Anda di halaman 1dari 39

Rheumatologi 1

PEMBAHASAN OLEH Dr. YULIASIH, dr., SpPD, KR


USULAN BATCH 34
1. Seorang perempuan usia 54 tahun, sejak 4 bulan yang lalu mengeluh nyeri pada
pergelangan tangan kanan. Nyeri bertambah hebat saat malam hari. Keluhan disertai
kekakuan pada pergelangan tangan dan rasa kesemutan yang menjalar ke jari telunjuk
dan jari tengah. Pasien adalah seorang pembantu rumah tangga yang bekerja mencuci
baju di beberapa rumah. Pemeriksaan fisik yang mendukung ke arah diagnosis pasien
ini adalah  CTS
a. Phalen test (+)
b. Schoeber sign (+)
c. Finkelstein sign (+)
d. De Quervain sign (+)
e. Yergason sign (+)

2. Seorang perempuan usia 34 tahun, mengeluh nyeri pada lengan kanan bawah hilang
timbul. Nyeri terutama timbul saat beraktivitas menggunakan lengan kanan. Nyeri
berkurang dengan beristirahat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD lengan kanan
120/80, TD lengan kiri 140/90, nadi 82x/menit reguler, pulsasi nadi brachialis pada
lengan kanan dirasakan lemah (TROMBOSIS), RR 20x/menit, T 370C. Pemeriksaan
ekstremitas, tidak didapatkan keterbatasan range of movement (ROM) lengan kanan,
pada inspeksi juga tidak didapatkan tanda-tanda sianosis. Namun didapatkan lesi
eritematosa pada kedua lengan. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan LED 68
mm/jam, fibrinogen 2,5 gr/l, D-dimer 300 ng/ml. Langkah diagnostik selanjutnya yang
paling tepat dilakukan adalah
a. Doppler ultrasound vaskuler
b. Arteriografi
c. venografi
d. pemeriksaan kadar pANCA serum
e. biopsi vaskuler

3. Seorang laki-laki usia 45 tahun, mengeluh nyeri pada lutut kiri sejak 1 minggu. Tiga
minggu sebelumnya pasien terjatuh dari sepeda motor dan mengalami luka robek di
paha kiri dekat dengan lutut. Pemeriksaan ekstremitas didapatkan pembengkakan genu
Rheumatologi 2

sinistra, nampak merah, teraba hangat. Pada aspirasi cairan sendi didapatkan cairan
keruh. Langkah diagnostik selanjutnya yang dapat membantu penentuan terapi dengan
segera adalah :
a. USG muskuloskeletal
b. Pemeriksaan differential count plasma
c. Kultur cairan sendi
d. Pewarnaan gram cairan sendi
e. MRI sendi

4. Seorang perempuan usia 68 tahun, sejak 4 bulan yang lalu mengeluh nyeri lutut kanan
dan kiri, terus menerus dan terasa berdenyut, terutama jika dibawa untuk berjalan.
Sejak 4 bulan pasien tidak keluar rumah kecuali ke pasar dan rumah sakit untuk berobat
penyakitnya. Pasien merasa khawatir akan penyakitnya hingga akan menyebabkan
kematian. Keluhan nyeri lutut dirasakan dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, bahkan jika
sholat hanya posisi duduk. Pasien rutin berobat ke unit rehabilitasi medik untuk
fisioterapi, tapi sampai saat ini belum sembuh juga. Pasien merasa kesepian, tinggal
dengan anak pertama yang down syndrome dan saat ini tidak dapat melakukan kegiatan
apapun karena katarak, dan keponakan yang menderita gangguan jiwa. Anak anak dan
cucunya jarang datang menengok. Pasien sering mendengar berita yang mengatakan
ada orang yang meninggal di rumah sendirian tanpa diketahui keluarga. Pasien merasa
takut jika pasien meninggal siapa yang akan mengurus keponakannya. Pasien merasa
cemas, sulit tidur tapi tidak sering terbangun pada malam hari, merasa kekurangan
keuangan karena suami sudah meninggal 30 tahun yang lalu dan dapat pensiun hanya
sedikit, anak yang bekerja sudah di PHK, yang lain tidak bisa membantu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan didapatkan tekanan darah 110/70, jantung dan paru tidak
ada kelainan dan tidak didapatkan pembengkakan pada kedua lutut, hanya ada krepitasi.
Pertanyaan : Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah :
a. OA lutut
b. OA lutut dan depresi
c. OA lutut dan ansietas GAD
d. Artritis gout dan ansietas GAD
e. Artritis reumatoid dan depresi
Rheumatologi 3

5. Seorang perempuan usia 32 tahun, mengeluh kulitnya dirasakan kaku dan menebal
terutama di kedua tangan dan bila membuka mulut dirasakan terbatas. Selain itu rasa
tidak nyaman didaerah lambung. Sesak napas tidak ada namun cepat lelah bila
beraktivitas. Tidak ada demam. Pertanyaan : jika saudara ingin melakukan evaluasi
terhadap gangguan lambung penderita, maka pemeriksaan penunjang yang saudara
sarankan adalah:
a. Endoskopi untuk mencari adanya ulkus peptikum
b. Esofago-gastro-duodenografi mencari adanya erosi dan ulkus
c. Esofagogram menggunakan barium untuk melihat kelainan motilitas esofagus
d. Ultrasonografi abdomen atas mencari massa di sekitar lambung
e. Endoskopi untuk mencari adanya tumor esofagus

6. Pasien perempuan 43 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan sering
demam sejak 3 minggu yang lalu, demam tidak tinggi, tidak enak badan, cepat lelah.
Sejak 4 tahun yang lalu pasien sering merasa pegal, nyeri sendi, rambut rontok, kulit
sekitar pipi kasar mengeras. Keadaan umum tampak sakit sedang, kompos mentis,
tekanan darah 140/100 mmHg, denyut nadi 80 kali/menit, frekuensi pernapasan 20 kali
per menit, tampak alopesia. Paru: sonor, vesikuler normal, ronkhi (+) di lapangan
tengah dan kedua paru. Pada pemeriksaan laboratorium Hb 9 gr/dl, Trombosit 165.000,
Coomb test (+), ureum 91 mg/dl, kreatinin 2.1 mg/dl, urinalisa protein (+2), ANA test
(+), anti ds DNA (+). Biopsi kulit sesuai dengan skleroderma. Diagnosis utama yang
paling mungkin pada pasien ini adalah : SLE + Scleroderma = Overlap syndrome
a. SLE
b. Polimiositis
c. Skleroderma
d. Rheumatoid artritis
e. Mixed connective tissue disease (RA+Polimiositis+SLE)

7. Seorang laki-laki usia 70 tahun dengan riwayat sebelumnya menderita hipertensi, tukak
lambung, gangguan ginjal kronis, dan diabetes datang ke poliklinik dengan keluhan
bengkak dan nyeri pada lutut kiri yang terjadi secara akut. Pemeriksaan fisik umum dan
tanda-tanda vital masih dalam batas normal. Pada pemeriksaan lutut kiri didapatkan
teraba hangat, bengkak dan kemerahan. Hasil artrosentesis dijumpai hitung sel darah
Rheumatologi 4

putih 30.000/µL, tidak ditemukan kuman tetapi ditemukan kristal birefringent-needle


shape intraseluler. Mana pernyataan dibawah ini yang sesuai dengan keadaan di atas?
a. Kadar asam urat serum meningkat
b. Glukokortikoid intraartikular dapat diberikan pada kondisi saat ini.
c. Saat ini diperlukan pemberian antibiotik.
d. Kadar asam urat yang tinggi pada pemeriksaan urin 24 jam
e. Allopurinol seharusnya diberikan sekarang.

8. Seorang laki - laki, 50 tahun, datang ke poli penyakit dalam karena demam dan nyeri
serta bengkak pada lutut kanannya. Tidak ada riwayat trauma sebelumnya. Pasien tidak
merokok, tapi setiap malam minggu selalu berkumpul dengan kawan-kawannya dan
minum bir 1-2 botol setiap berkumpul. Kakak laki-lakinya juga pernah menderita
penyakit yang sama pada pergelangan kakinya yang kiri. Pada pemeriksaan fisik,
didapatkan suhu tubuhnya 37,9o C dengan pembengkakan pada lutut kanannya disertai
nyeri tekan dan keterbatasan fleksi lututnya. Hasil aspirasi cairan sendi di bawah ini,
mana yang sesuai dengan penyakit penumpukan kalsium pirofosfat? CPPD
a. Cairan kental, jernih, hitung leukosit 400/fL, kristal rhomboidal dan birefringent
positif lemah.
b. Cairan encer dan keruh, hitung leukosit 8.000/fL, kristal tidak ada.
c. Cairan kental warna kecoklatan, hitung leukosit 12.00/fL, kristal seperti jarum dan
birefringent negatif kuat.
d. Cairan encer dan keruh, hitung leukosit 12.000/fl, kristal jarum birefringmet negatif
kuat.
e. Cairan encer keruh, hitung leukosit 4800/fL, terdapat kristal rhomboidal dan
birefringent positif lemah.

9. Seorang laki-laki usia 42 th datang ke poliklinik peny dalam dengan keluhan bercak
kemerahan di kulit dan nyeri pada sendi yang memberat sejak 2 minggu terakhir.
Keluhan bercak kemerahan tersebut dirasakan sejak 2 tahun yl terutama permukaan
ekstensor sendi siku, pinggang dan daerah kulit kepala. Keluhan tersebut tidak disertai
rasa gatal disertai perubahan pada dasar kuku. Pasien juga mengeluh nyeri di daerah
distal sendi tangan dan kaki. Pasien merasa kesulitan untuk menulis dan memegang
peralatan. Riwayat demam, penurunan berat badan, fatigue, batuk, sesak nafas,
gangguan BAB dan BAK tidak ada. Sebelumnya pasien rutin diberikan metil
Rheumatologi 5

prednisolon 1x4mg dan metotreksat 7,5 mg/minggu. Modalitas terapi apa yg dapat
diberikan pada pasien tsb?
a. Kortikosteroid dosis tinggi
b. Kombinasi kortikosteroid dan OAINS
c. Anti TNF alfa  apabila failure treatment
d. OAINS
e. Sulfasalazin

10. Pasien adalah perempuan berusia 35 tahun dirujuk ke klinik Reumatologi dengan nyeri
di kedua sendi tangan dan kaki selama 1 bulan terakhir. Nyeri sendi membaik dengan
obat anti inflamasi nonsteroid yang dibeli tanpa resep dokter. Pasien juga mengeluh
timbul kelainan kulit yang berupa plak kemerahan yang berbatas tegas disertai sisik
seperti perak yang tampak jelas. Pasien berobat ke dokter kulit dan dikatakan sakit
kelainan kulit psoriasis. Pada pemeriksaan fisik, TD 120/70 mmHg, nadi 82 kali/menit,
suhu 37oC. Pemeriksaan jantung, paru dan neurologi dalam batas normal. Pasien lalu
dilakukan foto tulang. Berdasarkan riwayat tersebut gambaran foto tulang yang paling
mungkin untuk pasien adalah:
a. Fluffy periostitis
b. Inflamasi dan erosi pada sakroiliaka
c. Ditemukan osteopenia juxtaglomerular
d. Penyempitan celah sempit dengan osteofit
e. Erosi pada beberapa sendi kelompok ARJ

11. Seorang laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan utama nyeri di sendi lutut dan
pinggang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan sendi teraba hangat, bengkak dan nyeri.
Dan juga pada pemeriksaan fisik lainnya pada genitalia ditemukan adanya Balanitis
sirsinata. Pernyataan yang benar tentang pasien dan penyakitnya di atas…..
a. Sindrom Reiter
b. Rheumatoid Arthritis
c. Artritis septik
d. Osteoarthritis
e. Artritis psoriatic
Rheumatologi 6

12. Pasien adalah perempuan 74 tahun yang merasa “kurang sehat” sejak beberapa bulan
yang lalu. Merasa letih dan lesu, mudah lelah tetapi menyangkal adanya kaku
persendian. Pasien datang hari ini dengan keluhan sakit kepala berat di sebelah kanan.
Tidak ada mual dan muntah. Tidak ada pencetus dan sakit kepala tidak membaik
dengan asetaminofen atau ibuprofen. Pada pemeriksaan pasien terlihat sakit sedang, TD
146/92 mmHg, nadi 92 kali per menit, temperatur 37,7oC. Pernyataan yang benar
tentang pasien dan penyakitnya di atas (giant cell arteritis)
a. Pasien perlu analgesik lebih kuat dari asetaminofen dan ibuprofen, seperti tramadol
atau opioid
b. Pada pasien harus dianggap adanya arteritis temporal, diberi steroid dosis tinggi bahkan
sebelum biopsi
c. Jika LED rendah, diagnosis arteritis temporal dapat disingkirkan
d. Komplikasi yang terburuk yang ditakutkan yang mungkin terjadi dari penyakit ini
adalah perdarahan intrakranial
e. Jika ditemukan kelainan pada aminotransferase, perlu disingkirkan kemungkinan
adanya hepatitis

13. Pasien perempuan berusia 32 tahun, datang ke Poliklinik Penyakit Dalam untuk kontrol
LES lama. Menderita LES sudah 5 tahun, LES ditegakkan berdasarkan ruam,
trombositopenia, sindroma nefrotik, positif ANA dan lupus antikoagulan. Terapi
dengan berbagai regimen dicoba, harus tetap menggunakan sedikitnya metilprednison
16mg per hari. Selama 3 minggu terakhir mengeluhkan nyeri di pinggul kanan yang
membuatnya sulit untuk berjalan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 146/88
mmHg, nadi 96 kali/menit, teratur, suhu 37,6oC, tinggi badan 157 cm dengan berat
badan 57 kg. Pasien tampak sakit ringan, terlihat muka bulat kemerahan, penumpukan
lemak terutama di perut dengan striae, kulit tipis. Tungkai kanan terlihat pada posisi
ekstensi eksterna dan pasien mengalami nyeri saat dilakukan fleksi pada lutut dan
pinggul pada saat yang bersamaan. Pernyataan di bawah adalah seusai dengan penyakit
yang diderita pasien adalah :
a. Perlu ditanyakan jika pasien terjatuh, jika tidak ada riwayat jatuh, tidak perlu dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut
b. Faktor resiko pasien menderita penyakit ini adalah karena sindroma nefrotik
c. Jika foto polos panggul pasien adalah normal, pasien hanya pura-pura (malingering)
Rheumatologi 7

d. Patofisiologi kondisi ini termasuk putusnya vaskularisasi akibat oklusi, vaskulitis,


emboli dll atau pada peningkatan adiposit dalam sumsum karena glukokortikoid atau
alkohol
e. Dosis metilprednisolon pasien tidak cukup tinggi untuk menempatkan pasien sebagai
faktor resiko terjadinya penyakit ini

14. Pasien wanita berusia 68 tahun tanpa riwayat penyakit kronik lain, datang ke tempat
praktek dengan keluhan nyeri bahu kanan yang makin parah dalam waktu 3 minggu.
Pasien menyangkal adanya riwayat jatuh atau cedera pada bahu kanan. Nyeri terutama
dirasakan saat harus mengangkat lengan kanan. Nyeri membaik dengan acetaminofen
selama beberapa jam tetapi nyeri kembali setelah itu. Pernyataan di bawah adalah
seusai dengan penyakit yang diderita pasien adalah :
a. Jika diagnosis tendinitis otot-otot rotator cuff, patofisiologinya peradangan pada tendon
otot-otot deltoid, trapezius, teres mayor dan rhomboid  harusnya dg teres minor
b. Penatalaksanaan dengan obat-obatan glukokortikoid sistemik untuk meredakan proses
inflamasi
c. Diferensial diagnosis untuk kondisi di atas tendinitis dari otot biseps, rotator cuff atau
ruptur tendon otot biseps
d. Riwayat jatuh menyingkirkan kemungkinan diagnosis tendinitis atau frozen shoulder
e. Pasien harus tirah baring dan sendi bahu harus diimobilisasi selama 6 minggu untuk
mengistirahatkan sendi

15. Pasien laki-laki usia 62 tahun dengan diabetes tipe 2 selama 10 tahun terakhir. Pasien
datang ke UGD awalnya 1minggu yang lalu karena gula darah yang tidak terkontrol,
tetapi tidak dijumpai keton di urin. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ulkus di bagian
plantar dari kaki kiri, ukuran 5cmx5cm, yang berselubung dengan debris purulen.
Pasien merasa membaik saat ini setelah diberi infus cairan, terapi antibiotika
seftriakson dan metronidazol, juga setelah luka dibersihkan oleh tim Bedah Umum.
Tetapi setelah 10 hari, kadang temperatur pasien 37,7oC, gula darah masih berkisar
antara 200-250mg/dL dengan leukosit yang masih berkisar antara 11.000-14.000/L
dari 35.000/L saat pertama masuk. Juga luka tidak cepat sembuh. Pemeriksaan LED
80 mm/jam. Keluarga pasien ingin konsultasi dengan tim Penyakit Dalam tentang
penyakitnya dan langkah selanjutnya. Di bawah ini benar, kecuali….
Rheumatologi 8

a. Ada tulang yang terekspos dengan dunia luar membantu diagnosis osteomielitis pada
pasien tersebut
b. Antibiotika harus diganti dengan preparasi oral karena pasien membaik, tetapi
pasien harus tetap berobat jalan untuk diabetes dan luka
c. Kontrol gula darah harus diperketat dengan dosis insulin yang lebih tinggi dan titrasi
dosis lebih progresif sehingga penyembuhan lebih baik
d. Pasien perlu diperiksa bone scan untuk memastikan diagnosis osteomielitis dan terapi
antibiotika 6-8 minggu
e. Jika foto rontgen kaki kiri tidak didapati reaksi periosteal, diagnosis osteomielitis dapat
disingkirkan

16. Laki-laki keturunan Irlandia dari Amerika Serikat, manager perusahaan IT dari
Amerika Serikat yang berdomisili di Palembang, berusia 38 tahun datang ke poliklinik
Penyakit Dalam dengan keluhan nyeri punggung bawah yang hilang dan timbul selama
1 tahun terakhir. Nyeri membaik dengan aktivitas fisik dan tidak membaik dengan
istirahat. Kadang nyeri juga dirasakan pada malam hari. Pasien khawatir akan nyeri
punggungnya karena kakak laki-lakinya yang berusia 45 tahun yang sering nyeri
punggung sejak muda dan baru fraktur di tulang belakang dan penglihatannya pun
buruk. Pada pemeriksaan fisik ditemukan Tes Schober ditemukan jarak antara 10 cm
dan 11,5 cm. Pemeriksaan lain-lain normal. Apa yang harus dikerjakan oleh dokter di
poliklinik untuk membantunya?
a. Periksa foto rontgent punggung
b. Periksa HLA-B27 langsung
c. Periksa HLA-B27 dan MRI tulang belakang langsung
d. Resepkan obat anti inflamasi non steroidal (OAINS) dan periksa foto rontgent
punggung
e. Resepkan kortikosteroid dan steroid sekaligus

17. Perempuan berumur 42 th dirawat di ruang perawatan intensif untuk gagal napas dan
hemoptisis. Pasien memiliki sindrom antifosfolipid primer dengan riwayat thrombosis
vena dalam & emboli paru. Pemeriksaan CT angiogram menunjukkan infiltrate di
kedua paru tapi tidak ada emboli paru. Lavage bronkoalveolar menunjukkan cairan
kemerahan seperti darah dengan 85% hemosiderin-laden macrophages (pneumonitis
Rheumatologi 9

lupus) yang merupakan gambaran perdarahan alveolar. Warfarin sudah dihentikan.


Selain pemberian metilprednisolon, terapi lain yang harus diberikan adalah:
a. Rituximab
b. Heparin
c. Mikofenolat mofetil
d. Azatioprin
e. Metotreksat

18. Seorang perempuan berumur 38 tahun di rawat dirumah sakit untuk flare dari lupus
eritematosus sistemik (LES) yang bermanifestasi sebagai ruam kemerahan, artritis,
ulkus di mulut, efusi pleura, and nefritis. Pasien didiagnosis LES 8 bulan lalu ketika
pasien memiliki ruam, artritis, proteinuria (1 gram/24 jam) dan ANA positif. Saat
diagnosis, kreatinin serum 1.0 mg/dL dan biopsi ginjal tak dilakukan. Pasien kemudian
diobati dengan prednisone 30 mg/hari, mikofenolat mofetil 1500 mg dua kali sehari dan
lisinopril 10 mg/hari. Pada awalnya, pasien merasa lebih baik, tapi kondisinya
menurun ketika dosis prednison diturunkan mejadi 10 mg/hari. Pasien mengeluh sakit
kepala setiap memakai mikofenolat mofetil sehingga beberapa kali pasien tidak
memakai obat tersebut. Pada pemeriksaan fisik, suhu 37,8 0C, nadi 90x/menit, tekanan
darah 150/90 mmHg, tinggi 160 cm, berat 65 kg, IMT 25. Terdapat dua ulkus di mulut,
malar rash, pleural rub di kanan dan edema 2+ di tungkai. Ditemukan sinovitis di
kedua tangan, pergelangan tangan dan lutut. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan
hemoglobin 10 g/dL, hitung lekosit 4300/L, trombosit 120,000/L, kreatinin serum
1,5 mg/dL, albumin serum 2,2 g/dL, C3 56 mg/dL, C4 8 mg/dL, ANCA negative,
urinalisis menunjukkan protein 4+, darah 3+, sedimen eritrosit 1-2/lapang pandang,
ekskresi urin protein sewaktu sekitar 6 gram. Kultur darah dan urin negative dalam 48
jam. Biopsi ginjal pada dua hari sebelumnya menunjukkan kelas V lupus nefritis
dengan 30% kresens, nekrosis fibrinoid dan indeks dengan aktivitas yang tinggi.
Ditemukan sebuah mikrotrombus. Immunofluoresens menunjukkan positif IgG, IgM,
IgA dan C3. Pemeriksaan mikroskop electron tidak dilakukan. Pasien diberikan pulsed
dose methylprednisolon, prednison dosis tinggi dan obat anti hipertensi.
Penatalaksanaan medikmentosa lainnya yang perlu diberikan adalah:
a. Siklofosfamid intravena
b. Mikofenolat mofetil
c. Antikoagulan dan plasma exchange
Rheumatologi 10

d. Rituximab
e. Azathioprine

19. Seorang pria berumur 32 tahun dibawa ke unit gawat darurat dengan penurunan
kesadaran sejak 2 jam yang lalu. Riwayat penyakit liver, hipertensi dan kencing manis
disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg, nadi
104x/menit, respirasi 18 x/menit, dan suhu 36,9 0 celcius, pupil isokor, hepatomegali 3
jari bawah arcus costae, dan balotement dextra (+). Dari hasil pemeriksaan didapatkan
Hb 9,8 g/dL, leukosit 10.200/mm3, Ht 30%, trombosit 143.000/mm3, natrium 128
mg/dL, kalium 4,2 mg/dl, asam urat 15,3 mg/dL, ureum 132 mg/dL, creatinin 2,8
mg/dL, dan kadar gula darah sewaktu 48 mg/dL. Penyebab hiperurisemia yang paling
mungkin pada kasus ini adalah:
a. Defisiensi enzim Phoribosylpyrophosphatase synthetase
b. Defisiensi enzim Hypoxanthine phophorybosyl transferase
c. Defisiensi enzim fructose-1-phosphate aldolase
d. Defisiensi enzim Glucose-6-phosphatase
e. Gagal ginjal kronik

20. Seorang wanita berumur 44 tahun dengan tinggi badan 155 cm dan berat badan 80 kg
datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan nyeri hebat pada kedua lutut sejak
1 hari yang lalu. Kedua lutut Os terlihat bengkak dan kemerahan. Terdapat riwayat
trauma pada kedua lutut 1 bulan yang lalu dan Os juga memiliki riwayat rawat inap di
rumah sakit selama 4 hari, karena keluhan muntah darah warna merah segar 1 minggu
yang lalu. Dari pemeriksaan didapatkan Hb 10,7 g/dL, Ht 33%, leukosit 8.400/mm3,
trombosit 215.000/mm3, ureum 58 mg/dL, creatinin 0,83 mg/dL, SGOT 97 mg/dL, dan
SGPT 127 mg/dL, ditemukan kristal dengan bentuk rhomboid dan pada gambaran
radiologi didapatkan bintik-bintik dengan garis radioopaq yang tampak pada meniskus
fibrokartilago sendi lutut. Saat ini Os sedang dalam pengobatan eradikasi Helicobacter
pylori dan mendapat terapi omeprazole 2x20 mg, amoksisilin 2x1000 mg, dan
klaritromisin 2x500 mg. Pilihan tata laksana yang tepat untuk kasus di atas adalah :
OA + Pseudogout
a. Indometasin 100 mg/hari
b. Injeksi methyl prednisolon 2 x 16 mg (iv)
c. Injeksi Triamcinolon acetonide 15 mg intra artikular
Rheumatologi 11

d. Kolkisin 2 x 0,6 mg/hari


e. Capsaicin topikal

21. Seorang wanita berumur 44 tahun dengan tinggi badan 155 cm dan berat badan 80 kg
datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan nyeri hebat pada kedua lutut sejak
1 hari yang lalu. Kedua lutut Os terlihat bengkak dan kemerahan. Terdapat riwayat
trauma pada kedua lutut 1 bulan yang lalu dan Os juga memiliki riwayat rawat inap di
rumah sakit selama 4 hari, karena keluhan muntah darah warna merah segar 1 minggu
yang lalu. Dari pemeriksaan didapatkan Hb 10,7 g/dL, Ht 33%, leukosit 8.400/mm3,
trombosit 215.000/mm3, ureum 58 mg/dL, creatinin 0,83 mg/dL, SGOT 97 mg/dL, dan
SGPT 127 mg/dL, ditemukan kristal dengan bentuk rhomboid dan pada gambaran
radiologi didapatkan bintik-bintik dengan garis radioopaq yang tampak pada meniskus
fibrokartilago sendi lutut. Diagnosis yang paling tepat untuk kasus di atas adalah :
a. Pseudogout tipe F
b. Pseudogout tipe C
c. Pseudogout tipe A
d. Pseudogout tipe D
e. Pseudogout tipe B

22. Seorang wanita 50 tahun, sejak 6 hari yang lalu mengeluh nyeri dan kaku pada lutut
kiri, nyeri terutama kalau akan berdiri setelah jongkok. Penderita bekerja sebagai pegai
administrasi disebuah instansi pemerintah. Pada pemeriksaan jasmani didapatkan
keadaan umum sedang, tekanan darah 140/90 mmHg, suhu 38,8ºC, pernapasan 16
kali/menit, nadi 88 kali/menit. Tinggi badan 158 cm, berat badan 79 kg. terdapat sedikit
nyeri tekanan pada sendi interfalang proksimal dan interfalang distal kedua tangan,
genu varus pada kedua lutut dan krepitasi pada lutut kanan. Terdapat bengkak atau
kemerahan pada sendi-sendi tersebut di atas. Sendi-sendi lain dalam batas-batas
normal. Pemeriksaan laboratorium menunjukan 1 laju endap darah 20 mm/jam ; Hb
12,1 g/dL ; leukosit 13,500/mm3, hitung jenis -/2/5/80/15/5, liter ASTO 150 IU/mL (N :
< 200 IU/mL) urin dalam batas normal. Kemungkinan diagnosa tersebut di atas adalah :
a. Artritis reumatoid dengan inflamasi pada lutut kiri
b. Artritis gout akut
c. Artritis septik pada lutut kiri  septik artritis harus monoartikuler dan sumber infeksi
(+)
Rheumatologi 12

d. Ankilosing spondilitis dengan keterlibatan pada lutut kiri


e. Osteoartritis lutut kiri

23. Seorang laki-laki 40 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan nyeri
dan bengkak di tumit kanan yang mendadak saat bangun tidur sejak 2 minggu yang
lalu. Nyeri semakin hebat sehingga pasien tidak dapat berjalan. Pasien pernah
mengalami keluhan serupa di pangkal ibu jari kaki kiri satu bulan sebelumnya. Dalam
waktu 3 hari keluhan itu hilang dengan minum asam mefenamat. Pasien sudah pernah
diperiksa kadar asam urat dalam darahnya saat itu 8,1 mg/dL. Data apa yang paling
tepat untuk menegakkan diagnosis secara definitif?
a. Kadar asam urat darah saat ini > 9 mg/dL.
b. Jumlah lekosit > 50.000/mm3 pada analisa cairan sendi
c. Jumlah lekosit > 100.000/mm3 pada analisa cairan sendi
d. Didapatkan Kristal MSU (monosodium urate) pada analisa cairan sendi
e. Didapatkan Kristal CPPD (calcium pyrophosphate dehydrate) pada analisa cairan sendi

24. Seorang wanita 56 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan nyeri
pergelangan tangan kiri sejak 10 minggu yang lalu. Beberapa hari kemudian nyeri juga
dirasakan di pergelangan tangan kanan dan sendi-sendi jari lain. Disertai nyeri di lutut.
Kekakuan pagi hari dirasakan lebih kurang 60 menit. Pasien telah mengkonsumsi obat
penghilang nyeri tetapi dirasakan perbaikan hanya sementara. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan gambaran arthritis di sendi PIP II-III dan MUP I-V bilateral, siku dan lutut
kiri. Hasil laboratorium menunjukkan LED 90 mm/jam dan faktor reumatoid negatif.
Gambaran yang ditunjuk oleh tanda panah pada hasil radiologi disamping adalah :
a. Porotik
b. Osteofit
c. Kalsifikasi
d. Erosi sendi  pada RA erosinya marginal
e. Penipisan kortek

25. Seorang perempuan berusia 68 tahun, selain metotreksat juga mengkonsumsi prednison
5 mg/hari untuk artritis rheumatoid yang diderita. Pasien takut terhadap kemungkinan
osteoporosis karena kakak perempuannya pernah mengalami fraktur panggul tahun
lalu. Selain rutin beraktivitas, dia berolahraga jalan kaki 30 menit setiap pagi, minum
Rheumatologi 13

susu 2 gelas sehari, tidak merokok dan tidak minum alcohol. DXA pasien menunjukkan
osteopeni. Rencana tatalaksana yang paling tepat pada pasien ini adalah : Genetic
osteoporosis
a. Raloksifen
b. Bisfosfonat
c. Perbaikan gaya hidup
d. Recombinant parathyroid hormone
e. Asupan kalsium dan vitamin D yang adekuat

USULAN BATCH 35
1. Seorang pria 37 tahun dikonsulkan dari poliklinik kulit dengan keluhan nyeri sendi.
Pasien sudah didiagnosa dengan Artritis psoriasis dan sudah mendapat terapi.
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis untuk kelainan sendi pada
penderita ini adalah (HLA-Cw)
a. ANA test
b. Rheumatoid factor
c. HLA B27
d. Anti Ro
e. Anti DsDNA
2. Pada pasien dengan artritis psoriasis, pemeriksaan radiologis yang di harapkan adalah:
a. Pembengkakan jaringan lunak yang fusiform dengan distribusi bilateral
simetris
b. Tidak ada kelainan pada pemeriksaan radiologis
c. Erosi dengan pembesaran falang proksimal
d. Kalsifikasi tulang rawan
e. Kerusakan tulang rawan
3. Seorang pria 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri sendi sejak 1 bulan.
Awalnya keluhan dirasakan pada jari-jari tangan saja dan kemudian dirasakan nyeri
hingga kedua lutut pasien. Pemeriksaan fisik didapatkan lesi kulit berupa plak
kemerahan berbatas tegas disertai sisik berwarna perak. Kemungkinan diagnosis pasien
ini adalah:
a. Artritis psoriasis
b. Artritis reaktif
Rheumatologi 14

c. Ankylosing spondylitis
d. Artritis rheumatoid
e. Sindrom sjogren
4. Seorang pasien laki-laki berusia 22 tahun mengeluh nyeri dan bengkak pada lutut kiri
yang mengakibatkan kesulitan berjalan. Gejala ini sudah dirasakan kurang lebih
setahun .Pasien juga sering mengeluh demam, lemah dan berkeringat malam. Keluhan
batu-batuk lama tidak ada. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri pada lutut kiri
disertai pembengkakan, teraba hangat, terdapat efusi dan gerakan sendi terbata s.Pada
pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan LED, Darah Lengkap, Fungsi Hati
dan Ginjal dalam batas normal. Pemeriksaan foto roentgen Genu Sinistra menunjukkan
efusi, demineralisasi, penyempitan celah sendi dan erosi permukaan sendi serta
kalsifikasi. Aspirsi cairan sendi dilakukan namun didapatkan hasil dalam batas normal.
Selanjutnya dilakukan biopsi dan kultur cairan sendi didapatkan pertumbuhan dari
Mycobaterium tuberculosis pada minggu ketiga. Diagnosis dan penatalaksaan dari
pasien tersebut adalah
a. Osteo Artritis Tuberculosis dengan pengobatan OAT selama 6 bulan
b. Osteo Artritis Tuberculosis dengan pengobatan OAT selama minimal 9 bulan
c. Tuberculosis diseminata dengan pengobatan OAT selama 9 bulan
d. Septik Artritis dengan pemberian antibiotik Kuinolon selama 14 hari
e. Pott Disease (TB vertebrae) dengan pengobatan OAT selama minimal 9 bulan
5. Pernyataan berikut yang benar dari mengenai Tuberculosis Tulang dan Sendi adalah
a. Penyakit pada anak , orang dewasa, dan yang terinfeksi HIV
b. Pada kebanyakan kasus, lesi tunggal tulang atau beberapa sendi terinfeksi  infeksi
sifatnya monoartritis
c. Tulang belakang, terutama toraks bagian bawah atau lutut sering menjadi
lokasi.
d. Gambaran radigrafi abnormal pada kurang dari ½ jumlah penderita  tidak jelas
e. Semua benar.
6. Dasar diagnosis yang tepat dalam mendeteksi Osteo Artriculer Tuberculosis adalah:
a. Ditemukan organisme tahan asam dengan tes kultur atau polymerase chain reaction
(PCR) dari cairan sendi, pus, atau spesimen jaringan.
b. Biopsi pada lesi tulang, sinovial, atau limfonodus regional dapat menunjukan
kekhasan gambaran histopatologi dari nekrosis dan sel raksasa
c. Khas Monoarticuler Artritis
Rheumatologi 15

d. A dan B Benar
e. Pernyataan A, B dan C benar
7. Seorang laki-laki usia 35 tahun, datang memeriksakan diri di Poliklinik Penyakit Dalam
keluhan nyeri dan hilang rasa dari leher dan bahu ke daerah lengan dan tangan terutama
jari ke 4 dan 5. Pasien juga mengeluh dalam beberapa hari ini sulit untuk membedakan
warna. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan demam, pemeriksaan Adson test positif,
serta Yergason’s sign negatif. Pasien penggemar olahraga tenis lapangan dan sering
menonton pertandingan tenis. Pasien diberikan injeksi anastesi lokal pada trigger point
dan kondisi nyerinya agak membaik. Diagnosis pasien tersebut adalah:
a. Tennis elbow (epikondilitis lateral)
b. Trigger finger (stenosing tenosinovitis)
c. Frozen shoulder syndrome
d. Impingement syndrome
e. Thoracic outlet syndrome
8. Seorang laki-laki 22 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri di daerah lutut setelah
olahraga atletik sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri dan tenderness di daerah tendon patella (Jumper’s knee), tidak
ditemukan benjolan sewaktu pasien berdiri dan diperiksa dari belakang. Pemeriksaan
arthrogram lutut tidak ditemukan adanya diseksi dan ruptur tendon. Penatalaksanaan
pada pasien tersebut adalah sebagai berikut, KECUALI:
a. NSAID
b. Knee bracing dan stretching
c. Penguatan kuadriceps dan otot hamstring  untuk OA
d. Injeksi kortikosteroid
e. Tindakan bedah pada beberapa kasus
9. Seorang perempuan berusia 50 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan
keluhan nyeri tekan di atas daerah panggul lateral kiri, menjalar ke kaki dan lutut. Nyeri
terutama dirasakan sewaktu berjalan, gerakan bervariasi, dan berbaring pada sisi kiri.
Pasien mengeluh nyeri terutama pada malam hari dan sudah berlangsung selama 3
bulan. Perburukan nyeri bila dilakukan gerakan rotasi eksterna dan abduksi melawan
tahanan. Pemeriksaan fisik didapatkan tenderness point pada palpasi area trokanterik.
Patogenesis yang mendasari penyakit tersebut di atas adalah: Tendinitis
a. Raynaud’s phenomenon
b. Proses autoimun yang merusak tendon
Rheumatologi 16

c. Trauma lokal, degenerasi, dan kalsifikasi


d. Tendon berjalan melewati terowongan yang berdinding kaku
e. Metaplasia kartilago membentuk nodul yang terperangkap daerah fibrotik sarung
tendon sendi
10. Perempuan 35 tahun, dikonsulkan dari sejawat obstetri dengan membawa hasil
laboratorium darah lengkap Hb 12,3 g/dL, Leukosit 7000/mm3 dan trombosit 105.000
u/L. Dari anamnesis diketahui bahwa terdapat riwayat 4 kali aborsi spontan pada usia
kehamilan sebelum 10 minggu. Dan sampai saat ini, belum memiliki anak. Pasien dan
pasangannya sangat ingin memiliki anak. Pemeriksaan lanjutan yang diperlukan dan
hasil yang diharapkan untuk menegakkan diagnosis pasien diatas adalah: APS
a. Antibodi Anti Jo 1 diatas 40 GPL/MPL
b. Antibodi beta 2 glikoprotein I kurang dari persentil 99
c. Antibodi antikardiolipin IgG lebih dari persentil 99
d. Antibodi antikardiolipin IgM lebih dari 20 GPL/MPL
e. ANA test positif dengan titer 1:100
11. Perempuan 30 tahun, dikonsulkan dari sejawat obstetri dengan riwayat keguguran
sebanyak 4 kali. Pasien telah didiagnosis sindroma antifosfolipid pada kehamilan
terakhir, dan saat kehamilan ke 4 ditemukan trombosis pada vaskular plasenta pasien.
Saat ini, pasien dan pasangan ingin merencanakan kehamilan. Saat ini pemeriksaan
fisik dalam batas normal. Hasil laboratorium menunjukkan Leukosit 8000/mm 3, Hb 13
g/dl dan trombosit 235.000 u/L. Kimia klinik semua dalam batas normal.Tindakan yang
dianjurkan pada penderita ini adalah:
a. Menunda Kehamilan, sampai dinyatakan sembuh
b. Berikan klopidogrel jangka panjang
c. Tidak ada indikasi pemberian terapi antitrombotik
d. Aspirin 81 mg/hari sebelum konsepsi, diikuti heparin setelah konsepsi
e. Heparin jangka pendek diikuti pemberian jangka panjang subkutan dan klopidogrel
jangka panjang
12. Perempuan 29 tahun, dikonsulkan dari sejawat obstetri dengan riwayat abortus
habitualis sebanyak 3 kali. Pasien membawa hasil laboratorium Hb 12,4 g/dL, Leukosit
8000/mm3, trombosit 130.000 u/L, PTT 12 detik (kontrol 10 detik), aPTT 29 detik
(kontrol 13 detik), dan INR 1,4. Kimia klinik dan gula darah sewaktu dalam batas
normal. Pernyataan yang benar tentang penyakit pasien diatas adalah:
a. Trombosis pada pasien tidak dapat dibuktikan dengan pencitraan ataupun histologi
Rheumatologi 17

b. Kematian janin saat kehamilan tidak berhubungan dengan penyakit pasien


c. Antibodi antifosfolipid cukup diperiksa 1 kali
d. Antibodi antifosfolipid positif pada 2 atau lebih pemeriksaan dengan jarak periksa
minimal 4 minggu  seharusnya 6 minggu
e. Pemeriksaan antibodi beta 2 glikoprotein I serum tinggi pada 2 kali pemeriksaan
sudah cukup untuk mendiagnosis sindrom antifosfolipid
13. Di bawah ini yang tidak termasuk faktor risiko osteoporosis adalah
a. merokok
b. trauma
c. penggunaan steroid
d. kekurangan androgen
e. kelebihan estrogen  seharusnya kekurangan
14. Seorang wanita 60 th datang dengan keluhan nyeri pinggang. X-ray menunjukkan
adanya fraktur pada L5. T score >-1. Penatalaksanaan pada pasien:
a. Edukasi dan pencegahan
b. Edukasi, pencegahan, latihan,rehabilitasi, terapi farmakologi 
c. Edukasi, pencegahan, latihan,rehabilitasi, pembedahan jika ada indikasi 
d. Edukasi, pencegahan, latihan, rehabilitasi
e. Edukasi, pencegahan, latihan, rehabilitasi, terapi farmakologi, pembedahan jika ada
indikasi
15. Tatalaksana GIOP menurut ACR:
a. semua pasien hrus diberi pencegahan primer
b. pencegahan primer hanya jika ada riwayat trauma
c. suplementasi kalsium dan vit d diberikan jk terbukti defisiensi
d. pencegahan sekunder diberikan bila bmd <-2
e. GIOP dapat terjadi pada semua dosis steroid yg diberikan > 3 bulan
16. Seorang laki-laki 50 tahun, datang dengan keluhan nyeri dan kaku pada lengan atas
kanan dan bahu kanan, terutama dirasakan jika lengan atas digerakkan. Keluhan ini
muncul sejak 1 bulan yang lalu, terutama di malam hari. Kesemutan dan kelemahan
separuh tubuh kanan disangkal. Riwayat trauma disangkal. Saat pemeriksaan
didapatkan Compos Mentis, TD 110/80mmHg, Nadi 98x/mnt, Suhu 37°C, Respirasi
20x/mnt, VAS 3/10. Laboratorium WBC 7.000, HB 12, HCT 36, PLT 150.000,
Glukosa sewaktu139.Pemeriksaan fisik region humerus hanya didapatkan gerakan
Rheumatologi 18

sendi terbatas pada gerak abduksi dan elevasi. Hasil rontgen Humerus Dextra tidak
didapatkan kelainan. Diagnosis yang mungkin pada pasien adalah:
a. Tendinitis Bisipital
b. Thoracic outlet syndrome
c. Cervical root syndrome
d. Frozen shoulder syndrome
e. Rotator cuff tendinitis
17. Seorang laki-laki 68 tahun, datang dengan keluhan demam sejak 3 hari dan memberat
sejak kemarin. Pasien juga mengeluh nyeri pada kaki kanan yang dirasakan sejak 7 hari
setelah pasien terjatuh dari sepeda. Riwayat DM disangkal. Saat pemeriksaan
didapatkan Compos Mentis, TD 130/80mmHg, Nadi 98x/mnt, Suhu 38°C, Respirasi
20x/mnt, VAS 2/10. Laboratorium WBC 12.000, HB 11, HCT 33, PLT 150.000,
Glukosa sewaktu 139. Pemeriksaan fisik regio cruris Dextra tampak oedem, eritema,
dan teraba hangat. Hasil rontgen Cruris Dextra tampak destruksi tulang hingga
menembus korteks. Diagnosis yang mungkin pada pasien adalah:
a. Diabetic Foot Wagner III
b. Diabetic Foot Wagner IV
c. Osteomielitis kronik
d. Osteomielitis sekunder dengan gangguan vascular
e. Osteomielitis hematogenous
18. Perempuan 35 tahun datang dengan keluhan sulit menelan yang dirasakan sejak 1 tahun
terakhir. Pasien juga megeluh sering nyeri pada ujung-ujung jari tangan dan kaki sejak
2 tahun, terutama pada cuaca dingin. Pasien juga mengeluh kulit di jari-jari tangan dan
kaki, lengan, badan, dan wajah menjadi mengeras. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
tensi 160/90 mmHg, nadi 90 kali per menit, RR 20 kali per menit, temperatur axila
36,9ᴼC. Gambaran salt pepper pada kulit dan ulkus pada digiti 2 dan 3 manus dekstra.
Dari pemeriksaan penunjuang ditemukan peningkatan LED dan terdapat antibodi anti
Sel-70 positif. Diagnosis pada pasien ini adalah:
a. Sklerederma
b. Fasiitis eosinophilik
c. Lupus eritematosus sistemik
d. Skleroderma
e. Sklerosis sistemik
19. Berikut ini merupakan pernyataan yang sesuai untuk reumatoid artritis, yaitu :
Rheumatologi 19

a. Prevalensinya sama antara pria dan wanita


b. Aktivitas penyakit meningkat selama kehamilan
c. Penyakit ini dihubungkan dengan HLA DR1 dan DR4
d. Penyakit ini dihubungkan dengan infeksi epstein bar virus, dan parvovirus
e. Terapi dengan metode piramida dimulai dengan kortikosteroid  dimulai dengan
DMARDs
20. Berikut ini yang bukan merupakan kriteria remisi artritis reumatoid menurut kriteria
ACR adalah:
a. kaku pagi hari berlangsung tidak lebih dari 15 menit
b. tidak ada kelelahan
c. tidak ada nyeri sendi
d. tidak ada pembengkakan jaringan lunak atau sarung tendon
e. LED < 10 mm/jam pada perempuan
21. Berikut ini merupakan diagnosis banding yang sesuai untuk penyakit Spondilitis
Ankilosa kecuali, yaitu :
a. Spondylosis lumbalis
b. Diffuse idiopathic skeletal hyperostosis / DISH
c. Penyakit Forestier
d. Metastatic Bone Disease
e. Osteitis Condensan Iliaka
22. Berikut ini yang bukan merupakan kriteria New York Modifikasi 1984 untuk
Spondilitis Ankilosa adalah:
a. Nyeri punggung bawah sekurangnya berlangsung 3 bulan, membaik dengan latihan
dan tidak berkurang dengan istirahat
b. Berkurangnya ekspansi dada
c. Artris&entesitisartritis atau entesitis dengan gejala minimal 2 nyeri
SI/inflamasi spinalpositip HLA B27, riwayat keluarga positip
d. Limitasi pergerakan vetebralumbalis pada bidang frontal dan sagital
e. Sakroilitis unilateral gr 3-4, sakroilitis bilateral gr 2-4
23. Seorang wanita usia 19 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas berat. Sesak
sejak tadi pagi dan memberat sore ini, disertai pula keluhan lemah, letih, lesu
sebelumnya. Pada pemeriksaan di dapatkan respirasi 36 kali/menit, tekanan darah
140/90 mmHg, denyut jantung 130 kali/menit, suhu 36,7 C. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai ulkus mulut, eritema yang rata pada daerah malar, pada jantung di jumpai
Rheumatologi 20

friction rub, muffle hearth sound. Pada pemeriksaan EKG didapatkan low votage.
Rontgen thorax tampak fibroinfiltrat di apex dan CTR >60%. Pemeriksaan darah
ditemukan Hb 8 gr/dl, HCT 24 %, WBC 2,3 PLT 70.000, BUN 30, SC 2,0 SGOT 20
SGPT 30 Albumin 2,3. AGD PH 7,5 PO2 60 PCO2 30 HCO3 30 SO2 79. UL
proteinuria +3, silinder eritrosit. Pasien pernah mengalami keluhan sesak 1 tahun yang
lalu dan dikatakan TB paru dan sudah berobat sampai tuntas. Apakah masalah pasien
saat ini dan kemungkinan diagnosis awal adalah?
a. Gagal nafas tipe 1, efusi pericardium, pansitopenia, AKI dd ACKD, hipoalbumin
dengan dx suspect pericarditis TB.
b. Gagal nafas tipe 2, odema paru, pansitopenia, HT, proteinuria, hipoalbumin dengan
dx suspect ACKD on CKD dengan odema paru.
c. Gagal nafas tipe 1, efusi pericardium, pansitopenia, AKI, HT, hipoalbumin dengan
dx suspect SLE.
d. Gagal nafas tipe 2, odema paru, pansitopenia, HT, AKI dd ACKD, hipoalbumin
dengan dx ADHF dengan ACKD
e. Gagal nafas tipe 1, efusi pericardium, pansitopenia, AKI dd ACKD, HT,
hipoalbumin dengan dx SLE.
24. Seorang wanita usia 20 tahun datang ke IGD dengan keluhan kejang. Kejang sejak 2
jam sebelum MRS. Pada pemeriksaan di dapatkan respirasi 22 kali/menit, tekanan
darah 140/90 mmHg, denyut jantung 90 kali/menit, suhu 36,7 C. Pada pemeriksaan
fisik dijumpai ulkus mulut. Rontgen thorax tampak dalam batas normal. EKG sinus
rthym. Pemeriksaan darah ditemukan Hb 8 gr/dl, HCT 24 %, WBC 4,5 PLT 150.000,
BUN 30, SC 1,0 SGOT 20 SGPT 30 Albumin 2,5. Na 145, K 3,7 AGD PH 7,4 PO2 80
PCO2 30 HCO3 30 SO2 95. UL proteinuria +3, silinder eritrosit. Pasien dengan riwayat
SLE dan pengobatan MMF 1 gr per hari namun tidak minum obat sebulan ini karena
merasa kondisi membaik. Apakah masalah pasien saat ini dan terapi yang diberikan?
a. SLE sedang terapi induksi metilprednisolon 1 gr 3 hari lalu lanjut MMF 2 gr dan
steroid 0,5 mg/kgbb selama 4 minggu lalu lanjut terapi pemeliharaan
b. NPSLE terapi induksi metilprednisolon 1 gr 3 hari lalu lanjut MMF 2 gr dan steroid
0,5 mg/kgbb selama 4 minggu lalu lanjut terapi pemeliharaan
c. SLE sedang terapi induksi metilprednisolon 1 gr 3 hari lalu dan cyclofospamid IV
0,5 gr/m2/ bulan x 7 dosis lalu dievaluasi responnya.
Rheumatologi 21

d. SLE berat terapi induksi metilprednisolon 1 gr 3 hari lalu dan cyclofospamid 0,5
gr/m2/ bulan x 7 dosis bila tidak respon terapi dengan cyclofospamid IV 0,5 gr/m2/1
bulan selama 1 tahun.
e. SLE berat terapi induksi metilprednisolon 1 gr 3 hari lalu dan cyclofospamid 0,5
gr/m2/ bulan x 7 dosis bila respon sebagian terapi dengan cyclofospamid IV 0,5
gr/m2/3 bulan selama 1 tahun.
25. Seorang wanita usia 25 tahun, sudah menikah, datang ke IGD dengan keluhan sesak
napas berat. Sesak sejak tadi pagi dan memberat sore ini, disertai pula keluhan lemah,
letih, lesu sebelumnya. Pada pemeriksaan di dapatkan respirasi 36 kali/menit, tekanan
darah 140/90 mmHg, denyut jantung 130 kali/menit, suhu 36,7 C. Pada pemeriksaan
fisik dijumpai ulkus mulut, eritema yang rata pada daerah malar, pada jantung di
jumpai friction rub, muffle hearth sound. Pada pemeriksaan EKG didapatkan low
votage. Rontgen thorax tampak fibroinfiltrat di apex dan CTR >60%. Pemeriksaan
darah ditemukan Hb 8 gr/dl, HCT 24 %, WBC 2,3 PLT 70.000, BUN 30, SC 2,0 SGOT
20 SGPT 30 Albumin 2,3. AGD PH 7,5 PO2 60 PCO2 30 HCO3 30 SO2 79. UL
proteinuria +3, silinder eritrosit. Tes ANA +. Riwayat keguguran sebelumnya
disangkal. Manakah pernyataan yang benar terkait autoantibodi patogenik pada SLE,
kecuali:
a. Anti-dsDNA efek klinis utama adalah efusi pericard dan gangguan otak
b. Antigen Ro efek klinis utama adalah gangguan kulit dan ginjal serta jantung
c. Antigen SM efek klinis utama adalah gangguan ginjal
d. Antigen nukleospm efek klinis utama adalah gangguan ginjal dan kulit
e. Fosfolipid efek klinis utama adalah trombosis, abortus
26. Seorang wanita hamil berusia 30 tahun dikonsulkan ke bagian penyakit dalam dengan
keluhan kesemutan pada ibu jari, telunjuk dan jari tengah tangan kanan yang dirasa
memberat saat menggerakkan pergelangan tangan kanan. Nyeri bertambah hebat pada
malam hari. Kadang kala pergelangan tangan terasa diikat ketat dan kaku gerak. Pasien
juga mengeluhkan kekuatan tangan menurun, kaku dan terjadi atropi tenar. Pasien
selama ini bekerja sebagai juru ketik di sebuah perusahaan. Setelah dilakukan
pemeriksaan, didapatkan phalen test positif. Kemungkinan diagnosis pada pasien ini
adalah:
a. Tenosinovitis De Quervain
b. Trigger finger
c. Sindrom carpal tunnel
Rheumatologi 22

d. Stenosing tenosinovitis
e. Thoracic outlet syndrome
27. Seorang pria berusia 45 tahun datang dengan keluhan mata dan mulut yang terasa
kering. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan tes schimer positif, dan biopsi
kelenjar saliva ditemukan infiltrasi limfosit T dan B terutama di daerah sekitar saluran
kelenjar atau duktus. Dari pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya autoantibody
anti-Ro (SSA) dan anti-La (SSB). Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah:
a. Lupus eritematosus sistemik
b. Sindrom sjorgen
c. Vaskulitis
d. Tiroiditis
e. Hepatitis kronis
28. Seorang wanita berusia 25 tahun datang dengan keluhan nyeri sendi, mudah lelah, dan
terdapat bercak pada wajah. Dari urinalisis didapatkan proteinuria. Kadar serum C3
menurun. Mekanisme kerusakan ginjal yang paling mungkin pada pasien ini adalah
disebabkan oleh:
a. IgE
b. Imun kompleks
c. Sitotoksik
d. Reaksi hipersensitivitas tipe 1
e. Non-imun
29. Prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan DMARD pada arthritis rheumatoid,
kecuali:
a. Monitor disabilitas dan berbagai parameter hasil pengobatan secara berkala dan
teratur untuk mengetahui progresifitas penyakit secara baik
b. DMARD dapat dimulai setelah terjadi destruksi sendi
c. DMARD dapat digunakan secara tunggal atau kombinasi secara terus-menerus
selama penyakit masih aktif
d. Menentukan respons pengobatan yang akan dicapai sehingga dapat direncanakan
perubahan terapi
e. Dapat digunakan analgesic dan OAINS sebagai terapi tambahan untuk mengatasi
nyeri dan inflamasi.
30. Beberapa tipe pseudogout, kecuali:
Rheumatologi 23

a. Tipe A pseudogout, adanya serangan arthritis akut atau subakut, yang dapat
berlangsung sehari hingga beberapa minggu
b. Tipe B Pseudoreumatoid arthritis, ditandai gejala penebalan sinovia, pitting edema
local, terbatasnya gerak sendi dan sering diduga arthritis rheumatoid
c. Tipe C Pseudo Artritis lebih sering pada wanita, sendi yang terkena biasanya
simetris, terdapat riwayat serangan akut yang nyata
d. Tipe E asimptomatik, tidak memberikan keluhan, paling jarang terjadi.
e. Tipe F pseudo neuropatic joints, kelainan artropati, mirip penyakit charcot pada lutut
tanpa disertai kelainan neurologis.
31. Yang termasuk kriteria sindrom Sjogren, kecuali:
a. Mulut kering
b. tes fungsi kelenjar saliva, abnormal flowrate dengan scintigrafi atau sialogram
c. biopsi kelenjar ludah mayor  minor
d. autoantibody (SS-, SS-B)
e. tanda mata kering dibuktikan dengan tes schimer
32. Seorang wanita 75 tahun mengeluh lutut kanan bengkak dan nyeri sejak 3 hari lalu.
Keluhan ini sudah pernah dirasakan 2 tahun lalu selama 2 minggu lalu membaik seperti
semula. Pada pemeriksaan fisik didapatkan demam 38°C, VAS 6/10. Pemeriksaan fisik
genu dekstra didapatkan edema, hiperemis, nyeri tekan, bulging sign (+), range of
motion terbatas. Pemeriksaan lab didapatkan asam urat 8,5 mg/dl. Pemeriksaan rotgen
genu memperlihatkan garis-garis radiopaque di sekitar cartilage sendi lutut. Analisa
cairan sendi dengan mikroskop terlihat gambaran rodlike. Diagnosa yang paling
mungkin pada kasus diatas adalah
a. Artritis Pirai
b. Kristal artropati akibat basic calcium phosphate (BCP)
c. Kristal artropati akibat calcium phyrophosphate dehidrogenase (CPPD)
d. Osteoartritis
e. Artritis reumatoid
33. Tatalaksana artropati Kristal non gout dibawah ini yang salah yaitu:
a. Aspirasi cairan sendi yang berlebihan sebaiknya dihindari pada kondisi akut
b. Modalitas fisioterapi dapat digunakan pada kondisi serangan akut
c. Kolkisin 0,6 mg dua kali sehari dapat digunakan untuk pengobatan fase akut dan
kronik dan pencegahan serangan
d. Pemberian indomethasin dengan dosois 75-150 mg/hari
Rheumatologi 24

e. Steroid intraartikuler bisa menjadi alternative pengobatan selain NSAID


34. Pernyataan yang salah dibawah ini terkait Kristal artropati non gout yaitu:
a. Penyebab Kristal artropati non gout diantaranya calcium phrophosphate
dehidrogenase, kalsium apatit, kalsium oksalat
b. Sebagian kecil menunjukkan tes faktor rheumatoid positif
c. Kejadian meningkat pada usia lanjut
d. Manifestasi klinis yaitu artropati kronik dan sinovitis akut
e. Terdapat 7 tipe dari pseudogout
35. Pasien wanita usia 50 tahun mengeluh nyeri tulang punggung. Pasien menopause sejak
3 tahun yang lalu dan minum obat golongan steroid sejak 1 tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan gibbus (+). Hasil X-ray fraktur compresi CV L III-IV. Diagnosis pasien
ini adalah?
a. Osteoporosis sekunder
b. Osteoporosis tipe II
c. Osteoporosis tipe I
d. Osteoporosis tersier
e. Osteoporosis idiopatik
36. Penyebab wanita banyak mengalami osteoporosis, kecuali:
a. Massa tulang lebih sedikit dari laki-laki
b. Matriks dan mineral tulang hilang
c. Massa dan kekuatan tulang hilang
d. Perempuan rentan fraktur
e. Pengaruh hormon estrogen
37. Perempuan 38 tahun menderita SLE disertai komplikasi ginjal. Pasien mendapatkan
terapi kortikosteroid jangka panjang. Penyakit tulang apakah yang paling besar
kemungkinannya akan timbul akibat pengobatan kortikosteroid:
a. Paget disease og bone
b. Ricketsia
c. Osteochondrosit
d. Osteoporosis
e. Osteomalacia
38. Pola kelemahan yang disertai gangguan sensibilitas sepanjang distribusi satu saraf
dapat ditemukan pada:
a. Neuropati diabetik
Rheumatologi 25

b. Carpal tunnel syndrome


c. Guillian barre syndrome
d. Myasthenia gravis
e. Distrofi muskular tipe becker
39. Perempuan 55 tahun kesemutan pada pergelangan tangan hingga ujung jari tengah dan
telunjuk. Pemeriksaan fisik tinel sign positif pada pergelangan tangan. Diagnosis pasien
ini
a. Mielopati
b. Neuropati
c. Sindrom horner
d. Carpal tunnel syndrome
e. Rematoid arthritis
40. Carpal tunnel syndrome terjadi akibat kompresi
a. Nervus medianus
b. Nervus ulnaris
c. Nervus radialis
d. Nervus tibialis
e. Nervus perineal komunis
41. Seorang perempuan usia 38 tahun, datang dengan keluhan mati rasa pada jari tangan
pertama, jari kedua, ketiga dan keempat sejak kurang lebih 2 bulan, keluhan terkadang
bertambah hebat saat malam hari sehingga terbangun dari tidur. Pasien juga merasa
kadang kala pergelangan tangan terasa diikat dan kaku gerak. Pasien bekerja sebagai
penjahit. Pada pemeriksaan dilakukan tes provokasi phalen test positif, serta Tinnel’s
sign positif. Proses yang mendasari terjadinya keluhan pada pasien diatas adalah:
a. Kompresi nervus medianus pada terowongan karpal oseosa fibrosa
b. Peningkatan kadar asam urat
c. Proses inflamasi pada tendon
d. Robekan pada tendon
e. Adanya deposit agregat kalsium pada sendi
42. Seorang perempuan 56 tahun datang dengan keluhan nyeri dan ngilu pada bahu kanan,
serta gerakan sendi yang terbatas terutama gerakan abduksi dan elavasi. Nyeri kadang
kambuh pada malam hari sehingga pasien terbangun dan sulit tidur. Pada pemeriksaan
tanda vital dalam batas normal, pasien memiliki riwayat kencing manis sejak 10 tahun
Rheumatologi 26

namun saat ini sudah dengan terapi insulin. Pasien seorang ibu rumah tangga.
Kemungkinan diagnosis yang paling tepat dari pasien tersebut adalah:
a. Tendinitis bisipital
b. Frouzen shoulder syndrome
c. Thoracic outlet syndrome
d. Robekan rotator cuff
e. Impingement syndrome
43. Seorang perempuan usia 60 tahun, datang dengan keluhan nyeri di sekitar panggul kiri
sejak 2 minggu terakhir. Nyeri menjalar di sepanjang tungkai sampai lutut kiri. Pada
pemeriksaan didapatkan bahwa nyeri bertambah berat dalam keadaan hiperekstensi
pasif dari panggul. Hal ini membuat pasien lebih nyaman dengan posisi fleksi dan
rotasi eksternal panggul. Pasien mengaku sudah berulang kali mengalami hal ini.
Biasanya mendapat injeksi di daerah panggul tersebut dan membaik. Namun, kondisi
ini selalu muncul lagi beberapa bulan setelah injeksi. Saat ini, pilihan terapi yang dapat
dipertimbangkan pada pasien ini adalah:
a. Injeksi kortikosteroid pada sendi panggul
b. Eksisi bursa illiopsoas
c. Pemberian NSAID jangka panjang
d. Fisioterapi dengan TENS
e. Penggunaan analgetik patch
44. Nyeri dan inflamasi yang terlokalisasi pada insersi ligamen atau tendon disebut sebagai:
a. Fasciitis
b. Tendinitis
c. Bursitis
d. Tenosinovitis
e. Entesopati
45. Indikasi pemeberian terapi profilaksis sekunder selama seumur hidup pada pasien PJR
adalah
a. Pasien yang menjalani operasi katub jantung
b. Pasien tanpa bukti karditis
c. Pasien dengan karditis yang memabaik dengan pengobatan medikamentosa
d. Pasien dengan riwayat alergi penicillin
e. Pasien PJR usia > 50 tahun
Rheumatologi 27

46. Terapi alternative demam rematik bagi pasien yang memiliki riwyat alergi terhadap
penicillin adalah
a. Pemberian eritromicin
b. Penisilin V
c. Amoxicilin
d. Cepalosforin generasi I
e. Ciprofloxacin
47. Dari semua factor resiko untuk timbulnya osteoartritis, factor resiko yang terkuat
adalah
a. Jenis kelamin
b. Ketuaan
c. Genetik
d. Kegemukan
e. Pekerjaan
48. Gambaran radiografi sendi yang menyokong diagnosis osteoartritis ialah kecuali
a. Penyempitan celah sendi yang sering kali asimetris
b. Penurunan densitas (sclerosis) tulang sub kondral
c. Kista tulang
d. Osteofit pada pinggir sendi
e. Perubahan struktur anatomi sendi
49. Manakah pernyataan dibawah ini yang tidak sesuai dengan diagnosis Reactive
Arthritis:  ASAS criteria
a. Hingga saat ini belum ada criteria diagnosis Reactive Arthritis yang tervalidasi.
b. Kriteria diagnostik yang dipakai saat ini sesuai dengan workshop internasional
ke-3 reaktif arthritis tahun 1966.
c. Kriteria diagnostik yang dipakai yaitu jika ditemukan adanya inflamasi akut arthritis,
sakit pinggang atau entesitis.
d. Bukti adanya infeksi 4-8 minggu sebelumnya.
e. Diagnosis pasti dengan ditemukannya HLA-B27
50. Dibawah ini yang bukan merupakan gejala klinis Reactive Arthritis adalah:
a. karakteristik klinis dari reactive arthritis adalah oligoarthtitis asimetrik terutama
pada ekstremitas bawah.
b. Sendi yang terlibat mengalami bengkak, hangat, dan nyeri sehingga sulit
dibedakan dengan arthritis septic.
Rheumatologi 28

c. Aspirasi dan analisa cairan sendi akan membedakan antara septik arthritis dengan
reactive arthritis.
d. Gejala khas yang lain adalah entesitas berupa inflamasi pada insersi ligament/tendon
ke tulang terutama tendinitis Achilles.
e. Manifestasi ekstraselular seperti keratoderma blenoragika, balanitis pustular dan
uveitis anterior akut merupakan diagnosis utama.
51. Organisme yang telah terbukti menjadi pemicu tersering terjadinya Reactive Arthritis
adalah seperti dibawah ini:
a. Chlamydia sp
b. S. typhimurium
c. C. trachomatis
d. HIV
e. BSSD
52. Seorang laki laki berumur 36tahun berobat ke poliklinik dengan keluhan merasa seperti
pasir atau kerikil pada mata berulang dan selalu minum untuk membantu menelan
makanan kering. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran kelenjar liur dan hasil
biopsy menunjukkan adanya infiltrasi limfosit. Hasil pemeriksaan autoantibodi anti Ro/
SS-A positif. Diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini adalah:
a. Sarkoidosis
b. Amiloidosis
c. Parotitis epdemika
d. Limfoma maligna
e. Sindrom sjorgen
53. Penyakit sistemik yang tidak terkait dengan sindrom sjorgen:
a. Arthritis Rematoid
b. Gouty Arthritis
c. Lupus Eritematus Sistemik
d. Vasculitis
e. Tiroiditis

SOAL BATCH 34
1. Seorang wanita berusia 35 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan
tangan kanan sering kesemutan sejak 2 minggu terakhir. Pasien selama ini bekerja
sebagai sekretaris yang sehari-hari mengetik komputer. Pemeriksaan di poli
Rheumatologi 29

menunjukkan bahwa bila tangan kanan ditekuk pada pergelangan tangan, akan
menyebabkan rasa kesemutan dan sedikit nyeri yang menyebar ke jari ke 3,4,5 tangan
kanan. Patofisiologi yang mendasari kondisi ini adalah: CTS
a. Inflamasi tendon otot thenar dan hipothenar
b. Inflamasi sendi pergelangan tangan kanan
c. Efusi pada sendi pergelangan tangan kanan
d. Entrapment nervus medianus
e. Bursitis pada pergelangan tangan kanan

2. Seorang perempuan berusia 60 tahun, penderita osteoarthritis, berobat ke poliklinik


dengan keluhan tiba – tiba mengalami nyeri dan pembengkakan pada belakang lutut
kanannya. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini:
a. Tendinitis Achilles
b. Ruptur kista Baker
c. Bursitis pes anserinus
d. Thrombosis vena dalam
e. Robekan tendon patella

3. Seorang wanita 44 tahun dengan asma yang menggunakan obat kortikosteroid berobat
ke klinik penyakit dalam. Dalam kunjungan terakhirnya, diberikan obat antagonis
reseptor leukotrien dan dosis kortikosteroidnya dikurangi. Serangkaian pemeriksaan
rontgen thoraks selama 8 tahun menunjukkan sekilas gambaran fleeting interstitial
patchy shadowing. Dia baru-baru ke dokter umum dengan keluhan adanya nodul
subkutan pada permukaan ekstensor dari lengan. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan anemia normokromik normositik ringan, peningkatan LED, adanya
eosinofilia perifer dan faktor rheumatoid positif. Pada riwayat penyakit dahulu pernah
didiagnosis dengan polip hidung dan sinusitis. Diagnosis yang paling mungkin
adalah:
a. Churg-strauss syndrome
b. Allergic Bronchopulmonary Aspergillosis
c. Extrinsic allergic alveolitis
d. Wegener granulomatosis
e. Rheumatoid lung disease
Rheumatologi 30

4. Seorang pria usia 57 tahun yang sebelumnya merasa sehat telah jatuh sakit selama dua
bulan dengan lesu, lemah, sesak napas pada saat mengeluarkan tenaga, mengeluh
nyeri perut dan rasa baal progresif pada kakinya. Berat badannya turun 10 kg dalam
periode yang sama. Sekarang ia menderita poliartritis pada tangannya dan gejalanya
mengarah pada mononeuritis pada distribusi nervus medianus kanan. Pasien juga
memiliki asma sejak 2 bulan yang sering kambuh disertai eosinofilia perifer pada
pemeriksaan laboratorium. Radiologik dada tidak menunjukkan kelainan. Diagnosis
yang paling mungkin adalah:
a. Churg-strauss syndrome
b. Wegener granulomatosis
c. Polyarteritis nodosa
d. Arteritis temporal
e. Vaskulitis hipersensitifitas

5. Seorang laki-laki 49 tahun, menikah, seorang pegawai bank, datang ke poliklinik


dengan keluhan sering merasa lelah disertai rasa tidak nyaman di leher dan beberapa
titik pada punggung, disertai kepala tegang hilang timbul sejak 2 tahun lalu. Saat
bangun pagi pasien masih merasa lelah dan kembali nyeri. Kadang2 pasien terbangun
malam hari dan sulit untuk tidur lagi. Diagnosis yang mungkin pada pasien ini adalah:
a. Fibromialgia  pada perempuan
b. Tension headache
c. Cervical syndrome
d. Myofacial syndrome
e. Chronic fatique syndrome

6. Seorang perempuan 60 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri dan bengkak
pada lutut kanan yang timbul mendadak sejak 2 hari sebelumnya. Pasien menyangkal
adanya trauma, demam, menggigil maupun riwayat artritis sebelumnya. Pasien
memiliki riwayat Diabetes Melitus dan Hipertensi sejak lama. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan index massa tubuh 34 kg/m2 dan artritis di regio genu dekstra. Dari
pemeriksaan foto rontgen lutut didapatkan gambaran garis putih pada sendi.
Patofisiologi yang mendasari kondisi ini adalah:
a. Deposisi kristal CPPD
b. Deposisi kristal monosodium urat
Rheumatologi 31

c. Infeksi pada cairan sendi


d. Inflamasi pada bursa sendi lutut
e. Inflamasi pada sinovial sendi lutut

7. Seorang pria 64 tahun menderita gagal jantung kongestif datang ke unit gawat darurat
dengan keluhan tiba-tiba nyeri hebat di kaki kanannya. Rasa nyeri dimulai pada
malam hari dan membuat pasien terbangun dari tidur nyenyak. Pasien mengatakan
nyeri menjadi begitu parah sehingga dia tidak bisa memakai sepatu atau kaus kaki
saat ke rumah sakit. Pasien saat ini mendapat pengobatan furosemide 40 mg/12 jam,
carvedilol 6,25 mg/ 12 jam, candesartan 8 mg/ 24 jam, dan aspirin 325 mg/ 24 jam.
Pada pemeriksaan fisik, pasien demam 38,5 °C. Ibu jari kaki kanan tampak eritem dan
nyeri saat disentuh. Didapatkan pembengkakan dan efusi sendi yang signifikan pada
metatarsophalangeal pertama kaki kanan. Tidak ada sendi lain yang terlibat. Manakah
dari temuan berikut yang diharapkan pada arthrocentesis:
a. Kadar glukosa kurang dari 25 mg / dL
b. Pengecatan Gram positif
c. Didapatkan kristal berbentuk jarum di bawah mikroskop cahaya terpolarisasi
d. Didapatkan kristal rhomboid di bawah mikroskop cahaya terpolarisasi
e. Hitung leukosit lebih besar dari 100.000 / μL

8. Seorang pria berumur 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada
sendi-sendi yang terdapat pada sisi kanan tubuhnya sejak 1 minggu yang lalu, selain
itu ia juga mengeluh adanya kemerahan pada kulit yang disertai sisik seperti perak,
ditemukan di daerah siku, dan kulit kepala sejak 1 tahun yang lalu. Saat diperiksa,
pada kukunya ditemukan pitting dan onikolisis. Pemeriksaan laboratorium LED 15
mm/jam, diff count 0/4/1/69/20/6, rheumatoid faktor negatif, CRP < 5. Hasil analisa
cairan sendi menunjukkan warna cairan keruh, encer, leukosit 30.000u/L, glukosa 80
mg/dl. Diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini adalah:
a. Artritis septik
b. Artritis psoriatik
c. Artritis reaktif
d. Rheumatoid arthritis
e. Osteoarthritis
Rheumatologi 32

9. Seorang laki-laki, 28 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang sejak 3 hari yang
lalu dan nyeri sendi dikedua kaki, sebelumnya 2 minggu yang lalu pasien mengeluh
nyeri saat BAK, dan saat ini keluhan nyeri tersebut sudah tidak ada lagi. Pada
pemeriksaan fisik didapat kesadaran compos mentis, TD: 120/80 mmhg, N: 80
x/menit, RR; 20 x/ menit, T; 36,5dari pemeriksaan Laboratorium Hb: 12 g/dl, leukosit
: 7900/ul, trombosit 246.000/ul, LED: 50 mm/jam, CRP (+).Urinalisa : pH : 6,0,
leukosit (-), nitrit (-), protein (-). Apakah diagnosis yang mungkin pada pasien
tersebut :
a. Artritis psoriatik
b. Artritis enteropatik
c. Spondilitis ankilosa
d. Artritis reaktif
e. Rheumatoid arthritis

10. Seorang perempuan berusia 50 tahun datang berobat ke poliklinik reumatologi dengan
keluhan nyeri dan kaku pada sendi jari-jari tangan sejak 6 bulan yang lalu. Menurut
pasien nyeri dan kaku dirasakan pada pagi hari setelah bangun. Pasien juga
merupakan penderita diabetes mellitus tipe 2. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
benjolan pada buku sendi PIP dan DIP hampir pada semua jari tangan. Diagnosis pada
pasien ini adalah:
a. Pseudogout
b. Osteoartritis manus
c. Kontraktur Dupuytren
d. Pseudorheumatoid arthritis
e. Elderly onset rheumatoid arthritis

11. Seorang perempuan 24 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kebiruan dan
dingin pada ujung jari-jarinya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan palpasi pada arteri
brakialis kiri lemah dan didapatkan bruit vaskuler, sedangkan arteri brakhialis kanan
normal. Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini adalah:
a. USG Doppler
b. Biopsi arteri brakhialis
c. Arteriografi
d. Pemeriksaan ANCA
Rheumatologi 33

e. Pemeriksaan LED

12. Seorang laki-laki 28 tahun datang dengan keluhan nyeri di pinggang sejak 6 bulan.
Nyeri bersifat tumpul dan menjalar ke arah bokong. Nyeri dirasakan terutama pagi
hari dan tidak membaik dengan istirahat. Nyeri perbaikan setelah pasien beraktifitas.
Pasien menyangkal adanya infeksi dalam sebulan terakhir. Dari pemeriksaan
radiologis didapatkan gambaran sakroiliitis grade 3 bilateral. Terapi farmakologis
pilihan pada kasus ini adalah:
a. Steroid
b. NSAID
c. Infliximab
d. Rituximab
e. Dazalimumab

13. Seorang laki-laki berusia 24 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada
tulang punggung sejak 1 bulan. Hasil foto polos tulang belakang didapatkan gambaran
pseudofraktur. Kadar kalsium dan fosfat rendah disertai kadar vitamin D di bawah
normal. Diagnosis yang paling mungkin adalah:
a. Keganasan tulang
b. Osteoporosis
c. Osteomalasia
d. Paget’s disease
e. Osteoarthritis primer

14. Seorang laki-laki 32 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mulut dan mata yang
kering sejak 3 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik, tanda vital dalam batas
normal, kelenjar parotis membesar dan pada biopsi didapatkan infiltrasi limfositik.
Pemeriksaan penunjang apa yang dapat mendukung diagnosis pasien ini:
a. Antibodi anti Jo-1
b. Antibodi anti SS-A/Ro
c. Antibodi anti Sm
d. Antibodi anti histon
e. Antibodi anti RNP
Rheumatologi 34

15. Seorang pasien laki-laki 64 tahun dengan TB paru on terapi OAT fasr lanjutan,
dirujuk untuk evaluasi atas keluhan demam, atralgia, pleuritis dan ruam malar yang
sudah berlangsung 3 bulan. Pleuritis berespon dengan prednison tetapi tidak dapat
dilakukan tappering off karena gejala berulang saat dosis prednison < 15 mg/hari.
Pemeriksaan anti histon +. Diagnosis pada pasien ini adalah:
a. SLE
b. Elderly onset rheumatoid arthritis
c. Pleuritis TB
d. Drug-induced Lupus Erythematous
e. Positif palsu anti histon

16. Pasien perempuan 40 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan
sering demam sejak 3 minggu yang lalu, demam tidak tinggi, tidak enak badan, cepat
lelah. Sejak 4 tahun yang lalu pasien sering merasa pegal, nyeri sendi, rambut rontok,
kulit sekitar pipi kasar mengeras. Keadaan umum tampak sakit sedang, kompos
mentis, tekanan darah 140/100 mmHg, denyut nadi 80 kali/menit, frekuensi
pernapasan 20 kali per menit, tampak alopesia. Paru : sonor, vesikuler normal, ronkhi
(+) di lapangan tengah dan kedua paru. Pada pemeriksaan laboratorium Hb 9 gr/dl,
Trombosit 165.000, Coomb test (+), ureum 91 mg/dl, kreatinin 2.1 mg/dl, urinalisa
protein (+2), ANA test (+), anti ds DNA (+), anti RNP (+). Biopsi kulit sesuai dengan
skleroderma. Diagnosis utama yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
a. SLE
b. Polimiosistis
c. Skleroderma
d. Rheumatoid arthritis
e. Mixed Connective Tissue Disease

17. Seorang perempuan 42 tahun dengan keluan sesak saat aktivitas, malaise dan lemah
sejak 3 bulan terakhir. Dia melaporkan bahwa gejala memburuk gradual dan
berhubungan dengan demam sumer-sumer, anoreksia, dan penurunan berat badan.
Pasien mengalami masalah dalam menaiki tangga karena kelemahan tungkai dan
sesak napas. Baru-baru ini pasien baru menyadari lengan pasien lelah ketika mencuci
gigi dan menata rambut. Kemampuan menulis pasien masih normal dan tidak ada
gangguan sensorik. Pada pemeriksaan fisik suhu badan 37,8 ⁰C, ada ronki basah halus
Rheumatologi 35

di kedua paru, kelemahan di otot deltoid, kuadrisep dan psoas, kemerahan di kulit.
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan kreatin kinase, ANA +, anti
dsDNA +, PM-Scl +, anti Jo-1 +, anti RNP -, Radiologis : infiltrat interstisial bilateral
dan kapasitas paru menurun menjadi 70 % dari nilai prediksi. Diagnosis yang paling
mungkin adalah:
a. SLE
b. Rheumatoid arthritis
c. Skleroderma sistemik
d. Dermatomyosistis
e. Mixed connective tissue disease

18. Seorang perempuan 24 tahun telah didiagnosis SLE sejak 6 bulan terakhir. Sekarang
pasien diberikan terapi metilprednisolon 1x8 mg dan Azathioprine 1x50 mg selama 1
bulan terakhir. Sebelumnya pasien hanya mendapatkan metilprednisolon yang
ditappering down. Pasien ini datang ke IGD dengan keluhan lemas, tidak ada keluhan
lain, dan ternyata dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit 2500 uL.
Apa kemungkinan penyebab terjadinya neutropenia pada pasien ini:
a. SLE flare
b. Efek samping steroid
c. Efek samping Azathioprine
d. Infeksi sekunder
e. Interaksi obat antara steroid dan azathioprine

19. Seorang wanita 45 tahun dengan riwayat sistemik lupus eritematosus (SLE) datang ke
IGD dengan keluhan sakit kepala dan badan lemas. Gejala klinis SLE utama pada
pasien ini adalah artralgia, anemia hemolitik, malar rash, sariawan di mulut serta titer
anti dsDNA yang meningkat. Pasien masih rutin minum obat metilprednison 4
mg/hari, hidroksiklorokuin 200 mg/hari. Dari pemeriksaan di IGD didapatkan tekanan
darah 190/110 mmHg, dengan nadi 98 x/menit. Dari urinalisa ditemukan RBC
25/LPB dan proteinuri +3, tidak ditemukan silinder eritrosit. BUN 88 mg/dl dan
creatinin 2,6 mg/dl. Pasien sebelumnya belum pernah didiagnosis dengan gangguan
ginjal akibat SLE dan tidak mendapat terapi NSAID. Riwayat penyakit lain,
penurunan intake oral ataupun diare juga disangkal. Penatalaksanaan apa yang akan
dilakukan pada pasien ini:
Rheumatologi 36

a. Mulai pemberian siklofosfamid 500 mg/m2 IV dan diulang setiap -6 bulan


b. Mulai hemodialisis
c. Mulai terapi steroid dosis tinggi (metilprednisolon IV, 1000 mg/hari dalam 3
dosis, diikuti dengan steroid oral 1 mg/kgBB/hari) dan mikofenolat mofetil 2
gr/hari)
d. Mulai pemberian plasmafaresis
e. Tunda semua terapi sampai ada hasil biopsi ginjal

20. Seorang perempuan berusia 58 tahun datang ke poliklinik untuk konsultasi dengan
membawa hasil pemeriksaan bone mineral density (BMD) sebagai berikut: Tidak ada riwayat
jatuh dan cedera sebelumnya, riwayat penyakit tiroid dan metabolik lain disangkal.Hasil
pemeriksaan fisik normal. Hasil BMD sebagai berikut:
Rheumatologi 37

Rencana tatalaksana yang paling sesuai untuk pasien tersebut adalah:


a. Edukasi latihan fisik, terapi bifosfonat
b. Edukasi latihan fisik, suplementasi vitamin D
c. Edukasi latihan fisik, suplementasi kalsium dan vitamin D 400 iu
d. Edukasi, latihan fisik, suplementasi vitamin D, dan terapi bifosfonat
e. Edukasi ,latihan fisik, suplementasi vitamin D, kalsium dan terapi bifosfonat

21. Seorang perempuan berusia 58 tahun datang ke poliklinik untuk konsultasi dengan
membawa hasil pemeriksaan bone mineral density (BMD) sebagai berikut: Tidak ada
riwayat jatuh dan cedera sebelumnya, riwayat penyakit tiroid dan metabolik lain
disangkal. Pasien memiliki riwayat asma dan meminum obat steroid dosis rendah
jangka panjang. Hasil pemeriksaan fisik normal. Hasil BMD menunjukkan
osteopenia. Tatalaksana yang tepat:
a. Hentikan steroid tanpa diberi obat lain
b. Hentikan steroid, lalu berikan kalsium dan vitamin D
c. Steroid tetap boleh dilanjutkan dengan tambahan kalsium
d. Steroid tetap boleh dilanjutkan dengan tambahan kalsium dan vitamin D
e. Steroid tetap boleh dilanjutkan dengan tambahan kalsium, vitamin D, dan
bifosfonat

22. Seorang lelaki berusia 28 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan nyeri
hebat pada lutut kanan yang telah dialami sejak 1 minggu terakhir. Nyeri dirasakan
makin bertambah bila pasien menggerakkan lutut tersebut. Keluhan ini disertai
dengan demam beberapa hari dan lemas. Dua minggu yang lalu, pasien mengalami
keluhan buang air kecil dan didiagnosis infeksi saluran kemih. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan perabaan lutut kanan terasa hangat, kemerahan, teraba ballotement. Pada
lengan dan tungkai kiri dan kanan didapatkan lesi makular kemerahan dan
furunkulosis. Pada pungsi lutut kanan didapatkan cairan keruh dengan jumlah leukosit
cairan sendi 80.000/mL dan diplokokus intraseluler Gram negatif. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 11,1 g/dL; leukosit 15.900/μL; trombosit 225.000/μL;
LED 90 mm/jam. Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah:
a. Sindroma Reiter
b. Artritis gout akut
c. Osteoartritis genu
Rheumatologi 38

d. Pseudogout genu
e. Infeksi gonococcal disseminata

23. Pasien wanita 62 tahun dengan riwayat Diabetes mellitus 5 tahun, obesitas, nyeri lutut
yang merupakan osteoartritis genu bilateral, dan pasien sekarang datang ke poliklinik
karena keluhan nyeri lututnya. Dari pemeriksaan fisik didapatkan bengkak pada kedua
lutut, genu varus. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil GDA 235 mg/dl,
BUN 23 mg/dl, SK 1.7 mg/dl, UL:proteinuria +1. Terapi farmakologis apa yang
paling tepat:
a. Insulin, ARB, NSAID
b. Insulin, Amlodipin, NSAID
c. Glimepirid, ARB, NSAID
d. Glibenclamid, ARB, Paracetamol
e. Glikuidon, Amlodipin, Paracetamol

24. Seorang wanita 46 tahun datang ke poliklinik dengan beberapa keluhan. Pasien
mengeluh sering merasa lelah dan lemas lebih dari 2-3 bulan. Nafsu makan menurun.
Pasien merasa berat badan turun sekitar 5,5 kg. Akhir-akhir ini, ia mengeluh nyeri dan
kaku jari-jarinya pada kedua tangan yang lebih buruk di pagi hari dan dengan
gerakan. Pemeriksaan penunjang apa yang diperiksa untuk menegakkan diagnosis:
Rheumatologi39

a. LED
b. ANA test
c. Anti RNP
d. Anti Ro/La
e. Faktor rheumatoid

25. Seorang laki-laki 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam dan batuk yang
hilang timbul disertai penurunan berat badan sejak 2 bulan lalu. Pasien juga mengeluh
kelemahan di kedua tungkai sejak 2 minggu terakhir dan sulit berjalan karena lutut pasien
bengkak, kemerahan, dan nyeri. Pemeriksaan fisik didapatkan luka2 pada kulit. Pemeriksaan
lab didapatkan LED 100 mm/jam. Analisa cairan sendi didapatkan warna kekuningan, encer,
glukosa 20 mg/dl, leukosit 60.000 dengan dominasi MN 90%. Diagnosis yang paling
mungkin adalah:
a. Artritis septik
b. Artritis reaktif
c. Gonitis TB
d. Gout artritis
e. Pseudogout

26. Seorang perempuan 49 tahun, menikah, memiliki usaha salon, datang ke poliklinik dengan
keluhan sering merasa lelah disertai rasa tidak nyaman di punggung dan leher, serta kepala
tegang hilang timbul sejak 2 tahun lalu. Pinggang sakit, terutama jika hendak tidur, baru
terasa baik setelah diurut, kemudian baru bisa tidur. Saat bangun pagi pasien masih merasa
lelah dan kembali nyeri. Kadang2 pasien terbangun malam hari dan sulit untuk tidur lagi.
Pagi pasien juga merasa letih, terutama karena mengurus rumah tangga. Keluhan juga muncul
jika dingin, dan berkurang jika sedang jalan2 dengan anak2. Pasien tidak memiliki riwayat
DM dan HT. Diagnosis yang paling mungkin adalah:
a. Fibromialgia
b. Tension headache
c. Cervical syndrome
d. Myofacial syndrome
e. Chronic fatique syndrome

Anda mungkin juga menyukai