
B. PCR SARS CoV-2 swab rektal
C. Rapid test antibody SARS CoV-2
D. PCR SARS CoV-2 swab nasofaring ulang
E. Tidak diperlukan pemeriksaan tambahan

Seorang perempuan 62 tahun dirawat di HCU dengan diagnosis syok septik dan infeksi saluran
kemih. Tidak didapatkan riwayat gangguan …. sebelumnya. Pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran somnolen, tekanan darah 80/50 mmHg dengan norepinephrin 0.1 mcg/kgBB/menit.,
frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi nafas 22x/menit, suhu 38oC, SpO2 98% dengan kanula
nasal 4 lpm, berat badan …. Hasil laboratorium kreatinin serum dua hari yang lalu saat masuk
IGD adalah 0.9 mg/dL (80 µmol/L), saat ini kreatinin serum meningkat menjadi 2.1 mg/dL dan
ureum 220mg/dL. Urine output dalam 24 jam terakhir sebanyak 700 ml.
Tatalaksana yang paling tepat pada pasien saat ini adalah
A. Continuous veno-venous hemofiltration (CVVH)
B. Sustained low efficiency dialysis (SLED)
C. Optimalisasi vasopressor
D. Pemberian diuretik
E. Hemodialisis

Seorang laki-laki 58 tahun dikonsulkan karena mengalami demam dan terdapat nanah pada luka
operasi. Sepuluh hari sebelumnya pasien menjalani operasi cito reseksi kolon atas indikasi
perforasi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/70
mmHg,frekuensi nadi 108x/menit, isi cukup, frekuensi nafas 22x/menit, suhu 38.7C. Pada
pemeriksaan status lokalis regio ….. operasi di midline abdomen, eritema ukuran diameter 6 cm
dari area insisi, dasar fascia, sekret purulent, nyeri tekan area insisi. Hasil laboratorium pre-
operatif sepuluh hari yang lalu menunjukkan Hb 9.3 g/dL, leukosit 12.300/µL, neutrofil 64%,
trombosit 227.000/µL, albumin 2,8 mg/dL
Pencegahan kejadian infeksi tersebut pre-operatif dapat dilakukan dengan:
A. memulai antibiotik profilaksis durante operasi
B. Mencukur rambut area sayatan pre-operasi
C. Mandi klorheksidin pre-operasi
D. Transfusi darah pre-operasi
E. Koreksi hipoalbuminemia

Seorang perempuan 32 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri epigastrium. Pasien juga
sering bersendawa dan mengeluh seperti …. Makanan yang tertahan di dada. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, frekuensi nadi 82x/menit, frekuensi nafas
18x/menit. Pada pemeriksaan endoskopi tidak ditemukan adanya mucosal break..
a. GERD (Gastroesophageal Disease)
b. NERD (Non-erosive reflux Disease)
c. Barrett’s esophagus
d. Dispepsia
e. Akalasia

Seorang perempuan 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan berdebar-debar disertai dengan rasa
takut dan gelisah sejak 10 jam yang lalu. Dua jam sebelumnya pasien pingsan tiba-tiba saat
menyapu halaman rumah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, tekanan
darah 70/50 mmHg, frekuensi nadi 120x/menit, reguler, frekuensi nafas 25x/menit, suhu 36 oC.
Pada pemeriksaan auskultasi jantung suara jantung (S1) melemah. Hasil pemeriksaan EKG
sebagai berikut
Diagnosis dan tindakan yang tepat pada pasien ini adalah
A. Sustained VT dengan tindakan kardioversi 100 joule
B. Non sustained VT dengan tindakan kardioversi 50 joule
C. Sustained VT dengan tindakan defibrilasi 100 joule
D. AVRT dengan tindakan defibrilasi 200 joule
E. AVRT dengan tindakan defibrilasi 100 joule

Seorang laki-laki 34 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya dengan keluhan bicara melantur
sejak 12 jam yang lalu. Keluarga mengatakan pasien biasanya kembali tenang setelah melantur.
Riwayat digigit anjing liar 1 bulan yang lalu saat bertugas di daerah endemis rabies.
Patogenesis dari kondisi di atas adalah
A. Virus berikatan dengan reseptor nikotinik
B. Virus berikatan dengan reseptor adrenergik
C. Virus terutama menyebar melalui jalur simpatis
D. Virus menyebar secara antegrade menuju sistem saraf pusat
E. Virus menyebar secara retrograde menuju sistem saraf somatik dan otonom

Seorang laki-laki 63 tahun datang ke IGD dengan keluhan perut yang makin membesar disertai
nyeri sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien minum obat lamivudine sudah 2 tahun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, konjungtiva pucat, shifting
dullness (+), edema tungkai (+). Hasil laboratorium menunjukkan Hb 10gr/dL, hematokrit 29.1%,
leukosit 6.870/µL, trombosit 133.000/µL, ureum 36mg/dL, kreatinin 1.7mg/dL, albumin 2.1 g/dL. Pasien
kemudian menjalani parasentesis abdomen dan dikeluarkan cairan ascites sekitar 7L. Dua hari pasca
parasentesis abdomen diperiksakan ureum 60mg/dL, kreatini 2.1 mg/dL.
Mekanisme yang mendasari penurunan fungsi ginjal pada pasien ini adalah
A. Efek nefrotoksisitas dari lamivudine
B. Disfungsi sirkulasi pasca parasentesis
C. Vasodilatasi arteriol eferen pasca parasentesis
D. Kerusakan tubulus proksimal pasca parasentesis
E. Vasodialtasi splanknik yang menurunkan volume sirkulasi efektif

Seorang laki-laki 74 tahun datang ke IGD dengan keluhan buang air kecil (BAK) tidak bisa
ditahan dan setiap kali BAK kadang berdarah sejak 1 bulan yang lalu. Pasien mengompol bila
batuk. Pasien juga mengeluh kadang nyeri pada perut bagian bawah. Pasien pernah dinyatakan
sakit prostat namun tidak kontrol. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/90
mmHg, frekuensi nadi 98x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 36.5oC. Pada pemeriksaan
abdomen didapatkan kesan distensi vesika urinaria, dan nyeri tekan positif. Pada pemeriskaan
Rectal touche teraba masa prostat lunak dan kenyal, pole atas tidak teraba. Hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan Hb 10.1 g/dL, leukosit 8500/µL, ureum 97 mg/dL, kreatinin 1.8
mg/dL dengan pemeriksaan prostate specific antigen (PSA) 7 ng/ml (N. 1.0 – 4.0 ng/mL). Hasil
USG menunjukkan prostat membesar dengan volume 55ml, tidak didapatkan nodul dan
kalsifikasi.
Terapi definitif untuk kasus di atas adalah
A. Transurethral resection of prostate
B. Prostatektomi
C. Tamsulosin
D. Dutasteride
E. Terazosin

Seorang laki-laki 50 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri dada sejak 3 jam lalu. Saat di
IGD pasien mengeluh nyeri dada memberat dan dilakukan kardioversi karena pada EKG
didapatkan gambaran irama takikardia ventrikel. Gambaran EKG post kardioversi

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit,
frekuensi anfas 24x/menit, JVP 5+1 cmH2O, terdengar ronki basah halus tidak nyaring di basal
paru, auskultasi jantung terdengar soft murmur di katup mitral. Pasien diberikan aspirin 320mg,
clopidogrel 300mg, furosemide 20mg intravena, ramipril 2.5 mg, dan atorvastatin 80 mg.
Tatalaksana lanjutan yang paling tepat untuk pasien tersebut adalah
A. Heparin 60 unit/kgBB/jam
B. Percutaneous coronary intervention dalam 2 jam sejak admisi
C. Percutaneous coronary intervention dalam 24 jam sejak admisi
D. Percutaneous coronary intervention dalam 72 jam sejak admisi
E. Streptokinase 1.5 juta unit intravena dalam 30 menit sejak admisi
Seorang permepuan 23 tahun , G2P1A0 hamil 28 minggu, dirujuk ke poliklinik penyakti dalam
oleh sejawat spesialis kandungan karena didapatkan hasil tes HBsAg positif, HBeAg positif, anti
HBe negatif. Pada kehamilan sebelumnya tidak dilakukan pemeriksaan hepatitis. Selama ini
tidak ada keluhan dan tidak pernah dinyatakan mengidap penyakit hepatitis.
Terapi yang paling tepat adalah
A. Adefovir
B. Tenofovir
C. Ribavirin
D. Entecavir
E. Pegylated interferon
Seorang laki-laki 50 tahun mengalami demam sejak 5 hari yang lalu. Pasien pasca operasi
laparotomi eksplorasi 2 minggu yang lalu. Pasien sudah mendapat terapi antibiotik meropenem
3x1 gr. Pada lokasi insersi central venous catheter (CVC) yang dipasang saat operasi didapatkan
kemerahan. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 9.6 gr/dL, leukosit 13.000/µL, trombosit
178.000/µL. Hasil pemeriksaan kultur darah didapatkan Candida albicans.
Terapi anti jamur yang merupakan pilihan untuk kasus ini adalah
A. Itraconazole 2 x 200mg per oral
B. Amfotericin B 25 mg drip intravena
C. Mycafungin intravena loading 100mg dilanjutkan 1x50 mg
D. Fluocnazole intravena loading 800mg dilanjutkan 2 x 200mg
E. Voriconazole intravena loading 300mg hari pertama dilanjutkan 2 x 100 mg

Seorang laki-laki 34 tahun datang ke poliklinik. Adik pasien yang tidur satu kamar dengan
pasien didiagnosis COVID-19 positif 1 hari yang lalu. Saat ini pasien tidak ada keluhan. Pasien
telah menjalani pemeriksaan swab antigen SARS-2 Coronavirus dengan hasil positif. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tidak tampak sakit, tekanan darah 120/70 mmHg, frekuensi nadi
72x/menit, frekuensi nafas 16x/menit, suhu 36.6oC
Diagnosis dan pemeriksaan lanjutan yang disarankan pada pasien adalah
A. Kasus COVID-19 suspek, pemeriksaan RT-PCR SARS CoV-2
B. Kasus COVID-19 probable, pemeriksaan RT-PCR SARS CoV-2
C. Kasus COVID-19 terkonfirmasi, tidak diperlukan pemeriksaan tambahan
D. Kasus COVID-19 suspek, pemeriksaan ulang antigen SARS-CoV-2 dengan kit berbeda
E. Kasus COVID-19 probable, pemeriksaan ulang antigen SARS-CoV-2 dengan kit berbeda

Seorang laki-laki 34 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang semakin hebat
sejak 4 hari yang lalu. Sesak nafas tidak berkurang dengan istirahat. Riwayat batuk sejak 3
minggu terakhir, tidak disertai mengi dan pasien lebih nyaman berbaring ke sisi kanan. Terdapat
juga keluhan demam. Nafsu makan dan berat badan semakin menurun. Riwayat minum obat anti
tuberkulosis (OAT) dan kontak dengan penderita tuberkulosis disangkal. Pada pemeriksaan
rontgen toraks didapatkan efusi pleura kanan setinggi ICS V. Hasil analisis cairan pleura serous,
didapatkan hitung sel mononuklear (MN) 85%, rivalta (+), rasio LDH dengan efusi : darah = 0.8,
rasio protein cairan efusi darah = 0.7, ADA 95 IU/L, PCR M.tuberculosis cairan pleura negatif.
Ditemukan beberapa sel mesotel reaktif.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah
A. Pleuritis TB
B. Mesothelioma
C. Pleuropneumonia
D. Efusi pleura maligna
E. Parapneumonic effusion

Seorang perempuan 41 tahun akan menjalani kolisistektomi. Pada pemeriksaan fisik tidak
didapatkan kelainan. Hasil laboratorium menunjukkan bilirubin total 1.7 mg/dL, bilirubin direk
0.9 mg/dL, bilirubin indirek 0.8 mg/dL, SGOT 60 U/L, SGPT 80 U/L, alkali fosfatase U/L. Hasil
pemeriksaan USG abdomen menunjukkan kolesistolitiasis multipel dengan penebalan dinding
kandung empedu. Duktus biliaris tidak melebar.
Pemeriksaan yang paling tepat untuk menilai penyebab kenaikan bilirubin adalah
A. Magnetic resonance cholangopancreatography
B. Endoscopic retrograde cholangiopancreatography
C. CT scan abdomen dengan kontras
D. Endoscopic ultrasound
E. Peritoneoskopi

Seorang laki-laki 36 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam sejak 3 hari disertai nyeri
pada persendian. Sebelum demam ada menggigil yang disertai berkeringat. Keluhan lain
disangkal. Pasien baru saja pulang dari perjalanan dinas ke daerah Papua selama … minggu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg,
frekuensi nadiu 105.x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 39 oC, berat badan 64 kg.
Pemeriksaan hapusan darah tebal menunjukkan P.falciparum stadium trofozoit dengan
kepadatan parasit 90.000/µL. Pasien kemudian diberikan pengobatan tablet DHP (4 tablet/hari)
selama 3 hari dan primakui 1 tablet. Pasien datang kembali 7 hari kemudian dengan keluhan
demam (suhu 38oC) dan membawa hasil laboratorium P.falciparum positif, dengan kepadatan
parasit 50.000/µL.
Keadaan ini disebut sebagai
A. Early treatment failure
B. Late treatment failure
C. Rekrudensi
D. Rechute
E. Relaps

Laki-laki 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk berdahak sejak 2 minggu. Pasien juga
mengeluh keringat malam dan penurunan berat bada. Pasien HIV positif dan rutin minum obat ARV/FDC
(TDF/3TC/EFV). Sejak 2 tahun terakhir pasien tidak lagi minum ARV. Pasien tidak pernah mempunyai
riwayat penyakit tuberkulosis sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi nafas 22x/menit, suhu 37 oC,
BMI 19.2 kg/m2. Hasil rontgen toraks menunjukkan infiltrat di paru kanan. Pemeriksaan sputum BTA (+).
Terapi yang selanjutnya diberikan pada pasien ini adalah.
A. OAT kategori 1 + (ARV Zidovudin 300mg/ Lamivudin 150mg 2 kali sehari) (LPV/r 800mg/200mg 2 kali
sehari)
B. OAT kategori 1 + (ARV Zidovudin 300mg/ Lamivudin 150mg 2 kali sehari) (LPV/r 400mg/200mg 2 kali
sehari)
C. OAT kategori 2 + (ARV Zidovudin 300mg/ Lamivudin 150mg 2 kali sehari) (LPV/r 800mg/200mg 2 kali
sehari)
D.. OAT kategori 2 + (ARV Zidovudin 300mg/ Lamivudin 150mg 2 kali sehari) (LPV/r 400mg/200mg 2 kali
sehari)
E. OAT kategori 1 + ARV FDC (TDF/3TC/EFV)

Seorang laki-laki 59 tahun dibawa ke IGD karena tertidur sepanjang hari dan sulit dibangunkan.
Perut pasien sejak 3 bulan mulai tampak membuncit. Sejak 1 minggu terakhir pasien sudah tidak
buang air besar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, splenomegali, asites,
flapping tremor, dan palmar eritema. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 8 gr/dL. Leukosit
3.500 /µL, trombosit 75.000/µL, SGOT 70U/L, SGPT 65U/L, ureum 65 mg/dl, kreatinin 1,3
mg/dL, natrium 130 mEq/L. Pada EKG terdapat gambaran T inverted di lead II, III, AVF
Tatalaksana yang paling tepat untuk mengatasi pencetus kasus di atas adalah.
A. Bisacodyl 1 x 10 mg
B. Glycyrrhizin 60 mg
C. Laktulosa 90 – 150 ml
D. Propranolol 2 x 20mg
E. Ursodeoxycholic acid (UDCA) 3 x 250 mg

Hasil laboratorium menunjukkan Hb 11gr/dl, leukosit 9.800/µL, neutrofil 83%, limfosit 10%,
trombosit 170.000/µL, prokalsitonin 2 ng/mL. Geriatric depression scale (GDS) dan mini
mental state examination (MMSE) belum bisa dinilai. Mini nutritional assessment (MNA) 17,
Activity daily living (ADL) sebelum sakit 18/20. Berdasarkan data di atas, diagnosis yang paling
mungnkin dari pasien ini adalah
A. Sepsis, pneumonia, imobilitas, inkontinensia urin, gangguan perilaku pada demensia
B. Stroke, pneumonia, instabilitas postural dengan riwayat jatuh, dispepsia, imobilitas,
inkontinensia urin
C. Sepsis, pneumonia, instabilitas postural dengan riwayat jatuh, inanisi, inkontinensia urin,
gangguan perilaku pada demensia
D. Sindrom delirium tipe hiperaktif, sepsis, pneumonia, instabilitas postural dengan riwayat
jatuh, inanisi, inkontinensia urin
E. Psikotik akut, sepsis, pneumonia, instabilitas postural dengan riwayat jatuh, imobilitas,
inkontinensia urin, gangguan perilaku pada demensia

Seorang perempuan 37 tahun dengan karsinoma nasofaring stadium IIA datang ke poliklinik
untuk melanjutkan kemoterapi adjuvan sit…. ketiga dengan regimen cisplatin dan 5-Fluoro
uracil. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hemodinamik stabil dan konjungtiva anemis. Hasil
laboratorium menunjukkan Hb 6.3 g/dL, leukosit 7.420/µL, trombosit 365.000/µL, fungsi
jantung, hati dan ginjal dalam batas normal. Pa… direncanakan pemberian transfusi darah
packed red cell (PRC) sebanyak 2 kantung/hari. Empat jam setelah transfusi PRC pertama
selesai tiba-tiba pasien mengeluh demam, batuk, dan sesak anfas. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 80/40 mmHg, frekuensi nadi 125x/menit, frekuensi nafas 30x/menit,
suhu 38.4oC, konjungtiva anemis, JVP tidak meningkat, terdapat ronki diseluruh paru,
ekstremitas tampak pucat dan dingin. Pasien diberi cairan isotonis sebanyak 250 cc dan
dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan radiologis dengan hasil Hb 7.3g/dL, leukosit 2020/µL,
trombosit 315.000/µL. Gambaran X-ray paru yang didapatkan kongesti paru.
Patofisiologi yang terjadi pada pasien tersebut adalah
A. Destruksi sel darah merah setelah transfusi akibat darah yang inkompatibel
B. Ketidak mampuan resipien dalam mengkompensasi volume produk transfusi
C. Adanya kerusakan jaringan paru yang menyebabkan perdarahan alveolar difus
D. Adanya interaksi antara IgA pada darah donor dengan IgA spesifik pada plasma resipien
E. Adanya reaksi antara neutrofil resipien dengan antibodi donor yang memiliki HLA atau
antigen neutrofil spesifik.

Seorang laki-laki 35 tahun datang ke IGD dengan keluhan utama demam dan lemas sejak 1
minggu. Keluhan disertai pusing sempoyongan, pucat dan cepat lelah. Dua hari yang lalu pasien
mengalami gusi berdarah secara spontan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
110/60 mmHg. Frekuensi nafas 24x/menit, suhu 38.1oC, konjungtiva anemis, hipertrofi gingiva,
petekie di tangan dan kaki. Tidak ada organomengali. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 7.8
g/dL, leukosit 49.000/µL, hitung jenis 0/0/0/20/50/9, trombosit 26.000/µL. Gambaran darah tepi
menunjukkan hasil blast 35%.
Diagnosis klinis yang paling tepat saat ini pada pasien adalah
A. Leukemia granulositik kronik fase krisis blastik
B. Leukemia myeloblastic akut
C. Leukemia limfoblastik akut
D. Leukemia limfositik kronik
E. Leukemia akut

Seorang laki-laki 34 tahun datang ke IGD dengan keluhan berdebar-debar sejak 30 menit yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/70 mmHg, frekuensi nadi
180x/menit, frekuensi anfas 26x/menit. EKG ventrikel takikardi. Saat di IGD pasien tiba tiba
mengalami cardiac arrest dan return of spontaneous circulation (ROSC). Hasil laboratorium
menunjukkan natrium 135 mEq/L, kalium 7.4 mEq/L, klorida 112 mEq/L, ureum 165mg/dL,
kreatinin 12,4 mg/dL. Analisis gas darah pH 7.28, PCO2 36 mmHg, HCO3 8 mmol/L.
Tatalaksana awal untuk mengkoreksi kegawatdaruratan pada pasien ini adalah
A. Hemodialisis
B. Pemeberian furosemide 40mg intravena
C. Pemberian bikarbonat 25 mEq intravena
D. Pemberian kalium polystyrene sulfonate 3 x 5g
E. Pemberian insulin 10IU intravena dengan D40% 50 ml
Seorang perempuan 26 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mudah mengantuk. Pasien
juga mengeluhkan muda kedinginan, peningkatan berat badan dan sulit berkonsentrasi. Awalnya
saat melahirkan 6 bulan yang lalu, pasien mengeluh sering berdebar, tidak tahan panas, kulit
kering dan sering gemetar. Hasil laboratorium menunjukkan TSHs 12 µl/U/ml, FT4 2.0 ng/dL.
Pasien belum pernah mendapatkan terapi medikamentosa dari dokter.
Saran pemeriksaan laboratorium tambahan pada pasien adalah
A. TRAB
B. Total T3
C. Trioglobulin
D. Antibodi TPO
E. Kadar iodium

Seorang laki-laki 80 tahun dibawa keluarganya ke poliklinik ddengan keluhan mudah lelah sejak
3 bulan yang lalu. Pasien harus dibantu untuk duduk atau berjalan. Keluhan dirasakan terutama
sejak pasien menderita sakit stroke. Keluhan juga disertai berat badan yang semakin menurun
dan nafsu makan menurun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg,
frekuensi nadi 96x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 36.7oC, berat badan 55 kg, tinggi
badan 150cm, kecepatan berjalan 0.5 meter/menit, kekuatan genggam ………. rendah masa otot
> -2SD.
Terapi nutrisi yang diperlukan pasien ini adalah
A. Diet rendah karbohidrat tinggi protein terutama leusin
B. Diet rendah karbohidrat tinggi protein terutam valin
C. Diet rendah lemak tinggi protein terutama lisin
D. Diet rendah karbohidrat, diet rendah triptofan
E. Diet rendah lemak, tinggi fenilalanin

Seorang laki-laki 36 tahun dirawat di rumah sakit, saat ini perawatan hari ke-2. Pasien
mengalami demam mendadak tinggi sejak 4 hari yang lalu disertai nyeri tulang dan belakang
mata, serta gusi berdarah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan
darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 96x/menit, frekuensi nafas 18x/menit, suhu 36.9 oC, berat
badan 50 kg. Tidak didapatkan peningkatan JCVP. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 14,3
g/dL, hematokrit 45%, leukosit 1.800/µL:, trombosit 13.000/µL. Hasil laboratorium 8 jam
sebelumnya Hb 16.4 gr/dL, hematokrit 50%,m leukosit 3700/µL, trombosit 25.000/µL. Pasien
saat ini mendapatkan terapi NaCl 0.9% 3000cc/hari.
Rencana terapi cairan yang perlu diberikan pada pasien saat ini adalah
A. Menambah transfusi PRC 500 cc
B. Menambah transfusi TC pooled 1 bag
C. Terapi kristaloid 3000cc/hari dilanjutkan
D. Menambah albumin 5% 200cc habis dalam 4 jam
E. Menambah koloid polygeline 500cc habis dalam 1 jam
Seorang laki-laki 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kuning pada mata dan badan
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai rasa lemas dan buang air kecil pagi
hari berwarna cola. Tidak ada riwayat bepergian ke daerah endemis. Padda pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva pucat, sklera ikterus., jantung paru dalam batas normal. Splenomegali
schuffner 2. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 7.0g/dL, hematokrit 21%, leukosit 2.300/µL,
trombosit 65.000/µL, MCV 88fl, MCHC 32g/dL, bilirubin total 4,4 mg/dL, bilirubin direk 1,8
mg/dL dan indirek 2.6 mg/dL, retikulosit 2.8%.Urinalisis hemoglobinuria. Pemeriksaan sucrose
water test positif.
Patogenesis yang mendasari penyakit pasien ini adalah …
A. Fibrosis sumsum tulang yang menyebabkan hematopoiesis estramedular dengan splenomegali
dan leukoeritroblastosis dalam darah
B. Gangguan mutasi somatik menyebabkan peningkatan pembentukan GPI anchored
C. Gangguan mutasi somatik pada totipotent haematopoietic stem cell
D. Defisiensi G6PD menyebabkan hemolitik akut dan hemoglobinuria
E. Infeksi parasit menyebabkan hemolitik masif

Seorang perempuan 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri dan bengkak pada jari-
jari kedua tangan sejak 6 bulan yang lalu dan memberat dalam 3 hari terakhir. Pasien juga
mengeluh kaku pada sendi-sendi tersebut dan berkurang setelah pasien menggerak-gerakan
tangannya sekitar 1.5 jam setiap pagi. Pasien juga sering merasa kelelahan. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan kemerahan dan bengkak disertai nyeri tekan di sendi interfalang proksimal (PIP)
II-V dan metakarpofalang (MCP) II-V manus bilateral. Pasien menjalani pemeriksaan foto
rontgen manus
Hasil yang diharapkan pada pemeriksaan foto rontgen manus pasien adalah
A. Pembentukan tulang baru pada falang distal
B. Adanya osteofit dan penyempitan celah sendi
C. Deformitas punch out lesion pada tulang manus
D. Sklerosis subkondral dan penyempitan celah sendi
E. Osteoporosis perartikuler dan erosi marginal sendi

Seorang perempuan 27 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan muntah hitam 2 kali dalam
satu bulan. Buang air besar hitam tidak ada. Pasien tidak memiliki riwayat konsumsi alkohol.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 86x/menit,
frekuensi nafas 20x/menit. Pada pemeriksaan endoskopi didapatkan gumpalan darah pada dasar
tukak.
Diagnosis endoskopi pada pasien ini adalah
A. Forest Ia
B. Forest Ib
C. Forest II
D. Forest IIa
E. Forest III

Seorang laki-laki 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang bertambah berat
sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak dirasakan sejak 1 bulan terakhir, makin
memberat dengan aktivitas. Pasien juga mengeluh bengkak di kedua kaki, sering batuk malam
dan terbangun karena sesak nafas. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes mellitus sejak
15 tahun. Pasien merokok 2 bungkus per hari sejak muda. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran compos mentis, tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi 108x/menit, frekuensi
anfas 30x/menit, suhu 36.5oC, JVP 5+5 cm H2O. Terdapat ronki basah halus di kedua paru.
Bunyi jantung I-II normal, gallop S3.
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis fungsional pada pasien ini adalah
A. Angiografi koroner.
B. Echocardiografi
C. CT scan kardiak
D. Rontgen toraks
E. NT pro-BNP

Seorang laki-laki 23 tahun datang ke poliklinik untuk konsultasi karena kakak pasien yang
tinggal sekamar baru didiagnosis tuberkulosis (TBC) aktif. Satu tahun yang lalu pemeriksaan
Purified Protein Derivative (PPD) dengan indurasi 3 mm, sekarang indurasinya 18 mm dalam
waktu 48 jam. Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit yang berarti dan tidak ada riwayat
pengobata TBC.
Langkah selanjutnya yang diperlukan pada pasien ini adalah
A. Rontgen toraks
B. INH 300mg/hari selama 6 bulan
C. Pemeriksaan ulang PPD dalam 2 minggu
D. Pemeriksaan interferon gamma release assay (IGRA)
E. Pemberian obat anti tuberkulosis 4 fixed dose combination

Seorang laki-laki 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut sejak 3 jam yuang lalu.
Pasien sudah merasakan demam, penurunan berat badan, dan mudah lelah sejak 1 bulan yang
lalu. Tiga hari yang lalu, pasien mengalami gejalan kelemahan pada kaki sebelah kiri sehingga
kaki sulit diangkat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/90 mmHg, frekuensi
nadi 80x/menit. Tidak dijumpai adanya ruam di kulit. Hasil pemeriksaan sensorik menunjukkan
foot drop, gangguan saraf peroneal, dan neuropati sensori kaki bilateral. Hasil laboratorium
menunjukkan LED 105 mm/jam, leukosit 14.000/µL, ANCA negatif, ANA negatif, HBsAg
positif.. Hitung eosinofil normal, urinalisis tidak dijumpai adanya cast, protein, dan sel darah
merah
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah
A. Takayasu disease
B. Giant cell arteritis
C. Polyarteritis nodosa
D. Granulomatosis with polyangiitis
E. Eosinophilic granulomatosis with polyangiitis

… tahun datang ke IGD dengan keluhan demam tinggi sejak 6 hari yang lalu disertai nyeri otot
dan sakit kepala. Tidak …… mual, muntah, maupun gangguan buang air besar. Daerah rumah
tinggal pasien terendam banjir sejak 1 minggu terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 108x/menit, frekuensi
nafas 18x/menit, suhu 37.2oC. injeksi silier, hasil laboratorium menunjukkan Hb 14.1 g/dL,
leukosit 11.400/µL, trombosit 173.000/µL. IgM Leptospira .,….
Pilihan antibiotik yang tepat untuk pasien ini adalah
A. Doksisiklin 1 x 100 mg selama 7 hari
B. Eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari
C. Azitromisin 1 x 500mg selama 3 hari
D. Amoksisilin 4 x 500mg selama 7 hari
E. Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 7 hari

Seorang laki-laki 39 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan pada leher sebelah kiri
yang membesar dengan cepat sejak 2 bulan terakhir. Keluhan disertai dengan demam terus
menerus dan penurunan berat badan. Pasien kemudian melakukan pemeriksaan dan menjalani
biopsi dengan hasil limfoma non Hodgkin difus. Pasien masih dapat beraktivitas sehari-hari
secara aktif. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/80 mmHg, frekuens nadi
92x./menit, frekuensi nafas 19x/menit, dengan bekas operasi pada benjolan sebelah kiri,
didapatkan pula benjolan pada leher sebelah kanan dan ketiak kiri pasien. Hasil laboratorium
menunjukkan Hb 9.8 g/dL, hematokrit 28.2 %, leukosit 7.530/µL, trombosit 445.000/µL, LDH
677 U/L
Risiko prognostik pada pasien ini adalah
A. Risiko sedang tinggi
B. Risiko rendah sedang
C. Risiko rendah
D. Risiko sedang
E. Risiko tinggi

Seorang perempuan 32 tahun, saat ini hamil 24 minggu, dikonsulkan ke poliklinik karena hasil
glukosa darah puasanya (GDP) 120mg/dL. Ini adalah kehamilan kedua, riwayat saat kehamilan
pertama, hasil glukosa darah sewaktu 120mg/dL. Bayi lahir normal dengan berat janin 4.5 kg.
Pasien tidak memiliki riwayat kencing manis sebelumnya, namun ibu pasien memiliki sakit
kencing manis dan telah menggunakan insulin.
Pasien di atas diberikan terapi insulin apabila
A. Jika GDP > 120 mg/dL
B. Jika GDP > 130mg/dL
C. Jika GD 1jam setelah makan > 120 mg/dL setelah perencanaan makan 2 minggu
D. Jika GD 2 jam setelah makan > 120mg/dL, setelah perencanaan makan 1 minggu
E. Jika GD 2 jam setelah makan >120mg/dL, setelah perencanaan makan 2 minggu

Seorang laki-laki 40 tahun datang ke poliklinik dengna keluhan rasa seperti terbakar pada ulu
hati menjalar ke bagian dada. Keluhan kadang disertai rasa sulit menelan, terasa pahit di lidah,
dan timbul suara serak. Keluhan sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Pasien sudah sering
berobat ke dokter dan keluhan sering hilang timbul.
Tes pemghambat protom pump yang paling tepat adalah
A. Omeprazol on demad
B. Omeprazol 1x20mg selama 1 minggu
C. Omeprazol 2x20 mg selama 2 minggu
D. Omeprazol 1x20mg selama 6-8 minggu
E. Omeprazol 1x20 mg selama 6-8 minggu

Seorang perempuan 48 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sering sesak nafas sejak 6
bulan. Pasien sudah menderita asma selama 20 tahun. Akhir-akhir ini keluhan asmanya sering
mucul dan pasien sempat berulang kali masuk rumah sakit sehingga sering tidak masuk kerja.
Keluhan asma dirasa memberat bila pasien sedang emosi. Pasien juga sering merasa tidak
bertenaga, sulit tidur, dan jarang keluar rumah. Pasien diketahui sedang memakai obat inhalasi
dan steroid oral sejak lama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam batas
normal. Tidak ditemukan ronki maupun wheezing.
Terapi farmakologis yang paling tepat pada pasien ini adalah…
A. Buspiron
B. Fluoksetin
C. Risperidon
D. Alprazolam
E. Amitriptilin

Seorang perempuan 42 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan lemas, suara serak, kulit
kering, rambut rontok, dan penurunan berat badan sejak 5 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh
nyeri di leher dan teraba benjolan sejak 7 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
frekuensi nadi 55x/menit reguler, vitiligo, dan struma difus. Hasil laboratorium menunjukkan Hb
13g/dL, leukosit 8700/µL, trombosit 215.000/µL, LED 30mm/jam, FT4 0.4 ng/dL, TSH 12
µl/U/ml, dan anti TPO positif.
Patofisiologi yang mendasari kelainan pada pasien adalah
A. Adanya bagian dari kelenjar tiroid yang hiperfungsi
B. Peningkatan anti TPO sehingga ambilan iodium pada sel folikel meningkat
C. Peningkatan ambilan iodium pada sirkulasi ke reseptor pada sel folikel tiroid
D. Inflamasi menyebabkan ambilan iodium meningkat sehingga produksi hormon tiroid
terganggu
E. Peningkatan infiltrasi limfosit ke dalam jaringan kelenjar tiroid yang menyebabkan destruksi
folikel

Seorang perempuan 21 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut hebat yang timbul tiba-
tiba sejak 1 hari. Pasien juga mengeluh mual dan muntah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 107x/menit, frekuensi nafas 22x/menit. Suhu 39 oC,
nyeri tekan epigastrium. Pada pemeriksaan USG abdomen didapatkan pembengkakan pankreas
dan batu empedu.
Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menentukan prognosis pada pasien ini adalah
A. Ureum, natrium, analisis gas darah
B. Glukosa, hematokrit, SGOT
C. Bilirubin, LDH, trombosit
D. Albumin, laktat, kalsium
E. Kalsium, SGPT, leukosit
Seorang perempuan 37 tahun datang ke poliklinik dengan keluhans ering terbangun pada malam
hari karena batuk dan sesak disertai mengi. Kejadian ini berlangsung tiga hingga empat kali per
minggu. Pasien memiliki riwayat asma dan sudah rutin mendapatkan terapi kortikosteroid
inhalasi dosis rendah dan beta-2 agonis kerja pendek intermitten. Tes faal paru menunjukkan
obstruksi paru ringan.
Tatalaksana selanjutnya yang paling tepat diberikan pada pasien ini adalah
A. Memberikan kortikosteroid oral + leukotriene inhibitor
B. Menambahkan kortikosteroid oral + beta-2 agonis oral
C. Meningkatkan frekuensi penggunaan beta-2 agonis inhalasi
D. Menaikkan dosis kortikosteroid inhalasi + beta-2 agonis kerja panjang
E. Menambahkan steroid oral + meningkatkan frekuensi penggunaan beta-2 agonis inhalasi

Perempuan 59 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada tangan kanan dan lutut kiri
yang memberat dalam 1 bulan terakhir. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu.
Sejak 3 bulan ini keluhan tersebut sangat mengganggu aktivitas kesehariannya. Saat bangun tidur
tidak mengalami keluhan apapun, namun semakin menjelang siang dan melakukan aktivitas
seharian nyeri muncul dan semakin parah. Tidak ada bengkak pada sendi. Untuk mengurangi
rasa sakitnya pasien mengkonsumsi obat anti nyeri yang dibeli di apotek. Pada pemeriksaan fisik
didapa4tkan BMI 25kg/m2, pembesaran tulang di sendi distal interfalang DIP II-IV tangan kanan
dan krepitasi di sendi lutut kiri. Tidak didapatkan kemerahan ataupun efusi pada sendi.
Patogenesis yang mendasari keluhan pada pasien ini adalah
A. Inflamasi pada tulang subkondral
B. Aktivasi sinoviosit dan autoantibodi
C. Inflamasi pada perlekatan tendon ke tulang
D. Deposisi kristal kalsium pirofosfat pada tulang rawan
E. Defek pada matriks ekstraseluler dari tulang rawan

Seorang perempuan 36 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan adanya ruam merah di kedua
pipi, nyeri , dan bengkak pada seluruh tangan dan juga kedua lutut sejak 1 minggu yang lalu.
Dalam 2 bulan ini pasien batuk-batuk dan mendapatkan obat tuberkulosis … yang merawat
selama 1 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg,
tekanan nadi 80x/menit … malar rash dikedua pipi dan beberapa jari di sendi tangan bengkak
dan nyeri. Hasil ANA positif, ANA profile menunjukkan adanya antibodi positif.
Obat tang paling mungkin menyebabkan kondisi pada pasien ini adalah
A. Isoniazid
B. Etambutol
C. Rifampisin
D. Pirazinamid
E. Levofloksasin

Seorang laki-laki 66 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas terus menerus dan
batuk hilang timbul sejak 3 bulan. Pasien memiliki penyakit paru menahun akibat merokok lama.
Saat ini pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal.
Rencana pemberian vaksinasi pada pasien ini adalah
A. Perlu segera diberi vaksin pneumokokus PCV13 dan PPSV23 dengan jeda pemberian
minimal enam bulan dan vaksin influenza dengan interval ulangan 1 tahun
B. Jika pasien sudah mendapatkan vaksin PPSV23, pasien perlu diberikan vaksin pneumokokus
PCV13 setelah satu tahun
C. Memulai pemberian vaksin influenza, dilanjutkan dengan pemberian vaksin pneumokokus
PCV13 1 bulan sesudahnya
D. Tidak perlu diberikan vaksin pneumokokus, cukup dengan vaksin influenza dengan interval
ulangan minimal setiap 1 tahun
E. Perlu segera diberikan vaksin pneumokokus PCV13 dan PPSV23 dengan jeda pemberian
minimal enam bulan

Seorang perempuan 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 8
jam yang lalu. Pasien sebelumnya mengeluhkan sesak hilang-timbul sejal 3 hari terakhir yang
membaik jika minum obat. Tetapi kali ini sesak tidak membaik. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien terlihat sesak dalam posisi duduk, tidak bisa berjalan karena sesak, tekanan
darah 110/80 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, frekuensi nafas 32x/menit, saturasi oksigen
88%, terdapat wheezing di seluruh lapangan paru. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 13.5
g/dL, leukosit 12.500/µL, trombosit 250.000/µL. Pad foto toraks didapatkan infiltrat di basal
paru kanan. EKG dalam batas normal.
Selain oksigenasi dan inhalasi beta-2 kerja pendek, terapi lain yang paling sesuai untuk diberika
pada pasie in iadalah
A. Ipratropium bromida, aminofilin injeksi bolus dilanjutkan drip, prednison 0.5 - 1mg/KgBB,
antibiotika adekuat
B. Ipratropium bromida, prednison 0,5 – 1 mg/kgBB, antibiotik adekuat
C. Ipratropium, prednison 0.5 – 1 mg/kgBB
D. Ipratropium bromida, antibiotika adekuat
E. Aminofilin drip, antibiotika adekuat

Seorang laki-laki 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bengkak pada kulit setelah
terbentuk 1 hari yang lalu. Keluhan serupa sudah beberapa kali dialami pasien. Perdarahan pada
gusi, saluran cerna, dan saluran kecing tidak ada. Pasien sudah pernah diperiksa faktor VIII
dengan hasil 25%.
Hasil pemeriksaan laboratorium hemostasis yang sesuai dengan diagnosis pada pasien ini
adalah…
A. APTT dan PT normal, Von wilebrand activity menurun
B. APTT dan PT memanjang, Von Wilebrand activity menurun
C. APTT normal dan PT memanjang, Von Wilebrand activity normal
D. APTT memanjang dan PT normal, Von Wilebrand activity menurun
E. APTT memanjang dan PT normal, Von Wilebrand activity normal

Seorang laki-laki 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak yang memberat sejak 3
minggu. Pasien juga mengalami keluhan dada seperti ditindih benda berat saat beraktivitas,
disertai sakit kepala, sesak di malam hari dan tidur dengan 3 bantal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan JVP 5 + 4 cmH2O, murmur mid sistolik grade 4/6 pada proyeksi katup di sela iga 2
parasternal kiri yang menjalar ke sekitar klavikula, aksila, dan leher serta edema pitting pretibial
bilateral.
Kemungkinan diagnosis etiologik pada pasien ini adalah
A. Stenosis aorta
B. Regurgitasi aorta
C. Stenosis pulmonal
D. Regurgitasi pulmonal
E. Atrial septal defect (ASD)

Seorang laki-laki 44 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan tidur terganggu sejak 3 bulan
terakhir. Pasien sering terbangun dan tidak bisa tidur lagi sehingga esoknya pasien merasa
keletihan dan tidak sanggup melakukan kegiatan seperti rutin dulu pasien lakukan. Pasien sudah
berobat ke dokter dan sudah mendapatkan obat tidur. Pasien juga merasakan nafsu makn
berkurang, terkadang sering lupa akan sesuatu yang sudah diletakkan di suatu tempat. Kondisi
ini dirasakan pasien sejak pasien diberitahukan oleh dokter bahwa pasien mengalami penyakit
diabetes. Ayah dan ibu pasien mengalami diabetes sudah lebih dari 20 tahun. Pasien merasa
terpuruk dengan kondisi saat ini, rasanya tidak bergairah dalam menjalani kehidupan sehari-hari,
dan terkadang muncul perasaan gelisah akan kematian. Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan
kelainan. Hasil laboratorium menunjukkan glukosa darah sewaktu 205 mg/dL
Diagnosis aksis 1 yang paling mungkin pada pasien ini adalah
A. Gangguan penyesuaian afek ansietas
B. Gangguan tidur terkait depresi
C. Gangguan tidur terkait ansietas
D. Gangguan cemas menyeluruh
E. Insomnia

Seorang laki-laki 59 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang memberat
6 jam sebelumnya. Pasien sudah merasakan demam tinggi disertai batuk kering sejak 7 hari yang
lalu. Pasien telah menjalani peemriksaan swab PCR SARS-2 Coronavirus dengan hasil positif,
maun menjalani isolasi mandiri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis,
tekanan darah 150/90 mmhg, frekuensi nadi 112x/menit, isi cukup, frekuensi nafas 32x/menit,
suhu 38.2oC. Pada pemeriksaan analisis gas darah didapatkan PaO2 142 mmHg (dengan oksigen
nasal kanul 5L/menit).
Tatalaksana farmakologis yang paling tepat untuk menurunkan risiko mortalitas pada pasien in
iadalah
A. Azitromisin + deksametason + fondaparinux
B. Remdesivir + deksametason + enoksaparin
C. Metisoprnol + metilprednisolon + rifaroksaban
D. Oseltamivir + hidrokortison + unfractionated heparin
E. Favipavir + metilprednisolon + unfractionated heparin

Seorang perempuan 22 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mata buram dan berair sejak 2
minggu terakhir. Lapang pandang diakui semakin sempit. Pasien didiagnosis HIV sejak 6 bulan
lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Glasgow coma scale (GCS) 15, tidak didapatkan defisit
neurologis, berat badan 50kg, pupil isokor, injeksi silier (-). Pada pemeriksaan funduskopi
didapatkan bercak multiple yellowis white, di kutub posterior. Pemeriksaan laboratorium: IgG
anti toxoplasmas (+), IgG anti CMV (+), IgM anti HSV1 (+), IGRA (+).
Pilihan tatalaksana yang paling tepat pada kasus ini adalah
A. Asiklovir 4 x 800 mg
B. Spiramisin 3 x 1000 mg
C. Kotrimoksazol 2 x 960 mg
D. Valgansiklovir 2 x 900 mg
E. FDC OAT kategori 1 1 x 4 tablet

Seorang laki-laki 76 tahun dibawa oleh keluarganya ke IGD karena sesak nafas yang memberat
dan gelisah. Awalnya pasien sesak nafas dan kemudian memberat sejak 5 hari yang lalu disertai
bauk berdahak warna kuning. Riwayat sesak nafas disertai mengi sejak 6 tahun yang lalu. Pasien
merokok 2 bungkus per hari sejak SMA. Pasien biasa menggunakan obat inhalasi yang diberikan
oleh dokter jika sesak nafas, namun keluhan saat ini tidak mereda meskipun sudah menggunakan
obat tersebut. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit berat, gelisah, tekanan darah
130/80 mmHg, frekuensi nadi 118x/menit, frekuensi nafas 32x/menit, suhu 37.7 oC bentuk dada
barrel chest. Wheezing pada seluruh lapang paru, ronki basa pada paru bawah, analisa gas darah pH
7.32, PO2 75 mmHg, PCO2 60 mmHg, HCO3 31 mEq/L, AaDO2 40, saturasi Oksigen 92%, hasil foto toraks
menunjukkan.

Terapi oksigen pada pasien ini adalah


A. Oksigen 1-3L /menit intermittent dengan nasal kanul
B. Oksigen 4-5L/menit intermittent dengan nasal kanul
C. Oksigen 6-8L/menit dengan non rebreathing mask
d. Oksigen 6-8L/menit dengan rebreathing mask
e. Oksigen 6-8L/menit dengan simple mask

Seorang laki-laki 48 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk berdahak yang hilang timbul sejak
5 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh sering demam, nafsu makan menurun, berat badan yang terasa
menurun, dan berkeringat saat malam hari. Pasien meiliki riwayat diabetes mellitus dan mendapat
terapi insulin sejak 1 tahun terakhir. Riwayat penyakit lakinya disangkal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit, frekuensi anfas 22x/menit, suhu
37.8oC, konjungtiva anemis, pada auskultasi didapatkan suara nafas bronkial dengan ronki basah nyaring
di paru kanan atas. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 9g/dL. Leukosit 12000/µL, trombosit
405.000/µL, glukosa darah sewaktu 200 mg/dL, LED 80mm/jam, ureum 98mg/dL, eGFR
47ml/menit/1.73m2, SGOT 25U/L, SGPT 30 U/L. Hasil rontgen toraks menunjukkan bercak-bercak
infiltrat dan fibrosis pada paru kanan atas. Hasil pemeriksaan sputum tidak ditemukan BTA
Terapi yang paling tepat pada kasus di atas adalah
A. Memberikan obat anti tuberkulosis kategori 1 dosis penuh
B. Memberikan OAT kategori 1 dengan penyesuaian dosis pirasinamid dan etambutol 3 x seminggu
C. Memberikan OAT kategori 1 dengan penyesuaian dosis pirasinamid 3 x seminggu
D. Memberikan OAT kategori 1 dengan penyesuaian dosis etambutol 3 x seminggu
E. Memberikan OAT kategori 1 dengan penyesuaian semua dosis obat 3 x seminggu

Seorang perempuan 30 tahun dibawah ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengeluh mual dan muntah sejak 2 hari terakhir. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan kesadaran somnolen, Glasgow coma scale 14. Tekanan darah 80/50 mmHg, frekuensi
nadi 110x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, suhu 36.7 oC, dan tidak didapatkan kaku kuduk. Setelah
dilakukan resusitasi dengan cairan NaCl 0.9% 2000ml, tekanan darah tidak membaik, tidak ditemukan
ronki. Pasien kemudian diberikan norepinephrine dan tekanan darah naik menjadi 90/60 mmHg, namun
kemudian cenderung turun lagi. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 11 gr/dL, leukosit 6.700/µL,
trombosit 210.000/µL, natrium 128 mEq/L, kalium 5,6 mEq/L, kreatinin 1,2 mg/dL, albumin 2,5 g/dL,
glukosa darah sewaktu 75 mg/dL
Terapi selanjutnya yang paling tepat diberikan pada pasien ini adalah
A. Epinephrine
B. Infus koloid
C. Koreksi albumin
D. Deksametason intravena
E. Hidrokortison intravena

Seorang perempuan 38 tahun ke IGD dengan sesak nafas yang memberat sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit. Pasien sudah merasakan nyeri dada dan sesak nafas sejak 1 minggu terakhir.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 80/60 mmHg, frekuensi nadi 104 x/menit,
frekuensi nafas 30x/menit, suhu 37.8oC, JVP 5 + 2 cmH2O, batas jantung melebar, bunyi jantung
terdengar menjauh. Hasil EKG didapatkan.
Tatalaksana yang paling tepat pada pasien ini adalah
A. Obat anti inflamasi non steroid
B. Loading cairan 1-2 liter
C. Water sealed drainage
D. Perikardiocentesis
E. Kortikosteroid

Seorang laki-laki 62 tahun dengan riwayat penyakit ginjal kronis dan diabetes mellitus datang ke
poliklinik dengan keluhan nyeri dan bengkak pada sendi lutut kanan dalam 2 hari ini. Pasien
menyangkal adanya trauma. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/85 mmHg,
frekuensi nadi 80x/menit, suhu 380C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bengkak, kemerahan,
hangat, dan nyeri pada lutut kanan. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit 12.000/µL, dengan
80% PMN, glukosa darah sewaktu 250mg/dL, asam urat …. mg/dL, bersihan kreatinin 28
ml/menit. Dilakukan aspirasi sendi dan didapatkan hasil leukosit 10.000/µL dengan 75% PMN
dan positif untuk kristal berbentuk jarum dengan negatif birefringent. Pemeriksaan pewarnaan
gram tidak didapatkan organisme
Tatalaksana yang paling tepat untuk pasien ini adalah
A. Kolkisin
B. Diklofenak
C. Allupurinol
D. Injeksi steroid intraarticular
E. Injeksi asam hyaluronat instraartikular

Seorang perempuan 50 tahun dengan hipertensi sejak 25 tahun yang lalu datang ke poliklinik
untuk kontrol. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, Hasil.
Laboratorium menunjukkan kreatinin 2.5 mg/dL (eGFR-EPI 28 ml/menit/1.73 m2), ureum
40mg/dL.
Pemeriksaan penunjang yang tepat untuk menilai komplikasi pada pasien adalah
A. Analisis gas darah
B. Hormon paratiroid
C. Kalium dan analisa gas darah
D. Kalsium, fosfat, dan hemoglobin
E. Kalsium, fosfat, dan alkalin fosfatase

Seorang perempuan 45 tahun datang ke poliklinik dengan riwayat diabetes mellitus tipe 2 sejak 3
bulan yang lalu. Pasien diminta untuk menurunkan berat badan dengan mengatur pola makan dan
berolahraga namun tidak berhasil. Selama ini telah mendapat terapi metformin dengan hasil
glukosa darah terkontrol, namun 3 minggu terakhir pasien menghentikan pengobatannya karena
sering mengalami diare dan nyeri ulu hati. Pada pemeriksaan fisik didapatkan BMI 27 kg/m2.
Pilihan obat yang dapat direkomendasikan untuk pasien ini adalah
A. Glinid
B. Biguanid
C. Sulfonilurea
D. Penghambat DPP-IV
E. Penghambat alfa-glukosidase

Seorang perempuan berusia 57 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan nyeri di
punggung sejak 1 tahun terakhir. Nyeri dirasakan di seluruh tubuh dan tubuh terasa kaku.
Kadang-kadang keluhan dominan di satu tempat namun juga berpindah-pindah. Pasien juga
mengeluhkan perasaan tidak nyaman, sering gelisah, dan terkadang sulit tidur dalam 2 bulan ini.
Kondisi ini membuat pasien terganggu saat beraktivitas dan sering berbaring untuk mengurangi
keluhan. Pasien sudah berobat ke dokter dan diberikan obat nyeri. Keluhan hilang sebentar
namun muncul lagi. Pasien memiliki diabetes dan minum obat tidak teratur karena tidak mau
ketergantungan obat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada otot dan sendi seluruh
tubuh. Hasil laboratoreium menunjukkan LED 5mm/jam dan glukosa darah sewaktu 213
mg/dfL. Hasil foto lumbal sakral AP lateral menunjukkan osteoarthritis lumbalis
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah
A. Dorsalgia
B. Fibromialgia
C. Osteoartritis difus
D. Sindroma lelah kronik
E. Hernia nukleus pulposus servikal dan lumbal

Seorang perempuan 70 tahun datang ke IGD karena kesadaran semakin menurun sejak 1 hari
yang lalu. Menurut anak pasien, sudah …. minggu ini pasien tidak mau makan dan kadang-
kadang sulit diajak komunikasi, kemudian muncul luka di bokong pasien ayng semakin meluas.
Tiga minggu sebelumnya, pasien terjatuh di kamar mandi, kemudian hanya bisa berbaring di
tempat tidur saja. Pasien menderita hipertensi dan diabetes yang tidak terkontrol sejak 10 tahun.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 70 kg, tinggi badan 150cm, Glasgow coma scale
(GCS) E3M5V4, tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 102/x/menit, frekuensi nafas
18x/menit, suhu 37.5oC.
Tatalaksana ulkus dekubitus pada pasien ini adalah
A. Luka dibersihkan dengan air hangat, pemberian lotion, pijat 2-3x/hari
B. Perawatan luka dengan NaCl fisiologis dan pemberian antibiotik sistemik
C. Perawatan luka setiap hari dengan mengganti pembalut dan pemberian salep setiap hari
D. Luka dibersihkan dengan air hangat, pembersihan luka dan pemberian antibiotik topikal
E. Perawatan luka dengan povidone iodine, pemberian antibiotik sistemik, bila diperlukan dapat
dilakukan tindakan bedah

Seorang laki-laki 76 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan keluhan sesak nafas secara tiba-tiba.
Pasien batuk sesekali disertai dahak namun 1 jam yang lalu dahak bercampur bercak darah.
Pasien telah menderita stroke sejak 6 bulan terakhir. Sejak saat itu pasien hanya dapat berbaring
di tempat tidur. Pasien juga mengalami kesulitan menelan, untuk makan dna minum pasien
dibantu oleh kedua anaknya secara bergantian. Menurut keluarga 1 bulan ini pasien makan hanya
sedikit, asupan makanan berkurang. Pasien diketahui menderita diabetes sejak 20 tahun terakhir,
riwayat hipertensi tidak ada, riwayat merokok namun telah berhenti 3 tahun terakhir. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan BMI 20.4 kg/m2, tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi
126x/menit, frekuensi nafas 30x/menit, edema tungkai unilateral.
Pemeriksaan penunjang yang paling tepat pada pasien adalah
A. PT
B. INR
C. APTT
D. D-dimer
E. Fibrinogen

Seorang laki-laki 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bengkak pada tungkai kanan
sejak10 hari yang lalu., dan kadang terasa nyeri. Tidak ada keluhan demam maupun riwayat
trauma. Pasien diagnosis diabetes mellitus sejak 15 tahun yang lalu, dan mengalami stroke
sehingga hanya berbaring di tempat tidur sejak 2 tahun terakhir. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan bengkak dan kemerahan di tungkai kanan. Hasil laboratorium Hb 12 g/dL, leukosit
9.600/µL, trombosit 520.000/µL
Pemeriksaan penunjang awal yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada pasien adalah
A. D-dimer
B. Venografi
C. Arteriografi
D. USG doppler
E. Spiral CT angiografi

Seorang perempuan 18 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kedua mata sembab tiap
bangun pagi sejak 2 minggu. Pasien juga sering mengeluhkan kaki yang bengkak sejak 1 bulan
ini. Tidak ada riwayat sakit tenggorokan sebelumnya ataupun riwayat rambut rontok dan
bengkak sendi, serta fotofobia. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg,
edema palpebra bilateral, dan edema pitting pada kedua tungkai. Hasil laboratorium
menunjukkan Hb 12g/dL, Leukosit 8.000/µL, trombosit 160.000/µL, ureum 20mg/dL, kreatinin
0.8 mg/dL, albumin 2,5 g/dL. Urinalisis menunjukkan proteinuria kuantitatif 24 jam 4g/hari.
Dari urinalisi ditemukan eritrosit 0-1/LPB. Leukosit 0-1/LPB, protein urin 3+. Pada pemeriksaan
biopsi didapatkan gambaran glomerulus yang normal.
Manajemen terapi lini pertama yang sesuai pada pasien ini adalah
A. Azatiorpin
B. Siklosporin
C. Siklofosfamid
D. Kortikosteroid
E. Mikofenolat mofetil

Seorang laki-laki 52 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada sejak 1 jam yang lalu.
Nyeri dirasakan seperti tertindih, menjalar ke dagu dan lengan kiri. Pasien tampak gelisah dan
berkeringat dingin. Sesak nafas tidak ada. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes tidak
terkontrol. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/80 mmHg, frekuensi nadi
100x/menit, frekuensi nafas 20x/menit. JVP 5-2 cmH2O, S1 S2 reguler. Pada EKG didapatkan
hasil sebagai berikut

A. Fibrinolitik
B. Heparinisasi
C. Aspirin dan klopidogrel
D. Primary percutaneous Coronary Intervention
E. Fibrinolitik dan Primary percutaneous coronary intervention

Seorang perempuan 37 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sulit tidur yang dialami 3
bulan yang lalu, sulit tidur dirasakan saat memulai tidur. Hal in imenyebabkan pasien keletihan.
Pasien juga mengeluh tidak nyaman pada pagi hari, makan tidak selera, kerja tidak semangat,
terkadang muncul rasa gelisah sehingga jantung berdebar-debar dan tangan serta kaki terasa
dingin. Rasa gelisah ini sering muncul sehingga pasien nyaman jika ada yang menemai di rumah,
pasien juga tidak berani pergi kemana-mana jika tidak ada yang mengantarkan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran kelenjar tiroid difus. Hasil EKG menunjukkan sinus
takikardi. Hasil laboratorium menunjukkan kadar FT4 meningkat dan TSHs dalam batas normal.
Diagnosis yang paling tepat dan aksis 1 adalah
A. Hipertiroksinemia
B. Depresi dan insomnia
C. Sindroma lelah kronik
D. Gangguan cemas menyeluruh
E. Gangguan ansietas dan depresi
Seorang laki-laki 75 tahun datang dibawa oleh keluarga poliklinik dengan keluhan sering
mengompol sejak 3 bulan terakhir. Menurut keluarga pasien tidak dapat menahan buat air kecil
(BAK) apabila sudah ingin ke kamar mandi. Pasien tidak ada keluhan Bak sedikit-sedikit, nyeri
saat BAK atau nyeri sekitar peru bawah. Pasien sebelumnya pernah didiagnosis mengalami
gangguan fungsi kognitif ringan sejak 4 bulan terakhir dan diberikan obat donepezil 5 gm. Selain
itu, pasien mempunyai riwayat stroke ringan sekitar 7 tahun yang lalu dan berobat rutin ke dokter
saraf. Pemeriksaan fisik didapatkan Activity daily living (ADL) 18/20, Geriatric depression scale
(GDS) 4. Mini mental state examination (MMSE) 24/30 dan Mini nutritional assessment (MNA)
22.
Kemungkinan tipe inkontinensia pada pasien ini adalah
A. Stress
B. Urgensi
C. Overlfow
D. Campuran
E. Fungsional

Seorang laki-laki 68 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bengkak di kedua kaki sejak 1
bulan. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus sejak 9 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 180/100 mmHg, frekuensi nafas 20x/menit, frekuensi nadi 92x/menit,
batas jantung melebar, pitting edema +/+. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 8.8 gr/dl,
hematokrit 28%, ureum 127 mg/dL, kreatinin 4.6 mg/dL, kalium 5,8 mEq/L, natrium 133
mEq/L.
Pilihan anti hipertensi yang tepat adalah….
A. Nicardipin
B. Diltiazem-furosemid
C. Amlodipin-irbesartan
D. Felodipin-telmisartan
E. Bisoprolol-telmisartan

Seorang perempuan 56 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan sesak nafas terutama bila
beraktivitas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan benjolan di leher yang ikut bergerak saat
menelan. EKG pada pasien menunjukkan.

Prinspi tatalaksana yang paling tepat pada pasien ini adalah


A. Diltiazem dan warfarin
B. Amiodaron dan aspirin
C. Amiodaron dan heparin
D. Metoprolol dan heparin
E. Diltiazem dan trombolitik

Seorang perempuan 41 tahun akan menjalani kolesistektomi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
kelainan hasil laboratorium menunjukkan bilirubin total 1.7 mg/dL, bilirubin direk 0.9mg/dl,
bilirubin indirek 0.8 mg/dL. SGOT 60 U/L, SGPT 80I/L, alkali fosfatase 500 U/L. Hasil
pemeriksaan USG abdomen menunjukkan kolesistolithiasis dengan penebalan dinding kandung
empedu. Duktus biliaris tampak melebar
Pemeriksaan yang paling tepat untuk menilai penyebab kenaikan bilirubin adalah
A. Magnetic resonance cholagiopancreatography
B. Endoscopic retrograde cholangiopancreatography
C. CT scan abdomen dengan kontras
D. Endoscopic ultrasound
E …..

Seorang laki-laki 65 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam 1 hari sebelumnya. Pasien
memiliki riwayat imobilisasi akibat stroke menjalani perawatan rumah sejak 1 tahun terakhir
dan tidak ada keluhan apapun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis,
tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 120x/menit, suhu 38,7oC, nafas terpasang
ventilator. Paru ronki basah kasar pada kedua lapang paru. Pemeriksaan fisik lain didapatkan
tampak hemiparesis tubuh kiri. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 13.3 g/dL, hematokrit 40%,
leukosit 18.300/µL, trombosit 118.000/µL, kreatinin 2.1 mg/dL.
Diagnosis infeksi pasien ini adalah
A. Pneumonia komunitas
B. Pneumonia terkait ventilator
C. Sepsis akibat pneumonia komunitas
D. Sepsis akibat pneumonia terkait ventilator
E. Sepsis berat akibat pneumonia terkait ventilator

Seorang laki-laki 35 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut hilang timbul sejak 4
jham yang lalu. Pasien juga mengeluh muntah sebanyak 5 kali dan tidak bisa buang air besar.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi …… x/menit,
frekuensi anfas 22x/menit, suhu 36.8oC, distensi abdomen, perkusi timpani, pada auskultasi
didapatkan metallic sound. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 13,8 g/dL, hematokrit 45%,
leukosit 7.500/µL, pada foto polos abdomen didapatkan hasil sebagai berikut.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah
A. Peritonitis
B. Ileus paralitik
C. Perforasi gaster
D. Ileus obstruktif
E. Keganasan kolorektal

Seorang laki-laki 24 tahun dalam perawatan di rumah sakit dengan diagnosis demam tifoid.
Pasien mendapatkan pengobatan ceftriaxone 1 x 2gram dan simptomatik dengan metamizole 3 x
500mg. Pada hari ke-3, 10 menit setelah mendapatkan injeksi metamizole, pasien mengeluhkan
sesak nafas, mengi, dan gelisah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Glasgow coma scale
E3M5V4, tekanan darah 80/50 mmHg, frekuensi nadi 112x/menit, lemah, frekuensi nafas
26x/menit, dan terdengar wheezing.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien tersebut adalah
A. Epinephrin 1:1000 0.3 -0.5 ml Intramuskular
B. Norepinephrin mulai 0.1 mcg/kg/menit intravena
C. Dexametahson 5 mg intravena dilanjutkan dopamin 1 mcg/kg/menit
D. Diphenhydramine 10mg intravena dilanjutkan deksametason 5 mg intravena
E. Injeksi dexamethasone 5 mg intravena dilanjutkan dengan epinephrine 1:1000 0.3-0.5 mL
subkutan

Seorang perempuan 30 tahun, datang ke poliklinik dikonsulkan sejawat Obgyn dengan riwayat 3
kali aborsi spontan pada usia kehamilan kurang dari 10 minggu. Pasien tidak memiliki gejala
lain. Pasien membawa hasil laboratorium Hb 12g/dL, leukosit 5000/µL, trombosit 160.000/µL,
APTT memanjang. Pasien dan suaminya sangat ingin memiliki anak.
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis adalah
A. Anti-Ro
B. Anti Sci-70
C. Antibodi Anti Jo-1
D. Antibodi beta 2 glikoprotein
E. Antinuclear antibody (ANA)
Seorang laki-laki 27 tahun dibawa ke IGD dengan penurunan kesadaran sejak 6 jam yang lalu.
Pasien mengeluhkan demam disertai menggigil selama 5 hari, lemas sehingga sulit berjalan,
mual, dan muntah, Pasien baru pulang dari Timika mengunjungi daerah pertambangan selama 2
minggu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran koma, tekanan darah 110/70 mmHg,
frekuensi nadi ……. x/menit, teraba kuat, frekuensi nafas 26x/menit, suhu 390C. Hasil
laboratorium menunjukkan Hb 9,8 gr/dl, hematokrit 32%, leukosit …… /µL, trombosit
47.000/µL, trofozit P.falciparum +++, ureum 168 mg/dL, kreatinin 1,6 mg/dL. Urinalisis,
protein 3+, eritrosit 10-12 LPB,
Patofisiologi disfungsi organ pasien ini adalah
A. Deposisi kompleks imun mikrovaskular
B. Sitoadherens, sekuesterasi, pembentukan rosette
C. Neurotoksin yang menyebabkan kebocoran endotel vaskular
D. Pelepasan sitokin dan mediator inflamasi akibat aktivasi limfosit T
E. Vaskulitis end-arteri akibat invasi langsung patogen pada endotel vaskular

Seorang laki-laki 54 tahun dalam perawatan di rumah sakit dengan diagnosis ISK. Pasien
mendapatkan pengobatan levofloxacin intravena 1 x 500mg. Pada hari ke-3, 10 menit setelah
mendapatkan injeksi antibiotik, pasien mendadak sesak nafas, mengi, dan gelisah. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan Glasgow coma scale E3M5V4, tekanan darah 80/50 mmHg,
frekuensi andi 112x/menit, lemah, frekuensi nafas 26x/menit dan terdengar wheezing.
Patogenesis yang tepat untuk kondisi pasien ini adalah
A. Deposisi kompleks imun pada jaringan
B. Pelepasan endotoksin dari bakteri patogen penyebab infeksi
C. Respons inflamasi sistemik akibat lipopolisakarida pada dinding sel bakteri
D. Pelepasan mediator akibat ikatan hapten dengan IgE pada permukaan sel mast
E. Vasodilatasi dan bronkospasme akibat pelepasan mediator yang ada pada sel mast yang
mengalami degranulasi akibat toksin bakteri

Seorang perempuan 32 tahun dikonsulkan karena hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu 157
mg/dL. Pasien sedang hamil 16 minggu anak pertama. Selama ini tidak adak sakit apapun.Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 156 cm, berat badan 74 kg (*berat badan sebelum
hamil 68 kg), dan tekanan darah 140/80 mmHg.
Pengobatan yang tepat pada pasien ini adalah
A. Memberikan terapi insulin human
B. Memberikan edukasi, perencanaan diet, dan aktivitas fisik
C. Periksa gula darah puasa, gula darah post prandial, dan HbA1C
D. Memastikan diagnosis diabetes dengan pemeriksaan gula darah puasa, gula darah 1 jam pasca
beban, gula darah 2 jam pasca beban pada usia kehamilan 24 minggu
E. Memastikan diagnosis diabetes dengan pemeriksaan gula darah puasa, gula darah 1 jam pasca
beban, gula darah 2 jam pasca beban pada usia kehamilan sesegera mungkin

Seorang perempuan 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan buang air besar cair
bercampur darah 6x/hari dan rasa tidak nyman pada anus sejak 2minggu yang lalu. Pasien dahulu
pernah dikatakan sakit kanker leher rahim dan menjalani terapi sinar dan telah selesai sejak 7
bulan yang lalu. Pasien telah mendapatkan terapi argon plasma coagulation.
Patofisiologi yang mendasari keluhan utama pada pasien ini adalah
A. Adanya nekrosis mukus dan kerusakan vaskular submukosa
B. Trombosis yang menyebabkan iskemia jaringan
C. Perubahan microbiota usu
D. Infeksi sekunder
E. Atrofi epitel

Seorang perempuan 82 tahun dibawa ke IGD karena demam sejak 1 minggu terakhir. Pasien
mengalami stroke 2 tahun lalu dan setelah itu hanya berbaring di tempat tidur saja. Pasien
beberapa kali tersedak saat makan. Pada pemeriksaan awal di IGD didapatkan pasien apatis
dengan tanda vital stabil. Ronki basah kasar bilateral.
Faktor risiko yang menjadi pencetus masalah utama pasien ini adalah
A. Disfagia dan imobilitas
B. Disfagia dan riwayat stroke
C. Riwayat stroke dan pneumonia
D. Usia sangat lanjut dan demensia
E. Usia sangat lanjut dan pneumonia

Seorang laki-laki 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak kurang lebih 1
tahun terakhir. Keluhan tersebut timbul sewaktu-waktu, terutama bila ada beberapa pekerjaan
tertunda. Pasien telah tes darah dan banyak pemeriksaan ke berbagai dokter namun dikatakan
normal. Sejak 6 bulan terakhir pasien sering mencuci tangan, merasa tangan tidak bersih
walaupun sudah mencuci tangan berulang kali, sehingga terdapat gangguan kulit telapak tangan.
Pasien sangat khawatir terkena COVID-19.
Diagnosis yang paling tepat pada pasien ini adalah
A. Panik
B. Bipolar
C. Paranoid
D. Obsesif kompulsif
E. Gangguan cemas menyeluruh

Seorang laki-laki 48 tahun datang ke IGD dengan keluhan berdebar-debar dan nyeri dada
menjalar ke belakang punggung sejak 1 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran somnolen, tekanan darah 80/60 mmHg, frekuensi nadi 150x/menit, reguler, frekuensi
nafas 28x/menit, SpO2 98%, hasil EKG sebagai beirkut
Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah
A. Defibrilasi 200 J
B. Kardioversi 50-100 J
C. Manuver vagal reflex
D. Bisoprolol 1 x 2.5 mg per oral
E. Injeksi adenosine 6 mg intravena bolus cepat

Seorang laki-laki 50 tahun datang ke poliklinik untuk kontrol rutin. Pasien memiliki riwayat
diabetes mellitus sejak 15 tahun yang lalu dan rutin menggunakan insulin glargine 18 unit dan
insulin aspart 3 x 15 unit. Pasien sering melakukan pemantauan glukosa darah mandiri dan
berdasarkan catatan pasien terlihat pola glukosa darah puasa berkisar 70-90 mg/dL. Glukosa
darah sebelum makan berkisar 120-140 mg/dL dan terlihat pula beberapa kali glukosa darah 50-
60 mg/dL, terutama pada malam hari. Pada saat konsultasi pasien tidak ada keluhan.
Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Hasil laboratorium menunjukkan glukosa darah sewaktu
53 mg/dL, glukosa darah ulangan 54 mg/dL
Keadaan diatas menunjukkan suatu kondisi yang disebut
A. Unawareness hypoglycemia
B. Hipoglikemia nokturnal
C. Neuropati hipoglikemia
D. Defisiensi glukagon
E. Pseudohipoglikemia

Seorang perempuan berusia 17 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan lemas sejak 1bulan
yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan konjungtiva pucat. Hasil laboratorium menunjukkan Hb
9.2 g/dL, MCV 78 fl, MCH 30pg, leukosit 7.800/µL, trombosit 230.000/µL. feritin 450ng/mL.
Hasil elektroforesis HbA2 3.5%, HbF 1%
Pemeriksaan lanjutan yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini adalah.
A. Analisis Hb dengan teknik high-performance liquid chromatography (HPLC)
B. Gen thalassemia beta
C. Gen thalassemia alfa
D. Kadar eritropoietin
E. Hitung retikulosit

Seorang perempuan 28 tahun datang ke poliklinik dengan membawa hasil laboratorium Hb 7.8
mg/dL dengan hitung retikulosit 0.6%. Pada morfologi darah tepi didapatkan gambaran anemia
mikrositik hipokrom HbA2 2.4% dan HbF 1.3%. SI 15 µg/dL dan TIBC 420 µg/dL.
Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah
A. β thalassemia minor
B. Anemia sideroblastic
C. Anemia defisiensi besi
D. Thalassemia beta + HbE
E. Anemia pada penyakit kronik

Seorang perempuan 38 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kelelahan dan cepat marah.
Gejala ini memburuk selama beberapa bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat asma intermitten
ringan dna hipertrigliseridemia. Pada pemeriksaan fisik didapatkan proptosis bilateral, kulit
hangat dan lembab, tekanan darah 136/72 mmHg, frekuensi nadi istirahat 105x/menit reguler.
Hasil tes skrining didapatkan kadar TSHs dan FT4 normal.
Langkah selanjutnya untuk menentukan diagnosis pada pasien ini adalah
A. Total T4
B. Unbound T3
C. Radioactive scan of the thyroid
D. Thyroid stimulating antibody screen
E. Thyroid peroxidase (TPO) antibody screen

Seorang laki-laki 40 tahun dibawa ke IGD karena penurunan kesadaran sejak 8 jam sebelum
masuk rumah sakit. Pasien sebeluymnya mengeluh demam hilang timbul sejak 10 hari lalu.
Namun dalam 2 hari terakhir demam terus menerus tinggi. Diare sejak 3 hari lalu, 4-5 kali sehari.
Sebelumnya pasien tidak buang air besar selama 4 hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran somnolen, tekanan darah 120/85 mmHg, frekuensi nadi 84x/menit, suhu 39.5 0C, tidak
didapatkan kaku kuduk. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 11.5 g/dL, hematokrit 34%,
leukosit 12.000/µL, trombosit 135.000/µL, IgM Salmonella +6.
Terapi antibiotik empiris yang paling tepat diberikan adalah
A. Kloramfenikol 4 x 500mg
B. Moksifloksasin 2 x 400 mg
C. Meropenem 3 x 1 gram
D. Seftriakson 1 x 3 gram
E. Amikasin 1 x 1 gram

Seorang perempuan 45 tahun, datang ke IGD dengan keluhan jari-jari di kedua tangan kaku tidak
bisa digerakkan sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien memiliki riwayat karsinoma
pailer tiroid dan sudah menjalani operasi tirodektomi total 3 bulan lalu, mendapat obat
levotiroksin 1 x 100mg, CaCO3 3x500mg, dan kalsitriol 1x0.25 mcg diminum selama 1 bulan,
stelah itu pasien tidak kontrol. Saat di IGD, pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 88x//menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu
36.5oC, jari-jari kedua tangan spasme, tanda trousseau dan chovstek positif. Hasil EKG sebagai
berikut
Pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan pada pasien ini adalah
A. Kalsium darah
B. Magnesium
C. TSHs
D. PTH
E. FT4

Seorang laki-laki 70 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sering hampir jatuh karena
merasa seperti melayang saat perubahan posisi. Asupan pasien baik. Pasien memiliki riwayat
asma yang terkontrol dan osteoarthritis genu bilateral. Obat yang dikonsumsi rutin yaitu
glukosamin dan hanya sesekali menggunakan inhaler yang berisi salbutamol. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah saat berbaring 120/80 mmHg, saat duduk 110/68 mmHg, dan saat
berdiri 98/66 mmHg. Nistagmus tidak ada. Provokasi gerakan leher tidak menimbulakn rasa
pusing. Test Romberg dan Romberg dipertajam negatif. Status neurologis, hasil pemeriksaan
hemostasis, EKG, ekokardiografi, doppler transcranial dan karotis, serta holter monitor dalam
batas normal.
Penyebab keluhan pada pasien ini yang paling mungkin adalah
A. Stroke non hemoragik
B. Transient ischemic attack
C. Insufisiensi vetebro basiler
D. Penurunan sensitivitas baroreseptor
E. Peningkatan compliance ventrikel kiri

Seorang laki-laki 37 tahun, HIV positif, berobat teratur dengan ARV (TDF/3TC/EFV) CD4
terakhir 147 sel/µL. Pasien berkonsultasi mengenai rencana vaksinasi COVID-19 dengan
menggunakan inactivated virus vaccine.
Saran terkait rencana vaksinasi pasien ini adalah
A. Dapat diberikan vaksinasi saat ini
B. Menunda vaksinasi hingga CD4 > 200 sel/µL
C. Menunda vaksinasi hingga CD4 > 350 sel/µL
D. Menunda vaksinasi hingga CD4 > 500 sel/µL
E. Kontraindikasi diberikan pada pasien HIV positif berapapun CD4nya

Seorang laki-laki 38 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk dan sesak nafas sejak 3
minggu yang lalu. Batuk kering. Pasien baru didiagnosis HIV. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nadi 104x/menit,
frekuensi nafas 28x/menit, suhu 37.2oC, berat badan 55 kg. Pada pemeriksaan fisik leher
didapatkan retraksi otot nafas. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit 9.000/µL. CD4 27
sel/µL. LDH 1500 U/L, PO2 68 mmHg, hasil rontgen toraks.
Pilihan terapi yang tepat pada pasien ini adalah
A. Kotrimoksasol 3 x 1920 mg + prednison 2 x 40 mg
B. Kotrimoksasol 3 x 1920 mg + prednison 1 x 40 mg
C. Klindamisin 4 x 300mg + prednison 1 x 40 mg
D. Kotrimoksasol 3 x 1920 mg
E. Spiramicin 3 x 500mg

Seorang laki-laki 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan sering pingsan sejak 1 minggu yang
lalu. Pasien juga mengeluh kepala pusing cepat lelah dan sesak terutama saat berkaktivitas.
Pasien mempunyai riwayat darah tinggi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis. Tekanan darah 90/50 mmHg, frekuensi andi 42x/menit. Hasil EKG sebagai berikut.
Tindakan awal yang paling tepat pada pasien ini adalah
A. Atropine 0.5 mg bolus intravena diulang tiap 3-5 menit max 3 mg
B. Dobutamin 2-20 mcg/kgBB/menit
C. Salbutamol tablet 2 mg
D. Salbutamol inhalasi
E. Temporary pacing

Seorang perempuan 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam tinggi dan batuk
berdahak yang dialami sejak 1 minggu terakhir. Dahak berwarna kuning dan berbau amis. Pasien
juga mengeluh lemah, tidak nafsu makan, mual dan berkeringat malam. Pasien 3 minggu yang
lalu baru menjalani pembersihan karang gigi karena higiene mulut yang buruk. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit ,
frekuensi nafas 24x/menit, suhu 39.7oC. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 11.6 g/dL, leukosit
24.000/µL, trombosit 231.000/µL. Pasien telah dilakukan rontgen toraks dan didapatkan
gambaran sebagai berikut.

Terapi empirik yang paling tepat untuk pasien ini adalah


A. Klindamisin 4 x 300mg oral
B. Meropenem 3 x 1 gram intravena
C. Azitromisin 1 x 500 mg intravena
D. Levofloksasin 1 x 750 mg intravena
E. Seftriakson + metronidazole 3 x 500mg intravena
Seorang perempuan 65 tahun datang ke IGD dengan nyeri dada 30 menit yang lalu saat
terbangun dari tidur. Pasien juga mengeluh muntah pusing dan sakit kepala. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tampak gelisah, tekanan darah 70/30 mmHg, frekuensi andi 50x/menit, akral
dingin. Pemeriksaan paru normal. Pasien telah diberikan oksigen, aspirin, clopidogrel. Hasil
EKG sebagai berikut.

Terapi yang paling tepat pada pasien ini adalah


A. Temporary pacemaker dilanjutkan primary PCI
B. Dobutamin 5 mcg/kgBB/menit
C. Temporary pacemaker
D. Fluid challenge test
E. Primary PCI

Seorang perempuan 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah sejak 1 bulan
yang lalu. Pasien juga mengeluhkan sering pusing dan berdebar-debar. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, frekuensi nadi 84x/menit,
frekuensi nafas 20x/menit, suhu 36.8oC, konjungtiva pucat, dan sklera ikterik. Hasil laboratorium
menunjukkan Hb 8.4 g/dL, hematokrit 25.6%, MCV 95 fl, MCH 32pg, leukosit 6.500/µL,
trombosit 235.000/µL, retikulosit index 5%, bilirubin total 4 mg/dL, bilirubin direk 0.8 mg/dL,
bilirubin indirek 3,2 mg/dL, LDH 720 U/L, hasil DATR (Direct Antiglobulin Test) positif, tes
IgG dan C3D positif.
Pemeriksaan lanjutan yang diperlukan pada pasien ini adalah
A. Analisis Hb
B. Imunofiksasi serum
C. Antinuclear antibody
D. Elektroforesis serum
E. CD56 dan CD57 darah tepi

Seorang perempuan 69 tahun datang dengan keluhan nyeri hebat pada lutut kanan sejak 1 hari
yang lalu. Tidak didapatkan demam. Riwayat keluhan serupa sebelumnya disangkal. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 155 cm, berat badan 80 kg, lutut kaan pasien terlihat
bengkak dan kemerahan. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 10.7 g/dL, hematokrit 33%,
leukosit 8.400/µL, trombosit 215.000/µL, ureum 58 mg/dL, kreatinin 0.83 mg/dL, SGOT 97
U/L, dan SGPT 127 U/L, asam urat 7.2 mg/dL. Pasien menjalani aspirasi cairan sendi dan
ditemukan jumlah sel 25.000/µL serta kristal berbentuk rhomboid. Pada pemeriksaan radiologi
didapatkan gambaran.

Diagnosis yang paling tepat untuk pasien ini adalah


A. Pseudogout
B. Osteoartritis
C. Artirtis gout
D. Artritis septik
E. Artritis rheumatoid

Seorang laki-laki 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan buang air besar (BAB) cair
disertai darah dan lendir sejak 5 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh nyeri perut bagian bawah
terutama saat akan BAB, karena panas di rektum, disertai demam dan penurunan nafsu makan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit,
frekuensi nafas 20x/menit, suhu 39oC. Pemeriksaan laboratorium feses rutin didapatkan adanya
eritrosit dan sel polimorfonuklear.
Diagnosis yang paling mungkin untuk gejala di atas adalah
A. Kolitis pseudomembran
B. Kolitis tuberkulosa
C. Crohn’s disease
D. Kolitis amuba
E. Shigellosis

Seorang laki-laki 51 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sakit kepaa. Pasien memiliki
riwayat diabetes mellitus sejak 4 tahun lalu dan stroke 1 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg, frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi anfas 20x/menit,
suhu 37.1oC, konjungtiva anemis, jantung paru dalam batas normal. Hasil laboratorium
menunjukkan Hb 11,2 g/dL, hematokrit 26%, ureum 27mg/dL, kreatinin 1.2 mg/dL, kalium 4,3
mEq/L, natrium 135 mEq/L. Hasil urinalisis menunjukkan protein +1.
Pilihan anti hipertensi yang tepat pada pasien di atas adalah
A. Atenolol
B. Nifedipin
C. Lisinopril
D. Diltiazem
E. Amlodipin

Seorang laki-laki 40 tahun datang ke poliklinik keluhan penurunan konsentrasi berpikir, mudah
lelah, penurunan libido, dan gangguan ereksi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
110/80 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit, irama reguler; frekuensi nafas 20x/menit, berat badan
98 kg, tinggi badan 157 cm, lingkar perut 112 cm, dan dijumpai adanya striae di abdomen
Pemeriksaan yang paling tepat terkait keluhan utama pasien adalah
A. USG ginjal
B. Biopsi kulit
C. ACTH serum
D. Testosteron total
E. Gula darah puasa

Seorang laki-laki 56 tahun datang ke poliklinik untuk medical check up. Pasien adalah seorang
perokok berat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg, dan limpa S2.
Hasil laboratorium menunjukkan Hb 16.8 gr/dL, hematokrit 50%, leukosit 14.000/µL, hitung
jenis 0/0/0/75/20/5, trombosit 990.000/µL, glukosa darah puasa 112mg/dL, glukosa darah 2 jam
post prandial 135 mg/dL, kolesterol total 260 mg/dL, HDL 45 mg/dL, LDL 202 mg/dL,
trigliserida 160 mg/dL.
Pemeriksaan penunjang dan terapi awal kelainan hematologi pada pasien ini adalah
A. Mutasi JAK2, aspirin 1 x 80 mg
B. Mutasi JAK 2, BCR-ABL, aspirin 1 x 80 mg
C. Mutasi JAK 2, BCR-ABL, hidroksiurea 2 x 500mg
D. Mutasi JAK 2, aspirin 1x 80 mg dan anagrilid 2x0.5 mg
E. Mtuasi JAK 2, aspirin 1x80mg dan hidroksiurea 1x 500mg

Seorang perempuan 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak 2 bulan terakhir.
Sesak dirasakan pada waktu istirahat maupun saat pasien ke kamar mandi sejak 1 bulan terakhir.
Pasien juga mengeluhkan terbangun malam hari karena sesak dalam 1 minggu terakhir. Pasien
nyaman tidur dengan 3 bantal tersusun tinggi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
90/60 mmHg, frekuensi nadi 120x/menit, ireguler, frekuensi nafas 30x/menit, suhu 36.0C, SpO2
90%, JVP 5+2 CmH2O, murmur diastolic grade 4/6, punctum maksimum dikatup mitral. Pada
EKG didapatkan RVH, AF rapid response. Pada echocardiography didapatkan hasil stenosis
mitral dengan Wilkins skor 7 dan mild MR
Tatalaksana yang tepat untuk etiologi pada pasien ini adalah
A. Mitral valve repair
B. Mitral valve replacement
C. Kateterisasi jantung kanan
D. Dobutamin 5 mcg/kgBB/menit
E. Percutaneous mitral ballooning commissurotomy

Seorang laki-laki 27 tahun datang dengan keluhan nyeri dan bengkak pada sendi pergelangan
kaki kiri sejak 2 hari ini. Sebelumnya 4 minggu yang lalu pasien telah berobat ke dokter dengan
keluhan diare. Diare sudah sembuh sejak 3 mingguy yang lalu, namun setelah itu keluhan nyeri
mulai muncul dan saat ini semakin memberat dan mengganggu aktivitas. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri dan bengkak di sendi pergelangan kaki kiri dan dilakukan aspirasi cairan sendi.
Hasil analisis cairan sendi didapatkan leukosit 20.000/µL. tidak dijumpai adanya kristal.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah
A. Artritis rheumatoid
B. Artritis reaktif
C. Artritis septik
D. Osteoartritis
E. Pseudogout

Seorang laki-laki 27 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri dan bengkak pada sendi
sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan dirasakan di sendi lutut kanan, pergelangan kaki kanan dan
telapak kaki kanan. Pasien juga mengeluh mata kanan merah dan pandangan kabur sejak 1
minggu terakhir. Pasien mengalami diare sejak 2 bulan terakhir disertai buang air besar berdarah.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan injeksi konjungtiva dan silier pada mata kanan serta
penurunan visus, nyeri tekan dan bengkak pada lutut dan pergelangan kaki kanan serta nyeri
tekan pada kalkaneus kanan. Hasil laboratorium menunjukkan rheumatoid faktor (-), HLA B27
(+). Hasil konsultasi dari sejawat spesialis mata menujukkan adanya uveitis posterior.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah
A. Artritis reaktif
B. Artritis psoriasis
C. Spondilitis ankilosa
D. Artritis enteropatik
E. Spondiloartritis aksial

Seorang laki-laki 65 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak yang memberat sejak 1 minggu
yang lalu. Sesak dirasakan terus menerus. Pasien juga mengeluh batuk berdahak putih dan nyeri
dada bila menarik nafas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg,
frekuensi nadi 105x/menit, frekuensi napas 28x/menit, JVP 5 + 2 cm H2O, bunyi napas meredup
pada basal kedua paru dan ronki basah kasar. Pada auskultasi jantung didapatkan S1, S2 reguler,
dan S1 terdengar mengeras. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit 10.000/µL, dan NT-
proBNP 1200pg/mL (N: < 125 pg/mL). Pada foto toraksi didapatkan CTR > 50% serta efusi
pleura. Pasien menjalani pungsi pleura dan didapatkan hasil analisis cairan pleura transudate.
Setelah dilakukan pungsi pleura dan mendapatkan antibiotik, pasien masih merasa sesak.
Diagnosis pada pasien adalah
A. Emboli paru akut
B. Gagal jantung akut
C. Hipertensi pulmonal
D. Interstitial lung disease
E. Tuberkulosis paru dengan efusi pleura

Seorang laki-laki 76 tahun dibawa oleh keluarganya ke IGD karena sesak nafas yang memberat dan
gelisah. Awalnya pasien sesak nafas dan kemudian memberat sejak 5 hari yang lalu disertai bauk
berdahak warna kuning. Riwayat sesak nafas disertai mengi sejak 6 tahun yang lalu. Pasien merokok 2
bungkus per hari sejak SMA. Pasien biasa menggunakan obat inhalasi yang diberikan oleh dokter jika
sesak nafas, namun keluhan saat ini tidak mereda meskipun sudah menggunakan obat tersebut. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit berat, gelisah, tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi
118x/menit, frekuensi nafas 32x/menit, suhu 37.7 oC, bentuk dada barrel chest, wheezing pada seluruh
lapangan paru, ronki basah pada paru bawah. Analisi gas darah pH 7.32, PO2 75 mmHg, PCO2 60 mmHg,
HCO3 ….., AaDO2 40, saturasi 92%. Hasil foto toraks menunjukkan

(Gambar tidak jelas dan terpotong)


Diagnosis pada pasien ini adalah
A. Hospital acquired pneumonia
B. Edema paru akut
C. Pneumotoraks
D. Emboli paru
E. NSTEMI

Seorang laki-laki 41 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 2 jam yang lalu. Nyeri daa
seperti ditekan beban berat yang mejalar ke rahang kiri dan rasa kesemutan di ujung-ujung jari lengan
kiri. Pasien juga mengeluhkan keringat dingin disertai sesak nafas sesak diperberat oleh aktivitas.
Sebelumnya pasien diketahui pingsan 9 jam yang lalu saat beraktivitas ringan. Keluhan ini baru pertama
dirasakan oleh pasien. Pasien memiliki riwayat darah tingi sejak 5 tahun dan mengonsumsi candesartan
8 mg namun tidak rutin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg, JVP 5-2
cmH2O, ronki tidak ada, edema pada kedua tungkai. Hasil laboratorium menunjukkan troponin T adalah
120 pg/mL. Hasil EKG sebagai berikut
Diagnosis kerja pada pasien ini dan lokasi kelainan koronernya adalah
A. NSTEMI inferoanterolateral, dengan kelainan koroner di proksimal LAD
B. NSTEMI inferoanterolateral, dengan kelainan koroner di proximal LCX
C. NSTEMI anterolateral ekstensif, dengan kelainan koroner di RCA
D. NSTEMI anterolateral ekstensif, dengan kelainan koroner di LAD
E. STEMI di jantung kanan, dengan kelainan koroner di RCA

Seorang laki-laki 42 tahun datang ke poliklinik dengan keluahn sesak nafas sejak 1 bulan terakhir. Sesak
kadang-kadang disertai batuk, mengi, dan bersin-bersin saat sedang bekerja. Pasien mulai bekerja di
pabrik sabun sulfur sejak kurang lebih 5 tahun yang lalu. Pasien merokok sejak SMA dan tidak memiliki
riwayat asma sebelumnya. Keluhan sesak memburuk saat hari kerja dan membaik pada hari libur.
Pemeriksaan fisik didapatkan bentuk dada normal, sela iga tidak melebar, dan terdapat mengi minimal.
Patogenesis yang mendasari gejala tersebut adalah
A. Reaksi hipersensitivitas tipe 1
B. Reaksi hipersensitivitas tipe 4
C. Iritasi pada mukosa hidung dan bronkus
D. Pseudoalergi yang disebabkan oleh pecahnya sel mast
E. Kerusakan permanen mukosa hidung dan bronkus

Seorang laki-laki 40 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada sejak 30 menit
yang lalu saat terbangun dari tidur. Keluhan juga disertai muntah, pusing, sakit kepala, dan keringat
dingin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 70/40 mmHg, frekuensi nadi 64xmenit,
frekuensi nafas 30x/menit. Pemeriksaan paru normal. Hasil EKG menunjukkan.

Tatalaksana awal hipotensi pada pasien adalah


A. Injeksi sulfas atropin 0.5 mg intravena
B. Dobutamin 5 mcg/kg per menit
C. Dopamin 5 mcg/kg per menit
D. Bolus normal salin 1-2 liter
E. Nitrogliserin sublingual
Seorang laki-laki 48 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri ulu hati dan rasa tidak nyaman yang
kadang disertai mual dan muntah. Keluhan nyeri ini lebih dirasakan pada saat amkan dan berkurang jika
minum obat antasida. Pasien mempunyai riwayat alergi penisilin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 110/70 mMHg, frekuensi andi 72x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu 37 oC pada
abdomen didapatkan nyeri tekan pada epigastrium. Pasien selanjutnya dilakukan pemeriksaan
esofagoduodenoskopi dengan hasil ulkus gaster dan dilakukan pemeriksaan biopsi dengan hasil
ditemukan Helicobacter pylori.
Tatalaksaan yang paling tepat pada pasien ini adalah
A. PPI 2x1 + amoxicillin 2x500mg + claritromisin 2 x500mg
B. PPI 2x1 + metronidazole 3 x 500mg + tetrasiklin 4 x 500mg
C. PPI 2x1 + metronidazole 3x500mg + claritromisin 2 x 500 mg
D. PPI 2x1 + bismuth subsalisilat 4x2 + metronidazole 3x500mg
E. PPI 2x1 + bismuth subsalisilat 4x2 + amoxicillin 3 x 500mg + claritromisin 2x500mg
Seorang laki-laki 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bengkak di kaki yang hilang
timbul sejak 1 bulan. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 20 tahun, jarang kontrol dan
minum obat. Pasien berobat ke dokter terakhir 1 tahun yang lalu dan dikatakan tekanan darah
170/100 mHg. Pasien sempat minum obat anti hipertensi tetapi tidak minum obat lagi. Tidak ada
riwayat anyang-anyangan, kencing berpasir maupun kencing berdarah. Riwayat sakit diabetes
mellitus, jantung, stroke, liver, asma, dan paru disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran compos mentis, tekanan darah 170/100 mmHg, konjungtiva pucat, JVP 5-2 cmH2O,
pitting edema bilateral simetris, EKG didapatkan hipertrofi ventrikel kiri. Hasil laboratorium
menunjukkan Hb 10.5 g/dL, ureum 64 mg/dL, kreatinin 2,6 mg/dL, eGFR 28 ml/min/1.73m2,
kalium 4,3 mEq/L. Urinalisis menunjukkan proteinuria +3, eritrosit 7-8 LPB, silinder eritrosit
positif. Hasil USG ginjal menunjukkan.

Etiologi CKD yang paling mungkin pada pasien ini adalah


A. Glomerulonephritis
B. Nefropati diabetik
C. Uropati obstruktif
D. Nefritis interstisialis
E. Hipertensi nefrosklerosis

Seorang laki-laki 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan timbul benjolan di leher bagian
depan yang melebar sejak 2bulan yang lalu. Tidak ada rasa nyeri dan keringat dingin. Tidak adda
penurunan berat badan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan teknana darah 130/70 mmhg,
frekuensi nadi 80x/menit, suhu 36.7oC, jantung dan paru dalam batas normal, teraba benjolan di
leher sebelah kanan depan yang ikut bergerak saat menelan. Hasil laboratorium menunjukkan
darah rutin dalam batas normal, LDH 125 U/L, TSHs 2.4 µ/IU/mL, FT 4 1.1 ng/dL.
Pemeriksaan penunjang lanjutan yang diperlukan untuk pasien ini adalah
A. Antibodi reseptor tiroid
B. CT scan leher
C. Tiroglobulin
D. USG tiroid
E. T3 total
Seorang perempuan 82 tahun dibawa ke IGD dengan penurunan kesadaran sejak 2 hari yang lalu.
Penurunan kesadaran diawali dengan bicara melantur, namun dalam 1 hari ini hanya tidur,
mendengkur serta beberapa kali meracau. Riwayat tersedak dan jatuh setelah makan disangkal.
Pasien demam, batuk, sesak, diare, mual, dan muntah disangkal. Pasien beraktivitas di tempat
tidur sejak 3 tahun terakhir setelah terkena serangan stroke kedua. Pasien hanya menggunakan
popok untuk buang air kecil dan besar. Pasien mempunyai riwayat diabetes mellitus tipe 2
dengan pengobatan insulin. Pasien sering lupa terhadap anggota keluarga dan pernah tersesat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Glasgow coma scale (GCS) 8, tekanan darah 110/60 mmHg,
frekuensi nadi 88x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, suhu 37.8oC, dan SpO2 95% room air,
pemeriksaan activity daily living (ADL) didapatkan ketergantungan total, geriatric depression
scale (GDS) dan mini mental state examination (MMSE) sulit dievaluasi. Mini nutritional
assessment (MNA) 16.
Faktor predisposisi terjadinya keluhan pada pasien ini adalah
A. Malnutrisi, demensia, infeksi
B. Demensia, infeksi, imobilisasi
C. Usia sangat lanjut, imobilisasi, demensia
D. Polifarmasi, usia sangat lanjut, demensia
E. Malnutrisi, imobilisasi, usia sangat lanjut

Seorang laki-laki 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri pinggang mendadak sejak 1 jam
yang lalu. Nyeri menjalar sampai kantong kemaluan. Keluhan tidak disertai dengan demam atau
menggigil. Ayah pasien diketahui menderita batu ginjal. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah
120/80 mmHg, frekuensi nadi 96x/menit, suhu 36.7 oC, nyeri ketok CVA kanan positif. VAS 8.
Hasil laboratorium menunjukkan Hb 14 g/dL, leukosit 7.000/µL, kreatinin serum 0.9 mg/dL.
Hasil pemeriksaan urinalisis didapatkan eritrosit 15-20/LPB, leukosit 1-2/LPB, protein 2+
Pemeriksaan penunjang selanjutnya yang paling tepat untuk pasien ini adalah
A. Renogram
B. Kultur urin
C. USG abdomen
D. Foto polos abdomen
E. CT urografi non kontras

Seorang laki-laki 38 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kedua kaki bengkak sejak 2
bulan. Pasien juga seering mengeluhkan mata sembab setiap bangun pagi hari. Pasien rutin
mendapatkan terapi hepatitis C sejak 6 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 160/100 mmHg dan pitting edema tungkai bilateral. Hasil laboratorium
menunjukkan Hb 10.2 gr/dL, leukosit 8.100/µL, trombosit 290.000/µL, ureum 45 mg/dL, serum
kreatinin 1.4 mg/dL, albumin 2.7 g/dL. Hasil pemeriksaan protein urin 24 jam 9 gr/hari dan hasil
urinalisis menunjukkan eritrosit 6-8 LPB protein 4+
Hasil biopsi ginjal yang paling mungkin ditemukan dengan pemeriksaan mikroskop cahaya
adalah
A. Deposit IgG dan komplemen C3 berbentuk granular pada ruang sub endotel
B. Sklerosis glomerulus dengan sebagian glomerulus mengalami kolaps
C. Gambaran kresen selular pada sebagian besar glomerulus
D. Gambaran lesi minimal pada glomerulus
E. Gambaran fusi podosit

Seorang laki-laki 75 tahun diantar keluarga ke poliklinik dengan keluhan beberapa kali keluar
rumah dan tidak tahu jalan pulang. Pasien sering mengembara, sering mengompol dan buang air
besar di celana. Keluhan tersebut muncul sejak pasien mengalami stroke 1 tahun yang lalu.
Gejala semakin memburuk sampai pasien tidak mengenali anak-anaknya dan lupa makan. Tidak
didapatkan gejala halusinasi. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan skor Geriatric
depression scale (GDS) 5, mini mental state examination (MMSE) 10/30, activity daily living
(ADL) 9/20. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan hipokalemia.
Diagnosis yang paling tepat pada pasien adalah
A. Demensia vaskuler
B. Demensia Alzheimer
C. Demensia lewy body
D. Mild cognitive impairment
E. Vascular cognitive impairment

Seorang laki-laki 37 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan buang air besar (BAB) cair sejak
2 bulan yang lalu. BAB kadang bercampur darah dan disertai nyeri perut. Demam tidak ada.
Pasien menyangkal keluhan meningkat saat makan makanan tertentu. Riwayat minum obat-
obatan tidak ada. Berat badan berkurang lebih kurang 3 kg sejak 2 bulan terakhir. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/69 mmHg, frekuensi
nadi 90x/menit, frekuensi nafas 18x/menit, suhu afebris. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 8.9
g/dL, hematokrit 26%, leukosit 10.100/µL, dan trombosit 250.000/µL. Pada pemeriksaan
kolonoskopi didapatkan adanya skip lesion dan cobble stone. Hasil PA menunjukkan granuloma
dengan infiltrasi sel makrofag dan limfosit di lamina propria disertai dengan destruksi kripta.
Diagnosis pada pasien ini adalah
A. TB kolon
B. Celiac disease
C. Crohn’s disease
D. Kolitis ulseratif
E. Kolitis pseudomembranosa

Seorang perempuan 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk berlendir disertai darah.
Lendir banyak didapatkan terutama saat bangun pagi, warna kuning kadang-kadang kehijauan.
Pasien sering masuk rumah sakit karena batuk dan sesak. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
ronki basah kasar nyaring pada kedua basal paru. Hasil foot toraks sebagai berikut.
Patogenesis terjadinya penyakit pada pasien ini adalah
A. Pembentukan granuloma pada parenkim paru
B. Inflamasi dan konsolidasi parenkim paru
C. Destruksi dan dilatasi dinding bronkus
D. Fibrosis pada parenkim paru
E. Inflamasi pada kapiler paru

Anda mungkin juga menyukai