Anda di halaman 1dari 722

KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM

PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA


(PAPDI)

SOALTO
MANDIRI 4
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

DAFTAR ISI

ENDOKRIN METABOLIK/UNAIR.................................
ENDOKRIN METABOLIK/UNSRAT..............................
GINJAL HIPERTENSI/UGM .........................................
GASTRO-ENTEROHEPTOBILIER/UNAND ...................
KARDIOVASKULAR/UNSRI.........................................
PULMONOLOGI/UNIBRAW .......................................
PULMONOLOGI/UNSYIAH.........................................
TROPIK INFEKSI/UDAYANA .......................................
TROPIK INFEKSI/UI ....................................................
GERIATRI/UNHAS......................................................
HOM/UNS .................................................................
REUMATOLOGI/USU.................................................
ALERGI IMUNOLOGI/UNDIP .....................................
PSIKOSOMATIS/UNPAD ............................................
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

KONTRIBUTOR

dr. Riswan Idris / UNHAS

dr.Ardeno Kristianto /UI

dr.Rio Pranata / UGM

dr. Robert D.A/ UNAIR

dr.Sartika Sadikin / UNSRI

dr.Michelle Vincentia / UNPAD

dr. Ahmad Rudiannoor / UNS

dr.Gama Yuniharizky / UNDIP

dr. Zanurul Rifhan/ USU

dr.Bevi Dewi Citra / UNAND

dr. Ade Baswin / UNSYIAH

dr.Tulus Amudi / UNSRAT

dr.Ricky Taringan / UB
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

dr.Amarisa Malik /UNUD

UJIAN BOARD BATCH 41

Editor :
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

dr. Riswan Idris

UJIAN BOARD BATCH 41

DIVISI ENDOKRIN, METABOLIK & DIABETES

Kontributor :

dr. Robert D.A / UNAIR


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat soal dr. Brinna Anindita


Kategori soal Endokrin, metabolik, dan diabetes
Lingkup bahasan dalam standar Penyakit Korteks Adrenal
kompetensi
Jenis soal/ jenis pertanyaan Diagnosis
Tingkat kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 35 tahun datang dengan keluhan mendadak pingsan 1 hari yang lalu. Hal
ini muncul ketika berkebun diawali dengan gejala muntah dan merasa pusing. Setelah itu
pasien hanya berbaring serta mengeluh sakit perut dan mual. Tidak ada demam atau diare.
Riwayat sebelumnya beberapa bulan yang lalu sering kelelahan, sakit perut, dan hilangnya
nafsu makan dengan penurunan berat badan 5-10 kg. Sebelumnya pasien rutin konsumsi
methylprednisolone 8mg/ hari karena penyakit lupus dan berhenti mengkonsumsi obat
tersebut sebulan terakhir . Pada pemeriksaan fisik didapatkan, T 80/60 mm Hg saat
berbaring dan sistoliknya turun 20 mmHg saat berdiri, nadi 102 bpm saat berbaring dan
125 bpm saat berdiri, suhu axiller 37.6 ° C, serta didapatkan hiperpigmentasi di ujung
jarinya. Lainlain dalam batas normal pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil Na 121
mEq / L, K 5,8 mEq / L, HCO3 16 mEq / L, glukosa 52 mg / dL, dan kreatinin 1,0 mg / dL,
kadar kortisol pagi hari 3ug/dl (N:7-25ug), ACTH: 8pg/ml (N:9-46pg/ml) Apa diagnosis
yang paling mungkin?

A. Hiperaldosteronisme primer
B. Hiperaldosteronisme sekunder
C. Adrenal Insufisiensi primer
D. Adrenal insufisiensi sekunder
E. Cushing Disease

Referensi Marc S. Sabatine. Pocket medicine sixth


edition. section. 7-7
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat soal dr. Brinna Anindita


Kategori soal Endokrin, metabolik, dan diabetes
Lingkup bahasan dalam standar Diabetes Mellitus
kompetensi
Jenis soal/ jenis pertanyaan Tatalaksana
Tingkat kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 66 tahun dengan riwayat DM dan HT 5 tahun terakhir rutin berobat
dengan metformin 500mg 2x sehari datang ke poliklinik untuk konsultasi saat ini
pasien mengeluh sering sesak terutama saat beraktivitas. PF TB 160 cm BB 70 kg TD
150/90 mmHg, DVS R+3, rhonkie minimal pada basal paru, dan ekstremitas
didapatkan edema pretibial. Hasil Lab GDP 190 mg/dl GD2PP 290 mg/dl Kol tot 289
mg/dl TG 290 mg/dl; HDL 37 mg/dl; LDL 190 mg/dl; Ur 59; Cr 1,8; eGFR 32
ml/menit; HBA1C 10,1% terapi farmakologis yang paling tepat untuk pasien ini adalah
:

A. Tambahkan Linagliptin, statin, ARB


B. Metformin stop, Kombinasi Pioglitazone dengan Gliclazide, statin, ARB
C. Metformin stop, kombinasi Insulin basal dengan Gliclazide, statin, ARB
D. Metformin stop, kombinasi Insulin basal dengan linagliptin, fibrat, ACEI
E. Metformin stop, Kombinasi Gliclazide dengan linagliptin, statin, CCB

Referensi Sugondo S (2014). Farmakoterapi dan


Pengendalian Glikemia Diabetes Mellitus
Tipe 2. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Eds: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi
I, Simadibrata KM, Setiati S. Edisi ke-6.
Jakarta: Internal Publishing. hal. 1882 –
1885.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat soal dr. Brinna Anindita


Kategori soal Endokrin, metabolik, dan diabetes
Lingkup bahasan dalam standar Gangguan Tiroid
kompetensi
Jenis soal/ jenis pertanyaan Pemeriksaan penunjang
Tingkat kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 26 tahun dengan riwayat melahirkan 6 bulan lalu datang dengan keluhan
lemah, peningkatan berat badan, tidak tahan dingin dan kulit kering. 2 bulan sebelumnya
pasien mengeluh berdebar, tidak tahan panas dan bertambah kurus. Hasil laboratorium:
TSH 12 mIU/L, FT4 2,0 mIU/L. Saran pemeriksaan laboratorium tambahan pada pasien
adalah:

A. Antibodi TPO
B. Tiroglobulin
C. TRAB
D. Total T3
E. Kadar Yodium

Referensi Djokomulyanto (2014). Kelenjar Tiroid,


Hipotiroidisme, dan Hipertiroidisme. Dalam:
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Eds: Sudoyo
AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM,
Setiati S. Edisi ke-6. Jakarta: Internal
Publishing. hal. 1955 – 1965.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Nadhya Allia


Asal FK FK Universitas Airlangga
Kategori Soal Endokrin, Diabetes dan Metabolisme
Lingkup Bahasan Dalam Standar Diabetes Insipidus
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi
Soal
Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke Poli Endokrin dengan keluhan sering merasa haus
dan BAK dalam jumlah banyak. Pasien minum sehari bisa sampai 6 liter dan BAK 5 liter/hari.
Pasien mengaku keluhan dirasakan sejak 1 bulan ini. Pasien tidak merasakan penurunan berat
badan. Pasien tidak memiliki riwayat trauma sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
GCS 456 Tensi 140/90 Nadi 90x/menit suhu 370C.
Pemeriksaan yang digunakan untuk mendiagnosis kelainan tersebut adalah:
A. Fluid deprivation test
B. Ham test
C. Dexametasone suppresion test
D. USG abdomen
E. Sucrose water test

Referensi Asman Boedi Santoso, Imam Subekti.


Diabetes Insipidus. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II: Halaman
2439- 2440.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Nadhya Allia


Asal FK FK Universitas Airlangga
Kategori Soal Endokrin, Diabetes dan Metabolisme
Lingkup Bahasan Dalam Standar Diabetes Melitus Gestasional
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi
Soal
Seorang wanita usia 32 tahun hamil 24 minggu dikonsulkan ke Poli Penyakit Dalam karena
hasil gula darah puasanya 135 mg/dL. Ini adalah kehamilan kedua. Saat hamil pertama, pasien
periksa gula darah dan didapatkan gula darah acaknya 120 mg/dL. Saat itu pasien tidak
diberikan terapi khusus. Pasien tidak memiliki riwayat kencing manis sebelumnya, namun ibu
pasien memiliki sakit kencing manis dan telah menggunakan insulin.
Penggunaan insulin diberikan langsung pada diabetes melitus gestasional adalah:
a. Jika GDP > 120 mg/dL saat pertama kali periksa
b. Jika GDP > 130 mg/dL saat pertama kali periksa
c. Jika GD 1 Jam setelah makan >120 mg/dL setelah perencanaan makan 2 minggu
d. Jika GD 2 Jam setelah makan >120 mg/dL setelah perencanaan makan 1 minggu
e. Jika GD 2 Jam setelah makan >120 mg/dL setelah perencanaan makan 2 minggu

Referensi John M.F., Dyah Purnamasari. Diabetes


Melitus Gestasional. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II: Halaman
2429.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Nadhya Allia


Asal FK FK Universitas Airlangga
Kategori Soal Endokrin, Diabetes dan Metabolisme
Lingkup Bahasan Dalam Standar Dislipidemia
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi
Soal
Seorang laki-laki usia 40 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam untuk memeriksakan diri.
Pasien datang membawa hasil laboratorium LDL 170, HDL 50, TG 150, Kolesterol total 200.
Pasien khawatir karena memiliki ayah dengan riwayat terkena penyakit jantung koroner pada
usia 50 tahun. Pasien memiliki kebiasaan merokok 1 pak/hari sejak usia muda. Pasien tidak
memiliki riwayat kencing manis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS 456 Tensi 120/90
mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,50C.
Target LDL yang optimal untuk pasien ini adalah
a. LDL < 100 mg/dL
b. LDL < 130 mg/dL
c. LDL < 160 mg/dL
d. LDL < 180 mg/dL
e. Tanpa target LDL

Referensi John M.F. Adam. Dislipidemia. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid
II: Halaman 2549-2558.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Dicky Febrianto


Periode Ujian Batch 41
Asal FK FK Universitas Airlangga
Kategori Soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan dalam Standar Kompetensi Gangguan Korteks Adrenal
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Soal
Seorang wanita 30 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 1
hari SMRS. Pasien mengeluh mual dan muntah sejak 2 hari terakhir. Tidak ada keluhan
demam dan batuk. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Kesadaran somnolen, GCS 345,
tekanan darah 80/50 mmHg, nadi 110x/menit, respirasi 24x/menit, suhu 36,7 o C. Dari
pemeriksaan fisik, tidak didapatkan kaku kuduk. Setelah dilakukan resusitasi cairan
dengan NaCl 0,9% 2000 ml, tekanan darah tidak membaik, tidak ditemukan ronkhi.
Kemudian pasien diberikan norepinefrin dan tekanan darah naik menjadi 90/60, namun
kemudian cenderung turun lagi. Pemeriksaan penunjang: Hb 11,0; WBC 6.700; trombosit
210.000; natrium 128; kalium
5,6; kreatinin serum 1,2; albumin 2,5; gula darah acak 75 mg/dL.
Terapi selanjutnya yang tepat diberikan pada pasien ini adalah ….
A. Infus koloid
B. Koreksi albumin
C. Epinefrin
D. Hidrokortison i.v.
E. Deksametason i.v.
Referensi Soebagijo Adi, Agung Pranoto. Gangguan
Korteks Adrenal. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi VI. Halaman 2509-2513.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Dicky Febrianto


Periode Ujian Batch 41
Asal FK FK Universitas Airlangga
Kategori Soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan dalam Standar Kompetensi Diabetes Melitus
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Soal
Seorang wanita 45 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam. Pasien diketahui memiliki
riwayat diabetes melitus tipe 2 sejak 3 bulan yang lalu. Pasien sudah berupaya untuk
mengatur pola makan dan berolahraga namun gagal untuk menurunkan berat badan. BMI
pasien 27 kg/m2. Pasien telah mendapat terapi metformin, namun 3 minggu kemudian
pasien menghentikan pengobatannya karena sering mengalami diare. Obat yang dapat
direkomendasikan untuk pasien ini adalah ….
A. Glinid
B. Sulfonilurea
C. Penghambat alfa-glukosidase
D. Penghambat DPP-IV
E. Tiazolidinedion

Referensi PERKENI. Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe


2. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan
Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2015.
Halaman 27-40.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Dicky Febrianto


Periode Ujian Batch 41
Asal FK FK Universitas Airlangga
Kategori Soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan dalam Standar Kompetensi Amenorea
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tata Laksana
Soal
Seorang perempuan berusia 18 tahun datang berobat ke Poli Penyakit Dalam untuk
berkonsultasi karena belum pernah mengalami menstruasi. Pasien mengeluhkan sering
nyeri pada perut bagian bawah. Pasien sering berkeringat berlebih dan gemetar. Pasien
tampak kurus meskipun mengaku nafsu makannya cukup baik. Dari pemeriksaan fisik,
didapatkan payudara pasien belum tumbuh, rambut ketiak dan rambut pubis tumbuh
tipis. Pemeriksaan penunjang paling awal yang dapat disarankan untuk pasien ini adalah
….
A. Kadar FSH dan LH
B. Analisis kariotipe
C. Kadar TSH dan FT4
D. USG tiroid
E. MRI kepala
Referensi Budi Wiweko. Amenorea. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi VI. Halaman 2524-
2530.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Fithriany Tilameo


Asal FK FK Universitas Airlangga
Kategori Soal Endokrin, Diabetes dan Metabolisme
Lingkup Bahasan Dalam Standar Gangguan korteks adrenal
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi
Soal
Seorang wanita usia 58 tahun datang dengan keluhan mendadak pingsan sejak 1 hari yang lalu.
Hal ini muncul ketika pasien sedang membersihkan halaman rumah di dahului dengan muntah
kemudian merasa pusing serta mengeluh mual dan sakit perut. Tidak ada keluhan demam dan
diare. Riwayat sebelumnya sering merasa kelelahan, sakit perut, dan hilangnya nafsu makan
dengan penurunan berat badan 5-10 kg sejak 3 bulan. Riwayat hipotiroid dan mendapat
pengobatan levothyroxine. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan tekanan darah 89/62 mmHg,
nadi 102 x/menit saat berbaring dan 125 mmHg saat berdiri, suhu 36 serta didapatkan
hiperpigmentasi di ujung jarinya. Lain-lain dalam batas normal pemeriksaan lab menunjukkan
hasil Na 120 mEq/l, K 5,8 mEq/l HCO3 16 mEq/l, glukosa 52 mg/dl dan kreatinin 1,0 mg/dl.

Apa diagnosis yang paling mungkin?

A. Hiperaldosteron primer
B. Hiperaldosteron sekunder
C. Adrenal insufisiensi primer
D. Adrenal insufisiensi sekunder
E. Cushing disease

Referensi Subagjo Adi, Agung Pranoto. Gangguan


Korteks Adrenal. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi VI. Jilid II: Halaman 2484-
2513.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Fithriany Tilameo


Asal FK FK Universitas Airlangga
Kategori Soal Endokrin, Diabetes dan Metabolisme
Lingkup Bahasan Dalam Standar Amenorea
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik
Tingkat Kompetensi
Soal
Wanita 17 tahun bersama ibunya yang khawatir karena anaknya belum mendapat haid. Tidak
ada keluhan lain seperti sakit kepala, mual dan penurunan berat badan. Tidak ada riwayat
keluarga dengan pubertas terlambat. Pada pemeriksaan fisik, BB dan TB dalam batas normal.
Vital sign dalam batas normal.Pertumbuhan seks sekunder payudara sesuai umur. Pada
pemeriksaan pelvis tidak dijumpai rambut pubis, dan blind ending vagina.

Diagnosis yang mungkin pada pasien ini?

a. Pubertas terlambat
b. Sindrom Turner
c. Testicular feminization
d. Gonadal disgenesis
e. Kallman’s syndrome

Referensi Budi Wiweko. Amenorea. Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II: Halaman
2524-2533.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Fithriany Tilameo


Asal FK FK Universitas Airlangga
Kategori Soal Endokrin, Diabetes dan Metabolisme
Lingkup Bahasan Dalam Standar Neoplasia Endokrin Multipel
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi
Soal
Seorang laki-laki 35 tahun datang dengan keluhan cepat lelah, nyeri ulu hati, terasa asam
dimulut, mual tanpa disertai muntah, penurunan berat badan 2 kg sejak 2 bulan terakhir. Pasien
juga mengeluhkan penurunan libido dan sering merasa gelisah. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 110/80 mmHg, Nadi 78x/menit, RR 20x/menit, BMI 22 kg/m2, nyeri tekan
epigastrium serta pemeriksaan lainnya dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan Ca 11,2 mg/dL, P 2,1 mg/dL, Mg 1,8 meq/dL, albumin 3,7 g/dL, TSH 3 μIU/mL(N:
0,4-4 μIU/mL), prolaktin 250 μg/L (N: <450 μg/L), testosteron 630 ng/dL (N: 400-1080
ng/dL), paratiroidhormon serum 135 pg/dL (N: 10-70 pg/dL). Pada pemeriksaan guaiac feses
didapatkan hasil positif, hasil CT scan abdomen menunjukkan lesi 2 cm pada caput pancreas.

Diaganosa yang paling tepat untuk kasus diatas:

a. Multiple endocrine neoplasia (MEN) type 1


b. Polyglandular autoimmune syndrome
c. MEN type 2a
d. MEN type 2b
e. Von–Hippel Lindau (VHL) syndrome

Referensi Ketut Suastika. Neoplasia Endokrin Multipel.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.
Jilid II: Halaman 2518-2523.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. M. Imam Wahyudi


Kategori Soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kelainan Reproduksi Lelaki dan Perempuan
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 3A
SOAL
Seorang wanita 22 tahun, rujukan poli ginekologi dengan amenore sekunder. Menarke usia 13
tahun, haid tidak teratur setahun, kemudian teratur hingga usia 17 tahun, kemudian tidak teratur
hingga sekarang. Haid 2-3 bulan sekali, kadang 6 bulan tidak haid. Tes pack negatif. BB naik
20kg dalam 2-3 tahun. Wajah dan perut ditumbuhi rambut halus, jerawat dan keringat di ketiak
berlebihan. Sudah menikah selama 1 tahun, tidak mengunakan KB dan berencana untuk hamil.
Pemeriksaan fisik BMI 29,4, lingkar pinggang 96 cm, tensi 127/70, nadi 72x/menit. Akantosis
nigrikan di belakang leher dan aksila. Tidak ada pembesaran tiroid. Pemeriksaan jantung paru
normal. Abdomen ada adipositas sentral tanpa striae dan tidak ada edema perifer. Laboratorium
didapatkan Hb 9,8 gr/dl; gula darah puasa 85 mg/dl. Kolesterol total 246 mg/dl, trigliserida
190mg/dL, HDL 42mg/dL, dan LDL 166 mg/dL. TTGO, glukosa puasa 88 mg/dL dan 180
mg/dL (setelah 2 jam).

Apa opsi perawatan terbaik jika pasien tidak merencanakan kehamilan saat ini?
A. Rosiglitazone saja
B. Metformin saja
C. Spironolakton saja
D. Pil kontrasepsi oral plus metformin
E. simvastatin dan sulfonilurea

Referensi Sabrina Gill. 2015. Oligomenorrhea and


Hypernadrogenemia. A Case-Based Guide to
Clical Endocrinology. pp 285-292
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. M. Imam Wahyudi


Kategori Soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kelainan Reproduksi Lelaki dan Perempuan
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Komplikasi
Tingkat Kompetensi 3A
SOAL
Seorang wanita 22 tahun, rujukan poli ginekologi dengan amenore sekunder. Menarke usia 13
tahun, haid tidak teratur setahun, kemudian teratur hingga usia 17 tahun, kemudian tidak teratur
hingga sekarang. Haid 2-3 bulan sekali, kadang 6 bulan tidak haid. Tes pack negatif. BB naik
20kg dalam 2-3 tahun. Wajah dan perut ditumbuhi rambut halus, jerawat dan keringat di ketiak
berlebihan. Sudah menikah selama 1 tahun, tidak mengunakan KB dan berencana untuk hamil.
Pemeriksaan fisik BMI 29,4, lingkar pinggang 96 cm, tensi 127/70, nadi 72x/menit. Akantosis
nigrikan di belakang leher dan aksila. Tidak ada pembesaran tiroid. Pemeriksaan jantung paru
normal. Abdomen ada adipositas sentral tanpa striae dan tidak ada edema perifer. Laboratorium
didapatkan Hb 9,8 gr/dl; gula darah puasa 85 mg/dl. Kolesterol total 246 mg/dl, trigliserida
190mg/dL, HDL 42mg/dL, dan LDL 166 mg/dL. TTGO, glukosa puasa 88 mg/dL dan 180
mg/dL (setelah 2 jam).

Komplikasi yang bisa terjadi pada pasien ini ?


A. Disfungsi endotel pembuluh darah
B. Kanker endometrium
C. Obstruktif sleep apneu
D. Hati berlemak dan/ atau steatohepatitis non-alkohol
E. Semua hal di atas

Referensi Sabrina Gill. 2015. Oligomenorrhea and


Hypernadrogenemia. A Case-Based Guide to
Clical Endocrinology. pp 285-292
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. M. Imam Wahyudi


Kategori Soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kelainan Reproduksi Lelaki dan Perempuan
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 3A
SOAL
Seorang wanita 22 tahun, rujukan poli ginekologi dengan amenore sekunder. Menarke usia 13
tahun, haid tidak teratur setahun, kemudian teratur hingga usia 17 tahun, kemudian tidak teratur
hingga sekarang. Haid 2-3 bulan sekali, kadang 6 bulan tidak haid. Tes pack negatif. BB naik
20kg dalam 2-3 tahun. Wajah dan perut ditumbuhi rambut halus, jerawat dan keringat di ketiak
berlebihan. Sudah menikah selama 1 tahun, tidak mengunakan KB dan berencana untuk hamil.
Pemeriksaan fisik BMI 29,4, lingkar pinggang 96 cm, tensi 127/70, nadi 72x/menit. Akantosis
nigrikan di belakang leher dan aksila. Tidak ada pembesaran tiroid. Pemeriksaan jantung paru
normal. Abdomen ada adipositas sentral tanpa striae dan tidak ada edema perifer. Laboratorium
didapatkan Hb 9,8 gr/dl; gula darah puasa 85 mg/dl. Kolesterol total 246 mg/dl, trigliserida
190mg/dL, HDL 42mg/dL, dan LDL 166 mg/dL. TTGO, glukosa puasa 88 mg/dL dan 180
mg/dL (setelah 2 jam).

Fungsi metformin pada wanita dengan PCOS yaitu :


A. Menormalkan siklus haid
B. Menurunkan resistensi insulin
C. Mengurangi hirsutisme
D. Meningkatkan fertilitas
E. Semua diatas benar

Referensi Sabrina Gill. 2015. Oligomenorrhea and


Hypernadrogenemia. A Case-Based Guide to
Clical Endocrinology. pp 285-292
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Inne Tria


Kategori Soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kelainan metabolism
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tata laksana
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Seorang pria berusia 54 tahun telah dirawat di rumah sakit karena infark miokard.
Pasien memiliki riwayat hipertensi, hipertrigliseridemia, obesitas, insufisiensi ginjal
ringan dan diabetes yang dikendalikan oleh diet. Kondisinya membaik, dan pada hari
ketiga rawat inap asam uratnya meningkat pada 8,8 mg / dL. Tidak ada keluhan nyeri
pada persendian. Serum kreatinin 1,5 mg / dL, yang mendekati baseline-nya selama 3
tahun terakhir.
Tatalaksana selanjutnya untuk pasien ini adalah:
A. Pasien tetap dirawat inap untuk menurunkan kadar asam urat
B. Pasien diberikan probenecid 2x250 mg selama 1 minggu
C. Diberikan edukasi mengenai kemungkinan cuci darah
D. Tidak diperlukan perawatan
E. Pasien ini harus diberikan allopurinol dosis rendah

Referensi Harrison 17th edition, Self


assessment&board review. Pp 379-392

Pembuat Soal Dr. Inne Tria


Kategori Soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kelainan Metabolisme karbohidrat
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tata laksana
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Seorang wanita berusia 21 tahun dengan riwayat diabetes mellitus tipe 1 dibawa ke IGD
dengan keluhan mual,muntah, lesu, dan dehidrasi. Ibunya mencatat bahwa dia berhenti
menyuntik insulin 1 hari sebelumnya. Pasien lesu, memiliki selaput lendir kering, dan
diperoleh Tekanan darah 80/40 mmHg, Nadi 112 kali / menit. Bunyi jantung normal.
Paru-paru jelas. Perutnya lunak, dan tidak ada organomegali. Pasien responsif tetapi
lemah. Didapatkan hasil Natrium serum 126 meq / L, kalium 4,3 meq / L,
magnesium1,2 meq / L, nitrogen urea darah 76 mg / dL, kreatinin 2,2 mg / dL,
bikarbonat 10meq / L, dan klorida adalah 88 meq / L. Glukosa serum adalah 720mg /
dL.
Manajemen selanjutnya yang tepat untuk pasien ini:
A. Pemberian NaCl 3%
B. Pemberian insulin subcutan
C. Pemeriksaan kultur darah dan urine
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

D. Pemeriksaan gas darah arteri


E. Pemberian antibiotik intravena

Referensi Harrison 17th edition, Self


assessment&board review. Pp 379-392

Pembuat Soal Dr. Inne Tria


Kategori Soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kelainan tiroid dan paratiroid
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Pemeriksaan penunjang
Tingkat Kompetensi 3A
SOAL
Seorang wanita berusia 38 tahun datang ke dokter mengeluh kelelahan dan lekas marah,
gejala ini memburuk selama beberapa bulan terakhir. Dia memiliki riwayat asma
intermiten ringan dan hipertrigliseridemia. Pemeriksaan fisik didapatkan denyut jantung
istirahat 105 kali / mnt, tekanan darah 136 /72 mmHg, proptosis bilateral dan kulit
hangat dan lembab. Hasil Tes skrining didapatkan kadar TSH dan FT4 normal. Apa
yang harus menjadi langkah selanjutnya dalam diagnosis?
A. Radionuclide scan of the thyroid
B. Thyroid-stimulating antibody screen
C. Thyroid peroxidase (TPO) antibody screen
D. Total T4
E. Unbound T3

Referensi Harrison 17th edition, Self


assessment&board review. Pp 379-392
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Irawan Sulistyono


Asal FK FK UNAIR
Kategori Soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Sindrom Cushing
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki berusia 40 tahun, datang berobat ke poliklinik keluhan penurunan
konsentrasi berpikir, mudah lelah dan penurunan libido. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg; frekuensi nadi 80x/menit, irama regular;
frekuensi napas 20x/menit. Terdapat obesitas dan striae di abdomen. Pemeriksaan
yang paling tepat untuk menegakkan diagnosis
adalah:
A. ACTH serum
B. USG ginjal
C. Biopsi kulit
D. Kortisol serum
E. Gula darah puasa

Referensi Tri Juli Edi Tarigan, Sindrom Cushing dan


penyakit cushing. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo
AW, Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF,
editors: Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid
II. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing; 2014.
P2479
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Irawan Sulistyono


Asal FK FK UNAIR
Kategori Soal Endokrin Metabolik dan Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kelainan Tiroid dan Paratiroid
Kompetensi

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis


Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki berusia 30 tahun mengeluh timbul benjolan di leher yang
membesar sejak 2 bulan yang lalu. Tidak ada rasa nyeri dan keringat dingin. Tidak
ada penurunan berat badan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
130/70 mmHg; Nadi 80x/menit; suhu 36,7 o C; jantung dan paru dalam batas normal.
Teraba benjolan di leher sebelah kanan yang ikut bergerak saat menelan. Hasil
laboratorium menunjukkan darah rutin dalam batas normal; LDH 125 U/L; TSH
2,4 μIU/mL (0,5-6).; FT4 1,1 ng/dL (0,7-1,9). Pemeriksaan penunjang lanjutan untuk
pasien ini adalah:
A. CT scan leher
B. Sidik tiroid
C. USG tiroid
D. T3 total
E. Tiroglobulin

Referensi Johan S. Masjhur. Nodul Tiroid In: Setiati S,


Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M,
Setiyohadi B, Syam AF, editors: Buku ajar
ilmu penyakit dalam Jilid II. 6th ed. Jakarta:
Interna Publishing; 2014. p: 2455–63.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Irawan Sulistyono


Asal FK FK UNAIR
Kategori Soal Endokrin dan penyakit Metabolik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Diabetes Mellitus
Kompetensi

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Penatalaksanaan


Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang pria berusia 58 tahun yang mengalami obesitas menunjukkan kadar glukosa
darah puasa 240 mg/dL; pemeriksaan diulang beberapa kali didapat hasil yang
serupa. Penderita telah menjalani program diet dan olahraga, setelah 6 bulan hanya
dapat menurunkan berat badannya dari 129 menjadi 120 kg. Tidak ada perubahan
signifikan di kadar glukosa darah puasa. Kadar kolesterol puasa adalah 280 mg/dL,
dengan kadar LDL 180 mg / dL. Fungsi ginjal dan hati dalam batas normal. Tes fungsi
tiroid normal. Diantara obat anti-diabetes berikut ini mana yang anda
rekomendasikan pertama kali ?
A. Nateglinide
B. Akarbose
C. Metformin
D. Insulin
E. Glimepirid

Referensi PERKENI. Pengelolaan Diabetes


Melitus Tipe 2. Konsensus Pengelolaan
dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe
2 di Indonesia 2015. Halaman 27-40.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Isty Indryastuti


Kategori Soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Karsinoma Tiroid
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tata laksana
Tingkat Kompetensi 3A
SOAL
Wanita 48 tahun baru-baru ini melakukan lobektomi untuk nodul tiroid soliter dan
ditemukan histologi memiliki papillary thyroid cancer ukuran 1,5 cm tanpa invasi atau
ekstensi.

Apa usulan tatalaksana selanjutnya pada penderita ini ?


A. Tidak ada indikasi pengobatan lebih lanjut, karena lobektomi bersifat kuratif
B. Operasi total tiroidektomi dan diseksi leher radikal
C. Operasi total tiroidektomi dilanjutkan terapi radioaktif iodine 100 mCi
D. Operasi total tiroidektomi dan diseksi leher radikal dilanjutkan terapi radioaktif
iodine 30 mCi

Referensi Enhardt N dan Bernet V. 2015. Papillary


Thyroid Cancer: A Case-Based Guide to
Clical Endocrinology. pp 109-119
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Isty Indryastuti


Kategori Soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Karsinoma Tiroid
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 3A
SOAL
Seorang wanita 69 tahun dengan kanker tiroid papiler mengalami kehilangan kesadaran
dan serangan kejang saat menjalani pemeriksaan whole body scanning untuk rhTSH-
stimulated. Pernyataan yang paling mungkin untuk menjelaskan kejadian kejang pada
penderita ini?

A. rhTSH telah menurunkan ambang kejang.


B. Penderita mengalami tromboemboli karena hiperkoagulabilitas.
C. Penderita mengalami metastasis otak akibat pengaruh serum TSH.
D. Penderita mengalami iskemia serebral karena efek vaskular intrinsik
karena hipotiroidisme.
E. Penderita mengalami tirotoksikosis karena stimulasi fungsional rhTSH metastasis

Referensi Burch HB. 2015. Metastatic Papillary


Throid Cancer. A Case-Based Guide to
Clical Endocrinology. pp 121-126
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Isty Indryastuti


Kategori Soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Karsinoma Tiroid
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
SOAL
Seorang wanita berusia 43 tahun ditemukan menderita follicular thyroid cancer sejak 1
tahun yang lalu. Dia telah menjalani operasi total tiroidektomi dan radiasi 100mCi
sebagai dosis ablasi waktu itu. Dia datang kembali untuk rencana tindak lanjut
berikutnya. Penderita saat ini tidak ada keluhan. Pemeriksaan fisiknya tidak ada
kelainan, kecuali untuk bekas skar luka tiroid yang sembuh dengan baik tanpa teraba
massa.
Kadar tiroglobulin dengan dosis supresi levothyroxine adalah 5,6 ng / mL.
Ultrasonografi tiroid normal. Selama stimulasi rh-TSH, tiroglobulin penderita
meningkat menjadi 15,8 ng / mL, pemeriksaan I 131 whole body scanning hasilnya
negatif.
Pemeriksaan terbaik untuk mendeteksi metastasis penyakit pada penderita ini adalah ?
A. Whole body scanning
B. PET-scan
C. Penghentian hormon tiroid diikuti dengan I 131 whole body scanning
D. Sestamibi (MIBI)- scan
E. MRI leher, dada, perut, dan panggul

Referensi Wexler JA & Burman KD. 2015. Follicular


Thyroid Carcinoma with Pulmonary and
Osseous Metastases: A Case-Based Guide
to Clical Endocrinology. pp 139-126
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nomor Peserta Kholidatul Husna


Kategori Soal Metabolik Endokrin
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hipoglikemia

Jenis Soal Patofisiologi


Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 66 tahun datang ke poliklinik untuk kontrol rutin. Pasien memiliki
riwayat diabetes mellitus sejak 15 tahun yang lalu dan saat ini rutin menggunakan insulin
glargine 18 unit dan insulin aspart 3x15 unit. Pasien sering melakukan pemantauan glukosa
darah mandiri dan berdasarkan catatan pasien terlihat pola glukosa darah puasa berkisar
70-90 mg/dL serta beberapa kali glukosa darah acak 50-60 terutama pada malam hari. Pada
saat konsultasi pasien tidak ada keluhan. Pemeriksaan fisik dalam batas normal, hasil
laboratorium menunjukkan glukosa darah sewaktu 53 mg/dL, glukosa darah ulangan 54
mg/dL.
Patofisiologi yang paling mungkin mendasari kondisi tersebut adalah :
A. Neuropati Otonom
B. Meningkatnya respon epinefrin adrenomedullar
C. Respon glucose counter regulation yang meningkat
D. Menurunnya respon saraf simpatik
E. Pada usia lanjut sensitivitas perifer epinefrin meningkat

Referensi Davis SN, Cryer PE, 2019.


Hypoglycemia. In (Kasoer DL,
Hauser SL, Jameson JL, Fauci
AS, Longo DL, Loscalzo J,
editors). Harrison’s Principles of
Internal Medicine, 18th Ed,
McGraw-Hill Education, 2430-
35.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nomor Peserta Kholidatul Husna


Kategori Soal Metabolik Endokrin
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Neoplasma Endokrin Multipel

Jenis Soal Diagnosis


Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang wanita berusia 24 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan pada leher
yang semakin membesar sejak 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
150/80 mmHg, Nadi 110x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, BMI 22 kg/m2, dan
didapatkan pembesaran tiroid. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Ca 11,2 mg/dL, P 2,1
mg/dL, Mg 1,8 meq/dL, albumin 3,7 g/dL, TSH 3 μIU/mL (N: 0,4-4 μIU/mL), kalsitonin
15 pg/ml (N: 6.8-8.8 pg/ml), paratiroid hormon serum 135 pg/dL (N: 10-70 pg/dL). CT
scan abdomen menunjukkan lesi 6 cm pada kelenjar adrenal.
Diagnosa yang paling tepat untuk kasus diatas adalah :
A. MEN1
B. MEN2A
C. MEN2B
D. Polyglandular autoimmune syndrome
E. Von–Hippel Lindau (VHL) syndrome

Referensi Suastika K, 2014. Neoplasma


Endokrin Multipel. Dalam:
(Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW,
Simadibrata M, Setiyohadi B,
Syam AF, editor). Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Edisi VI,
Jilid II, Jakarta: Interna
Publishing, 2518-23
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nomor Peserta Kholidatul Husna


Kategori Soal Metabolik Endokrin
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Insufisiensi Adrenal

Jenis Soal Terapi


Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 37 tahun dikonsulkan ke Poliklinik Penyakit Dalam dari sejawat Bedah
Mulut karena akan dilakukan tindakan cabut gigi dengan bius umum. Pasien saat ini tidak
ada keluhan. Pasien telah didiagnosis menderita hipoadrenal primer dan rutin
mengkonsumsi obat hidrokortison 20 mg jam 8 pagi, serta hidrokortison 10 mg jam 4 sore.
Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
Saran yang anda berikan saat hari tindakan cabut gigi adalah :
a. Hidrokortison 100 mg iv bolus setiap 12 jam
b. Hidrokortison 50 mg iv bolus setiap 12 jam
c. Hidrokortison 10 mg iv per jam infus kontinyu
d. Hidrokortison 5 mg iv per jam infus kontinyu
e. A dan C benar

Referensi
Adi S, Pranoto A, 2014. Gangguan
Korteks Adrenal. Dalam (Setiati
S, Alwi I, Sudoyo AW,
Simadibrata M, Setiyohadi B,
Syam AF, editor). Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Edisi VI,
Jilid II, Jakarta: Interna
Publishing, 2484-513.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat soal dr. Isidro Lumanpauw


Kategori soal Endokrin, metabolik, dan diabetes
Lingkup bahasan dalam standar Dislipidemia
kompetensi
Jenis soal/ jenis pertanyaan Tatalaksana
Tingkat kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 48 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam membawa hasil
pemeriksaan laboratorium. Dari pemeriksaan vital didapatkan TD 130/80 N 82 RR 20x.
Didapatkan hasil GDP 92g/dl GD2JPP 144g/dl HbA1C 6,3%, SK 0,9mg/dl, BUN 12,
Kolesterol total 281mg/dl LDL 152mg/dl HDL 39mg/dl dan Trigliserida 199mg/dl. Pasien
pernah merokok saat muda dan telah berhenti 5 tahun yang lalu, riwayat diabetes sejak 1
tahun ini menggunakan obat glimepiride 3mg dan metformin 3x500mg. Tidak didapatkan
riwayat keluhan nyeri dada tipikal maupun darah tinggi. Dari perhitungan skor ASCVD
didapatkan risiko 11,9% maka pilihan terapi hipolipidemik awal yang anda sarankan:
a. Atorvastatin 20mg
b. Simvastatin 40mg
c. Rosuvastatin 20mg
d. Pravastatin 40mg
e. Pitavastatin 4mg

Referensi Panduan Pengelolaan Dislipidemia Perkeni


2015 p19-20.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat soal dr. Isidro Lumanpauw


Kategori soal Endokrin, metabolik, dan diabetes
Lingkup bahasan dalam standar Dislipidemia
kompetensi
Jenis soal/ jenis pertanyaan Tatalaksana
Tingkat kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki 48 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam membawa hasil


pemeriksaan laboratorium. Dari pemeriksaan vital didapatkan TD 130/80 N 82 RR 20x.
Didapatkan hasil GDP 92g/dl GD2JPP 144g/dl HbA1C 6,3%, SK 0,9mg/dl, BUN 12,
Kolesterol total 281mg/dl LDL 152mg/dl HDL 39mg/dl dan Trigliserida 199mg/dl. Pasien
pernah merokok saat muda dan telah berhenti 5 tahun yang lalu, riwayat diabetes sejak 1
tahun ini menggunakan obat glimepiride 3mg dan metformin 3x500mg. Tidak didapatkan
riwayat keluhan nyeri dada tipikal maupun darah tinggi. Anda telah memberikan terapi
statin dengan dosis optimal dan percobaan perubahan gaya hidup. Pada evaluasi
didapatkan kadar kolesterol 230 LDL 122 HDL 40 Trigliserida 230, tatalaksana berikutnya:
A. Mengganti ke golongan fibrat
B. Mengombinasi dengan golongan fibrat
C. Mengombinasi dengan golongan asam nikotinat
D. Mengombinasi dengan kolestiramin
E. Mengombinasi dengan ezetimibe

Referensi Panduan Pengelolaan Dislipidemia Perkeni


2015 p19-20.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat soal dr. Isidro Lumanpauw


Kategori soal Endokrin, metabolik, dan diabetes
Lingkup bahasan dalam standar Nodul Tiroid
kompetensi
Jenis soal/ jenis pertanyaan Diagnosis
Tingkat kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan 45 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan
benjolan di leher sejak 3 bulan ini. Pasien menyangkal adanya gemetar, banyak
keringat dan berdebar. Tidak ada perubahan berat badan. Riwayat keluarga
didapatkan ibu pasien pernah menderita benjolan dan dioperasi. Pemeriksaan fisik
keadaan umum baik, TD 110/70 mmHg, Nd 80 x/menit, pada leher teraba benjolan
3x2x1.5 cm dengan konsistensi padat kenyal, permukaan rata, ikut bergerak saat
menelan dan tidak disertai rasa nyeri.
Pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis pada pasien adalah …

a. TSHs, fT4, USG tiroid dan sidik tiroid


b. TSHs, fT4, USG tiroid dan BAJAH.
c. Tiroglobulin, TSHs, fT4, dan sidik tiroid
d. TSHs, fT4 dan tiroglobulin serum
e. USG tiroid dan tiroglobulin serum

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed VI p2457-


60
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Mamluatul Karimah


Asal FK FK Universitas Airlangga
Kategori Soal Endokrin, Diabetes dan Metabolisme
Lingkup Bahasan Dalam Standar Gangguan Korteks Adrenal
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi
Soal
Seorang wanita berusia 40 tahun datang dengan keluhan berat badan semakin meningkat sejak
6 bulan yang lalu, pasien juga mengeluh adanya bercak kemerahan di kulit paha, pasien belum
pernah berobat sebelum ini. Pada pemeriksaan didapatkan TD 150/90, Nadi 90x per menit,
kadar kortisol serum setelah pemeberian low dose DST 46,87 ug/dl dan kadar ACTH 11pg/dL
Pemeriksaan penunjang lanjutan yang dilakukan pada pasien ini adalah:
a. Uji supresi deksametason 2 mg tiap jam selama 48 jam
b. CT scan abdomen
c. MRI pituitari
d. Tes CRH
e. prolaktin

Referensi Subagjo Adi, Agung Pranoto. Gangguan


Korteks Adrenal. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi VI. Jilid II: Halaman 2484-
2513.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Mamluatul Karimah


Asal FK FK Universitas Airlangga
Kategori Soal Endokrin, Diabetes dan Metabolisme
Lingkup Bahasan Dalam Standar Amenorea
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik
Tingkat Kompetensi
Soal
Seorang wanita usia 24 tahun datang dengan keluhan tidak mengalami menstruasi sejak 6
bulan yang lalu, sebelumnya pasien mengalami siklus menstruasi yang teratur, pasien belum
menikah, pasien juga mengeluhkan adanya keluhan sering berdebar-debar dan berat badan
yang menurun, pada pasien tidak didapatkan gangguan pada tanda-tanda kelamin sekunder.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Tensi 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 360C. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil darah rutin Hb 10 mg/dL, leukosit 4.900/mm3, dan
trombosit 155.000/mm3.
Pemeriksaan diagnostik awal yang tepat pada pasien tersebut adalah:
a. FSH
b. Tes kehamilan
c. Prolaktin
d. TSH
e. progesteron

Referensi Budi Wiweko. Amenorea. Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II: Halaman
2524-2533.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Mamluatul Karimah


Asal FK FK Universitas Airlangga
Kategori Soal Endokrin, Diabetes dan Metabolisme
Lingkup Bahasan Dalam Standar Diabetes melitus
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi
Soal
Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke IGD dengan patah tulang, pasien akan direncanakan
operasi dan dikonsulkan ke bagian penyakit dalam, pasien memiliki riwayat DM sejak 10 tahun
yang lalu dan rutin menggunakan insulin novorapid 3x 6 iu dan insulin lantus 10 iu malam
haridan metformin 3x 500mg , saat ini didapatkan hasil GDA 200. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan GCS 456 Tensi 130/90 mmHg, nadi 99 x/menit, suhu 36,50C
Tatalaksana yang tidak tepat untuk pasien ini adalah?
a. Insulin regular 25 iu dalam 250 ml NaCl 0,9% (IV/ 10ml) diberikan iv
b. Pemeriksaan Glukosa darah dilakukan tiap 45 menit selama tindakan
c. Diberikan infus D5% dengan laju 100ml/ jam
d. Bila GDA > 200 pemantauan glukosa darah dilakukan setiap 30 menit
e. Bila GDA < 80 pemantauan glukosa dilakukan tiap 30 menit

Referensi Supartondo. Diabetes Melitus dalam


Pembedahan. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi VI. Jilid II: Halaman 2432-2435.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat soal dr. Robert Dwitama Adiwinoto


Kategori soal Endokrin, metabolik, dan diabetes
Lingkup bahasan dalam standar Kelainan metabolisme: hiperurisemia
kompetensi
Jenis soal/ jenis pertanyaan Terapi
Tingkat kompetensi 4A
Soal
Seorang laki - laki usia 48 tahun datang berkonsultasi dengan membawa hasil
laboratorium sebagai berikut:
Gula darah puasa: 108 mg/dL
Gula darah 2 jam post prandial: 180 mg/dL
Kreatinin serum: 1.6 mg/dL
BUN: 19 mg/dL
Asam urat: 9.8 mg/dL
Kolesterol total: 206 mg/dL
Saat ini pasien tidak ada keluhan, namun dalam 1 tahun terakhir sudah 3 kali mengalami
bengkak dan nyeri di pangkal ibu jari kaki kanan, terutama setelah makan makanan yang
mengandung kacang - kacangan. Pasien juga mengaku pernah buang air kecil
mengeluarkan batu 2 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan deformitas pada
MTP I pedis dextra, namun tidak ada eritem dan tidak teraba hangat maupun nyeri. Tidak
didapatkan nyeri ketok CVA.
Di bawah ini yang menjadi indikasi terapi uric-acid lowering therapy pada pasien tersebut,
kecuali:
A. Penyakit ginjal kronik stadium 2
B. Riwayat batu saluran kemih
C. Riwayat serangan gout lebih dari 2 kali dalam setahun
D. Kondisi pre-diabetes
E. Didapatkan bukti tofus pada pemeriksaan fisik

Referensi Harbuwono DS (2014). Pre Diabetes.


Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Eds:
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata KM, Setiati S. Edisi ke-6.
Jakarta: Internal
Publishing. hal. 2547.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat soal dr. Robert Dwitama Adiwinoto


Kategori soal Endokrin, metabolik, dan diabetes
Lingkup bahasan dalam standar Akromegali
kompetensi
Jenis soal/ jenis pertanyaan Pemeriksaan penunjang
Tingkat kompetensi 3A
Soal
Seorang laki - laki usia 45 tahun dirujuk dengan diabetes mellitus. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan prognathisme dan jari - jari kedua tangan membesar secara tidak
proporsional.
Bilamana dicurigai suatu akromegali akibat peningkatan sekresi growth hormone dari
pituitari, maka yang menjadi uji baku emas (gold standard) kondisi tersebut adalah:
A. MRI kepala
B. Insulin-induced hypoglycemia test
C. Pengukuran kadar IGF-1 serum saja
D. Oral Glucose Tolerance Test dengan glukosa 75 gram diikuti dengan pemeriksaan kadar
IGF-1 serum
E. Oral Glucose Tolerance Test dengan glukosa 75 gram saja

Referensi Syahbuddin S (2014). Gangguan


Pertumbuhan. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Eds: Sudoyo AW,
Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata KM, Setiati
S. Edisi ke-
6. Jakarta: Internal Publishing. hal. 2514 –
2516.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat soal dr. Robert Dwitama Adiwinoto


Kategori soal Endokrin, metabolik, dan diabetes
Lingkup bahasan dalam standar Nodul tiroid
kompetensi
Jenis soal/ jenis pertanyaan Pemeriksaan penunjang, terapi
Tingkat kompetensi 4A
Soal
Seorang laki - laki usia 53 tahun dirujuk dengan keluhan benjolan di leher bagian depan.
Benjolan mulai dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, tidak terasa nyeri, namun dirasakan
makin membesar satu bulan belakangan ini. Riwayat tangan gemetar, dada berdebar -
debar disangkal. Berat badan pasien dirasa menetap, nafsu makan pasien tidak ada
perubahan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 98
kali/menit, reguler, afebris. Tidak ditemukan eksoftalmus, namun pada pemeriksaan leher
ditemukan pembesaran tiroid lobus kanan, ukuran kurang lebih 2 x 3 cm, teraba keras,
dan tidak nyeri. Hasil pemeriksaan penunjang sebagai berikut:
Free T4: 0.93 (0.7 - 1.9 ng/dL)
TSH: 4.5 (0.6 - 1.81 ng/dL)
Anti TPO: tidak terdeteksi
Langkah selanjutnya yang paling tepat dalam penatalaksanaan pasien tersebut adalah:
A. Observasi dan periksa ulang kadar TSH 6 bulan kemudian
B. Sidikan tiroid
C. Biopsi aspirasi jarum halus tiroid dengan tuntunan USG
D. Memulai terapi levotiroksin 100 mcg/hari
E. Pertimbangan operasi tiroidektomi total

Referensi Masjhur JS (2014). Nodul Tiroid. Dalam:


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Eds:
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibrata KM, Setiati S. Edisi ke-6.
Jakarta: Internal Publishing. hal. 2457 –
2460.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Driyarkara


Kategori Soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kelainan kortisol
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
SOAL
Perempuan 58 tahun dengan stres fraktur metatarsal nontraumatik di kedua kaki. Tidak
ada riwayat terjatuh, penggunaan kortikosteroid, atau imobilisasi lama. Terdapat
kenaikan berat badan progresif sekitar 5 kg dalam 4 tahun serta terdapat mudah lelah,
gangguan tidur, hipertensi, dan hiperlipidemia. Didapatkan tekanan darah 150/90 mm
Hg dan indeks massa tubuh (BMI) 27,5. Kulitnya tidak menunjukkan penipisan,
acanthosis, atau striae. Wajah tampak membulat. Pada pemeriksaan fisik dalam batas
normal. Riwayat keluarga negatif untuk hipofisis, adrenal, penyakit tiroid, atau
osteoporosis. Tingkat kortisol saliva waktu malam meningkat yaitu 8,7 nmol/L (rentang
normal adalah 0,3-4,3). Kortisol urin 24 jam adalah 40 ug (normal kurang dari 45 ug/24
jam). Tes supresi deksametason 1-mg semalam menghasilkan kortisol 20,7 ug/dL
(normal adalah <1,8). Meskipun kortisol bebas urin 24 jam normal, pengukuran kortisol
saliva larut malam yang secara konsisten abnormal serta tes supresi deksametason dosis
rendah yang abnormal sangat mendukung diagnosis sindrom Cushing.
Tes skrining yang sesuai untuk sindrom Cushing termasuk yang mana dari yang berikut
ini?
A. MRI Hipofisis
B. Kortisol bebas urin 24 jam
C. ACTH plasma
D. Pengambilan sampel ACTH petrosal inferior
E. Kortisol saliva larut malam

Referensi Sabrina Gill. 2015. Oligomenorrhea and


Hypernadrogenemia. A Case-Based Guide
to Clical Endocrinology. pp 33.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Driyarkara


Kategori Soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kelainan kortisol
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
SOAL
Perempuan 58 tahun dengan stres fraktur metatarsal nontraumatik di kedua kaki. Tidak
ada riwayat terjatuh, penggunaan kortikosteroid, atau imobilisasi lama. Terdapat
kenaikan berat badan progresif sekitar 5 kg dalam 4 tahun serta terdapat mudah lelah,
gangguan tidur, hipertensi, dan hiperlipidemia. Didapatkan tekanan darah 150/90 mm
Hg dan indeks massa tubuh (BMI) 27,5. Kulitnya tidak menunjukkan penipisan,
acanthosis, atau striae. Wajah tampak membulat. Pada pemeriksaan fisik dalam batas
normal. Riwayat keluarga negatif untuk hipofisis, adrenal, penyakit tiroid, atau
osteoporosis. Tingkat kortisol saliva waktu malam meningkat yaitu 8,7 nmol/L (rentang
normal adalah 0,3-4,3). Kortisol urin 24 jam adalah 40 ug (normal kurang dari 45 ug/24
jam). Tes supresi deksametason 1-mg semalam menghasilkan kortisol 20,7 ug/dL
(normal adalah
<1,8). Meskipun kortisol bebas urin 24 jam normal, pengukuran kortisol saliva larut
malam yang secara konsisten abnormal serta tes supresi deksametason dosis rendah
yang abnormal sangat mendukung diagnosis sindrom Cushing.
Setelah diagnosis sindrom Cushing ditetapkan, diagnosis awal studi harus yang mana
dari yang berikut ini?
A. MRI Hipofisis
B. Pengujian penindasan deksametason
C. ACTH plasma
D. CT scan kelenjar adrenal
E. Sampel ACTH sinus petros inferior
Referensi Sabrina Gill. 2015. Oligomenorrhea and
Hypernadrogenemia. A Case-Based Guide
to Clical Endocrinology. pp 33.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Driyarkara


Kategori Soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kelainan kortisol
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 3A
SOAL
Seorang wanita 35 tahun dengan onset dan tanda-tanda gejala berbahaya
hypercortisolism memiliki nilai kortisol saliva larut malam 19 dan 21 nmol/L (normal:
0,3-4,3). ACTH plasma adalah 44 pg/mL (normal: 9–52). Penyebab paling mungkin
hiperkortisolismenya adalah yang berikut ini?
A. Adenoma adrenokortikal
B. Carcinoid bronkial yang mensekresi ACTH
C. Tumor pituitari yang mensekresi ACTH
D. Penggunaan prednison secara sembunyi-sembunyi
E. Anorexia nervosa

Referensi Sabrina Gill. 2015. Oligomenorrhea and


Hypernadrogenemia. A Case-Based Guide
to Clical Endocrinology. pp 33.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Khoirotul Ummah

Asal FK FK Universitas Airlangga

Kategori Soal Endrokin, Diabetes & Metabolis

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hiperparathyroid

Jenis Soal / Jenis Pertanyaan Terapi

Tingkat Kompetensi

Soal
Seorang wanita 57th datang dengan keluhan buang air kecil berpasir. Pasien mempunyai
riwayat hiperparathyroid yang belum pernah pengobatan. Dari hasil pemeriksaan BMD
didapatkan hasil T score > atau = -2,5. Dan saat ini pasien mendapatkan terapi bifosfonat.

Manakah dibawah ini yang kurang tepat mengenai bifosfonat


a. Bifosfonat menghambat kerja osteoklas

b. Etidronat tidak bisa digunakan secara kontinyu.

c. Bifosfonat generasi 1 tidak bisa digunakan secara kontinyu karena mengganggu


mineralisasi tulang.

d. Efek samping bifosfonat adalah reflux esophagitis.

e. Dapat diberikan alendronat 70 mg/hari.

Referensi Asman Boedi Santoso, Imam Subekti.


Diabetes Insipidus. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III Hal : 3459
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Khoirotul Ummah

Asal FK FK Universitas Airlangga

Kategori Soal Endrokin, Diabetes & Metabolis

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hypertyroid

Jenis Soal / Jenis Pertanyaan Terapi

Tingkat Kompetensi

Soal
Seorang laki-laki 32th datang dengan keluhan tangan sering basah dan gemetaran sejak 1 bulan
yang lalu. Pasien juga mengeluh berat badan yang makin turun, namun pasien belum minum
obat apapun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan T 120/80 mmhg, N 120x/m, jantung dan paru
dalam batas normal, FT4 3,6 , TSH 0,05. Terapi pada kasus diatas adalah ;

a. PTU 2x 100mg

b. Metamizol 1x 30 mg

c. L.tiroksin 1x 100mg

d. Dexametason 3x 0,5 mg

e. Propranolol 1x 20 mg

Referensi Idrus Alwi, Simon Salim, at all 2017


Panduan Praktek Klinis Hal : 3459
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Khoirotul Ummah

Asal FK FK Universitas Airlangga

Kategori Soal Endrokin, Diabetes & Metabolis

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Dislipidemia

Jenis Soal / Jenis Pertanyaan Terapi

Tingkat Kompetensi

Soal
Seorang perempuan 50th dikonsulkan ke IPD dengann hipertensi. Lab GD2jpp 210mm.
Konsentrasi LDL 150, Kol total 250mg. Didapatkan hasil ASCVD pada pasein >7,5 % . Terapi
yang tepat pada pasien diatas:

a. Rosuvastatin 20 mg

b. Pravastatin 40mg

c. Atorvastatin 40mg

d. Lovastatin 40mg

e. A+ C benar.

Referensi Asman Boedi Santoso, Imam Subekti.


Diabetes Insipidus. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II Hal : 2541
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Caesar Ayudi


Asal FK FK Universitas Airlangga
Kategori Soal Endokrin, Diabetes dan Metabolisme
Lingkup Bahasan Dalam Standar Tumor Hipofisis
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi
Soal
Seorang pasien laki-laki usia 34 tahun dengan keluhan nyeri kepala dan pandangan kedua mata
mulai kabur atau tidak jelas bahkan dengan pandangan yang dobel. Rasa nyei kepala ini sudah
dirasakan sejak 6 bulan terakhir dan semakin memburuk terutama di sekitar belakang mata.
Pasien sudah memeriksakan diri ke dokter mata, namun dinyatakan tidak ada kelainan di mata
pasien. Selain itu pasien juga mengeluh sulit berkonsentrasi saat bekerja, merasakan lelah,
susah tidur. Pada pemeriksaan fisik didapatkan facies plethorea, acanthosis nigricans, jerawat
yang cukup banyak. Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis
pada pasien adalah:
A. Pemeriksaan kadar hormon basal seperti Prolaktin, ACTH, kortisol, testosteron sore
hari dan CT scan kepala
B. Pemeriksaan kadar hormon basal seperti prolaktin, ACTH, kortisol, testosteron sore
hari dan foto Xray.
C. Pemeriksaan kadar hormon basal seperti prolaktin, ACTH, kortisol, testosteron pagi
hari dan MRI .Karena MRI lebih baik, karena dapat memperlihatkan struktur tulang
dan kalsifikasi pada jaingan lunak.
D. Pemeriksaan kadar hormon basal seperti prolaktin, ACTH, kortisol, testosteron pagi
hari dan CT scan kepala.
E. Pemeriksaan kadar hormon basal seperti prolaktin, ACTH, kortisol, testosteron pagi
hari, low dose cosyntropin test dan CT scan kepala.

Referensi Pradana Soewondo. Tumor Hipofisis. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II:
Halaman 2442-2447.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Caesar Ayudi


Asal FK FK Universitas Airlangga
Kategori Soal Endokrin, Diabetes dan Metabolisme
Lingkup Bahasan Dalam Standar Hipotiroid
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi
Soal
Pasien laki-laki usia 38 tahun, bekerja sebagai karyawan bank swasta ternama, pasien datang
dengan keluhan sulit berkonsentrasi, berat badan bertambah dengan porsi makan yang lebih
sedikit dari biasanya, tidak tahan dengan suhu dingin di kantornya yang memakai AC, mudah
lelah, lemah serta sulit buang air besar. Pasien merupakan perokok aktif 10-12 batang/hari,
memiliki riwayat penyakit HT dan penyakit jantung. Pemeriksaan laboratorium, didapatkan
hasil FT4 0,3 ng/dl dan TSH 7,8 uIU/L. Penatalaksanaan yang tepat diberikan kepada pasien:
A. Diberikan dosis rendah levotiroksin karena pasien memiliki penyakit HT dan
penyakit jantung, dengan dosis sebesar 100 μg/hari. Dengan dinaikkan secara
perlahan 12,5-25 μg/hari bila kadar TSH belum mencapai normal.
B. Diberikan dosis rendah levotiroksin karena pasien memiliki penyakit HT dan
penyakit jantung, dengan dosis sebesar 50 μg/hari. Dengan tetap dinaikkan secara
perlahan 12,5-25 μg/hari meskipun kadar TSH telah mencapai normal,
dipertahankan dalam 3 bulan.
C. Diberikan dosis rendah levotiroksin karena pasien memiliki penyakit HT dan
penyakit jantung, dengan dosis sebesar 100 μg/hari. Dengan diturunkan secara
perlahan 25-50 μg/hari bila kadar TSH menurun dibawah normal.
D. Diberikan dosis rendah levotiroksin karena pasien memiliki penyakit HT dan
penyakit jantung, dengan dosis sebesar 50 μg/hari. Dengan dinaikkan secara
perlahan 12,5-25 μg/hari bila kadar TSH belum mencapai normal, dan bila kadar
TSH telah normal, maka dipertahankan dengan dosis tersebut. Dapat dilakukan
pemeriksaan TSH setiap 3 bulan sekali.
E. Diberikan dosis rendah levotiroksin karena pasien memiliki penyakit HT dan
penyakit jantung, dengan dosis sebesar 50 μg/hari. Dengan dinaikkan secara
perlahan 12,5-25 μg/hari bila kadar TSH belum mencapai normal, dan
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

memberikan edukasi kepada pasien bahwa perbaikan efek klinis tidak segera
terlihat, butuh waktu 3-6 bulan setelah kadar TSH mencapai normal.

Referensi Achmad Rudijanto. Hipotiroid. Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II:
Halaman 2448-2454.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Caesar Ayudi


Asal FK FK Universitas Airlangga
Kategori Soal Endokrin, Diabetes dan Metabolisme
Lingkup Bahasan Dalam Standar Dislipidemia dan Obesitas
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi
Soal
Seorang pasien laki-laki usia 46 tahun ingin berkonsultasi ke dokter perusahaan setelah
melakukan general check-up di kantor. Pasien merupakan perokok aktif dengan 12 batang/hari,
Pasien memiliki riwayat DM sejak 3 tahun, mengonsumsi glimepirid 2 mg/hari dan HT dengan
mengonsumsi irbesartan 300mg/hari. Pasien pernah didiagnosis penyakit jantung koroner,
namun jarang kontrol karena tidak ada keluhan. Didapatkan data dari hasil check-up yaitu IMT
32 kg/m2, fungsi ginjal dan liver dalam batas normal, kolesterol total 250 mg/dl, kolesterol
LDL 145 mg/dl dan kolesterol HDL 35 mg/dl. Maka terget pengobatan yang tepat untuk pasien
A. HT dengan target tekanan darah <130/80 mmHg dan diberikan statin dengan target
kolesterol <70 mg/dl diikuti dengan penurunan berat badan 10% dalam 3 bulan.
B. HT dengan target tekanan darah <130/90 mmHg dan diberikan statin dengan target
kolesterol <130 mg/dl diikuti dengan penurunan berat badan 10 % dalam 3 bulan.
C. HT dengan target tekanan darah <130/80 mmHg dan diberikan statin dengan target
kolesterol <70 mg/dl diikuti dengan penurunan berat badan 10% dalam 6 bulan.
D. HT dengan target tekanan darah <130/80 mmHg dan diberikan statin dengan target
kolesterol <70 mg/dl diikuti penurunan berat badan 20% dalam 6 bulan.
E. HT dengan target tekanan darah <130/90 mmHg dan diberikan statin dengan target
kolesterol <100 mg/dl diikuti dengan penurunan berat badan 10% dalam 6 bulan.

Referensi John M.F. Adam. Dislipidemia. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid
II: Halaman 2549-2558.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Sidartawan Sugondo. Obesitas. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid
II: Halaman 2559-2569.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat soal dr Ummi Ziyadatul Faizah


Kategori Soal Endokrin
Lingkup Bahasan Dalam Standart
Kompetensi
Jenis Soal / Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Seorang laki laki 44 tahun dibawa ke unit gawat darurat karena penurunan kesadaran
mendadak sejak 1 hari. Sejak 1 minggu terakhir istri pasien mengatakan pasien mengeluh
badannya lemas, panas, mual dan muntah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
somnolen, pernapasan cepat dan dalam dengan RR 30x/menit, turgor kulit berkurang,
lidah dan bibir kering. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan gula darah 120, hasil
AGD (pH < 7.27 HCO3 18, anion gap 20), creatinine 1,3, keton urin 2+ dan keton darah
tidak dapat diperiksa karena reagen habis. Pasien riwayat diabetes sejak 2 tahun dengan
obat metformin, sitagliptin dan insulin. Pasien diberikan dapaglifozin sejak 1 bulan
terakhir, dan insulin dihentikan 2 minggu terakhir. Diagnosis yang paling mungkin untuk
kasus diatas adalah
a. Sepsis dengan ensefalopati sepsis
b. Ketoasisos diabeticum
c. Hiperglikemic hyperosmolar state
d. Insufisiensi adrenal
e. Dehidrasi berat
Referensi Goguen J andGilbert J, 2018. 2018 Clinical
Practice Guidelines Hyperglycemic
Emergencies in Adults. Diabetes Canada
Clinical Practice Guideline Expert
Community. Canadian Journal of Diabetes,
S109-S114
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat soal dr Ummi Ziyadatul Faizah


Kategori Soal Endokrin
Lingkup Bahasan Dalam Standart
Kompetensi
Jenis Soal / Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Seorang wanita 31 tahun dengan hamil 6 minggu dirujuk dari puskesmas karena memiliki
riwayat DM saat kehamilan sebelumnya. Pasien dengan BMI 23, tekanan darah 124/78.
Dilakukan OGTT dengan 75 mg glukosa dan didapatkan GDP 108 mg/dl, GD 2jam PP 210
mg/dl, HbA1c 6.6. Pada kehamilan sebelumnya pasien diketahui menderita DM saat
kehailan 6 minggu namun kemudian pada 10 minggu terjadi aborsi spontan. 2 bulan
setelahnya dilakukan pemeriksaan OGTT ulang dan didapatkan hasil normal. Kedua orang
tua pasien juga menderita DM. Apa diagnose yang tepat pada pasien ini
a. Diabetes tipe 2
b. Gestasional Diabetes
c. Diabetes tipe 1
d. Diabetes tipe lain
e. MODY
Referensi ADA 2020 page s25
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat soal dr Ummi Ziyadatul Faizah


Kategori Soal Endokrin
Lingkup Bahasan Dalam Standart
Kompetensi
Jenis Soal / Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Seorang perempuan 45 tahun dating dengan kelihan badan terasa lemas. Pasien
mengeluh berat badan meningkat 6 kg dalam 2 bulan ini. Pasien yang saat ini merupakan
karyawan bank swasta mengeluh sering sering tertidur saat bekerja dan sering malas
untuk bekerja. Buang air besar jarang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
90/60 mmHg, frekuensi nadi 60x/menit, nafas 20 kali /menit dan bising usus menurun.
Hasil pemeriksaan darah perifer lengkap normal, kolestrol total 250 mg/dl, LDL 140 mg/dl,
HDL 30 mg/dl, TG 209 mg/dl TSH 6.5 dan FT4 1.2. pasien juga mnegeluh nyeri
pergelangan tangan terutama saat mengetik terlalu lama. pemeriksaan yang perlu
dilakukan untuk menentukan etiologi kasus ini adalah
a. Kalsitonin
b. Triiodotyronine uptake
c. Tiroglobulin
d. Anti-TPO
e. Tes stimulasi TSH
Referensi Sabatine.pocket medicine 4th edition.
section 7-4
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat soal dr Ummi Ziyadatul Faizah


Kategori Soal Endokrin
Lingkup Bahasan Dalam Standart
Kompetensi
Jenis Soal / Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Seorang perempuan 45 tahun dating dengan kelihan badan terasa lemas. Pasien
mengeluh berat badan meningkat 6 kg dalam 2 bulan ini. Pasien yang saat ini merupakan
karyawan bank swasta mengeluh sering sering tertidur saat bekerja dan sering malas
untuk bekerja. Buang air besar jarang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
90/60 mmHg, frekuensi nadi 60x/menit, nafas 20 kali /menit dan bising usus menurun.
Hasil pemeriksaan darah perifer lengkap normal, kolestrol total 250 mg/dl, LDL 140 mg/dl,
HDL 30 mg/dl, TG 209 mg/dl TSH 6.5 dan FT4 1.2. pasien juga mnegeluh nyeri
pergelangan tangan terutama saat mengetik terlalu lama. pemeriksaan yang perlu
dilakukan untuk menentukan etiologi kasus ini adalah
a. Kalsitonin
b. Triiodotyronine uptake
c. Tiroglobulin
d. Anti-TPO
e. Tes stimulasi TSH
Referensi Sabatine.pocket medicine 4th edition.
section 7-4

Pembuat soal Kurnia Alisapuri


Kategori Soal Endokrin
Lingkup Bahasan Dalam Standart
Kompetensi
Jenis Soal / Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Seorang pria mengeluh mengalami gangguan hubungan seksual dengan istrinya sejak
beberapa bulan terakhir. Keluhan ini diikuti dengan nyeri kepala. 2 bulan terakhir pasien
mengeluh dadanya bertambah besar diikuti dengan bulu ketiak rontok. Pemeriksaan fisik,
keadaan cukup, Berat badan 99kg dengan tinggi 170cm.Tekanan darah normal. Saat
pemeriksaan kepala, mata tidak didapatkan gangguan visus maupun icterus. Pemeriksaan
dada didapatkan cairan putih dari kedua puting. Pemeriksaan abdomen, tidak didapatkan
ascites, spider nevi dan vena collateral. Laboratorium: FT4 1 ng/dL (normal 0.8- 2.8
ng/dL) ; TSH 2,5 (0.5 to 3.0 ng/dL).Pasien menjalani MRI kepala dengan hasil
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Diagnosis yang paling mungkin terkait keluhan pasien disebabkan oleh

A) hypothyroid akibat adenoma pituitari


B) hypogonadism akibat obesitas
C) Hiperprolaktinemia akibat adenoma pituitary gland.
D) hypoprolaktinemia akibat tekanan tumor di kepala
E) hyperthyroid akibat adenoma pituitary.

Referensi Sabatine.pocket medicine 4th edition.


section 7-2

Pembuat soal Kurnia Alisapuri


Kategori Soal Endokrin
Lingkup Bahasan Dalam Standart
Kompetensi
Jenis Soal / Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Seorang wanita usia 40 th hamil anak ketiga usia 20 minggu tiba-tiba mengeluh berdebar-
debar tapi tidak nyeri dada dan diikuti mual dan muntah. Pasien merasa saat hamil
sekarang berat badannya sulit meningkat walapun makan banyak, buang air besar lebih
dari 3 kali dengan konsistensi padat. Pasien riwayat minum PTU sebelum hamil sampai
usia kandungan 16 minggu tetapi tidak rutin. Pemeriksaan fisik tidak ada exopthalmost,
Nampak pembesaran kelenjar di leher yang diakuinya sejak usia 20 tahunan konsistensi
padat kenyal, bergerak saat makan, dan tidak ada peritibial edema. Pemeriksaan vital sign
tensi 150/100, nadi 120x/menit reguler. EKG normal. FT4 6 ng/dL (normal 0.8- 2.8 ng/dL)
; TSH 0,08 (0.5 to 3.0 ng/dL), sgot 120 dan sgpt100.
Terapi anti tiroid yang paling baik untuk pasien:
A) Levotiroxin
B) Propiltiuralcil (PTU)
C) Metimazol
D) Dexametason
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

E) Radioactive Iodine

Referensi (2017 Guidelines of the American Thyroid


Association for the Diagnosis and
Management of Thyroid Disease
During Pregnancy and the Postpartum)

Pembuat soal Kurnia Alisapuri


Kategori Soal Endokrin
Lingkup Bahasan Dalam Standart
Kompetensi
Jenis Soal / Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Wanita usia 50 tahun mengalami anemia berulang dan fraktur di paha kanan sejak 2 bulan
lalu. Pasien dating ke IGD dengan keluhan buang air kecil setiap 30 menit, mual, nyeri
perut, dan konstipasi. Pasien didiagnosa Multiple Myeloma dan belum memnjalani
kemoterapi.

Keadaan yang paling mungkin terjadi pada pasien:


A) Stress Hipercalcemia akibat keganasan
B) Hypoparathyroid akibat keganasan
C) Kekurangan vitamin D akibat keganasan
D) Hypothyroid akibat keganasan
E) Penurunan degradasi mineral tulang akibat keganasan

Referensi (Sabatine 7-11)


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

UJIAN BOARD BATCH 41

DIVISI ENDOKRIN, METABOLIK & DIABETES

Kontributor :

dr. Tulus Amudi / UNSRAT


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Antonny Cahyono


Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Hiperparathyroid
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Soal
Seorang perempuan berusia 65 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan nyeri
di punggung bawah sejak 1 bulan. Keluhan nyeri diraskan pada punggung pasien. Pasien
memiliki riwayat nyeri pada pinggang dan memiliki riwayat kencing batu. Sejak 3 tahun
lalu di leher pasien sebelah kiri didapatkan benjolan, benjolan tidak nyeri.Benjolan awal
hanya sebesar biji jagung dan lama kelamaan makin membesar sampai berukuran sebesar
telur puyuh. Pasien disarankan untuk memeriksakan diri berupa roentge pinggang dan
abdomen. Hasil rontgen menunjukkan demineralisasi difus dan fraktur kompresi
vertebrae lumbal 3 dan 4. Hasil pemeriksaan foto abdomen didapatkan batu pada buli -
buli. Kadar kalsium serum 13.5 mg/dl. PTH 102 pg/ml. Pasien juga disarankan untuk
melakukan pemeriksaan Imaging CT Scan pada leher didapatkan curiga adenoma pada
kelenjar parathyroid. Hasil laboratorium lain dalam batas normal. Diagnosa yang paling
mungkin pada pasien ini adalah ….
a. Penyakit Paget
b. Hiperparatiroid primer
c. Osteomalasia sekunder
d. Hiperparatiroid sekunder
e. Hiperparatiroid tersier

Referensi Potts JT, Juppner HW. Disorders of the Parathyroid


Gland and Calcium Homeostasis. Dalam : Jameson
JL, Fauci A.S, Kasper D.L, Longo D.L et al (editor).
Harrison’s Principles of Internal Medicine. 20th edition.
Mc Graw Hill. Philadelphia. 2018; vol.2 : 2921-2942.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Antonny Cahyono


Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Addison Disease
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Soal
Seorang laki-laki usia 30 tahun, ayah dari tiga anak, mengalami pembesaran payudara
progresif selama 6 bulan terakhir. Pasien mengeluhkan adanya riwayat pusing terus
menerus selama 6 bulan terakhir. Awalnya pasien mengira ada gangguan di daerah
mata karena keluhan pusing disertai dengan mata kabur. Sudah diberikan kacamata
belum ada perbaikan gejala. Tidak ada riwayat obat-obatan sebelumnya. Dari hasil
laboratorium didapatkan LH dan testosteron rendah. Evaluasi lebih lanjut dari pasien ini
yaitu :
A. Pengambilan sampel darah untuk SGOT dan serum alkali fosfatase dan kadar bilirubin
B. Pengukuran TSH,FSH,ACTH, dan MRI Kepala
C. Urin 24 jam untuk pengukuran 17 ketosteroids
D. Analisis kariotipe untuk menyingkirkan sindrom Klinefelter
E. Biopsi payudara
Referensi Tumor Hipofisis. Panduan Praktis Klinis
PAPDI, tahun 2015, Hal 156-161
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Antonny Cahyono


Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Hiperparathyroid
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Soal
Seorang perempuan berumur 57 tahun datang ke UGD dengan penurunan kesadaran
sejak 1 jam sebelum masuk rumah sakit umum rujukan nasional. Dari keterangan
keluarga, pasien mengeluhkan lemah, penglihatan kabur, berkeringat banyak,
gemetar,tidak ada trauma. Pasien memiliki riwayat penyakit DM tipe 2 diketahui sejak
10 tahun terakhir. Awalnya rutin berobat dengan menggunakan metformin 3x500 mg,
sejak 3 tahun terakhir obat diganti dengan menggunakan insulin rapid acting 3x14 unit
karena gula darah pasien belum terkontrol dengan baik. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan GDS 35mg/dl, leukosit 12.000 cc/mm3, Hb 17,3 g/dl; hematokrit 54; l,
kreatinin serum 1,6 mg/dl; Na 125 mEq/L; K 2,8 mEq/L; Cl 127 mEq/L. SGOT/ SGPT
dalam batas normal. HbsAg non reaktif, anti HCV non reaktif. Pasien tidak memiliki
riwayat konsumsi alkohol seumur hidupnya. Pada pasien ini setelah diberikan terapi
dengan mengunakan D40% sebanyak 25 cc. Awalnya gula darah pasien meningkat
menjadi 90 mg/dl. Dalam 1/2 jam dilakukan pemeriksaan ulang didapatkan gula darah
turun menjadi 25 mg/dl. Pasien segera dibantu dengan memberikan D40. Sesudah di
ulang beberapa kali dengan pemberian D40 gula darah pasien naik menjadi ±110 mg/dl
akan tetapi segera turun kembali menjadi ±50 mg/dl. terus menerus selama 1 jam. Terapi
alternatif yang dapat disarankan untuk pasien ini adalah…….
a. D 10 100 cc pemberian dalam 1 jam
b. D 20 50 cc iv
c. D5 500 cc
d. Glukagon 1mg IM
e. Semua salah

Referensi Konsensus pengelolaan dan pencegahan


Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia 2019.
Jakarta: Pengurus Besar Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia (PB PERKENI); 2019.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Puguh Krisnadi Sandjojo


Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Diabetes Melitus
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki 65 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran, pasien
dalam kondisi baik hingga 3 minggu yang lalu pasien mengeluh poliuria, polidipsia dan
polifagia. Dalam 3 minggu terakhir pasien mengalami penurunan berat badan hingga 6 kg
serta mengeluh lemas. Pemeriksaan fisik pasien gelisah TD 110/60 mmHg Nadi 122 x/menit
reguler, Respirasi 28x/menit Kussmaul, Rhonki + pada lapangan paru bawah dan tengah
kanan. Laboratorium Na 138 Meq/L, K 5,6 mEq/L, Cl 104 mEq/L. BGA: pH 6,98, HCO3 3
mEq/L. Ureum 60,7 mg/dL, Creatinin 1,1 mg/dL. GDA 452 mg/dL. Ro thorax: Infiltrat pada
paracardial kanan dan lapangan paru kanan bawah.

Pemeriksaan yang diperlukan untuk menentukan diagnosis komplikasi akut hiperglikemia


pada kasus ini adalah?
a. keton serum dan urin, osmolaritas plasma dan laktat
b. keton serum, osmolaritas plasma dan laktat
c. keton serum
d. keton urin
e. keton serum dan keton urin

Referensi Tri Juli Edi Tarigan. 2016. Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam Edisi VI. Hal 2375-2380
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Puguh Krisnadi Sandjojo


Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kaki Diabetes
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tata Laksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 55 tahun periksa di poliklinik dengan keluhan luka kaki yang tidak kunjung
sembuh sejak 2 minggu yang lalu. Pasien menderita diabetes sejak 5 tahun sebelumnya dan
saat ini sudah rutin menggunakan insulin kerja panjang 20 iu malam hari dan Insulin pre
prandial 6 iu setiap sebelum makan.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil: Hb: 13,5 g/dl, Leukosit 16,800 /ul,
Trombosit 252,000 /ul, Gula darah puasa 128 mg/dl, Gula darah 2 jam setelah makan 320
mg/dl, HbA1c 10,8%.
Pemeriksaan awal yang diperlukan untuk mencari faktor resiko kaki diabetes pasien ini
adalah?
a. ABI score, tes monofilamen, Doppler USG
b. ABI score dan doppler USG
c. ABI score dan tes monofilamen
d. ABI score, tes monofilamen dan garpu tala
e. ABI score dan garputala

Referensi Sarwono Waspadji. 2016. Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam Edisi VI. Hal 2367--2372

Nama Peserta Puguh Krisnadi Sandjojo


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Insulinoma
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosa
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang perempuan berumur 40 tahun datang ke UGD dengan penurunan kesadaran sejak
1 jam sebelum masuk rumah sakit. Dari keterangan keluarga, pasien mengeluhkan lemah,
penglihatan kabur, berkeringat banyak, gemetar, tidak ada riwayat jatuh maupun sakit
sebelumnya dengan pola makan normal. Dari pemeriksaan gula darah didapatkan kadar 30
mg/dl. Setelah diberikan bolus dextrose 40% dan infuse dextrose 10% pasien sadar. Setelah
dilakukan monitor ketat selama 1 hari didapatkan kadar gula darah selalu rendah. Setelah
dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar creatinin 0,9 mg/dl, dan C-peptida
yang meningkat. Diagnosa yang paling mungkin pada pasien ini adalah :
a. diabetes insipidus sentral
b. pankreatitis akut
c. insulinoma
d. nefropati diabetik
e. tumor adrenal

Referensi Asman Manaf. 2016. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Edisi VI. Hal 2347-2349
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Vitta Regina Tjiptabudi


Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Dm tipe 2
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Soal
Seorang laki laki, 60 tahun dikonsulkan ke poli penyakit dalam dengan keterangan
riwayat diabetes mellitus sejak 7 tahun disertai penyakit jantung koroner dan
dislipidemia. Selama 3 tahun terakhir mendapat pengobatan: terapi nutrisi, olahraga
teratur, glibenklamid 2x5 mg, metformin 3x500 mg, acarbose 3x50 mg, aspilet 1x80 mg,
simvastatin 1x20 mg. Hasil pemeriksaan laboratorium : Gula darah puasa 148 mg/dl,
gula darah post prandial 275 mg/dl, kadar HbA1C 10 %.
Rekomendasi anda untuk mengendalikan kadar gula darah pada pasien diatas adalah:
A. Menambahkan OAD tiazolidinedion
B. Menambahkan OAD glimepirid
C. Menaikkan dosis metformin, acarbose sampai maksimal
D. Menambahkan basal insulin dikombinasikan OAD sebelumnya
Mengganti OAD dengan fixed dose combination
Referensi Soegondo S. 2009. Farmakoterapi pada
Pengendalian Glikemia DMT2. Buku Ajar
Ilmu Penyakit dalam Edisi 6. Jilid III: hal
1860-3.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Vitta Regina Tjiptabudi


Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Krisis Tiroid
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Soal
1. Seorang perempuan berusia 35 tahun, datang berobat ke UGD karena penurunan
kesadaran. Tiga hari yang lalu, pasien demam dan pada daerah leher terdapat
pembengkakan diserta rasa nyeri. Sejak 6 bulan terakhir muncul gejala gemetar,
banyak keringat, berdebar-debar, sering cemas dan mudah lelah. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan struma difus padat kenyal tidak nyeri; tidak ada eksoftalmus;
frekuensi nadi 120x/menit, irama regular, pernafasan 24 kali per menit tanpa disertai
kussmaul. Hasil laboratorium manunjukkan Hb 11.8g/dL; leukosit 17.000/ul;
trombosit 156.000/ul; LED 150 mm/jam. GDA 540 mg/dl, PH 7,420, pCO2 28,6
mmHg, pO2 94,4 mmHg, HCO3-18,7 mmol/L, skor Burch-Watofsky 95. Terapi
yang paling tepat untuk kondisi tersebut saat ini adalah :
A. Infus NaCl 0,9% + PTU + Lugol + Insulin + Kortikosteroid
B. Infus NaCl 0,9% + Antibiotik + Lugol + Propranolol + PTU + Insulin
C. Infus NaCl 0,9% + Antibiotik + Lugol + PTU + Propanolol
D. Infus NaCl 0.9% + PTU + Kortikosteroid + Insulin
E. Infus NaCl 0.9% + PTU + Insulin

Referensi Tumor Hipofisis. Panduan Praktis Klinis


PAPDI, tahun 2015, Hal 156-161

Nama Peserta Vitta Regina Tjiptabudi


Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Dm tipe 2
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Soal
Seorang wanita berusia 62 tahun datang ke poli penyakit dalam. Pasien diketahui menyandang
DM sejak 10 tahun yang lalu. Saat ini pasien rutin minum obat metformin, pioglitazon dan
glimepiride dengan dosis maksimal dari dokter. Anjuran pola hidup sehat dan olah raga telah
dijalankan oleh pasien sesuai anjuran dokter. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil
HbA1C 12%, GDS 422 mg/dl, kreatinin 0,5 mg/dL, ureum 20 mg/dL.

Terapi farmakologis yang paling tepat pada pasien tersebut adalah?


a. Melanjutkan ketiga OAD tersebut dan menambahkan pemberian basal insulin
b. Melanjutkan ketiga OAD tersebut dan menambahkan pemberian basal insulin
serta insulin prandial
c. Melanjutkan pemberian metformin dan menambahkan pemberian basal
insulin dengan atau tanpa pemberian insulin prandial
d. Melanjutkan pemberian glimepirid tersebut dan menambah dengan insulin
prandial
e. Menghentikan pemberian metformin tersebut dan menambah dengan basal
insulin serta insulin prandial
Referensi Konsensus pengelolaan dan pencegahan
Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia 2019.
Jakarta: Pengurus Besar Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia (PB PERKENI); 2019.
.

Nama Peserta Jorgen Gottlieb Alessandro Pamantung

Periode Ujian 41

Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi

Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kelainan reproduksi laki-laki dan perempuan

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Etiologi

Tingkat Kompetensi 3A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang perempuan usia 20 tahun memeriksaan diri ke dokter spesialis penyakit dalam
dengan keluhan tidak pernah haid serta merasa payudara terlalu kecil. Pada pemeriksan fisik
diapatkan TD: 120/80mmHg, frekuensi nadi: 88 kali/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit,
suhu axilla 36◦ C, pada pemeriksaan fisik didapatkan payudara yang kecil serta tidak
didapatkan pertumbuhan rambut pubis.
Penyebab hambatan pertumbuhan payudara pada pasien ini adalah
A. PCOS
B. Sindrom Kallman
C. Hiperplasia adreanal bawaan
D. Agenesis saluran Muller
E. Prolaktinoma

Referensi Budi Wiweko. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Edisi V. Jilid 2: Hal 2524-2533
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Jorgen Gottlieb Alessandro Pamantung

Periode Ujian 41

Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi

Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kelainan reproduksi laki-laki dan perempuan

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Komplikasi

Tingkat Kompetensi 3A

Soal

2. Dibawah ini adalah komplikasi yang mungkin dari penyakit tersebut diatas:
A. Malnutrisi
B. Anxietas
C. Osteopenia
D. Infertilitas
E. Overweight

Referensi Budi Wiweko. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Edisi V. Jilid 2: Hal 2524-2533
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Jorgen Gottlieb Alessandro Pamantung

Periode Ujian 41

Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi

Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kelainan reproduksi laki-laki dan perempuan

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Komplikasi

Tingkat Kompetensi 3A

Soal

3. Seorang perempuan usia 17 tahun mengeluh tidak pernah menstruasi. Pada


pemeriksaan fisik didapatkan payudara yang kecil serta tidak didapatkan adanya
tanda-tanda perkembangan seks sekunder, Dari hasil laboratorium menunjukan FSH:
30 IU/L dan LH 55 IU/L.
Berdasaran hasil tersebut, maka diagnosis yang tepat untuk pasien tersebut adalah:
A. Hipogonadotropik hipogonadisme
B. Hipognadotropik hipergonadisme
C. Hipergonadotropik hipogonadisme
D. Hipergonadotropik hipergonadisme
E. Salah semua

Referensi Budi Wiweko. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Edisi V. Jilid 2: Hal 2524-2533
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Tulus amudi


Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Defisiensi vitamin D
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan tatalaksana
Soal
Seorang wanita usia 40 tahun mengeluh nyeri pada sendi pada sendi dan tulang hamper
di seluruh tubuh. Pasien selama ini beraktivitas seperti biasa dan tidak ada riwayat jatuh
sebelumnya. Semenjak muda pasien sering mengalami diare dan begah apabila
mengkonsumsi makanan yang digoreng tepung ataupun roti gandum sehingga pasien
tidak lagi mengkonsumsi makanan tersebut. Oleh karena nyeri sendi dan tulang tersebut
pasien berobat ke dokter dan dilakukan pemeriksaan radiologi dengan kesan looser’s
zone pada daerah tibia kiri. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar 25 hidroksi
vitamin D 10ng/ml.
Tatalaksana yang paling tepat untuk pasien ini adalah:
A. Berjemur setiap pagi agar terpapar sinar matahari setidaknya 2x seminggu
B. Mengkonsumsi ikan salmon, mukarel serta minyak ikan
C. Pemberian vitamin D 1000 IU/hari
D. Pemberian vitamin D 50.000 IU sekali hingga tiga kali atau lebih tiap minggu
E. Merujuk pasien kepada dokter bedah tulang terkait gambaran looser’s zone
pada daerah tibia kiri

Referensi Buku ajar Ilmu Penyakit dalam 2014, bab


osteomalasia halaman 3503
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Tulus Amudi


Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin
Lingkup Bahasan Dalam Standar hiperkalsemia
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Soal
2. Seorang laki2 usia 45 tahun dating dengan keluhan nyeri pinggang kanan berulang
sejak 2 minggu lalu. Pasien tidaj ada keluhan demam. Keluhan ini sudah pernah
dirasakan sekitar 5 tahun dan 3 tahun lalu. Saat itu pasien didiagnosis batu ginjal
kanan dan dilakukan tindakan ESWL 2 kali. Ayah pasien juga memiliki riwayat sakit
yang sama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri ketok pada region CVA kanan,
sedangkan pemeriksaan lain dalam batas normal. Dari pemeriksaan USG ginjal
didaptakan gambaran nefrolitiasis multiple. Hasil laboratorium pasien menunjukan
kadar kalsium ion 1.8 mmol/L pemeriksaan selanjutnya yang anda sarankan untuk
mengevaluasi kelainan kalsium pada pasien ini adalah?
A. PTH, PO4, Mg, Ca urine dan kreatinin
B. TSH, HCO3, P, Ca urine dan kreatinin
C. Analisis batu ginjal, ca urine, PO4, dan kreatinin
D. Skintigrafi tiroid, Ca urine, PTH dan kreatinin
E. CT urografi, HCO3, Asam urat dan kreatinin

Referensi Gangguan korteks adrenal, buku ajar ilmu


penyakit dalam 2484-2514;
Toronto notes, comprehensive medical reference
and review for MCCQE and USMLE II. Halaman
E.37

Nama Peserta Tulus Amudi


Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Lingkup Bahasan Dalam Standar Defisiensi korteks adrenal primer


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Soal
Seorang wanita berusia 35 tahun dengan keluhan lemas, mudah lelah. Pasien juga merasa pusing,
tidak nafsu makan, ada mual dan muntah, terdapat demam hilang timbul serta terdapat penurunan
berat badan 5 kg dalam 2 bulan terakhir. Pasien pernah dirawat intensif sebelumnya karena
tekanan darah sangat rendah, namun pasien tidak rutin control. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
TD saat duduk 90/60 mmhg, tekanan darah berdiri 80/50, nadi 98 kali/ menit, laju pernapasan 20
kali/menit, suhu 37.6o C. terdapat bercak hiperpigmentasi di wajah, lengan, dan mukosa mulut.
Rambut pubis dan aksila berkurang. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 10,3 gr/dl, Ht
39%, leukosit 8000/mm3, trombosit 250.000/uL. GDS 76 mg.dl, Na 130 meq/L, K 5,8 meq/L Cl
101 meq/L, AGD dengan gambaran asidosis metabolic. Pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnose pada pasien di atas adalah:
Terapi farmakologis yang paling tepat pada pasien tersebut adalah?
a. Pemeriksaan CT scan abdomen
b. ACTH stimulation test
c. Pemeriksaan kortisol serum
d. MRI kepala
e. Test supresi dexamethason

Referensi Buku ajar IPD . Gangguan korteks adrenal,


halaman 2484-2514
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Moh. Taufan Ibrahim


Perode Ujian 41
Asal FK FK UNSRAT
Kategori soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Gangguan Korteks Adrenal
Kompetensi
Jenis soal Diagnostik
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang wanita, 60 tahun datang dengan keluhan lemah badan dan demam sejak 2 hari
yang lalu, beberapa jam sebelumnya pasien sempat tidak sadarkan diri. Riwayat
sebelumnya, pasien sering merasa kelelahan, penurunan berat badan signifikan dalam 1
bulan terakhir, dan pasien mengeluhkan nyeri perut yang berulang. Pada pemeriksaan fisik
di dapatkan tekanan darah 89/62 mmHg, nadi 102 x/menit lemah angkat, suhu 38,90C serta
didapatkan vitiligo terutama di daerah wajah dan punggung pasien. Pemeriksaan lab
menunjukkan hasil Na 109 mEq/l, K 5,9 mEq/l HCO3 16 mEq/l, glukosa 49 mg/dl,
kalsium 12 mg/dl, kadar eosinophil 47% dalam profil darah, dan kreatinin 1,1 mg/dl.

Apakah diagnosis paling mungkin pada pasien ini?

A. Adrenal Insufisiensi Primer


B. Adrenal Insufisiensi Sekunder
C. Krisis Adrenal
D. Cushing Disease
E. Hiperaldosterone Primer

Referensi Adi S, Pranoto A. Gangguan Korteks


Adrenal. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi VI. Jilid III: hal 2506-11
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Moh. Taufan Ibrahim


Perode Ujian 41
Asal FK FK UNSRAT
Kategori soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Diabetes Melitus Tipe 2
Kompetensi
Jenis soal Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki 54 tahun, datang ke gawat darurat dengan keluhan demam sejak 3 hari
yang lalu, hilang timbul, turun dengan obat penurun panas. Pasien mengeluhkan nyeri di
perut bagian bawah yang sering berulang, dan sering disertai nyeri pada saat BAK. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan suprapubik. Laboratorium : Leukosit 12.000
mg/dl, GDS 245 mg/dl, kreatinin 1,2 mg/dl. Dari urinalisa didapatkan leukosit urin +4,
nitrit +, blood +2, glukosa urin +2. Pasien terdiagnosa DMT2 sejak 3 tahun lalu, dan rutin
menggunakan obat DM secara rutin.

Obat apakah yang bisa menyebabkan keadaan seperti diatas?

A. Gliquidone
B. Sitagliptin
C. Metformin
D. Pioglitazone
E. Dapaglifozin

Referensi Pedoman pengelolaan dan pencegahan


DMT2 dewasa di Indonesia. PERKENI
2019. Hal. 29-30
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Moh. Taufan Ibrahim


Perode Ujian 41
Asal FK FK UNSRAT
Kategori soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Dislipidemia
Kompetensi
Jenis soal Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang wanita 65 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan membawa hasil
laboratorium Leukosit 9800mg/dl, Hb 8,7 g/dl, trombosit 167.000 /mm3, ureum 110 mg/dl,
creatinin 2.6 U/L, LDL 133 mg/dl, HDL 45 mg/dl, TG 170 mg/dl. Pasien dengan riwayat
DMT2 rutin menggunakan insulin, dan riwayat serangan jantung 2 bulan lalu.

Berapakah kadar LDL yang menjadi target terapi pada pasien ini?

A. Tidak usah diturunkan lagi


B. < 130
C. < 100
D. < 70
E. < 55

Referensi Pedoman pengelolaan dislipidemia di


Indonesia. PERKENI 2019. Hal. 32
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Ivone Wilar


Perode Ujian 41
Asal FK FK UNSRAT
Kategori soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Tumor Hipofisis
Kompetensi
Jenis soal Diagnostik
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki 30 tahun, sudah menikah, datang dengan keluhan susah ereksi yang
dialami sejak 6 bulan terakhir. Selain itu, pasien juga mengeluhkan adanya penurunan
gairah seksual. Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit kronis sebelumnya. Tidak
ada riwayat jatuh ataupun terbentur di bagian kepala. Tidak ada gangguan penglihatan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi
18x/menit dan pasien saat ini tidak demam. Dari pemeriksaan laboratorium, didapatkan
leukosit 6,5x103/μL, Hb 13,4g/dL dan trombosit 245x103/μL. Kreatinin serum 0,8mg/dL.
Pemeriksaan hormon prolaktin dengan kadar 120μg/L.

Pada kasus diatas, pemeriksaan lanjutan apa yang harus dilakukan untuk menentukan
diagnosis ?

A. LH
B. IGF-1
C. ACTH
D. MRI abdomen
E. MRI kepala

Referensi Soewondo P., Tumor hipofisis. Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III: hal
2442
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Ivone Wilar


Perode Ujian 41
Asal FK FK UNSRAT
Kategori soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Tumor Hipofisis
Kompetensi
Jenis soal Diagnostik
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki 20 tahun datang dengan keluhan badan kurang bertenaga dan
menurunnya libido. Kulit wajah terasa kasar sejak beberapa tahun yang lalu. Pemeriksaan
fisik menunjukkan pelebaran os frontal dan tangan. Pemeriksaan MRI menunjukkan
adanya massa di hipofisis. Pemeriksaan penunjang laboratorium menunjukkan peningkatan
IGH.
Terapi medikamentosa yang dapat diberikan pada pasien diatas adalah?

A. Bromokriptin
B. Ocreotide
C. Dexamethasone
D. Ketokonazole
E. Levotiroxine

Referensi Soewondo P., Tumor hipofisis. Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III: hal
2442
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Ivone Wilar


Perode Ujian 41
Asal FK FK UNSRAT
Kategori soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Defisiensi hormone pertumbuhan
Kompetensi
Jenis soal Diagnostik
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki 24 tahun datang dengan keluhan tinggi badan yang jauh lebih rendah
dengan rerata orang seusianya. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan tinggi badan
lebih dari 2 SD dibawah tinggi badan rerata orang-orang yang sama usia dan jenis
kelaminnya. Apabila defisiensi GH kongenital dianggap sebagai penyebab kondisi ini, hal-
hal dibawah ini yang juga mungkin didapatkan pada pasien, kecuali:

A. Berbadan gemuk
B. Muka dan suara imatur
C. Peningkatan lipolisis
D. Peningkatan kolesterol total
E. Hipoglikemia

Referensi Syahbuddin, Syafril.2014. Gangguan


pertumbuhan. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid II:hal
2514-2517.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Megawati Sukardi


Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin Metabolik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Addison Disease
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A

SOAL

Seorang wanita umur 33 tahun dating dengan keluhan lemas, pusing, mual, muntah,
nafsu makan turun, sulit BAB dan berat badan turun. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan
: TD 90/60 mmHg, Nadi 98x/menit, RR 18 x/menit, Suhu 37,4 C. Terdapat
hiperpigmentasi di wajah, lengan, siku. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan
hasil Hb 9,8 g/dL, leukosit 8800 mm3 , trombosit 350000, GDS 80 mg/dL, Na 125
meq/L, K 6,1 meq/L,Ca 10.9 meq/L. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
A. Addison Disease
B. Adenoma hipofisis
C. Hipoadrenal sekunder
D. Sindrom Cushing
E. C-17 Hydroxylase defisiensi

Referensi Soebagijo Adi, Agung Pranoto. 2014. Gangguan


Korteks Adrenal. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi 6. Jilid II: hal 2506-10
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Megawati Sukardi


Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin Metabolik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Hipoglikemi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Penatalaksanaan
Tingkat Kompetensi 4A

SOAL

Seorang laki – laki, usia 78 tahun datang dibawa keluarganya dengan keluhan
penurunan kesadaran. Menurut keluarganya, pasien sebelumnya mengeluh pusing,
keringat dingin pada muka, kulit pucat, serta gemetar pada bibir dan tangan. Pasien
memiliki riwayat DM sudah 12 tahun. Pasien mengkonsumsi Metformin 3x500 mg
dan glibenclamid 5 mg pagi hari. Akhir – akhir ini nafsu makan pasien cenderung
menurun dan pasien tetap mengkonsumsi obat. Dari hasil pemeriksaan didapatkan
GDS 40 mg/dL. Manakah terapi yang paling tepat terhadap penanganan hipoglikemi?
A. Pemberian dextrose 40% sebanyak 50 mL, kemudian dilakukan pemeriksaan
glukosa darah 15-30 menit kemudian
B. Pemberian infus dextrose 10% dengan kecepatan 100mL/jam
C. Pemberian dextrose 40% sebanyak 25 mL, kemudian dilakukan
pemeriksaan glukosa darah 15-30 menit kemudian
D. Pemberian infus dextrose 10% sebanyak 150 mL dalam 30 menit
E. Pemberian glucagon 1mg intravena

Referensi Konsensus Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan


Diabetes Melitus tipe 2 Dewasa di Indonesia 2019.
Hal
: 60-61
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Megawati Sukardi


Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin Metabolik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Krisis Tiroid
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Penatalaksanaan
Tingkat Kompetensi 4A

SOAL

Seorang perempuan 26 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam tinggi, keringat
dingin, mual, muntah, tangan gemetar jantung berdebar. Pasien telah didiagnosis
dengan penyakit Graves, namun tidak minum teratur. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg; frekuensi nadi 130 x/mnt; suhu 40 C, RR
28x
/menit, bunyi jantung ireguler, dan terdapat tremor; hasil laboratorium : FT4 3,8
ng/dL; thyroid stimulating hormon (TSHs) 0,005 μIU/mL.

Manakah tatalaksanan yang tepat pada pasien ini?


A. PTU dosis 300 mg tiap 8 jam
B. Propranolol 60-80 mg tiap 8 jam
C. Solutio lugol 8 tetes tiap 8 jam
D. Deksametason 2 mg tiap 4 jam
E. Metimazol 20-30 mg tiap 4 jam

Referensi Penatalaksanaan di bidang ilmu penyakit dalam:


Panduan Praktis Klinik, hal 116-117
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Christian Kurnia Wijaya, dr


Periode Ujian Batch 41
Asal FK FK UNSRAT
Kategori soal Endokrin dan Metabolik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Diabetes Melitus
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang wanita berusia 45 tahun memiliki riwayat diabetes melitus tipe II selama 2 tahun
datang untuk periksa ke dokter penyakit dalam. Data lab HbA1C 8,5 %, GDP 150 mg/dl,
dan GD2JPP 230 mg/dl. Pasien telah berusaha untuk menjalani diet dan berolahraga teratur
namun gagal. BMI 31 kg/m2. Pasien telah minum obat metformin 3x500 mg, namun 3
minggu kemudian pasien menghentikan pengobatan karena mual dan muntah hebat.

Obat yang dapat direkomendasikan pada pasien tersebut adalah:

A. GLP-1 agonis
B. Sulfonylurea
C. DPP-IV inhibitor
D. Penghambat glukosidase α
E. Pioglitazone

Referensi Sidartawan Soegondo. 2014. Diabetes


Melitus. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi VI. Jilid 2:Hal 2328-2335
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Christian Kurnia Wijaya, dr


Perode Ujian Batch 41
Asal FK FK UNSRAT
Kategori soal Endokrin dan Metabolik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Tiroid pada kehamilan
Jenis soal Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang wanita berumur 30 tahun hamil 10 minggu dikonsulkan dari departemen Obgyn
ke poli penyakit dalam dengan keluhan benjolan di leher, jantung berdebar-debar, keringat
banyak, disertai dengan cepat lelah, pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 105 x/menit, RR 22x/menit, T 360C terdapat proptosis pada mata dan
benjolan diffused di leher, tremor halus pada tangan. Pada pemeriksaan hasil laboratorium
di dapatkan TSHS 0,005 Uiu/Ml, FT4 6,7 mg/dl.

Penatalaksanaan yang paling tepat pada pasien ini adalah:

A. Propanolol
B. Metimazol
C. Tiroidektomi
D. Levothyroxin
E. PTU

Referensi R. Djokomoeljanto 2008. Kelenjar Tiroid.


Hipotiroidisme dan hipertiroidisme. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi V. Jilid 3.
Hal 1955-1965
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Christian Kurnia Wijaya, dr


Asal FK FK UNSRAT
Kategori Soal Endokrin
Lingkup Bahasan Dalam Standar Hiperprolaktinoma
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Pasien laki-laki berusia 35 tahun datang berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan
menurunnya kemampuan ereksi sejak 6 bulan terakhir disertai dengan rasa sakit kepala yang
hilang timbul selama 3 bulan terakhir, mual muntah hebat dan pandangan ganda disangkal.
Pasien sudah lama menikah selama sekitar 6 tahun dan mempunyai seorang anak berusia 3
tahun. Pemeriksaan fisik, tinggi badan 170 cm, berat badan 78 kg, pertumbuhan bulu ketiak
dan pubis dalam batas normal, ukuran testis dalam batas normal. Hasil laboratorium, kadar
testosterone 145 ng/dL, LH 0,8 IU/L, FSH 0,3 IU/L. Kemungkinan diagnosis pada pasien ini
adalah :
A. Tumor adrenal
B. Prolaktinoma
C. Seminoma testis
D. Hipogonadisme-hipergonadotropik
E. Kallmann syndrom

Referensi Soewondo, Pradana. 2014. Tumor Hipofisis.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Christian Hartono


Asal FK FK UNSRAT
Kategori Soal Endokrin
Lingkup Bahasan Dalam Standar Male Hipoganisme
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Sepasang suami istri datang ke poliklinik karena ingin mempunyai anak. Laki-laki berusia 31
tahun dan wanita usia 29 tahun. Istri sudah berobat ke dokter kandungan dan istri dinyatakan
sehat. Suami belum pernah berobat. Penampilan fisik suami tanpa kumis dan jenggot, dan
rambut pubis yang minimal, dari pemeriksaan testis didapatkan agak mengecil. Sang suami
juga mengaku sering tidak bergairah terhadap istrinya. Dilakukan pemeriksaan testosteron total
didapatkan hasil 300ng/dL. Pemeriksaan lanjutan apa yang perlu dilakukan pada pasien ini :
A. LH
B. Esterogen
C. Testosteron total dan bebas
D. b-HCG
E. Bukan salah satu di atas

Referensi Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit


Dalam. Panduan Praktis Klinis. halaman 80
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Christian Hartono


Asal FK FK UNSRAT
Kategori Soal Endokrinologi, Diabetes dan Metabolik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Insulinoma
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Seorang laki – laki umur 35 tahun datang dengan keluhan rasa lemah, jantung rasa berdebar –
debar, dengan penglihatan sering kabur terutama pada dini hari membaik bila pasien makan
atau minum minuman manis. Pasien juga mengeluh berat badan meningkat beberapa minggu
ini. Pasien tidak minum alkohol atau menggunakan obat diabetes. Pemeriksaan utama apa yang
perlu dilakukan pada pasien ini :
A. Suppression test
B. CT-scan kepala dengan kontras
C. Pemeriksaan urin bebas kortisol 24 jam
D. Pemeriksaan ACTH
E. Pemeriksaan hormon testosteron

Referensi Asman Manaf, 2014.Penyakit Insulinoma.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.
Hal 2348
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Christian Hartono


Asal FK
Kategori Soal Endokrinologi, Diabetes dan Metabolik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Retinopati diabetik
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki – laki umur 40 tahun datang ke dokter praktek karena diabetes melitus. Dilakukan
screening untuk komplikasi yang didapat pada pasien sehingga pasien dirujuk ke dokter mata
Dari hasil pemeriksaan didapatkan penebalan membrana basalis, perdarahan ringan, eksudat
keras yang tampak sebagai bercak kuning dan eksudat lunak yang tampak sebagai bercak
halus. Diagnosis yang paling tepat pada pasien ini :
A. Retinopati diabetik nonproliferatif
B. Retinopati diabetik proliferatif
C. Retinal detachment
D. Makulopati diabetik
E. Papiledema

Referensi Karel Pandelaki, 2014.Retinopati diabetik.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.
Hal 2403
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Tomy Agustinus Sutikno


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRAT
Kategori soal Endokrin, Metabolik & Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Diabetes Mellitus tipe 2
Kompetensi
Jenis soal Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang wanita, 58 tahun, dikonsulkan dari bagian bedah dengan fraktur colles kiri akibat
terpeleset saat di kamar mandi. Penderita merupakan pasien DM tipe 2 sejak 7 tahun lalu
dengan pengobatan rutin glimepirid 2 mg di pagi hari dan metformin 3 x 500 mg. HbA1C
7,8 %, Gula darah puasa 141, gula darah 2 jam setelah makan 202.

Manakah obat yang tidak boleh diberikan pada pasien ini?

A. Empaglifozin
B. Acarbose
C. Pioglitazone
D. Sitagliptin
E. Insulin

Referensi Pedoman pengelolaan dan pencegahan


diabetes mellitus tipe 2 dewasa di
Indonesia 2019
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Tomy Agustinus Sutikno


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRAT
Kategori soal Endokrin, Metabolik & Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Dislipidemia
Kompetensi
Jenis soal Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki 50 tahun, perokok berat datang ke klinik saudara dengan membawa hasil
laboratorium GDP 109, Kolesterol total 207, Trigliserida 148, LDL 100, HDL 45. 3 bulan
lalu pasien baru saja menjalani kateterisasi jantung. Pengobatan saat ini aspirin 1x80 mg,
ticagrelor 2 x 90 mg, Candesartan 8 mg 1x1, atorvastatin 1x40 mg

Manakah terapi yang sebaiknya ditambahkan pada pasien?

A. Fenofibrat
B. Asam lemak omega 3
C. Asam nikotinik
D. Ezetimibe
E. Inhibitor PCSK9

Referensi Pedoman pengelolaan dislipidemia di


Indonesia 2019
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Tomy Agustinus Sutikno


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRAT
Kategori soal Endokrin, Metabolik & Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Amenorea
Kompetensi
Jenis soal Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang wanita 20 tahun datang ke tempat praktek saudara dengan keluhan belum pernah
haid dan tidak bisa menghidu. Pemeriksaan fisik tidak didapatkan payudara dan rambut
kemaluan. Pemeriksaan kadar FSH 2 IU/L dan LH 4 IU/L

Patofisiologi yang mendasari kelainan diatas adalah?

A. Gangguan fungsi Hipofisis


B. Kelainan Ovarium
C. Tidak terbentuknya uterus
D. Kerusakan reseptor FSH dan LH
E. Gangguan fungsi hipotalamus

Referensi PAPDI Edisi VI, Jilid II Bab Amenorea.


Halaman 2526- 2535
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Revlie Towoliu


Perode Ujian 41
Asal FK FK UNSRAT
Kategori soal Endokrin - Metabolik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Hipoglikemi
Kompetensi
Jenis soal Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang lelaki usia 45 tahun dibawa oleh keluarga ke IGD dengan keluhan penurunan
kesadaran sejak malam hari ini. Lengan dan tungkai pasien teraba dingin. Awalnya pagi
hari pasien mengkonsumsi obat diabetes sebanyak 3 tablet sekaligus, yang seharusnya
dianjurkan minum 1 tablet oleh dokter layanan primer. Riwayat hipertensi, jantung, ginjal,
liver disangkal. Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran apatis, tensi 100/70 mmHg, Nadi
98x/m. SaO2 97%, akral teraba lembab. Pemeriksaan fisik jantung dan paru tidak
didapatkan kelainan. Pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit 8.100 /mm 3, Hb 10,2
g/dL, Trombosit 400.000 /mm3. Na 134 mmol/L, K 3,7 mmol/L, Cr 1,3 mg/dL, GDS 49
mg/dL.
EKG didapatkan sinus takikardi 102 x/menit. Penanganan yang tepat pada pasien ini adalah
a. Hentikan obat antidiabetes, Bolus D40% 25 ml, evaluasi dalam 15-30 menit
b. Hentikan obat antidiabetes, Bolus D10% 25 ml, evaluasi dalam 15-30 menit
c. Hentikan obat antidiabetes, IVFD D10% 500 cc setiap 8 jam
d. Hentikan obat antidiabetes, Bolus D40% 50 ml, evaluasi dalam 15-30 menit
e. Segera lakukan kardioversi

Referensi (Pedoman Pengelolaan & Pencegahan


Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di
Indonesia 2019. Hal. 60)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Revlie Towoliu


Perode Ujian 41
Asal FK FK UNSRAT
Kategori soal Endokrin - Metabolik
Lingkup Bahasan Dalam Standar MEN
Kompetensi
Jenis soal Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Pasien lelaki usia 40 tahun datang berobat ke poliklinik penyakit dalam karena sering
pingsan dialami sejak 3 tahun lalu. Pingsan terjadi mendadak dan berulang, terutama pada
malam dan dini hari. Pingsan juga lebih sering jika pasien melakukan aktivitas berat.
Sebelum pingsan pasien merasakan keringat dingin. Pasien bisa sadar kembali apabila
diberikan air gula. Berat badan pasien meningkat dalam 3 tahun terakhir. Riwayat
hipertensi sejak 3 tahun menggunakan telmisartan 40 mg pada malam hari. Riwayat
trauma, penyakit ginjal, penggunaan obat-obatan lain disangkal oleh pasien. IMT
didapatkan 38,2 kg/m2. Leukosit 9.800 /mm3, Hb 14,8 g/dL, trombosit 158.000/mm 3, GDS
63 mg/dL. Selanjutnya pasien dilakukan tes supresi dan didapatkan kadar insulin 277,2
mU/mL dan C-peptida 25,04 ng/mL. Diagnosis yang mungkin pada pasien ini adalah
a. Gastrinoma
b. Insulinoma
c. LADA
d. MODY
e. Feokromositoma

Referensi (PAPDI Edisi VI, BAB 328. Neoplasma


Endokrin Multipel. Hal.2520-2522
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Revlie Towoliu


Perode Ujian 41
Asal FK FK UNSRAT
Kategori soal Endokrin & Metabolik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Diabetes Melitus

Jenis soal Terapi


Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang wanita usia 47 tahun datang berobat rutin ke poliklinik penyakit dalam untuk
pemeriksaan rutin setiap bulan. Pasien terdiagnosis DM sejak 2 tahun lalu. Pasien sementara
menggunakan metformin 500 mg setiap 8 jam ditambahkan insulin basal pada malam hari sejak
6 bulan terakhir karena kadar HbA1c yang belum mencapai target. Memasuki bulan Ramadhan,
pasien ingin melaksanakan ibadah puasa. Bagaimana penatalaksanaan yang dianjurkan untuk
pasien
a. Metformin dan Insulin Basal dilanjutkan tanpa perubahan dosis
b. Metformin dihentikan, Insulin basal dilanjukan
c. Metformin dikonsumsi 2 tablet saat buka puasa, 1 tablet saat sahur. Insulin basal
diberikan saat berbuka puasa dengan dosis diturunkan 15-30%.
d. Metformin diturunkan 1 tablet saat buka puasa, 1 tablet saat sahur. Insulin basal
diberikan saat sahur dengan dosis diturunkan 15-30%.
e. Metformin dan Insulin dihentikan selama bulan Ramadhan dan dilanjutkan kembali
selesai bulan Ramadhan

Referensi (Pedoman Pengelolaan & Pencegahan


Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia
2019. Hal. 88-91)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Nathania Nadia Budiman


Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hipertiroid
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 30 tahun hamil 12 minggu dengan keluhan hiperemesis, jantung berdebar, berat badan
susah naik, muncul benjolan di leher, tremor halus kedua tangan, pada pemeriksaan fisik didapatkan
TD 110/80 mmHg, nadi 118/menit, frekuensi napas 22x/menit, suhu 37 oC, hasil laboratorium: TSH
<0,005 mIU/L, FT4 10 ng/dl, Hb 10, leukosit 4,900 dan trombosit 229.000.
Terapi yang tepat pada pasien ini adalah:
a. metimazole
b. PTU
c. Iodium radioaktif
d. Tiroidektomi
e. Levotiroksin

Referensi Dyah Purnamasari, Imam Subekti. 2019. Peran


Internis dalam Tata Laksana Penyakit-penyaki pad
Kehamilan Edisi I. Penatalaksanaan Kelainan Tiroid
pada Kehamilan. Hal 66-68
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
TERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
PERHIMPUNAN DOK Nathania N a d ia Budiman
Nama Peserta (P A P D I)
Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Insulinoma

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi


Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang perempuan berumur 45 tahun datang ke UGD dengan penurunan kesadaran sejak
30 menit sebelum masuk rumah sakit. Dari keterangan keluarga, pasien mengeluhkan
lemah, penglihatan kabur, berkeringat banyak, gemetar, tidak ada trauma, diketahui
terakhir makan nasi goreng 2 jam yang lalu. Dari pemeriksaan gula darah didapatkan kadar
36 mg/dl. Setelah diberikan infuse dextrose 10% 150 cc sebanyak 2 kali pasien mulai buka
mata. Setelah dilakukan monitor ketat selama 1 hari didapatkan kadar gula darah selalu
rendah. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar creatinin 1,0 mg/dl,
kadar insulin 12 mU/ml dan C-peptida yang meningkat. Tatalaksana awal yang dianjurkan
pada pasien ini adalah :
a. pankreatektomi distal
b. diazoksida
c. streptozosin
d. dakarbazin
e. analog somatostatin

Referensi Ketut Suastika. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Edisi VI. Hal 2522
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS
PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Nathania Nadia Budiman


Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Tumor Hipofise
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang wanita 27 tahun datang dengan keluhan tidak menstruasi selama 3 siklus padahal
biasanya teratur, pasien baru menikah. Dari hasil tes kehamilan 2x negatif dengan jarak 2
minggu, sehingga pasien memeriksakan diri ke dokter. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TD 120/70 mmHg, Nadi 82x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, BMI 20 kg/m2. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan β-HCG negatif, FSH dan LH rendah dengan nilai < 5IU/L, kadar TSH
3,4 μIU/mL, serum prolaktin 70 ng/ml.

Pemeriksaan yang tepat untuk dilakukan berikutnya adalah

A. progesteron
B. USG uterus
C. CT scan abdomen
D. USG thyroid
E. MRI kepala

Referensi Budi Wiweko. 2014. Amenorea. Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid 2: Hal 2530
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Rendy Suherman Sidik

Periode Ujian 41

Asal peserta FK Universitas Sam Ratulangi

Kategori Soal Endokrin

Lingkup bahasan dalam standar kompetensi Kelainan hipotalamus dan hipofisis

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 3A

SOAL
Seorang laki-laki usia 40 tahun, ayah dari tiga anak, mengalami pembesaran
payudara progresif selama 6 bulan terakhir. Tidak ada riwayat obat-obatan
sebelumnya. Dari hasil laboratorium didapatkan LH dan testosteron rendah.
Evaluasi lebih lanjut dari pasien ini yaitu :
A. Pemeriksaan mamografi
B. Pengukuran estradiol dan kadar human chorionic gonadotropin (hCG)
C. Urin 24 jam untuk pengukuran kortisol plasma
D. Analisis kariotipe untuk menyingkirkan sindrom Klinefelter
E. Biopsi payudara

Referensi Soewondo P. Tumor Hipofisis. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.
Jilid II: hal 2442-2447
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Rendy Suherman Sidik

Periode Ujian 41

Asal peserta FK Universitas Sam Ratulangi

Kategori Soal Endokrin

Lingkup bahasan dalam standar kompetensi Kelainan hipotalamus dan hipofisis

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 3A

SOAL
Seorang laki-laki usia 22 tahun dating dengan keluhan kulit wajah yang kasar sejak
beberapa tahun yang lalu, ia juga mengeluh badan kurang bertenaga dan
menurunnya libido. Pemeriksaan fisik menunjukan pelebaran os frontal dan
tangan. Pemeriksaan MRI menunjukan adanya massa di hipofisis. Pemeriksaan
penunjang laboratorium menunjukan peningkatan IGH. Terapi medikamentosa
yang dapat diberikan pada pasien diatas adalah :
A. Agonis dopamine
B. Analog somatostatin
C. Antagonis reseptor hormone pertumbuhan
D. A dan B
E. semua jawaban benar

Referensi Soewondo P. Tumor Hipofisis. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.
Jilid II: hal 2442-2447
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Rendy Suherman Sidik

Periode Ujian 41

Asal peserta FK Universitas Sam Ratulangi

Kategori Soal Endokrin

Lingkup bahasan dalam standar kompetensi Kelainan hipotalamus dan hipofisis

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 3A

SOAL
Seorang laki-laki usia 22 tahun dating dengan keluhan tinggi badan yang jauh lebih
rendah dengan rerata orang usianya. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan
tinggi badan lebih dari 2 SD dibawah tinggi badan rerata orang-orang yang sama
usia dan jenis kelaminnya. Apabila defisiensi GH kongenital dianggap sebagai
penyebab kondisi ini, hal-hal di bawah ini yang juga mungkin didapatkan pada
pasien adalah :
A. Berbadan kurus
B. Muka dan suara tampak lebih tua
C. Peningkatan lipolisis
D. Peningkatan berat badan
E. Hiperglikemia
Referensi Soewondo P. Tumor Hipofisis.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi VI.
Jilid II: hal 2442-2447
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Revlie Towoliu


Perode Ujian 41
Asal FK FK UNSRAT
Kategori soal Endokrin - Metabolik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Hipogonadisme
Kompetensi
Jenis soal Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Seorang lelaki usia 19 tahun berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan tidak
terdapat buah zakar pada kantong kemaluannya. Pasien juga mengeluhkan tidak terdapat
rambut ketiak ataupun rambut pada kemaluan. Pasien lahir cukup bulan dengan berat
badan lahir cukup. Pasien juga tidak mengalami kendala dalam konsumsi makanan maupun
minuman. Riwayat trauma disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan IMT 23,5 kg/m 2.
Tidak didapatkan kumis dan jambang. Rambut ketiak maupun pubis sangat sedikit. Tidak
didapatkan ginekomasti. Setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan hormon testosteron
didapatkan hasil 100 ng/dL. Selanjutnya pasien diperiksakan LH didapatkan 45 IU/L.
Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah
a. Sindrom Klinefelter
b. Sindrom Turner
c. Sindrom Insensitivitas Androgen
d. Kriptorkismus
e. Agenesis Saluran Mullerian

Referensi Penatalaksanaan di bidang ilmu penyakit


dalam: Panduan Praktis Klinik.
Hipogonadisme. hal 76-80.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Lucrezia Renata


Perode Ujian 41
Asal FK FK UNSRAT
Kategori soal Endokrinologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Gangguan Korteks Adrenal
Kompetensi
Jenis soal Diagnostik
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang wanita usian 59 tahun dating dengan keluhan pingsan sejak 2 hari lalu. Hal ini
diawali dengan demam selama 3 hari. Mual dan muntah. Pasien juga mengalami penurunan
nafsu makan dan berat badan sebanyak 10kg dalam 4 bulan terakhir. Pada pemeriksaan
fisik didapati tekanan darah ketika berbaring adalah 80/50 dan ketika berdiri 128/78
mmHg, Suhu 36,7 serta didapati kulit menjadi gelap. Pada pemeriksaan laboratorium
didapati hasil Na 121 mEq/l, K 6,0 mEq/l HCO3 17 mEq/l, glukosa 63 mg/dl dan kreatinin
1,0 mg/dl.

Pemeriksaan yang paling awal dan bisa dilakukan pada pasien ini adalah
A. Vasopression test
B. Nicotine Test
C. Water deprivation Test
D. Dexamethasone suppression Test
E. Kadar kortisol darah

Referensi Adi S, Pranoto A. Gangguan Korteks


Adrenal. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi VI. Jilid III: hal 2506-11
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Lucrezia Renata


Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Hiperparathyroid
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Soal
Seorang laki-laki, usia 54 tahun, memiliki riwayat DM tipe II selama 5 tahun, datang ke
poliklinik rawat jalan dengan membawa hasil laboratorium sebagai berikut : HbA1C
7,5%, GDP 165 mg/dL, dan GD2PP 236 mg/dL. Pasien telah mengkonsumsi obat
metformin 3x500mg po tetapi seringkali lupa minum obat. Pada pemeriksaan fisik
didapati IMT pasien 30 kg/m2. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.

Obat yang direkomendasikan untuk pasien tersebut diatas adalah


a. Sulfonilurea
b. SGLT-2 inhibitor
c. Plioglitazone
d. GLP-1 agonis
e. Insulin bolus kerja cepat

Referensi Konsensus pengelolaan dan pencegahan


Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia 2019.
Jakarta: Pengurus Besar Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia (PB PERKENI); 2019.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr. Lucrezia Renata


Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hipertiroid
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
1. Wanita 29 tahun datang dengan keluhan kesulitan menelan, nyeri tenggorkkan dan
rasa keras pada leher. Terdapat pula demam intermiten selama seminggu
belakangan. Beberapa minggu ini pasien merasakan gejala infeksi saluran nafas atas.
Tidak ada riwayat sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya goiter
kecil yang nyeri dengan penekanan. Orofaring bersih, pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan leukosit 14.100/uL dengan diferensiasi normal. LED
53mm/jam dan TSH 0.21 uIU.mL. antibodi tiroid negatif. Diagnosis pasien ini ialah ?
a. Hipoparatiroid autoimun
b. Demam cat-scratch
c. Penyakit grave
d. Ludwig angina
e. Tiroiditis subakut

Referensi Tiroiditis. Panduan Praktis Klinis


PAPDI, tahun 2015, Hal 147-151
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

UJIAN BOARD BATCH 41

DIVISI GINJAL - HIPERTENSI

Kontributor :

dr. Rio Pranata / UGM


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Anggi Wahyu Nugroho


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Batu Saluran Kemih
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki 35 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri pinggang kanan sejak 1 jam
yang lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul dan tidak dipengaruhi adanya aktivitas fisik. Pada
pemeriksaan fisik tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 96 x/menit, suhu 36,7 0C. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 14 gram/dL, leukosit 7000/uL, kreatinin serum 0,9 mg/dL. Hasil
pemeriksaan urinalisis didapatkan eritrosit 15-20/LPB, leukosit 25-30 /LPB, protein 1+ dan
dijumpai adanya kristal oksalat cukup banyak. Pemeriksaan penunjang selanjutnya yang
dianjurkan untuk pasien ini adalah :
A. Kultur urin
B. BNO IVP
C. Foto polos abdomen
D. CT scan abdomen
E. USG Abdomen

referensi Mochamad syabani,2015. Batu Saluran


Kemih. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Edisi 6, hal 2121-2128
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Anggi Wahyu Nugroho


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Batu Saluran Kemih
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang pasien berkonsultasi dengan dokter di poliklinik penyakit dalam. Pasien ini pernah ada
riwayat keluar seperti pasir saat buang air kecil. Hasil pemeriksaan urinalisis saat itu
didapatkan eritrosit 20/LPB, leukosit 30 /LPB, protein 1+ dan dijumpai adanya kristal oksalat
cukup banyak. Diet yang memperberat kondisi saat ini adalah :
A. Asupan natrium klorida yang tinggi
B. Asupan makanan rendah protein
C. Asupan rendah kalium
D. Asupan rendah sukrosa
E. Asupan kalsium pada waktu makan

referensi Mochamad syabani,2015. Batu Saluran


Kemih. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Edisi 6, hal 2121-2128
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Anggi Wahyu Nugroho


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Batu Saluran Kemih
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang pasien dengan keluhan nyeri pinggang datang berobat ke IGD. Pasien ini pernah ada
riwayat keluar seperti pasir saat buang air kecil. Hasil pemeriksaan urinalisis saat itu
didapatkan eritrosit 20/LPB, leukosit 30 /LPB, protein 1+ dan dijumpai adanya kristal oksalat
cukup banyak. Dari pemeriksaan BNO didapatkan batu ginjal dengan ukuran 7 mm dan
terdapat dilatasi hebat pada pelvic renalis. Bagaimana tatalaksana yang paling tepat pada pasien
ini.
A. Pasien tirah baring dan diberikan banyak minum
B. Pasien diberikan HCT 25 mg per hari dan diberikan banyak minum
C. Pemberian antinyeri dan antibiotik
D. Tindakan litotripsi ekstrakorporeal
E. Konservatif dan menunggu batu keluar spontan

referensi Mochamad syabani,2015. Batu Saluran


Kemih. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Edisi 6, hal 2121-2128
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr.Dwi Wahyuni


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Glomerular
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Seorang laki-laki berusia 24 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas sejak 1
minggu dan bengkak pada kedua tungkai sejak empat minggu yang lalu. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg, konjungtiva anemis, dan jumlah air seni
berkurang. Pemeriksaan darah menunjukkan hasil ASTO (+). Diagnosis pasti untuk
menegakkan kelainan ginjal pada pasien adalah :
A. Urinalisis eritrosit dismorfik
B. Gambaran kresentik dari biopsi ginjal
C. Gambaran fusi podosit pada mikroskop electron
D. Urinalisis ditemukan Ovale fat bodies
E. Pembesaran ginjal pada USG

referensi Prodjosudjadi W, 2015. Glomerulonefritis ,


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 6,
Jilid II: hal 2079.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr.Dwi Wahyuni


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Glomerulonefritis

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana


Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Seorang mahasiswa berusia 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kedua mata sembab
tiap bangun pagi sejak 2 bulan ini. Pasien juga sering mengeluhkan kaki yang bengkak sejak 1
bulan ini. Pada pemeriksaan laborat didapatkan Hb 12 g/dl, lekosit 8000, trombosit 180.000,
BUN 20, serum kreatinin 1,1, albumin 2,5 g/dl, pemeriksaan urin didapatkan proteinuria > 3,5
g/hari dan didapatkan adanya cast. Pada pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran glomerulus
yang normal. Apakah manajemen terapi yang sesuai untuk diagnosis diatas?
A. Siklosporin
B. Tacrolimus
C. Siklofosfamid
D. Rituksimab
E. Kortikosteroid

referensi Prodjosudjadi, Wiguno. 2015.


Glomerulonefritis. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi 6. Jilid 2: hal 2072 - 2079
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr.Dwi Wahyuni


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Glomerulonefritis
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Seorang laki-laki 55 th datang dengan keluhan nyeri tulang, penurunan berat badan, dan
mengalami patah tulang femur setelah jatuh dari kursi. Dari pemeriksaan urin lengkap (UL)
didapatkan proteinuria (4+). Dasar patogenesis yang menyebabkan gangguan ginjal pada kasus
ini adalah...
A. Deposit amyloid A
B. Deposit imun kompleks
C. Deposit amyloid L
D. Vasculitis
E. Hiperviscositas yang menyebabkan trombosis

referensi Prodjosudjadi, Wiguno. 2015.


Glomerulonefritis. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi 6. Jilid 2: hal 2072 - 2079
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Diah Sukmawati Hidayah


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gangguan Keseimbangan Asam Basa
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki berusia 52 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari
SMRS. Pasien menderita hipertensi namun tidak rutin berobat. Dikatakan keluarga BAK
semakin sedikit dalam 4 minggu terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 190/100
mmHg, nafas cepat dan dalam, Hb 7.0 gr/dL, ureum 401 mg/dL, kreatinin 18. Analisa Gas
Darah
: pH 7.12, HCO3 11, PCO2 31. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut adalah :

A. Asidosis respiratorik terkompensasi sebagian


B. Alkalosis metabolik terkompensasi sempurna
C. Asidosis metabolik terkompensasi sebagian
D. Alkalosis respiratorik belum terkompensasi
E. Asidosis metabolik terkompensasi sempurna

referensi Sabatine, 6th edition. Acid Base


Disturbances. Bab 4.1. Page 103-107.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Diah Sukmawati Hidayah


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gangguan Keseimbangan Asam Basa

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi


Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang wanita 42 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas pada keempat ekstremitas. Dari
hasil AGD didapatkan pH 7.24, HCO3 18, PCO2 36. Dari pemeriksaan elektrolit didapatkan
Na 134, K 2.1. Dengan pH urine > 5.3. Pasien didiagnosis RTA I. Manakah dari pernyataan
berikut yang merupakan patofisiologi dari diagnosis diatas :
A. Menurunnya reabsorpsi HCO3 proksimal
B. Adanya defek sekresi H+ distal
C. Menurunnya sintesis NH3
D. Menurunnya kapasitas pengangkut H+ urin
E. Adanya defisiensi carbonic anhydrase II

referensi Sabatine, 6th edition. Acid Base


Disturbances. Bab 4.1. Page 103-107.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Diah Sukmawati Hidayah


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gangguan Asam Basa
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Etiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang wanita usia 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas. Sejak 7 hari SMRS pasien
mengalami mual dan muntah sebanyak > 10x/hari. Perut terasa begah dan mual. Pasien
merupakan penderita hipertensi dengan terapi rutin HCT dan amlodipin. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, frekuensi nafas 24 kali per menit, cepat dan dalam, nadi
110 kali per menit. Dari pemeriksaan AGD didapatkan pH 7.62, HCO3 32, pCO2 41.
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 128 mEq/dL, K 3.1 mEq/dL. Tatalaksana yang tepat
pada pasien ini adalah :
A. Normal saline
B. KCl
C. Acetazolamide
D. HCL
E. Bicnat

referensi Sabatine, 6th edition. Acid Base


Disturbances. Bab 4.1. Page 103-107.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Diah Sukmawati Hidayah


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gangguan Keseimbangan Asam Basa
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Berikut ini yang menyebabkan terjadinya asidosis metabolik dengan peningkatan anion gap
adalah :

A. Gagal ginjal awal


B. Renal Tubular Acidosis
C. Asidosis laktat
D. Ingesti asetazolamide
E. Diare

referensi Sabatine, 6th edition. Acid Base


Disturbances. Bab 4.1. Page 103-107.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Harik Firman Thahadian


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Ginjal Diabetes
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Berikut ini merupakan pernyataan yang benar mengenai nefropati diabetes, kecuali
A. Pembatasan protein sebanyak 0,8 gram/kg berat badan/hari pada penderita dengan nefropati
overt
B.Pada keadaan penurunan LFG lebih lanjut pembatasan proteinn menjadi 0,6 gram/
Kg berat badan perhari sangat bermanfaat
C.Penggantian daging merah menjadi daging ayam dapat menurunkan ekskresi albumin urin
sebanyak 46 %
D. Target tekanan darah pada penderita denga proteinuria adalah <125/75mmh HG
E. Penyakit ginjal diabetik tahap 3 biasanya terjadi setelah 10-15 tahub tegak diabetes,
dikenal sebagai “silent stage”

referensi Hendromartono, 2015. Nefropati DM ,


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 6,
Jilid II: hal 2386-2393.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Harik Firman Thahadian


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hipertensi primer

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana


Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Seorang laki-laki 68 tahun mengidap DM sejak 9 tahun yang lalu, datang dengan keluhan
bengkak di wajah dan kedua kaki. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 180/110 mmHg R;
24x/menit HR 92x/menit ,bengkak di wajah terutama dikelopak mata +, pitting edema +/+
jantung dan paru dalam batas normal. Hb 8,8 g/dl, hmt 28%, Ureum 127 mg/dl Kreatinin 8,6
mg/dl, Kalium 5,8 meq/L Na 133 meq/L. Pilihan anti hipertensi yang tepat adalah ?
A. Nicardipin drip
B. Bisoprolol-Telmisartan
C. Amlodipin- Irbesartan
D. HCT- Diltiazem
E. Felodipin-Telmisartan

referensi Chandra Irwan. 2015.


Hipertensi Primer. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi 6. Jilid 2: hal 2286
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Harik Firman Thahadian


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Batu Saluran Kemih
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Seorang peremuan 44 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri pinggang bawah, VAS 7.
Hasil lab Hb 13,8 g/dl, Leukosit 14,800/mm3, trombosit 24.800/mm3, gds 103 mg/dl, ureum
55 kreatinin 1.6. Hasil USG: batu staghorn pada ginjal kiri. Dari anamnesis pasien sering
keluar masuk rumah sakit karena ISK berulang. Kemungkinan penyebab bakteri adalah?
A. Pseudomonas
B. E. Coli
C. Proteus
D. S.Aureus
E. Klebseila

referensi Sja’bani, 2015. Batu Saluran Kemih, Buku


Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi 6. Jilid 2: hal 2121 - 2128
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Heti Hidayah


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hiperplasia Prostat
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki berusia 74 tahun, datang ke UGD dengan keluhan nyeri perut bagian bawah.
Keluhan dirasakan sudah lama dan memberat 6 bulan ini. Pasien juga mengeluh bila malam
hari terbangun untuk buang air kecil sampai 6 kali kadang berdarah dan memiliki rasa ingin
berkemih terus menerus tetapi yang keluar hanya sedikit dan merasa tidak tuntas. Pasien
mempunyai riwayat pembesaran prostat dan sudah minum obat dari dokter tetapi tidak ada
perbaiakan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg, Nadi 98 x/menit,
respirasi 20x/menit, suhu 36,5. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan adanya nyeri tekan pada
daerah suprapubis. Pada pemeriksaan dengan Rectal Touche teraba massa lunak dan kenyal.
Hasil laboratorium Hb 12.7 g/dl, Leukosit 8.500 /uL, ureum 97 mg/dL, kreatinin 1.8 mg/dL
dengan pemeriksaan PSA 7 ng/ml. Terapi pilihan untuk kasus diatas adalah :
A. Dutasteride
B. Transurethral resection of the prostat
C. Terazosin
D. Tamsulosin
E. Pemberian Fitofarmaka

referensi Prodjosudjadi W, 2015. Hiperplasia Prostat


Benigna , Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Edisi 6, Jilid II: hal 2137.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Heti Hidayah


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hiperplasia Prostat
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Pemeriksaan Penunjang
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki berusia 60 tahun, datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan sering buang
air kecil dan kesulitan menahan rasa ingin berkemih selama 1 bulan ini. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 120/90 mmHg, Nadi 90 x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,5. Pada
pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya nyeri tekan pada daerah suprapubis. Pada
pemeriksaan dengan Rectal Touche teraba massa lunak, rata dan kenyal. Hasil laboratorium Hb
12.7 g/dl, Leukosit 8.500 /uL, ureum 97 mg/dL, kreatinin 1.8 mg/dL, urinalisa normal, skor
AUA 9, PSA 3.5 ng/ml. Untuk menegakkan diagnosis, langkah berikutnya sesuai algoritme
yang paling tepat pada kasus diatas adalah :
A. Pembedahan
B. Observasi ketat
C. Uroflowmetry dan PVR
D. Ureterosistoskopi
E. Urodinamika

referensi Prodjosudjadi, Wiguno. 2015.


Hiperplasia Prostat Benigna. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid 2: hal 2137
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Heti Hidayah


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hiperplasia Prostat
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki berusia 64 tahun, datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan sering buang
air kecil dan kesulitan menahan rasa ingin berkemih selama 1 bulan ini. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg, Nadi 98 x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,5. Pada
pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya nyeri tekan pada daerah suprapubis. Pada
pemeriksaan dengan Rectal Touche teraba massa lunak, halus dan kenyal. Hasil laboratorium
Hb
12.7 g/dl, Leukosit 8.500 /uL, ureum 97 mg/dL, kreatinin 1.8 mg/dL, urinalisa normal, skor
AUA 9, PSA 3.5 ng/ml. Diagnosis yang paling mungkin pada kasus diatas adalah :

A. Hiperplasia prostat benigna dengan gejala ringan


B. Hiperplasia prostat benigna dengan gejala sedang
C. Adenokarsinoma prostat
D. Infeksi saluran kemih
E. Prostatitis

referensi Prodjosudjadi, Wiguno. 2015.


Hiperplasia Prostat Benigna. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid 2: hal 2137
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr.IMAM SUFA DM


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Hipertofi Prostat Benigna (BPH)
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kelainan organ genital pria
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Laki-laki usia 60 tahun , datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan BAK tidak tuntas dan
sering bolak balik kamar mandi, terutama malam hari. Tidak ada penurunan berat badan,demam,
nmaupun nyeri pinggang . tidak ada riwayat DM , hipertensi, stroke ,maupun riwayat penyakit menular
seksual . Pada pemeriksaan colok dubur ditemukan prostat membesar dan lunak , PSA 9 ng/ml,
indeks AUA 15.
Patofisiologi pasien ini yang tepat adalah
a. Pembesaran prostat tidak tergantung dehidrotestosteron (DHT) pada kelenjar prostat .
b. Kelenjar prostat 5-alfa-reduktase tipe 2 merubah testosteron menjadi DHT dan menyebabkan
BPH
c. Pembesaran prostat merupakan hipertrofi yang menekan aliran urin di kandung kemih
d. Hipertrofi otot destrusor kandung kemih bersifat reversibel, sehingga aliran urin terganggu
e. BPH terjadi peningkatan apoptosis , sehingga terjadi peningkatan sel-sel prostat

referensi Shofa chasani 2015. Hipertrofi Prostat


Benigna (BPH) , Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Edisi 6, Jilid II: hal 2137.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr.IMAM SUFA DM


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Hipertofi Prostat Benigna (BPH)
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kelainan organ genital pria
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Laki-laki usia 60 tahun , datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan BAK tidak tuntas dan
sering bolak balik kamar mandi, terutama malam hari. Tidak ada penurunan berat badan,demam,
nmaupun nyeri pinggang . tidak ada riwayat DM , hipertensi, stroke ,maupun riwayat penyakit menular
seksual . Pada pemeriksaan colok dubur ditemukan prostat membesar dan lunak , PSA 9 ng/ml, indeks
AUA 15. Uji diagnostik lanjutan pada pasien ini adalah
a. Uroflowmetri
b. Observasi
c. Pembedahan
d. Urodinamika
e. USG protat

referensi Shofa chasani 2015. Hipertrofi Prostat


Benigna (BPH) , Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Edisi 6, Jilid II: hal 2137.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr.IMAM SUFA DM


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Hipertofi Prostat Benigna (BPH)
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kelainan organ genital pria
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Laki-laki usia 60 tahun , datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan BAK tidak tuntas dan
sering bolak balik kamar mandi, terutama malam hari, namun kadang tidak bisa BAK. Tidak ada
penurunan berat badan,demam, maupun nyeri pinggang . tidak ada riwayat DM , hipertensi, stroke
,maupun riwayat penyakit menular seksual . Pada pemeriksaan colok dubur ditemukan prostat
membesar dan lunak , PSA 9 ng/ml, indeks AUA 15. Terapi yang tidak tepat pasien ini adalah
a. Terapi Alfa-inhibitors
b. Transurethral resection of prostat
c. Observasi
d. Terapi 5-alfa reduktase
e. Observasi dan alfa-inhibitor

referensi Shofa chasani 2015. Hipertrofi Prostat


Benigna (BPH) , Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Edisi 6, Jilid II: hal 2137.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Kusmardanu Setyo Sejati


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gagal Ginjal Akut
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang wanita usia 62 tahun dirawat di HCU dengan diagnosa syok septik dan infeksi saluran
kemih. Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat gangguan ginjal sebelumnya. Pemeriksaan
fisik didapatkan kesadaran somnolen, TD 90/60 mmHg on vascon 0,1 mcg/KgBB/menit,
frekuensi pernapasan 22x/menit, suhu 38 oC, SpO2 98 % on nasal kanul 4 lpm. Pemeriksaan
laboratorium kreatinin serum awal saat masuk UGD adalah 0,9 mg/dl (80 µmol/L). Dua hari
kemudian kreatinin serum meningkat menjadi 2,1 mg/dl (186 µmol/L). Urine output dalam 24
jam terakhir sebanyak 1700 ml. Berdasarkan KDIGO, staging Acute Kidney Injury (AKI) pada
pasien ini adalah...
A. Stage 1
B. Stage 2
C. Stage 3
D. Stage 4
E. Stage 5

referensi KDIGO Clinical Practice Guiedeline for


Acute Kidney Injury. Kidney International
Supplements (2012) 2, 8-12.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Kusmardanu Setyo Sejati


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Tubulointerstitial
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 3B
Soal

Mekanisme kerusakan ginjal pada pasien dengan multipel mieloma adalah sebagai berikut :
A. Adanya deposisi mieloid pada glomerolus
B. infiltrasi sel plasma pada ginjal
C. Hipokalsemia
D. Jawaban a dan b benar
E. Jawaban a,b, dan c benar

referensi Syahrir M. Multipel Mieloma dan penyakit


gamopati lain. Dalam : Setiati S dkk. Buku
ajar ilmu penyakit dalam edisi VI. 2015.
Hal 2703.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Kusmardanu Setyo Sejati


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Glomerulonefritis
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Tatalaksana glomerulonefritis progresif cepat adalah sebagai berikut:


A. Prednison 0,5 mg/Kg berat badan/hari dengan dosis maksimal 60-80 mg, selama 6-8
minggu, dan diturunkan bertahap mencapai setelah remisi komplit.
B. Prednison 1 mg/kg berat badan/hari dengan dosis maksimal 60-80 mg, selama 4 minggu
dan diturunkan bertahap mencapai setelah remisi komplit.
C. Prednison 1 mg/kg berat badan/hari dengan dosis maksimal 60-80 mg, selama 6-8
minggu dan diturunkan bertahap mencapai setelah remisi komplit .
D. Prednison 2 mg/kg berat badan/hari dengan dosis maksimal 60-80 mg, selama 6-8 minggu
dan diturunkan bertahap mencapai setelah remisi komplit .
E. Prednison 2 mg/kg berat badan/hari dengan dosis maksimal 60-80 mg, selama 12 minggu
dan diturunkan bertahap mencapai setelah remisi komplit .

referensi Wiguno Prodjosudjadi. 2015.


Glomerulonefritis, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Edisi 6, Jilid II: hal 2077.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Primadina Banosita

Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada

Kategori Soal Ginjal Hipertensi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi CKD

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang pria 60 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 1 minggu.
Tidak terdapat nyeri dada, batuk, dan demam. Pasien ini telah menderita hipertensi sejak 20 tahun, jarang
kontrol dan minum obat. Pasien berobat ke dokter terakhir 1 tahun lalu dan dikatakan tekanan darah
170/100. Pasien sempat minum obat antihipertensi tetapi tidak minum obat lagi. Baru-baru ini, pasien
mengatakan produksi air kencing berkurang. Tidak ada riwayat anyang-anyangan, kencing berpasir
maupun kencing berdarah. Riwayat sakit DM, jantung, stroke, liver, asma dan paru disangkal. Pasien
merupakan perokok berat sejak 35 tahun terakhir. BB pasien 70 kg dengan TB 165 cm. Pada pemeriksaan
fisik, pasien sadar penuh dengan tekanan darah 170/100 mmHg, konjuntiva pucat, JVP 5+ 3 cmH 2O.
Ditemukan ronkhi halus basal pada kedua paru, bunyi jantung 1 dan 2 reguler, murmur / gallop tidak ada,
dan pada akral ditemukan pitting edema bilateral simetris. Rontgen thorax terdapat gambaran awal edema
paru. EKG didapatkan hipertrofi ventrikel kiri. Laboratorium Hb 8.5, Ur/Cr 210/11,5 eGFR 4.4. kalium
6.3. hasil urinalisa menunjukkan proteinuria +2.
Diagnosis CKD pada pasien ini dapat ditegakkan dengan pemeriksaan :
a. Albuminuria urin 24 jam
b. Albumin creatinine ratio (ACR)
c. Urinalisa ulang untuk menilai sedimen urin
d. USG ginjal untuk menilai kelainan struktur
e. Ureum/ creatinine serial 3 hari

Referensi KDIGO 2012 Clinical Practice Guideline for the


evaluation and Management of the Chronic
Kidney Disease
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Primadina Banosita

Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada

Kategori Soal Ginjal Hipertensi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi CKD

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang perempuan berusia 60 tahun dengan DM tipe 2 sejak 10 tahun yang lalu, hipertensi sejak 5 tahun
yang lalu, dan gagal ginjal kronis dikonsulkan karena hasil laboratorium menunjukkan ureum dan
creatinine yang semakin meningkat dalam 3 bulan terakhir. Saat ini ureum 56 mg/dl, creatinine 1.8 mg/dl,
eGFR menurut CKD-EPI 30,1 mL/menit/1.73 m2.
Anjuran diet apakah yang sebaiknya diberikan pada pasien ini ?
a. Asupan protein 0,3 – 0,5 g/kg/hari dan tambahan asupan calcium
b. Asupan protein 0,6 – 0,8 g/kg/hari dan tambahan asupan calcium
c. Asupan protein 1,0 – 1,2 g/kg/hari dan pembatasan asupan fosfat
d. Asupan protein 0,6 – 0,8 g/kg/hari dan pembatasan asupan fosfat
e. Asupan protein 0,3 – 0,5 g/kg/hari dan pembatasan asupan fosfat

Referensi Suwitra, Ketut. 2014. Penyakit Ginjal Kronik.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI. Jilid 2.
Hal 2159-2165.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Primadina Banosita

Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada

Kategori Soal Ginjal Hipertensi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi CKD

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang perempuan berusia 50 tahun dengan hipertensi sejak 25 tahun yang lalu kontrol ke poli penyakit
dalam, dengan keluhan lemas kurang napsu makan, mual, dan BAK menurun jumlahnya. Didapatkan hasil
tekanan darah 140/90 mmHg, kreatinin serum 2,0 mg/dL (eGFR- CKD EPI 28,4 mL/menit/1,73 m2),
ureum 44 mg/dL. Albuminuria +3. Apakah yang mendasari patofisologi terjadinya gagal ginjal kronis ?
a. Peningkatan massa ginjal
b. Hipotrofi struktural dan fungsional nefron
c. Penurunan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus
d. Peningkatan aktivitas renin angiotensin aldosterone intrarenal
e. Hipofiltrasi ginjal

Referensi Suwitra, Ketut. 2014. Penyakit Ginjal Kronik.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI. Jilid 2.
Hal 2159-2165.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Ra Aditya Adhi Puruhita


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Penyakit Tubulointertisial
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang wanita 62 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam dengan keluhan demam disertai ruam
sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan nyeri lutut yang diderita sejak 3 bulan yang
lalu dan rutin mengkonsumsi obat meloxicam. Riwayat hipertensi dan diabetes disangkal.
Pemeriksaan fisik compos mentis, Tekanan darah 120/80 mmHg,frekuensi nadi 89x/menit,
frekuensi nafas 20x/menit, suhu tubuh 38,1 C. Pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil
hitung leukosit eosinofilia , GDS 121 mg/dL, ureum 60 mg/dL, creatinin 3,3 mg/dL.
Diagnosis yang paling tepat adalah :
A. Nephropati analgesik
B. Glomerulonefritis akut
C. Nephritis intertisial akut
D. Sarkoidosis
E. Nephritis intertisial kronis

referensi Widiana, I Gede Raka 2014. Penyakit


Tubulointertisial, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, edisi 6, Jilid II, Hal 2112.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Ra Aditya Adhi Puruhita


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Tubulointertisial
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Seorang wanita 65 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam dengan keluhan ruam disertai demam
sejak 2 hari yang lalu. Pasien sebelumnya mengalami infeksi saluran kemih dan telah sembuh
diberikan antibiotik golongan cefalosporin 2 minggu yang lalu. Riwayat hipertensi dan diabetes
disangkal. Pemeriksaan fisik compos mentis, Tekanan darah 120/80 mmHg,frekuensi nadi
89x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu tubuh 38,1 C. Pemeriksaan laboratorium didapatkan
hasil hitung leukosit eosinofilia , GDS 121 mg/dL, ureum 60 mg/dL, creatinin 3,3 mg/dL.
Mekanisme hubungan kelainan tubulointertisial dan fungsi ginjal antara lain :
A. Atrofi tubulus dan debris meningkatkan aliran filtrat glomerolus
B. Volume kapiler peritubular yang meningkat pada daerah inflamasi
C. Otoregulari arteriola aferen yang sensitif terhadap sinyal tubulogromerular feedback
D. Atrofi daerah intertisium dan penipisan epitel sepanjang daerah tubulus proximal dan thick
ascending limb dari loop henle
E. Peningkatan rangsang angiotensin II

referensi Widiana, I Gede Raka 2014. Penyakit


Tubulointertisial, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, edisi 6, Jilid II, Hal 2112.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Ra Aditya Adhi Puruhita


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Tubulointertisial
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Pemeriksaan Penunjang
Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Seorang laki-laki datang ke Poli Penyakit Dalam dengan kelluhan lemas, mual dan kadang
terjadi gangguan tidur. Os merupakan pegawai pabrik pengolahan timah sejak 2 tahun yang
lalu. Riwayat hipertensi dan diabetes disangkal. Tekanan darah 140/80 mmHg, frekuensi nadi
90x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu tubuh 37,1 C. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan hasil hitung leukosit eosinofilia ,Hb 9.5g/dL, GDS 104 mg/dL, ureum 90 mg/dL,
creatinin 3,4 mg/dL.
Pemeriksaan penunjang yang tepat pada pasien diatas adalah :
A. Meningkatnya ekskresi Timah > 0.3 mg/ 24 jam
B. Penurunan fungsi ginjal disertai peningkatan asam urat
C. Terdapat nuclear inclusion pada pemeriksaan patologi
D. Terdapat infiltrasi limfosit T CD4 pada gambaran patologi
E. Terdapat nekrosis papilaris dan contracted ginjal pada gambaran
patologi
referensi Widiana, I Gede Raka 2014. Penyakit
Tubulointertisial, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, edisi 6, Jilid II, Hal 2112.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr.Restu


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Acute Kidney Injury
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Pemeriksaan Penunjang
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Laki-laki usia 26 tahun dibawa ke IGD karena kecelakaan sepeda motor. Penderita mengalami
luka parah di daerah pelvis dan tungkai. Pada saat datang penderita somnolen, tekanan darah 80
per palpasi dengan denyut jantung 128 kali per menit. Lab pada saat datang: Hb 8.0 gr/dL, Ht
27%, ureum 28, kreatinin 1.0, elektrolit dan urinalisis dalam batas normal. Penderita
mendapatkan transfusi PRC sebanyak 4 unit dan dilakukan resusitasi cairan. Dari rontgen
didapatkan multipel fraktur di pelvis dan kedua tibia. Penderita kemudian dilakukan operasi
oleh Bedah Orthopedi. Pada hari kedua perawatan di ruang ntensif, diuresis berkurang. Hasil
lab didapatkan kreatinin 3.1 dan kalium 7.3. Dari urinalisis didapatkan berat jenis 1.010, pH
5.5, blood 4+, protein -, eritrosit 1-2, terdapat granular cast. Dari EKG didapatkan gambaran
QRS yang melebar. Pasien kemudian dikonsulkan ke penyakit dalam.

Pemeriksaan penunjang awal apa yang diusulkan untuk menentukan etiologi dari gagal ginjal
pada pasien ini?
a. USG ginjal
b. Urin tampung 24 jam
c. CT scan ginjal
d. Kreatin kinase
e. BNO

referensi HMS Markum. 2014. Gangguan Ginjal Akut.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.
Hal 2166-2175.
Gangguan Ginjal Akut. 2015. Panduan
Praktik Klinis. 379-383.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr.Restu


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Acute Kidney Injury
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Perempuan usia 34 tahun datang ke poliklinik karena dikonsulkan oleh Obstetri dan
Ginekologi. Pasien diketahui menderita kanker serviks stadium IIIB. Tidak ada riwayat
hipertensi, diabetes melitus, pemakaian analgetik jangka lama, ataupun kencing batu. Hasil
pemeriksaan laboratorium: Hb 9.1, ureum 112, Cr 3.6; Urinalisa dalam batas normal. Dari
USG ginjal didapatkan gambaran hidronefrosis bilateral.

Patofisiologi yang sesuai pada gangguan ginjal post renal adalah:


a. Penurunan aliran darah ginjal pada fase awal
b. Peningkatan aliran darah ginjal pada fase awal
c. Peningkatan tekanan pelvis ginjal pada fase kronis
d. Peningkatan aliran darah ginjal pada fase kronis
e. Peningkatan aliran darah ginjal disebabkan karena pengaruh thromboksan A2

referensi HMS Markum. 2014. Gangguan Ginjal Akut.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.
Hal 2166-2175.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr.Restu


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Acute Kidney Injury
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang pria berusia 54 tahun dirawat di unit perawatan intensif karena sepsis yang terkait
dengan pneumonia pneumokokus. Ia membutuhkan ventilasi mekanik dan norepinefrin untuk
mempertahankan tekanan arteri rata-rata> 60 mmHg. Hemodinamik invasif menunjukkan
tekanan pengisian jantung kiri yang adekuat, dan ia tidak diketahui mengalami disfungsi
ventrikel kiri. Pada hari ketiga perawatan, produksi urinnya turun dan kreatinin meningkat
menjadi 3,4 mg / dL. Cedera tubular akut didiagnosis.

Manakah dari agen berikut yang telah terbukti meningkatkan outcome yang terkait dengan
cedera tubular akutnya?
A. Furosemide
B. Bosentan
C. Dopamin dosis rendah
D. Insulin-like growth factor
E. Bukan salah satu diatas

referensi Sushrut S. Waikar, Joseph V. Bonventre.


2016. Acute Kidney Injury. Harrison’s
Principles of Internal Medicine 19th Edition.
Chapter 334: page 1809 - 1811
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Rio Pranata


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Chronic Kidney Disease
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Pada pasien dengan gagal ginjal kronik (CKD), apa yang menjadi penyebab utama osteodistrofi
renal?
A. Hipokalsemia
B. Gangguan produksi 1,25(OH)2D3
C. Hipoposfatemia
D. Hilangnya vitamin D dan kalsium melaui dialysis
E. Penggunaan kalsitriol

referensi Suwitra K, 2015. Penyakit Ginjal Kronis,


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 6,
Jilid II: hal 2161-2167.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Rio Pranata


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Chronic Kidney Disease
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Laki-laki 60 tahun datang ke poliklinik dengan diagnosis CKD stadium 5. Hasil pemeriksaan
lab didapatkan kadar Hb 8.7, leukosit 5000, trombosit 300.000, MCV 85, MCH 29, SI 40,
TIBC 356, Feritin 131. Tatalaksana yang tepat terhadap anemia pada pasien ini adalah:
A. Transfusi PRC sampai dengan kadar Hb>10 gr/dl dilanjutkan suplementasi besi dan
pemberian preparat EPO
B. Pemberian preparat EPO kombinasi dengan preparat besi
C. Pemberian preparat besi intravena
D. Pemberian preparat EPO tanpa besi
E. Tidak perlu pemberian preparat besi maupun preparat EPO

referensi Suwitra K, 2015. Penyakit Ginjal Kronis,


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 6,
Jilid II: hal 2161-2167.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Rio Pranata


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Chronic Kidney Disease
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Pada proses hemodialysis, disebut apakah proses pembersihan urea dari darah ke dialisat?
A. Difusi
B. Konveksi
C. Ultrafiltrasi
D. Hemofiltrasi
E. Hemodiafiltrasi

referensi Suwitra K, 2015. Penyakit Ginjal Kronis,


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 6,
Jilid II: hal 2161-2167.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Tri Haryati Paramita


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Sindroma Nefrotik
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Seorang laki-laki berusia 30 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan buang air kecil
berwarna merah sejak 4 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
170/100 mmHg, konjungtiva anemis, dan pitting edema tungkai bilateral. Pemeriksaan
penunjang menunjukkan Hb 9.0 gr/dL, ureum 121 mg/dL, Kreatinin 2,7 mg/dL, albumin 2,1
g/dL; urinalisa: eritrosit > 10/ LPB, proteinuria +3. Patofisiologi yang dapat mendasari
terjadinya penyakit pasien adalah:
A. rusaknya podosit memicu terlepasnya podosit dari membrane basal glomerulus
B. Endapan komplek imun dalam lapisan endotel glomerulus memicu proses inflamasi
C. infiltrasi sel mast ke jaringan mesangial
D. deposit mikroglobulin pada glomerulus
E. terjadi perubahan permeabilitas dan fungsi glomerulus, tanpa disertai perubahan struktur
glomerulus

referensi Prodjosudjadi W, 2015. Glomerulonefritis ,


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 6,
Jilid II: hal 2072 - 2079.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Tri Haryati Paramita


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Glomerulonefritis

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis/ Pemeriksaan penunjang


Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Seorang laki-laki berusia 38 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kedua kaki bengkak
sejak 2 bulan. Pasien juga sering mengeluhkan mata sembab setiap bangun pagi hari. Pasien
rutin mendapatkan terapi Hepatitis C sejak 6 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 160/100 mmHg, pitting edema tungkai bilateral. Pada pemeriksaan laborat
didapatkan Hb 10.2 g/dl, lekosit 8100, trombosit 290.000, BUN 45 mg/dL, serum kreatinin 1,4
mg/dL, albumin 2,7 g/dl, pemeriksaan urin didapatkan proteinuria > 3,5 g/hari dan eritrosit 9-
15/ LPB. Bila dilakukan pemeriksaan biopsi ginjal, gambaran apakah yang dapat ditemukan
pada pasien?
A. gambaran glomerulus normal
B. sclerosis glomerulus pada segmen tertentu
C. deposit IgG dan komplemen C3 berbentuk granular pada dinding kapiler glomerulus
D. gambaran kresen selular pada sebagian besar glomerulus
E. gambaran fusi podosit pada mikroskop elektron

referensi Prodjosudjadi, Wiguno. 2015.


Glomerulonefritis. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi 6. Jilid 2: hal 2072 - 2079
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Tri Haryati Paramita


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Glomerulonefritis akut
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Seorang laki-laki berusia 38 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kedua kaki bengkak
sejak 2 bulan. Pasien juga sering mengeluhkan mata sembab setiap bangun pagi hari. Pasien
rutin mendapatkan terapi Hepatitis C sejak 6 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg, pitting edema tungkai bilateral. Pada pemeriksaan
laborat didapatkan Hb 10.2 g/dl, lekosit 8100, trombosit 290.000, BUN 45 mg/dL, serum
kreatinin 1,4 mg/dL, albumin 2,7 g/dl, pemeriksaan urin didapatkan proteinuria > 3,5 g/hari
dan eritrosit 9-15/ LPB. Apakah tatalaksana yang tepat untuk pasien?
A. prednisone 1 mg/kg/hari dengan alternating dose
B. Regulasi tekanan darah dengan ACE-I/ ARB, dengan target tekanan darah < 125/75
mmHg
C. stop terapi hepatitis C
D. pengaturan asupan protein 1,2 – 1,5 g/kg/hari
E. tidak perlu terapi tambahan karena dapat terjadi resolusi spontan

referensi Prodjosudjadi, Wiguno. 2015.


Glomerulonefritis. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi 6. Jilid 2: hal 2072 - 2079
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Triyanti Kurniasari Ananta Putri

Asal FK FK UGM

Kategori Soal Ginjal Hipertensi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hipertensi

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang wanita berusia 33 tahun hamil anak ke-3 dengan usia kehamilan 29 minggu. Pasien saat
ini tidak ada keluhan, dan tidak ada riwayat hipertensi sebelumnya. Dilakukan pengukuran
tekanan darah dan didapatkan hasil 140/90 mmHg di lengan kiri dan lengan kanan. Pasien sama
sekali tidak pernah memeriksakan tekanan darah sebelumnya. Berdasarkan klasifikasi European
Society of Cardiology (ESC)/European Society of Hypertension (ESH) untuk hipertensi dalam
kehamilan, pasien ini termasuk dalam kategori:

A. Antenatally unclassifiable hypertension


B. Gestational hypertension
C. Pre-eclampsia
D. Pre-existing hypertension
E. Pre-existing hypertension plus superimposed gestational hypertension with proteinuria

Referensi Williams B, Mancia G, Spiering W, Agabiti Rosei


E, Azizi M, Burnier M, dkk. 2018 ESC/ESH
guidelines for the management of arterial
hypertension. Eur Heart J 2018;39(33):3021-
104.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Triyanti Kurniasari Ananta Putri

Asal FK FK UGM

Kategori Soal Ginjal Hipertensi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hipertensi

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi

Tingkat Kompetensi

Soal

Wanita 58 th, datang dengan keluhan nyeri dada berulang, seperti ditindih benda berat, yang
muncul saat pasien beraktivitas, membaik dengan istirahat.Pasien selama ini tidak pernah berobat
ke dokter dan belum pernah periksa tekanan darah. Saat di poli, diketahui tekanan darah 165/85
mmHg, N 94x/m/, FP 20x/m. Tatalaksana hipertensi lini pertama yang paling tepat pada pasien ini
adalah :

a. Captopril 2x25mg dan bisoprolol 1x2,5mg


b. Amlodipin 1x10mg dan captopril 2x12,5mg
c. Bisoprolol 1x5mg dan ramipril 1x5mg
d. Bisoprolol 1x2,5mg dan amlodipin 1x10mg
e. Ramipril 1x5 mg dan amlodipin 1x5 mg
Referensi ASH
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Triyanti Kurniasari Ananta Putri

Asal FK FK UGM

Kategori Soal Ginjal Hipertensi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hipertensi

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Pasien pria 62 tahun datang dengan sesak napas yang memberat sejak 1 hari SMRS. Sesak sudah
dirasakan sejak 3 bulan terakhir. Terdapat dispnea d effort, Orthopnea, dan paroxysmal nocturnal
dispnea. Batuk serta demam tidak ada. Pasien menderita hipertensi yang diketahui sejak 10 tahun,
saat ini rutin mengkonsumsi obat captopril 2x25mg, diabetes disangkal. Pada pemeriksaan fisik,
pasien kompos mentis TD 170/90, FN 98 x/menit reguler, FP 24 x/mnt, Suhu 36,2, ditemukan
adanya peningkatan JVP, ronki basah halus bilateral dan edema pitting dorsal pedis bilateral. Pada
EKG ditemukan old miokard infark di septal. Dokter menegakkan suatu Acute Decompensated
Heart Failure dengan komorbid hipertensi. Hipertensi dipengaruhi oleh system RAA.

Berikut adalah pernyataan yang benar tentang angiotensin II:

a. Angiotensin II menyebabkan vasodilatasi arteriol efferent

b. Angiotensin II menurunkan jumlah filtrasi albumin oleh glomerulus

c. Angiotensin II meningkat pada pasien dengan diabetes

d. Angiotensin II menurunkan tekanan osmotik kapiler glomerolus

e. Angiotensin II menurunkan produksi aldosteron

Referensi Effendi I, Pasaribu R. Edema Patofisiologi dan


penanganan. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW,
Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editors.
Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid I. 6th ed.
Jakarta: Interna Publishing; 2014.p.2059-64
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Varian Primada Jaya


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gangguan Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang perempuan umur 56 tahun datang ke Instalasi Rawat Darurat dengan keluhan muntah
3x per hari disertai dengan buang air besar cair 5x per hari sejak 5 hari sebelum masuk rumah
sakit. Padada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah dengan tanda-tanda vital
tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 110x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 37,5 0C. Hasil
pemeriksaan penunjang Hb 11 g/dL, leukosit 8.000 /ul, trombosit 200.000/ul, creatinin 0,9 d/L,
natrium 135 mmol/L, kalium 2,3 mmol/L, Chlorida 98 mmol/L. Di bawah ini yang termasuk
tanda kilinis yang sesuai dengan kelainan di atas adalah
A. Tanda cullen
B. Tanda Chovstek dan trousseau
C. Tanda Burdzinski
D. Tanda homman
E. Restless legs syndrome

referensi Siregar, Parlindungan. 2015. Gangguan


keseimbangan air dan elektrolit, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 6, Jilid II: hal
2250.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Varian Primada Jaya


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gangguan Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Natrium berperan dalam menentukan status volume air dalam tubuh. Keseimbangan natrium
yang terjadi dalam tubuh diatur oleh filtrasi glomerulus dan reabsorpsi oleh tubulus ginjal.
Salah satu gangguan natrium yaitu hipernatremia yang merupakan peningkatan kadar natrium
plasma
> 145 meq/L. Berikut ini merupakan mekanisme terjadinya hipernatremia adalah
A. Adanya defisit cairan tubuh akibat ekskresi natrium melebihi ekskresi air
B. Adanya kelebihan cairan tubuh akibat ekskresi air melebihi ekskresi natrium
C. Masuknya air tanpa elektrolit ke dalam sel
D. Meningkatnya pengeluaran ADH dari hipotalamus
E. Penambahan natrium yang tidak melebihi jumlah cairan di dalam tubuh

referensi Siregar, Parlindungan. 2015. Gangguan


keseimbangan air dan elektrolit, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 6, Jilid II: hal
2248-2249.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Varian Primada Jaya


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gangguan Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki umur 40 tahun datang ke Instalasi Rawat Darurat dengan keluhan kejang
seluruh tubuh selama 5 menit dalam 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya pasien
terdapat keluhan buang air besar cair 4x/hari selama 15 hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tanda trousseau dan chovstek. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 12 g/dL, leukosit
11.000 /ul, trombosit 230.000/ul, creatinin 0,7 d/L, natrium 135 mmol/L, kalium 3,5 mmol/L,
Chlorida 98 mmol/L, kalsium 5 mg/dl. Tatalaksana hipokalsemia pada pasien tersebut
A. Kalsitriol 0,23-2 gram/hari
B. Suplemen kalsium 1.000-1.500 mg/hari dalam dosis terbagi
C. Kalsium glukonas intravena 1-2 gram selama 10-20 menit, dilanjutkan infus kalsium
glukonas dalam larutan NaCl isotonis dosis 0,5-1,5 mg kalsium elemental/kgBB dalam 1 jam
D. Kalsium glukonas intravena 1-2 gram selama 30 menit, dilanjutkan infus kalsium glukonas
dalam larutan NaCl isotonis dosis 0,5-1,5 mg kalsium elemental/kgBB dalam 24 jam
E. Kalsium karbonat 250 mg kalsium elemental dalam 650 mg tablet

referensi Siregar, Parlindungan. 2015. Gangguan


keseimbangan air dan elektrolit, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 6, Jilid II: hal
2254.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Yasjudan Rastrama Putra


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Batu Saluran Kemih
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gangguan Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki umur 64 tahun datang ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan nyeri
pada pinggang kanan hilang timbul dan kencing berwarna kemerahan. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri ketok kostovertebra kanan. Pasien membawa hasil USG abdomen, didapatkan
ureterolitiasis dextra. Faktor risiko terjadinya batu saluran kemih pada pasien tersebut adalah
A. Hipersitraturia
B. Diet tinggi kalium
C. Diet rendah protein
D. Vitamin C dosis tinggi
E. Diet rendah sukrosa

referensi Sja’bani, Muhammad. 2015.Batu Saluran


Kemih, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Edisi 6, Jilid II: hal 2121.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Yasjudan Rastrama Putra


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hipertrofi Prostat Benigna
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki 78 tahun daatang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan sulit buang air
besar, harus mengejan dan terasa tidak lampias. Dari rectal toucher teraba prostat membesar,
teraba halus, konsistensi lunak dan elastis. Dilakukan penilaian IPSS didapatkan hasil 10.
Pasien memilih untuk tatalaksana non invasif. Terapi lini pertama pada pasien ini yang paling
tepat adalah
A. Finasterid 1 x 5 mg
B. Tamsulosin 1 x 0,2
C. Clonidin 3 x 0,15 mg
D. Finasterid 1 x 5 mg dan Tamsulosin 1x 0,2 mg
E. Clonidin 3 x 0,15 mg dan Finasterid 1 x 5 mg

referensi Chasani, Sofa. 2015.Hipertrofi Prostat


Benigna, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
Edisi 6, Jilid II: hal 2137-2146.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Yasjudan Rastrama Putra


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Sindrom Hepatorenal
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3B
Soal

Seorang laki-laki 58 tahun dirawat di bangsal penyakit dalam dengan ascites permagna dan
sirosis hepatis. Pada hari kedua perawatan didapatkan produksi urin dalam 24 jam hanya 200 cc.
Dibawah ini yang mendukung diagnosis sindrom hepatorenal adalah
a. Kreatinin serum >1,3 mg/dl dan kliren kreatinin < 60 ml/menit
b. Didapatkan gambaran korteks dan medula ginjal mengabur dari hasil usg ginjal
c. Ditemukan syok septik
d. Protein uria > 1 gram/hari
e. Tidak didapatkan perbaikkan fungsi ginjal dengan pemberian plasma expander 1,5
liter dan diuretik

referensi Effendi, Ian., Ali, Zulkhair. 2015. Sindrom


Hepatorenal, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Edisi 6, Jilid II: hal 2176-2183
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Yasjudan Rastrama Putra


Asal FK FKKMK Universitas Gadjah Mada
Kategori Soal Ginjal Hipertensi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Acute Kidney Injury
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4
Soal

Seorang laki-laki 58 tahun di bangsal bedah dengan luka bakar 50%, setelah tiga hari
perawatan dikonsultasikan kepada bagian penyakit dalam karena kencing sedikit hanya 300 cc
dalam 24 jam (BB pasien 50 kg), dengan kenaikkan serum kreatinin menjadi 2,8 mg/dl dari
sebelumnya 0,9 mg/dl. BUN menjadi 80 mg/dl dari sebelumnya 30 mg/dl. Kalium menjadi 5,7
meq/L dari sebelumnya 4,5 meq/L.
Diagnosis yang tepat untuk pasien tersebut diatas adalah
a. Chronic Kidney Disease stage IV
b. Acute Kidney Injury stage I (KDIGO)
c. Acute Kidney Injury stage II (KDIGO)
d. Acute Kidney Injury stage III (KDIGO)
e. Acute Kidney Injury stage IV (KDIGO)

referensi Surachno, G.R., Bandaria, Ria.


2015.Gangguan Ginjal Akut, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 6, Jilid II: hal
2147-2158
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

UJIAN BOARD BATCH 41

DIVISI GASTRO ENTERO HEPATOBILLIER

Kontributor :

dr. Bevi Dewi Citra / UNAND


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Yosa Tamia Marisa

Kategori Soal Hepatobilier

Lingkup Bahasan Dalam Standar Abses Hepar


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang perempuan berusia 37 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan


nyeri perut kanan atas sejak 2 minggu terakhir. Buang air besar encer ditemukan sejak
2 hari yang lalu dengan demam yang tidak terlalu tinggi. Pasien seorang petani
dengan riwayat MCK disungai, sumber air minum dari sungai dan tidak ada
kebiasaan mencuci tangan sebelum makan. Laboratorium memperlihatkan Hb 12
gr/dl leukosit 17,160 mm3 dan trombosit 206.000. pada pasien sudah dilakukan
pemeriksaan USG abdomen dengan kesan nodul soliter hipoechoic tanpa flow
vascular dan debris di lobus kanan hepar. Hasil pemeriksaan serologi igG amoeba
2,06 dan dilakukan aspirasi absese dengan kesan ancohy sauce type.
1. Patofisiologi yang paling mungkin pada pasien ini adalah kecuali:
A. Entamoeba Hystolitica melewati pencernaan dan menjadi trofozoid di usus
besar
B. Entamoeba hystolitica berhubungan dengan hiegien dan sanitasi yang buruk
C. Entamoeba hystolityca termakan dalam bentuk kista
D. Entamoeba hystolitica menyebabkan ulkus aphtosa di sistem pencernaan
E. Entamoeba hystolitica menyebar dari intestinal ke hepar melalui vena porta
Referensi Iswan A Nusi 2009. Abses Hati
Amuba. Buku
Ajar
IlmuPenyakitDalamEdisi 5. Jilid
II:hal 1992-1995.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Yosa Tamia Marisa

Kategori Soal Hepatobilier

Lingkup Bahasan Dalam Standar Hepatitis B


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang perempuan berusia 31 tahun hamil anak pertama G1P0A0H0 gravid 32


minggu datang berobat ke poliklinik penyakit dalam karena rujukan dari Puskesmas
dengan hepatitis B. Saat ini pasien tidak mengeluhkan mata kuning tetapi dulu pasien
pernah mengeluhkan buang air kecil berwarna seperti teh pekat. Pada pasien
dilakukan pemeriksaan laboratorium dan didapatkan HbeAg (+) dengan SGOT 264
dan SGPT
269. IgM anti Hbc (-) HBV DNa 5,32 x 10 8. Fibroscan F2. Untuk mencegah Mother
to child transmission pada pasien ini dilakukan pemberian HBig single doses 0.06
ml/kgbb dan vaksin hepatitis B
Tujuan Tata laksana diatas adalah adalah:
A. Mencapai remisi virus hepatitis B
B. Mencegah infeksi sekunder dan meningkat imunitas pada bayi
C. Mencapai titer anti Hbs yang tinggi dan imunitas yang bertahan lama
D. Mencegah kuning pada bayi
E. Mencegah konversi anti Hbe
Referensi Andri sanitiyoso 2009. Hepatitis
viral akut . Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 5. Jilid
II:hal 1953.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Yosa Tamia Marisa

Kategori Soal Hepatobilier

Lingkup Bahasan Dalam Standar Hepatitis B


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang perempuan berusia 31 tahun hamil anak pertama G1P0A0H0 gravid 32


minggu datang berobat ke poliklinik penyakit dalam karena rujukan dari Puskesmas
dengan hepatitis B. Saat ini pasien tidak mengeluhkan mata kuning tetapi dulu pasien
pernah mengeluhkan buang air kecil berwarna seperti teh pekat. Pada pasien
dilakukan pemeriksaan laboratorium dan didapatkan HbeAg (+) dengan SGOT 150
dan SGPT
201. Hbv DNa 2 x 108. Fibroscan F2
1. Pilihan Terapi yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
A .Peg Interferon
B. Daclatasvir
C. Telbivudin
D. Entecavir
E. Sofusbuvir
Referensi Soewigno Sumaohardjo 2009.
Hepatitis B kronik . Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi 5.
Jilid II:hal 1992-1995.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Yosa Tamia Marisa

Kategori Soal Hepatobilier

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kolesistitis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang perempuan berusia 31 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas
yang semakin meningkat 2 hari ini. Nyeri perut kadang menjalar ke scapula dan
pundak terkadang nyeri perut dirasakan terus menerus dan lebih dari 60 menit. Mata
kuning (+). Pada pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium dan didapatkan bilirubin
total meningkat 3,4 dengan SGOT 56 dan SGPT 54. Pilihan pemeriksaan pada pasien
diatas adalah adalah:
A. Foto polos abdomen
B. USG abdomen
C. Kolesistografi oral
D. CT scann Abdomen
E. MRCP

Referensi F.X Pridady 2009. Kolesistitis .


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi 5. Jilid II:hal 2017-2018.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Bevi Dewi Citra

Kategori Soal Gastroenterologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Penyakit/Kelainan Usus Halus


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Organisme berikut yang dapat digunakan untuk pengobatan IBD (inflammatory


bowel disease)
A. Compylobacter spp
B. Clostridium difficile
C. Escherichia spp
D. Lactobacillus spp
E. Shigella spp

Referensi Harrison’s Principles Of Internal


Medicine, Chap 295
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Bevi Dewi Citra

Kategori Soal Gastroenterologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Penyakit/Kelainan Esofagus


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Penyakit dibawah ini yang terbukti berhubungan dengan refluks gastroesofageal


adalah
A. Sinusitis kronis
B. Erosi dental
C. Fibrosis pulmonal
D. Pneumonia aspirasi recurrent
E. Sleep apnea

Referensi Harrison’s Principles Of Internal


Medicine, Chap 292
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Bevi Dewi Citra

Kategori Soal Hepatobilier

Lingkup Bahasan Dalam Standar Penyakit Hepar


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Obat dibawah ini yang memiliki efek toksik langsung pada hepatosit adalah
A. Acetaminophen
B. Chlorpromazine
C. halothane
D. Isoniazid
E. Rosuvastatin

Referensi Harrison’s Principles Of Internal


Medicine, Chap 305
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Bevi Dewi Citra

Kategori Soal Gastroenterologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Penyakit Hepar


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Obat dibawah ini yang memiliki efek toksik langsung pada hepatosit adalah
A. Acetaminophen
B. Chlorpromazine
C. halothane
D. Isoniazid
E. Rosuvastatin

Referensi Harrison’s Principles Of Internal


Medicine, Chap 305
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Lia Dwi Lestari

Kategori Soal Gastroenterologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Diare Kronik


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang wanita berusia 45 tahun diantar oleh adiknya ke IGD dikarenakan diare
yang terus-menerus selama 3 minggu. Adanya riwayat DM sejak 3 bulan terakhir,
dengan konsumsi obat Metformin 3x500 mg. Saat ini gula darah puasa pasien
99mg/dl, gula darah 2 jam post makan 138mg/dl. Jenis diare pada pasien ini adalah
A. Diare Sekretorik
B. Diare Osmotik
C. Gangguan Permeabilitas usus
D. Malabsorbsi asam empedu
E. Gangguan motilitas dan waktu transit usus

Referensi Simadibrata M K. 2014. Pendekatan


diagnosis diare kronik. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Hal
1909-1923
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Lia Dwi Lestari

Kategori Soal Gastroenterohepatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Refluks Gastroesofageal


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana

Tingkat Kompetensi 4A

Soal
Seorang laki-laki 40 tahun mengeluh rasa seperti terbakan (heart burn) pada ulu hati
menjalar ke bagian dada. Kadang disertai rasa sulit menelan, terasa pahit dilidah,
dan timbul suara serak. Keluhan sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, sudah
sering berobat ke dokter, namun keluhan sering hilang timbul. Pemberian
pemeriksaan tes penghambat proton pump yang akan diberikan oleh dokter adalah :
a. Omeprazol 1x20 mg selama 1 minggu
b. Omeprazol 2x20 mg selama 6-8 minggu
c. Omeprazol 2x20 mg selama 1 minggu
d. Omeprazol 2x20 mg selama 6-8 minggu
e. Omeprazol on demand

Referensi Pangestu Adi. Pengelolaan perdarahan


SCBA. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi VI. hal 1875-1882
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Lia Dwi Lestari

Kategori Soal Gastroentero hepatology

Lingkup Bahasan Dalam Standar Akalasia


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Wanita 39 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sulit menelan makanan padat
maupun cair, mulut sering terasa pahit dan terasa panas di dada. Keluhan ini sudah
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Sebelumnya pasien sudah pernah berobat ke
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dikatakan ada penyempitan saluran makanan,
dan sudah dilakukan businasi sebanyak 3x. Penatalaksaan selanjutnya pada pasien
ini adalah :

A. Injeksi toxin Botulinum


B. Pemberian preparat calcium channel blocker
C. Pemberian preparat nitrat
D. Esofagomiotomi
E. Dilatasi sfingter esophagus bagian bawah secara berkala

Referensi H.A.Fuad Bakry F, Akalasia. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6.
Jilid II hal 1746
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Lia Dwi Lestari

Kategori Soal Gastroenterohepatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Divertikular Meckel


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosa

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang laki-laki 21 tahun mengeluh BAB berwarna merah marun, namun tidak ada
nyeri. Ada riwayat BAB darah dan hitam saat masih kecil. Saat ini pasien kompos
mentis, tanda vital dalam batas normal. Dari hasil laboratorium Hb 8 g/dl, hasil
kolonoskopi didapatkan adanya perdarahan ileum, scanning menggunakan radio
label technicum didapatkan akumulasi mukosa yang memproduksi asam pada
diverticulum. Diagnosa pada pasien ini adalah :
a. Divertikulitis
b. Divertikulosis
c. Divertikular Meckel
d. Angiodisplasia
e. Celiac Sprue
Referensi Murdani Abdullah. Perdarahan Saluran
Cerna bagian bawah dan perdarahan
samar.In Setiati, Alwi I, Sudoyo AW,
Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF.
Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi VI. hal 1881-1887
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Gina Ariani

Kategori Soal Hepatobilier

Lingkup Bahasan Dalam Standar Sirosis Hati


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang laki - laki 45 tahun, datang ke IGD dengan keluhan perut semakin membesar
sejak 1 bulan ini. Keluhan disertai mual, muntah, penurunan nafsu makan dan juga
demam yang hilang timbul. Riwayat muntah darah ada. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan, TD 120/80mmHg, Nadi 90x/mnt, Suhu 37 oC , RR 22 x/mnt. Dari
pemeriksaan abdomen didapatkan shifting dullness positif, splenomegali, vena
kolateral positif. Dari hasil laboratorium didapatkan hasil Hb 10,6 gr/dl, Leukosit
7.600/mm3, trombosit 78.000/mm3, albumin 1,4 mg/dl, globulin 3,4 mg/dl, ureum 34,
kreatinin.1,3
Standar baku emas untuk menegakan diagnosis pasien tersebut adalah

a. USG Abdomen
b. Fibroscan
c. Biopsi Hati
d. CT Scan Abdomen
e. MRI Abdomen

Referensi Siti Nurdjanah, Sirosis Hati. Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6 Jilid II.
2014 hal. 1980
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Gina Ariani

Kategori Soal Hepatobilier

Lingkup Bahasan Dalam Standar Asites


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Monitor keberhasilan pemberian diuretik pada pasien dengan asites dilihat dari :
a. Urin 1 cc/KgBB/hari tanpa edema
b. Urin 1 cc/KgBB/hari dengan edema
c. Penurunan berat badan 1 KgBB/hari tanpa edema
d. Penurunan berat badan 1 KgBB/ hari dengan edema
e. Urin 0,5 cc/KgBB/hari tanpa edema

Referensi Hirlan, Asites. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Edisi 6 Jilid II. 2014 : hal. 1986
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Gina Ariani

Kategori Soal Hepatobilier

Lingkup Bahasan Dalam Standar Hepatotoksisitas Imbas Obat


Kompetensi

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang laki - laki 32 tahun, datang ke IGD dengan keluhan mual dan muntah,
malaise, dan tampak kuning. Pasien sebelumnya didiagnosis dengan TB paru dalam
terapi kategori I selama 10 hari ini. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak
kuning, TD 120/80mmHg, Nadi 115x/mnt, Suhu 37oC , RR 22 x/mnt. Dari
pemeriksaan fisik abdomen ditemukan hepatomegali. Dari hasil laboratorium
didapatkan hasil Hb 10,6 gr/dl, Leukosit 10.600/mm3, trombosit 167.000/mm3, SGOT
321 SGPT 541. Menurut Common Toxicity Criteria pasien ini termasuk kedalam
hepatotoksisitas grade :
a. 0
b. 1
c. 2
d. 3
e. 4
Referensi Putut Bayupurnama, Hepatotoksisitas
Imbas Obat. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi 6 Jilid II. 2014 : hal. 2008
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Gina Ariani

Kategori Soal Hepatobilier

Lingkup Bahasan Dalam Standar Hepatotoksisitas Imbas Obat


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Jika pada pasien dengan hepatotoksisitas imbas obat, terjadi manifestasi hepatitis fulminant,
apakah terapi pilihan yang tepat pada pasien tersebut :

a. Transplantasi hati
b. N Asetilsistein intravena
c. Kortikosteroid
d. LOLA
e. Ursodiol

Referensi Putut Bayupurnama, Hepatotoksisitas


Imbas Obat.Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi 6. 2014 : hal. 2012
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

UJIAN BOARD BATCH 41

KARDIOVASCULAR

Kontributor :

Dr. Sartika Sadikin /UNSRI


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Rendi Er Pratama


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar Penyakit akibat kelainan katup jantung
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Laki-laki berusia 65 tahun mengeluh beberapa minggu mengalami sesak yang memburuk.
Pasien juga mengalami keluhan dada seperti ditindih benda berat saat sedang menaiki tangga,
disertai sakit kepala, sesak di malam hari dan tidur dengan 3 bantal. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan vena jugularis 5+4 cm H2O, murmur mid-sistolik grade 4/6 pada proyeksi
katup di sela iga 2 parasternal kiri yang menjalar ke sekitar klavikula, aksila, dan leher serta
edema pitting kedua pretibial.
Kemungkinan penyebab gagal jantung pada pasien ini adalah:
A. Stenosis aorta
B. Regurgitasi aorta
C. Stenosis pulmonal
D. Regurgitasi pulmonal
E. Atrial Septal Defect (ASD)
Jawaban: C
Referensi PAPDI edisi VI jilid II bab 162 halaman
1198-1203 (Penyakit Katup Pulmonal)

Nama Pembuat Soal Dr. Rendi Er Pratama


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar Penyakit akibat kelainan katup jantung
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Laki-laki berusia 57 tahun mengeluh beberapa minggu mengalami sesak yang memburuk.
Pasien juga mengalami keluhan dada seperti ditindih benda berat saat sedang menaiki tangga,
disertai sakit kepala, sesak di malam hari dan tidur dengan 2-3 bantal. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan TD 130/80 mmHg, N100x/menit, P26x/menit, S36.7°C tekanan vena jugularis 5+3
cm H2O, murmur mid-sistolik grade 3/6 pada proyeksi katup di sela iga 2 parasternal kiri yang
menjalar ke sekitar klavikula, aksila, dan leher serta edema pitting kedua pretibial.
Pada pemeriksaan EKG yang dapat ditemukan adalah
A. RAD, P pulmonal, right ventricle strain pattern
B. RAD, P pulmonal, left ventricle strain pattern
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

C. RAD, P mitral, right ventricle strain pattern


D. LAD, P pulmonal, right ventricle strain pattern
E. LAD, P mitral, left ventricle strain pattern

Referensi PAPDI edisi VI jilid II bab 162 halaman


1198-1203 (Penyakit Katup Pulmonal)

Nama Pembuat Soal Dr. Rendi Er Pratama


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar Penyakit akibat kelainan katup jantung
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita, 70 tahun datang ke IGD setelah tidak tidak sadarkan diri saat berolah raga.
Pasien sering mengeluhkan nyeri dada dan sesak saat beraktivitas. Riwayat penyakit lain
disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pulsus parvus et tardus, murmur 3/6 di
parasternal kanan atas, dan S2 yang lemah
Diagnosis yang paling mungkin adalah
A. Regurgitasi aorta
B. Stenosis aorta
C. Regurgitasi mitral
D. Stenosis mitra
E. Prolaps mitral

Referensi PAPDI edisi VI jilid II bab 160 halaman


1188-1191 (Stenosis aorta)

Nama Pembuat Soal Dr. Rendi Er Pratama


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar Penyakit Jantung Iskemik
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 52 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada sejak 1 jam sebelum masuk RS.
Nyeri dirasakan seperti tertindih, menjalar ke dagu dan lengan kiri. Pasien tampak gelisah dan
berkeringat dingin. Sesak napas tidak ada. Riwayat hipertensi dan diabetes tidak terkontrol.
Pada
pemeriksaan fisik, didapatkan TD 140/80mmHg, N100x/menit, P20x/menit. DVS R+2, S1S2
reguler, murmur dan ronki tidak ada. Pada EKG, didapatkan ST elevasi lead II,III,aVF. Pada
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

laboratorium didapatkan peningkatan Trop.I. Pasien lalu direncanakan tindakan fibrinolitik.


Manakan kontraindikasi absolut terapi fibrinolitik?
A. Sementara menggunakan obat anti koagulan oral
B. Riwayat TIA (Transient Ischemic Attack) dalam 6 bulan terakhir
C. Riwayat perdarahan intrakranial
D. Hamil
E. Penyakit hati tahap lanjut

referensi Ibanez B, James S, Agewall S, Antunes MJ,


Bucciarelli-Ducci C, Bueno H, et al. 2017
ESC Guidelines for the management of acute
myocardial infarction in patients presenting
with ST-segment elevation. Eur Heart J. 2018
Jan 7;39(2):119–77.

Nama Pembuat Soal Dr. Rendi Er Pratama


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar AV blok
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 55 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada sejak 3 jam sebelum masuk IGD.
Pasien didiagnosis dengan NSTEMI. Keesokan harinya, didapatkan TD 120/80, nadi
50x/menit, jantung dan paru dalam batas normal. Didapatkan perubahan EKG. Manakah EKG
yang menjadi indikasi penggunaan pacemaker?
A. Bradikardi
B. AV blok derajat II Mobitz tipe I
C. AV blok derajat I
D. Sinus aritmia
E. AV blok derajat II Mobitz tipe II

Referensi PAPDI edisi VI jilid II bab 184 halaman


1395-1399 (Bradikardia)

Nama peserta Dr. Ridzqie Dibyantari


Periode ujian 41
Asal FK Universitas Sriwijaya
Kategori soal Kardiologi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Lingkup bahan Penyakit vaskuler perifer


Jenis soal Diagnosis
Tingkat kompetensi 4A
Soal
Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri tungkai kanan bawah sejak 2 hari
SMRS. Keluhan dirasakan sejak 1 minggu, disertai dingin dan kebiruan ujung jari kaki. Pasien
mengeluh sering pegal jika berjalan 100 m sejak 6 bulaN lalu. RPD: hipertensi 15 tahun,
kolesterol tinggi 5 tahun tidak rutin kontrol. Merokok 2 bungkus per hari selama 56 tahun.
Tidak ada riwayat stroke dan DM. Kesadaran composmentis, sakit sedang, TD 160/100, nadi
108 bpm, rr 22 per menit, t 36,5, NRS 6. MocaINA 27/30, MNA 12, GDS 2/15, ADL 8/20.
Pulsasi arteri dorsalis pedis kanan tidak teraba, pedis kanan dingin.
Pemeriksaan awal untuk menegakkan diagnosis:
a. ABI
b. Rontgen pedis AP/oblique
c. USG musculoskeletal
d. CTA
e. MRI

Referensi Pocket medicine 7e

Nama peserta Dr. Ridzqie Dibyantari


Periode ujian 41
Asal FK Universitas Sriwijaya
Kategori soal Kardiologi
Lingkup bahan Penyakit vaskuler perifer
Jenis soal Tatalaksana
Tingkat kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri tungkai kanan bawah sejak 2 hari
SMRS. Keluhan dirasakan sejak 1 minggu, disertai dingin dan kebiruan ujung jari kaki. Pasien
mengeluh sering pegal jika berjalan 100 m sejak 6 bulaN lalu. RPD: hipertensi 15 tahun,
kolesterol tinggi 5 tahun tidak rutin kontrol. Merokok 2 bungkus per hari selama 56 tahun.
Tidak ada riwayat stroke dan DM. Kesadaran composmentis, sakit sedang, TD 160/100, nadi
108 bpm, rr 22 per menit, t 36,5, NRS 6. MocaINA 27/30, MNA 12, GDS 2/15, ADL 8/20.
JVP tidak meningkat. Pulsasi arteri dorsalis pedis kanan tidak teraba, pedis kanan dingin. CRT
10 detik, ABI kanan 0,6. Kiri 0,92.
Tatalaksana pada pasien ini:
A. Berhenti merokok, ticagrelor, atorvastatin, emergency revascularization
B. Cilostazol, ticagrelor, atorvastatin, urgent revascularization
C. Amputasi, aspilet, atorvastatin
D. Berhenti merokok, ticagrelor, atorvastatin, urgent revascularization
E. Amlodipin, aspilet, emergency revascularization

Referensi Pocket medicine 7e


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama peserta Dr. Ridzqie Dibyantari


Periode ujian 41
Asal FK Universitas Sriwijaya
Kategori soal Kardiologi
Lingkup bahan Penyakit vaskuler perifer
Jenis soal Patofisiologi
Tingkat kompetensi 4A
Soal
Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri tungkai kanan bawah sejak 2 hari
SMRS. Keluhan dirasakan sejak 1 minggu, disertai dingin dan kebiruan ujung jari kaki. Pasien
mengeluh sering pegal jika berjalan 100 m sejak 6 bulaN lalu. RPD: hipertensi 15 tahun,
kolesterol tinggi 5 tahun tidak rutin kontrol. Merokok 2 bungkus per hari selama 56 tahun.
Tidak ada riwayat stroke dan DM. Kesadaran composmentis, sakit sedang, TD 160/100, nadi
108 bpm, rr 22 per menit, t 36,5, NRS 6. MocaINA 27/30, MNA 12, GDS 2/15, ADL 8/20.
JVP tidak meningkat. Pulsasi arteri dorsalis pedis kanan tidak teraba, pedis kanan dingin. CRT
10 detik, ABI kanan 0,6. Kiri 0,92.
Penyebab kondisi ini:
A. oklusi arteri poplitea
B. Infeksi S aureus
C. Infeksi M tuberculosis pada jaringan otot
D. Defisiensi protein C dan S
E. Neuropati

Referensi Harrison 20e


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama peserta Dr. Ridzqie Dibyantari


Periode ujian 41
Asal FK Universitas Sriwijaya
Kategori soal Kardiologi
Lingkup bahan STEMI
Jenis soal Tatalaksana
Tingkat kompetensi 4A
Soal
Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD RS tipe C dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 2 jam
SMRS. Nyeri dirasakan ditimpa beban berat, tembus ke punggung, keringat dingin ada. RPD:
hipertensi 15 tahun, kolesterol tinggi 5 tahun tidak rutin kontrol. Merokok 2 bungkus per hari
selama 56 tahun. Tidak ada riwayat stroke dan DM. Kesadaran composmentis, sakit sedang,
TD 160/100, nadi 108 bpm, rr 22 per menit, t 36,5, NRS 8. MocaINA 27/30, MNA 12, GDS
2/15, ADL 8/20. JVP tidak meningkat. ECG STEMI inferior. Jarak ke PCI center 4 jam.
Tatalaksana pada pasien ini:
A. Fibrinolitik, oksigen, primary pci
B. Fibrinolitik, oksigen, rescue pci
C. Nitrat, oksigen, fibrinolitik, routine pci
D. UFH, oksigen, rujuk pci primer
E. UFH, fibrinolitik, rescue pci

Referensi Esc stemi 2016


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama peserta Dr. Ridzqie Dibyantari


Periode ujian 41
Asal FK Universitas Sriwijaya
Kategori soal Kardiologi
Lingkup bahan ADHF
Jenis soal Tatalaksana
Tingkat kompetensi 4A
Soal
Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak bertambah hebat sejak 1 hari SMRS.
Sesak dirasakan sejak 1 bulan terakhir, dipengaruhi aktivitas, lemas, sembab tungkai, batuk
malam, bangun malam karena sesak. RPD: hipertensi 15 tahun, DM 15 tahun, kolesterol tinggi
5 tahun tidak rutin kontrol. Merokok 2 bungkus per hari selama 56 tahun. Tidak ada riwayat
stroke dan DM. Kesadaran composmentis, sakit sedang, TD 90/60, nadi 108 bpm, rr 30 per
menit, t 36,5, NRS 8. MocaINA 27/30, MNA 12, GDS 2/15, ADL 8/20. JVP 5+4 cmH2O.
Ronki basah
halus kedua paru, gallop.
Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis:
A. NT-proBNP
B. Tropinin I
C. CKMB
D. Echocardiografi
E. CTscan kardiak
Referensi Esc hf 2016
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr. Kiagus Muhammad Yusuf Arief Akbar


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Perikarditis
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita usia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada dengan sesak napas
dan sakit ulu hati, nyeri dada akan bertambah berat bila pasien bernapas. Pada pemeriksaan di
dapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, denyut jantung 100 kali/menit. Pada pemeriksaan fisik
jantung di jumpai friction rub presistolik. Pada pemeriksaan EKG didapatkan elevasi segmen
ST dan pada foto thorax didapatkan CTR 58%. Pasien sebelumnya memiliki keluhan yang
sama sekitar 3 minggu telah minum indomethasin 150 mg setiap hari akan tetapi nyerinya tak
pernah hilang.
Apakah pilihan terapi yang terbaik pada pasien ini adalah:
A. Aspilet 160 mg
B. Prednisolon 60mg/hari
C. Kolkisin 2mg
D. Ibuprofen 1200mg
E. Pungsi perikard

Referensi Marulam M, Panggabean. Perikarditis. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid I.
2014: hal 1238-1240.

Nama Peserta Dr. Kiagus Muhammad Yusuf Arief Akbar


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Miokarditis
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Etiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang lelaki berusia 40 tahun, datang ke IGD karena nyeri dada seperti ditusuk disertai
dengan sesak napas dan sakit di ulu hati. Terdapat keluhan demam, flu, dan mudah lelah 3 hari
sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg; denyut jantung
100 kali per menit. Pada pemeriksaan fisik paru ditemukan ronkhi basah halus tidak nyaring di
kedua basal paru. Pada pemeriksaan EKG didapatkan T inverted di lead VI-V4 dan pada foto
toraks didapatkan CTR 50%.
Berdasarkan data klinis di atas, etiologi infeksi virus tersering penyebab penyakit diatas,
kecuali:
A. HIV
B. Mumps
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

C. Rotavirus
D. Cytomegalovirus
E. Virus Epstein barr

Referensi Miokarditis. Idrus alwi. Lukman H


makmun Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid I. Juli 2014. Hal :1222–1232

Nama Peserta Dr. Kiagus Muhammad Yusuf Arief Akbar


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Stenosis Mitral
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki berusia 22 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan sesak napas yang semakin
memberat sejak 7 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit berat,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 128 kali/menit,
frekuensi napas 32 kali/menit, JVP 5+4 cm H2O, pemeriksaan jantung didapatkan thrill,
pingang jantung menghilang, opening snap dan murmur diastolik di apeks menjalar ke aksila.
Auskultasi paru terdapat ronki basah halus di kedua basal paru
Gejala klini pada kasus diatas paling mungkin disebabkan oleh:
A. Fibrosis dan penebalan daun katup
B. Adanya fusi serta perpanjangan korda
C. Hambatan aliran darah di katup aorta
D. Adanya penambahan masa otot ventrikel kiri
E. Adanya Severe volume overload

Referensi Taufik Indrajaya. 2014. Stenosis Mitral.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.
Jilid I: hal 1171-1179.

Nama Peserta Dr. Kiagus Muhammad Yusuf Arief Akbar


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Syok Kardiogenik dan Penyakit Jantung
Koroner
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Soal
Seorang Pria 40 tahun dirawat di IGD dengan Sesak nafas dan nyeri dada sejak 30 menit yang
lalu disaat terbangun dari tidur disertai juga keluhan muntah 2x, pusing, sakit kepala, dan
keringat dingin. Pemeriksaan Fisik : TD 70/40 mmHg, HR : 64x / menit, RR : 30x/m (cepat
dan dalam). Pemeriksaan paru normal. Hasil EKG di jumpai elevasi di lead 2, 3, avf dan ST
depresi di lead V1 dan V2 dengan irama sinus dan occasional premature ventricular
contractions. foto thorax normal, ekokardiografi menunjukkan left ventricular function normal
dan dilatasi ventrikel kanan.
Apa terapi yang diberikan segera mungkin pada pasien diatas dengan hipotensi ?
A. Nitroglicerin Sublingual
B. Dobutamin, 5 mikrogram / Kg per menit
C. Dopamin, 5 mikrogram / Kg per menit
D. Bolus normal salin 1-2 liter
E. Inj. Sulfas Atropin 0,5 mg IV

Referensi Idrus Alwi. Infark miokard akut dengan


elevasi ST. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Juli 2014. Hal: 1457-
1474

Nama Peserta Dr. Kiagus Muhammad Yusuf Arief Akbar


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hipertensi Pulmonal
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang Pria 60 tahun dengan keluhan sesak napas dan nyeri dada substernal pada saat
beraktivitas. Hasil pemeriksaan fisik : JVP (5+3), Rhonki (+), Wheezing (+), dan terdapat
pengerasan S2 di ICS 2 parasternalis sinistra. Pasien diketahui memiliki riwayat TBC 1 tahun
yang lalu dan sudah dikatakan sembuh. Hipertensi dan DM tidak ada. Riwayat Asma sejak
pasien usia 12 tahun. Merokok (+). Hasil EKG :
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pemeriksaan apa yang paling tepat untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini?
A. Ekokardiografi
B. Ro Thorax PA
C. Kateterisasi jantung kanan
D. ETE
E. CT angiografi

Referensi Mohammad Diah, Ali Ghanie. Hipertensi


pulmonal primer. Dalam : Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Juli 2014. Hal :1241 –
1250

Nama Pembuat Soal Dr. Arlis Karlina


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar Atrial fibrilasi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 56 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas terutama bila
aktifitas. Pasien didiagnosa dengan Atrial Fibrilasi Rapid Ventrikular Response. Pemberian
warfarin diberikan untuk pencegahan komplikasi tromboemboli dengan target INR adalah :
A. INR 1 dengan rentang antara 0,5– 1,5
B. INR 1,5 dengan rentang antara 1– 2
C. INR 2 dengan rentang antara 1,5– 2,5
D. INR 3 dengan rentang antara 2,5– 3,5
E. INR 2,5 dengan rentang antara 2– 3

Referensi Fibrilasi Atrial. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam PAPDIEdisi VI.Hal 1365-1379
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Arlis Karlina


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar aritmia
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pasien laki-laki, berusia 37 tahun datang kw IGD dengan keluhan berdebar debar, dan oleh
dokter telah didiagnosis dengan sindrom Wolff-parkinson White. Pada pemeriksaan fisis,
didapatkan TD 85/60 mmHg. Nadi 200x/menit dengan gambaran EKG Takikardia, ireguler,
Wide-complex. Tatalaksana yang paling tepat untuk pasien diatas adalah?
A. Digoxin
B. Amiodaron
C. Propranolol
D. Verapamil
E. Cardioversi

Referensi Guideline ACC/AHA tahun 2013.


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Arlis Karlina


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar Angina pectoris tak stabil
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita berusia 39 tahun dengan riwayat kebiasaan merokok dating dengan nyeri dada
dan dyspnea. echocardiogram awal menunjukkan efusi pericardial sirkumferensial besar
dengan kolaps ventrikel kanan. Dia menjalani perikardiocentesis dengan mengeluarkan 400cc
cairan berwarna jerami. Hasil Sitopatologi ditemukan banyak sel-sel inflamasi tanpa sel-sel
ganas. Marker virus negatif. Pencitraan resonansi magnetik jantung setelah pericardiocentesis
mengarah kepada peradangan pericardial yang sedang berlangsung. Pasien ini awalnya diobati
dengan obat anti-inflamasi nonsteroid dosis tinggi dan colchicine. Jika pasien merespon
terhadap terapi, berapa lama terapi colchicine harus dilanjutkan?
A. Sampai gejala mereda
B. 5 hari
C. 7-10 hari
D. 2-3 minggu
E. 3 bulan

Referensi Hanafi, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Jilid III, Edisi VI. Angina Pectoris Tak
Stabil, 2014 : 1450.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Arlis Karlina


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar aritmia
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki berusia48 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas disertai
berdebar- debar 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien tampak gelisah dan berkeringat
dingin. Tidak didapatkan keluhan nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
80/50 mmHg, denyut jantung 124x/menit. Gambaran EKG sebagai berikut:
Apa penatalaksanaan yang paling tepat pada pasien ini?

A. Amiodaron 600 mg bolus


B. Adenosin 6 mg bolus lanjut 12 mg
C. Verapamil drip kontinyu
D. Vagal manuver
E. Kardioversi synchronized mulai 50 joule

Referensi M.Yamin, A.MuinRachman. 2014.


Kardioversi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi VI. hal. 1401.7;39(2):119–77.

Nama Peserta Dr. Ahmad Khaeril Irfan


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Sriwijaya
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Endokarditis
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki usia 43 tahun datang dengan keluhan demam, menggigil, sesak nafas, batuk,
nyeri dada. Kesadaran CM, TD 130/90 mmHg, N 108, RR 26x/menit, T 38,8 C. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan murmur pada katup mitral. Setelah dilakukan kultur darah
didapatkan mikroorganisme yang sama secara konsisten pada 2 kultur darah terpisah. Dari
pemeriksaan Ekokardiografi didapatkan vegetasi. Diagnosa yang mungkin untuk kasus ini
adalah
A. Perikarditis
B. Miokarditis
C. Endokarditis
D. Demam Rematik
E. Atrial Myxoma

Referensi Idrus Alwi , Endokarditis. Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam, Hal 1208-1221.

Nama Peserta Dr. Ahmad Khaeril Irfan


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Sriwijaya
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Fibrilasi Atrial
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang Laki-laki berusia 42 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas, dada berdebar-
debar, nyeri dada sejak 8 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, Tekanan darah 150/90, denyut jantung 144x/menit, dengan irama irregular. Batas
jantung kiri 2 cm lateral garis midklavicula kiri, pinggang jantung menghilang, murmur
pansistolik grade IV/VI, punctum maximum di apeks dengan penjalaran kelateral. Dari EKG
didapatkan kesan AF RVR Berdasarkan data klinis di atas, penatalaksanaan yang paling
mungkin adalah
A. Defibrilasi
B. Pemberian Bolus Amiodaron 150 mg dilanjutkan drip amiodaron 1 mg/menit dalam 6 jam
pertama
C. Kardioversi Elektrik
D. Pemberian digitalis cepat
E. Pemberian trombolitik yang dilanjutkan dengan kardioversi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Sally aman, Atrial Fibrilasi. Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam, Hal 1365-1379.

Nama Peserta Dr. Ahmad Khaeril Irfan


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Sriwijaya
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Endokarditis
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang pasien usia 40 tahun yang memiliki riwayat penyalah gunaan norkoba jarum suntik
akan menjalani posedur gigi yang beresiko. Pasien alergi terhadap penisilin dan ampisilin.
Rekomendasi obat untuk profilaksis endokarditis yang diberikan adalah?
A. Klindamisin 600 mg po diberikan 30 menit sebelum tindakan
B. Klindamisin 600 mg po diberikan 60 menit setelah tindakan
C. Cotrimoksazol 960 mg po diberikan 30 menit sebelum tindakan
D. Cotrimoksazol 960 mg po diberikan 60 menit setelah tindakan
E. Cotrimoksazol 960 mg po diberikan 60 menit sebelum
tindakan
Referensi Idrus Alwi , Endokarditis. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Hal 1208-1221.

Nama Peserta Dr. Ahmad Khaeril Irfan


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Sriwijaya
Kategori Soal 4A
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Perikarditis
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita usia 37 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri yang tajam,
bertambah nyeri jika bernafas, batuk dan menelan. Tanda vital didapatkan TD 140/90 mmHg,
N 94 x/menit, RR 20 x/menit, T 36,6 C. Dari pemeriksaan fisik jvp 5-2 cmH20, jantung
friction rub (+). Dari hasil EKG didapatkan elevasi segmen ST. Pasien lalu dilakukan
pemeriksaan echocardiography. Hasil yang diharapakan jika dilakukan echocardiography?
A. Adanya efusi pericard
B. Kontraktilitas ventrikel kiri terganggu
C. Adanya gangguan katup
D. Adanya SEC
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

E. Adanya peningkatan tekanan di pulmonal

Referensi Marulam M, Perikarditis. Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam, Hal 1238-1240.

Nama Peserta Dr. Ahmad Khaeril Irfan


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Sriwijaya
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Angina pektoris stabil
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki usia 45 tahun dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri
dirasakan menjalar ke lengan kiri dengan durasi sekitar 10 menit. Nyeri timbu terutama saat
beraktivitas dan berkurang dengan beristirahat. Saat itu pasien berobat ke dokter umum dan
diberi obat dibawah lidah. Keluhan nyeri berkurang. Pasien lalu di rujuk ke dokter penyakit
dalam konsultan kardiovaskuler. Pasien direncanakan untuk dilakukan CAG. Berdasarkan
hasil CAG penyempitan pembuluh darah berapa persen kah yang dianggap signifikan
menyebabkan angina pectoris stabil?
A. > 55 %
B. > 60 %
C. > 65 %
D. > 70 %
E. > 75 %

Referensi Eka Ginanjar, Angina Pektoris Stabil. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Hal 1436-1448.

Nama Peserta Dr. Teguh Setiadi


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Perikarditis
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada disertai sesak napas
dan sakit ulu hati, nyeri dada bertambah berat bila pasien bernapas. Pada pemeriksaan keadaan
umum didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, denyut jantung 100 kali/menit. Pada
pemeriksaan fisik jantung di jumpai friction rub presistolik. Pada pemeriksaan
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

elektrokardiografi.didapatkan:

Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya dan dirawat pada 1 bulan yang lalu.
Pilihan terapi pada pasien ini saat ini adalah:
A. Isosorbid dinitrat 5 mg sublingunal
B. Prednisolon 60 mg/hari PO
C. Kolkisin 2 mg
D. Ibuprofen 1200 mg
E. Pungsi perikard

Referensi Marulam M, Panggabean. Perikarditis. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid I.
2014: hal 1238-1240.

Nama Peserta Dr. Teguh Setiadi


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gagal Jantung Kronik
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pasien wanita 60 tahun datang ke instalasi gawat darurat dengan keluhan sesak nafas yang
semakin memberat sejak 3 hari terakhir. Pasien nyaman tidur dengan 3 bantal tersusun tinggi.
Pasien sudah diketahui gagal jantung sejak 4 tahun yang lalu. Pasien selama ini mendapatkan
obat rutin aspilet 1 x 80 mg, ramipril 1 x 2,5 mg, bisoprolol 1 x 2,5 mg, spironolakton 1 x 12,5
mg, simvastatin 1 x 10 mg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, Nadi 66
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

x/menit, ronki basah halus di basal kedua paru, edema tungkai. EKG normal sinus rhythm
dengan slow R wave progression. Pasien lalu menjalani ekokardiografi didapatkan EF: 28%.
Tatalaksana pasien saat rawat jalan adalah:
A. Tambahkan digoksin
B. Cardiac implantable device
C. c, Tambahkan Ivabradin
D. Tambahkan dosis bisoprolol hingga 5 mg jika dapat ditoleransi
E. Ganti ramipril dan spironolakton dengan sacubitril dan valsartan

Referensi Fillipatos G, et al. 2016 ESC Guidelines


for the diagnosis and treatment of acute
and chronic heart failure.

Nama Peserta Dr. Teguh Setiadi


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Endokarditis
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 60 tahun datang ke dokter gigi dengan keluhan bengkak pada gusi sejak
1,5 bulan yang lalu. Pasien diketahui menderita penyakit jantung rematik dan telah
menjalani operasi penggantian katup prostetik 2 tahun lalu. Direncanakan dilakukan
ekstraksi gigi pada 1 bulan lalu namun pasien mengeluh gatal dan bengkak setelah
konsumsi obat Amoxixilin. Pilihan antibiotika profilaksis untuk pasien ini adalah
A. Eritromisin 1 gram sebelum tindakan
B. Klindamisin 600 mg 1 hari sebelum tindakan
C. Ciprofloksasin 2x500 mg per oral 1 hari sebelum tindakan
D. Gentamisin 0,1 mg/kg IV 1 hari sebelum tindakan
E. Klindamisin 600 mg 1 jam sebelum tindakan

Referensi Idrus Alwi, Endokarditis dalam Buku ajar


ilmu Penyakit Dalam edisi 6 jilid 2 hal 1219

Nama Peserta Dr. Teguh Setiadi


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Jantung Pada Penyakit Jaringan
Ikat
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 28 th dengan riwayat SLE datang kontrol ke poliklinik penyakit dalam
dengan keluhan nyeri dada substernal, terasa lebih nyeri saat menarik nafas dan batuk, dan
berkurang jika membungkuk ke depan sejak 2 minggu yang lalu, dan semakin bertambah berat
sejak kemarin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, Nadi 98 kali/menit,
respirasi 26 kali per menit, temp 37.5 °C, dan ditemukan adanya fiction rub. Pada
echocardiografi ditermukan adanya efusi perikard pocketed, sebanyak 50 cc. Pasien sudah
mendapatkan terapi Indometasi 150 mg per hari sejak 2 minggu sebelumnya. Apakah tata
laksana yang diperlukan pada pasien tersebut?
A. Lanjutkan Indometasi 150 mg/hari sampai dengan 6 minggu
B. Perikardiosintesis
C. Ditamhakan Azatiophrine 50 mg/hari, dan prednisolon 40 mg/hari
D. Ditambahkan hidroksi kloroquin 200 mg/hari dan prednison 10 mg/hari
E. Ditambahkan prednison 60 mg/hari

Referensi Idrus Alwi. Penyakit Jantung Pada Jaringan


Ikat. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Juli 2014. Hal : 1258-1288
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr. Teguh Setiadi


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hipertensi Pulmonal
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang laki-laki berusia 60 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas. Terdapat
riwayat batuk lama dan pengobatan inhaler lama. Pada pemeriksaan fisik distensi vena
jugularis, gallop, hepatomegali, dan edema tungkai minimal. Pada auskultasi terdapat
wheezing di kedua lapang paru.
Pada pemeriksaan elektrokardiografi didapatkan:

Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 15 g/dl, Ht 58%, leukosit 5.000/mm3, trombosit


480.000/mm3. Analis gas darah pH 7,26, HCO3 18, pO2 59, pCO2 45, SO2 89%. Apa
kemungkinan diagnosis pasien di atas:
A. Emboli paru
B. Cor pulmonal
C. Penyakit paru obstruktif kronik
D. Asma bronkhiale
E. Edema paru

Referensi Mohammad Diah, Ali Ghanie. Hipertensi


pulmonal primer. Dalam : Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Juli 2014. Hal :1241 –
1250
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Eunike A. C


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar Miokarditis
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Laki-laki berusia 35 tahun mengeluh 8 hari ini mengalami nyeri dada kiri, seperti ditimpa
beban berat, menembus sampai ke belakang, berkurang dengan istirahat. Keluhan disertai
demam, nyeri sendi. Penurunan berat badan dalam 6 bulan ini sebanyak 20 kg. IMT 15 kg/
m2. Pasien riwayat narkoba suntik. Dan Didapatkan kandidosis oral. Pada Pemeriksaan EKG
didapatkan ST elevasi difus dengan disertai T inversi QTC 450 msec.
Kemungkinan penyebab penyakit pada pasien ini adalah:
A. Demam Rematik akut
B. Endokarditis infektif
C. Miokarditis viral
D. Perikarditis konstriktiva
E. Perikarditis viral

Referensi PAPDI edisi VI jilid II bab 165 halaman


1222-1230 ( Miokarditis)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Eunike A. C


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar Endokarditis
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Laki-laki berusia 45 tahun mengeluh 8 hari ini mengalami sesak nafas.disertai nyeri dada kiri,
seperti ditimpa beban berat, menembus sampai ke belakang, berkurang dengan istirahat.
Keluhan disertai demam menggigil, nyeri sendi, mual dan muntah. Timbul bintik-bintik merah
pada kulit dan telapak tangan dan kaki. Pasien riwayat narkoba suntik. Pada pemeriksaan Fisik
didapatkan murmur holosistolik yang memberat ketika inspirasi pada parastrenalis kiri. Pada
funduskopi didapatkan perdarahan retina. Ptechiae+. Pada Pemeriksaan EKG didapatkan ST
elevasi difus dengan tanpa disertai T inversi.
Kemungkinan penyebab penyakit pada pasien ini adalah:
A. Demam Rematik akut
B. Endokarditis infektif
C. Miokarditis viral
D. Perikarditis konstriktiva
E. Perikarsditis viral

Referensi PAPDI edisi VI jilid II bab 164 halaman


1208-1220 (Endokarditis)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Eunike AC


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar Endokarditis
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita, 25 tahun datang ke IGD dengan keluhan deamam menggigil, nyeri dada kiri ,
nyeri sendi. Pasien 2 minggu yang lalu baru saja melalukan operasi MVR. mual dan muntah.
Pada pemeriksaan Fisik didapatkan bintik-bintik merah pada kulit dan telapak tangan dan kaki.
murmur holosistolik yang memberat ketika inspirasi pada parastrenalis kiri. Pada funduskopi
didapatkan perdarahan retina Pada Pemeriksaan EKG didapatkan ST elevasi difus dengan
tanpa disertai T inversi. Rheumatoid Factor +. Echocardiografi : vegetasi katup +. Pasien alergi
amoxcicillin.
Tatalaksana antibiotika yang tepat pada pasien ini adalah
A. Ceftriaxon 2G / 24 jam IV 2 minggu
B. Streptomycin 2G/ 24 jam IM 5 minggu
C. Clindamycin 600 mg oral / 24 jam dengan Gentamycin 3 mg/ KGBB IV 5 minggu
D. Vancomycin 30 mg/ kgBB IV / 24 jam dengan Gentamycin 3 mg/ KGBB IV 5 minggu
E. Ceftriaxon 2G / 24 jam dengan Gentamycin 3 mg/ KGBB IV 5 minggu

Referensi PAPDI edisi VI jilid II bab 164 halaman


1208-1220 (Endokarditis)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Eunike AC


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar Perikarditis
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 22 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas, nyeri dada kiri sejak 5 hari
SMRS.
. Nyeri dirasakan seperti tertindih, menjalar ke dagu dan lengan kiri. Riwayat lupus. Pada
pemeriksaan fisik, didapatkan TD 110/60mmHg, N895x/menit, P23x/menit. JVP 5 +0 cm
H2O. Ekokardiografi : efusi perikardiu m. Pasien sudah 2 x menjalani perikardiosentesis.
Tatalaksana tambahan selain steroid yang tepat yang dapat memperbaiki efusi perikardium
pada kasus diatas
A. Siklosporin 1x 50 mg po
B. MMF 1x 180 mg po
C. Hydroxychloroquin 1x 300 mg po
D Azatiporin 1x 50 mg po.
E. Kolkisin 1 mg / hari.

Referensi PAPDI edisi VI jilid II bab 167 halaman


1238-1240(Perikarditis)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Dr. Agustinus Wijaya

Nama Pembuat Soal


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar Penyakit akibat kelainan katup jantung
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Laki-laki berusia 45 tahun mengeluh sesak memberat sejak 3 minggu. Pasien juga mengalami
keluhan badan terasa lemas, dan nyeri dada seperti ditindih benda berat. Sesak membuat pasien
terbangun di malam hari dan tidur dengan 3 bantal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan sens cm,
TD 140/90 mmHg, nadi 100 x/menit RR 28x/menit. Pemeriksaan tekanan vena jugularis 5+2
cm H2O, murmur diastolic rumble grade 3/6 pada proyeksi katup di 2 jari lateral LMC sinistra
ICS 6, serta edema pitting kedua pretibial.
Penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini adalah:
A. Pemberian aspirin sebaiknya dipakai bila disertai dengan fibrilasi atrium
B. Pemberian digitalis dapat diberikan bila iramanya sinus
C. Pemberian antikoagulan warfarin sebaiknya dipakai bila disertai fibrilasi atrium
D. Diberikan oksigen dengan NRM 10 l/menit
E. Dapat diberikan dua antiplatelet untuk mengatasi nyeri dada pasien
tersebut
Referensi PAPDI edisi VI jilid II bab 158 halaman
1171-1179 (Stenosis Mitral)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Eunike AC


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar Perikarditis
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 22 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas, nyeri dada kiri sejak 5 hari
SMRS.
. Nyeri dirasakan seperti tertindih, menjalar ke dagu dan lengan kiri. Pasien tampak gelisah dan
berkeringat dingin. Riwayat lupus. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan TD 90/60mmHg,
N55x/menit, P24x/menit. Pulsus paradoksus dan alternans. JVP 5 +2 cm H2O. Ekokardiografi
: swinging heart.
Tatalaksana yang tepat pada kasus diatas
A. Trasesofageal Echocardiografi
B. Berikan Kristaloid 500 cc IVFD
C. Segera lakukan Perikardiosentesis dengan covering vasopresor.
D. Segera intubasi.
E. Sulfas atropin 2 mg IV.
Referensi PAPDI edisi VI jilid II bab 167 halaman
1238-1240(Perikarditis)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Agustinus Wijaya


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar Penyakit akibat kelainan katup jantung
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita, 65 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak. Pasien sesak setelah lari pagi.
Pasien juga sering mengeluh nyeri dada. Pasien sebelumnya pernah mengalami pingsan 1 kali
di rumah. Riwayat penyakit darah tinggi dan diabetes disangkal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan sens cm, TD 130/90 mmHg, nadi 99x/menit, RR 26x/menit, T36,5 murmur sistolik
grade 3/6 di sela iga 2 parasternal kanan, pulsus parvus et tardus,
Langkah selanjutanya dalam tatalaksana pasien ini adalah
A. Tidak perlu tatalaksana khusus
B. Dirujuk ke dokter bedah jantung untuk repair katup
C. Dilakukan CT-scan thorax
D. Diberikan antiplatelet dikarenakan pasien nyeri dada
E. Pada pasien ini dianjurkan untuk berolahraga secara rutin

Referensi PAPDI edisi VI jilid II bab 160 halaman


1188-1191 (Stenosis aorta)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Agustinus Wijaya


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar Penyakit akibat kelainan katup jantung
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Laki-laki berusia 57 tahun mengeluh sesak semakin hebat sejak 2 minggu SMRS. Pasien juga
mengeluh nyeri dada bila beraktifitas saat sedang menaiki tangga, disertai terbangun malam
hari karena sesak dan tidur dengan 3 bantal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/80
mmHg, N110x/menit, RR28x/menit, T36.7°C tekanan vena jugularis 5+3 cm H2O, murmur
mid-sistolik grade 3/6 pada proyeksi katup di sela iga 2 parasternal kiri yang menjalar ke
sekitar klavikula, aksila, dan leher serta edema pitting kedua pretibial. Pada pemeriksaan
kateterisasi didapatkan tekanan katup pulmonal 80 mmHg.
Pasien tersebut termasuk dalam stenosis pulmonal derajat:
A. Berat
B. Sangat berat
C. Ringan
D. Sedang
E. Trivia

Referensi PAPDI edisi VI jilid II bab 162 halaman


1198-1203 (Penyakit Katup Pulmonal)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Agustinus Wijaya


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar Penyakit Jantung Rematik
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Penatalaksanaan
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 40 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada sejak 3 jam sebelum masuk IGD.
Pasien juga mengeluh nyeri sendi yang berpindah-pindah, di bahu, pergelangan kaki dan
tangan, lengan, paha dan siku. Pada pemeriksan fisik juga didapatkan nodul ukuran 1 cm,
berbentuk bulat dan tidak nyeri tekan. Ketika masih kecil pasien juga pernah didiagnosis
demam rematik. BB pasien 70 kg. Manakah tindakan prevalensi yang tepat?
A. Prevalensi primer dengan benzathine penicillin 1200 unit/kg BB intravena
B. Penicilin oral tidak disarankan
C. Erythromycin diberikan 3x sehari
D. Benzathine benzylpenicillin intramuscular setiap 2 minggu dengan dosis 1,2 juta unit
E. Benzathine benzylpenicillin intramuscular setiap 3-4 minggu dengan dosis 1,2 juta unit

Referensi PAPDI edisi VI jilid II bab 157 halaman


1162-1170 (Demam rematik dan PJR)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Agustinus Wijaya


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar Perikarditis
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 34 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada sejak 3 jam sebelum
masuk RS. Nyeri dirasakan seperti tertindih, menjalar ke lengan kiri. Nyeri bertambah bila
pasien bernapas, batuk atau menelan. Pasien juga mengeluh demam sebelumnya dan nyeri
tenggorokan bila menelan. Tidak ada riwayat hipertensi dan diabetes. Pada pemeriksaan fisik,
didapatkan TD 140/80mmHg, N100x/menit, P20x/menit. JVP 5-2, S1S2 reguler, friction rub
sistolik Pada EKG, didapatkan ST elevasi semua lead. Pada laboratorium didapatkan
peningkatan leukosit dan peningkatan CKMB. Manakah pernyataan yang tepat mengenai kasus
diatas?
A. Pasien dirawat untuk dilakukan segera CAG
B. Ekokardiografi merupakan gold standard untuk menegakkan diagnosis
C. Pada perikarditis rekurens (non bacterial/virus) dapat diobati dengan kolkisin 1mg-2mg/hari
D. Pada perikarditis rekurens (non bacterial/virus) dapat diobati dengan kolkisin 2mg-3mg/hari
E. Kortikosteroid prednisolon oral 40 mg/hari diperlukan bila sakitnya tidak teratasi dengan
OAINS

Referensi PAPDI edisi VI jilid II bab 167 halaman


1238-1240 (Perikarditis)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr. Sari Afiah Miyuki


Asal FK Universitas Sriwijaya
Periode Ujian 41
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Atrial fibrilasi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki berumur 68 tahun dibawa ke IGD dengan penurunan kesadaran dan sesak
nafas sejak 4 jam sebelum sampai ke rumah sakit. Menurut keluarga, pasien mengeluh cepat
lelah dan dada berdebar sejak 1 hari yang lalu. Pasien mempunyai riwayat diabetes melitus dah
hipertensi. Pasien 2 tahun yang lalu pernah mengalami stroke ringan. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan TD 90/60 mmHg, nadi 130 kali/menit (irreguler), pernafasan 28 kali/menit, dan
temperatur 370C. Data laboratorium: Hb 13 gr/dl, leukosit 7600/ul, trombosit 300.000 /ul, GDS
210 mg/dl, ureum 35 mg/dl, kreatinin 1,1 mg/dl, Natrium 137 meq/l, Kalium 3,6 meq/l. Hasil
EKG

Tatalakasana yang tepat untuk penanganan kasus diatas adalah:


A. Segera dilakukan kardioversi elektrik
B. Segera diberikan amiodarone iv
C. c. Segera diberikan beta bloker oral atau non dihidropiridin calcium channel blocker
D. d. Segera dilakukan transesophageal echocardiography (TEE)
E. Segera diberikan sulfat atropin iv
Referensi Sally A, Ryan R. Fibrilasi Atrial. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. 2014, Hal:
1372.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr. Sari Afiah Miyuki


Asal FK Universitas Sriwijaya
Periode Ujian 41
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Perikarditis
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki, 55 tahun datang ke instalasi gawat darurat dengan nyeri dada sebelah kiri
dan sesak. Keluhan bertambah sakit bila bernapas, batuk, ataupun menelan. Pasien mengatakan
dalam pengobatan TB paru bulan pertama. Pemeriksaan fisik pasien kompos mentis, TD
130/80 mmHg, nadi 112x/menit, RR 28x/menit, JVP 5+2, terdapat tanda kussmaule,
hepatomegali, dan asites. Elektrokardiografi menunjukkan voltase rendah. Ekokardiografi
menunjukkan penebalan perikard.
Terapi kausal untuk memperbaiki keluhan dan prognosis pada pasien tersebut adalah:
A. Reseksi perikard
B. Diuretik
C. Pungsi perikard
D. Beta blocker
E. Kortikosteroid

Referensi Panggabean M. 2014. Perikarditis. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi VI. Jilid I:
hal 1239-40

Nama Peserta Dr. Sari Afiah Miyuki


Asal FK Universitas Sriwijaya
Periode Ujian 41
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kelainan Jantung Akibat Penyakit
Sistemik (Penyakit Jantung Tiroid)
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Perempuan 35 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan berdebar-debar,
banyak keringat, mata membesar, nyeri dada bila beraktivitas, dan rasa tertekan disertai rasa
nyeri di leher. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/80, nadi 110x/menit, RR 24x/menit,
T: 370C. Auskultasi suara jantung terdengar Means-Lehrman scratch. Pemeriksaan abdomen
normal. Gambaran EKG menunjukkan AF RVR. Hasil lab FT4 7,7 TSHs 0,001.
Tatalaksana yang tepat untuk mengatasi gangguan irama jantung pada pasien tersebut adalah:
A. Dilakukan kardioversi elektrik, dilanjutkan pemberian Obat Anti Tiroid
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

B. Dilakukan pungsi perikard, dilanjutkan pemberian Obat Anti Tiroid


C. Pemberian Obat Anti Tiroid dan penghambat beta bloker
D. Pemberian Obat Anti Tiroid dan digitalis
E. Pemberian Obat Anti Tiroid dan antikoagulan

Referensi Limantoro C. 2014. Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam Edisi VI. Hal 1273

Pembuat Soal Dr. Sari Afiah Miyuki


Kategori Soal Kardiologi
Periode Ujian 41
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kor pulmonale
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pasien laki-laki usia 60 tahun berobat ke poliklinik dengan keluhan sering sesak terutama bila
beraktivitas, batuk hilang timbul sudah 1 tahun ini. Demam tidak ada, penurunan berat badan
tidak ada. Pasien mengaku merokok sudah 30 tahun. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 110/70mmHg, frekuensi nafas 24x/m, frekuensi nadi 88x/m, temperatur 36 oC,
terdapat pelebaran sela iga, sudut costovertebral lebih dari 90 o, tidak didapatkan ronkhi
maupun wheezing, didapatkan clubbing finger. Dari hasil rontgen toraks didapatkan pinggang
jantung yang menghilang, kemudian hasil EKG menunjukkan :

Pasien lalu dilakukan ekokardiografi. Apa yang mungkin ditemukan pada hasil ekokardiografi?
A. RVH, mPAP lebih dari 25mmHg
B. RVH, mPAP lebih dari 15mmHg
C. RVH, mPAP lebih dari 12mmHg
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

D. RVH, mPAP lebih dari 13mmHg


E. RVH, mPAP lebih dari 10mmHg

Referensi Harun S, Prasetya I. 2014. Kor Pulmonal


Kronik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi 6. hal 1251-1253.

Nama Peserta Dr. Sari Afiah Miyuki


Kategori Soal Kardiologi
Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Sriwijaya
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi 4A
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Laki laki 64 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada sejak 1 jam yang lalu, nyeri
seperti ditimpa beban berat dan menjalar ke lengan kiri dan dirasakan terus-menerus, disertai
keringat dingin. Pada pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg,
frekuensi napas 20x/menit, frekuensi nadi 92x/menit suhu 36,3C. Pemeriksaan fisik dalam
batas normal. Pada EKG didapatkan gambaran berikut :

Pemeriksaan biomarker jantung yang tepat pada pasien ini adalah :


A. CK-Nac & CKMB
B. Troponin T
C. Troponin I
D. LDH
E. Mioglobin
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Alwi I. 2014. Infark miokard dengan ST


elevasi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi 6. hal 1457-1474.

Nama Peserta Dr. Mohammad Zacky Amirullah


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gagal Jantung
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pasien laki-laki, 58 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak hebat sejak 1 hari sebelumnya,
pasien sering terbangun di malam hari karena sesak serta kedua tungkai pasien sembab, juga
terdapat penurunan berat badan. Pasien sebelumnya 3 bulan lalu dikatakan memiliki sakit
jantung dan mendapat obat captopril 1 x 12,5 mg, bisoprolol 1 x 2,5 mg, spironolakton 1
x 12,5 mg. Pasien memiliki riwayat darah tinggi sejak 10 tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 100/70 mmHg, Nadi 68 x/menit, JVP 5+3 cm H2O, ronki basah halus di basal
kedua paru, batas jantung kiri LAA sinistra, edema tungkai.
Pemeriksaan awal yang paling tepat dilakukan pada pasien adalah:
A. Ekhokardiografi
B. Pemeriksaan Troponin T
C. Foto thoraks
D. Elektrokardiografi
E. CT Scan kardiak

Referensi Voors A, Anker S, Bueno H, Cleland J,


Coats A, Falk V, et al. 2016 ESC
Guidelines for the diagnosis and treatment
of acute and chronic heart failure.

Nama Peserta Dr. Mohammad Zacky Amirullah


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gagal Jantung
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pasien perempuan, usia 59 tahun datang ke poliklinik jantung dengan keluhan sesak bertambah
s e j a k 2 hari sebelumnya, pasien sering terbangun di malam hari karena sesak serta kedua
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

tungkai pasien sembab. Pasien menderita sakit jantung sejak 5 tahun lalu. Pasien mengaku 1
tahun menderita sakit gagal jantung dan 2x dalam setahun terakhir dirawat karena keluhan
yang sama. Obat terakhir yang dikonsumsi pasien captopril 3 x 50 mg, bisoprolol 1 x 10 mg,
spironolakton 1 x 50 mg. Pasien memiliki riwayat darah tinggi sejak 10 tahun lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, Nadi 72 x/menit, JVP 5+2 cm H 2O, edema
tungkai. Pemeriksaan EKG irama sinus, LVH. Ekhokardiografi didapatkan LVEF 31%.
Tatalaksana selanjutnya yang diberikan pada pasien adalah
A. Menambahkan obat sacubitril-valsartan
B. Menambahkan dosis spironolactone
C. Menambahkan ivabradine
D. Menambahkan digoxin
E. Menambahkan H-ISDN

Referensi Voors A, Anker S, Bueno H, Cleland J,


Coats A, Falk V, et al. 2016 ESC
Guidelines for the diagnosis and treatment
of acute and chronic heart failure.

Nama Peserta Dr. Mohammad Zacky Amirullah


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gagal Jantung
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pasien perempuan, usia 59 tahun datang ke poliklinik jantung dengan keluhan sesak
bertambah s e j a k 2 hari sebelumnya, pasien sering terbangun di malam hari karena sesak
serta kedua tungkai pasien sembab. Pasien menderita sakit jantung sejak 5 tahun lalu. Pasien
mengaku 1 tahun menderita sakit gagal jantung dan 2x dalam setahun terakhir dirawat karena
keluhan yang sama. Obat terakhir yang dikonsumsi pasien captopril 3 x 50 mg, bisoprolol 1 x
10 mg, spironolakton 1 x 50 mg. Pasien memiliki riwayat darah tinggi sejak 10 tahun lalu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, Nadi 72 x/menit, JVP 5+2 cm H 2O,
edema tungkai. Pemeriksaan EKG irama sinus, LVH. Ekhokardiografi didapatkan LVEF
31%.
Patologi yang mendasari terjadinya gangguan pada jantung pada pasien disebabkan oleh
A. Aliran darah coroner yang tidak adekuat
B. Penebalan otot jantung ventrikel kiri akibat hipertensi lama
C. Terbatasnya pembukaan katup mitral
D. Gangguan konduksi dari SA node ke AV node
E. Adanya peningkatan tekanan arteri pulmonal
Referensi Voors A, Anker S, Bueno H, Cleland J,
Coats A, Falk V, et al. 2016 ESC
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Guidelines for the diagnosis and treatment


of acute and chronic heart failure.

Nama Peserta Dr. Mohammad Zacky Amirullah


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Syok Kardiogenik dan Penyakit Jantung
Koroner
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang Pria 55 tahun dirawat di IGD dengan Sesak nafas dan nyeri dada sejak 30 menit yang
lalu disaat terbangun dari tidur disertai juga keluhan muntah 2x, pusing, sakit kepala, dan
keringat dingin. Pemeriksaan Fisik TD 70/40 mmHg, HR: 64x / menit, RR : 30x/m (cepat dan
dalam). Pemeriksaan paru normal. Hasil EKG di jumpai elevasi di lead II, III, aVF. dengan
irama sinus. foto thorax normal, ekokardiografi menunjukkan left ventricular function normal
dan dilatasi ventrikel kanan.
Kemungkinan pembuluh darah koroner yang mengalami gangguan adalah
A. Left anterior descending artery
B. Left Circumflex artery
C. Right coronary artery
D. Proximal left anterior descending artery
E. Distal left anterior descending artery

Referensi Idrus Alwi. Infark miokard akut dengan


elevasi ST. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Juli 2014. Hal: 1457-
1474

Nama Peserta Dr. Mohammad Zacky Amirullah


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gagal Jantung
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pasien laki-laki, 57 tahun datang ke poliklinik jantung dengan keluhan sesak bertambah
s e j a k 2 hari sebelumnya, pasien sering terbangun di malam hari karena sesak serta kedua
tungkai pasien sembab. Pasien menderita sakit jantung sejak 5 tahun lalu Pasien mengaku 3
bulan sebelumnya dirawat karena keluhan yang sama. Obat terakhir yang dikonsumsi pasien
captopril 3 x 50 mg, bisoprolol 1 x 10 mg, spironolakton 1 x 25 mg. Pasien memiliki riwayat
darah tinggi sejak 10 tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, Nadi
72 x/menit, JVP 5+2 cm H2O, edema tungkai. Pemeriksaan EKG kesan LVH.
Ekhokardiografi didapatkan LVEF 34%.
Tatalaksana selanjutnya yang diberikan pada pasien adalah
A. Menambahkan obat sacubitril-valsartan
B. Menambahkan dosis spironolactone
C. Menambahkan ivabradine
D. Menambahkan digoxin
E. Menambahkan H-ISDN

Referensi Voors A, Anker S, Bueno H, Cleland J,


Coats A, Falk V, et al. 2016 ESC
Guidelines for the diagnosis and treatment
of acute and chronic heart failure.

Nama Peserta Dr.Agustian Dwi Putra


Asal FK Universitas Sriwijaya
Periode Ujian 41
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Atrial fibrilasi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang Laki-laki berusia 57 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas, dada berdebar-
debar, nyeri dada 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran compos mentis, Tekanan darah 140/90, denyut jantung 140x/menit, dengan irama
irregular. Batas jantung kiri 2 cm lateral garis midklavicula kiri, pinggang jantung menghilang,
murmur pansistolik grade IV/VI, punctum maximum di apeks dengan penjalaran ke lateral.
Berdasarkan data klinis di atas, penatalaksanaan yang paling mungkin adalah
A. Defibrilasi
B. Kardioversi Elektrik
C. Pemberian digitalis cepat
D. Pemberian trombolitik yang dilanjutkan dengan kardioversi
E. Pemberian Bolus Amiodaron 150 mg dilanjutkan drip amiodaron 1 mg/menit dalam 6 jam
pertama

Referensi Sally A, Ryan R dan Eka G. Fibrilasi Atrial.


Dalam : Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW,
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku


ajar ilmu penyakit dalam Edisi VI. Jilid I : Hal
1365 –1379.

Nama Peserta Dr.Agustian Dwi Putra


Asal FK Universitas Sriwijaya
Periode Ujian 41
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Sindrom Koroner Akut
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perokok penderita diabetes berumur 62 tahun tiba di rumah sakit lokal setelah 1 jam
mengalami nyeri dada menekan kontinu. Vital sign: HR 80x/menit, TD 126/78 mmHg, RR
18x/menit. Pemeriksaan fisik menunjukkan jugular vein distention, namun paru-paru bersih,
dan tak ada gallop S3. Pasien mengalami stroke kardioemboli 3 tahun yang lalu dengan gejala
sisa lemah anggota gerak kiri. EKG pasien sebagai berikut:

Tindakan selanjutnya yang paling tepat adalah :


A. Trombolitik
B. Ekokardiografi
C. Heparin bolus 80 IU/kgBB dilanjutkan drip 18 IU/kgBB/jam
D. Primary percutaneous coronary intervention
E. Rescue percutaneous coronary intervention
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Infark Miokard Akut dengan Elevasi ST.


Idrus Alwi. Buku ajar Ilmu penyakit Dalam
eidsi 6. Jilid II: Hal 1457-1474

Nama Peserta Dr.Agustian Dwi Putra


Asal FK Universitas Sriwijaya
Periode Ujian 41
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Aritmia
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki berusia 34 tahun datang ke IGD dengan palpitasi terus-menerus dan dispnea
ringan. Tidak ada riwayat sinkop, aritmia jantung, ataupun kelainan struktur jantung. Ia tidak
sedang mengkonsumsi obat dan menyangkal penyalahgunaan obat. Pemeriksaan fisik TD
110/70 mmHg, nadi 140x/menit, nafas 26x/menit, suhu afebris. Jantung, paru dan abdomen
dalam batas normal, tidak ada ditemukan sembab di ekstremitas. EKG didapatkan seperti di
bawah ini:

Apa penatalaksanaan yang paling tepat pada pasien ini?


A. Verapamil
B. Adenosin
C. Amiodaron
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

D. Sotalol
E. Manuver vagal

Referensi Makmun LH. 2014. Aritmia


Supraventrikuler. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi VI. hal. 1383.

Pembuat Soal Dr. Agustian Dwi Putra


Kategori Soal Kardiologi
Periode Ujian 41
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Aritmia
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki berusia 62 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang semakin
memberat sejak 1 hari yang lalu. Pasien sering mengalami sesak nafas sejak 1 tahun terakhir,
terutama ketika pasien sedang bekerja di ladang. Pasien memiliki riwayat kencing manis sejak
10 tahun yang lalu dan tidak kontrol teratur. Vital sign didapatkan TD 80/50 mmHg, nadi
92x/menit irregular, nafas 28x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan fisik JVP 5+3 cmH2O,
pemeriksaan paru didapatkan ronkhi kasar di kedua lapangan paru basal, apeks jantung 2 jari
lateral LMCS RIC VI. Pada EKG didapatkan hasil seperti di bawah ini:

Apa tatalaksana yang paling tepat pada pasien selanjutnya?


A. Injeksi furosemide 20 mg IV
B. defibrillasi 200 Joule
C. injeksi digoxin 0,25 mg IV
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

D. synchronized cardioversion 120 joule


E. injeksi amiodaron 300 mg IV

Referensi Nasution SA, Ranitya R, Ginanjar E.


Fibrilasi atrial. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi VI. Hal 1373

Pembuat Soal Dr. Agustian Dwi Putra


Kategori Soal Kardiologi
Periode Ujian 41
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit jantung iskemik
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang pria berusia 61 tahun dengan riwayat hipertensi dalam terapi mengalami dua episode
dada terasa berat dalam 24 jam terakhir. Faktor risiko meliputi kolesterol LDL 148 mg/dL;
Troponin awalnya 0,1 ng/mL. Monitor EKG sekarang menunjukkan depresi ST 2 mm yang
baru dengan inversi T-wave pada V5-V6. Pasien terlihat di ED sebelum masuk.
Pengobatan awal terbaik sekarang adalah:
a. ASA, unfractionated heparin, beta blocker
b. ASA, unfractionated heparin, inhibitor glikoprotein IIb/IIIa, beta blocker
c. ASA, clopidogrel, nifedipine
d. ASA, clopidogrel, IIb/IIIa inhibitor, immediate angiography
e. ASA, clopidogrel, IIb/IIIa inhibitor, ace inhibitor

Referensi Hanafi B, Trisnohadi, Muhadi. 2015.


Angina
Pectoris Tak Stabil/Infark Miokard Akut
tanpa Elevasi ST. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid II: hal.1449

Nama Peserta Dr. Sartika Sadikin


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Syok Kardiogenik dan Penyakit Jantung
Koroner
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang laki-laki, Usia 44 tahun, datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada kiri semakin
memberat sejak 5 jam SMRS. Nyeri seperti ini dirasakan baru pertama kali, nyeri dirasakan
semakin lama semakin memberat, disertai sesak di dada, dan keringat dingin. Pasien perokok
berat. Pasien dengan riwayat kedua kakaknya meninggal mendadak di usia muda. Pasien
dengan keluhan nyeri otot. Riwayat muntah hitam BAB hitam tidak ada, riwayat trauma kepala
tidak ada. Dari pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, TD 110/80 mmHg, Nadi
75x/menit, RR 20x/menit dengan pemeriksaan fisik paru dan jantung dalam batas normal,
pemeriksaan laboratorium Hb 13.6 g/dL, WBC 8900/mm 3, AST/ALT 108/99 IU, ur/cr 21/0.79
mg/dL, kolesterol total 181 mg/dL, HDL 29 mg/dL, LDL 120 mg/dL dan trigliserida 105
mg/dL dan CK 542U/L, troponin T 690 ng/L. Gambaran foto thoraks dalam batas normal, lalu
dilakukan pemeriksaan elektrokardiografi didapatkan sebagai berikut:

Tatalaksana yang tepat pada pasien adalah


A. Dual antiplatelet, heparinisasi, primary percutaneous coronary intervention
B. Dual antiplatelet, heparinisasi, fibrinolisis
C. Dual antiplatelet, heparinisasi
D. Dual antiplatelet, fibrinolisis
E. Fibrinolisis, Coronary angiography, rescue percutaneous coronary intervention

Referensi Idrus Alwi. Infark miokard akut dengan


elevasi ST. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Juli 2014. Hal: 1457-
1474.
Penatalaksanaan dislipidemia. PERKENI

Nama Peserta Dr. Sartika Sadikin


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Syok Kardiogenik dan Penyakit Jantung
Koroner
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Soal
Seorang laki-laki, Usia 44 tahun, datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada kiri semakin
memberat sejak 8 jam SMRS. Nyeri seperti ini dirasakan baru pertama kali, nyeri dirasakan
semakin lama semakin memberat, disertai sesak di dada, dan keringat dingin. Pasien perokok
berat. Pasien dengan riwayat kedua kakaknya meninggal mendadak di usia muda. Dari
pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, TD 110/80 mmHg, Nadi 75x/menit, RR
20x/menit dengan pemeriksaan fisik paru dan jantung dalam batas normal, pemeriksaan
laboratorium Hb
13.6 g/dL, WBC 8900/mm3, AST/ALT 31/33 IU, ur/cr 21/0.79 mg/dL, LDL 120 mg/dL.
Gambaran foto thoraks dalam batas normal, lalu dilakukan pemeriksaan elektrokardiografi
didapatkan sebagai berikut:

Kemungkinan pembuluh koroner yang mengalami patologi adalah?


A. Left Circumflex artery
B. Right Circumflex artery
C. Right coronary artery
D. Left anterior descending artery
E. Proximal Right coronary artery

Referensi Idrus Alwi. Infark miokard akut dengan


elevasi ST. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Juli 2014. Hal: 1457-
1474

Nama Peserta Dr. Sartika Sadikin


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Syok Kardiogenik dan Penyakit Jantung
Koroner
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang laki-laki, Usia 44 tahun, datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada kiri semakin
memberat sejak 8 jam SMRS. Nyeri seperti ini dirasakan baru pertama kali, nyeri dirasakan
semakin lama semakin memberat, disertai sesak di dada, dan keringat dingin. Pasien perokok
berat. Pasien dengan riwayat kedua kakaknya meninggal mendadak di usia muda. Pasien
dengan keluhan nyeri otot. Dari pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, TD 110/80
mmHg, Nadi 75x/menit, RR 20x/menit dengan pemeriksaan fisik paru dan jantung dalam batas
normal, pemeriksaan laboratorium Hb 13.6 g/dL, WBC 8900/mm3, AST/ALT 108/99 IU, ur/cr
21/0.79 mg/dL, kolesterol total 181 mg/dL, HDL 29 mg/dL, LDL 120 mg/dL dan trigliserida
105 mg/dL dan CK 542U/L, troponin T 690 ng/L. Gambaran foto thoraks dalam batas normal,
lalu dilakukan pemeriksaan elektrokardiografi didapatkan STEMI anterior. Pasien dirawat
intensif dan telah dilakukan PPCI. Terapi pasien ISDN 5mg SL, clopidogrel 1x75mg, aspilet
1x80 mg, bisoprolol 1x 2.5mg, ramipril 1.25 mg, atorvastatin 1x20 mg.
Bagaimanakah target kendali profil lipid pasien selanjutnya
A. Atorvastatin 1x 20 mg dilanjutkan
B. Atorvastatin dinaikkan dosisnya menjadi 1x 40 mg
C. Atorvastatin 20 mg ditambah ezetimibe 1x 10 mg
D. Mengganti atorvastatin dengan rosuvastatin 1x 20 mg
E. Atorvastatin 1x20 mg ditambah dengan fenofibrat 1x 300mg

Referensi Idrus Alwi. Infark miokard akut dengan


elevasi ST. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Juli 2014. Hal: 1457-
1474.
Penatalaksanaan dislipidemia. PERKENI

Nama Peserta Dr. Sartika Sadikin


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Regurgitasi aorta
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang Pria 48 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak memberat sejak 5 hari
sebelumnya, sesak terutama dirasakan saat pasien naik tangga, keluhan disertai nyeri perut dan
sering pusing. Pasien juga dengan perawakan sangat tinggi dan jari tangan dan kaki yang
panjang. Pemeriksaan Fisik TD 120/40 mmHg, HR: 66x/menit, RR 28x/m. Adanya musset
sign, pemeriksaan paru ronkhi basah halus di basal kedua paru. Pemeriksaan jantung terdapat
pelebaran batas jantung kiri di LAA sinistra dan auskultasi jantung didapatkan bising Austin
flint. Foto thoraks adanya kardiomegali, pinggang jantung menghilang dan elongasio aorta.
Pemeriksaan ekhokardiografi menunjukkan LVEF 50% dengan LVESD > 50 mm.
Patologi dasar dari kelainan yang diderita pasien adalah
A. Atrial septal defect
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

B. Ventricular septal defect


C. Stenosis mitral
D. Regurgitasi pulmonal
E. Insufisiensi aorta

Referensi Leman S, Karim B. Regurgitasi aorta. Dalam:


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Juli
2014. Hal:1192-1197

Nama Peserta Dr. Sartika Sadikin


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Stenosis Mitral
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan usia 25 tahun dirawat ke IGD dengan sesak memberat sejak 5 hari yang
lalu. Pasien juga dengan kondisi sangat lemah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien
tampak sakit berat, kesadaran compos mentis, tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi
120 kali/menit, frekuensi napas 28 kali/menit, peningkatan JVP, pemeriksaan palpasi jantung
didapatkan thrill, perkusi pinggang jantung menghilang, opening snap dan diastolic rumbles di
apeks menjalar ke aksila. Pemeriksaan fisik paru terdapat ronki basah halus di kedua basal
paru. Patologi yang terjadi pada kasus diatas paling mungkin disebabkan oleh:
A. Luas area katup mitral < 1 cm2
B. Aliran balik darah pada katup mitral
C. Ruptur chorda tendinae spontan
D. Volume overload
E. Penebalan otot ventrikel kiri

Referensi Taufik Indrajaya. 2014. Stenosis Mitral.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.
Jilid I: hal 1171-1179.

Nama Peserta dr. Shinta Suharno


Asal FK Universitas Sriwijaya
Periode Ujian 41
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Aneurisma aorta
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Pemeriksaan
Tingkat Kompetensi 3B
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Soal
Seorang laki-laki berumur 58 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeridada mendadak,
nyeri seperti disayat. Nyeri tidak menjalar ke lengan kiri dan rahang. Pasien juga mengeluh
batuk berdarah sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Berat badan tidak menurun, keringat
malam tanpa aktivitas tidak ada. Pasien tidak mempunyai riwayat diabetes melitus dan
hipertensi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, TD 180/100 mmHg,
nadi 118 kali/menit (reguler), pernafasan 26 kali/menit, dan temperatur 36,70C. Data
laboratorium: Hb 13,7 gr/dl, leukosit 11.800/ul, trombosit 228.000 /ul, GDS 110 mg/dl,
ureum 35 mg/dl,
kreatinin 1,00 mg/dl, Natrium 137 meq/l, Kalium 3,6 meq/l, troponin T < 40, D-dimer 5
ug/ml. Hasil Rongent Thoraks pasien ini:

Pemeriksaan yang tepat untuk mendiagnosis kasus diatas adalah:


A. Aortografi
B. Transthoracic echochardiography
C. CT- Scan thoraks
D. MRI thoraks
E. Echodoppler
Referensi Refli Hasan. Aneurisma Aorta. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. 2014, Hal:
1507

Nama Peserta Dr. Shinta Suharno


Asal FK Universitas Sriwijaya
Periode Ujian 41
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Aneurisma Aorta
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 3B
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Soal
Seorang laki-laki berumur 58 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeridada mendadak,
nyeri seperti disayat. Nyeri tidak menjalar ke lengan kiri dan rahang. Pasien juga mengeluh
batuk berdarah sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Berat badan tidak menurun, keringat
malam tanpa aktivitas tidak ada. Pasien tidak mempunyai riwayat diabetes melitus dan
hipertensi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, TD 180/100 mmHg,
nadi 118 kali/menit (reguler), pernafasan 26 kali/menit, dan temperatur 36,70C. Data
laboratorium: Hb 13,7 gr/dl, leukosit 11.800/ul, trombosit 228.000 /ul, GDS 110 mg/dl,
ureum 35 mg/dl,
kreatinin 1,00 mg/dl, Natrium 137 meq/l, Kalium 3,6 meq/l, troponin T < 40, D-dimer 5
ug/ml. Pasien sudah mendapat propranolol 2x40mg. Tatalaksana selanjutnya adalah…
A. Nitropruside
B. Nitrogliserine
C. Diltiazem
D. Furosemide
E. Tombolitik
Referensi Refli Hasan. Aneurisma Aorta. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. 2014, Hal:
1507

Nama Peserta Dr. Shinta Suharno


Asal FK Universitas Sriwijaya
Periode Ujian 41
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kelainan Jantung Akibat Penyakit
Sistemik (Penyakit Jantung Tiroid)
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Perempuan umur 28 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak hebat, berdebar-debar,
banyak keringat, mata membesar, nyeri dada bila beraktivitas, dan rasa tertekan disertai rasa
nyeri di leher. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, TD 150/80, nadi
120x/menit, RR 28x/menit, T: 370C. Auskultasi suara jantung terdengar Means-Lehrman
scratch. Pemeriksaan paru dan abdomen normal. Gambaran EKG menunjukkan AF RVR.
Hasil lab FT4 8,2 TSHs 0,002.
Tatalaksana yang tepat untuk mengatasi gangguan irama jantung pada pasien tersebut adalah:
a. Dilakukan kardioversi elektrik, dilanjutkan pemberian Obat Anti Tiroid
b. Dilakukan pungsi perikard, dilanjutkan pemberian Obat Anti Tiroid
c. Pemberian Obat Anti Tiroid dan penghambat beta bloker
d. Pemberian Obat Anti Tiroid dan digitalis
e. Pemberian Obat Anti Tiroid dan antikoagulan
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Limantoro C. 2014. Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam Edisi VI. Hal 1273

Pembuat Soal Dr. Shinta Suharno


Kategori Soal Kardiologi
Periode Ujian 41
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Syok Kardiogenik dan Penyakit Jantung
Koroner
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pasien Perempuan usia 68 tahun berobat ke IGD dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada
sejak 1 jam yang lalu saat terbangun dari tidur. Pasien juga mengeluh mual dan muntah 2
kali, keringat dingin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 70/50 mmHg, nadi 68 x/mnt,
RR 28 X/mnt, cepat dan dalam. Pemeriksaan paru normal. EKG ditemukan peningkatan ST
elevasi di lead II,III, dan avf. Foto rontgent thoraks normal. Terapi yang harus segera
dilakukan pada pasien diatas adalah…
A. Bolus normal saline 1-2 liter
B. Inj. Sulfas atropine 0,5 mg IV
C. Dopamin 5 mikrogram/kg/menit
D. Dobutamin 5 mikrogram/kg/menit
E. Nitrogliserin 5mg SL

Referensi Idrus Alwi, Infark miokard akut dengan


ST elevasi. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam.Juli 2014. hal 1457-1474

Pembuat Soal Dr. Shinta Suharno


Kategori Soal Kardiologi
Periode Ujian 41
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Syok Kardiogenik dan Penyakit Jantung
Koroner
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pasien laki-laki usia 48 tahun berobat ke IGD dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri saat
sedang mengendarai motor di pagi hari. Nyeri seperti ditindih beban berat, tembus ke
belakang, menjalar ke kiri dan rahang. Riwayat darah tinggi dan kencing manis tidak ada.
Pasien memiliki ayah dan kakak yang meninggal akibat sakit jantung. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, nadi 96 x/mnt, RR 24 X/mnt, NRS 8. Pemeriksaan
jantung pembesaran batas jantung kiri 1 jari lateral linea midklavicularis sinistra ICS VI.
Pemeriksaan paru normal.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

EKG pada pasien ini:

Pembuluh darah yang mengalami gangguan adalah…


A. Circumflex artery
B. Right coronary artery
C. Left coronary artery
D. Left anterior descending artery
E. Right posterior descending artery

Referensi Idrus Alwi, Infark miokard akut dengan


ST elevasi. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Juli 2014. hal 1457-1474

Pembuat Soal Dr. Ari MH Siregar


Kategori Soal Kardiologi
Periode Ujian 41
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Syok Kardiogenik dan Penyakit Jantung
Koroner
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pasien Perempuan usia 68 tahun berobat ke IGD dengan keluhan sesak nafas dan nyeri dada
sejak 1 jam yang lalu saat terbangun dari tidur. Pasien juga mengeluh mual dan muntah 2
kali, keringat dingin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 70/50 mmHg, nadi 68 x/mnt,
RR 28 X/mnt, cepat dan dalam. Pemeriksaan paru normal. EKG ditemukan peningkatan ST
elevasi di lead II,III, dan avf. Foto rontgent thoraks normal.
Kemungkinan pembuluh darah coroner yang mengalami patologi adalah
A. Circumflex artery
B. Right coronary artery
C. Left coronary artery
D. Left anterior descending artery
E. Right posterior descending artery
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Idrus Alwi, Infark miokard akut dengan


ST elevasi. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam.Juli 2014. hal 1457-1474

Nama Peserta Dr. Ari MH Siregar


Asal FK Universitas Sriwijaya
Periode Ujian 41
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Aneurisma Aorta
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 3B
Soal
Seorang laki-laki berumur 55 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeridada mendadak,
nyeri seperti disayat. Nyeri tidak menjalar ke lengan kiri dan rahang. Pasien juga mengeluh
batuk berdarah sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Berat badan tidak menurun, keringat
malam tanpa aktivitas tidak ada. Pasien tidak mempunyai riwayat diabetes melitus dan
hipertensi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, TD 180/100 mmHg,
nadi 118 kali/menit (reguler), pernafasan 26 kali/menit, dan temperatur 36,7 0C. Data
laboratorium: Hb 13,7 gr/dl, leukosit 11.800/ul, trombosit 228.000 /ul, GDS 110 mg/dl,
ureum 35 mg/dl,
kreatinin 0,9 mg/dl, Natrium 137 meq/l, Kalium 3,6 meq/l, troponin T < 40, D-dimer 0.5
ug/ml. Pasien sudah mendapat propranolol 2x40mg. Tatalaksana selanjutnya adalah…
A. Labetalol
B. Nitrogliserine
C. Diltiazem
D. Furosemide
E. Tombolitik
Referensi Refli Hasan. Aneurisma Aorta. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. 2014, Hal:
1507

Nama Peserta Dr. Sartika Sadikin


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Regurgitasi aorta
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang Pria 44 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak memberat sejak 5 hari sebelumnya,
sesak terutama dirasakan saat pasien naik tangga, keluhan disertai nyeri perut dan sering
pusing. Pemeriksaan Fisik TD 130/50 mmHg, HR: 66x/menit, RR 28x/m, pemeriksaan
paru ronkhi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

basah halus di basal kedua paru. Pemeriksaan jantung terdapat pelebaran batas jantung kiri di
LAA sinistra dan auskultasi jantung didapatkan bising Austin flint. Foto thoraks adanya
kardiomegali, pinggang jantung menghilang dan elongasio aorta.
Patologi dasar dari kelainan yang diderita pasien adalah
A. Atrial septal defect
B. Ventricular septal defect
C. Stenosis mitral
D. Regurgitasi pulmonal
E. Regurgitasi aorta

Referensi Leman S, Karim B. Regurgitasi aorta.


Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Juli 2014. Hal:1192-1197

Nama Peserta Dr. Ari MH Siregar


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gagal Jantung
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pasien laki-laki, 57 tahun datang ke poliklinik jantung dengan keluhan sesak bertambah
s e j a k 2 hari sebelumnya, pasien sering terbangun di malam hari karena sesak serta kedua
tungkai pasien sembab. Pasien menderita sakit jantung sejak 5 tahun lalu Pasien mengaku 3
bulan sebelumnya dirawat karena keluhan yang sama. Obat terakhir yang dikonsumsi pasien
captopril 3 x 50 mg, bisoprolol 1 x 10 mg, spironolakton 1 x 50 mg. Pasien memiliki riwayat
darah tinggi sejak 10 tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, Nadi
72 x/menit, JVP 5+2 cm H2O, edema tungkai. Pemeriksaan EKG kesan sinus rhythm dengan
LVH. Ekhokardiografi didapatkan LVEF 34%.
Tatalaksana selanjutnya yang diberikan pada pasien adalah
A. Menambahkan obat sacubitril-valsartan
B. Menambahkan dosis spironolactone
C. Menambahkan ivabradine
D. Menambahkan digoxin
E. Menambahkan H-ISDN

Referensi Voors A, Anker S, Bueno H, Cleland J,


Coats A, Falk V, et al. 2016 ESC
Guidelines for the diagnosis and treatment
of acute and chronic heart failure.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Ari MH Siregar


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar Atrial fibrilasi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi Patofisiologi
Soal
Seorang wanita 65 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas terutama bila aktifitas.
Pasien didiagnosa dengan Atrial Fibrilasi Rapid Ventrikular Response.
Patofisiologi yang mendasari kelainan konduksi jantung pada pasien adalah:
A. Aktivitas sistolik pada atrium kiri tidak teratur, sehingga atrial velocity berkurang
B. Aktivitas sistolik pada atrium kiri tidak teratur, sehingga atrial velocity meningkat
C. Volume overload sehingga terjadi pump failure
D. Gangguan katup jantung sehingga terbentuknya thrombus di ventrikel
E. Peningkatan aktivitas simpatis pada jantung

Referensi Fibrilasi Atrial. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam PAPDIEdisi VI.Hal 1365-1379

Nama Pembuat Soal Dr. Arlis Karlina


Asal FK FK UNSRI
Kategori Soal Kardiovaskular
Lingkup Bahasan Dalam Standar Gagal jantung kronik
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 60 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan sesak napas yang memberat
saat aktivitas 1 bulan terakhir, ada riwayat hipertensi dan gagal jantung kronik sejak 10 tahun
dan pernah mengalami serangan jantung 5 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan TD
150/92, nadi 92x/menit, pernapasan 20x/menit, terdapat destensi vena leher, batas jantung
kesan melebar,
EKG irama sinus, echocardiography 2 bulan lalu didapatkan LVEF 35%, kreatinin 1.5 mg/dl.
Pasien saat ini mengkonsumsi furosemide, spironolakton, captopril dan bisoprolol secara rutin
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

dengan dosis optimal. Pasien masih mengeluh cepat lelah, menurut Guidline ESC 2016, maka
tatalaksana selanjutnya yang paling tepat pada pasien ini adalah :
A. Mengganti captopril dengan valsartan
B. Menaikkan dosis ACE inhibitor
C. Menambahkan Coenzym Q
D. Menaikkan dosis diuretik
E. Menambah obat ivabradine

referensi Yancy CW.2017 ACC/AHA/HFSA


Focused Update of the 2013 ACCF/AHA
Guideline for the Management of Heart
Failure.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

UJIAN BOARD BATCH 41

DIVISI PULMONOLOGI

Kontributor :

dr. Ricky Taringan / UNIBRAW


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Ricky


Asal FK FK UB
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Bronkiektasis
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Komplikasi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki – laki 35 tahun datang ke ke IGD dengan keluhan batuk yang dirasakan sejak 3
minggu lalu. Keluhan memberat dalam 5 hari terakhir, batuk disertai dengan dahak berwarna
karat disertai bau mulut yang tidak sedap. Sesak napas dirasakan memberat dalam 5 hari
terakhir. Demam sejak 1 minggu ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya ronki basah
pada basal paru kiri disertai wheezing pada kedua basal paru. Dari gambaran radiologis
didapatkan air bronchogram pada paru kiri. Lab : Hb 10.9 gr/dl; Leukosit 18900 / ul; PLT
320000 Ht 31 %. Hitung jenis Leukosit : 1/1/95/ 25/4 %.

Tatalaksana untuk penyakit diatas yaitu, KECUALI :


a. Drainase postural
b. Mukolitik
c. Bronkodilator
d. Drainase sekret dengan bronkoskop
e. Steroid

Referensi Pasiyan Rahmaatullah, Bronkiektasis. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. Edisi 6.
Jakarta : Interna Publishing; 2014 Hal
1687.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Ricky


Asal FK FK UB
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar PPOK
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki – laki berusia 58 tahun datang ke poli IPD dengan keluhan batuk dengan dahak
berwarna putih kental. Keluhan batuk berulang sejak 1.5 tahun lalu, memberat sejak 2 minggu
lalu. Sesak napas dirasakan kadang saat batuk muncul. Demam tidak dikeluhkan. Pasien
merokok kurang lebih 2 bungkus per hari sejak usia muda. Pasien berhenti merokok sejak 1
bulan lalu. Pemeriksaan fisik : barrel chest, suara napas vesikuler, ekspirasi memanjang. Foto
rontgen
: paru hiperinflasi. Spirometri : VEP1 / KVP 68 % ; VEP1 prediksi 35 %.
Diagnosis pada pasien ini yaitu :
a. PPOK ringan
b. PPOK sedang
c. PPOK berat
d. PPOK sangat berat
e. Asma bronkial

Referensi Penyakit Paru Obstruktif Kronik ( PPOK ).


PPK Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Hal 746
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Ricky


Asal FK FK UB
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kanker Paru
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang pria berusia 50 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD dengan keluhan utama sesak
napas sejak 10 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh batuk-batuk dengan
dahak bercampur darah disertai nyeri pada dada kanan. Pasien merokok 10 batang per hari
sejak 30 tahun yang lalu. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 110/60 mmHg,
denyut nadi 110 kali/menit, regular, frekuensi napas 25 kali/menit, temperatur axilla 37,7 °C.
Pemeriksaan paru didapatkan perkusi paru kanan redup, suara napas menurun, dan pada foto
toraks didapatkan gambaran radioopak pada hemitoraks kanan disertai pergeseran trakea dan
jantung ke arah kiri. Hasil TTB : NSCLC.
Manakah pemeriksaan berikut yang perlu dilakukan untuk panduan pilihan terapi pada pasien
ini:
a. EGFR ( Epidermal growth factor receptor ) mutation
b. CT Scan Thoraks
c. MRI Thoraks
d. Bone Scanning
e. Open biopsy

Referensi Tumor Paru. PPK Ilmu Penyakit Dalam


Edisi 6. Hal 802.
Antonicelli A, et al. EGFR-Targeted
Therapy for Non-Small Cell Lung Cancer:
Focus on EGFR Oncogenic Mutation. Int J
Med Sci. 2013; 10(3): 320–330.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Yeni Larasati


Asal FK FK UB
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Emboli Paru

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi


Tingkat Kompetensi 3B
Soal

Laki-laki berusia 67 tahun yang dirawat di bangsal bedah setelah menjalani operasi proximal femoral
nail anti rotation (PFNA), tiba-tiba mengalami penurunan kesadaran, pucat, dan berkeringat. Dilakukan
stabilisasi, lalu dikonsulkan ke penyakit dalam didapatkan tekanan darah 80/40 mmHg, akral dingin,
nadi 120x/menit kecil dan cepat, frekuensi nafas 24x/ menit, hepato jugular reflux positif, bunyi jantung
P2 mengeras, terdapat right-sided gallop rhytm. Setelah dilakukan stabilisasi awal, pasien sadar tetapi
mengeluh nyeri hebat pada dada. Analisa gas darah PaO2 82 mmHg, PaCo2 32 mmHg. Bagaimanakah
gambaran radiologi yang paling mungkin untuk menegakkan diagnosa di atas?
A. Pembesaran arteri pulmonalis desendens, peningkatan diafragma bilateral, densitas dan
hiperlusen pada paru
B. Pembesaran arteri pulmonalis desendens, penurunan diafragma bilateral, hiperlusen pada paru
C. Pembesaran arteri pulmonalis asendens, penurunan diafragma sisi lesi, densitas dan hiperlusen
pada paru
D. Pembesaran arteri pulmonalis asendens, peningkatan diafragma bilateral, densitas dan
hiperlusen pada paru
E. Pembesaran arteri pulmonalis desendens, peningkatan diafragma sisi lesi, densitas dan
hiperlusen pada paru
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Pasiyan Rahmatullah.2014. Tromboemboli


Paru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam EdisiVI.
Jilid I hal 1690-1699
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Yeni Larasati


Asal FK FK UB
Kategori Soal Spirometri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Respirologi

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Interpretasi


Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki 35 tahun yang bekerja sebagai buruh pabrik sepatu datang berobat dengan keluhan
batuk sejak 3 tahun dan hilang timbul. Batuk dengan dahak putih kental. Pasien juga sering merasa
sesak. Pasien tidak mengeluhkan demam, keringat malam, atau penurunan berat badan. Pasien memiliki
kebiasaan merokok sejak 10 tahun yang lalu , dan memiliki riwayat alergi terhadap udang dan kepiting
sejak kecil. Pemeriksaan fisik didapatkan, frekuensi napas 26x/menit, Pemeriksaan paru didapatkan
ekspirasi memanjang, dengan suara vesikuler. Dari pemeriksaan spirometri didaptkan hasil sebagai
beikut :
Pre Bronkhodilator Post bronkhodilator
FVC (L) 3.5 3.5
FVC prediction (L) 3.9 3.9
FEV1 (L) 2.0 2.6
FEV1 prediction (L) 3.5 3.5

Apa diagnosa pada pasien ini ?


A. Asma bronkhiale
B. COPD
C. ACO
D. ILD
E. Pneumonitis
Referensi Bambang Sigit Riyanto, Heni Retno Wulan,
BarmawiHisyam. 2014. Obstruksi Saluran
Pernapasan Akut. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam EdisiVI. Jilid I hal 1590-1607
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Yeni Larasati


Asal FK FK UB
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Interpretasi Pemeriksaan Foto Thoraks

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosa


Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki 47 tahun dirawat di RS tiba-tiba mengeluh nyeri pada dada disertai sesak napas.
Pasien pasca operasi tulang panggul dan tirah baring dalam 10 hari terkhir. Pada pemeriksaan Fisik
didapatkan Tekanan darah 80/50 mmHg, RR 26x/menit, Nadi 121 x/menit, lemah, Saturasi 80%. EKG
didapatkan S di lead I, Q dan T inverted di Lead III. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran
sebagai berikut, yang dikenal sebagai ...

A. Melting sign dan Hampton’s sign


B. Fleishner’s sign dan Palla’s sign
C. Hampton’s hump dan Palla’s sign
D. Palla’s sign dan Westermark sign
E. Westermark sign dan Melting sign

Referensi Pasiyan Rahmatullah.2014. Tromboemboli


Paru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam EdisiVI.
Jilid I hal 1690-1699
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Nyoman Satvika

Asal FK FK UB

Kategori Soal Kardiologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hipertensi pulmonal

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 3A

Soal

Seorang wanita berusia 20 tahun berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan sesak saat
aktivitas, riwayat pingsan saat olahraga. Dari pemeriksaan fisik didapatkan distensi vena jugularis, S3
jantung kanan, dan murmur trikuspid. Pemeriksaan EKG didapatkan strain ventrikel kanan, hipertrofi
ventrikel kanan, dan pergeseran axis ke kanan. Didapatkan gambaran pembesaran hilus dan pembesaran
ventrikel kanan pada foto toraks posterior-anterior dan lateral. Pemeriksaan ekokardiografi didapatkan
regurgitasi trikuspid, pembesaran atrium dan ventrikel kanan. Kemudian dilakukan pemeriksaan
kateterisasi jantung untuk mengukur rerata tekanan arteri pulmonalis. Didapatkan penurunan tekanan
arteri pulmonalis sebesar 25% dengan tes vasodilator.

Pemeriksaan baku emas untuk menegakkan diagnosis penyakit di atas adalah:


A. Ekokardiografi
B. Elektrokardiografi
C. Kateterisasi jantung
D. Foto toraks
E. CT scan toraks

Referensi Diah, M. Ghanie, A. 2014. Hipertensi


Pulmonal Primer. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi VI. Jilid II: hal 1241-1250.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Nyoman Satvika

Asal FK FK UB

Kategori Soal Penyakit Mediastinum

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Tumor mediastinum

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Etiologi

Tingkat Kompetensi 3A

Soal

Seorang laki-laki usia 25 tahun datang dengan keluhan sesak yang dirasakan 7 hari yang lalu dan makin
memberat terutama saat posisi tidur. Keluhan disertai dengan suara serak. Didapatkan riwayat penurunan
berat badan, keringat malam, dan demam. Dari pemeriksaan fisik didapatkan edema pada wajah dan
leher, peningkatan JVP, pelebaran vena kolateral di dada, dan limfadenopati multiple di leher dan ketiak.
Dari pemeriksaan foto torak anterior/posterior dan lateral didapatkan adanya massa pada mediastinum
anterior superior. Pasien pernah dilakukan biopsi pada benjolan dan didapatkan gambaran sel Reed-
Sternberg.
Etiologi tumor mediastinum yang paling mungkin adalah
A. Tiroid substernal
B. Limfoma non-Hodgkin
C. Tumor germ cell
D. Limfoma Hodgkin
E. Timoma

Referensi Amin, Z. 2014. Penyakit Mediastinum. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II:
hal 1625-1630.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Nyoman Satvika

Asal FK FK UB

Kategori Soal Penyakit Mediastinum

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Timoma

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi/etiologi

Tingkat Kompetensi 3A

Soal

Seorang wanita usia 25 tahun datang dengan keluhan penglihatan ganda yang disertai dengan kelemahan
pada kedua kelopak mata terutama siang hari setelah aktivitas. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ptosis
dan kelemahan pada otot-otot proksimal.
Tumor mediastinum yang berkaitan dengan penyakit di atas adalah
A. Tiroid substernal
B. Neurinomas
C. Tumor germ cell
D. Limfoma Hodgkin’s
E. Timoma

Referensi Amin, Z. 2014. Penyakit Mediastinum. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II:
hal 1625-1630.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Nur Handy Megawanto


Asal FK FK UB
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Paru Vaskular

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis


Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Wanita umur 63 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak napas akut. Tidak ada riwayat gangguan
pada jantung atau paru di Sebelumnya. Pasien baru-baru ini terdiagnosis menderita kanker payudara dan
sedang menjalani perawatan aktif untuk kanker payudara. Pada pemeriksaan didapatkan tekanan
darahnya 120/80 mmHg, denyut nadi 100 /mnt, serta jantung dan paru-paru dalam batas normal. Tidak
ada tanda-tanda klinis yang mengarah pada trombosis vena dalam (DVT). Manakah dari pemeriksaan
berikut yang diperlukan untuk menyingkirkan diagnosis emboli paru (PE).
a. CXR
b. Electrocardiogram (ECG)
c. Ventilation-perfusion Lung Scan
d. Ventilation Scan
e. Magnetic Resonance Image (MRI)

Referensi Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, et al.


Harrison’s Principles of Internal Medicine. 19
th ed. New York, NY: McGraw-Hill; 2015. Hal
1631-1637
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Nur Handy Megawanto


Asal FK FK UB
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Sleep Apnea

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis


Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Pria berusia 50 tahun datang dengan keluhan rasa mengantuk yang berlebihan pada siang hari dan
riwayat mendengkur. Satu minggu yang lalu, dia tertidur saat mengendarai mobilnya dan mengalami
kecelakaan kecil. Pada pemeriksaan didapatkan, obesitas dengan indeks massa tubuh (BMI) > 30 dan
tekanan darahnya 160/90 mm Hg. Pada pemeriksaan paru-paru jernih dan bunyi jantung jauh. Manakah
dari hal berikut ini merupakan penjelasan yang paling mungkin untuk gejala yang terkait dengan
kondisi tersebut.

a. Berkaitan dengan Disfungsi Jantung


b. Neuropsychiatric dan Behavioral
c. Pulmonary
d. Gastrointestinal (GI)
e. Musculoskeletal

Referensi Kasper DL, Braunwald E, Fauci AS, et al.


Harrison’s Principles of Internal Medicine. 19th
ed. New York, NY: McGraw-Hill; 2015. Hal
1723-1227
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Nur Handy Megawanto


Asal FK FK UB
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Paru Pada HIV

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana


Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke polilinik interna dengan keluhan demam selama 1 minggu
terakhir. Demam disertai dengan keluhan batuk yang tidak berdahak sejak 1 bulan terakhir, dan terdapat
banyak papul berwarna keputihan pada area mulut. sesak napas dirasakan tidak membaik walaupun
dengan istirahat. Sebelumnya pasien sudah berobat ke dokter praktek namun keluhan tidak membaik,
dokter hanya mengatakan infeksi pada saluran pernapasan atas. Saat ini pasien cenderung menutupi
keluhan jika dokter bertanya tentang riwayat terdahulu. Pasien tampak kurus, mengaku berat badan
turun 10 kg dalam 3 bulan. Pasien telah menikah tetapi belum mempunyai anak dan saat ini. Pasien
mengaku istrinya sedang di rawat di rumah sakit karena infeksi paru dan mengkonsumsi obat ARV
selama 1 tahun terakhir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah 110/60mmHg, Nadi 112
x/menit, pernafasan 28 x/menit, suhu 39,3 C ditemukan oral thrush,limfadenopati bilateral, ronkhi
bilateral, wheezing, maupun ekspirasi memanjang. Pada hasil pemeriksaan lab didapatkan HIV reaktif,
CD4 : 10 sel dan pada pemeriksaan sputum didapatkan bentuk trophic pada pewarnaan Giemsa.
Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah :
a. Abses Paru
b. Pneumocystis Carinii Pneumonia
c. Tuberculosis Paru
d. Pnumonitis
e. Bronkitis Kronis

Referensi Infeksi Oportunistik Pada AIDS. PPK Ilmu


Penyakit Dalam Edisi 6. Hal 940
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Ayu Cahya Andhayani


Asal FK FK Universitas Brawijaya
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Empiema

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi


Tingkat Kompetensi 3B
Soal

Seorang pria 48 tahun dengan empiema toraks kiri dan sudah terpasang chest tube sejak 5 hari lalu, saat
ini pasien dalam terapi OAT bulan kedua. Pada pemeriksaan pasien tampak sakit berat, tekanan darah
130/92 mmHg, nadi 110 x/mnt, suhu 37.5 0C, respirasi 30 x/mnt. Pemeriksaan fisik didapatkan perkusi
redup serta suara napas menurun pada kiri bawah. Rontgen toraks menunjukkan gambaran konsolidasi
paru kiri dan CT Scan toraks dengan kontras terdapat penebalan pleura kiri. Tatalaksana lanjutan yang
paling tepat pada pasien adalah:

A.  Pleural catheter

B.  Pleural window

C.  Continuous suction

D. Dekortikasi pleura

E. Antibiotik non-spesifik

Referensi Hadi Halim. 2014. Penyakit-penyakit Pleura.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid
II:hal 1636-1637.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Ayu Cahya Andhayani


Asal FK FK Universitas Brawijaya
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Pneumotoraks

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi


Tingkat Kompetensi 3B
Soal

Seorang pria 51 tahun sering mengeluhkan batuk dan sesak hilang timbul sejak 1 tahun terakhir. Dia
juga mengatakan adanya penurunan berat badan sekitar 4 kg dalam 1 bulan terakhir. Pasien riwayat
merokok 2 bungkus per hari sejak usia 20 tahun dan baru berhenti 6 bulan terakhir. Saat ini pasien tiba-
tiba mengeluhkan sesak nafas disertai dengan dada terasa berat sejak 30 menit lalu sehingga datang ke
IGD. Pada pemeriksaan pasien tampak sakit berat, tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 110 x/mnt, suhu
37.50C, respirasi 30 x/mnt, didapatkan perkusi hemithoraks kanan hipersonor, tidak ada deviasi trakea.
Bagaimana mekanisme patofisiologis yang menjelaskan keadaan ini?

A. Adanya komorbid dengan infeksi tuberkulosis

B. Terjadinya peningkatan dead space patologis

C. Terdapat infeksi sekunder dengan bakteri non spesifik

D. Adanya bronkiektasis dan nekrosis jaringan

E. Pecahnya bullae yang terdapat pada emphysema

Referensi Barnawi Hisyam, Eko Budiono. 2014.


Pneumotoraks. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi 6. Jilid II:hal 1644-1645.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Ayu Cahya Andhayani


Asal FK FK Universitas Brawijaya
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gagal napas

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi


Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki 65 tahun datang dengan keluhan sesak nafas sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit.
Sesak nafas dirasakan semakin memberat dan tidak membaik dengan perubahan posisi. Keluhan lain
adalah batuk dengan dahak berwarna putih. Pada pemeriksaan didapatkan suhu 38 0C, nadi 110x/menit
dan nafas cepat dengan RR 30x/menit. Pasien riwayat merokok berat selama 20 tahun dan dengan
PPOK namun saat ini sudah berhenti merokok. Pada pemeriksaan thorak foto didapatkan infiltrat di
parakardial sinistra. Analisa gas darah menunjukkan pH 7,26 (7,35-7,45), HCO3 18 mmol/L (21-
28), pO2 75,9
mmHg (85-100), pCO2 60 mmHg (35-45), SO2 89% (>95). Manajemen penyakit diatas yang paling
tepat adalah :

A. Bronkodilator kerja cepat, steroid inhalasi, antibiotik intravena, pemberian CPAP

B. Steroid inhalasi, muskarinik antagonis, antibiotik intravena, pertimbangan ventilator mekanik

C. Bronkodilator kerja cepat, steroid intravena, antibiotika intravena, pertimbangan trakeostomi

D. Steroid intravena dan pemberian antibiotika intravena segera, pemberian CPAP

E. Bronkodilator kerja cepat, steroid intravena, antibiotik intravena, pertimbangan ventilator

mekanik

Referensi Bambang S.R, Heni R.W, Barnawi H. 2014.


Obstruksi Saluran Napas Akut. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid II:hal 1603-1606.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Muhammad Reza Febriliant

Asal FK FK Univ. Brawijaya

Kategori Soal Pulmonologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Pleura

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal
Seorang perempuan berusia 58 tahun ditemani oleh anaknya berobat ke poliklinik penyakit dalam
dengan keluhan sesak nafas sejak 3 bulan lalu disertai batuk yang hilang timbul dan bajunya sering
lembab saat terbangun pagi hari. Nafsu makan menurun sehingga berat badannya terus menurun. Dari
pemeriksaan foto toraks didapatkan infiltrat di apeks dan bayangan radioopak pada sudut kostofrenikus
kanan. Pasien lalu didiagnosa menderita TB paru dan menjalani terapi dengan obat anti tuberkulosis.
Patofisiologi yang melatarbelakangi terjadinya efusi pada pasien ini adalah:
A. Terjadinya hiperglobulinemia
B. Terjadinya hipoglobulinemia
C. Robeknya perkijuan ke arah saluran getah bening menuju sternum
D. Robeknya fokus subpleura, aliran getah bening, atau hematogen
E. Komplikasi dari torakosentesis

Referensi PAPDI Edisi VI, BAB 208 Penyakit Pleura,


Hal.1633-1634
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Muhammad Reza Febriliant

Asal FK FK Univ. Brawijaya

Kategori Soal Pulmonologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hemotoraks

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal
Seorang perempuan berusia 53 tahun datang ke Unit Gawat Darurat dengan keluhan dadanya terasa
nyeri seperti ditusuk sejak 4 jam lalu disertai sesak nafas dan batuk. Pada pemeriksaan fisik paru
didapatkan pergerakan dinding dada kanan tertinggal, fremitus taktil menghilang, bunyi napas menurun.
Setelah dilakukan foto toraks, didapatkan gambaran sudut kostofrenikus kanan tumpul. Dilakukan
torakosentesis dan didapatkan cairan berwarna kemerahan dan dikirim ke laboratorium. Hasil
laboratorium didapatkan hematokrit cairan 55% dari hematokrit serum.
Diagnosis penyakit pada pasien ini adalah:
A. Efusi pleura dengan perdarahan
B. Kilotoraks
C. Psedokilotoraks
D. Empiema
E. Hemotoraks

Referensi Panduan Praktis Klinis PAPDI, Penyakit


Pleura, Hal 754-762.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Muhammad Reza Febriliant

Asal FK FK Univ. Brawijaya

Kategori Soal Pulmonologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Efusi Pleura

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal
Seorang laki-laki berusia 53 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam dengan keluhan dadanya terasa nyeri
seperti ditusuk sejak 7 hari lalu yang bertambah saat menarik nafas atau batuk. disertai sesak nafas dan
batuk. Setelah dilakukan foto toraks PA, didapatkan gambaran sudut kostofrenikus kanan tumpul.
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi jika torakosentesis dilakukan pada pasien ini yaitu:
A. Efusi rekuren
B. Pleura shock
C. Kilotoraks
D. Empiema
E. Pleurodesis

Referensi PAPDI Edisi VI, BAB 208 Penyakit Pleura,


Hal.1632.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Rahmantio Adi

Asal FK FK UNIBRAW

Kategori Soal Pulmonologi


Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi ILD

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Fibrosis paru idiopatik


Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Seorang perempuan 35 tahun keluhan batuk tidak produktif dan sesak yang progresif. Pasien
juga sedang menjalani kemoterapi dan radioterapi untuk kanker payudarannya. Pemeriksaan
fisik TD 110/70 mmhg Nadi 120 x/m RR30x/m saturasi 89% room air ,ditemukan sianosis,
kor pulmonale dan P2 mengeras. Gambaran CXR menunjukkan infiltrat di basal. Gambaran
HRCT yang mungkin didadapatkan:

A. Gambaran ground glass umumnya disebutkan oleh fibrosis
B. Gambaran Bronkogram sama jelas seperti foto thorak
C. Permukaan pleura tampak kasar
D. Infiltrat Alveolar ukurannya lebih homogen
E. kista kista kecil dengan ukuran minimal 5mm

Referensi Pitoyo, C.W., 2014. Penyakit paru intersitial. PAPDI


jilid II edisi VI: Internal publishing Hal 1665-1672.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr.Rahmantio Adi

Asal FK FK UNIBRAW

Kategori Soal Pulmonologi


Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi ARDS

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Etiologi


Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Wanita 67 tahun dibawa ke RS dengan sesak nafas berat sejak 3 hari yang lalu. Kondisi di
IGD menunjukkan saturasi oksigen SpO2 50% yang
kemudian meningkat menjadi 70% dengan pemberian oksigen masker non rebreathing 8-10
liter per menit selama 30 menit, hasil foto thorax menunjukkan gambaran pneumonia
multi lobaris. Pasien selanjutnya diintubasi dan dipasang ventilator mekanik dengan assist-
control mode, RR 25X/menit, Volume Tidal 8mL/kg, FiO2 1.0, PEEP 14cmH2O
,lalu dilakukan BGA dengan hasil pH 7.10, PCO2 30 mmHg, PO2 50mmHg, A-aDo2:
300. Mekanisme terjadinya hipoksemia pada kasus ini:
a) Keterbatasan difusi
b) Hipoventilasi dan V/Q mismatch
c) V/Q mismatch
d) Pirai kanan ke kiri
e) Hiperventilasi dan V/Q mismatch

Referensi Kasper, Dennis. Fauci, Anthony. Hauser, Stephen.


Longo, Dan. 2016. Harrison’s Manual of Medicine
jilid 2, 19 th edition, bab 174, hal 912-916
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr.Rahmantio Adi


Asal FK FK UNIBRAW
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Bronkitis

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi/etiologic


Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Pria 25 tahun dimana bekerja di PLTD dengan bahan bakar batubara datang ke poli IPD dengan keluhan
batuk selama 4 hari dan hidung tersumbat. Pemeriksaan fisik didapatkkan TD 120/80 mmhg N 101 x/m
RR 25x/m temp 39 °C saturasi 96% room air , pada auskultasi wheezing (-) ronki(-), egofoni(-). Dari
klinis diatas, yang benar mengenai pasien tersebut...
a. Merokok dan bahan polutan bukan penyebabnya
b. Vaksin direkomendasikan khususnya pad umur diatas 40 tahun
c. Faktor presipitasi terbanyak adalah infeksi bakteri
d. Foto thorak menunjukkan gambaran spesifik dan tidak normal
e. Dapat self-limited disease

Referensi Singh, A., Avula, A. and Zahn, E., 2019. Acute


Bronchitis. In StatPearls [Internet]. StatPearls
Publishing.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Norma Rahayu N.


Asal FK FK UB
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Tuberkulosis Paru

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana


Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Seorang laki-laki usia 47 tahun datang ke poliklinik dengan membawa hasil sputum BTA positif. Pasien
sudah menyelesaikan OAT kategori 1 yang dimulai 8 bulan lalu. Saat ini keluhan batuk masih dirasakan oleh
pasien, ditambah dengan batuk darah yang sebelumnya tidak ada. Pasien juga menyerahkan hasil uji kultur
yang menyatakan adanya resistensi pada rifampicin dan INH.

Berikut ini merupakan hal yang benar terkait prinsip terapi pada pasien tersebut:
A. Pengobatan minimal diberikan selama 15 bulan
B. Monitoring kultur/sputum BTA dilakukan setiap bulan, selama 1 tahun
C. Terapi setidaknya dengan 3 macam obat yang masih efektif berdasarkan hasil kultur
D. Terapi dilanjutkan selama 18 bulan setelah konversi kultur
E. Bila sudah terjadi konversi kultur sputum dilakukan tiap 3-4 bulan

Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam :


Referensi Panduan Praktik Klinis. Tuberkulosis Paru. Hal 794-
801
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Norma Rahayu N.


Asal FK FK UB
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Paru Akibat Infeksi Jamur
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi/etiologi
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Seorang wanita usia 52 tahun mengeluh batuk dan sesak yang memberat saat beraktivitas, membaik
dengan beristirahat. Batuk tidak berdahak, namun terkadang berdahak mengeluarkan lendir gritty.
Pasien memiliki riwayat hipertensi dan hipotiroid, rutin mengonsumsi lisinopril dan levotiroksin.
Selama ini bekerja sebagai tukang bersih-bersih di peternakan ayam. Pemeriksaan fisik didapatkan
saturasi O2 95% room air, auskultasi paru dalam batas normal, pemeriksaan jantung dalam batas
normal. Tidak didapatkan edema. Tes darah rutin menunjukkan Hb 12 g/dL, leukosit 8,3 x
10^3/µL, trombosit 200.000. Rontgent dada didapatkan granuloma pada paru kanan dan kalsifikasi
mediastinum. CT Scan menunjukkan adanya granuloma yang hampir sembuh. Kalsifikasi
mediastinal ekstensif. Pernyataan berikut adalah benar terkait kasus tersebut:
A. Test antigen histoplasma urine akan positif
B. Penyebab paling sering kasus ini adalah histoplasmosis atau tuberkulosis
C. Pasien sebaiknya dirujuk ke spesialis bedah untuk tatalaksana lebih lanjut
D. Pemberian kortikosteroid akan memperbaiki kondisi pasien
E. Pemberian terapi itrakonazol dan vorikonazol akan memperbaiki ondisi pasien

Light, R. Disorder of the pleura dalam Kasper,


Dennis. Fauci, Anthony. Hauser, Stephen.
Referensi Longo, Dan. 2016. Harrison’s Manual of
Medicine jilid 2, 19 th edition, bab 316, hal
1719-
1720
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Norma Rahayu N.


Asal FK FK UB
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Pneumonia

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi/etiologi


Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Wanita usia 62 tahun rawat inap dengan diagnosa Community-Acquired Pneumonia (CAP) dengan riwayat
demam selama 4 hari, batuk, dan nyeri dada pleuritic sebelah kanan. Hasil foto thorax dada menunjukkan
infiltrat bagian kanan bawah dan lobus tengah dengan efusi.

Berdasarkan kasus di atas indikasi untuk dilakukan drainage adalah :


A. Efusi tidak terlokalisasi
B. pH cairan efusi pleura >7.20
C. Glukosa cairan efusi pleura >60 mg/dL
D. Pengecatan Gram atau kultur cairan efusi pleura negatif
E. Adanya pus di pleural space

Timan, I.S. 2014. Analisis cairan. dalam Buku Ajar


Referensi Ilmu Penyakit Dalam Ed 6th. Editor Alwi, I., Setiati,
S. dkk. Jakarta: Interna Publishing. Hal 273-275
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Safarina Kharima Laitupa


Asal FK FK UB
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kistik Fibrosis

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana


Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang lak-laki berusia 34 tahun berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan sesak sejak 1
bulan lalu dan memberat 1 minggu ini. Demam sumer dan mual juga didapatkan pasien. Pasien telah
menikah selama 5 tahun tetapi tidak memiliki anak. Pasien memiliki riwayat sering pilek sejak 1 tahun
yang lalu dan sempat dikatakan sinusitis oleh dokter spesilais THT. Dari pemeriksaan didapatkan tensi
darah 123/88 mmHg, laju pernafasan 27 kali/menit, nadi 98 kali/menit. Hasil klorida keringat 81
mmol/L. Gambaran rontgen thorax didapatkan hasil sebagai berikut :

Terapi yang tepat pada kasus diatas adalah :

A. Bronkodilator + Steroid + Antibiotik


B. Steroid + Antibiotik + Mekanikal ventilasi
C. Bronkodilator + Imuran + Klorokuin
D. Bronkodilator + klorokuin + Antibiotik
E. Antibiotik + Bronkodilator + Klorokuin
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Alwinsyah A, Keliat, Azhar Tanjung. 2015.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi
VI. Interna Publishing. Jakarta. Halaman 2274
– 2278.

Nama Pembuat Soal Dr. Safarina Kharima Laitupa


Asal FK FK UB
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit paru akibat kerja/ lingkungan

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis


Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Seorang laki-laki 36 tahun datang dengan keluhan sesak yang progresif sejak 1 bulan yang lalu disertai
dengan batuk berdahak warna hitam dan kental. Tidak ada riwayat keluarga yang sakit batuk kronis.
Pasien berkerja di tambang batubara sejak 4 tahun yang lalu hingga saat ini. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan tensi darah 112/80 mmHg, nadi 95 kali/menit, laju pernafasan 24 kali/menit. IMT 22 kg/m2.
Rontgen thorax didapatkan infiltrate multinoduler dan opasitas dengan densitas bervariasi. Gene expert
(-). Diagnosa yang paling tepat pada pasien adalah :

A. PPOK
B. Silikosis
C. Asbetosis
D. Coal workers' pneumokoniosis
E. Berilliosis

Referensi Pasiyan Rahmatullah. 2015. Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Interna
Publishing. Jakarta. Halaman 1705 – 1723.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Safarina Kharima Laitupa


Asal FK FK UB
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Terapi oksigen

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofiologi/etiologi


Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki 59 tahun datang ke poli IPD dengan keluhan sesak sejak 2 bulan yang lalu disertai
batuk dan kedua kaki bengkak. Pasien merokok 1 pak perhari sejak SMA. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tensi darah 110/72 mmHg, Nadi 111 kali/menit, laju pernafasan 22 kali/manit. Hasil
laboratorium didapatkan Hb 11.2 g/dl, leukosit 15.500 u/L, hematokrit 56% dan trombosit 143.000.
Pemeriksaan EKG menunjukkan irama sinus 112 kali/menit disertai P Pulmonal di lead II. Pasien
membawa rontgen thorax yang menggambarkan suatu hiperinflasi disertai pembengkakan jantung.
Berikut adalah indikasi pemberian terapi oksigen jangka panjang pada pasien ini, KECUALI :

A. Terdapat P Pulmonal pada EKG


B. Gagal jantung kongestif
C. Nadi > 100 kali/menit
D. Hct > 55%
E. Kor pulmonale

Referensi Anna Uyainah. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Jilid III Edisi VI. Interna Publishing.
Jakarta. Halaman 4061 – 4065.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Ni Putu Lucke Savitri Maharani


Asal FK FK Universitas Brawijaya
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Paru Akibat Mikobakterium Atipik

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Penatalaksanaan


Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke RS dengan keluhan sesak napas dan batuk berdahak
selama 2 bulan dan pernah disertai batuk darah. Pasien juga mengeluh demam hilang timbul sejak 2
minggu terakhir dan selama sakit berat badan turun 5 kg. Pada pemeriksaan paru didapatkan suara
napas bronkial dengan ronkhi basah nyaring pada kedua paru kanan bawah. Pemeriksaan laboratorium
Hb 10.5 g/dL, Hct 27%, leukosit 15300/mm3 dengan dominan netrofil, trombosit 355.000/mm3, LED
97. Foto thorax menunjukkan infiltrate dan nodul multiple. Hasil kultur sputum menunjukkan kuman
Mycobacterium Avium Intracelluler

Pilihan terapi yang sesuai pada kasus ini adalah:


A. Levofloxacin 1x750mg
B. Amoxicilin 2x500mg
C. Kotrimoxazol 1x960mg
D. Ceftriaxone 1x1g
E. Klaritomisin 2x500mg

Referensi Azhar Tanjung, E.N Keliat, 2015. Abses Paru.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi
VI. Halaman 1675-1678
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Ni Putu Lucke Savitri Maharani


Asal FK FK Universitas Brawijaya
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Abses Paru

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosa


Tingkat Kompetensi 3B
Soal

Pasien laki-laki, 50 tahun mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak berbau amis, berwarna
anchovy. Pada pemeriksaan paru didapatkan penurunan suara napas, perkusi redup, suara napas
bronkial dan ronki. Rontgen thoraks PA dan lateral tampak bayangan radioopak dengan cavitas
dinding tebal dengan air fluid level di dalamnya. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 10,5
gr/dL, lekosit 19.400/uL dengan dominasi netrofil, LED 74.

Kemungkinan diagnosis pada kasus di atas adalah :


A. TB paru
B. Ca paru
C. Abses paru
D. PPOK
E. Bronkiektasis terinfeksi

Referensi Ahmad Rasyid, 2015. Abses Paru. Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi VI.
Halaman 1653-1659
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal dr. Ni Putu Lucke Savitri Maharani


Asal FK FK Universitas Brawijaya
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Atelektasis

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis


Tingkat Kompetensi 3B
Soal

Seorang lelaki berusia 55 tahun datang berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan
sesak nafas sejak 2 minggu sebelum berobat. Pasien juga mengeluhkan batuk-batuk dengan
dahak yang kadang-kadang bercampur sedikit darah serta nyeri pada dada kanan. Pasien
merokok 1 bungkus sehari sejak 30 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik paru didapatkan perkusi
paru kanan redup, bising napas menurun, dan pada foto toraks didapatkan gambaran radio-opak
pada hemitoraks kanan disertai trakea dan jantung tertarik ke arah kanan. Masalah pada pasien
ini adalah :
A. Masssa paru kanan
B. Efusi pleura kanan
C. Empiema paru kanan
D. Atelektasis paru kanan
E. Pneumonia lobaris kanan

Referensi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia,


Atelektasis
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

UJIAN BOARD BATCH 41

DIVISI PULMONOLOGI

Kontributor :

dr. Ade Baswin / UNSYIAH


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Abdul Aziz Mubarok


Periode Ujian 41
Asal FK FK Unsyiah
Kategori Soal Respirolog
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit-penyakit Pleura
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Therapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas dan batuk
kering selama 4 hari terakhir. Pasien memiliki riwayat diabetes melitus sejak 5 tahun yang
lalu dan mendapatkan terapi Metformin 3x500 mg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 120/72 mmHg; frekuensi nadi 92 x/menit; frekuensi napas 26 x/menit; suhu
37,8°C; dan saturasi O2 96%. Pada pemeriksaan fisik paru ditemukan perkusi redup dan
bunyi napas di bawah paru kanan menurun disertai ronki basah nyaring bilateral. Foto
toraks menunjukkan efusi pleura kiri setinggi ICS V dan infiltrasi di apeks paru bilateral.
Hasil torakosentesis menunjukkan efusi eksudatif dengan jumlah sel darah putih dari
3500/mm³ dengan predominan mononuclear (90%). Hasil laboratorium: Hb 10 g/dL,
leukosit 9800/L, dan LED 85 mm/jam.
Tatalaksana selanjutnya untuk pasien ini adalah :
A. Memberikan antibiotika
B. Memberikan obat anti tuberculosis
C. Memberikan obat anti tuberculosis + steroid
D. Terapi dengan steroid dosis tinggi (metilprednison 1 g/hari)
E. Memberikan obat anti tuberculosis dan dilakukan pemasangan water sealed
drainage

Referensi Hadi Halim


penyakit-penyakit Pleura
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid
2: Hal 1631-1638
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Abdul Aziz Mubarok


Periode Ujian 41
Asal FK FK Unsyiah
Kategori Soal Respirolog
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit-penyakit Pleura
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Therapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang wanita usia 55 tahun datang ke IGd dengan keluhan utama demam sejak 4 hari
sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh batuk batuk 5 hari sebelumnya dengan
dahak warna kuning kehijauan. Pasien memiliki riwayat jantung koroner dengan left
ventricular ejection fraction (LVEF) 30% . Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 110/90 mmHg; frekuensi nadi 98x/menit; frekuensi napas 26x/menit, suhu 38,5 0C.
Pada pemeriksaan paru didapatkan vokal fremitus paru kiri menurun, perkusi redup dan
suara napas vesikuler melemah sampai hilang, tidak ditemukan ronkhi. Hasil laboratorium:
leukosit 15.300/µL; LDH 100 U/L; protein 4 g/dL. Pada foto toraks didapatkan
kardiomegali dan terdapat efusi pleura kiri setinggi ICS V. Pasca pungsi didapatkan pH
7,3; LDH cairan pleura 120 U/L; protein 3,6 g/dL; dan tidak ditemukan kuman pada
pemeriksaan gram.
Tatalaksana yang perlu diberikan pada pasien ini adalah:
a. Diuretik
b. Torakosentesis
c. Antibiotik dan mukolitik
d. Pasang drainase selang besar (water seal drainage)
e. Pasang kateter pleura permanen (indwelling pleural catheter)

Referensi Hadi Halim


penyakit-penyakit Pleura
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid
2: Hal 1631-1638
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Abdul Aziz Mubarok


Periode Ujian 41
Asal FK FK Unsyiah
Kategori Soal Respirolog
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit-penyakit Pleura
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang pria 34 tahun berobat ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang semakin
hebat sejak 4 hari sebelumnya. Pasien mengeluh sesak nafas yang tidak berkurang dengan
istirahat. Batuk sejak 3 minggu terakhir, tidak disertai mengi dan pasien lebih nyaman
berbaring ke sisi kanan. Pasien kadang demam, nafsu makan dan berat badan semakin
menurun. Riwayat minum OAT dan kontak dengan penderita TB disangkal. Dari
pemeriksaan hasil analisa cairan pleura didapatkan hitung sel MN 85%, rivalta (+) dan
LDH 390 u/l, ADA 95. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
a. Pleuropneumonia
b. Pleuritis TB
c. Efusi pleura maligna
d. Mesothelioma
e. Parapneumonia

Referensi Hadi Halim


penyakit-penyakit Pleura
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid
2: Hal 1631-1638
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Ade Baswin

Kategori Soal Pulmonologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Paru Akibat Kerja/ Lingkungan

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 3A

Soal

Seorang laki-laki berusia 36 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sesak
nafas saat bekerja sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan sesak nafas disertai dengan
batuk tidak berdahak. Pasien seorang pekerja di Pabrik Asbes sejak 5 tahun yang lalu
dan sering tidak menggunakan masker saat bekerja. Pada pemeriksaan fisik paru
dijumpai ronkhi basah dibasal kedua paru dan terdapat jari tabuh.. Pemeriksaan
spirometri didapatkan penurunan KVP sebesar 60% prediksi. Pasien direncanakan
untuk dilakukan pemeriksaan rontgen thorax. Bagaimanakah gambaran radiologi
yang paling mungkin untuk menegakkan diagnosa :
a. Multipel nodul yang membentuk massive conglomerate lesion (silicosis)
b. Garis-garis opasitas dilapangan bawah kedua paru atau kerusakan pada pleura
(asbestosis)
c. Opasitas kecil, bulat dan ukuran kurang dari 1cm (simple CWP)
d. Opasitas satu atau multiple dan ukuran lebih dari 1cm (complicated CWP)
e. Bercak infiltrat disertai nodul besar, gambaran retikular difus dan tidak
tampak adenopati hilus (berryliosis)
Referensi Rahmatullah, Pasiyan. 2015.
Pneumonitis dan Penyakit Paru
Lingkungan. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 5. Jilid
II:hal 1705-1723.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Ade Baswin

Kategori Soal Pulmonologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Paru Akibat Kerja/ Lingkungan

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 3A

Soal

Seorang laki-laki berusia 42 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan batuk
tidak berdahak sejak 8 jam yang lalu disertai sesak nafas tanpa mengi yang tidak
berhubungan dengan aktivitas dan cuaca. Pasien juga mengeluh demam menggigil
hilang timbul, sering berkeringat tanpa aktivitas, mual-mual, penurunan nafsu makan
dan berat badan serta mengeluhkan sakit kepala. Seluruh keluhan tersebut dirasakan
hilang timbul selama 2 tahun bekerja di Pabrik Tebu. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai TD : 110/70 mmHg, N: 121x/menit, RR: 24x/menit, T: 380C. Pemeriksaan
paru: ronchi basah dibasal kedua paru. Pemeriksaan laboratorium: Hb: 11,2 g/dL,
Leukosit: 12.500/mm3 , Trombosit: 253.000/mm3. Pemeriksaan rontgen thorax
dijumpai gambaran bayangan berawan diinterstisial kedua paru. Pada pemeriksaan
faal paru dijumpai penurunan nilai KVP dan VEP1. Brdasarkan kasus diatas, manakah
diagnosis yang paling tepat:
a. Aspergilosis
b. Asbestosis
c. Byssinosis
d. Bagassosis
e. Berylliosis
Referensi Rahmatullah, Pasiyan. 2015.
Pneumonitis dan Penyakit Paru
Lingkungan. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 5. Jilid
II:hal 1705-1723.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Ade Baswin

Kategori Soal Pulmonologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Paru Akibat Kerja/ Lingkungan

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 3B

Soal

Laki-laki 68 tahun dengan riwayat merokok sejak muda masuk ke RS dengan keluhan sesak
nafas disertai batuk yang telah dirasakan selama 4 bulan ini. Sesak nafas dirasakan semakin
memberat, dengan nafas pendek-pendek dan sesak bila beraktivitas. Pasien menyangkal
demam, nyeri dada, maupun hemoptoe. Dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya ekspirasi
memanjang, ronki minimal. Manakah mekanisme timbulnya kelainan paru pada perokok
diatas?
a. Timbulnya inflamasi saluran nafas sentral dan perifer yang menurunkan
resistensi saluran nafas
b. Adanya suseptibilitas terhadap defisiensi alfa-1 antitripsin yang berperan
terhadap neuroendokrin saluran nafas
c. Timbulnya hyporesponsiveness saluran nafas dan menurunkan nilai VEP1
d. Meningkatnya kadar antiprotease sehingga timbul kerusakan dinding nafas
perifer
e. Hambatan pada pembentukan bombasin-like peptide sebagai determinan
penyakit paru akibat rokok
Referensi Rahmatullah, Pasiyan. 2015.
Pneumonitis dan Penyakit Paru
Lingkungan. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 5. Jilid
II:hal 1705-1723.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Andrie Gunawan


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kanker Paru
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang laki-laki usia 58 tahun datang ke poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan nyeri
dada yang dirasakan hilang timbul sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dada
tidak menjalar ke lengan kiri, maupun leher dan tidak tembus ke belakang. Nyeri dada
muncul setiap pasien menarik nafas. Pasien adalah seorang pekerja bangunan yang
merokok aktif 1-2 bungkus sehari. Pasien menderita batuk sejak 2 minggu yang lalu. Batuk
berdahak terkadang keluar bercak darah dan pasien sering merasa sesak tidak tentu waktu
dan tidak dipengaruhi oleh cuaca. Penurunan berat badan dirasakan sejak 3 bulan terakhir
dimana celana pasien terasa lebih longgar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD : 130/70
mmHg, Nadi : 98 x/menit, pernafasan : 28x/menit, Temp : 36,8 0C. Pemeriksaan perkusi
paru didapatkan pekak di bagian atas paru kanan. Laboratorium Hb: 9,6 g/dl, Leukosit :
10400
/mm3 , trombosit 540.000/mm3 , LED : 15 mm/jam, Urinalisa dalam batas normal, Foto
Thorax didapatkan lesi radio opak di apex paru kanan. Pemeriksaan baku emas untuk
menentukan penyebab kondisi pasien di atas adalah :
A. Foto Thorax PA dan Lateral
B. CT Scan Thorax
C. MRI Thorax
D. Sitologi Sputum
E. Histopatologi

Referensi Zulkifli Amin, Kanker Paru. Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid 3: Hal
2998 – 3007
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Andrie Gunawan

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Syiah Kuala

Kategori Soal Pulmonologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kanker Paru

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 3A

Soal 2

Seorang pria berusia 65 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD dengan keluhan utama
sesak napas sejak 15 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh batuk-batuk
dengan dahak bercampur darah disertai nyeri pada dada kiri. Pasien merokok 15 batang per
hari sejak 20 tahun yang lalu. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 100/60
mmHg, denyut nadi 110 kali/menit, regular, frekuensi napas 28 kali/menit, temperatur
axilla 37,7 °C. Pemeriksaan paru didapatkan perkusi paru kiri redup, suara napas menurun,
dan pada foto toraks didapatkan gambaran radioopak pada hemitoraks kiri disertai
pergeseran trakea dan jantung ke arah kanan. Masalah pada pasien tersebut adalah:
A. Efusi pleura kiri
B. Empiema paru kiri
C. Tumor paru kiri
D. Atelektasis paru kanan
E. Pneumonia lobaris kiri

Referensi Zulkifli Amin Kanker Paru. Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid 3: Hal
2998 – 3007
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Andrie Gunawan


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kanker Paru
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal 3
1. Tumor marker yang digunakan untuk mendiagnosa kanker paru adalah :
a. CA 125, CA 72-4, NSE
b. NSE, AFP, LDH
c. CA 19-9, β HCG, CEA
d. Cypra 21-1, SCC, NSE
e. CEA, Cypra 21-1, SCC

Referensi Budi D Machsoos, Djoko H Hermanto,


Shinta O Wardhani, Pendekatan Diagnostik
Tumor Padat. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi VI. Jilid 3: Hal 2870 – 2876
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Arie


Periode Ujian 41
Asal FK FK Unsyiah
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hipertensi Pulmonal
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Pengkajian
Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Seorang wanita 35 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan sering sesak, dada
kadang terasa nyeri, sesak memberat saat beraktivitas. Pasien saat ini sering minum obat
diet. Tanda vital dalam batas normal, tidak didapatkan whezing maupun rongki pada
auskultasi paru. Tidak didapatkan murmur. Spirometri tidak didapatkan kelainan,
echokardiografi didapatkan kesan dilatasi pada ventrikel kanan, atrium kiri dan ventrikel
kiri kesan normal. TAPSE 18 mm, LVEF 70% dan RVSP 55 mmHg. Kemudian pasien
AKAN dilakukan pemeriksaan katerisasi jantung didapatkan Pulmonary artery (PA)
systolic pressure 48 mmHg, PA diastolic pressure 20 mmHg, PA mean pressure 34 mmHg

Beberapa stimulus obat menekan nafsu makan terjadinya diagnosa pada pasien ini adalah
a. Dexfenfluramine
b. Ekstrak monokrotalie
c. L-tryptophan
d. Methamphetamine
e. Xanthorrhiza

Referensi Diah M, Ghanie A. Hipertensi Pulmonal. In:


Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibatra M,
Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. VI. Jakarta: Interna Publishing;
2014. p. 1241–50. Diah M, Ghanie A. Hipertensi
Pulmonal. In: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW,
Simadibatra M, Setiyohadi B, Syam AF, editors.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. VI. Jakarta:
Interna Publishing;
2014. p. 1241–50.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Arie


Periode Ujian 41
Asal FK FK Unsyiah
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hipertensi Pulmonal
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Seorang Pria 38 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan sesak disertai kadang
nyeri dada, sesak memberat saat beraktivitas. Nyeri dada tidak menjalar. Tanda vital dalam
batas normal, tidak didapatkan whezing maupun rongki pada auskultasi paru. Tidak
didapatkan murmur. Pasien dilakukan pemeriksaana spirometri didapatkan kesan restriksi
ringan, dengan echokardiografi kesan dilatasi pada ventrikel kanan, atrium kiri dan
ventrikel kiri kesan normal. TAPSE 20 mm, LVEF 70% dan RVSP 55 mmHg. Kemudian
pasien dilakukan pemeriksaan katerisasi jantung didapatkan Pulmonary artery (PA)
systolic pressure 50 mmHg, PA diastolic pressure 30 mmHg, respon terhadap vasodilatasi
MPAP turun 15 mmHg.

Terapi yang dapat digunakan pada kasus ini adalah


a. Inhalasi iloprost 200 mcg/4 jam
b. Nifedipin 120 mg/hari
c. Sildenafil 50 mg/ hari
d. Diltiazem 240 mg/hari
e. Sitaxentan 100 mg/hari

Referensi Diah M, Ghanie A. Hipertensi Pulmonal. In:


Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibatra M,
Setiyohadi B, Syam AF, editors. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. VI. Jakarta: Interna
Publishing; 2014. p. 1241–50. Diah M, Ghanie
A. Hipertensi Pulmonal. In: Setiati S, Alwi I,
Sudoyo AW, Simadibatra M, Setiyohadi B,
Syam AF, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014.
p. 1241–50.

Nama Peserta dr. Arie


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Periode Ujian 41
Asal FK FK Unsyiah
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Emboli Paru
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal 1

Seorang laki-laki 52 tahun dikonsulkan ke penyakit dalam, karena sesak nafas. Dua hari
yang lalu pasien menjalani operasi patah tulang femur kanan. Dari pemeriksaan didapatkan
tanda vital Tensi 150/80 mmHg, HR 110x/mnt, RR 32x/mnt.Pemeriksaan EKG didapatkan
gelombang S di lead I, gelombang Q dan T di lead III. Pemeriksaan Foto Thoraks terdapat
efusi pleura bilateral. Gambaran yang bukan sebagai tanda radiologi yang paling sering
ditemukan pada diagnosis pasien ini adalah :
A. Tanda Westermark
B. Pembesaran vena pulmonalis desendens
C. Peninggian diafragma bilateral
D. Pembesaran jantung kanan
E. Hampton’s hump

Referensi RahmatullahP, Tromboemboli Paru


2014.
Buku Ajar IlmuPenyakit
DalamEdisi VI. hal.1692-1701
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Cut Henna Mariza


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Tuberkulosis paru
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk berdahak yang
hilang timbul sejak 5 bulan yang lalu Pasien juga mengeluh sering demam, nafsu makan
menurun, berat badan yang terasa menurun, dan berkeringat saat malam hari. Pasien
merupakan penderita DM yang setahun terakhir sudah mendapatkan insulin.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90x/m, pernafasan 22
x/m, suhu 37.8 0C, konjungtiva anemis, perkusi torak redup di paru kanan bawah dan pada
auskultasi didapatkan suara napas bronkial. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 9
gr/dL, leukosit 13.000/µL, trombosit 405.000/µL, KGDS 200 g/dl. laju endap darah 80 mm
pada jam pertama.Hasil rontgen torak menunjukkan bercak-bercak seperti awan diliputi
jaringan ikat dengan batas tegas pada daerah paru kanan bawah. Pasien menjalani pemeriksaan
sputum dan hasil pemeriksaan sputum tidak ditemukan BTA.

Terapi yang paling tepat pada kasus di atas adalah

A. OAT dengan regimen 2(HRZE)S/HRZE/5(HR)3E3


B. OAT dengan regimen 2HRZE/4(HR3)
C. OAT dengan regimen 2HRSE/6HR
D. OAT dengan regimen 2HRZE + kortikosteroid
E. Antibiotik golongan Fluorokuinolon

Referensi - Zulkifli Amin, Asril Bahar.


Penatalaksanann TB mutakhir. Buku
Ilmu Penyakit Dalam, Edisi VI, Jilid
I, hal 873-881
- Pedoman Nasional Pengendalian
Tuberkulosis 2014
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Cut Henna Mariza

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Syiah Kuala

Kategori Soal Pulmonologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Tuberkulosis Paru

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang wanita usia 23 tahun, dengan keluhan batuk dan demam lebih dari 1 bulan,
disertai penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 2 bulan terakhir. Saat dilakukan
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil tes HIV positif dengan pemeriksaan ELISA 3
tahap. Pemeriksaan CD4 menunjukkan angka 250 sel/mmk. Dari pemeriksaan darah
rutin didapatkan hasil Hb 9,2 g/dl, lekosit 8.500/mmk, dan trombosit 250 ribu/mmk.
Pasien telah dilakukan pemeriksaan sputum dengan hasil BTA +3, dan saat ini sedang
hamil 10 minggu. Pilihan terapi pada pasien tersebut adalah :

A. ARV (AZT/3TC/EFV) dan Obat Anti Tuberculosis dimulai bersamaan


B. ARV (TDF/3TC/EFV) diberikan selama 2 minggu dan diikuti Obat Anti Tuberculosis
C.Obat Anti Tuberculosis diberikan selama 2 minggu dan diikuti ARV (TDF/3TC/NVP)
D. Obat Anti Tuberculosis diberikan selama 2 minggu dan diikuti ARV
(TDF/3TC/EFV)
E. Obat Anti Tuberculosis diberikan selama 2 minggu dan diikuti ARV (AZT/3TC/NVP)

Referensi Referensi Azhar Tanjung, E.N Keliat.


Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Edisi VI.
Tuberkulosis Paru, Jakarta : Interna
Publishing; 2015. Halaman 1658-1664
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr. Cut Henna Mariza


PeriodeUjian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
Kategori Soal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Pneumothoraks
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3B
Soal
Seorang laki-laki 24 tahun datang ke ruang gawat darurat mengeluh sesak napas dan nyeri sisi
kanan dada. Gejala mulai tiba-tiba sekitar 2 jam sebelumnya. Nyeri ini lebih memberat saat
inspirasi. Demam atau menggigil disangkal dan kaki bengkak tidak ada. Dia tidak memiliki
masa lalu riwayat kesehatan yang buruk tetapi merokok 1 bungkus rokok setiap hari. Pada
pemeriksaan fisik, takipnoe dengan pernapasan yang cepat 24 x/menit. Saturasi oksigennya
adalah 94% pada udara ruangan. Suara napas menurun di paru-paru kanan dan ada hipersonor
pada perkusi. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah :

A. Massa paru kanan


B. Efusi pleura kanan
C. Empiema kanan
D. Pneumothoraks kanan
E. Fluidopneumothoraks kanan

Referensi Barmawi Hisyam, Eko Budiono.


Pneumotoraks dalam: Sitiati S, Alwi I,
Sudoyo AW, Sumadibrata M, Syam AF,
editor. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam
FKUI, 2014 edisi VI. Jakarta.
hal 1640-1649.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr. Cut Herlinda TA


PeriodeUjian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Pneumonia
JenisSoal/JenisPertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal1

Seorang pria, 73 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan demam sejak beberapa hari yang
lalu, batuk berdahak, dan nyeri dada pleuritik. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60,
nadi 98 x/menit, napas 31 x/menit, suhu 38.3 0 C. Didapatkan perubahan kesadaran pada pasien,
dan ronkhi pada paru kiri bawah. Pada pemeriksaan sputum ditemukan kuman diplokokus
gram positif.
Manakah diantara poin berikut yang merupakan tatalaksana paling tepat untuk kasus ini?

A. Penisilin oral dan rawat jalan


B. Beta laktam intravena dan rawat inap
C. Azitromisin dan rawat inap
D. Linezolid dan rawat inap
E. Levofloxacin intravena dan rawat inap

Referensi Zul Dahlan. Pneumonia. Buku Ajar IPD Jilid


II. Edisi 6. Hal; 1608-19, 2017.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr. Cut Herlinda TA

PeriodeUjian 41

Asal FK FK Universitas Syiah Kuala

KategoriSoal Pulmonologi

LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Pneumonia

JenisSoal/JenisPertanyaan Etiologi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal 2

Seorang laki-laki 65 tahun masuk ke IGD mengeluh sesak nafas, demam dan batuk sejak 3
hari yang lalu. Pasien sebelumnya baru pulang setelah menjalani rawatan selama 3 minggu
karena stroke. Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan suara nafas bronkovesikuler, vokal
fremitus meningkat, perkusi redup dan terdapat ronkhi basah dilapangan paru kanan tengah
dan bawah. Pada pemeriksaan Rontgen thorak didapatkan gambaran perselubungan dengan
tanda air bronchogram di lobus inferior.
Apakah kemungkinan patogen penyebab tersering pada kondisi ini :
A. Haemophillus influenza
B. Streptococcus pneumonia
C. Escheria coli
D. Enterobacteriacea
E. Pseudomonas aeruginosa

Referensi Zul Dahlan. Pneumonia. Buku Ajar IPD


Jilid II. Edisi 6. Hal; 1608-19, 2017

NamaPeserta dr. Cut Herlinda TA


PeriodeUjian 40
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Asal FK FK Universitas Syiah Kuala


KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Pneumonia
JenisSoal/JenisPertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal3
Seorang laki-laki 64 tahun diantar ke UGD Rumah Sakit karena dikeluhkan sesak napas.
Pasien mengalami sesak nafas sejak 2 hari disertai demam tinggi dan batuk dengan dahak
berwarna kuning. Pasien memiliki riwayat gagal jantung kongestif dan diabetes mellitus
serta pernah rawat inap seminggu yang lalu dengan keluhan yang sama. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah 110/70, nadi 102 x/menit, pernapasan 30 x/menit, suhu 39
derajat Celcius, ronki di basal paru kanan. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan infiltrat
di basal paru kanan disertai dengan atelektasis lobus media paru kanan.
Diagnosis pasien tersebut adalah :
A. Pneumonia pada lansia
B. Pneumonia kronik
C. Pneumonia relaps
D. Pneumonia rekurens
E. Penyakit paru eosinofilik

Referensi Zul Dahlan. Pneumonia, Buku Ajar IPD


Jilid II. Edisi 6. Hal; 1610-1619, 2017

NamaPeserta dr. Dedy Fachrizal


PeriodeUjian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Pleuritis TB
JenisSoal/JenisPertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki usia 62 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri dada
yang memberat saat menarik nafas dalam. Batuk dan sesak nafas juga dikeluhkan pasien.
Dari X-Ray thoraks didaapatkan gambaran efusi pleura dekstra, kemudian dilakukan
punksi pleura dan diapatkan cairan pleura berwarna kuning kemerahan. Rivalta test (+), sel
dominan MN, LDH 380, ADA 50 LED 90. Patogenesis cairan pleura yang mendasari
kondisi diatas adalah:
a. Berpindahnya cairan yang mengandung enzim pankreas ke rongga pleura melalui
saluran getah bening
b. Kegagalan aliran protein getah bening yang menyebabkan peningkatan konsentrasi
protein cairan pleura, sehingga menimbulkan eksudat
c. Menurunnya tekanan koloid osmotik dalam pleura
d. Meningkatnya tekanan kapiler sistemik
e. Reaksi hipersensitivitas lambat terhadap organisme fungi

Referensi Hadi Halim. 2014. Penyakit-Penyakit Pleura.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI
Jilid 2. Hal 1631-1639.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr. Dedy Fachrizal

PeriodeUjian 41

Asal FK FK Universitas Syiah Kuala

KategoriSoal Pulmonologi

LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Pleuritis TB

JenisSoal/JenisPertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang laki-laki usia 40 tahun berobat ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang
memberat sejak 3 hari ini tidak berkurang dengan istirahat. Batuk sejak 1 bulan terakhir,
tidak disertai mengi dan pasien lebih nyaman berbaring ke sisi kanan. Pasien sering demam
tidak terlalu tinggi, penurunan nafsu makan dan berat badan yang menurun. Riwayat minum
OAT dan kontak dengan penderita TB disangkal. Dari pemeriksaan hasil analisa cairan
pleura didapatkan hitung sel MN 85%, rivalta (+), LDH 390 u/l, dan ADA 95. Diagnosis
yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
A. Parapneumonia
B. Pleuropneumonia
C. Pleuritis TB
D. Pleuritis fungi
E. Efusi pleura maligna

Referensi Hadi Halim. 2014. Penyakit-Penyakit Pleura.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI
Jilid 2. Hal 1631-1639.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr. Dedy Fachrizal


PeriodeUjian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Pleuritis TB
JenisSoal/JenisPertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita usia 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang
memberat sejak 2 hari ini tidak berkurang dengan istirahat. Batuk sejak 3 minggu terakhir,
tidak disertai mengi dan pasien lebih nyaman berbaring ke sisi kanan. Demam sering
dikeluhkan tidak terlalu tinggi, nafsu makan dan berat badan menurun. Riwayat minum
OAT tidak ada. Dari pemeriksaan hasil analisa cairan pleura didapatkan hitung sel MN
85%, rivalta (+), LED 100, ADA 40. Terapi yang paling tepat untuk kondisi ini adalah:
A. Obat anti Tuberkulosis minimal 9 bulan + kortikosteroid dosis 0,75 — 1
mg/kgBB/hari selama 2-3 minggu
B. Obat anti Tuberkulosis minimal 9 bulan + kortikosteroid dosis 0,75 — 1
mg/kgBB/hari selama 4 minggu
C. Obat anti Tuberkulosis minimal 12 bulan + kortikosteroid dosis 0,75 — 1
mg/kgBB/hari selama 2-3 minggu
D. Torakotomi dengan dekortikasi
E. Torakoskopi

Referensi Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan J,


Tahapari DL. 2015. Penyakit Pleura. PPK
PAPDI. Hal 754-761.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama peserta dr. Ganis Irawan


Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
Kategori soal Pulmonologi
Lingkup bahasan dalam standar kompetensi Terapi Oksigen
Jenis soal Terapi
Tingkat kompetensi 4A
SOAL
Seorang laki-laki 90 tahun datang ke IGD karena keluhan sesak nafas progresif
sejak 2 tahun yang lalu. Pasien ada riwayat merokok sejak 40 tahun yang lalu
dan berhenti sejak 6 bulan ini. Pasien sudah sering menggunakan obat inhalasi
dan obat salbutamol untuk mengurangi sesak nafasnya. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan takipneu, purse lift breathing, thorak emfisematous, retraksi
interkostal, clubbing finger ada. Tekanan darah 130/80 mmHg, HR: 106x/mnt,
RR: 28 x/menit dengan saturasi oksigen 90%. Pada pemeriksaan paru ditemukan
ekspirasi memanjang. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 14,2 g/dl,
hematokrit 42,6 %, lekosit 5000, trombosit 220.000. Analisis gas darah pH 7,25
PaO2 58, PCO2 55 HCO3 26. Pada EKG ditemukan RAD, P pulmonal pada lead
II, III, aVF.
Pemberian terapi oksigen yang tepat adalah:
A. Oksigen 6 lpm dengan masker non rebreathing
B. Oksigen 4-6 lpm dengan nasal kanul
C. Oksigen 1-2 lpm dengan nasal kanul
D. Oksigen 10-12 lpm dengan masker rebreathing
E. Oksigen 6-8 lpm dengan masker venturi

Referensi Siti Setiati, Idrus Alwi et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam edisi VI, Interna Publising 2015 P 4061-4065

Nama peserta dr. Ganis Irawan


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Asal FK FK Universitas Syiah Kuala


Kategori soal Pulmonologi
Lingkup bahasan dalam standar kompetensi Terapi Oksigen
Jenis soal Terapi
Tingkat kompetensi 4A
SOAL
Seorang laki-laki 90 tahun datang ke IGD karena keluhan sesak nafas progresif
sejak 2 tahun yang lalu. Pasien ada riwayat merokok sejak 40 tahun yang lalu
dan berhenti sejak 6 bulan ini. Pasien sudah sering menggunakan obat inhalasi
dan obat salbutamol untuk mengurangi sesak nafasnya. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan takipneu, purse lift breathing, thorak emfisematous, retraksi
interkostal, clubbing finger ada. Tekanan darah 130/80 mmHg, HR: 106x/mnt,
RR: 28 x/menit dengan saturasi oksigen 90%. Pada pemeriksaan paru ditemukan
ekspirasi memanjang. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 18,6 g/dl,
hematokrit 56 %, lekosit 5000, trombosit 220.000. Analisis gas darah pH 7,25
PaO2 58, PCO2 55 HCO3 26. Pada EKG ditemukan RAD, P pulmonal pada lead
II, III, aVF.
Indikasi oksigen terapi jangka panjang pada pasien ini adalah
A. PaO2 55-59 mmHg
B. PaO2 80-90 mmHg
C. SpO2 ≤ 89 %
D. SpO2 ≥ 60 %
E. Gagal nafas

Referensi Siti Setiati, Idrus Alwi et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam edisi VI, Interna Publising 2015 P 4061-4065

Nama peserta dr. Ganis Irawan


Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Kategori soal Pulmonologi


Lingkup bahasan dalam standar kompetensi Terapi Oksigen
Jenis soal Terapi
Tingkat kompetensi 4A
SOAL
Berikut ini adalah indikasi terapi oksigen akut jangka pendek, yaitu:
A. Angina
B. Sesak nafas tanpa hipoksemia
C. Hipotensi
D. Krisis sel sabit
E. Infark miokard tanpa komplikasi

Referensi Siti Setiati, Idrus Alwi et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam edisi VI, Interna Publising 2015 P 4061-4065
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr. Hasna Laura


PeriodeUjian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
KategoriSoal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Penyakit Mediastinum
Kompetensi
JenisSoal/JenisPertanyaan Interpretasi foto thorak
Tingkat Kompetensi 4A
Soal1
Seorang wanita usia 38 tahun datang ke instalasi gawat darurat diantar keluarganya dengan
keluhan sesak nafas yang semakin memberat dalam 3 hari. Pasien demam selama 2 bulan
terakhir,batuk tidak berdahak sejak 1 bulan,tidak ada batuk darah.Sebelumnya pasien sudah
berobat ke Puskesmas namun keluhan tidak membaik. Pasien tampak kurus, mengaku berat
badan turun 15 kg dalam 3 bulan. Suami pasien telah meninggal 5 tahun lalu akibat
komplikasi penyakit paru. Pasien juga mengeluh seringkali sulit menelan makanan akibat
sariawan yang muncul hilang timbul.Dari pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah
110/60 mmHg, Nadi 104 x/menit, pernafasan 32 x/menit, ditemukan oral thrush, tidak
ditemukan ronkhi, wheezing, maupun experium memanjang. Pada hasil pemeriksaan lab
didapatkan HIV reaktif, CD4: 190 sel dan pemeriksaan beta-D-glucan(+).Hasil
pemeriksaan foto thorax sebagai berikut:
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Kemungkinan diagnosis pasien ini adalah:


a. Bronkitis kronis
b. Pneumocystis Carinii Pneumonia
c. Tuberkulosis paru
d. Abses paru
e. Pneumonitis

Referensi Mare S. Sabatine, Pocket Medicine Sixth


Edition, Infectious Diseases, 6-17
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr. Hasna Laura

PeriodeUjian 41

Asal FK FK Universitas Syiah Kuala

KategoriSoal Pulmonologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Obstruksi Saluran Pernafasan Akut

JenisSoal/JenisPertanyaan Interpretasi foto thoraks

Tingkat Kompetensi 4A

Soal 2

Seorang wanita 50 tahun datang ke IGD karena keluhan sesak nafas progresif sejak 1 tahun
terakhir dan memberat dalam 1 minggu terakhir. Suami pasien memiliki riwayat merokok
2 bungkus perhari. Pasien sehari-hari memasak menggunakan kayu bakar.Pasien saat
dilakukan pemeriksaan tampak sesak berat, purselift breathing, thorak emfisematous,
retraksi interkostal. Tekanan darah120/70 mmHg, HR: 100x/mnt, dengan saturasi oksigen
92%. Pada pemeriksaan paru ditemukan ekspirasi memanjang. Pada pemeriksaan radiologi
didapatkan gambaran seperti dibawah ini :
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Diagnosis pasien diatas adalah:


a. Ateletaksis Paru
b. Fibrosis Kistik
c. PPOK
d. Bronkhitis
e. Pneumothorak

Referensi Bambang Sigit Riyanto. Obstruksi Saluran


Pernafasan akut. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi VI. Jilid 3: Hal 1590-1607
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr. Hasna Laura


PeriodeUjian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
KategoriSoal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Fibrosis Kistik
Kompetensi
JenisSoal/JenisPertanyaan Interpretasi foto thoraks
Tingkat Kompetensi 4A
Soal3
Seorang laki-laki usia 32 tahun datang berobat ke Rumah Sakit dengan keluhan sesak
nafas dan batuk berdahak kadang bercampur darah yang dirasakan sekitar 2 tahun
terakhir serta dirasakan makin memberat. Pasien sudah menikah selama 5 tahun dan
masih belum memiliki anak. Pasien juga mengeluh nyeri pada perut yang sering datang
secara mendadak disertai penurunan nafsu makan dan berat badan. Keluhan dirasakan
sejak 5 tahun lalu dan seringkali keluhan tersebut tidak membaik dengan minum obat
maag. Pasien tidak merokok. Ibu kandung pasien telah meninggal 11 tahun lalu pada usia
32 tahun akibat komplikasi penyakit paru. Pada pemeriksaan fisik didapatkan paru tampak
membesar seperti tong, didapatkan suara nafas bronkial, tidak didapatkan wheezing atau
experium memanjang. Pemeriksaan tes klorida keringat didapatkan hasil positif. Pada
pemeriksaan X foto thorax didapatkan hasil sebagai berikut :

Kemungkinan diagnosis pasien ini adalah :


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

a. Penyakit Paru Obstruktif Kronik


b. Fibrosis kistik
c. Tuberkulosis paru
d. Abses paru
e. Bronkiektasis

Referensi Alwinsyah. Fibrosis Kistik. Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid 3: Hal 1677-
1681
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama peserta dr. Intan Juwita


Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
Kategori soal Pulmonologi
Lingkup bahasan dalam standar kompetensi Abses Paru
Jenis soal Terapi
Tingkat kompetensi 3B
SOAL

Pasien laki-laki, 41 tahun mengeluh batuk berdahak yang berbau amis dan
berwarna anchovy. Pasien juga mengeluh nyeri dada dan demam tinggi. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/70 mmHg, Nadi 104 x/I, RR 25 x/menit,
suhu 400C. Pemeriksaan paru didapatkan penurunan suara nafas, perkusi redup,
pada linea parasternal kiri atas. Rontgen thoraks PA dan lateral tampak bayangan
radioopak dengan cavitas dinding tebal dengan air fluid level didalamnya. Pasien
diterapi sebagai abses paru..
Berikut merupakan indikasi operasi pada abses paru adalah
A. Perbaikan dengan antibiotik
B. Jika terjadi hemoptisis masif, empiema dan fistula bronkopleura
C. Tidak didapatkan gangren Paru
D. Pasien DM
E. Infeksi yang berkembang tidak progresif

Referensi Siti Setiati, Idrus Alwi et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam edisi VI, Interna Publising 2015 P 1651-1657
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Intan Juwita


Asal Institusi FK Universitas Syiah Kuala
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit paru interstitial
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A

SOAL

Seorang laki-laki usia 40 tahun datang dengan keluhan sesak nafas, batuk kering,
mialgia, menggigil, diaphoresis, sakit kepala dan malaise. Pada pemeriksaan tanda
vital didapatkan TD 120/70 mmHg, nadi= 102 x/menit, laju pernafasan 25 x/menit,
Suhu 380C. Pemeriksaan thorak didapatkan ronki di kedua basal paru. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan leukositosis, LED dan CRP meningkat, serta dijumpai
peningkatan IgA, IgG dan IgM. Pemeriksaan foto thoraks ditemukan radiodensitas
nodular tidak berbatas tegas, dengan daerah ground glass. Pasien didiagnosa dengan
pneumonitis hipersensitivitas. Kriteria mayor untuk menegakkan diagnosis pasien ini
adalah:

A. Ronki kedua basal paru


B. Kelainan histologi paru yang seuai PH
C. Limfositosis dari cairan lavase bronkus
D. Kapasitas difusi paru menurun
E. Kelainan radiologi atau histologi yang sesuai PH

Referensi Ceva Wicaksono Pitoyo . 2014. Penyakit Paru Interstitial. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II:hal 1665-1672.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Intan Juwita


Asal Institusi FK Universitas Syiah Kuala
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit paru interstitial
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 3A

SOAL

Seorang laki-laki usia 40 tahun datang dengan keluhan sesak nafas, batuk kering,
mialgia, menggigil, diaphoresis, sakit kepala dan malaise. Pada pemeriksaan tanda
vital didapatkan TD 120/70, Nadi= 102, Resp 25, Suhu 38 0C. pemeriksaan thorak
didapatkan ronki di kedua basal paru. Pemeriksaan laboratorium didapatkan
leukositosis, LED dan CRP meningkat, dan dijumpai peningkatan IgA, IgG dan IgM.
Pemeriksaan foto thoraks ditemukan radiodensitas nodular tidak berbatas tegas,
dengan daerah ground glass. Pasien didiagnosa dengan pneumonitis hipersensitivitas.
Tatalaksana pada pasien ini adalah
A. Antibiotika oral
B. Prednisone dosis 40-60 mg/hari sampai 2 minggu
C. Prednisone dosis 40-60 mg/hari sampai 1 minggu
D. Prednisone dosis 40-60 mg/hari sampai 3 minggu
E. Antibiotika intravena

Referensi Ceva Wicaksono Pitoyo . 2014. Penyakit Paru Interstitial. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid II:hal 1665-1672.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Karolina purba


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Paru pada HIV
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal1
Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke polilinik interna dengan keluhan demam selama 1 minggu
terakhir. Demam disertaidengankeluhan batuk yang tidak berdahak sejak 1 bulan terakhir, tidak ada
batuk darah dan terdapat banyak papul berwarna keputihan pada area mulut. sesak napas dirasakan
tidak membaik walaupun dengan istirahat. Sebelumnya pasien sudah berobat ke dokter praktek
namun keluhan tidak membaik, dokter hanya mengatakan infeksi pada saluran pernapasan atas.
Saat ini pasien cenderung menutupi keluhan jika dokter bertanya tentang riwayat terdahulu. Pasien
tampak kurus, mengaku berat badan turun 10 kg dalam 3 bulan. Pasien telah menikah tetapi belum
mempunyai anak dan saat ini pasien mengaku istrinya sedang di rawat di rumah sakit karena infeksi
paru dan mengkonsumsi obat ARV selama 1 tahun terakhir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
Tekanan darah 110/60mmHg, Nadi 112 x/menit, pernafasan 28 x/menit, suhu 39,3 C ditemukan
oral thrush,limfadenopati bilateral, ronkhi bilateral, wheezing, maupun experium memanjang. Pada
hasil pemeriksaan lab didapatkan HIV reaktif, CD4 : 90 sel dan didapatkan bentuk trophic pada
pewarnaan Giemsa. Diagnosis yang tepatpadapasien ini adalah :
a. Abses paru
b. Pneumocystis Carinii Pneumonia
c. Tuberkulosis paru
d. Pneumonitis
e. Bronkitis kronis

Referensi Wisaksana R. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam edisi 6. Jilid I, 2014, halaman:
763767 Infeksi Pneumocyctis.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Karolina Purba

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Syiah Kuala

Kategori Soal Pulmonologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Paru pada HIV

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Etiologi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal 2

Seorang laki-laki 38 thn datang ke instalasi gawat darurat dengan keluhan demam sejak 2
hari terakhir, ruam kemerahan pada kulit, mual dan muntah 4 kali berisi makanan serta bab
encer 5 kali. Satu minggu yang lalu pasien berobat ke klinik dokter penyakit dalam dan di
berikan terapi pengobatan karena keluhan sesak napas yang diderita disertai dengan batuk
dan demam sejak 2 bulan terakhir. Saat ini pasien terdiagnosa HIV dan mengkonsumsi
ARV 1 tahunterakhirserta obat paru yang diberikan dokter 1 minggu yang lalu tetapi tidak
di katakan akan di konsumsi selama 6 bulan. Selama mengkonsumsi obat paru tersebut
keluhan mulai dirasakan. Pada pemeriksaan fisis didapatkan konjungtiva tidak anemis, fisis
paru ronki dan wheezing tidak ada. Pemeriksaan laboratorium leukosit 9.200 Hb : 12,3
gr/dl, PLT 78.000, GOT/GPT : 180/123. Terapi pengobatan yang memberikan efek
sampingsepertipadakasus di atasadalah;
a. Trimetropim-dapson
b. Trimetroprim-sulfamethoxazole
c. Klindamisin
d. Primakuin
e. Atovaquon

Referensi Wisaksana R. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam edisi 6. Jilid I, 2014, halaman:
765767 Infeksi Pneumocyctis
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr.Nasriah
PeriodeUjian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Penyakit Paru pada HIV
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Pemeriksaan penunjang
Tingkat Kompetensi 4A
Soal3
Seorang wanita usia 34 tahun datang ke instalasi gawat darurat dengan keluhan sesak napas yang
dirasakan sejak 1 minggu dan semakin memberat dalam 2 hari terakhir. Sesak disertai dengan batuk
yang tidak produktif, demam dirasakan sejak 1 bulan terakhir dan banyak berkeringat. Tampak
pasien kurus dan mengeluh mengalami penurunan berat badan 10 kg dalam 3 bulan terakhir. Mual
dan muntah tidak ada. Riwayat didiagnosa immunodeficiency 1 tahun yang lalu dan telah diterapi
ARV. Saat dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil tes HIV positif dengan metode
ELISA dan pemeriksaan CD4 menunjukkan angka 150 sel/mmk. Dari pemeriksaan darah rutin
didapatkan hasil Hb 9,8 g/dl, leukosit 7.500/mmk dan trombosit350 ribu/mmk. Analisa gas darah
PaO2 62 mmHg, A-a gradient 40 mmHg, hasil foto thorax didapatkan infiltrate pada paru. Pilihan
terapi utama pada kasus di atas ?

a. TMP 5 mg/kg dan SMX 25 mg/kg 3-4 kali sehari + kortikosteroid


b. TMP 160 mg + SMX 800 mg 3 kali sehari
c. Trimetropim 5 mg/kg 3 kali sehari + Dapson 100 mg/hari
d. Klindamisin 450 mg 4 kali sehari + primaquin 30 mg/hari
e. Pentamidin 3-4 mg/kg/hari + kortikosteroid

Referensi Wisaksana R. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam edisi 6. Jilid I, 2014, halaman 765-
767 Infeksi Pneumocyctis.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Kudrah Manik


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Fibrosis Kistik
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Pemeriksaan Penunjang
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas dirasakan memberat
sejak 1 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak, berwarna kekuningan dan
bercampur darah. Pasien mengaku tidak ada keluhan demam sebelumnya. Pasien tampak
lemah dan terjadi penurunan berat badan. Riwayat penyakit pada keluarga diketahui ibu
pasien pernah menderita penyakit TB Paru. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD: 100/70
mmHg, nadi: 98 kali/menit, nafas: 24 kali/menit dan T: 36,5°C. Pemeriksaan saturasi O2:
92%. Pemeriksaan fisik paru didapatkan perkusi redup pada lobus atas bilateral dan
wheezing saat ekspirasi. Pemeriksaan faal paru didapatkan kesan obstruktif. Pemeriksaan
foto toraks didapatkan adanya infiltrate pada lobus apeks bilateral.

Manakah pemeriksaan berikut yang paling tepat pada kasus di atas :


a. Sitologi Sputum
b. Gene Expert
c. Genotyping untuk mengetahui adanya mutasi gen
d. Konsentrasi Clorida keringat
e. Kultur sputum dan tes sensitivitas

Referensi Alwinsyah, Keliat EN, Tanjung A. Fibrosis Kistik


(Cystic Fibrosis). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid 6. Edisi II. 2017; Hal : 1677-1681
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Kudrah Manik


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Fibrosis Kistik
StandarKompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Pemeriksaan Penunjang
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki usia 32 tahun datang ke instalasi gawat darurat dengan keluhan sesak
nafas dan batuk yang dirasakan sekitar 2 tahun terakhir dan semakin memberat. Pasien
sudah menikah selama 6 tahun dan belum memiliki anak. Pasien juga mengeluh nyeri pada
daerah ulu hati hilang timbul, awalnya dirasakan sejak 5 tahun lalu dan seringkali keluhan
tersebut tidak membaik dengan minum obat maag. Riwayat pasien tidak merokok. Ibu
kandung pasien telah meninggal 11 tahun lalu pada usia 32 tahun akibat komplikasi
penyakit paru. Pada pemeriksaan fisik didapatkan paru tampak membesar seperti tong,
didapatkan suara nafas bronkial, tidak didapatkan wheezing atau eksperasi memanjang.
Pemeriksaan tes klorida keringat didapatkan hasil positif. Pemeriksaan foto torak
didapatkan hasil sebagai berikut :

Kemungkinan diagnosis pasien ini adalah :


a. Penyakit Paru Obstruktif Kronik
b. Fibrosis kistik
c. Tuberkulosis paru
d. Abses paru
e. Bronkiektasis
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Alwinsyah, Keliat EN, Tanjung A. Fibrosis Kistik


(Cystic Fibrosis). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid 6. Edisi II. 2017; Hal : 1677-1681

Nama Peserta dr. Kudrah Manik


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Fibrosis Kistik
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis dan terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang pria 37 tahun datang ke IGD RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh dengan keluhan
sesak nafas yang semakin berat disertai batuk dengan dahak kehijauan. Batuk sudah
dialami berulang dengan dahak terkadang bercampur darah. Terdapat penurunan berat
badan dan riwayat sinusitis serta polip. Pasien telah menikah 8 tahun dan belum memiliki
anak. Pasien juga memiliki riwayat gangguan pencernaan yang berulang. Pada
pemeriksaan fisik TD 120/75 mmHg, Nadi 105 kali/menit, Nafas 40 kali / menit, SpO2
70%, dan suhu 38°C. Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan Barrel chest dengan ronkhi
pada kedua apeks paru disertai mengi.
Pernyataan berikut yang benar terkait penyakit yang diderita pasien tersebut adalah:
a. Streptococcus pneumoniae merupakan kuman yang paling sering ditemukan
b. Pilihan terapi empiris adalah kombinasi penisilin atau sefalosporin generasi III
dengan aminoglikosida
c. Volume residu paru akan menurun dengan kapasitas difusi yang meningkat
d. Pemberian steroid jangka panjang diperlukan pada pasien ini
e. Kelainan pada human leukocyte antigen (HLA) complex mendasari penyakit ini
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Alwinsyah A, EN Keliat, Azhar T. 2014. Fibrosis


Kistik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid
II: hal 1677
NamaPeserta dr. M. Indra Syahputra
PeriodeUjian 41
Asal FK FK Unsyiah
KategoriSoal Respirologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Massa Mediastinum
JenisSoal/JenisPertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal 1

Laki-laki usia 36 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan wajah kemerahan dan
terasa nyeri. pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/90 mmHg, Nadi: 100 kali/ menit,
Pernafasan 22 kali/menit dan temperatur 37,2 0C. pada Pemeriksaan mata didapatkan Enoftalmus,
terdapat Anhidrosis serta paraplegia. Pada pemeriksaan penunjang CT Scan thoraks kontras
didapatkan adanya massa di mediastinum posterior, pada pemeriksaan urin didapatkan adanya Vinil
Mandelic Acid (VMA). Apakah diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini:

A. Germ Cell Neoplasma


B. Timoma
C. Limfoma
D. Teratoma
E. Ganglioneuroma

Referensi Zulkifli Amin. 2014. Penyakit Mediastinum.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6.
Jilid II Bab 207 hal 1625-1629.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr. M. Indra Syahputra


PeriodeUjian 41
Asal FK FK Unsyiah
KategoriSoal Respirologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Massa Mediastinum
JenisSoal/JenisPertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Pasien laki-laki usia 54 tahun rujukan dari rumah sakit umum daerah datang ke IGD dengan
keluhan sulit menelan dan kelopak mata sulit dibuka sejak 3 bulan terakhir. Keluhan lain berupa
sering mengalami sesak nafas dan batuk kering, pasien punya riwayat penyakit TB Paru dan telah
selesai menjalani pengobatan OAT sejak 1 tahun yang lalu dan telah dinyatakan sembuh oleh
dokter. Pada pemeriksaan fisik thorak didapatkan perkusi pekak pada linea parasternal kiri atas.
Hasil foto thorak PA dan lateral tampak adanya bayangan radioopak pada mediastinum superior
anterior dengan batas tegas dan disertai deviasi trachea ke kanan. Kemungkian diagnosis pada
pasien ini adalah :

A. Abses Paru
B. Limfoma
C. Teratoma
D. Timoma
E. TB paru relaps

Referensi Zulkifli Amin. 2014. Penyakit Mediastinum.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6.
Jilid II Bab 207 hal 1625-1629.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr. M. Indra Syahputra


PeriodeUjian 41
Asal FK FK Unsyiah
KategoriSoal Respirologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Massa Mediastinum
JenisSoal/JenisPertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki laki 67 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang semakin memberat
sejak 2 hari terakhir. Batuk kadang disertai bercak darah, penurunan berat badan, suara serak,
berkeringat di malam hari dan sejak 2 minggu ini pasien merasakan bengkak di wajah dan leher,
kadang nyeri kepala dan sulit menelan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bengkak pada sisi
wajah kanan dan venektasi pada leher dan dada, pasien selanjutnya direncanakan untuk
dilakukan tindakan biopsi dengan mediastinoskopi. Apakah tatalaksana yang dapat dilakukan
pada pasien ini?
A. Radioterapi
B. Kortikosteroid inhalasi
C. Aminopilin drip
D. Short acting bronkodilator
E. Kortikosteroid intravena

Referensi Zulkifli Amin. 2014. Penyakit Mediastinum.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6.
Jilid II Bab 207 hal 1625-1629.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr. Muhammadji Ramazoni


PeriodeUjian 41
Asal FK FK UniversitasSyiah Kuala
KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Penyakit Vaskular Paru
JenisSoal/JenisPertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang pria usia 64 tahun dibawa ke IGD oleh keluarga dengan keluhan sesak nafas tiba-
tiba 10 jam, keluhan nyeri dada di tengah, tidak menjalar, keringat dingin, lemas, batuk
darah. Pasien 7 bulan terakhir hanya dapat berbaring setelah menderita stroke iskhemik.
1bulan ini pasien mengeluh bengkak di kaki kanan, menderita diabetes mellitus diketahui
15 thn. TD : 90/50 mmHg, nadi 120 x/menit lemah, RR 28 x/menit, suhu afebris,.
Pemeriksaan EKG ddapatkan sinus takhikardi dengan Mcginn White Pattern. Pasien
dilakukan pemeriksaan laboraturium darah tepi, kimia darah dan analisa Gas darah, Hasil
yang mendukung diagnostik pada pasien ini adalah :

A. Leukosit meningkat, FDP meningkat, PaO2 Menurun, PaCO2 < 40mmHg

B. LED Meningkat, FDP Meningkat, PaO2 Meningkat, PaCO2 >80mmHg

C. Leukosit Normal, LED Normal, PaO2 Meningkat, PaCO2 > 40mmHg

D. Leukosit Meningkat, LDH meningkat, PaO2 Menurun, PaCO2 >80mmHg

E. LED Meningkat, SGOT meningkat, PaO2 Meningkat, PaCO2 > 40mmHg

Referensi Pasyian R, Tromboemboli Paru. 2014.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.
Hal;1690-1695
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr. Muhammadji Ramazoni

PeriodeUjian 41

Asal FK FK UniversitasSyiah Kuala

KategoriSoal Pulmonologi

LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Pemyakit Vaskular paru

JenisSoal/JenisPertanyaan Terapi

Tingkat Kompetensi 3A

Soal

Laki laki 65 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak napas disertai nyeri dada. Riwayat
pasien pernah di rawat di RS daerah sebelumnya dengan bengkak kaki kanan. Pasien
terbaring di tempat tidur kurang lebih 2 bulan ini. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan
TD: 80/70 mmhg, nadi 110 kali/menit, RR 32 kali/menit. Pemeriksaan fisik JVP meningkat,
hepatojugular refleks (+) Pasien membawa hasil laborat Hb 11,6 gr/dl, Leukosit 12500/Ul,
LED meningkat, D dimer 1620 mg/dl. Analisa Gas Darah PcO2 < 40mmHg, Hasil EKG di
temukan Sinus Takikardi dengan temuan S di Lead I yang dalam, gelombang Q dan T di
lead
III. Terapi pilihan yang tepat pada kondisi pasien ini adalah :
A. Kontinu Heparin melalui infus mulai 25.000-30.000 unit selama 3-5hari dalam
Nacl 0,9%, dilanjutkan antikoagulan oral
B. Drip Kontinu Heparin diawali Bolus 3000-5000 unit intravena, diikuti 30.000-
35.000 unit/hari dalam dextrose 5% selama 7-10 hari
C. Berikan bolus intravena 7000-10.000 unit heparin per tiap 4 jam, dilanjutkan oral
antikoagulan
D. Drip kontinu Heparin Intravena 3000-5000 unit/hari dalam Nacl 0,9% dilanjutkan
injeksi Intramuscular 3000 unit/ 12 jam
E. Drip kontinu Heparin Intravena 3000-5000 unit/hari dalam Dextrose 5%
dilanjutkan injeksi Intramuscular 3000 unit/ 6 jam

Referensi Pasyian R, Tromboemboli Paru. 2014.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.
Hal.1696 - 1697

NamaPeserta dr. Muhammadji Ramazoni


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

PeriodeUjian 41
Asal FK FK UniversitasSyiah Kuala
KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Penyakit Vaskular paru
JenisSoal/JenisPertanyaan Patofisiologi, Diagnostik
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Lelaki berusia 62 tahun tiba tiba mengeluh sesak nafas saat dirawat pasca oprasi
pengangkatan Tumor Intraabdomen. Rasa sesak memberat disertai nyeridada sebelah kiri.
Selama post oprasi pasien hanya tirah baring dalam 6 hari terakhir dengan kaki tampak
bengkak disebelah kanan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/60mmHg,
Nadi 117 kali/menit, repirasi 32 kali/menit. Pada pemeriksaan paru tidak didapatkan
ronchi. Pasien dilakukan pemeriksaan SpO2 dengan hasil 88 %, Pemeriksaan EKG
didapatkan S yang dalam di lead I, Q dan T inverted di lead III. Hasil foto thorax
sebelumnya tidak ditemukan kelainan. Apakah diagnostik dan gambaran yang sesuai
dengan patofisiologi gangguan yang didapatkan pada pasien ini adalah:
A. Edema Paru Akut dan Ellis damoseau line
B. Emboli Paru dan Hampton sign
C. Emboli Paru dan Mc Ginn White Pattern
D. STEMI dan Inverted koma sign
E. Edema Paru Akut dan Inverted koma sign

Referensi Pasyian R, Tromboemboli Paru. 2014.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.
Hal.1696 - 1697
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Nasriah


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gagal Nafas
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki 38 tahun dibawa ke IGD setelah ditemukan keluarganya dalam


keadaan tidak sadar dikamarnya. Pasien memiliki riwayat penyalahgunaan obat- obatan
terlarang dan HIV. Telah mendapat terapi ARV, tidak konsumsi teratur, CD4 152 / μL.
Pad evaluasi awal, BP 110/70 mmHg, HR 110 kali/menit, Pernapasan 10 kali / menit,
SpO2 82%, dan suhu 36,4 ° C. Pemeriksaan fisik didapatkan pupil miosis. Hasil AGD :
pH 7,17, PCO2 72 mmHg, dan PO2 50 mmHg. Diagnosa yang paling mungkin pada
pasien ini?

A. Penyakit paru obtruktif kronik (PPOK)


B. Pneumocystis Pneumonia
C. Overdosis Narkotik
D. Pneumococcal Pneumonia
E. Emboli Paru

Referensi Zulkifli Amin, Johanes


Purwoto.2015.Gagal Napas Akut. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid
III: hal 4092
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Nasriah

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Syiah Kuala

Kategori Soal Pulmonologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gagal nafas

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Etiologi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Laki-laki 28 tahun telah didiagnosis menderita muscular dystrophy, datang ke poliklinik


untuk pemeriksaan kesehatan sebagai caleg. Pasien tidak mengeluh sesak nafas, pada
pemeriksaan didapatkan saturasi oksigen 86% pada udara ruangan. Pemeriksaan jantung
dan paru normal. Foto thorax menunujukkan volume paru yang mengecil. Penyebab
rendahnya saturasi oksigen pada pasien tersebut adalah :

a. Atelektasis
b. Plak mukus
c. Pneumonia
d. Peningkatan PaCO2
e. Methemoglobinemia

Referensi Referensi Amin, Zulkifli; Purwoto,


Johanes. Ilmu Penyakit
Dalam PAPDI Edisi VI. Jakarta :
Interna
Publishing; 2015.Gagal Nafas akut
Halaman 4089-4098
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr.Nasriah
PeriodeUjian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Gagal nafas
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Pemeriksaan penunjang
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang wanita 27 tahun, sedang hamil 34 minggu dikonsulkan dari bagian obsgyn dengan
sesak nafas mendadak. Selama kehamilan tidak pernah mengalami masalah medis, tidak
ada obat yang rutin diminum selain vitamin kehamilan. Pada pemeriksaan ditemukan
dyspneu, TD 120/88, HR 128x/menit, RR 28x/menit, saturasi oksigen 96%, tidak
didapatkan demam, pemeriksaan jantung dan paru normal, terdapat udema pitting pada
kedua kaki. Hasil x foto thorax menunjukkan hasil normal, EKG sinus takikardi. Pada
BGA didapatkan ph 7,52, PaCO2 26mmHg, PaO2 85mmHg. Langkah yang paling tepat
anda usulkan kepada TS Obgyn adalah :

a. CT Angiografi paru
b. Ekokardiografi
c. Mulai terapi antibiotik
d. Mulai terapi anti anxietas dan psikoterapi
e. Terapi oksigen hiperbarik

Referensi Referensi Amin, Zulkifli; Purwoto,


Johanes. Ilmu Penyakit
Dalam PAPDI Edisi VI. Gagal Nafas
Akut , Jakarta : Interna
Publishing; 2015. Halaman 4089-4098
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Nazaruddin


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit paru akibat infeksi jamur
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki 38 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya dalam keadaan sesak nafas
yang disertai batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu, disertai dengan penurunan berat
badan, keringat malam juga sering dialami pasien. Pasien juga mengeluhkan pernah
mengalami batuk darah. Pada evaluasi awal, BP 110/70 mmHg, HR 110 kali/menit,
Pernapasan 26 kali / menit, SpO2 98 %, dan suhu 37,8 ° C. Pemeriksaan foto thorak
ditemukan bayangan bulat lonjong radioopak yang dikelilingi bayangan radiolusen.
Diagnosa yang paling mungkin pada pasien ini?

A. Tuberkulosis paru
B. Pneumocystis Pneumonia
C. Bronkiektasis
D. Aspergiloma
E. Histoplasmosis Paru kronik

Referensi Referensi Azhar Tanjung, E.N Keliat.


Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Edisi VI.
Penyakit Paru karena Jamur, Jakarta :
Interna Publishing; 2015. Halaman
1658-
1664
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Nazaruddin

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Syiah Kuala

Kategori Soal Pulmonologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Paru karena Jamur

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Etiologi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal 2

Seorang lelaki berusia 28 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan batuk
kronis yang berulang sejak ia masih kecil. Selama 1 minggu ini batuk makin parah dan
dahak makin banyak dan kental. Nafsu makan menurun dan berat badan menurun. Akhir
akhir ini pasien juga menderita nyeri didada sebelah kanannya dan sudah berobat
dipoliklinik, Pada pemeriksaan fisik didapatkan penderita tampak kurus, terlihat otot bantu
pernafasan,TD 130/70 mmHg, Nadi 104 kali/menit, frekuensi pernafasan 28 kali/menit,
temperature 37,8 0C, pada auskultasi didapatkan ronkhi diapek kanan. Rontgen toraks
didapatkan infiltrate di paru kanan dan CT scan menunjukkan halo sign di paru kanan.
Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah ?
A. Flukonazol 400 mg/hari selama 8 minggu
B. Itrakonazol 200 mg/ 2 kali selama 6-12 bulan
C. Glukokortikoid jangka panjang
D. Varikonasol IV 6 mg/kg 2 kali sehari untuk 2 dosis
E. Pembedahan

Referensi Referensi Azhar Tanjung, E.N Keliat.


Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Edisi VI.
Penyakit Paru karena Jamur, Jakarta :
Interna Publishing; 2015. Halaman
1658-
1664
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr.Nazaruddin
PeriodeUjian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Penyakit Paru karena Mikobakterium Atipik
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Pemeriksaan penunjang
Tingkat Kompetensi 4A
Soal3

Laki-laki 64 tahun masuk RS dengan keluhan batuk produktif yang dialami semakin memberat
sejak 3 hari terakhir. Pasien sebelumnya menderita keluhan yang sama sejak 3 tahun tetapi
tidak pernah berobat ke dokter. Saat ini batuk semakin memberat disertai sputum yang
purulen kadang-kadang bercampur darah, juga disertai penurunan berat badan. Pada
personal status pasien tampak kurus dengan pemeriksaan fisis toraks dengan dada berbentuk
TONG (barrel chest), terdapat clubbing finger yang ringan. Pada hasil CT scan ditemukan
nodul-nodul kecil kecil multipel pada lobus paru bawah bilateral. Pasien juga telah menjalani
pemeriksaan kultur sputum dan antibiotik. Manakah organisme berikut yang paling sering
ditemukan pada pemeriksaan kultur sputum pasien tersebut?
A. Microbacterium fortuitum
B. Microbacterium szulgoi
C. Microbacterium memmoense
D. Microbacterium xenopi
E. Microbacterium simiae

Referensi Referensi Azhar Tanjung, E.N Keliat.


Ilmu Penyakit Dalam PAPDI Edisi VI.
Penyakit Paru Karena Mikobakterium
Atipik, Jakarta : Interna Publishing;
2015. Halaman 1673-1673
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Radhiyana Putri


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Empiema
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 45 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan batuk sejak 10
hari terakhir. Batuk berdahak, berwarna kuning kental dan berbau. Pasien mengeluhkan
demam tinggi 2 minggu yang lalu, nafsu makan menurun dan badan terasa lemas. Pasien
seorang peminum alkohol. Pemeriksaan fisik ditemukan Kes Composmentis, TD
120/70 mmHg, HR 110x/menit, RR 24x/menit dan temperatur 39,5oC. Pada
pemeriksaan paru didapatkan redup pada apex paru kanan disertai penurunan suara
nafas dan ronkhi serta adanya jari tabuh. Lab ditemukan leukosit 21.000/mm3 dan
peningkatan LED. Pemeriksaan foto thorax adanya cavitas di segmen posterior lobus
bawah bentuk ireguler dengan dinding tebal dikelilingi infiltrat dan gambaran air fluid
level.
Kemungkinan diagnosis pasien ini adalah
A. Aspergillosis
B. Pneumothorak
C. Empiema
D. Ruptur abses paru
E. TB paru

Referensi Panduan Praktek . Perhimpunan


Dokter Spesialis Penyakit Dalam
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Radhiyana Putri

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Syiah Kuala

Kategori Soal Pulmonologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit penyakit pleura

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang perempuan usia 53 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sesak
napas yang semakin hebat sejak 3 hari SMRS. Os mengeluh sesak napas yang tidak
berkurang dengan istirahat 3 minggu terakhir, batuk berdahak putih kental, tidak
disertai mengi, dan os lebih nyaman berbaring ke sebelah kanan. Os kadang demam,
nafsu makan dan berat badan semakin turun. Riwayat makan OAT dan kontak dengan
penderita TB disangkal. Dari pemeriksaan hasil analisa cairan pleura didapatkan hitung
sel MN 95%, glukosa 60 mg/dl, Rivalta (+) dan LDH 380 u/l. Apakah diagnosis yang
paling mungkin pada pasien ini?
A. Pleuropneumonia
B. Pleuritis eksudativa TB
C. Efusi pleura ec. Keganasan
D. Tb paru
E. Mesothelioma

Referensi Hadi Halim, Penyakit penyakit Pleura


dalam Ilmu Penyakit
Dalam PAPDI Edisi VI. Hal 1631
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr.Radhiyana Putri


PeriodeUjian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Penyakit penyakit pleura
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Etiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 41 tahun datang ke UGD dengan keluhan demam tinggi sejak 4 hari SMRS. Penderita juga
mengeluh adanya batuk-batuk dengan dahak berwarna kuning, badan terasa lemah, Nyeri dada kanan atas
dirasakan hilang timbul. . Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 100/70 mmHg, T: 39,4 C, pernafasan 24
kali/menit. Laboratorium menunjukkan Hb : 9,8 mg/dl, leukosit 21.000, LED: 19 mm/jam. Pemeriksaan Ro
thoraks PA memperlihatkan sudut costofrenicus paru kanan sulit dinilai. Etiologi paling sering dari kasus
diatas adalah
a. Staphylococcus aureus
b. Haemophilus influenza
c. Streptococcus pneumonia
d. Streptococcus viridans
e. Bacillus intermedius

Referensi
Hadi Halim, Penyakit penyakit Pleura
dalam Ilmu Penyakit
Dalam PAPDI Edisi VI. Hal 1631
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr. Rahmi Juniar


PeriodeUjian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Interpretasi Spirometri
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal1
Seorang pria berusia 58 tahun datang berobat ke poliklinik datang dengan keluhan batuk
hilang timbul sejak 1 tahun yang memberat sejak 2 bulan terakhir. Batuk berdahak
berwarna putih. Pasien tidak mengeluhkan demam, keringat malam, atau penurunan berat
badan. Pada saat keluhan batuk muncul, terkadang pasien mengeluh sesak nafas. Pasien
merokok 1 bungkus per hari sejak usia 25 tahun dan baru berhenti 2 bulan yang lalu. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80 mmHg, Nadi 88 x/menit, frekuensi nafas 22
x/menit, teratur. Pemeriksaan paru didapatkan suara nafas vesikuler, tidak ada ronkhi,
terdapat ekspirasi memanjang. Dari hasil pemeriksaan spirometri didapatkan :
Spirometri pra pemberian bronkodilator Spirometri pasca pemberian bronkodilator
FEV1 2.5 liter FEV1 2.6 liter
FEV1 Prediction 3.5 liter FEV1 Prediction 3.5 liter
FVC 3.7 liter FVC 3.7 liter
FVC prediction 3.9 liter FVC prediction 3.9 liter
Diagnosis pada pasien ini :

a. Asma
b. Penyakit Paru Restriktif
c. Penyakit Paru Obstruktif Kronis
d. Pneumonia
e. Infeksi Saluran Nafas Atas

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI,


2014, Halaman 478-488
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr. Rahmi Juniar


PeriodeUjian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Interpretasi Spirometri
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal 2
Seorang pria berusia 55 tahun datang berobat ke poliklinik dengan batuk sejak 3 bulan yang
memberat sejak 2 minggu terakhir. Batuk biasanya muncul pada malam hari. Batuk tidak
berdahak. Ketika batuk muncul, terkadang pasien merasa sesak nafas. Tidak ada keluhan
demam, berkeringat malam dan penurunan berat badan. Saat usia 11 tahun, sering muncul
keluhan bersin-bersin dan pilek di pagi hari. Pasien merokok 1 bungkus perhari sejak 25
tahun yang lalu. Ibu pasien mempunyai riwayat alergi udang. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan TD 120/80 mmHg, nadi 84 x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit, teratur.
Pemeriksaan paru tampak ekspirasi memanjang. Dari pemeriksaan spirometri didapatkan :
Spirometri pra pemberian bronkodilator Spirometri pasca pemberian bronkodilator
FEV1 2.4 liter FEV1 2.8 liter
FEV1 Prediction 3.1 liter FEV1 Prediction 3.1 liter
FVC 3.5 liter FVC 3.5 liter
FVC prediction 3.6 liter FVC prediction 3.6 liter
Diagnosis pada pasien ini :
a. Asma
b. Penyakit Paru Restriktif
c. Pneumonia
d. Penyakit Paru Obstruktif Kronis
e. Infeksi Saluran Nafas Atas

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI,


2014, Halaman 478-488
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr. Rahmi Juniar


PeriodeUjian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Interpretasi Spirometri
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal 3
Seorang laki-laki 60 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas. Sesak nafas
sudah dirasakan sejak 1 tahun terakhir. Sesak nafas muncul terutama saat beraktivitas.
Sesak nafas tidak dipengaruhi cuaca, debu, dan tidak dipengaruhi tarikan nafas. Sesak nafas
berkurang dengan istirahat. Batuk berdahak. Tidak ada keluhan demam, penurunan berat
badan, dan berkeringat malam hari. Riwayat pengobatan TBC tidak diketahui. Riwayat
asma disangkal. Pasien merokok 2 bungkus dalam sehari sejak usia 18 tahun. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, tekanan darah 130/90 mmHg,
pernapasan 28 kali/menit, nadi 92 kali/menit, suhu 37.7 ºC. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan thorak emfisematous, perkusi paru hipersonor dan eksperasi memanjang. Tinggi
badan 172 cm, berat badan 62 kg, Hb 16,5 g/dL; leukosit 11.000/mm3, eosinofil absolut
100 sel/µl. Dari pemeriksaan spirometri didapatkan :

Normal Observed % Prediksi Post


Bronkodilator
FVC (L) 3.52 3.32 95
FEV1 (L) 3.17 2.06 65 2.21
FEV1/FVC (%) 0.8 54.4 68
Diagnosis pada pasien tersebut di atas adalah :
a. PPOK (Penyakit paru obstruksi kronik)
b. Emfisema pulmonum
c. Bronkitis kronis
d. Asma bronchial
e. SOPT (sindroma obstruksi pasca TB)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi VI,


2014, Halaman 478-488

Nama Peserta dr. Sabarina


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Timoma
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang laki-laki umur 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas mendadak disertai
nyeri dada, pasien juga mengeluhkan batuk, sulit menelan, sulit bicara dan anggota tubuh lemah,
dari pemeriksaan fisik didapatkan ptosis, dari CT scan thorak tampak gambaran massa berbatas
tegas pada mediastinum anterior, diagnosis yang mungkin untuk pasien tersebut diatas adalah :

a. Kista mediastinum
b. Neurofibroma
c. Teratodermoid
d. Lipoma
e. Timoma

Referensi Amin Z, Penyakit Mediastinum, Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam jilid II, edisi VI.
Editor
: Siti Setiati, Idrus Alwi, Aru W. Sudoyo,
Marcellus S.K, Bambang S, Ari Fahrial S.
Interna Publishing. 2014. hal.1625-1630
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr. Sabarina

PeriodeUjian 41

Asal FK FK Universitas Syiah Kuala

KategoriSoal Pulmonologi

LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Timoma

JenisSoal/JenisPertanyaan Tatalaksana

Tingkat Kompetensi 3A

Soal

Seorang laki-laki, usia 57 tahun datang ke Rumah sakit dengan keluhan diare, nyeri dan mukanya
memerah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya hipertensi, ptosis, miosis pupil, enoftlamus,
anhidrosis yang terjadi ipsilateral serta paraplegia. Pada foto thorak apek lateral didapatkan
adanya massa di mediastinum anterior, pengobatan yang tepat pada pasien ini adalah:

a. Simptomatis saja
b. Operasi kemudian kemoterapi
c. Radioterapi
d. Eksisi
e. Operasi

Referensi Amin Z, Penyakit Mediastinum, Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam jilid II, edisi VI.
Editor : Siti Setiati, Idrus Alwi, Aru W.
Sudoyo, Marcellus S.K, Bambang S, Ari
Fahrial S. Interna Publishing. 2014.
hal.1625-1630
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Sabarina


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Timoma
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Pemeriksaan Penunjang
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang pria berusia 70 tahun datang ke instalasi gawat darurat karena sesak nafas yang
memberat sejak 2 hari ini. Pasien pernah didiagnosa tumor paru saat periksa di poliklinik paru,
namun menolak semua rencana pemeriksaan lanjutan dan memilih pengobatan alternatif.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, denyut nadi 102 kali/menit,
regular, frekuensi napas 34 kali/menit, temperatur axilla 36,3 °C. Pemeriksaan fisik thorak
didapatkan redup di apex kanan atas, pemeriksaan penunjang yang tepat untuk mendukung
diagnosis diatas adalah :

A. CT Scan thorak
B. Foto thorak
C. Bronkoskopi
D. Ekokardiografi
E. USG thorak

Referensi Amin Z, Penyakit Mediastinum, Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam jilid II, edisi VI.
Editor
: Siti Setiati, Idrus Alwi, Aru W. Sudoyo,
Marcellus S.K, Bambang S, Ari Fahrial S.
Interna Publishing. 2014. hal.1625-1630

Lampiran 1
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Teuku Emier Bravo

Kategori Soal Pulmonologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Hematothoraks


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang remaja laki-laki berusia 20 tahun datang dengan keluhan penurunan kesadaran
kurang lebih 1 jam SMRS. Pasien datang ke IGD setelah mengalami kecelakaan sepeda
motor
, terjatuh sendiri dan masuk kedalam lubang irigasi jalan. Pasien ditemukan sudah tidak
sadarkan diri kurang lebih 1 jam SMRS. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Somnolen,
GCS9(E3V3M3), tanda vital tekanan darah 130/60 mmHg, nadi 100x/menit, kuat reguler,
respirasi28x/menit, pernafasan dangkal, suhu 35,8oC, SPO2 82%. Pada leher terdapat jejas
bagian kiri (+), pada dinding dada didapati hasil Inspeksi pergerakan dada asimetris
(pergerakan dada kiri tertinggal), retraksi dinding dada bagian bawah kanan dan kiri(+), pada
regio anterior toraks sinistra diatas processus xypoideus terdapat jejas,ukuran ± 1x5 cm,
ictus cordis tidak terlihat dan tidak teraba, perkusi redup pada thoraks sinistra, suara nafas
kiri menjauh, vesikular(-/+), ronki basah(+/-),murmur (-),gallop (-). Status lokalis regio
anterior toraks sinistra terdapat jejas (+) ukuran ± 1x5cm.

Bila pada kasus diatas terjadi proses radang yang terbentuk pus / nanah mengenai
pembuluh darah sekitar pleura, maka akan menyebabkan?

a. Pneumothoraks

b. Emfisema paru

c. Piothoraks

d. Empiema
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Hadi Halim . Penyakit Penyakit


Pleura. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi VI. Jilid II:hal
1631- 1639.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Teuku Emier Bravo

Kategori Soal Pulmonologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Hematothoraks


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang laki-laki berusia 27 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas setelah
mengalami kecelakaan sepeda motor, Pada pemeriksaan fisik dinding dada didapati
hasil Inspeksi pergerakan dada asimetris, retraksi dinding dada bagian bawah kanan
dan kiri(+), pada regio anterior toraks dextra terdapat jejas,ukuran ± 2x3 cm, perkusi
redup pada thoraks dextra, suara nafas kanan menjauh, vesikular(-/+), ronki basah(-
/+), murmur (-),gallop (-).Pasien didiagnosa dengan hematothoraks yang akan
direncanakan tindakan chest tube.
Indikasi tindakan torakotomi pada pasien ini apabila terjadi perdarahan sebanyak?

a. > 200 ml/jam


b. 100-200 ml/jam
c. > 100 ml/jam
d. 50-100 ml/jam
e. < 50 ml/jam

Referensi Penyakit Pleura. Panduan


Pelayanan Klinis . Jilid III:hal
754 - 762.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Teuku Emier Bravo

Kategori Soal Pulmonologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi ARDS

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang laki-laki 70 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas tiba-tiba sejak 1 jam
sebelumnya saat sedang berbaring. Pasien memiliki riwayat diabetes dan hipertensi sejak 8
tahun lalu namun tidak rutin minum obat. Sejak 5 bulan lalu pasien mendapat kemoterapi
untuk karsinoma colon dan sejak itu pasien lebih banyak berbaring saja. Kesadaran compos
mentis, TD 120/70, nadi 104 x/menit, laju nafas 28 x/menit dan mulai tampak retraksi sela
iga, suhu 36,8℃. Tekanan vena jugular tidak meningkat, auskultasi paru didapatkan ronchi
basah halus pada kedua lapang paru, pemeriksaan fisik jantung dan abdomen dalam batas
normal. Pemeriksaan thorax foto didapatkan infiltrat bilateral difus. Analisis gas darah pH
7,38, pCO2 30, pO2 55, HCO3 28, BE -1, Sat O2 75% dengan udara ruangan. Pemberian alat
bantu nafas yang paling tepat pada pasien ini adalah:

a. Non-invasive ventilation pressure (NIVP) dengan positive end expiratory pressure (PEEP)

b. NIVP tanpa PEEP

c. Continuous mechanical ventilation

d. Synchronized intermittent mechanical ventilation

e. Non rebreathing mask

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 6


Jilid III 2014, halaman: 4072-4079 ARDS.
Zulkifli Amin, Johanes Purwoto
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr. T. M. Reza Tandi


PeriodeUjian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Sleep Related Disorders/Obstructive
Sleep Apnea
JenisSoal/JenisPertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang laki-laki usia 49 tahun datang ke poli penyakit dalam bersama istrinya. Pasien
mengeluhkan sulit berkonsentrasi saat bekerja dan sering mengantuk di siang hari sejak 1
bulan ini. Pasien bekerja sebagai pegawai BUMN. Menurut istrinya, pasien juga sering
mendengkur keras dan sesekali mengeluarkan suara seperti tercekik saat tidur. Riwayat
hipertensi dikeluhkan sejak 5 tahun ini tidak rutin minum obat. Riwayat DM baru diketahui
6 bulan ini, tapi belum menggunakan obat dan hanya mengatur pola makan. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 150/90, N 82 x/menit, RR 18 x/menit, BB 98 kg TB 166
cm. Parameter laboratorium didapatkan hasil darah rutin normal. Dilakukan pemeriksaan
polisomnografi terhadap pasien, didapatkan hasil IGR 20. Pilihan terapi yang paling tepat
untuk kondisi diatas adalah:
A. Olahraga ringan rutin setiap hari
B. Merubah posisi tidur
C. Terapi dengan alat penopang mulut
D. Continuous Positive Airway Pressure (CPAP)
E. Uvulopalatofaringoplasti

Referensi Sumardi, Hisjam B, Riyanto BS, Budiono


E. 2014. Sleep Apnea (Gangguan Bernafas
Saat Tidur). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam edisi VI Jilid 3. Hal 1700-1704.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr. T. M. Reza Tandi

PeriodeUjian 41

Asal FK FK Universitas Syiah Kuala

KategoriSoal Pulmonologi

LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Sleep Related Disorders/Obstructive Sleep


Apnea
JenisSoal/JenisPertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 3A

Soal

Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang keluhan rasa mengantuk yang berlebihan
terutama siang hari dan sulit berkonsentrasi saat bekerja sejak 3 bulan ini. Pasien saat ini
bekerja sebagai tukang jahit sehingga keluhan ini cukup mengganggunya saat bekerja.
Pasien juga mengatakan istrinya merasa tidak nyaman karena pasien sering mendengkur
keras saat tidur. Riwayat hipertensi dialami sejak 10 tahun terakhir, tidak teratur minum
obat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 150/90 dan IMT 29. Foto X-Ray thoraks
didapatkan gambaran kardiomegali. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil darah
rutin dan kimia darah dalam batas normal, AGD PO2 55 PCO2 72 dan PH 7,32. Diagnosa
paling tepat untuk kondisi pasien diatas adalah:
A. Restless Leg Syndrome
B. Interstitial Lung Disease
C. Obstructive Sleep Apnea
D. General Anxiety Disorder
E. Obesity Hipoventilation Syndrome

Referensi Sumardi, Hisjam B, Riyanto BS, Budiono


E. 2014. Sleep Apnea (Gangguan Bernafas
Saat Tidur). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam edisi VI Jilid 3. Hal 1700-1704.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPeserta dr. T. M. Reza Tandi


PeriodeUjian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Sleep Related Disorders/Obstructive
Sleep Apnea
JenisSoal/JenisPertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang wanita usia 60 tahun datang berobat ke poli geriatri penyakit dalam dengan
keluhan BAK yang sering saat malam hari. Pasien juga mengeluhkan sering mengantuk
berlebihan di siang hari, nyeri kepala di pagi hari, dan sering mendengkur keras. Pasien
memiliki riwayat operasi pengangkatan kelenjar tiroid 5 tahun yang lalu, saat ini rutin
minum obat hormon tiroid. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/80, IMT 28. Dari
parameter laboratorium didapatkan Hb 13, leukosit 5.200, trombosit 328.000, ureum 38,
kreatinin 0,8 dan KGDS 138. Pemeriksaan X-Ray thoraks didapatkan gambaran
kardiomegali. Patofisiologi yang mendasari kondisi diatas adalah:
A. Tahanan saluran nafas atas yang menurun selama tidur
B. Penyempitan atau lumpuhnya saluran nafas atas selama tidur
C. Tekanan negatif yang dibuat oleh otot-otot pernafasan lebih kecil dari kemampuan
otot-otot yang berfungsi melebarkan saluran nafas atas
D. Hiperekstiabilitas saraf dan otot
E. Aktivasi simpatik yang berlebihan di malam hari

Referensi Sumardi, Hisjam B, Riyanto BS, Budiono


E. 2014. Sleep Apnea (Gangguan Bernafas
Saat Tidur). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam edisi VI Jilid 3. Hal 1700-1704.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

UJIAN BOARD BATCH 41

DIVISI TROFIK INFEKSI

Kontributor :

dr. Amarisa Malik / UNUD


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr Amarisa Malik

Asal FK FK UNUD

Kategori Soal Tropik dan Penyakit Infeksi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Infeksi Jamur


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang laki- laki berusia 54 tahun datang berobat ke poliklinik VCT dengan keluhan
sesak nafas disertai demam dan menggigil sejak 5 hari yang lalu, cepat lelah dan
batuk kering. Pasien juga dikatakan mengalami penurunan nafsu makan dan berat
badan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan hepatosplenomegali dan eritema di
ekstremitas kanan bawah. Thoraks foto pasien menunjukkan infiltrat pulmoner difus.
Pasien menderita infeksi HIV sejak 4 tahun lalu dengan nilai CD4 terakhir 50
sel/mm3.

Dari pemeriksaan penunjang ditemukan organisme pada pengecetan wright’s pada


pemeriksaan darah tepi pasien. Pasien membaik setelah mendapatkan terapi
itrakonazol 200 miligram setiap 12 jam selama 12 bulan.

Diagnosis yang tepat pada penyakit pasien ini adalah :

a. Histoplasmosis pulmoner akut

b. Histoplasmosis pulmoner kronik

c. Histoplasmosis diseminata

d. Koksidioidomikosis

e. Blastomikosis
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Nasronudin. Infeksi Jamur. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi
6. 2014. Jilid I:Bab 8 hal 711-
720

Pembuat Soal Dr. Amarisa Malik

Asal FK FK UNUD

Kategori Soal Tropik dan Penyakit Infeksi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Toksinologi


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang laki- laki berusia 42 tahun, mengalami gigitan ular berbisa dan mengalami
kejang- kejang ( neurotoksis).

Berikut tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi komplikasi gigitan ular
berbisa tersebut adalah :

a. Pemberian infus 10% kalsium glukonas dengan dextrose 10% 500 cc serta 10-
20 unit insulin

b. Pemberian antivenin ulang setelah 6 jam pemberian antivenin pertama dalam 1-


2 jam

c. Konsultasi ke TS Bedah untuk melakukan fasciotomi untuk mengurangi


tekanan kompartmen hingga < 40 mmHg

d. Neostigmin 1 dosis 10 mg iv selama 3-4 menit

e. Pemberian 1 g dosis gentamisin atau kloramfenikol bersamaan dengan


1 booster dosis tetanus.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Djunaedi D. Penatalaksanaan


Gigitan Ular Berbisa. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6.
2014. Jilid I: hal 1085- 1090

Pembuat Soal Dr. Godfried Erycesar Yeremia


Saragih
Asal FK FK UNUD

Kategori Soal Tropik dan Penyakit Infeksi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Malaria


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang wanita 45 tahun datang di tempat praktek untuk meminta obat pencegah
malaria, karena wanita tersebut akan berangkat ke Papua minggu depan. Obat yang
akan diberikan berserta cara pemberian adalah :

a. Primaquin 0.5 mg/kgBB/hari, diminum 1 hari sebelum berangkat sampai 4


minggu setelah kembali
b. Mefloquin 250 mg/minggu, diminum 1-2 hari sebelum berangkat sampai 4
minggu setelah kembali
c. Doksisiklin 100 mg/hari, diminum 1-2 hari sebelum berangkat sampai 4
minggu setelah kembali
d. Kloroquin 2 tablet/minggu, diminum 1-2 hari sebelum berangkat sampai 4
minggu setelah kembali
e. Proguanil 200 mg/hari, diminum 1-2 hari sebelum berangkat sampai 4 minggu
setelah kembali
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Harijanto. 2014. Malaria. Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6.
Jilid I: hal 595-612

Pembuat Soal Dr. Godfried Erycesar Yeremia


Saragih
Asal FK FK UNUD

Kategori Soal Tropik dan Penyakit Infeksi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Malaria


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Manifestasi Klinis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Wanita, umur 47 tahun, dirawat dengan keluhan demam, menggigil dan berkeringat.
Riwayat sebelumnya pernah tinggal di daerah endemic malaria 3,5 tahun sebelumnya
dan pernah menderita malaria jenis vivax. Selama di Sulawesi pasien tidak pernah
mengalami gejala yang sama kembali, maka perjalanan klinis malaria pada pasien ini
adalah :

a. Rekurens
b. Rekrudesensi
c. Periode Laten
d. Relaps
e. Serangan Primer
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Harijanto. 2014. Malaria. Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6.
Jilid I: hal 595-612

Pembuat Soal Dr. Kurniawan Adi Prabowo

Asal FK FK UNUD

Kategori Soal Tropik dan Penyakit Infeksi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Infeksi Sistem Saraf Pusat


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang wanita 25 tahun, datang ke UGD dengan keluhan penurunan kesadaran


perlahan-lahan sejak 7 hari yang lalu. Pasien juga mengalami kejang dan kelemahan
ekstremitas kiri. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80 mmHg, Nadi
98x/menit, suhu 370C, Respirasi 18x/menit. Dari pemeriksaan penunjang ditemukan
WBC 8.000/mm3, Hb 10.2 gr/DL, trombosit 257.000/mm 3, ureum 16 mg/dl, kreatinin
0.30 mg/DL, Anti HIV positif, IgG antitoxoplasma >300, CD4 absolut 65 sel/mikroliter.
Dari Hasil CT scan kepala didapatkan adanya SOL. Diagnosis definitif pada kasus ini
adalah:

a. Gambaran multiple ring enhancement pada CT scan kepala + kontras


b. Gambaran multiple ring enhancement pada MRI kepala
c. Tes serologi ELISA IgM antitoxoplasma positif
d. Ditemukannya takizoit pada biopsi otak
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

e. Ditemukannya kista pada biopsi otak

Referensi Pohan HT. 2014. Toksoplasmosis.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi 6. Jilid I:hal 624-632

Pembuat Soal Dr. Kurniawan Adi Prabowo

Asal FK FK UNUD

Kategori Soal Tropik dan Penyakit Infeksi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Infeksi Sistem Saraf Pusat


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis dan terapi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Pada prosedur diagnosis kasus toxoplasmosis serebri, MRI memiliki kemampuan


diagnosis yang lebih baik dari CT scan kepala dalam menunjukkan lesi-lesi yang tidak
terdeteksi melalui CT scan kepala. Diagnosis banding lesi ring enhancing yang
penting untuk dibedakan dengan toxoplasmosis serebri karena gambaran radiologis
yang mirip adalah:

a. Meningoensefalitis tuberkulosa
b. Meningitis kriptokokus neoformans
c. Limfoma
d. Vaskulitis tuberkulosa
e. Infeksi CMV
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Pohan HT. 2014. Toksoplasmosis.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi 6. Jilid I:hal 624-632

Nama Pembuat Soal Dr. Ni Luh Putu Herawati


Asal FK FK UNUD
Kategori Soal Tropik Dan Penyakit Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi HIV-AIDS
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan usia 32 tahun dikonsulkan dari bagian kebidanan ke poli penyakit
dalam dengan hamil 10 minggu dan anti HIV (+) dengan CD4 400 sel/mm3. Pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan. Tidak ditemukan adanya IO. Apa rencana
terapi farmakologi yang tepat pada pasien ini?
a. Cotrimoxazol 1x960 mg selama 2 minggu dilanjutkan dengan ARV AZT+3TC+ EFV
b. Cotrimoxazol 1x960 mg selama 2 minggu dilanjutkan dengan ARV AZT+3TC+ NVP
(jika CD4 <200)
c. Pemberian ARV AZT+3TC+EFV tanpa pemberian cotrimoxazol
d. Pemberian ARV AZT+3TC+NVP dengan pemberian cotrimoxazol
e. Tidak perlu pemberian ARV

Referensi Zubairi Djoerban, Samsuridjal Djauzi ,HIV AIDS


di Indonesia. Buku ajar ilmu penyakit dalam
jilid 1. 6th ed.jakarta: Interna Publishing;
2014.P.887-897
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dr. Ni Luh Putu Herawati


Asal FK FK UNUD
Kategori Soal Tropik Dan Penyakit Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi HIV-AIDS
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Laki-laki 32 tahun diketahui telah terinfeksi virus HIV dengan CD4 yang belum diperiksa,
masuk UGD dengan demam 390C. Dia telah didisgnosa HIV sejak 3 tahun yang lalu dan
telah mendapatkan Higly active antiretroviral therapy (HAART). Putus obat sejak 10 bulan
lalu karena di PHK dan asuransi tidak mau membayar biaya pengobatan. Dia merasa
lemah akhir-akhir ini. Selama demam 2-3 minggu disertai batuk tanpa dahak dan
merasakan napasnya seperti sesak. TD 130/80 mmHg, nadi 110 x/mnt, pernapasan 28
x/mnt. Saturasi oksigen saat 89%. Pada pemeriksaan fisik mulut ditemukan bercak
keputihan di bukkal mukosa mulut, auskultasi paru tidak didapatkan ronchi. Pemeriksaan
lain normal.hasil laboratorium leukosit 2.800 sel/mm3, serum lactic dehydrogenase (LDH)
540 IU/L. Foto thorax terdapat infiltrat interstitial di daerah parahiller. Kemungkinan
pasien telah mengalami;
a. ARDS
b. CAP
c. HAP
d. PCP
e. HCAP
Referensi Infeksi oportunistik pada AIDS. Panduan
Praktik Klinis. Perhimpunan dokter spesialis
penyakit dalam, 1st ed. Jakarta; Interna
Publishing .2015 P.930-940
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Gusti Ayu Sri Bidani

Asal FK FK UNUD

Kategori Soal Tropik dan Penyakit Infeksi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Infeksi Nosokomial


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis dan terapi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang laki-laki 76 tahun dikeluhkan mengalami demam tinggi dan nyeri pada perut
bagian bawah. Keluhan batuk, sesak, diare disangkal. Pasien saat ini sedang dirawat
di rumah sakit dalam kondisi kaki terpasang cast post tindakan ORIF akibat terjatuh.
Pasien telah dirawat di rumah sakit selama 16 hari. Selang kencing terpasang
semenjak pasien masuk ruangan operasi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD :
130/70 mmHg, Nadi : 102x/menit; T’ax : 38,3 0C; RR :18x/menit. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 12 g/dL; hematokrit 42%; leukosit 7.500/µL; trombosit
275.000/µL. Urine lengkap didapatkan : warna kemerahan, BJ 1.020, darah +1,
protein negatif, leukosit 10-12 per lapang pandang besar, bakteri (+++) , nitrit (+).
Berdasarkan ilustrasi kasus diatas, mayoritas kuman penyebab dan antibiotik yang
direkomendasikan adalah :

a. Klebsiela sp. dengan antibiotik Levofloxacine


b. difficile dengan antibiotik Metronidazole
c. S. aureus dengan antibiotik Ceftriaxone
d. Coli dengan antibiotik Levofloxacine
e. P. aeruginosa dengan antibiotik Gentamisin
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Widodo D, Irwanto R. 2014. Infeksi


Nosokomial. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid I:hal
682-691

Pembuat Soal Dr. Gusti Ayu Sri Bidani

Asal FK FK UNUD

Kategori Soal Tropik dan Penyakit Infeksi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Infeksi Nosokomial


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis dan terapi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Pasien perempuan 32 tahun telah menjalani operasi trepanasi dan dirawat di


ruangan ICU dengan terpasang ventilator. Pasien telah dirawat selama 6 hari dan
saat ini ditemukan pasien dengan kondisi demam. Pasien memiliki riwayat SLE yang
diketahui sejak 3 tahun lalu dan rutin mengkonsumsi metil prednisolon dikombinasi
dengan azatioprine. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD : 120/80 mmgHg; Nadi:
94x/menit; T’ax : 38,70 C; RR : 20x/menit. Pada pemeriksaan paru ditemukan
adanya rhonkhi kasar pada basal paruk kanan. Pemeriksaan laboratorium darah
lengkap Hb : 10 gr/dl; Hct: 38%; Leukosit : 14.500/ µL; Trombosit : 150.000/ µL. Dari
Thorak foto didapatkan gambaran konsolidasi pada perihilar dextra. Dilakukan
pemeriksaan kultur darah dan sputum. Hasil sementara swab sputum ditemukan
kuman gram (+) coccus, koloni jamur negatif. Diagnosis dan Tatalaksana yang tepat
untuk pasien tersebut adalah :

a. VAP Late onset terapi dengan levofloxacine dan anti jamur amfoterisin-B
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

b. VAP Early onset terapi dengan Linezolid tanpa pemberian anti jamur
c. C.VAP Late onset terapi dengan Vankomisin dan anti jamur amfoterisin- B
d. VAP Early onset terapi dengan meropenem tanpa pemberian anti jamur
e. VAP Late onset terapi Vankomisin tanpa pemberian anti jamur

Referensi Widodo D, Irwanto R. 2014. Infeksi


Nosokomial. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid I:hal
682-691

Pembuat Soal Dr. Putu Ayu Sri Saraswati

Asal FK FK UNUD

Kategori Soal Tropik dan Penyakit Infeksi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Infeksi menular seksual


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis dan intepretasi
pemeriksaan penunjang

Tingkat Kompetensi 4A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang perempuan 28 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam membawa hasil


lab. Dari anamnesis pasien didiagnosa sifilis 1 tahun yang lalu dan telah mendapatkan
pengobatan benzatine penicillin intramuskuler. Dari hasil lab 3 hari yang lalu
didapatkan TPHA : positif dan VDRL : negatif. Apakah penjelasan yang anda berikan
kepada pasien berdasarkan hasil lab tersebut :
a. Pasien sudah sembuh dari infeksi sifilis
b. Pasien mengalami re-infeksi sifilis dan memerlukan pengobatan kembali
c. Terapi yang diberikan tidak berhasil
d. Pasien termasuk dalam stadium sifilis primer
e. Pasien termasuk dalam stadium sifilis latent

Referensi Rudi Wisaksana, Sifilis. In : Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam ed VI Jilid
I.2014. Halaman 803-811
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Putu Ayu Sri Saraswati

Asal FK FK UNUD

Kategori Soal Tropik dan Penyakit Infeksi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Dengue Infection


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang perempuan 28 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam membawa hasil


lab. Dari anamnesis pasien mengeluh deman sejak 4 hari yang lalu. Demam naik
turun dengan obat penurun panas disertai mengigil, nyeri kepala (+), Mual (+),
muntah (-). Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan
darah 115/70 mmHg, Nadi 100 x/menit, Respirasi 18 x/menit, temperatur axilla 39 oC.
Test rumple leed positif, tidak ada tanda perdarahan di tempat lain. Hasil pemeriksaan
darah lengkap : leukosit 3500/uL, hemoglobin 14,2 mg/dL, HCT 44 %, trombosit
110.000/uL,pemeriksaan serologi IgM,IgG anti dengue dan NS1
negatif.Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah ?
a. Kemungkinan kecil infeksi dengue
b. Infeksi dengue primer
c. Infeksi dengue sekunder
d. Expanded Dengue Syndrome
e. Infeksi Cikungunya

Referensi Suhendro dkk, Demam Berdarah


Dengue In : Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam ed VI Jilid I.2014.
Halaman 539-548
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Hady

Asal FK FK UNUD

Kategori Soal Tropik dan Penyakit Infeksi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Leptospirosis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang Laki-laki, 58 tahun, datang ke poli dengan keluhan demam 5 hari disertai menggigil,
sakit kepala, mialgia, dan mual. Dari anamnesis rumah pasien terkena banjir 2 minggu lalu
setelah hujan deras di kota Jakarta. Dari pemeriksaan fisik didapatkan GCS 456, tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi 84x/menit, RR 20x/menit, Temperatur axila 38.6 0C, ditemukan
conjunctival suffusion, ikterus, hepatomegali. Dari pemeriksaan laboratorium menunjukkan
Hb 11 g/dl, leukosit 13.000/µl, trombosit 80.000/µl, ureum 108 mg/dl, creatinin 3.6 mg/dl.
Titer MAT menunjukkan 400. Pernyataan di bawah ini adalah benar mengenai Leptospirosis,
KECUALI:
a. Hewan sapi termasuk reservoar dari Leptospira yang menginfeksi
manusia.
b. Ekspos genangan air yang terkontaminasi terhadap kulit utuh bisa
menularkan Leptospira.
c. Leptospira biflexa merupakan saprofit yang bersifat non patogen terhadap
manusia.
d. Terjadinya sindrom Weil bergantung pada virulensi dan toksin yang
dilepas serovar serta intensitas dan kecepatan respon imun inang.
e. Uveitis pada Leptospirosis berhubungan dengan meningkatnya IL-2, IL-
8, TNF-α, dan produksi IL-10.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Umar Zein, Leptospirosis. Buku ajar


ilmu penyakit dalam Jilid 1. 6th
ed. Jakarta: Interna Publishing;
2014. P.633-638.

Pembuat Soal Dr. Hady

Asal FK FK UNUD

Kategori Soal Tropik dan Penyakit Infeksi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Leptospirosis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang Laki-laki, 58 tahun, datang ke poli dengan keluhan demam 5 hari disertai
menggigil, sakit kepala, mialgia, nyeri betis dan mual. Dari anamnesis rumah pasien
terkena banjir 2 minggu lalu setelah hujan deras di kota Jakarta. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan GCS 456, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84x/menit, RR
20x/menit, Temperatur axila 38.6 0C, ditemukan conjunctival suffusion, ikterus,
hepatomegali. Dari pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 11 g/dl, leukosit
13.000/µl, trombosit 80.000/µl, ureum 108 mg/dl, creatinin 3.6 mg/dl. Diagnosa apa
yang tepat untuk kasus ini?

a. Kasus suspek Leptospirosis


b. Kasus probable Leptospirosis
c. Kasus conform Leptospirosis
d. Leptospirosis fasa II
e. Leptosprisoris fasa III
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Umar Zein, Leptospirosis. Buku ajar


ilmu penyakit dalam Jilid 1. 6th
ed. Jakarta: Interna Publishing;
2014. P.633-638.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Yuliani Widiasari

Asal FK FK UNUD

Kategori Soal Tropik dan Penyakit Infeksi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Demam Thypoid


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang dokter penyakit dalam menerima konsultasi pasien untuk pemberian vaksinasi
tifoid. Berikut adalah pasien yang tidak direkomendasikan untuk pemberian vaksin
tifoid adalah :

A. Anak kelas 6 SD

B. Wanita dengan usia kehamilan 20 minggu

C. Perawat di rumah sakit swasta

D. Karyawan pembuat roti

E. Wisatawan asing berusia 61 tahun yang akan berkunjung ke Bali

Referensi Widodo D. Demam Tifoid. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi
6. 2014. Jilid I: hal 557
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Yuliani Widiasari

Asal FK FK UNUD

Kategori Soal Tropik dan Penyakit Infeksi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Demam Thypoid


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang perempuan berusia 74 tahun datang berobat ke UGD dengan keluhan demam
tinggi 7 hari disertai diare cair dengan frekuensi 5 kali sehari, dalam 1 hari terakhir
diare bercampur darah dan nyeri perut. Pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda ileus.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkkan Hb 9,5 g/dL; hematokroit 27 % ;
leukosit 4.500 mL; trombosit 175.000/mL; CRP 120 mg/mL. Widal S.typhi ) 1/320; S
typhi H 1/ 640. Feses lengkap : lendir (+); leukosit 4-5 / LPB’; eritrosit 100/LPB.Secara
patofisiologi yang terjadi pada pasien ini adalah :
a. Infeksi kuman Salmonella yang menginvasi dinding usus
b. Infeksi kuman Salmonella yang menyebabkan komplikasi intestinal
c. Infeksi kuman salmonella yang menyebabkan gangguan koagulasi darah
d. Infeksi kuman Salmonella yang menginvasi dinding usus sampai menembus
lumen usus dan mengenai pembuluh darah dan menyebabkan infeksi sistemik
e. Infeksi kuman Salmonella yang menginvasi dinding usus sampai menyebabkan
tukak hingga menembus dinding usus dan menyebabkan infeksi sistemik

Referensi Widodo D. Demam Tifoid. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi
6. 2014. Jilid I: hal 548-554
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

UJIAN BOARD BATCH 41

DIVISI TROFIK INFEKSI

Kontributor :

dr. Ardeno Kristianto / UI


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Ardeno Kristianto


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Leptospirosis
Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki, 51 tahun, datang dengan keluhan kuning yang timbul mendadak sejak 1
hari SMRS. Pada satu minggu SMRS, pasien demam tinggi kemudian tidak demam hingga
saat masuk SMRS. Badan pasien terasa pegal terutama di daerah punggung dan panggul.
Pasien sempat batuk darah, tanpa disertai dahak, kencing tampak kemerahan dan menjadi
lebih sedikit daripada biasanya.
Saat dilakukan pemeriksaan laboratorium, didapatkan kadar hemoglobin 9,4, leukosit
16.334, trombosit 44.000, bilirubin total mencapai 19, bilirubin direk mencapai 15,
sementara kadar alkali fosfatase dan GGT dalam batas normal. Pada sekitar 2 minggu
SMRS, pasien sempat membersihkan saluran air yang mampat setelah banjir.
Dari pemeriksaan USG abdomen tidak didapatkan pelebaran duktus bilier dan gambaran
parenkim ginjal kesan dalam batas normal. Riwayat sakit kuning sebelumnya disangkal.

Proses yang mendasari timbulnya gejala akhir yang dialami pasien adalah:
a. Kegagalan tubuh dalam memproduksi sitokin untuk melawan mikroorganisme
b. Proses reversal pada klirens mikrobiologi
c. Penghancuran eritrosit progresif
d. Timbulnya IgM di dalam serum yang menyebabkan timbulnya proses imun
e. Penyebaran mikrobiologi ke seluruh tubuh
Referensi 1. Dutta TK, Christopher M. Leptospirosis - An
overview. J Assoc Physicians India.
2005;53(JUN):545–51.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

2. Haake DA, Levett PN. Leptospirosis in humans.


Curr Top Microbiol Immunol. 2015;387:65–97.
Pembuat Soal dr. Ardeno Kristianto
Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Leptospirosis
Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Manifestasi klinis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki, 51 tahun, datang dengan keluhan kuning yang timbul mendadak sejak 1
hari SMRS. Pada satu minggu SMRS, pasien demam tinggi kemudian tidak demam hingga
saat masuk SMRS. Badan pasien terasa pegal terutama di daerah punggung dan panggul.
Pasien sempat batuk darah, tanpa disertai dahak, kencing tampak kemerahan dan menjadi
lebih sedikit daripada biasanya.
Saat dilakukan pemeriksaan laboratorium, didapatkan kadar hemoglobin 9,4, leukosit
16.334, trombosit 44.000, bilirubin total mencapai 19, bilirubin direk mencapai 15,
sementara kadar alkali fosfatase dan GGT dalam batas normal. Pada sekitar 2 minggu
SMRS, pasien sempat membersihkan saluran air yang mampat setelah banjir.
Dari pemeriksaan USG abdomen tidak didapatkan pelebaran duktus bilier dan gambaran
parenkim ginjal kesan dalam batas normal. Riwayat sakit kuning sebelumnya disangkal.

Gejala atau masalah klinis yang paling tidak mungkin dialami selama fase tersebut adalah:
a. Neuritis optika
b. Iridosiklitis
c. Melena
d. Meningitis aseptik
e. Chorioretinitis
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Dutta TK, Christopher M. Leptospirosis - An overview.


J Assoc Physicians India. 2005;53(JUN):545–51.
Day NPJ. Leptospirosis. In: Cohen J, Powderly WG,
Opal SM, editors. Infectious diseases. 4th ed.
Philadelphia: Elsevier; 2017. p. 1102–4.
Seguro AC, Andrade L. Pathyphysiology of
leptospirosis. Shock. 2013;39(7):17–23.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Ardeno Kristianto


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Leptospirosis
Dalam Standar
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Diagnosis
Pertanyaan
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki, 51 tahun, datang dengan keluhan kuning yang timbul mendadak sejak 1
hari SMRS. Pada satu minggu SMRS, pasien demam tinggi kemudian tidak demam hingga
saat masuk SMRS. Badan pasien terasa pegal terutama di daerah punggung dan panggul.
Pasien sempat batuk darah, tanpa disertai dahak, kencing tampak kemerahan dan menjadi
lebih sedikit daripada biasanya.
Saat dilakukan pemeriksaan laboratorium, didapatkan kadar hemoglobin 9,4, leukosit
16.334, trombosit 44.000, bilirubin total mencapai 19, bilirubin direk mencapai 15,
sementara kadar alkali fosfatase dan GGT dalam batas normal. Pada sekitar 2 minggu
SMRS, pasien sempat membersihkan saluran air yang mampat setelah banjir.
Dari pemeriksaan USG abdomen tidak didapatkan pelebaran duktus bilier dan gambaran
parenkim ginjal kesan dalam batas normal. Riwayat sakit kuning sebelumnya disangkal.
Pernyataan yang tepat mengenai pemeriksaan penunjang untuk diagnostik penyakit
tersebut adalah
Pemeriksaan penunjang yang dapat diminta untuk menegakkan diagnosis adalah:
a. Anti-HAV IgM
b. MAT 1:1600 dalam satu kali pengukuran
c. IgG IgM antidengue
d. Kultur darah
e. Anti Salmonella IgM
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Kumar SS. Indian guidelines for the diagnosis and management
of human leptospirosis. In: Muruganathan A, Geetha T, editors.
Medicine update. Mumbai: The Association of Physicians of
India; 2013. p. 23–9.

Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementrian


Kesehatan RI. Leptospirosis: kenali dan waspadai [Internet].
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015 [cited 2019
May 2]. Available from:
http://www.depkes.go.id/article/view/15022400002/leptospirosis-
kenali-dan-waspadai.html
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Chris Tanto


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Toxoplasmosis
Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan 25 tahun hamil anak pertama. Usia kehamilan 16 minggu. Pasien
dirujuk dari poli kebidanan. Pasien datang dengan keluhan benjolan teraba di leher sebelah
kiri sebesar kelereng. Pasien juga merasa kadang ada rasa demam tapi tidak tinggi dan
tidak diukur. Tidak ada sakit tenggorokan, sakit gigi, keluhan batuk-batuk lama. Riwayat
TBC sebelumnya disangkal. Pasien diketahui hanya minum obat penurun demam saja
selama ini. Dulu sebelum menikah pasien diketahui suka memelihara kucing dan anjing di
rumahnya. Dokter kemudian menyarankan melakukan pemeriksaan toxoplasma untuk
mencari kemungkinan penyebab. Pasien sebelum hamil tidak pernah melakukan pre-
marital check up.

Pernyataan yang tepat mengenai pemeriksaan toxoplasma pada kehamilan pasien, kecuali
A. Apabila hasil IgG(+) dan IgM (-) maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan
aviditas
B. Hasil IgG (+) dan IgM (-) menunjukkan infeksi terjadi sebelum kehamilan
C. Apabila hasil IgG(+) dan IgM (+) maka diperlukan pemeriksaan aviditas
D. Apabila hasil IgG(-) dan IgM(+) maka pemeriksaan dianjurkan diulang dalam 3
minggu kemudian
E. Serum IgG dan IgM (-) menunjukkan tidak ada infeksi
Referensi Goldstein EJC, Montoya JG, Remington JS.
Management of Toxoplasma gondii infection during
pregnancy. CID. 2008;47(4):554-66.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Chris Tanto


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Malaria
Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan usia 26 tahun, G1P0A0 hamil 20 minggu datang dengan keluhan
demam sejak 1 minggu SMRS. Demam dirasakan berganti-gantian tiap hari disertai
menggigil kemudian berkeringat. Suhu tidak diukur. Ada rasa nyeri kepala dan pegal-pegal
di seluruh tubuh. Pasien diketahui baru pulang dari Nusa Tenggara Timur setelah bertugas
disana selama 3 bulan. Tidak ada batuk, mual muntah, ataupun muncul bintik-bintik di
kulit. Dari pemeriksaan fisis didapatkan pasien compos mentis, tekanan darah 100/60, nadi
90 kali/menit, napas 20 kali/menit, suhu 38 derajat Celsius. Teraba limpa Schuffner 2. Dari
hasil pemeriksaan mikroskopik didapatkan Plasmodium falciparum

Tata laksana yang paling tepat untuk pasien ini adalah


A. Kina tablet
B. Kina tablet + clindamycin
C. Dihidroartemisinin-piperaquin
D. Dihidroartemisinin-piperaquin + primakuin
E. Artemeter
Referensi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Buku
Saku Tatalaksana Kasus Malaria. Dirjen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. 2018.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Chris Tanto


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Demam Tifoid
Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang pasien laki-laki 20 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam tinggi sejak 9 hari
SMRS. Demam dirasakan terutama malam hari disertai dengan sakit kepala yang cukup
berat. Pasien merasa demam semakin hari semakin memberat, membaik sesekali dengan
minum parasetamol. Pasien mengeluhkan sulit BAB sejak 5 hari terakhir dan ada mual.
Pemeriksaan fisis menunjukan tekanan darah 120/80, nadi 70 kali per menit, Suhu 39,5
derajat Celsius, napas 20 kali per menit. Didapatkan lidah kotor dan nyeri tekan kuadran
kanan atas abdomen. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 13 g/dl, Ht 38%, leukosit
9000/mm3, trombosit 156.000/mm3, SGOT 89 U/L, SGPT 96 U/L.

Pernyataan yang tepat mengenai pemeriksaan penunjang untuk diagnostik penyakit


tersebut adalah
A. Kultur darah pada medium McKonkey merupakan diagnosis definitif
B. Pemeriksaan titer widal yang menurun pada minggu ke-2 dapat menyatakan
kesembuhan pasien
C. Uji TyphiDot mendeteksi antigen kuman
D. Pemeriksaan TUBEX hanya dapat mendeteksi S. typhii
E. Titer antigen H 1/320 pada Widal menegakkan diagnosis
Referensi Widodo D. Demam tifoid. Dalam: Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi ke-6. Jakarta. 2014.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Chris Tanto


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Toxoplasmosis
Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan 25 tahun hamil anak pertama. Usia kehamilan 16 minggu. Pasien
dirujuk dari poli kebidanan. Pasien datang dengan keluhan benjolan teraba di leher sebelah
kiri sebesar kelereng. Pasien juga merasa kadang ada rasa demam tapi tidak tinggi dan
tidak diukur. Tidak ada sakit tenggorokan, sakit gigi, keluhan batuk-batuk lama. Riwayat
TBC sebelumnya disangkal. Pasien diketahui hanya minum obat penurun demam saja
selama ini. Dulu sebelum menikah pasien diketahui suka memelihara kucing dan anjing di
rumahnya. Dokter kemudian menyarankan melakukan pemeriksaan toxoplasma untuk
mencari kemungkinan penyebab. Pasien sebelum hamil tidak pernah melakukan pre-
marital check up.

Pernyataan yang tepat mengenai pemeriksaan toxoplasma pada kehamilan pasien, kecuali
A. Apabila hasil IgG(+) dan IgM (-) maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan
aviditas
B. Hasil IgG (+) dan IgM (-) menunjukkan infeksi terjadi sebelum kehamilan
C. Apabila hasil IgG(+) dan IgM (+) maka diperlukan pemeriksaan aviditas
D. Apabila hasil IgG(-) dan IgM(+) maka pemeriksaan dianjurkan diulang dalam 3
minggu kemudian
E. Serum IgG dan IgM (-) menunjukkan tidak ada infeksi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Goldstein EJC, Montoya JG, Remington JS.


Management of Toxoplasma gondii infection during
pregnancy. CID. 2008;47(4):554-66.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Cindya Klarisa Simanjuntak


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Leptospira
Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pada bulan Desember, Tn.SN berusia 60 tahun, datang ke IGD masuk dengan keluhan
sesak napas memberat sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien riwayat
pemangan stent jantung 1 tahun SMRS. Pasien juga mengeluhkan lemas, mual, nafsu
makan menurun. Tidak ada demam. Pasien kelelahan setelah membersihkan rumahnya
yang terkena banjir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/80 mmHg, HR 90x/min.
Konjungtiva tidak pucat, sklera ikterik. Pemeriksaan paru didapati ronki. Nyeri tekan
epigastrium dan nyeri tekan di gastrocnemius positif.

Pada kasus di atas, pemeriksaan penapis apakah yang akan anda kerjakan?
a. IgM anti HAV
b. IgM Leptopsira
c. HbsAg
d. Leukosit darah
e. SGPT

Referensi Leptopspirosis, CDC 2018


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Cindya Klarisa Simanjuntak


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Leptospira
Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pada bulan Desember, Tn.SN berusia 60 tahun, datang ke IGD masuk dengan keluhan
sesak napas memberat sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien riwayat
pemangan stent jantung 1 tahun SMRS. Pasien juga mengeluhkan lemas, mual, nafsu
makan menurun. Tidak ada demam. Pasien kelelahan setelah membersihkan rumahnya
yang terkena banjir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/80 mmHg, HR 90x/min.
Konjungtiva tidak pucat, sklera ikterik. Pemeriksaan paru didapati ronki. Nyeri tekan
epigastrium dan nyeri tekan di gastrocnemius positif.

Pada kasus di atas, manakah yang merupakan uji konfirmasi untuk diagnosis?
A. IgM dan IgG anti HAV
B. Microscopic agglutination test
C. HBV DNA
d. Rontgen toraks
e. USG Abdomen
Referensi Leptopspirosis, CDC 2018
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Cindya Klarisa Simanjuntak


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Leptospira
Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pada bulan Desember, Tn.SN berusia 60 tahun, datang ke IGD masuk dengan keluhan
sesak napas memberat sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien riwayat
pemangan stent jantung 1 tahun SMRS. Pasien juga mengeluhkan lemas, mual, nafsu
makan menurun. Tidak ada demam. Pasien kelelahan setelah membersihkan rumahnya
yang terkena banjir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/80 mmHg, HR 90x/min.
Konjungtiva tidak pucat, sklera ikterik. Pemeriksaan paru didapati ronki. Nyeri tekan
epigastrium dan nyeri tekan di gastrocnemius positif.

Apakah yang menjadi etiologi dari kondisi Tn.SN di atas?


A. Virus Hepatitis A
B. Spiroceta dari genus Leptospira
C. Virus Hepatitis B
D. Klebsiella pneumonia
E. Koledokolitiasis
Referensi Leptopspirosis, CDC 2018
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Cindya Klarisa Simanjuntak


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Malaria
Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Tn HY berusia 36 tahun, dengan berat badan 65kg, datang ke IGD dengan keluhan demam
sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai nyeri yang dirasakan di
seluruh tubuh, lemas, penurunan nafsu makan, mual, dan muntah. Pasien bekerja di
Timika, Papua. Satu tahun lalu, pasien pernah menderita malaria. Keluhan perdarahan
disangkal. Pasien membawa hasil dari RS sebelumnya Rapid Diagnostic Test Malaria yang
positif P. Falciparum.
Dari pemeriksaan fisik didapati kesadaran kompos mentis, TD= 90/60 mmHg HR=
116x/min RR 22x/min. Dari pemeriksaan gambaran darah tepi hanya ditemukan
Plasmodium vivaks. Manakah tatalaksana yang tepat untuk Tn. HY?
a. Dihidroartemisinin-piperakuin (DHP) 4 tablet hari 1-3 disertai Primakuin 1
tablet hari 1-14.
b. Dihidroartemisinin-piperakuin (DHP) 4 tablet hari 1, disertai Primakuin 1 tablet
hari 1
c. Dihidroartemisinin-piperakuin (DHP) 3 tablet hari 1-3 disertai Primakuin 1 tablet
hari 1-14.
d. Dihidroartemisinin-piperakuin (DHP) 3 tablet hari 1, disertai Primakuin 1 tablet
hari 1.
e. Dihidroartemisinin-piperakuin (DHP) 4 tablet hari 1-14 disertai Primakuin 1 tablet
hari 1-3.

Referensi Buku Saku Penatalaksanaan Malaria Kemeterian


Kesehatan RI 2017
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Cindya Klarisa Simanjuntak


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Malaria
Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tata Laksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Tn HY berusia 36 tahun, dengan berat badan 65kg, datang ke IGD dengan keluhan demam
sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai nyeri yang dirasakan di
seluruh tubuh, lemas, penurunan nafsu makan, mual, dan muntah. Pasien bekerja di
Timika, Papua. Satu tahun lalu, pasien pernah menderita malaria. Keluhan perdarahan
disangkal. Pasien membawa hasil dari RS sebelumnya Rapid Diagnostic Test Malaria yang
positif P. Falciparum.
Dari pemeriksaan fisik didapati kesadaran kompos mentis, TD= 90/60 mmHg HR=
116x/min RR 22x/min. Dari pemeriksaan gambaran darah tepi hanya ditemukan
Plasmodium vivaks. Setelah 1 hari di ruang rawat, Tn. HY mengalami penurunan
kesadaran. Dari pemeriksaan fisik didapati kesadaran somnolen, TD 80/60 mmHg, HR
124x/min, RR 22x/min. Pemeriksaan laboratorium tambahan mendapatkan Hb 7.8,
Trombosit 88.000, Ureum 156, Kreatinin 2.1.
Manakah tatalaksana yang tepat saat ini untuk Tn. HY
a. Rawat high care unit, dihidroartemisinin-piperakuin (DHP) dan Primakuin
lanjutkan sesuai rencana awal terapi.
b. Rawat high care unit, dihidroartemisinin-piperakuin (DHP) dan Primakuin
diperpanjang sampai 7 hari pemberiannya.
c. Rawat high care unit, Artesunat intravena diberikan setiap 24 jam sekali hingga
pasien sadar.
d. Rawat high care unit, Artesunat intravena diberikan jam 0, 12, 24, dilanjutkan
tiap 24 jam hingga pasien sadar.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Buku Saku Penatalaksanaan Malaria Kemeterian


Kesehatan RI 2017

Pembuat Soal dr. Cindya Klarisa Simanjuntak


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Demam tifoid
Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tata Laksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Ny. LA 28 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan demam sejak 7 hari sebelum masuk
rumah sakit. Keluhan disertai mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Pasien sedang
hamil usia 28 minggu. Pasien membawa hasil Tubex +8. Manakah pilihan antibiotik paling
tepat untuk Ny.LA?
A. Tiamfenikol
B. Kloramfenikol
C. Cotrimoxazole
D. Ciprofloxacin
E. Ceftriaxone
Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Dewi Rizki Agustina


Kategori Soal Tropik dan Penyakit Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Dengue
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki berusia 26 tahun masuk rumah sakit karena keluhan demam sejak 4 hari
sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan mendadak tinggi sertai keluhan nyeri otot,
nyeri sendi serta mual muntah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos
mentis, tekanan darah 110/80 mmHg, Nadi 89x/menit, isi cukup, Nafas 18x/menit, Suhu
37,5 C. Konjungtiva tidak pucat, pemeriksaan paru, jantung dan abdomen dalam batas
normal. Ekstremitas terdapat bintik-bintik merah di lengan pasien, akral hangat, CRT < 2
detik. Dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Hb 13 g/dL, Hematokrit 41%,
Leukosit 4500/uL, Trombosit 110.000/uL. Dari hasil pemeriksaan darah tepi didapatkan
limfositosis relatif dan adanya limfosit plasma biru. Untuk mengkonfirmasi diagnosis
pasien diatas, dilakukan pemeriksaan:
A. Tes Widal
B. Serologi IgM Leptospira
C. Serologi IgM-IgG Dengue
D. PCR CMV
E. Anti-HIV
Referensi Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan
HT. Demam berdarah dengue.Dalam: Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. 2015. P
539-548.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Dewi Rizki Agustina


Kategori Soal Tropik dan Penyakit Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Demam Tifoid
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam yang semakin
tinggi sejak 8 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam dirasakan semakin tinggi di sore
hingga malam hari. Pasien juga mengeluh mual dan beberapa kali terdapat buang air besar
cair dengan frekuensi 4-5x/hari. Pasien saat ini sedang hamil 10 minggu. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, tekanan darah 120/70 mmHg, Nadi 98x/menit,
Nafas 20x/menit, Suhu 38 C. Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak kuning. Pemeriksaan
jantung dan paru dalam batas normal. Abdomen terdapat nyeri tekan epigastrium dan
kanan atas. Ekstremitas hangat, CRT < 2 detik. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan
hasil Hb 10 g/dL, Hematokrit 30%, Leukosit 21.000/uL, Trombosit 135.000/uL. SGOT 60,
SGPT
70. Dilakukan kultur darah pada media oxgall didapatkan hasil positif salmonella typhii.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien ini adalah:
A. Tiamfenikol 4 x 500 mg per oral diberikan 7 hari
B. Seftriakson 1 x 2 gram per intravena diberikan 14 hari
C. Levofloksasin 1 x 500 mg per oral diberikan 7 hari
D. Seftriakson 1 x 3 gram per intravena diberikan 5 hari
E. Kotrimoksazole 2 x 960 mg per oral diberikan 14 hari
Referensi Widodo D. Demam Tifoid. Dalam: Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. 2015. P
549-558.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Dewi Rizki Agustina


Kategori Soal Tropik dan Penyakit Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Leptospira
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki usia 48 tahun mengeluh demam sejak 5 hari lalu disertai sakit kepala.
Pasien juga mengeluh nyeri di otot bagian betis disertai dengan rasa lemas hingga pasien
tidak dapat beraktivitas. Pasien bekerja sebagai petani. Tidak ada riwayat kebanjiran. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, tekanan darah 100/80 mmHg,
Nadi 99x/menit, isi cukup, Nafas 22x/menit, Suhu 37,5 C. Konjungtiva tidak pucat, sklera
tampak ikterik. Pemeriksaan jantung dan paru dalam batas normal. Pada abdomen
didapatkan nyeri tekan epigastrium. Terdapat nyeri tekan gastroknemius. Dilakukan
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil Hb 13 g/dL, Hematokrit 39%, Leukosit
13000/uL, Trombosit 90.000/uL, SGOT 60, SGPT 220, Bilirubin total 6 dan hasil tes IgM
leptospira positif. Jika dimasukan dalam kriteria diagnosis, pasien diatas dapat termasuk ke
dalam kriteria kasus:
A. Kasus suspect karena terdapat demam akut dengan gejala sakit kepala, nyeri otot
dan malaise dengan faktor risiko pekerjaan sebagai petani
B. Kasus probable karena terdapat demam akut dengan gejala sakit kepala, nyeri otot
dan malaise dengan faktor risiko pekerjaan sebagai petani disertai adanya ikterus,
leukositosis, trombositpenia serta hasil rapid diagnosic test yang positif
C. Kasus probable karena terdapat demam akut dengan gejala sakit kepala, nyeri otot
dan malaise dengan faktor risiko pekerjaan sebagai petani disertai hasil rapid
diagnosic test yang positif
D. Kasus conform karena terdapat demam akut dengan gejala sakit kepala, nyeri otot
dan malaise dengan faktor risiko pekerjaan sebagai petani disertai adanya ikterus,
leukositosis, trombositpenia serta hasil rapid diagnosic test yang positif
E. Belum termasuk ke dalam kriteria kasus leptospira
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Zein U. Leptospirosis. Dalam: Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. 2015. P 633-
638.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Djahalia Rumagesan


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Diagnosa dan Tatalaksana Malaria
Kompetensi
Jenis Soal atau Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Laki laki 30 tahun, di bawa ke UGD dengan penurunan kesadaran. Dari anamnesis,
didapatkan ada demam hilang timbul diserati dengan menggigil sejak 3 hari, setelah
menggigil, pasien berkeringat dan tidak demam lagi, ada sakit kepala, mual dan muntah
dan keluhan badan pegal-pegal. Pasien bertugas di daerah Papua sebagai petugas
Kehutanan. Pasien di bawa ke UGD RS setempat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran somnolen-sopor, TD 110/70mmHg, Nadi 99 kali per menit, RR =20 kali/ menit,
SB: 39,0. Dari pemeriksaan mata di temukan sklera ikterik, hepatomegali dan pemeriksaan
tes diagnostic cepat, didapatkan positif, dan hasil pemeriksaan apus darah tipis didapatkan
P. Falciparum.
1. Cara pemberian artesunat yang benar pada tatalaksana malaria berat adalah :
A. Artesunat diberikan dengan dosis 2,4 mg/kgbb intravena sebanyak 3 kali jam ke 0,
12, 24 di hari pertama. Selanjutnya diberikan 2,4 mg/kgbb intravena setiap 24 jam
sehari sampai pasien mampu minum obat oral.
B. Artesunat diberikan dengan dosis 2,4 mg/kgbb intravena sebanyak 1 kali jam ke
0,dan 24 di hari pertama. Selanjutnya diberikan 1,2 mg/kgbb intravena setiap 24
jam sehari sampai pasien mampu minum obat oral.
C. Artesunat diberikan dengan dosis 1,2 mg/kgbb intravena sebanyak 3 kali jam ke 0
dan 12 di hari pertama. Selanjutnya diberikan 1,2 mg/kgbb intravena setiap 24 jam
sehari sampai pasien mampu minum obat oral.
D. Artesunat diberikan dengan dosis 2,4 mg/kgbb intravena sebanyak 1 kali jam ke 0,
12, dan 24, di hari pertama sampai sampai pasien mampu minum obat oral.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

E. Artesunat diberikan dengan dosis 1,2 mg/kgbb intravena sebanyak 3 kali jam ke 0
,12 dan 24 di hari pertama. sampai pasien mampu minum obat oral
Referensi Buku Tatalaksana Malaria, Direktorat Kementrian
Kesehatan, 2018. Halaman 13
Pembuat Soal Dr. Djahalia Rumagesan
Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Antihelmentic
Kompetensi
Jenis Soal atau Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pasien wanita usia 64 tahun, datang ke UGD dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 2
bulan SMRS. Ada demam yang hilang timbul, mual namun tidak tinggi. tidak ada batuk,
Tidak ada keluhan sesak napas, tidak ada penurunan BB dan nafsu makan tidak menurun.
Sehari hari bekerja sebagai petani, tidak pernah memakan sandal atau sepatu, jarang cuci
tangan dengan sabun. Pada pemeriksaan fisik ditemukan Kesadaran compos mentis,
Tekanan darah 10/79 mmHg, FN : 20 kali per menit, suhu badan 37,2. BB: 55 kg. TB= 155
cm (IMT 22,89kg/m2). Mata : skelra tidak ikterik. Dari pemeriksaan abdomen didapatkan
nyeri tekan di hipokondrium kanan atas, hepar teraba membesar 2 jari BAC, tidak ada
asites. Dari pemeriksaan laboratorium Hemoglobin9,53 gr/dL Ht : 29,4, Leukosit 6800,
Trombosit 457.000; SGOT/SGPT 123,3 /38,4 ; Ureum/Creatinin 18,6/0,707. HbSAg/Anti
HCV/HAV non reaktif. AFP 3,1.Diff Count : 0/0/0/88/10/2. Rontgen Thorax efusi pelura
bilateral, konsolidasi heterogen di lapangan bawah paru kiri dd/pneumonia, TBC paru.
Analisa Feses didapatkan telur Cacing positif ( Strongiloides Stercoralis).
Terapi antihelmincic yang plaing tepat pada tepat pada pasien ini:
A. Thiabendazole
B. Mebendazole
C. Albendazole
D. Ivermectin
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

E. Semua Benar
Referensi Center For Disease Control and Prevention (CDC);
2018

Pembuat Soal Dr. Djahalia Rumagesan


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Diagnosa dan Tatalaksana Malaria
Kompetensi
Jenis Soal atau Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Laki laki 30 tahun, . Seorang laki laki, 30 tahun asal Papua masuk rumah sakit karena
demam yang dialami sejak 3 hari, dari hasil pemeriksaan didapatkan TD 110/70, N
100x/mnt, S 39,9oC, P 20 x/mnt, ikterus, hepatpasienplenomegali. Laboratorium Hb 10
gr/dl, leukpasienit 4.500 /mm3, trombosit pasien 60.000/mm3, didapatkan parasit malaria
pada tetes tebal dan tipis. Dari hasil anamnesis di dapatkan pasien sudah sering menderita
malaria selama tinggal di Papua dan terakhir menderita malaria sejak 6 bulan yang lalu dan
pasien baru tiba dari Papua sejak 5 hari yang lalu dan belum pernah minum obat malaria
selama demam saat ini. Dalam perawatan hari ke 4 di RS pasien mengalami penurunan
kesadaran dan didapatkan hasil pemeriksaan laboratorium GDS 60 mg/dl, ureum 146 mg%,
kreatinin 2,7 mg%, bilirubin total 7 mg%, bilirubin direk 3 mg%, , BAK berwarna
kehitaman, dan parasit count 3978 parasit/200 leukopenia. Patofisiologi yang mendasari
BAK kehitaman pada kondisi ini:
A. Trombositopenia
B. Defisiensi G6PD
C. Hemolisis intravaskular
D. Reaksi inflamasi dari endotoksin parasit
E. Efek samping obat anti malaria
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Buku Tatalaksana Malaria, Direktorat Kementrian


Kesehatan, 2018. Halaman 13

Pembuat Soal Dr. Dwi Suseno


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Malaria
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4a
Soal
Seorang Wanita 32 tahun datang dengan keluhan demam sejak 5 hari sebelum masuk
rumah sakit, keluhan demam dirasakan hilang timbul, disertai dengan keluhan nyeri kepala
dan persendian, mual, muntah, dan terasa lemas, pasien belum melakukan pengobatan
sebelumnya. Pasien mengatakan sudah tidak mengalami menstruasi sejak 1 bulan terakhir.
Tidak ada riwayat sakit serupa di lingkungan tempat tinggal. Pasien memiliki riwayat
bepergian keluar daerah 2 minggu yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan splenomegaly.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 10,7 mg/dl, Leukosit 5200, trombosit 132.000.
SGOT : 36 mg/dl, SGPT : 48 mg/dl, Ureum : 21 mg/dl, Creatinin : 0,6 mg/dl. Urine
lengkap : leukosit 1-2/lpb, eritrosit 1/lpb, leukosit esterase (-), bakteri (+), tes kadar HCG
urine (+). Pada pemeriksaan tambahan didapatkan tes TUBEX : 5, pemeriksaan diagnosis
cepat malaria didapatkan hasil positif.
Pemberian obat yang sesuai dengan tatalaksana keadaan diatas adalah?
a. Ceftriaxone
b. Kina intravenous
c. Dihydroartemisin + Piperaquin
d. Dihydroartemisin + Piperaquin + Primaquin
e. Artesunat intramuskular
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Sumber Sumber: Buku Saku Penatalaksanaan


Kasus Malaria, 2017. Hal 12.

Pembuat Soal Dr. Dwi Suseno


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Malaria
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patogenesis
Tingkat Kompetensi 4a
Soal
Pada kondisi diatas, patogenesis utama yang berperan dalam terjadinya komplikasi berat
dengan kegagalan multiorgan pada penyakit tersebut adalah ?
a. Sitoaderensi
b. Sekuestrasi
c. Rosetting
d. Peningkatan kadar nitrit oksida
e. Bukan salah satu diatas

Sumber Sumber: Paul Harijanto, 2014.


Malaria.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi 6, Jilid I, Hal 595
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Dwi Suseno


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Gigitan hewan
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patogenesis
Tingkat Kompetensi 4a
Soal
Seorang pria 46 tahun ditemukan tidak disadarkan diri sejak 30 menit sebelum masuk
rumah sakit oleh keluarga, Pasien kemudian segera dibawa ke UGD RS. pada pemeriksaan
fisik didapatkan kesadaran sopor, TD : 100/60 mmhg, nadi 68x/menit, Rr: 14 x/menit, suhu
; 36,6 % Saturasi 95 % disertadi pembengkakan pada tungkai kanan, tidak teraba nadi, dan
terlihat pucat, terdapat tanda bekas gigitan. Etiopatogenesis yang sesuai penyebab utama
kondisi tersebut adalah
a. Hematotoksin
b. Neurotoksin
c. Sindroma kompartemen
d. Kardiotoksin
e. Septikemia
Sumber Djoni Djunaedi, 2014. Penatalaksanaan
Gigigtan Ular Berbisa.Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6, Jilid I, Hal 1085
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Farah Diba


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Indonesia
Kategori Soal Tropik-Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Leptospirosis
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki datang ke rumah sakit dengan keluhan terlihat kuning sejak 2 hari,
disertai demam yang turun dengan obat parasetamol. Pasien juga mengeluh buang air kecil
lebih sedikit dari biasanya. Muncul kemerahan di kulit yang tidak gatal, sakit kepala, mual,
muntah. Empat hari sebelum berobat paien baru bepergian ke luar kota sebagai supir bis
trans Sumatera. Pasien tinggal di Jakarta dan merupakan daerah banjir dan 2 minggu
sebelumnya kebanjiran. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva hiperemis, sklera
ikterik, nyeri tekan epigastrium, hepar teraba 2 jari bawah arkus costa, tepi tumpul, nyeri
pada perabaan, terdaapat petekie pada ekstremitas atas dan bawah. Pemeriksaan
laboratorium yang paling tepat dan kegunaannya adalah

a. Kultur darah leptospira untuk menentukan spesies leptospira


b. Serologi malaria untuk mengetahui jumlah parasit malaria
c. Mikroskopik urin leptospira untuk menentukan spesies leptospira
d. Rapid diagnostic test malaria untuk mengetahui jumlah parasit pada malaria
e. MAT leptospira untuk menentukan spesies leptospira

Referensi U. zein, 2014. Leptospirosis. Buku ajar Ilmu


Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid II. Hal :633-
638
Nama Peserta dr. Farah Diba
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Indonesia
Kategori Soal Tropik-Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Toxoplasmosis
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan berusia 36 tahun dengan riwayat HIV dibawa ke IGD dengan kejang
lima hari sebelumnya pasien sering mengeluh sakit kepala. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran delirium tidak didapatkan kaku kuduk dan brudzinski, pupil isokor,
refleks fisiologis normal dan tidak didapatkan refleks patologis. Pada CT-Scan kepala
dengan kontras didapatkan test ring multiple. Hasil laboratorium menunjukkan titer IgM
anti-Toxo 189 IU/ml, IgG anti-Toxo 102,2 IU/ml, IgM anti-CMV 0,10, IgM anti-CMV
202, Igra Negatif. Terapi yang dapat diberikan:

A Dapson, spiramisin
B. Penicillin, klindamisin
C. Ganciclovir, spiramicin
D. Pirimetamin, klindamisin
E. Rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol

Referensi H.T Pohan. 2014. Toksoplasmosis. Buku ajar


Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid II. Hal :
624-632
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Farah Diba


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Indonesia
Kategori Soal Tropik-Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Malaria
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan berusia 24 tahun, dibawa ke IGD dengan keluhan demam tinggi 7 hari
setelah dari Halmahera Selatan. Pasien juga mengeluhkan sakit kepala, nyeri sendi, diare,
dan lemas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran apatis-samnolen; tekanan darah
110/70 mmHg; frekuensi nadi 108x/menit; frekuensi napas 16x/menit; suhu 38,6oC; TB
155 cm; BB 50 kg; konjungtiva pucat; skelera tidak ikterik; hepatomegali; pemeriksaan
fisik lain dalam batas normal.Pemeriksaan laboratorium awal didapatkan Hb 4,5 g/dL;
hematokrit 13%; leukosit 10.500/µL; trombosit 75.000/µL. ICT malaria (+), plasmodium
falsiparum. Hasil pemeriksaan apus darah tepi ditemukan plasmodium falsiparum bentuk
trofozoid dengan hitung parasit 2,5% eritrosit terinfeksi.

Pengobatan malaria yang paling tepat pada pasien ini adalah:


A. Artesunat-amodiakuin 8 tablet/hari selama 3 hari
B. Sulfadoksin pirimetamin 3 tablet/hari dosis tunggal
C. Dehidro artemisinin piperakuin 3 tablet/hari selama 3 hari
D. Artemeter 2,4 mg/kgBB tiap 12 jam pada hari pertama dilanjutkan 1,2 mg/kgBB
hari ke-2 sampai ke-5
E. Artesunat 2,4 mg/kgBB per kali pemberian sampai pasien sadar dilanjutkan
dengan artesunat oral sampai 7 hari

Referensi I.Zulkarnain, B. Setiawan, P.N Harijanto


2014. Malaria Berat. Buku ajar Ilmu
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid II. Hal : 613-


623

Pembuat soal dr. Gratcia Ayundini


Kategori soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan dalam Standar Kompetensi Dengue
Jenis soal Tatalaksana
Tingkat kompetensi 4A
Soal
Pasien perempuan 31 tahun datang dengan keluhan epistaksis yang tidak dapat berhenti sejak 12 jam
SMRS. Pasien diketahui mengalami demam naik dan turun sejak 4 hari SMRS disertai nyeri kepala
terutama di sekitar mata. Pasien berobat sendiri minum obat warung dikatakan demam dan nyeri
kepala berkurang namun beberapa saat kemudian timbul kembali. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
Tekanan darah 100/60, frekuensi nadi 115x/menit, laju pernafasan 30x/menit, suhu 39,5oC.
Pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 9,2 g/dL, Ht 37, leukosit 4700, trombosit 79.000, fibrinogen
126, PT 23(11), aPTT 65(33), dDimer 4100.
1. Tatalaksana pada pasien di bawah ini yang benar adalah :
A. Transfusi PRC bila Hb < 8 dengan target Hb 10
B. Transfusi TC bila Trombosit < 50.000 dengan target trombosit >100.000
C. Pemantauan Hb, Ht, Trombosit setiap 4-6 jam
D. Pemantauan hemostasis setiap 4-6 jam
E. Pemberian drip heparin 20.000 unit/24 jam dengan target aPTT 1.5-2.5x kontrol

2. Pada pasien dengan DSS bila pada fase awal pemberian cairan kristaloid ternyata rejatan belum
teratasi, langkah selanjutnya adalah :
A. evaluasi CVP
B. evaluasi hematokrit
C. pemberian cairan koloid
D. pemberian transfusi fresh whole blood
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

E. pemberian vasopressor

Referensi Suhendro, Nainggolan L., Chen K., Pohan


TH. 2014. Demam Berdarah Dengue. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid I:
hal 539-46

Pembuat soal dr. Gratcia Ayundini


Kategori soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan dalam Standar Kompetensi Infeksi Jamur
Jenis soal Tatalaksana
Tingkat kompetensi 4A
Soal
Pasien laki-laki 62th demam tinggi pada hari perawatan ke-3 di HCU. Pasien dirawat di HCU atas
indikasi urosepsis pada BPH dengan penggunaan kateter kronik. Pasien dalam terapi antibiotik
carbapenem sesuai kultur urin. Pasien dilakukan evaluasi kultur darah dan didapatkan positif
Candida
glabrata.
3. Terapi primer yang paling tepat pada pasien di bawah ini adalah :
A. Fluconazole 800 mg dilanjutkan dengan 400 mg/hari
B. Vorikonazole 400 mg dilanjutkan dengan 200 mg/hari
C. LFAmB 3-5mg/kgbb/hari
D. Itrakonazol 200 mg 2x/hari
E. Mycamin 200 mg dilanjutkan dengan 100mg/hari

Referensi Nelwan, J.E. 2014. Kandidiasis. Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid I: hal
755-764
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr.Intan Nurjannah


Kategori Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Leptospirosis
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki, 47 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam 4 hari, sakit kepala,
disertai kuning pada seluruh tubuh. Pasien lemas dan tidak nafsu makan. Rumah pasien baru
terkena banjir beberapa minggu lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan compos mentis, suhu
39oC, sklera ikterik dan nyeri tekan pada gastrocnemius. Pemeriksaan penunjang didapatkan
IgM leptospira (+), dengan kriteria Faine 27.
Tatalaksana yang paling tepat diberikan pada pasien adalah :
A. Levofloxacin 1x500 mg
B. Doxycycline 2x 200 mg
C. Ciprofloxcacin 2x 500 mg
D. Ampicillin 4x1 gr
E. Cotrimoxazol 2x 960 mg
Referensi Haake DA, Levett PN. Lepstospira Species
(Leptospirosis). In: Ryan ET, editors.
Hunter's Tropical Medicine and Emerging
Infectious Diseases. 10th ed. Elsevier. 2020.
p: 2904
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr.Intan Nurjannah


Kategori Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kandidiasis Sistemik

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana


Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pasien laki laki 66 th, perawatan h. 10 di ICU dengan permasalahan gagal napas, syok
sepsis, pneumonia. Pasien saat ini dengan hematemesis melena. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan GCS 6 tekanan darah 98/61 ( dalam vassopresor dan dobutamin), laju napas
27x per menit on ventilator. Nadi 105x per menit, suhu 39.9. Pada pemeriksaan darah
didapatkan leukosit 9210 neutrofil 94%
Pasien sudah mendapatkan antibiotik meropenem dan levofloxacin, dalam evaluasi
didapatkan Rontgen thorak infiltrat noduler kesan bertambah.

Faktor-faktor yang dapat dijadikan pertimbangan untuk pemberian anti jamur pada pasien
tersebut, kecuali :
A. Pemberian total parenteral nutrition
B. Adanya kolonisasi candida >1 tempat
C. Riwayat operasi
D. terdapat tanda klinis sepsis berat
E. usia tua

Referensi 1. [Guideline] Pappas PG, Kauffman CA, Andes DR, Clancy CJ, Marr
KA, Ostrosky-Zeichner L, et al. Clinical Practice Guideline for the
Management of Candidiasis: 2016 Update by the Infectious Diseases
Society of America. Clin Infect Dis. 2016 Feb 15. 62 (4):e1-50.
2. Ruiz-santana, S., Saavedra, P., Almirante, B. & Nolla-salas, J. A
bedside scoring system (“Candida score”) for early antifungal
treatment in nonneutropenic critically ill patients with. 34, (2006).
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr.Intan Nurjannah


Kategori Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Malaria
Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Tatalaksana
Pertanyaan
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Berikut yang merupakan indikasi rawat inap pada malaria, kecuali :

a. Tidak dapat konsumsi obat oral


b. Pada daerah endemis tinggi parasit > 2% eritrosit
c. lactat > 5 mmol/L
d. hemoglobinuria dengan klinis stabil
e. gula darah 38 %

Referensi KEMENKES, R. I. Buku Saku Penatalaksanaan Kasus


Malaria. Ditjen Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, 2017.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr.Marcel


Kategori soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Kompetensi
Jenis Soal/Pertanyaan Soal Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Seorang perempuan berusia 48 tahun saat ini hari perawatan ke-7 di High Care Unit pasca
dilakukan laparoscopic-asssited colectomy pada tumor kolorektal stadium IIA. Selama
perawatan pasca operasi pasien mendapat antibiotik Ceftriaxone 1x2 gr dan Metronidazole
3x500 mg. Sejak satu hari terakhir pasien dilaporkan demam suhu hingga 39 oC. Saat ini
pasien masih mengeluh nyeri bekas operasi. Pasien sudah mulai diberikan diet cair sejak 2
hari yang lalu dan mendapat nutrisi parenteral melalui CVC. Pada pemeriksaan fisik
kesadaran compos mentis, TD:108/65 mmHg Nadi:112 kali/menit RR:22 kali/menit
T:38,3oC. Pada pemeriksaan paru dan jantung dalam batas norma, perut lemas, tampak
bekas operasi kering tidak ada rembesan darah atau nanah, bising usus normal.
Pemeriksaan laboratorium terakhir DPL 10,2/31/10.450/233.000 DC 0/1/77/17/5 Ureum 15
Kreatinin 0.5 elektrolit 130/3.1/98. Urinalisis :leukosit 5-10/lpb, eritrosit 3-5/lpb, bakteri
positif, nitrit negatif, leukosit esterase negatif, protein trace. Procalcitonin 0,88.
Pemeriksaan kultur darah menunggu hasil.

1. Terapi empirik yang paling tepat diberikan pada pasien tersebut adalah
a. Fluconazole 400 mg loading dose dilanjutkan 200 mg per hari
b. Fluconazole 800 mg loading dose dilanjutkan 400 mg per hari
c. Micafungin 70 mg loading dose dilanjutkan 100 mg per hari
d. Anidulafungin 200 mg loading dose dilanjutkan 100 mg per hari
e. Amphotericin B 300 mg per hari
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Pappas PG, Kauffman CA, Andes DR, et al.


Clinical Practice Guideline for the
Management of Candidiasis: 2016 Update
by the Infectious Diseases Society of
America. Clin Infect Dis 2016

Pembuat Soal dr.Marcel


Kategori soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Kompetensi
Jenis Soal/Pertanyaan Soal Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Seorang laki-laki 35 tahun dibawa ke IGD karena luka akibat gigitan anjing. Pasien terkena
gigitan pada daerah betis kaki kanan. Pada pemeriksaan fisik tampak multiple vulnus
morsum pada regio gastrocnemius pada beberapa lesi tampak berdarah cukup dalam.

2. Mikroorganisme yang umum dijumpai pada kasus diatas adalah


a. Spirillum minus
b. Yersinia pestis
c. Burkholderia pseudomallei
d. Francisella tularensis
e. Pasteurella canis

Referensi Goldstein EJC, Abrahamian FM. Infection


from Pets. In Cohen J, Powderly WG, Opal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

DM. Infectious disease. 4th ed. Elsevier;


2017

Pembuat Soal dr.Marcel


Kategori soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Kompetensi
Jenis Soal/Pertanyaan Soal Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Seorang laki-laki 22 tahun datang dengan keluhan demam sejak 3 hari SMRS. Pasien
mengeluh demam tinggi namun suhu tidak diukur terutama sore hari disertai sakit kepala,
lemas, mual dan nafsu makan berkurang. Pasien sebelumnya bertugas di Ujung Kulon
selama 1 bulan. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit sedang kompos
mentis TD: 113/79 mmHg Nadi: 86 kali/menit RR:18 kali/menit T: 39,8oC BB 65 kg TB
169 cm
,konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, paru dan jantung dalam batas normal, nyeri
tekan epigastrium. Hasil pemeriksaan penunjang DPL 15,8/42/6890/245.000 Diff count
0.6/0.4/78.8/16.1/245.000 Ureum 16.5 Kreatinin 0.7, GDS 93. AGD
7.46/28.4/109.3/20.6/97.8 Laktat 1, Urinalisis : leukosit 2-4/lpb, eritrosit 3-6/lpb, bakteri
positif, glukosa 2+, keton 2+, darah/Hb trace. Pemeriksaan mikroskopik darah: ditemukan
plasmodium falciparum stadium trofozoit dengan jumlah hitung parasite 2856/l

3. Tatalakasana yang sesuai pada kasus diatas adalah


a. Dihidriartemisin-Piperakuin 4 tab dan Primakuin 15 mg 14 hari
b. Dihidriartemisin-Piperakuin 4 tab dan Primakuin 15 mg 3 hari
c. Dihidriartemisin-Piperakuin 4 tab dan Primakuin 15 mg 1 hari
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

d. Artesunat injeksi 160 mg diberikan 3 kali jam ke 0, 12, 24 lalu setiap 12 jam
sampai penderita mampu minum obat dan Primakuin 15 mg 1 hari
e. Artesunat injeksi 160 mg diberikan 3 kali jam ke 0, 12, 24 lalu setiap 24 jam
sampai penderita mampu minum obat dan Dihidriartemisin-Piperakuin 4 tab
Referensi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Buku Saku Penatalaksaan Kasus Malaria.
Ditjen Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Kementrian Kesehatan RI. 2017
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Meutia Gebrina


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Malaria
Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki usia 34 tahun dating dengan keluhan kejang dan penurunan kesadaran
sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya pasien mengalami demam mendadak
sejak 8 hari yang lalu. Demam disertai menggigil, suhu naik turun sepanjang hari tapi
selalu demam. Suhu tidakdiukur. Pasien mendapat tugas dinas keluar kota selama 10 hari
ke Nusa Tenggara Barat, baru pulang 2 minggu yang lalu. Sebelumnya pasien tidak
memiliki penyakit apapun sehingga tidak pernah berkonsultasi ke dokter. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan GCS 12, konjungtiva pucat, terdapat hepatosplenomegali, dan ditemukan
hematemesis setelah dilakukan pemasangan selang nasogastrik.
Di bawah ini, manakah yang bukan merupakan kriteria malaria berat?
a. Penurunan kesadaran yang tidakdisebabkan oleh penyakit lain
b. Anemia berat (Hb<8) pada keadaan parasit >10.000/mikroliter
c. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna
d. Kejang berulang lebih dari 2 kali dalam 24 jam
e. Edema paru non-kardiogenik
Referensi Zulkarnain I, Setiawan B, Harijanto PN. 2014. Malaria
Berat, Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata
M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam edisi ke-6 jilid 1. Jakarta: Interna Publishing.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Meutia Gebrina


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan HIV-AIDS
Dalam Standar
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Tata Laksana
Pertanyaan
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki usia 29 tahun datang dengan penurunan kesadaran sejak 1 hari yang lalu.
Pasien mengalami keluhan sakit kepala sejak 2 minggu yang lalu. Demam ada, hilang
timbul, batuk sesekali. Pasien memiliki sariawan di mulut. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran apatis, tekanan darah 130/70, denyut nadi 96 kali/menit, respirasi 18
kali/menit. Terdapat kaku kuduk, oral thrush positif, ditemukan ronkhi di paru kiri bawah.
Di lengan ditemukan needle track.
Dari pernyataan berikut, manakah yang benar mengenai HIV?
a. ARV diberikan bila jumlah CD4 sudah < 350 sel/mikroliter
b. ARV boleh diberikan bersamaan dengan dimulainya obat anti tuberkulosis
c. Profilaksis PCP diberikan apabila jumlah CD4 < 200 sel/mikroliter
d. Salah satu efek samping tersering zidovudine adalah anemia mikrositik hipokrom
e. Nevirapine adalah obat yang tidak boleh diberikan apabila pasien mengalami
depresi
Referensi CDC. 2019. Guidelines for the Prevention and Treatment of
Opportunistic Infection in Adults and Adolescents with HIV.
https://files.aidsinfo.nih.gov/contentfiles/lvguidelines/Adult_OI.pdf
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Meutia Gebrina


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Intoksikasi Organofosfat
Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tata Laksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan usia 30 tahun diantar keluarganya dengan kondisi penurunan
kesadaran. Menurut keluarga, sebelumnya pasien sehat dan tidak ada keluhan. Pasien
ditemukan tergeletak tidak sadar di kamarnya dan tidak ada saksi mata saat kejadian.
Menurut keluarga pasien sudah beberapa hari ini mengurung diri, tidak mau makan dan
bersosialisasi. Pasien baru saja bercerai dari suaminya karena tidak kunjung memiliki anak.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS 7, tekanan darah 80/50 mmHg, denyut jantung 40
kali/menit, respirasi 10 kali/menit, suhu 36 derajat celcius, saturasi oksigen perifer 76%.
Pupil tampak miosis. Tampak bekas cairan di dagu dan baju bagian atas pasien, berbau
seperti pembunuh serangga. Auskultasi paru menunjukkan adanya mengi.
Pada kasus seperti ini, antidotum apakah yang tepat diberikan?
a. Sulfas atropin
b. Lorazepam
c. N-asetilsistein
d. Natrium bikarbonat
e. Nalokson
Referensi Widodo D, Katu S. 2014. Dasar Dasar Penatalaksanaan
Keracunan. Dalam: Setiati S, Alwi I, Simadibrata M,
Setiyohadi B, Syam AF. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
edisi ke-6 jilid 1. Jakarta: Interna Publishing.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Niken Wahyuningsih


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Toxoplasmosis
Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Toxoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh parasit Toxoplasmosis
gondii, pernyataan berikut adalah benar, kecuali:
a. Bersifat parasit intraseluler obligat, daur hidup seksualnya pada semua
mammalia termasuk manusia.
b. Dalam siklus hidupnya mengandung 3 bentuk: takizoit, kista jaringan yang
mengandung bradizoit, dan ookist yang mengandung sporozoit.
c. Infeksi T. gondii dapat dikontrol dengan: antibodi, aktivasi makrofag, interferon
gamma, dan limfosit T-sitotoksik yang mampu membunuh parasit intrasel
maupun ekstrasel.
d. Pada pasien HIV positif, terjadi defisiensi limfosit T sitoksisk sehingga parasit
dapat dengan mudah bermanifestasi menjadi penyakit.
e. Manifestasi penyakit pada dewasa terdiri dari tiga fase: infeksi fase akut, infeksi
fase laten, dan fase reaktivasi. Manifestasi paling sering di mata adalah tanda
retinokoroiditis.
Referensi Robert-Gangneux F, Darde M-L. Epidemiology of and
Diagnostic Strategies for Toxoplasmosis. Clin Microbiol
Rev [Internet]. 1 Juli 2012;25(3):583–583
Pohan HT. Toksoplasmosis. In: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. 6 ed. Jakarta: Interna Publishing; 2015
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Niken Wahyuningsih


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Toxoplasmosis
Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Strategi diagnosis Toxoplasmosis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Deteksi organisme pada spesimen tertentu (ditemukan Takizoit pada specimen
jaringan otak atau sumsum tulang, LCS, dan ventrikel).
b. Pemeriksaan serologis titer IgM dan IgG, serta aviditas IgG untuk menentukan
fase infeksi akut atau kronik
c. Pencitraan radiologis dengan CT atau MRI
d. PCR dari spesimen LCS, cairan amnion, darah dengan sensitivitas 100%
(sebelum dilakukan pengobatan) dan spesifisitas 94.4% (kecuali spesimen
darah).
e. Semua benar

Referensi 1. Pohan HT. Toksoplasmosis. In: Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam. 6 ed. Jakarta: Interna Publishing; 2015
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Niken Wahyuningsih


Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Toxoplasmosis
Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tata laksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita usia 26 tahun, hamil G1P0A0 usia kehamilan 14 minggu kontrol kehamilan
membawa hasil pemeriksaan serologis IgM dan IgG anti-toxoplasma positif, tidak
mengeluhkan gejala apapun. Tidak ada riwayat penyakit tertentu sebelumnya. Pilihan
tatalaksana yang sesuai adalah:
a. Periksa aviditas IgG, jika aviditas > 50%, ulang pemeriksaan IgG
aviditas dalam 2-3 minggu. Jika tidak ada perubahan titer, lakukan
evaluasi USG fetomaternal dan pungsi amnion untuk pemeriksaan PCR
Toxoplasma, dilanjutkan evaluasi diagnostik postnatal.
b. Berikan Spiramisin dengan dosis 3 gram/hari dalam dosis terbagi 3 selama masa
kehamilan hingga persalinan, atau sampai terbukti adanya infeksi pada janin.
c. Berikan kombinasi Pirimetamin 50 mg per 12 jam selama 2 hari dilanjutkan 50
mg/hari + Sulfadiazine 4 g/hari + Asam Folat (Leucovorin) 15 mg/hari hingga
persalinan begitu terbukti adanya infeksi pada janin.
d. Semua benar
e. Semua salah
Referensi Yudin MH, On T, Allen VM, Ns H, Bouchard C, Qc Q, et
al. Toxoplasmosis in Pregnancy: Prevention, Screening,
and Treatment. J Obs Gynaecol Can. 2013;351(285):1–7
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Rizki Febriani Putri


Kategori soal Tropik dan Penyakit Infeksi
Lingkup bahasan dalam standar kompetensi HIV/AIDS
Jenis soal/ Jenis pertanyaan Terapi
Tingkat kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 36 tahun datang berobat dirujuk dari RSUD Bangka Tengah untuk
melanjutkan pengobatan. Pasien tersebut diketahui telah mengidap HIV/AIDS sejak 9
bulan yang lalu. Saat ini pasien hanya mengeluh badan mudah lelah. Tekanan darah 120/70
mmHg, frekuensi nadi 88x/menit,
Pernapasan 19x/menit, suhu 37.4 C, habitus astenikus. Pemeriksaan fisik dalam batas
normal, lesi hiperpigmentasi pada kedua tangan. Pasien membawa hasil pemeriksaan
terbaru di RS anda: Hb 11.8 g/dL, Ht 31%, leukosit 9300/uL, trombosit 154.000/uL, CD4
287 sel/uL, viral load tidak terdeteksi. CD4 pada saat terdiagnosis 34 sel/uL. Riwayat
pengobatan pasien: pada awalnya pasien mendapatkan Zidovudine, Lamivudine, dan
Efavirenz kemudian 3 bulan yang lalu diganti dengan Tenofovir, Emtricitabine, dan
Efavirenz. 2 bulan terakhir pasien sering lupa minum obat karena banyak bepergian keluar
kota. Bagaimana rencana pengobatan pada pasien ini?
a. konseling, obat dilanjutkan Tenofovir,Emtricitabine, Efavirenz, 6 bulan lagi cek Viral
load
b. konseling, obat kembali ke Zidovudine, Lamivudine, dan Efaviren, cek Viral load 3
bulan lagi
c. konseling, obat diganti Abacavir, Lamivudine, Efavirenz, 3 bulan lagi cek CD4
d. konseling, obat diganti Tenofovir, Emtricitabine, Nevirapine, cek CD4 6 bulan lagi
e. konseling, obat ganti ke lini 2 Zidovudine, Lamivudine, Lopinavir/ritonavir, cek
resistensi,
Referensi Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Tata Laksana HIV 2019
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Djoerban Z, Djauzi, S. HIV/AIDS di


Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi 6. Jilid I: Hal 889-99.

Pembuat Soal dr. Rizki Febriani Putri


Kategori soal Tropik dan Penyakit Infeksi
Lingkup bahasan dalam standar kompetensi Infeksi sistem saraf pusat
Jenis soal/ Jenis pertanyaan Diagnosis
Tingkat kompetensi 4A
Soal
6 bulan berikutnya, pasien datang lagi berobat ke IGD oleh keluarga dalam keadaan
mengantuk. Sejak seminggu sebelumnya pasien mengeluh sering demam hilang timbul,
sakit kepala, mual muntah sehingga tidak nafsu makan, berat badan turun dan pandangan
ganda, ada riwayat kejang. Adik pasien saat ini sedang dalam pengobatan TBC ke Tekanan
darah 130/80 mmHg, frekuensi napas 20/menit, frekuensi nadi 94/menit, suhu 38’c,
somnolen. Kaku kuduk negatif, hemiparese dextra, pemeriksaan fisik lain dalam batas
normal. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb 12.0g/dL, Ht 36%, leukosit 14.200/ul
trombosit 120.000/uL, CD4 79 sel/uL. Pemeriksaan rontgen thorax jantung dan paru dalam
batas normal dan TS Neurologi sudah melakukan punksi lumbal dan menyatakan ada
kecurigaan abses. Pemeriksaan lain yang akan anda mintakan adalah:
a. kultur BTA darah, CT scan non kontras
b. pemeriksaan ADA cairan otak, MRI dengan kontras
c. pemeriksaan antigen H. capsulatum darah, MRI non kontras
d. pemeriksaan LFA darah, CT Scan dengan kontras
e. pemeriksaan tinta india dan EEG
Referensi 1. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Tata Laksana HIV 2019
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

2. Pohan, Herdiman T. Toksoplasmosis.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6.
Jilid I: Hal 624-32.

Pembuat Soal dr. Rizki Febriani Putri


Kategori soal Tropik dan Penyakit Infeksi
Lingkup bahasan dalam standar kompetensi Demam tifoid
Jenis soal/ Jenis pertanyaan Terapi
Tingkat kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 25 tahun datang dengan anyang-anyangan. Pasien menyangkal adanya
demam, namun mengaku pernah mengalami nyeri ulu hati hingga ke punggung seperti
ditusuk-tusuk. Tidak ada mual muntah, nafsu makan dan berat badan biasa, tidak ada
perubahan buang air besar. Riwayat penyakit pernah dirawat di RS karena demam tifoid
satu tahun yang lalu. Tekanan darah 120/70 mmHg, frekuensi nadi 78/menit, frekuensi
napas 18/menit, suhu 36.5’c. Pada pemeriksaan urinalisis didapatkan: kuning, jernih, BJ
1.015, leukosit 2-3, eritrosit 1-2, bakteri (+) LE (-) Nitrit (-). Saat kontrol pasien tidak ada
keluhan lagi, namun membawa hasil pemeriksaan kultur urin didapatkan S. typhi
10.000/ml dan E.Coli 10.000/ml dan USG abdomen didapat gambaran massa hiperekoik 2
cm dengan acoustic shadow di kandung empedu. Maka tatalaksana yang anda berikan
untuk pasien ini adalah:
a. tidak diberikan terapi karena tidak ada gejala lagi
b. edukasi diet rendah lemak dan urdafalk 3x500mg
c. diberikan antibiotik ciprofloxacin 2x500 mg selama seminggu kemudian evaluasi kultur
urin
d. dikonsulkan untuk ekstraksi batu empedu dengan ERCP
e. diberikan antibiotik ciprofloxacin 2x750 mg selama sebulan, konsul bedah untuk
kolesistektomi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi 1. WHO Guidelines for the management of


Typhoid fever
2. Widodo, Djoko. Demam tifoid. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 6. Jilid I:
Hal 549-58.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Vinandia Irvianita


Kategori Soal Tropik – Infeksi
Lingkup Bahasan dalam Standar Leptospirosis
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Patogenesis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki, 36 tahun, datang ke IGD RS karena demam 5 hari, menggigil,
disertai nyeri kepala hebat, mual, dan nyeri otot. Pasien bekerja sebagai petani. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan : TD 90/70 mmHg, Frekuensi Nadi 126x/menit,
Frekuensi Napas 24x/menit, Suhu 38,6 C, conjungtiva suffution, sclera ikterik, nyeri
gastrocnemius positif. Lab didapatkan Hb 14 d/dl, Hct 42% Leukosit 14.600 sel/uL,
Trombosit 105.000 sel/uL, Bilirubin total 8,2, direk 6,8, indirek 1,4 mg/dL, SGOT
221, SGPT 270, Ureum 203, Creatinine 5,0.

Patogenesis untuk terjadinya gangguan fungsi ginjal pada pasien ini:


A. Infiltrasi langsung leptospira
B. Hipoperfusi ginjal karena syok
C. Peran nefrotoksin, reaksi imunologis, iskemia ginjal, hemolisis dan
infiltrasi leptospira
D. Vaskulitis yang menyebabkan perdarahan
E. Infiltrasi sel monosit, limfosit, dan sel plasma
Referensi Umar Zein. 2014. Leptospirosis. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid
I:hal 633 - 638
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Vinandia Irvianita


Kategori Soal Tropik – Infeksi
Lingkup Bahasan dalam Standar Leptospirosis
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Yang benar mengenai penegakkan diagnosis Leptospirosis berdasarkan pemeriksaan
laboratorium, kecuali :
A. Kultur darah dan cairan serebrospinal merupakan dilakukan pada minggu
pertama onset penyakit
B. Kultur urine diambil setelah 2 – 4 minggu onset penyakit
C. Pemeriksaan baku emas adalah dengan Microscopic Agglutination Test (MAT)
dengan waktu terbaik diperiksa pada minggu kedua
D. MAT dikatakan positif apabila pada satu kali pemeriksaan didapatkan
titer 1:100 atau 4 kali peningkatan titer antara fase akut dan konvalesen
E. Saat ini telah dikembangkan beberapa pemeriksaan rapid screening test
yang dapat menggantikan MAT. Bila hasil positif, maka tidak perlu
dilanjutkkan dengan pemeriksaan lain/ MAT untuk konfirmasi.

Referensi Alison B. Lane, Michael M. Dore.


Leptospirosis: A clinical review of
evidence based diagnosis, treatment and
prevention. World Journal of Clinical
Infectious Disease. 2016. 6 (4): 61-66
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Vinandia Irvianita


Kategori Soal Tropik – Infeksi
Lingkup Bahasan dalam Standar Leptospirosis
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Berikut merupakan pencegahan Leptospirosis pada mereka yang memiliki risiko
tinggi tertular, kecuali :
A. Menggunakan pakaian yang melindungi kulit dari kontak dengan bahan yang
terkontaminasi binatang reservoir
B. Pemberian Doksisiklin 200 mg/ minggu
C. Vaksinasi pada hewan reservoir
D. Benar semua
E. Salah semua

Referensi Umar Zein. 2014. Leptospirosis. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid
I: hal 633 – 638
Alison B. Lane, Michael M. Dore.
Leptospirosis: A clinical review of
evidence based diagnosis, treatment and
prevention. World Journal of Clinical
Infectious Disease. 2016. 6 (4): 61-66
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

UJIAN BOARD BATCH 41

DIVISI GERIATRI

Kontributor :

dr. Riswan Idris / UNHAS


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr. Arman Mikael Singara


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Frailty
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Laki-laki 76 tahun, dibawa oleh anaknya dengan keluhan lemas dan mudah lelah yang
memberat sejak 1 minggu terakhir. Pasien juga mengeluhkan adanya batuk, dan demam.
Adanya disabilitas, instabilitas dan seringnya kejadian jatuh menyebabkan aktivitas fisik os
terbatas. Cara berjalan yang lambat, endurans fisik yang lemah, pasien sulit melakukan
aktivitas sehari-hari secara mandiri sejak 4 bulan terakhir. Riwayat intake pasien yang tidak
adekuat disertai penurunan berat badan, dan keluhan sering lupa memberat 4 bulan
terakhir. Selama ini pasien menderita DM, hipertensi, dan riwayat PJK. Sehari hari pasien
mengkonsumsi 7 macam obat karena penyakitnya, namun sering kali pasien lupa bila tidak
diingatkan. Dari pemeriksaan fisik, sadar, tekanan darah 150/80 mmHg, nadi 82 x/mnt, RR
26 x/mnt, temp 37,50C. Terdapat katarak senilis imatur ODS dan gangguan pendengaran.
Konjungtiva anemis, ronchi basal kedua paru. skor GDS 9.MMSE 17, ADL 7, MNA 16,
tes kecepatan berjalan < 0,7 m/menit. Faktor pencetus yang menyebabkan perubahan pre-
frail menjadi frail adalah:
A. Sarkopenia
B. Malnutrisi
C. Katarak
D. Penyakit akut
E. Diabetes Mellitus

Referensi Setiati S, Rizka A. 2014. Kerapuhan dan


sindrom gagal pulih. Buku ajar ilmu penyakit
dalam edisi VI. Jilid III:hal 3726.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Arman Mikael Singara


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Frailty
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Laki-laki 76 tahun, dibawa oleh anaknya dengan keluhan lemas dan mudah lelah yang
memberat sejak 1 minggu terakhir. Pasien juga mengeluhkan adanya batuk, dan demam.
Adanya disabilitas, instabilitas dan seringnya kejadian jatuh menyebabkan aktivitas fisik os
terbatas. Cara berjalan yang lambat, endurans fisik yang lemah, pasien sulit melakukan
aktivitas sehari-hari secara mandiri sejak 4 bulan terakhir. Riwayat intake pasien yang tidak
adekuat disertai penurunan berat badan, dan keluhan sering lupa memberat 4 bulan
terakhir. Selama ini pasien menderita DM, hipertensi, dan riwayat PJK. Sehari hari pasien
mengkonsumsi 7 macam obat karena penyakitnya, namun sering kali pasien lupa bila tidak
diingatkan. Dari pemeriksaan fisik, sadar, tekanan darah 150/80 mmHg, nadi 82 x/mnt, RR
26 x/mnt, temp 37,50C. Terdapat katarak ODS dan gangguan pendengaran. Konjungtiva
anemis, ronchi basal kedua paru. skor GDS 9.MMSE 17, ADL 7, MNA 16, tes kecepatan
berjalan < 0,7 m/menit. Berdasarkan American Geriatric Society yang diadaptasi dari Fried
dkk, definisi kerapuhan merupakan sindrom klinis dengan gejala:
A. Penurunan berat badan, kelelahan, kelemahan, kecepatan berjalan melambat,
aktivits fisik yang rendah.
B. Penurunan berat badan, ketergantungan, gangguan fungsi kognitif, depresi.
C. Penurunan berat badan, usia lanjut, multi komorbid, ,gangguan fungsi kognitif.
D. Penurunan berat badan, usia lanjut, kelelahan, multi komorbid, gagal pulih.
E. Penurunan berat badan, kecepatan berjalan lambat, multi komorbid, gagal pulih.

Referensi Setiati S, Rizka A. 2014. Kerapuhan dan


sindrom gagal pulih. Buku ajar ilmu penyakit
dalam edisi VI. Jilid III:hal 3726.

Nama Peserta Arman Mikael Singara


Periode Ujian 41
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Disfungsi seksual
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang laki-laki usia 65 tahun datang ke poli untuk berkonsultasi mengenai masalahnya
dalam hubungan seksual. Pasien merasa takut tidak mampu memuaskan istrinya karena
pasien merasa tua dan sudah tidak sekuat dahulu. Saat ini pasien merasa gelisah, sulit tidur
dan merasa bersalah. Sebenarnya pasien masih ada keinginan untuk melakukan hubungan
seksual dan mampu mempertahankan ereksi yang cukup. Pasien kemudian didiagnosis
adanya gangguan aversi seksual. Faktor yang berperan menyebakan gangguan tersebut:

A. Faktor gangguan orgasme


B. Faktor gangguan ejakulasi
C. Faktor gangguan disfungsi ereksi
D. Faktor fisik dan psikis
E. Faktor gangguan arousal

Referensi R. Sutadi 2014. Disfungsi Seksual. Buku Ajar


Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Hal. 3654

Nama Peserta Dr.Riswan Idris


Periode Ujian 41
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Ulcus Decubitus
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patogenesis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki umur 68 tahun masuk ke IGD dengan kondisi gelisah dan bicara tidak
nyambung yang dialami sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Anak pasien yang tinggal
serumah sering mengganti celana pasien karena basah tembus ke kasur dan bau pesing
dalam 1 bulan terakhir. Pasien ada riwayat stroke sejak 3 bulan yang lalu dan hanya
terbaring saja di tempat tidur dalam 3 bulan terakhir . Pada pemeriksaan vital sign
didapatkan Tekanan Darah 110/70, RR 24x, nadi 96 x, dan suhu 38 0 C. Pemeriksaan di area
bokong didapatkan luka kotor dan bernanah hingga facia, berdasarkan masalah tersebut
yang termasuk faktor risiko ekstrinsik ulcus decubitus pada pasien ini adalah :

A. Higene kulit buruk

B. Proses menua pada kulit

C. Kebersihan tempat tidur`

D.Kondisi suhu dan kelembaban

E. Kurangnya perawatan oleh keluarga

Referensi Rose Dinda Martini.. 2015. Ulcus Dekubitus Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III:hal
3764-3770.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr.Riswan Idris


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Ulcus Decubitus
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Penatalaksanaan
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan umur 68 tahun dibawah oleh anaknya kedokter karena luka yang
terdapat di bokongnya yang dialami sejak 2 bulan terakhir, pasien selama 4 bulan terakhir
cenderung berbaring ditempat tidur karena penyakit stroke yang dialaminya sejak 4 bulan
terakhir oleh dokter didapatkan luka pada bokong kurang lebih 3 cm X 3,5 cm dimana
sudah terjadi kehilangan lapisan kulitnya dan dilakukan perawatan luka daerah ulcus
digesek dengan es dan dihembus dengan udara hangat secara bergantian dan diberikan
salep topical, berdasarkan penangan dokter diatas luka decubitus pada pasien ini termasuk
dalam stadium
:

A.Stadium 1

B.Stadium 2

C. Stadium 2A

D. Stadium 3A

E. Stadium 4

Referensi Rose Dinda Martini.. 2015. Ulcus Dekubitus Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III:hal
3764-3770.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr.Riswan Idris


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Ulcus Decubitus
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Penatalaksanaan
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Terdapat beberapa Faktor yang memepengaruhi terjadinya ulcus decubitus pada pasien usia
lanjut, yang bukan termasuk faktor yang menurunkan transport oksigen ke sel adalah :

A.Hipotensi arterial

B. Anemia

C. Bradikardia

D. Mikroangiopati Diabetik

E. Penyakit oklusi arteri perifer

Referensi Rose Dinda Martini.. 2015. Ulcus Dekubitus Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III:hal
3764-3770.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr.Cely Palebangan


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Instabilitas Postural
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Salah satu faktor yang berkontribusi terkait penuaan dalam instabilitas dan jatuh yaitu
perubahan kontrol postural. Perubahan kontrol postural yang terjadi yaitu
A. Meningkatnya proprioseptif
B. Menurunnya ayunan postural
C. Melambatnya refleks
D. Meningkatnya tonus otot
E. Kaki terangkat cukup tinggi

Referensi Setiati S, Laksmi PW. Gangguan


keseimbangan, jatuh, dan fraktur. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III; 2017:
hal 3743
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr.Cely Palebangan


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Instabilitas Postural
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Etiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 70 tahun datang ke poliklinik geriatri untuk kontrol setelah pulang rawat
inap akibat fraktur collum femur kanan dan telah dilakukan total hip replacement. Menurut
keluarga semenjak suaminya meninggal 5 tahun lalu, pasien lebih banyak berbaring dan
jarang beraktifitas. Selama ini pasien dapat berjalan sendiri namun memakai tongkat.
Faktor apakah yang paling berperan menyebabkan gangguan pada kontrol postural pada
pasien:
A. Gaya berjalan
B. Menurunnya tonus otot
C. Menurunnya lingkup gerak sendi
D. Fraktur femur
E. Menurunnya massa otot

Referensi Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.


Bab gangguan keseimbangan dan fraktur, hal
3747.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr.Cely Palebangan


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Instabilitas Postural
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pasien wanita usia 68 tahun datang dengan keluhan nyeri pada lutut. Nyeri dirasakan sejak
2 tahun lalu, yang dirasakan semakin memberat sejak 3 bulan lalu. Riwayat jatuh (-). Pada
pemeriksaaan lutut didapatkan krepitasi bilateral. Dari pemeriksaan fisik lain dan tanda
vital didapatkan normal. Pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk mungukur mobilitas
pada pasien tersebut, adalah :
a. Uji Romberg
b. Uji Menggapai fungsional
c. Uji Dix-Hallpike
d. Uji Timed Up And Go
e. Uji Berg

Referensi Setiati S, Purwita W Laksmi. Gangguan


Keseimbangan, Jatuh dan Fraktur. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3, Edisi VI. 2014;
hal 3753
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr.Resy Rosalina


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Delirium
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis/Pengkajian
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita, 65 tahun dibawa ke UGD oleh keluarganya karena pasien berteriak-teriak
sejak 2 hari ini dan memberat 1 hari ini. Pasien belum pernah mengalami seperti ini
sebelumnya. Tiga hari ini pasien mengeluh batuk dengan dahak berwarna kuning, demam
(+), penurunan berat badan (-), nafsu makan berkurang (+). Pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum lemah, kesadaran : berkabut, TD: 110/70 mmHg, Nadi 102x/menit, RR:
28x/menit, suhu: 37,1C, turgor kulit cukup (+), paru: ronkhi basah kasar +/+, jantung
normal, abdomen normal. Hasil Laboratorium: Hb 12,1 g/dL, leukosit 12.000 /mm3,
trombosit 248.000/mm3, GDS 210 mmol/L, ureum 90 mg/dL, kreatinin 1,8 mg/dL,
Natrium 155 mEq/L, Kalium 3,0 mEq/L, Klorida 99 mEq/L. Foto thoraks didapatkan
infiltrat pada paru kanan dan kiri. Pasien diketahui 1 minggu ini menggunakan ranitidin
2x150 mg untuk terapi gastritis

Faktor-faktor yang dapat mencetuskan keadaan tersebut adalah….

A. Infeksi, hipernatremia, insufisiensi ginjal


B. Infeksi, hipernatremia, insufisiensi ginjal, dehidrasi
C. Infeksi, hipernatremia, insufisiensi ginjal, hiperglikemia
D. Infeksi, hipernatremia, insufisiensi ginjal, hiperglikemia, hipokalemia
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

E. Infeksi, insufisiensi ginjal, hiperglikemia, hypokalemia

Referensi Czeresna H Soejono. 2014. Sindrom Delirium.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid
III: hal 3795-3800

Nama Peserta Dr.Resy Rosalina


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Elderly mistreatment
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang perempuan berusia 70 tahun dibawa tetangganya ke IGD RS karena ditemukan
tidak sadarkan diri di rumahnya. Tetangga tidak tahu pasti sejak kapan dan kenapa pasien
tidak sadarkan diri. Selama 4 tahun terakhir nenek tersebut tinggal sendiri dirumahnya.
Anak anaknya semua telah menikah dan memiliiki rumah masing masing. Suami nenek
tersebut sudah ,meninggal. Menurut cerita dari tetangga, nenek tersebut masih dapat
melakukan aktifitas sehari hari walaupun dengan kesulitan. Tetangga nya juga sering untuk
memberi makanan pada nenek tersebut. Anak anak pasien jarang untuk menjenguk, dan
sesekali dikunjungi oleh cucunya. Selama ini diketahui pasien menderita sakit gula dan
darah tinggi namun berbagai macam obat nya tidak rutin diminum.
Diagnosis yang paling tepat dari masalah yang menjadi latar belakang pada pasien ini
adalah:

A. Demensia
B. Depresi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

C. Elderly mistreatment
D. Gangguan kognitif pada geriatri
E. Iatrogenesis

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6, bab


geriatric sub bab elderly mistreatment:hal 3874

Nama Peserta Dr.Resy Rosalina


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Elderly mistreatment
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang wanita berusia 70 tahun dibawa ke poliklinik geriatri karena keluhan tidak
bisa tidur. Sejak 2 minggu yang lalu pasien tidak bisa tidur hampir setiap hari, disertai
berat badan turun 3 kg, tidak mau makan, sering menyendiri di kamar, dan mengeluh
lelah
setiap saat. Pasien sering mendapat perlakuan kasar dari anak kandungnya yang merawatnya di
rumah. Dahulu, pasien juga kerap kali bertindak kasar dalam mendidik anak. Apa diagnosis yang
tepat dan teori yang mendasarinya?

A. Elderly mistreatment, Interaksi simbolik


B. Elderly mistreatment, Pembelajaran sosial
C. Elderly mistreatment, Situasional/ isolasi sosial
D. Elderly mistreatment, Psikoanalitik/ psikopatologi
E. Elderly mistreatment, Penukaran
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6, bab


geriatric sub bab elderly mistreatment:hal 3874

Nama Peserta Dr Fransiscus A.Wabia


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Gangguan Tidur pada Usia Lanjut
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki berusia 77 tahun ke poli penyakit dalam dengan keluhan sulit tidur sejak
3 minggu, penderita merasakan seperti terdapat semut yang merayap di kaki saat hendak
tidur, hal tersebut menyebabkan pasien tidak bisa tidur dengan tenang dan harus bangun
serta berjalan untuk mengurangi keluhan. Pemeriksaan Fisik dalam batas normal, tidak ada
defisit neurologis.
Terapi konservatif untuk pasien tersebut adalah:
a. Merendam kaki dan tungkai atas dengan air hangat serta olah raga ringan teratur
b. Merendam kaki dan tungkai atas dengan air hangat serta olah raga berat teratur
c. Merendam kaki dan tungkai atas dengan air panas serta olah raga ringan teratur
d. Merendam kaki dan tungkai atas dengan air panas serta olah raga berar teratur
e. Merendam kaki dan tungkai atas dengan air dingin serta olah raga ringan teratur

Referensi Rejeki Andayani Rahayu.. 2014. Gangguan


Tidur Pada Usia Lanjut. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3823-33.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr Fransiscus A.Wabia


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Gangguan Tidur pada Usia Lanjut
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki usia 67 tahun datang dengan keluhan sering sakit kepala terutama saat
bangun tidur. Os juga merasakan sering mengantuk di pagi harinya sehingga os merasa
terganggu saat melakukan pekerjaan di kantornya. Menurut istrinya, pasien mengorok
cukup keras setiap tidur di malam hari.
Berikut ini yang bukan termasuk hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan
tidur primer :
a. Sleep Disordered Breathing
b. Periodic Limb Movement Disorder
c. Restless Leg Syndrome
d. Demensia Sleep Disorder
e. REM Behavior Disorder

Referensi Rejeki Andayani Rahayu.. 2014. Gangguan


Tidur Pada Usia Lanjut. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3823-33.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr Fransiscus A.Wabia


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Dimensia
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki umur 87 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan sering lupa,
terkadang pasien tidak bisa mengingat kejadian yang baru saja terjadi, pasien saat ini sering
merasa sulit tidur, sering merasa sedih, mudah lelah, dan terkadang pasien sering marah
dengan anak kandungnya. Pasien banyak menghabiskan waktunya ditempat tidur dan tidak
pernah lagi beraktivitas keluar rumah seperti biasanya. Pasien memiliki riwayat kencing
manis sejak 15 tahun yang lalu dan stroke sejak 7 tahun yang lalu. Dari pemeriksaan
didapatkan TD 130/70 mmHg, Nadi 88 x/m, RR 20 x/m, temp 36,6ºC. Dari pemeriksaan
MMSE score = 17 , GDS score = 5
Terapi farmakologis yang dapat diberikan pada pasien ini untuk mempertahankan fungsi
kognitifnya adalah
A. Rivastigmin 2 x 3 mg
B. Haloperidol 0,5 mg
C. Fluoxetine 10 mg
D. Buspiron 10 mg
E. Trazodone 50 mg

Referensi Wasilah Rochmah., Kuntjoro Harimurti.


2014. Demensia. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi VI. hal.3801-09
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr. Sitti Jamiatul Husnah


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Dimensia
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patogenesis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang pria berusia 70 tahun datang ke IGD dengan keluhan sulit untuk buang air besar yang telah
dialami sejak 3 bulan terakhir. Pasien mengeluh sulit mengeluarkan feses walaupun feses kecil
frekuensi buang air besar 2 kali seminggu. Saat Buang air besar harus mengejan dan terkadang
disertai perasaan tidak tuntas setelah buang air besar. Feces tidak berlendir maupun berdarah. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/70, nadi 102x/menit, respirasi 22x/menit, suhu
38,0 C. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan perut tegang disertai suara usus melemah. Pada
pemeriksaan colok dubur didaptakan hasil penurunan tonus rektum, dilatasi rektum dan feces yang
mengeras seperti batu pada ampula rekti.
Perubahan patologis yang terjadi pada pasien ini :
a. Diseksia Rectum
b. Dis-sinergia pelvis
c. Peningkatan tonus rektum
d. Penurunan tonus rectum
e. Kelemahan otot panggul

Referensi Kris Panarka, Rejeki Andayani R, 2014. Konstipasi


dan inkontinensia alvi. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi VI Jilid III: Halaman 3782-86.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr. Sitti Jamiatul Husnah


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Inkontinensia Urin
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita berusia 72 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam diantar oleh
keluarganya mengeluhkan sering buang air kecil di celana. Keluhan mulai dirasakan 2
bulan terakhir, hampir setiap hari dan pasien mengatakan tidak bisa menahan untuk
berkemih sesaat setelah sensasi berkemih dirasakan oleh pasien. Keinginan buang air kecil
sering dirasakan pasien terutama pada malam hari. Selain itu, pasien mengeluhkan sering
keluar air kecil di celana secara tiba-tiba pasien saat ini memiliki 6 orang anak dan lahir
secara normal. Pasien mempunyai riwayat stroke ringan 1 tahun terakhir namun tidak
dijumpai gangguan dalam komunikasi, daya ingat maupun kelemahan anggota tubuh.
Pasien tidak memiliki riwayat DM dan hipertensi. Setiap hari pasien masih dapat
melakukan aktivitas ringan secara mandiri seperti makan, mengganti baju, dan mandi.
Riwayat operasi, terjatuh, diabetes melitus dan hipertensi disangkal pasien. Menurut
keterangan pasien di atas, jenis inkontinensia urin yang dialami oleh pasien adalah:

a. Inkontinensia urin tipe stress dan tipe urgensi


b. Inkontinensia urin tipe urgensi dan overflow
c. Inkontinensia urin tipe overflow dan tipe fungsional
d. Inkontinensia urin tipe stress dan tipe fungsional
e. Inkontinensia urin tipe overflow dan tipe stress

Referensi Siti setiati, I Dewa Putu Pramantara, 2014.


Konstipasi dan inkontinensia urin. Buku Ajar Ilmu
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III: Halaman 3771-


81Dalam Edisi VI Jilid III: Halaman 3782-86.

Nama Peserta Dr. Sitti Jamiatul Husnah


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Dizziness
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang pria berusia 70 tahun datang berobat ke poliklinik karena keluhan pusing berputar
sejak 1 minggu yang lalu, pasien masih dapat berjalan, disertai tinitus dan mual muntah
yang berat berlangsung sampai 20 detik. Tidak ada riwayat jatuh dan trauma sebelumnya.
Hal yang paling mungkin menyebabkan kondisi di atas adalah
A. Penyakit meniere presinkop
B. Labirintitis dan penyakit meniere
C. Disekuilibrium dan labirintitis
D. Presinkop dan disekuilibrium
E. BPPV dan presinkop

Referensi Probosuseno, Niko Adhi dan Wasilah Rochma


2014. Dizziness Pada Usia Lanjut. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III: Halaman 3731-
36
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NAMA PESERTA dr. Vera Bahar


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Hasanuddin
Kategori Soal Geriatri
Lingkup Bahasan dalam standar Delirium
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita, 72 tahun dibawa ke UGD oleh keluarganya karena pasien berteriak-teriak
sejak 5 hari ini dan memberat 3 hari terakhir. Pasien belum pernah mengalami seperti ini
sebelumnya. 3 hari ini pasien mengeluh batuk dengan dahak berwarna kuning, demam (+),
penurunan berat badan (-), nafsu makan berkurang (+). Pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum lemah, kesadaran : berkabut, TD: 110/70 mmHg, Nadi 102x/menit, RR:
28x/menit, suhu: 37,1C, turgor kulit cukup (+), paru: ronkhi basah kasar +/+, jantung
normal, abdomen normal. Hasil Laboratorium: Hb 11.0 g/dL, leukosit 15.000 /mm3,
trombosit 278.000/mm3, GDS 210 mmol/L, ureum 90 mg/dL, kreatinin 1,6 mg/dL,
Natrium 140 mEq/L, Kalium 3,0 mEq/L, Klorida 99 mEq/L. Foto thoraks didapatkan
infiltrat pada paru kanan dan kiri. Pasien diketahui 1 minggu ini menggunakan ranitidin
2x150 mg untuk terapi gastritis
Terapi pilihan utama pada kondisi akut di atas adalah :
A. Haloperidol
B. Risperidon
C. Droperidol
D. Olanzapin
E. Donepezil
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Czeresna H Soejono. 2014. Sindrom Delirium. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III: hal 3795-
3800

Nama Peserta Dr.Vera Bahar


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Hasanuddin
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Depresi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 65 tahun diantar keluarganya ke Poliklinik Geriatri, keluarga mengatakan dalam 7 bulan
ini pasien malas beraktivitas. Pasien lebih sering dirumah dan sering mengeluh terganggu tidurnya,
sering terbangun malam hari dan sulit untuk tidur kembali. 3 bulan terakhir pasien lebih suka mengurung
diri, sosialisasi berkurang dengan keluarga maupun masyarakat sekitar, padahal sebelumnya sering
bersosialisasi. Makan dan minum berkurang, Riwayat DM (+) namun tidak terkontrol, Riwayat HT tidak
ada.
Tatalaksana yang paling tepat untuk pasien diatas :
a. Amitriptilin
b. Alprazolam
c. Lorazepam
d. Fluorozepam
e. Fluoxetin
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Rochmah, W. Demensia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Jilid 3, Edisi VI. 2014; hal 3806

Nama Peserta Dr. Vera Bahar


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Hasanuddin
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Depresi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki berusia 72 tahun diantar oleh anaknya ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan
hanya diam selama 5 hari, jika ditanya hanya menjawab dengan mengangguk atau menggeleng. Pasien
lebih sering murung, tampak lesu, tidak bersemangat dan tidur terganggu. Sudah 1 bulan ini pasien
makan hanya sedikit. Pasien seorang pensiunan TNI, setelah pensiun pasien aktif di organisasi
pensiunan TNI, namun 2 bulan terakhir, isteri pasien meninggal dunia sehingga dia malas untuk datang
ke acara organisasi pensiunan TNI. Pasien merasa bahwa dia sebentar lagi juga akan meninggal dan
menyusul isterinya.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini
A. Depresi sedang-berat
B. Depresi ringan
C. Depresi sedang
D. Depresi beras
E. Depresi dengan gejala somatik
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Soejono CH.2014. Depresi pada Pasien Usia


Lanjut.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. Jilid
III:
hal. 3811-3812

Nama Peserta Dr. Rizqah Aulyna R.


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Hasanuddin
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Sarkoipoenia
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Klasifikasi
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang laki-laki 73 tahun datang ke poliklinik geriatri bersama dengan istri nya. Tampak berjalan lambat dan
disertai keluhan penurunan nafsu makan sejak 1 minggu terakhir disertai dengan badan lemah . saat ini aktivitas
pasien hanya di rumah saja sejak pensiun . IMT 22 kg/m2 , tekanan darah 140/80, nadi 80 x/l, respirasi 20 x/L,
suhu 37 , hasil lab : Hb 14 gr/dl, WBC 10.000 /uL, PLT 157.000 /uL , GDS 177 gr/dl.
Pemeriksaan skrining awal yang tepat untuk diagnosis pasien ini adalah :

A. Biompedance analysis
B. Get up and Go test
C. Knee flexion/extension
D. Stair climb power test
E. Romberg test

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Bab sarkopenia, hal:3717-


3724.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr. Rizqah Aulyna R.


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Hasanuddin
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Sarkoipoenia
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang laki-laki berusia 70 tahun datang ke poliklinik diantar oleh anak nya karena jatuh di kamar mandi,
Pasien di temukan terjatuh oleh anak nya, saat ini pasien tinggal dengan 1 orang anaknya, pasien memiliki
riwayat Diabetes melitus, PPOK dan riwayat dilakukan operasi di duodenum 1 tahun lalu dan 1 bulan lalu pasien
di opname akibat sesak dan gula darah tidak terkontrol.
Saat dilakukan pemeriksaan, dokter menemukan adanya kelemahan otot menyeluruh dan penurunan berat badan
sekitar 8 kg dalam 3 bulan terakhir, Pasien diberikan Vitamin D dan asupan protein 1-1,5 g/kg/hari . komplikasi
yang paling sering pada pasien di atas adalah :

a. Sarkopenia
b. Vascular dementia
c. Frailty
d. Elderly-mistreatment
e. Iatrogenesis

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Bab sarkopenia, hal:3717-


3724.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr. Rizqah Aulyna R.


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Hasanuddin
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Sarkoipoenia
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang wanita umur 69 tahun menderita stroke sejak 6 tahun lalu, sejak saat itu pasien hanya dapat berbaring d
tempat tidur dan mengalami kesulitan menelan sehingga asupan makanan menjadi berkurang. Pasien mengalami
penurunan berat badan 12 kg sejak 5 tahun lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan IMT 18,5, TD 140/80 mmHg , vitamin D serum 120 nmol/L, massa otot > 2 SD
, kecepatan berjalan < 0,8 meter/detik pada uji jalan 4 meter , DXA <5,4 kg/m 2 .
Patofisiologi kondisi yang mendasar penurunan berat badan pada pasien tersebut
adalah :
a. Terjadi penurunan massa lemak tubuh yang meningkatkan resiko terjadi nya resistensi insulin
b. Proses penuaan menurunkan respon produksi sitokin proinflamasi yang terjadi secara kronik dan grandual
c. Aktivitas fisik yang rendah mengakibatkan kehilangan massa lemak yang mengakibatkan kelemahan
tubuh
d. Pada lansia terjadi penurunan area serat otot tipe I lebih banyak daripada penurunan serat otot tipe II
e. Terjadi defisiensi protein yang menyebabkan penurunan kekuatan dan massa otot

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Bab sarkopenia, hal:3717-


3724.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr. Idrus


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Hasanuddin
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gangguan Penglihatan
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Pasien Usia lanjut memerlukan adaptasi lingkungan yang lebih lambat daripada pasien usia muda.
Berapa lama pasien usia lanjut memerlukan waktu untuk adaptasi gelap ke terang dibanding pasien usia
muda

A. 2 kali
B. 3 kali
C. 4 kali
D. 5 kali
E. 6 kali

Referensi IGP Suka Aryana . 2014. Gangguan Sensoris Khusus


pad pasien usia lanjut. Buku ajar ilmu penyakit dalam
edisi VI. Jilid III:hal 3696.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr. Idrus


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Hasanuddin
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gangguan Penglihatan
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Warna – Warna yang sulit dinilai pada pasien usia lanjut adalah:

A. Kuning, merah, Hijau


B. Merah muda, kuning, Hijau
C. Hijau, Biru, Kuning
D. Hijau, Biru, Ungu
E. Hijau, Biru, Merah

Referensi IGP Suka Aryana . 2014. Gangguan Sensoris Khusus


pad pasien usia lanjut. Buku ajar ilmu penyakit dalam
edisi VI. Jilid III:hal 3696.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr. Idrus


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Hasanuddin
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gangguan Penglihatan
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal

Kemampuan Fokus pada psien usia lanjut telah terjadi pada usia:

A. 41 tahun
B. 42 tahun
C. 43 tahun
D. 44 tahun
E. 45 tahun

Referensi IGP Suka Aryana . 2014. Gangguan Sensoris Khusus


pad pasien usia lanjut. Buku ajar ilmu penyakit dalam
edisi VI. Jilid III:hal 3696.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Andi Rizal


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Konstipasi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pada usia lanjut terjadi peningkatan dan penurunan hormone yang mengubah tatacara
diagnosis. Hormone apakah yang berperan menyebabkan terjadinya konstipasi pada usia
lanjut

A. Adrenalin
B. Epinefrin
C. Nor-Ephinefrin
D. Endorphine
E. Beta – Endorphine

Referensi Kris Prnarka . 2014. Konstipasi dan


Inkontensia Alvi. Buku ajar ilmu penyakit
dalam edisi VI. Jilid III:hal 3696.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Andi Rizal


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Konstipasi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Pengobatan
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Obat – obatan yang penggunaanya perlu di evaluasi berkala pada pasien usia lanjut adalah

A. Pencahar tipe Osmotik


B. Pencahar tipe Perangsang Peristaltik
C. Pencahar tipe pelunak Feces
D. Pencahar tipe Pelicin Feces
E. Pencahar Tipe Memperbesar

Feces

Referensi Kris Prnarka . 2014. Konstipasi dan


Inkontensia Alvi. Buku ajar ilmu penyakit
dalam edisi VI. Jilid III:hal 3696.

Nama Peserta Andi Rizal


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Konstipasi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Dalam pengobatan non farmakologi untuk pasien Konstipasi dianjurkan latihan panggul yang
dilakukan :

A. 5 – 10 menit sebelum makan


B. 10 – 15 menit setelah makan
C. 15 – 20 menit setelah makan
D. 10- 15 menit sebelum makan
E. 5 – 10 menit setelah makan

Referensi Kris Prnarka . 2014. Konstipasi dan


Inkontensia Alvi. Buku ajar ilmu penyakit
dalam edisi VI. Jilid III:hal 3696.

Nama Peserta Amaliah


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Malnutrisi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang pria 72 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan keluhan tidak mau makan, pasien telah
menderita stroke sejak 1 tahun. Sejak saat itu pasien hanya dapat berbaring di tempat tidur pasien juga
mengalami kesulitan menelan, untuk makan dan minum pasien di bantu oleh kedua anaknya secara
bergantian. Menurut keluarga 5 bulan ini pasien makan hanya sedikit, asupan makanan berkurang.
Pasien mengalami penurunan berat badan 10 kg dalam 2 tahun. Pada pemeriksaan fisik IMT 17.2, TD
150/90 mmhg, kadar vitamin D serum 120
mmol/L. Rekomendasi manajemen malnutrisi pada geriatri berdasarkan ESPEN guideline yaitu
A. Penapisan berkala untuk malnutrisi dengan alat tervalidasi
B. Penatalaksanaan gizi individual, tidak perlu secara komprehensive
C. Konseling nutrisi cukup pada pasien saja.
D. Identifikasi dan eliminasi potensi penyebab kekurangan gizi
E. Evaluasi dan restriksi diet berkala

Referensi Volkert, Dorothee, , Beck Anna Marie,


Cederholm, Tommy. Management of
Malnutrition in Older Patients—Current
Approaches, Evidence and Open Questions. J.
Clin. Med. 2019, 8, 974;.

Nama Peserta Amaliah


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Malnutrisi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Penatalaksanaan
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 65 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan keluhan lemas, tidak mau makan , pasien
selama 6 bulan terakhir lebih banyak berbaring, pasien diketahui menderita stroke sejak 2 tahun.
Pasien tidak ada kesulitan menelan. Pasien dirawat oleh dua anaknya, menurut keluarga 5 bulan ini
pasien makan hanya sedikit, asupan makanan berkurang. Pasien mengalami penurunan berat badan 5
kg dalam 2 tahun. Pada pemeriksaan fisik TD 150/90 mmhg, kadar vitamin D serum 120 skor MNA
18
mmol/L. Pilihan terapi awal pada pasien ini terkait dengan penurunan berat badan adalah?
A. Pemberian nutrisi protein 1,5-2,5 gr/kbb/hari + asam amino alanin
B. Pemberian nutrisi protein 1-1,5 gr/kbb/hari + asam amino valin
C. Pemberian nutrisi protein 1-1,5 gr/kbb/hari + asam amino leusin
D. Pemberian nutrisi protein 1-2 gr/kbb/hari + asam amino lisin
E. Pemberian nutrisi protein 1-1,5 gr/kbb/hari + asam amino prolin

Referensi Kemala Sari Nina. Gangguan Nutrisi Pada Usia


Lanjut. Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi VI Jilid
II: hal 441-448

Nama Peserta Amaliah


Periode Ujian 41
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Inanisi/ Malnutrisi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 72 tahun, pensiunan karyawan di perusahaan pertambangan, dibawa ke RS karena
lemas, tidak mau makan sejak 3 hari terakhir. Ada muntah 2x 1 hari SMRS. Penurunan berat badan 5
kg dalam 3 bulan terakhir. Pasien ada riwayat infeksi paru, riwayat operasi prostat 6 bulan yang lalu,
Istri pasien meninggal 2 bulan yang lalu TD 130/90 mmHg, N 63x/m, RR 22x/m, SB 36,5 C,
pemeriksaan fisik ditemukan ronchi di basal bilateral. Hasil lab: Hb 11,2 g/dl, Leukosit 5600/mm3,
trombosit 270.000/mm3, GDS 102, Na 137 mEq/l, K 3,6 mEq/l, Albumin 2,5mg/dl. Patofisiologi yang
mendasari gangguan malnutrisi pada kasus ini yaitu :
A. Malnutrisi protein dapat terjadi akibat intake yang tidak adekuat, infeksi, operasi elektif, dan
stress ringan
B. Pada keadaan malnutrisi, tubuh berdaptasi dengan menggunakan cadangan protein
C. Perubahan fisiologis pada malnutrisi bersifat irreversible meskipun diberikan asupan protein.
D. Malnutrisi terjadi karena peningkatan mediator inflamasi seperti TNF dan IL-1 dan
menurunnya degradasi protein
E. Malnutrisi energi protein berat ditandai dengan penurunan berat badan >10%, albumin serum
< 2,1mg/dl

Referensi Kemala Sari Nina. Gangguan Nutrisi Pada Usia


Lanjut. Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi VI Jilid
II: hal 441-448

Nama Peserta Dr.Asyura


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Imobilisasi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Komplikasi
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang pria 76 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan keluhan sesak napas secara tiba-tiba, batuk ada
sesekali disertai dahak namun 1 jam yang lalu dahak bercampur bercak darah, pasien telah menderita
stroke sejak 6 bulan terakhir. Sejak saat itu pasien hanya dapat berbaring di tempat tidur pasien juga
mengalami kesulitan menelan, untuk makan dan minum pasien di bantu oleh kedua anaknya secara
bergantian. Menurut keluarga 1 bulan ini pasien makan hanya sedikit, asupan makanan berkurang,
pasien diketashui menderita diabetes sejak 20 tahun terakhir, riwayat hipertensi tidak ada, riwayat
merokok namun telah berhenti 3 tahun terakhir. Pada pemeriksaan fisik IMT 20.4, TD 90/60 mmhg,
Nadi 126x/menit, pernapasan 30x/menit, udem tungkai unilateral.
Pemeriksaan skirining paling tepat pada pasien-pasien seperti diatas adalah
A. D-Dimer, pletismografi, aPTT
B. D-Dimer, Fibrinogen, PT, aPTT
C. D-Dimer dan Fibrinogen
D. D-Dimer, PT, aPTT
E. D-Dimer dan pletismografi

Referensi Siti Setiati, Arya Govinda, Imobilisasi pada usia


lanjut, IPD edisi VI;3762
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr.Asyura


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Imobilisasi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Etiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 68 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan keluhan lemas, selama 1 minggu terakhir
lebih sering berbaring saat kekamarmandi pasien dibantu, pasien diketahui menderita diabetes dan
menggunakan insulin sejak 2 tahun terakhir, pasien juga menderita stroke ringan sejak 3 tahun terakhir,
1 tahun terakhir pasien terdiagnosa OA genu bilateral, 2 minggu terakhir pasien menderita hipertrofi
prostat dan mengkonsumsi obat dari dokter urologi. Pada pemeriksaan fisik tekanan darah saat ini
normal saat berbaring, tanda vital dan motoric tidak ditemukan kelainan.
Apakah kemungkinan paling mungkin yang menyebabkan pasien cenderung berbaring?
A. Penggunaan Insulin cenderung menybabkan hipoglikemik pada pasien
B. Penggunaan obat alpha blocker menyebabkan gangguan vestibuloserebral
C. Penggunaan obat alpha blocker yang menyababkan hipotensi postural
D. Penggunaan obat 5 alpha reductase menyebabkan gangguan keseimbangan
E. Penggunaan finasteride menyebabkan hipotensi postural

Referensi Siti Setiati, Arya Govinda. Imobilisasi pada usia


lanjut, IPD Edisi VI; 3761
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta Dr.Asyura


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Sinkop/ACS
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis / Pengkajian
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 72 tahun, pensiunan PNS, dibawa ke RS karena penurnan kesadaran perlahan-lahan,
disertai sering bicara tidak nyambung dan respon yang lambat bila diajak bicara, pasien belum pernah
mengalami hal ini sebelumnya. Tiga hari yang lalu pasien demam, batuk disertai dengan dahak kuning
kehijauan dan mengkonsumsi ampicillin dan paracetamol tiga hari terakhir. Pemeriksaan fisik
didapatkan: Kesadaran berkabut, TD 130/90 mmHg, N 92x/m, RR 26x/m, SB 37,4 C, pemeriksaan
fisik ditemukan ronchi kasar di basal bilateral. Hasil lab: Hb 11,2 g/dl, Leukosit 12.300 /mm3,
trombosit 270.000/mm3, GDS 102, Na 137 mEq/l, K 3,6 mEq/l, Albumin 3,0mg/dl. Foto Thorax
Infiltrat pada paru bilateral. Pasien 1 minggu ini menggunakan ranitidine karena sering nyeri ulu
hatinya.
Pernyataan yang tepat mengenai kasus diatas adalah?
A. Penggunaan paracetamol dapat menstimulus aktifitas neurotransmiter
B. Penggunaan antibiotik ampicillin menyebabkan peningkatan neurotransmiter
C. Droperidol merupakan pilihan utama kasus di atas
D. Ranitidin merupakan salah satu faktor perdisposisi karena mengganggu faal neurotransmisi otak
E. Peningkatan Neurotransmiterasetilkolin sering dihubungkan dengan kasus tersebut

Referensi Czeresna h Soejono, 2014 Sindrom delirium, IPD


Edisi VI. Jilid 3798

Nama Peserta Dr.Kartika handayani


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Iatrogenik
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis / Pengkajian
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang laki-laki usia 80 tahun datang dengan keluhan sering pingsan. Keluarganya
mengatakan pasien sudah 2x pingsan dengan durasi sekitar 5 menit, tidak ada keluhan
kelemahan pada badan. Pasien diketahui memiliki riwayat pemasangan stent 10 tahun lalu,
riwayat stroke 5 tahun lalu, diabetes melitus dan hipertensi. Pasien juga dikatakan menderita
gangguan irama jantung. Pasien dilakukan pemeriksaan holter dikatakan ada periode
takiaritmia yang disertai dengan periode sinus arrest. Obat-obatan yang dikonsumsi pasien
adalah clopidogrel, ascardia, furosemid, bisoprolol, amiodaron, captopril, ISDN, amlodipin
dan lantus 1x10 unit dan metformin 2x500 mg. Sindrom geriatri apa yang terjadi pada pasien
di atas ?
a. Frailty
b. Iatrogenesis
c. Underdiagnosis
d. Overdiagnosis
e. Geriatric Giants

Referensi R.A.Tuty Kuswardhani. Iatrogenesis. Buku ajar ilmu


penyakit dalam Edisi VI Jilid II: hal 3790-3794

Nama Peserta Dr.Kartika handayani


Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Lingkup Bahasan Dalam Standar Jatuh


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Penatalaksanaan
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan berusia 68 tahun datang berobat ke poliklinik geriatri dengan keluhan
nyeri pada pinggul kanan. Pasien mengaku terjatuh di kamar mandi saat ingin buang air kecil.
Menurut anak pasien, lantai kamar mandi memang agak licin dan lampunya kamar mandi
kurang terang. Saat terjatuh, pasien mengatakan kepala terasa pusing dan badan lemas. Pasien
diketahui menderita hipertensi dan DM sejak 10 tahun yang lalu. Saat ini pasien rutin
mengkonsumsi obat Amlodipin 1x10 mg dan Gliquidon 2x30 mg. Pasien memiliki riwayat
stroke, OA genu bilateral, dan gangguan penglihatan. Faktor intrinsik lokal yang berperan
terhadap kejadian jatuh pada pasien ini adalah:

a. Gangguan penglihatan, obat-obatan


b. Gangguan penglihatan, OA genu bilateral
c. Gangguan penglihatan, kondisi kamar mandi
d. Gangguan fungsi kognitif, obat-obatan
e. Gangguan fungsi kognitif, OA genu bilateral

Referensi Setiati S, Purwita W Laksmi. Gangguan


Keseimbangan, Jatuh dan Fraktur. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3, Edisi VI. 2014; hal
3750

Nama Peserta Dr.Kartika handayani


Periode Ujian 41
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Jatuh
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki - laki usia 64 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri pada
lutut. Nyeri dirasakan sejak 3 tahun yang lalu dan memberat sejak 2 bulan terakhir. Pasien
utamanya mengeluh nyeri di lututnya bila bangkit dari duduk atau berjalan jauh. Pemeriksaan
yang perlu dilakukan untuk menilai adanya gangguan keseimbangan dan resiko jatuh pada
pasien diatas adalah :
A. Uji The Timed Up and Go
B. Uji Menggapai Fungsional
C. Uji Keseimbangan Berg
D. Uji Get up and go test
E. Uji Intraclass Correlation Coefficients (ICC)

Referensi Setiati S, Purwita W Laksmi. Gangguan


Keseimbangan, Jatuh dan Fraktur. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3, Edisi VI. 2014; hal
3750
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

UJIAN BOARD BATCH 41

DIVISI HOM

Kontributor :

dr. Ahmad Rudiannoor / UNAIR


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Syarif Hidayatulloh


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Sebelas Maret
Kategori Soal Hemato Onkologi Medik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Anemia Hemolitik Imun
Kompetensi
Jenis Soal Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3B
Soal
Seorang wanita 44 tahun datang ke praktekan anda dengan keluhan mudah capek,
lemas dan terkadang sesak nafas. Pasien juga sering mengeluh mudah mengantuk.
BAK pasien juga mengeluh lebih gelap. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital
dalam batas normal. Konjungtiva pasien tampak pucat disertai warna kekuningan
pada sclera, splenomegali (+) dan hepatomegali (-). Dari pemeriksan laboratorium
darah didapatkan Hb 9 g/dl, MCV dan MCH normal, retikulosit meningkat dan
bilirubin indirek meningkat. Pasien dilakukan pemeriksan DAT dengan hasil (+).
Akhirnya pasien dinyatakan terkena Anemia Hemolitik Autoimun. Apakah yang
dimaksud dengan pemeriksaan DAT pada pasien ini ?
A. Indirect Antiglobulin Test (Indirect Coomb’s Test) yaitu pemeriksaan untuk
mendeteksi autoantibody yang terdapat pada serum, dimana serum pasien
direaksikan dengan sel-sel reagen, immunoglobulin yang beredar pada serum
akan melekat pada sel-sel reagen dan dapat dideteksi dengan antiglobulin sera
dengan terjadinya aglutinasi.
B. Direct Antiglobulin Test (Direct Coomb’s Test) yaitu sel eritrosit pasien
dicuci dari protein-protein yang melekat dan direaksikan dengan antiserum
atau antibody monoclonal terhadap berbagai immunoglobulin dan fraksi
komplemen, terutama IgG dan C3d, bila pada permukaan sel terdapat salah
satu atau kedua IgG dan C3d maka akan terjadi aglutinasi.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

C. Indirect Antiglobulin Test (Indirect Coomb’s Test) yaitu pemeriksaan untuk


mendeteksi autoantibody yang terdapat pada serum, dimana serum pasien
direaksikan dengan sel-sel reagen, immunoglobulin yang beredar pada serum
akan melekat pada sel-sel reagen dan dapat dideteksi dengan antiglobulin sera
dengan tidak terjadinya aglutinasi.
D. Direct Antiglobulin Test (Direct Coomb’s Test) yaitu sel eritrosit pasien
dicuci dari protein-protein yang melekat dan direaksikan dengan antiserum
atau antibody monoclonal terhadap berbagai immunoglobulin dan fraksi
komplemen, terutama IgG dan C3d, bila pada permukaan sel terdapat salah
satu atau kedua IgG dan C3d maka tidak akan terjadi aglutinasi.
E. Indirect Antiglobulin Test (Indirect Coomb’s Test) yaitu pemeriksaan untuk
mendeteksi autoantibody yang terdapat pada serum, dimana serum pasien
direaksikan dengan sel-sel reagen, immunoglobulin yang beredar pada serum
akan melekat pada sel-sel reagen dan dapat dideteksi dengan antiglobulin sera
dengan terjadi atau tidak terjadinya aglutinasi.

Referensi Widayati K, Pardjono E.2014. Anemia


Hemolitik Imun. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid II : 2607-
2613

Nama Peserta dr. Syarif Hidayatulloh


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Sebelas Maret
Kategori Soal Hemato Onkologi Medik
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Lingkup Bahasan Dalam Standar Anemia Hemolitik Imun


Kompetensi
Jenis Soal Penatalaksanaan
Tingkat Kompetensi 3B
Soal
Seorang laki-laki 42 tahun datang ke praktekan anda dengan keluhan mudah capek,
lemas, mudah mengantuk, terkadang sesak nafas dan BAK dirasa jadi keruh seperti
teh. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal. Konjungtiva
pasien tampak pucat disertai warna kekuningan pada sklera, splenomegali (+) dan
hepatomegali (-). Dari pemeriksan laboratorium darah didapatkan Hb 8,9 g/dl, MCV
dan MCH normal, retikulosit meningkat dan bilirubin indirek meningkat. Gambaran
darah tepi didapatkan sferosit, skistosit, sel helmet dan retikulosit. Pasien dilakukan
pemeriksan DAT dengan hasil (+). Akhirnya pasien dinyatakan terkena Anemia
Hemolitik Autoimun. Terkait adanya splenomegali pada pasien ini, kapankah pasien
dengan Anemia Hemolitik Imun dipertimbangkan untuk dilakukan splenektomi ?
A. Bila terapi steroid tidak adekuat atau tidak bisa dilakukan penurunan dosis
selama 1 bulan.
B. Bila terapi steroid tidak adekuat atau tidak bisa dilakukan penurunan dosis
selama 2 bulan.
C. Bila terapi steroid tidak adekuat atau tidak bisa dilakukan penurunan dosis
selama 3 bulan.
D. Bila telah diberikan terapi rituximab
E. Bila telah dilakukan terapi transfusi

darah

Referensi Widayati K, Pardjono E.2014. Anemia


Hemolitik Imun. Buku Ajar Ilmu
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid II : 2607-


2613

Nama Peserta dr. Syarif Hidayatulloh


Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Sebelas Maret
Kategori Soal Hemato Onkologi Medik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Imun Trombositopenia Purpura (ITP)
Kompetensi
Jenis Soal Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pasien perempuan usia 40 tahun datang ke praktekan anda dengan keluhan sering
mimisan dan gusi berdarah sejak 3 bulan terakhir dan akhir-akhir ini jadi lebih sering.
Pasien juga mengaku ada bintik kemerahan dan lebam yang tidak nyeri di bagian kaki
dan tangan. Pasien masih haid teratur namun haid yang terakhir dirasa lebih banyak
dari biasanya. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal.
Konjungtiva tidak pucat, tidak didapatkan limfadenopati dan didapatkan area troube
pekak. Dari pemeriksaan laboratorium darah didapatkan Hemoglobin normal, leukosit
normal dan angka Trombosit 20.000/uL. Dilakukan pemeriksaan darah tepi dan
didapatkan gambaran megakariosit. Pasien juga dilakukan pemeriksan BMP dan
didapatkan hasil banyak megakariosit dan agranuler. Pasien akhirnya didiagnosis ITP
dan dilakukan tatalaksana sesuai standar. Pada pasien ITP yang melakukan terapi, ada
risiko untuk terjadinya kondisi ITP refrakter kronik, apakah yang dimaksud dengan
hal tersebut?
A. ITP refrakter kronik ditegakan bila ditemukan ITP menetap lebih dari 3 bulan,
gagal berespon dengan splenektomi, angka trombosit < 30.000 uL.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

B. ITP refrakter kronik ditegakan bila ditemukan ITP menetap lebih dari 6
bulan, gagal berespon dengan splenektomi, angka trombosit < 30.000 uL.
C. ITP refrakter kronik ditegakan bila ditemukan ITP menetap lebih dari 3
bulan, gagal berespon dengan splenektomi, angka trombosit < 20.000 uL.
D. ITP refrakter kronik ditegakan bila ditemukan ITP menetap lebih dari 6
bulan, gagal berespon dengan splenektomi, angka trombosit < 20.000 uL.
E. ITP refrakter kronik ditegakan bila ditemukan ITP menetap lebih dari 1
bulan, gagal berespon dengan splenektomi, angka trombosit < 30.000 uL.

Referensi Purwanto I.2014. Putpura


Trombositopenia Imun. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid II : 2778-
2788

Nomor Soal 1

Nama Peserta dr. Mohamad Qurtubi Ali

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal Hemato-Onkologi Medik

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Anemia Aplastik

Jenis Soal Diagnosis


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Wanita 29 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan gusi berdarah, mudah memar
dan seluruh badan terasa lelah, keluhan baru dirasakan kurang lebih 1 minggu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pasien compos mentis dengan tekanan darah 120/70
nadi 86x/menit RR 20x/menit, suhu 36.70C.

Langkah selanjutnya untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini, kecuali :

a. Pemeriksaan darah Lengkap dengan hitung jenis leukosit

b. Hitung Retikulosit

c. Biopsi Sum-sum tulang

d. Pemberian klastogenik diepoksibutan

e. Pemeriksaan Flow cytometry darah arteri

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi VI Jilid II Bab 30 Sub bab
Anemia Aplastik halaman 2646-
2656
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nomor Soal 2

Nama Peserta dr. Mohamad Qurtubi Ali

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal Hemato-Onkologi Medik

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gangguan hemostasis pada DM

Jenis Soal Patofisiologi dan Etiologi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Berikut ini yang bukan merupakan gangguan pengaturan hemostasis pada penderita
Diabetes Melitus adalah :

a. Peningkatan kadar fibrinnogen

b. Peningkatan aktivitas faktor VII

c. Peningkatan agregasi trombosit

d. Peningkatan kadar urokinase

e. Peningkatan kadar Plasminogen aktivator inhibitor-1


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi VI Jilid II Bab 31 Sub bab
Gangguan hemostasis pada DM
halaman 2807-2808

Nomor Soal 3

Nama Peserta dr. Mohamad Qurtubi Ali

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal Hemato-Onkologi Medik

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Gangguan Hemostasis pada sirosis


hati

Jenis Soal Terapi/Manajemen

Tingkat Kompetensi 4A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Berikut ini merupakan penatalaksanaan perdarahan pada sirosis hati, kecuali :

a. Transfusi darah

b. Pemberian Heparin

c. Antifibrinolisis dengan epsilon amino caproic acid

d. Beta Blocker

e. Skleroterapi

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi VI Jilid II Bab 31 Sub bab
Gangguan Hemostasis pada sirosis
hati halaman 2800-2806
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nomor Soal 1

Nama Peserta dr. Akhmad Rudiannoor

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal HOM

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi HL

Jenis Soal Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Pria 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam hilang timbul dan
berkeringat malam hari dalam 6 bulan terakhir. Demam menetap selama 7-10 hari dan
menghilang selama 1 minggu sebelum muncul kembali. Selama periode ini, pasien
menyadari 2 benjolan tidak nyeri pada lehernya yang perlahan membesar ukurannya.
Dalam 1 tahun terakhir, pasien berat badannya menurun sebesar 8,2 kg. 2 tahun yang
lalu, pasien mempunyai riwayat radang tenggorokan dan demam, saat itu didiagnosa
infeksi mononucleosis. Pasien merokok 1 pack per hari selama 10 tahun terakhir.
Pasien tidak ada riwayat minum alkohol. Pekerjaannya mengharuskannya setiap bulan
untuk travel ke Afrika dan Asia. Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan. Tanda vital
pasien suhu 390C, nadi 90/menit, RR 20x/menit, dan TD 105/60 mmHg. Pemeriksaan
fisik didapatkan 2 benjolan, nontender, kelenjar getah bening terfiksasi pada kedua
sisi leher. Pemeriksaan mikroskopik pada spesimen biopsi seperti gambar di bawah.
Diagnosa pada pasien ini adalah...
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi HL

Jenis Soal Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Pria 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam hilang timbul dan
berkeringat malam hari dalam 6 bulan terakhir. Demam menetap selama 7-10 hari dan
menghilang selama 1 minggu sebelum muncul kembali. Selama periode ini, pasien
menyadari 2 benjolan tidak nyeri pada lehernya yang perlahan membesar ukurannya.
Dalam 1 tahun terakhir, pasien berat badannya menurun sebesar 8,2 kg. 2 tahun yang
lalu, pasien mempunyai riwayat radang tenggorokan dan demam, saat itu didiagnosa
infeksi mononucleosis. Pasien merokok 1 pack per hari selama 10 tahun terakhir.
Pasien tidak ada riwayat minum alkohol. Pekerjaannya mengharuskannya setiap bulan
untuk travel ke Afrika dan Asia. Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan. Tanda vital
pasien suhu 390C, nadi 90/menit, RR 20x/menit, dan TD 105/60 mmHg. Pemeriksaan
fisik didapatkan 2 benjolan, nontender, kelenjar getah bening terfiksasi pada kedua
sisi leher. Pemeriksaan mikroskopik pada spesimen biopsi seperti gambar di bawah.
Diagnosa pada pasien ini adalah...
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

a. Non Hodgkin Lymphoma

b. Hodgkin Lymphoma

c. Chronic lymphocytic leukemia

d. Infeksi EBV

e. AML

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi VI Jilid III Bab 392 Penyakit
Hodgkin halaman 2987-2991
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nomor Soal 2

Nama Peserta dr. Akhmad Rudiannoor

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal HOM

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi HL

Jenis Soal Pemeriksaan Penunjang

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Pria 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam hilang timbul dan
berkeringat malam hari dalam 6 bulan terakhir. Demam menetap selama 7-10 hari dan
menghilang selama 1 minggu sebelum muncul kembali. Selama periode ini, pasien
menyadari 2 benjolan tidak nyeri pada lehernya yang perlahan membesar ukurannya.
Dalam 1 tahun terakhir, pasien berat badannya menurun sebesar 8,2 kg. 2 tahun yang
lalu, pasien mempunyai riwayat radang tenggorokan dan demam, saat itu didiagnosa
infeksi mononucleosis. Pasien merokok 1 pack per hari selama 10 tahun terakhir.
Pasien tidak ada riwayat minum alkohol. Pekerjaannya mengharuskannya setiap bulan
untuk travel ke Afrika dan Asia. Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan. Tanda vital
pasien suhu 390C, nadi 90/menit, RR 20x/menit, dan TD 105/60 mmHg. Pemeriksaan
fisik didapatkan 2 benjolan, nontender, kelenjar getah bening terfiksasi pada kedua
sisi leher. Pemeriksaan mikroskopik pada spesimen biopsi seperti gambar di bawah.
Hal di
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

bawah ini yang mendukung temuan pada pasien ini adalah

a. Proliferasi sel limfosit monomorfik pada biopsi

b. IgM dan IgG antigen capsid anti-viral positif

c. Sel CD 15/30 positif

d. Gambaran darah tepi didapatkan auer rods

e. Leukosit >500.000/mikroL

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi VI Jilid III Bab 392 Penyakit
Hodgkin halaman 2987-2991
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nomor Soal 3

Nama Peserta dr. Akhmad Rudiannoor

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal HOM

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi CLL

Jenis Soal Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Pria 70 tahun datang ke dokter Sp.PD K-HOM dengan keluhan kecapekan yang
hilang timbul. Mempunyai riwayat sakit hipertensi dan DM tipe 2. Pasien seorang
pensiunan ahli kimia. Obat-obatan yang dikonsumsi Ramipril saja. Suhu tubuhnya
37.80C, nadi 72x/menit, RR 18x/menit, TD 130/70 mmHg. Pemeriksaan fisik
didapatkan limfadenopati servikal dan axilaris nontender. Spleen teraba 7 cm di
bawah margin kosta. Hasil laboratorium leukosit 12.000/mm3 dan platelet
210.000/mm3. Evaluasi lebih lanjut bisa didapatkan....

a. Ringed sideroblast

b. Formasi rouleaux
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

c. Hypergammaglobulinemia

d. Sel teardrop

e. Sel smudge

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi VI Jilid III Bab 391 Sub LNH
halaman 2975-2986

Nomor Soal 1

Nama Peserta dr. Muhammad Ade Satia Putra

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal Hematolgi dan Onkoloogi Medis

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Nyeri Pada Kanker

Jenis Soal Tata Laksana

Tingkat Kompetensi 4A
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Wanita 50 tahun datang ke UGD dengan keluhan rasa nyeri di perut. Rasa nyeri
dirasakan terus menerus. tidak dipengaruhi pemberian makan dan perubahan posisi.
Pasien sudah berobat dan mendapat obat namun keluhan tidak berkurang. Nyeri
dirasakan sejak1 bulan ini dan membuat pasien tidak mampu aktivitas sehari hari..
Pasien merupakan ibu rumah tangga, memilik 5 orang anak. Pasien ddiagnosis
menderita karsinoma serviks dan terdapat penyebaran tumor di kandung kemih.
Pasien sudah menjalani kemoterapi dan radioterapi komplit. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien compos mentis dengan tekanan darah 130/90 nadi 94x/menit RR
22x/menit, suhu 36.70C, VAS skor 6.

Penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini adalah …

a. Paracetamol

b. Kodein

c. Fentanil patch

d. Morphine

e. Natrium diklofeak

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi VI Jilid III Bab 33 Sub bab
Penanggulangan Nyeri Pada Kanker
laman 2938-2941
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nomor Soal 2

Nama Peserta dr. Muhammad Ade Satia Putra

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal Hematolgi dan Onkoloogi Medis

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Nausea dan Muntah Karena


Kemoterapi

Jenis Soal Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Laki-laki 60 tahun datang ke UGD dengan keluhan mual muntah sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit. Muntah sebanyak 5x sehari. Pasien tidak nafsu makan dan badan
semakin lemas. Pasien diketahui menderita karsinoma gaster dengan terdapat anak
sebar di limpa. Pasien menjalani kemoterapi sejak 3 bulan ini. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien compos mentis, lemah, dengan tekanan darah 90/60, nadi
90x/menit RR 16x/menit, suhu 37.7 C.Pasien mendapat perawatan di rumah sakit,
mendapat infus asam amino, injeksi ondansentron dan omeprazole. Setelah beberapa
hari, kondisi membaik, pasien rawat jalan.

Agen kemoterapi yang dapat menyebabkan kondisi pada pasien ini adalah …

a. Siklofosfamid
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

b. Metotreksat

c. Vinkritsin

d. Doksorubisin

e. Bleomisin

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi VI Jilid III Bab 33 Sub bab
Terapi Suportif Pada Kanker laman
2921-2937

Nomor Soal 3

Nama Peserta dr. Muhammad Ade Satia Putra

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal Hematolgi dan Onkoloogi Medis

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Nausea dan Muntah Karena


Kemoterapi

Jenis Soal Tatalaksana


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Tingkat Kompetensi 3B

Soal

Wanita 58 tahun datang ke UGD dengan keluhan lemas dirasakan diseluruh tubuh
sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Lemas tidak dipengaruhi aktivitas,
pemberian makan minum. Pasien mnyangkal terdapat muntah dan diare. Bicara pelo,
kelemahan anggota gerak sesisi disangkal. Pasien diketahui menderita small lung cell
karsinoma dan sudah mnjalani kemoterapi sejak 3 bulan ini. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien compos mentis, lemah, dengan tekanan darah 140/90, nadi
89x/menit RR 23x/menit, suhu 37.0 C. Pemeriksaan fisik tidak ditemukan parese
nervskranialis dan reflek patologis negatif. Pemeriksaa laboratium: Hb.9.0, Leu.4.500,
Tr.145rb, GDS.90, Na.131 K.2.0 Cal.1.18, AGD: pH.7.55 PCO2 40 HCO3 35 BE
+15 TCO2 25 Sat.O2
98 % Laktat. 1.0.

Terapi pilhan pada pada pasien ini adalah …

a. Bifosfonat

b. Demeklosiklin

c. Aminoglutetimid

d. Eritropoetin

e. Kemoterapi sensitif + ketokonazol


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi VI Jilid III Bab 33 Sub bab
Sindom Praneoplastik halaman
2951-2957

Nomor Soal 1

Nama Peserta dr. Tri Kusumo

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal Hemato Onkologi Medik

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Trombosis Vena Dalam

Jenis Soal Tata Laksana

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang laki-laki umur 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan utama nyeri dan
bengkak pada kaki kiri. Nyeri dirasakan kurang lebih 3 hari terakhir dan dirasakan
semakin berat. Riwayat kebiasaan: pasien merokok 1-2 bungkus setiap hari, riwayat
DM (+) kurang lebih 5 tahun, riwayat hipertensi disangkal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan edema tungkai unilateral, eritema, teraba hangat, nyeri tekan, pembuluh
darah superfisial teraba dan Homan sign (+). Hasil laboratorium hemostasis yang
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

diharapkan pada kasus tersebut adalah:

a. D-dimer meningkat dan antitrombin meningkat

b. D-dimer meningkat dan antitrombin menurun

c. D-dimer meningkat dan antitrombin normal

d. D-dimer menurun dan antitrombin meningkat

e. D-dimer menurun dan antitrombin menurun

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi VI Jilid II Bab 31 Sub bab
Trombosis Vena Dalam dan Emboli
Paru halaman 2820-2821

Nomor Soal 2

Nama Peserta dr. Tri Kusumo

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal Hemato Onkologi Medik

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Hemofilia A dan B


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Jenis Soal Tata Laksana

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang laki-laki umur 30 tahun mengeluh nyeri dan bengkak pada lutut kanan
setelah terjatuh satu hari yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan nyeri tekan, edema,
hematoma pada R. Genu Dextra, serta keterbatasan gerak. Pasien pernah mengalami
perdarahan yang sulit berhenti pada saat dilakukan tindakan cabut gigi. Pasien
direncanakan akan mendapat terapi pengganti faktor pembekuan, terapi suportif yang
benar pada pasien ini adalah:

a. Diberikan analgetik aspirin


b. Kompres hangat pada perdarahan akut
c. Mobilisasi sendi sesegera mungkin
d. Diberikan kortikosteroid
e. Diberikan warfarin

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi VI Jilid II Bab 30 Sub bab
Hemofilia A dan B halaman 2744-
2748
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nomor Soal 3

Nama Peserta dr. Tri Kusumo

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal Hemato Onkologi Medik

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Koagulasi Intravaskular Diseminata

Jenis Soal Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Pada kasus KID (koagulasi Intravaskular Diseminata) diagnosis ditegakkan dengan


sistem skoring The International Society for Thrombosis dan Haemostasis (ISTH),
berikut yang tidak termasuk di dalam skoring tersebut adalah:

a. Hitung trombosit
b. Kadar fibrinogen
c. PT
d. aPTT
e. D-Dimer
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi VI Jilid II Bab 31 Sub bab
Koagulasi Intravaskular Diseminata
halaman 2791-2795

Nomor Soal 1

Nama Peserta dr.Nazly Muhammad Askar

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal HOM

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Sindrom Lisis Tumor

Jenis Soal Tata Laksana

Tingkat Kompetensi 4A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Wanita 40 tahun dalam perawatan hari ke 4, mengeluhkan menggigil, tidak nyaman di


dada, terasa kram dan pusing, BAK pasien 2x/hari sejak 1 hari yang lalu. Dari
pemeriksaan fisik kesadaran E4V5M6, TD 100/70, HR 66x/menit, RR 24x/menit, T
36.8 0C. Laboratorium Hb 9,7 Leukosit 0,14x103 Trombosit 234x103 Hematokrit
31,40% Kreatinin 4,58 BUN 125 mg/dl. K 6,3 mmol/L, Fosfat 14,4 mmol/L, Kalsium
5,49 mg/dL, asam urat 15,8, AGD PH 7.20 PCO2 30 PO2 99 BE -16.5 HCO3 -11.7
SPO2 100. Urin output 300cc/24 jam. Pasien sedang menjalani kemoterapi AML hari
ke2 dengan regimen Cytarabine dan Daunorubicin.

Penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini adalah …

a. Lanjutkan kemoterapi, hidrasi, inj. Ca glukonas, insulin, natrium bikarbonat,


Allopurinol
b. Hentikan kemoterapi, hidrasi, inj. Ca glukonas, insulin, natrium bikarbonat,
Allopurinol
c. Hentikan kemoterapi, hidrasi, inj. Ca glukonas, insulin, natrium bikarbonat,
Allopurinol, OAINS, Hemodialisa
d. Lanjutkan kemoterapi, hidrasi, inj Ca glukonas, insulin, natrium bikarbonat,
Allopurinol, OAINS, Hemodialisa
e. Hentikan kemoterapi, hidrasi, inj. Ca glukonas, insulin, natrium
bikarbonat, Allopurinol, Hemodialisa
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi VI Jilid III Bab 43 Sub BAB
Kegawatan Onkologi dan Sindrom
Paraneoplastik halaman 4143 - 44
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nomor Soal 2

Nama Peserta dr.Nazly Muhammad Askar

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal HOM

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Sindrom Vena Kava Superior

Jenis Soal Tata Laksana

Tingkat Kompetensi 3B

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Laki – laki 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas, wajah terasa penuh,
batuk, nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 N 124x/menit RR
26x/menit SPO2 98 %, distensi vena leher, oedem wajah, oedem bahu sampai dengan
lengan. Rontgen Thorax : didapatkan gambaran radioopaque pada paru kanan.

Penatalaksanaan pada pasien ini adalah …

a. Radioterapi
b. Metal stent
c. Kortikosteroid
d. Kemoterapi
e. Semua benar
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi VI Jilid III Bab 43 Sub BAB
Kegawatan Onkologi dan Sindrom
Paraneoplastik halaman 4139 - 41

Nomor Soal 3

Nama Peserta dr.Nazly Muhammad Askar

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal HOM

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kompresi Medula Spinalis

Jenis Soal Tata Laksana

Tingkat Kompetensi 3B

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Wanita 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri punggung yang semakin
bertambah berat bila batuk, mengedan dan bergerak. Selain itu, pasien juga mengeluh
lemas, BAK dan BAB tidak terkontrol. 2 bulan yang lalu pasien didiagnosis
mempunyai kanker payudara yang sudah menyebar ke liver. Rontgen Thorakolumbal
: didapatkan lesi litik pada Vertebra Thorakalis 5-7 dan Lumbalis 2-3. VAS 7 pada
regio thorax posterior.

Penatalaksanaan pada pasien ini adalah …

a. Inj Dexamethasone 10 mg iv
b. Inj Hidrokortison 100 mg iv
c. Tramadol 50 mg/12 jam
d. Codein 10mg/12 jam
e. Semua salah

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi VI Jilid III Bab 43 Sub BAB
Kegawatan Onkologi dan Sindrom
Paraneoplastik halaman 4141

Nomor Soal 1

Nama Peserta dr. R. Eko Priambodo


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Kategori Soal Hemato Onkologi Medik

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Neoplasma Of The Head and Neck

Jenis Soal Terapi

Tingkat Kompetensi 3A

Soal

Seorang pasien laki-laki datang dengan keluhan utama benjolan dileher 3 bln
ini. Os juga mengeluhkan hidung tersumbat, mimisan dan sulit menelan. Penurunan
berat badan dijumpai. Pada hasil histopatologi dijumpai karsinoma tidak
berdiferensiasi. Dari hasil CT scan diperoleh massa pada nasofaring dan fossa nasal,
dan pada kelenjar limfe diperoleh metastase bilateral, 6 cm dalam dimensi terbesar di
atas fosa supraklavikula. Namun belum ditemukan penyebaran ke organ lainnya.
Maka terapi yang dapat dilakukan pada pasien berikut adalah

a. neoadjuvan

b. kemoradiasi

c. brakiterapi

d. reseksi

e. Radiasi eksterna
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Jack Z. Karsinoma Nasofaring.


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Dalam Buku ajar ilmu penyakit


dalam edisi VII. Editor : Siti Setiati,
Idrus Alwi, Aru W. Sudoyo,
Marcellus S.K, Bambang S, Ari
Fahrial S. Interna Publishing. 2014.

Nomor Soal 2

Nama Peserta dr. R. Eko Priambodo

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal Hemato Onkologi Medik

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Neoplasma Of The Head and Neck

Jenis Soal Diagnosis

Tingkat Kompetensi 3A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Laki – laki, 54 tahun dengan keluhan benjolan pada leher kanan sejak 7 bulan
terakhir yang semakin lama semakin membesar, disertai demam naik turun dan
keringat berlebihan. Pada pemeriksaan fisik dijumpai pembesaran KGB colli sinistra
ukuran diameter 5 cm, immobile, nyeri tekan (-), dan dijumpai pembesaran KGB
pada axilla sinistra dan inguinal dextra sinistra. Hasil laboratorium didapatkanHb 10.7
g/dl, leukosit 8500 u/l, platelet 254000 u/l. hasil histopatologi pasien tersebut adalah
diffuse large B cell lymphoma. Stadium penyakit tersebut menurut Ann Arbor:

a. Stadium I

b. Stadium IIA

c. Stadium IIB

d. Stadium IIIA

e. Stadium IIIB

Referensi A Harryanto Reksodiputro,


Cosphiadi 2014. Limfoma Non-
Hodgkin (LNH).. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III:hal
2975-2980
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nomor Soal 3

Nama Peserta dr. R. Eko Priambodo

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal Hemato Onkologi Medik

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Neoplasma Of The Head and Neck

Jenis Soal Terapi

Tingkat Kompetensi 3A

Soal

Laki-laki 45 tahun datang ke poliklinik ilmu penyakit dalam. Keluhan benjolan


di daerah leher, axilla, dan inguinal sejak 2 bulan terakhir. Demam sumer-sumer,
penurunan berat badan sekitar 7kg dalam 2 bulan terakhir, keringat malam disangkal.
Badan dirasakan lemas. Riwayat batuk lama disangkal. Pekerjaan sebagai petani.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan hemodinamik stabil dan konjungtiva anemis,
limfadenopati multiple di region colli, axilla dan inguinal. Hb 7.8 g/dl; leukosit
10.800
/uL; trombosit 257.000/uL, fungsi jantung, renal dan liver normal. LDH 1180 U/L,
pemeriksaan biopsy didapatkan kesan diffuse large B-cell lymphoma dengan CD20
positif. Pemilihan terapi yang disarankan pada pasien tersebut adalah:

a. Kemoterapi regimen cisplatin + doksorubisin + vinkristin + prednisone + rituximab

b. Kemoterapi regimen siklofosfamid + doksorubisin + vinkristin + prednisone +


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

rituximab

c. Kemoterapi regimen Adriamycin + bleomycin + vinblastine + dacarbazin


+ rituximab

d. Kemoterapi regimen siklofosfamid + oncovin + procarbazine + prednisone +


rituximab

e. Kemoterapi regimen metotreksat + leukovorin + sitarabin + rituximab

Referensi Reksodiputro AH, Irawan C. 2014.


Limfoma non-hodgkin (LNH).
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi. hal 2983

Nomor Soal 1

Nama Peserta dr. Cherelia Dinar P. A

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal Hematologi


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Thalassemia

Jenis Soal Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang wanita 25 tahun datang ke RS untuk melakukan medical check up. Pada saat
ini pasien tidak ada keluhan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tensi 110/70mmHg,
nadi 84 kali/menit, RR 18 kali/ menit dan temperatur 36,8. Pemeriksaan fisik
didapatkan kulit tampak pucat dan konjungtiva juga pucat, limpa teraba schuffner 1,
hepar tidak teraba. Pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb 10,7g/dl, hct 37%, MCV
70 fl, MCH 22 pg, retikulosit 2,2%, trombosit 300.000/ul, dan leukosit 7800/ul.

Berdasarkan data di atas, maka masalah yang paling mungkin pada pasien ini adalah:

a. Anemia defisiensi besi

b. Thalassemia

c. Anemia penyakit kronik

d. Sindrom sickle cell

e. Anemia hemolitik autoimun


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Edisi VI Jilid III Bab 30 Sub bab


Hematologi halaman 2623-2630

Nomor Soal 2

Nama Peserta dr. Cherelia Dinar P. A

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal Hematologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Anemia Penyakit Kronik

Jenis Soal Tatalaksana

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang wanita 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan pusing nggliyer dan
mudah lelah. Pasien juga mengelihkan jantung berdebar-dehar dalam seminggu ini.
Sebelumnya pasien dikonsulkan dari bagian Obsgyn dengan Ca cerviks stadium IIIa
dan direncanakan operasi elektif. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tensi 90/60
mmHg, pernafasam 26 kali/menit, nadi 106 kali/menit, suhu 36,5. Dijumlai
konjungtiva palpebra inferior pucat, atrofi papil lidah (-), stomatitis angularis (-),
organomegali (-). Pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb 6,4 g/dl, AL 6500, AT
235.000., hct 18,6%, MCV 72 fl, MCH 25 pg. pada pemeriksaan morfologi darah tepi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

kesan anemia hipokromik mikrositer, kadar besi serum rendah, serum feritin normal,
TIBC menurun, hitung retikulosit sedikit meningkat.

terapi yang paling tepat untuk pasien di atas adalah:

a. Pemberian eritropoietin

b. Pemberian preparat besi

c. Pemberian transfusi darah PRC

d. Pemberian transfusi darah whole blood

e. Pemberian preparat besi dan transfusi darah PRC

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi VI Jilid III Bab 30 Sub bab
Hematologi halaman 2642-2645

Nomor Soal 3

Nama Peserta dr. Cherelia Dinar P. A

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal Hematologi


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Polisitemia vera

Jenis Soal Tatalaksana

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang laki-laki usia 65 tahun datang dengan keluhan sering sakit kepala, mudah
lelah, kadang disertai telinga berdenging. Pasien menderita penyakit paru dan jantung.
Sebelumnya pasien merupakan seorang perikok berat sejak muda dan baru berhenti
merokok sejak 4 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik pasien didapatkan TD 130/80
mmHg, nadi 92 kali/menit, Rr 24 kali/menit, temperatur 36,5. Pemeriksaan thorax
didapatkan barrel chest dan udem di kedua tungkai. Pasien saat ini membawa hasil
darah rutin dengan kadar Hb 19,3 g/dl, Hct 63 %, leukosit 4500/uL, trombosit
1.320.000/uL

Terapi utama yang paling tepat untuk pasien adalah:

a. Flebotomi 250-500 cc

b. Hidroksiurea 2x500 mg

c. Busulfan 1,8 mg/m2

d. Chlorambucil 0,1-0,2 mg/kgBB/hari

e. Aspirin 1x75 mg
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Buk Ajar Ilmu Penyakit Dalam


u VI Jilid II halaman 2663-
Edisi
2670

Nomor Soal 1

Nama Peserta dr. Hastin Mutiara Surga

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal Hematologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Anemia defisiensi G6PD (hemolitik


non imun)

Jenis Soal Tata Laksana

Tingkat Kompetensi 3B

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang turis laki-laki asal Afrika datang ke IGD karena merasa lemas sekali
beberapa hari terakhir. Dirinya pertama kali datang ke pulau Jawa untuk piknik
namun terlalu lelah setelah sebelumnya menghabiskan waktu di Indonesia bagian
timur selama beberapa minggu. Dia sempat demam saat di Maluku dan diberikan obat
malaria oleh dokter di sana. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tensi 130/80 mmHg,
nadi 110 kali/menit, RR 22 kali/ menit dan temperatur 36,8. Pemeriksaan fisik
didapatkan kulit tampak pucat dan konjungtiva juga pucat. Pemeriksaan darah rutin
didapatkan Hb 5,5 g/dl, urin rutin didapatkan hemoglobinuria.

Penatalaksanaan yang tepat pada pasien ini adalah:

a. Transfusi sel darah merah

b. Transfusi sel darah merah, evaluasi obat malaria

c. Transfusi sel darah merah, pemberian zat besi

d. Transfusi sel darah merah, pemberian asam folat

e. Transfusi sel darah merah, meneruskan obat malaria, pemberian zat besi, asam folat
dan antioksidan

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi VI Jilid III Bab 30 Sub bab
Hematologi halaman 2641-2622

Nomor Soal 2

Nama Peserta dr. Hastin Mutiara Surga


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal Hematologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Anemia Aplastik

Jenis Soal patogenesis

Tingkat Kompetensi 3B

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang laki-laki 22 tahun datang dengan keluhan lemas, mudah letih, mimisan serta
ada bintik-bintik merah di kedua tangan dan kaki. Pasien mengatakan sudah berulang
kali rawat inap untuk mendapatkan transfusi darah. Pada pemeriksaan fisik yang
paling tampak adalah konjungtiva pucat dan petechie di keempat ekstremitas.
Pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb 7,5 g/dl, AL 2100, AT 30.000. Pasien
membawa hasil BMP yang dilakukannya 6 bulan yang lalu dengan hasil gambaran
sumsum tulang aplastik / hiposelular.

Perbedaan antara kelainan pada pasien dengan myelodiplasia hipoplastik adalah:

a. CD34 pasien merupakan target autoimun

b. CD34 pasien normal proporsinya

c. CD34 pasien > 1%

d. CD34 merupakan ekspansi klonal pada sumsum tulang pasien

e. CD34 pasien lebih tinggi dibanding pada kondisi myelodisplasia hipoplastik


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi VI Jilid III Bab 30 Sub bab
Hematologi halaman 2646-2656

Nomor Soal 3

Nama Peserta dr. Hastin Mutiara Surga

Asal FK FK Universitas Sebelas Maret

Kategori Soal Hemostasis dan trombosis

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Trombositosis essensial

Jenis Soal Tatalaksana

Tingkat Kompetensi 3A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang wanita usia 55 tahun datang untuk kontrol setelah sebelumnya periksa
dengan keluhan gatal dan nyeri di kedua kaki, pasien saat itu juga mengeluhkan mata
kabur, dan perut terasa penuh. Pemeriksaan fisik pasien didapatkan TD 130/80
mmHg, nadi 92 kali/menit, Rr 20 kali/menit, temperatur 36,5. Pemeriksaan visus saat
ini normal, dan didapatkan splenomegali. Pasien saat ini membawa hasil darah rutin
dengan kadar Hb 12 g/dl, leukosit 9800, trombosit 1.120.000.

Terapi utama yang paling tepat untuk pasien adalah:

a. Methyl prednisolon 0.5 mg / kg BB

b. Anagrelid 10 mg / kg BB

c. Interferon alfa

d. Hydroxy Urea 15 mg / kg BB

e. Aspirin dosis rendah

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi VI Jilid III Bab 31 Sub bab
Hemostasis dan trombosis halaman
2767 - 2771

Nomor Soal 1
Nama Peserta dr. Kartika Eka Pratiwi
Asal FK FK Universitas Sebelas Maret
Kategori Soal Hematologi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Lingkup Bahasan Dalam Standar Tranfusi Darah


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Reaksi hemolitik terjadi karena destruksi sel darah merah setelah tranfusi akibat darah
yang inkompatibel. Reaksi hemolitik juga dapat terjadi akibat tranfusi eritrosit yang
rusak akibat tranfusi darah yang lisis, tranfusi darah yang terinfeksi, dan tranfusi
karena lain sebagainya kecuali sebagai berikut :
a. Tranfusi darah beku
b. Paparan dextrosa 5%
c. Tranfusi dengan pemanasan yang berlebihan
d. Tranfusi darah dengan tekanan rendah
e. Injeksi air kedalam
sirkulasi
Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI
Jilid III Bab 32. Sub bab
Imunohematologi dan Tranfusi Darah
halaman 2841-2864

Nomor Soal 2
Nama Peserta dr. Kartika Eka Pratiwi
Asal FK FK Universitas Sebelas Maret
Kategori Soal Hematologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Tranfusi darah
Kompetensi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Evaluasi Terapi


Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Kriopresipitat adalah konsentrat plasma protein tertentu yang dibuat dengan
mencairkan plasma segar dan dibekukan pada suhu 40C selama 12-14 jam dan
kemudian memisahkan komponen yang berpresipitasi tersebut dengan cara
pemutaran. Kriopresipitat berisi faktor VIII, fibrinogen, faktor Von Willebrand dan
faktor XIII. Hal-hal berikut ini yang salah mengenai kriopresipitat adalah sebegai
berikut :
a. Sebelum dipakai harus dicairkan terlebih dahulu dalam waterbath bersuhu 30-370C
b. Uji Silang harus dilakukan dan diberikan saringan filter standar terhadap
plasma dan ABO sel darah merah pasien
c. Uji Silang tidak perlu dilakukan dan plasma yang diberikan sama dengan golongan
ABO sel darah merah pasien
d. Harus diberikan kepada pasien dalam waktu 6 jam setelah pencairan
e. Efek samping pemberian adalah reaksi alergi dan
demam
Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI
Jilid III Bab 32. Sub bab
Imunohematologi dan Tranfusi Darah
halaman 2841-2864

Nomor Soal 3
Nama Peserta dr. Kartika Eka Pratiwi
Asal FK FK Universitas Sebelas Maret
Kategori Soal Hematologi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Lingkup Bahasan Dalam Standar Tranfusi darah


Kompetensi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis


Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Aferesis adalah pengambilan bahan patologi atau abnormal dari sirkulasi darah pasien
dengan memakai mesin aferesis. Tindakan tersebut dapat berupa plasmaferesis,
leukaferesis, eritroferesis, tromboferesis dan immunoadsorption. Hal-hal berikut ini
yang dapat terjadi pasca prosedur aferesis adalah sebagai berikut :
a. Hiponatremi, gejala lemas, kesemutan bibir, jari tangan, pandangan gelap dan kabur
b. Hipokalemi, gejala kesemutan bibir, jari tangan, dada berdebar, pandangan gelap,
c. Hipocalsemia, gejala kesemutan bibir, jari tangan, dada tertekan, pandangangelap
d. Hipoclorida, gejala lemas, kesemutan bibir, jari tangan, pandangan gelap dan kabur
e. Hipomagnesemia, gejala spasme otot, kesemutan bibir, jari tangan, pandangan
gelap dan kabur

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI


Jilid III Bab 32. Sub bab
Imunohematologi dan Tranfusi Darah
halaman 2841-2864

Nomor Soal 1
Nama Peserta dr. Ikrimah Nisa Utami
Asal FK FK Universitas Sebelas Maret
Kategori Soal Hemato Onkologi Medik
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Nyeri pada kanker
Kompetensi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Jenis Soal Tatalaksana


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang pria 56 tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri pada leher kiri yang
dirasakan terus menerus selama 1 minggu dan terus memberat. Pasien didiagnosa
karsinoma nasofaring dan sudah menjalani kemoterapi 1 x. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 130/70 mmHg, nadi 98 x/menit, pernafasan 20 x/menit,
suhu badan 37,3 oC VAS score 7/10.
Terapi yang paling tepat diberikan pada pasien tersebut adalah :
A. Asetaminofen + codein
B. Asetaminofen
C. Tramadol + Codein
D. Fentanil
E. Tramadol + Asetaminofen

Asrul Hasral. 2014.


Penanggulangan Nyeri pada
Referensi
Kanker. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi 6. Jilid III hal.
2940-2943.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nomor Soal 2
Nama Peserta dr. Ikrimah Nisa Utami
Asal FK FK Universitas Sebelas Maret
Kategori Soal Hemato Onkologi Medik
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Tranfusi Darah
Kompetensi
Jenis Soal Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang pria 18 tahun dengan diagnosis Hemofilia A datang ke UGD malam hari
karena mengalami gusi berdarah setelah dilakukan pencabutan gigi. Setelah dilakukan
pemeriksaan fisik. Kondisi pasien stabil dengan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 90
x/menit, respirasi 20 x/ menit suhu badan 36,3oC. Pasien rencana akan diberikan
konsentrat faktor VIII namun ketersediaan kosong. Hal yang paling memungkinkan
untuk diberikan sementara sebagai pengganti faktor VIII adalah
A. Cryoprecipitated AHF
B. Fresh Frozen plasma
C. Vit K
D. Faktor IX
E. Plasma protein Fraction
Harlinda Haroen. 2014. Darah dan
Komponen: Komposisi, Indikasi dan
Referensi Cara Pemberian. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III hal.
2846-2853.

Nomor Soal 3
Nama Peserta dr. Ikrimah Nisa Utami
Asal FK FK Universitas Sebelas Maret
Kategori Soal Hemato Onkologi Medik
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Koagulasi Intravaskular Diseminata
Kompetensi
Jenis Soal Patogenesis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki, 36 tahun di antar oleh keluarganya ke Unit Gawat Darurat Rumah
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Sakit dengan keluhan penurunan kesadaran. Tiga hari sebelumnya pasien mengalami
kecelakaan lalu lintas dan terdapat luka terbuka pada betis kanan dan luka tersebut
hanya dirawat dirumah, dirumah terdapat keluhan pusing, mual dan muntah. Pasien
juga terlihat tampak mengantuk dan sulit untuk diajak berkomunikasi. pasien
dikatakan tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi maupun kencing manis. Dari
hasil pemeriksaan fisik diperoleh, GCS 345, TD: 90/70 mmHg, HR: 110x/menit,
RR:26x/menit, Tax:37,70C. Hasil pemeriksaan lab Hb 10 g/dl, PLT: 25.000, WBC:
14.000 Ur/Cr: 46/2,1 mg/dl, SGOT 45 SGPT 50. Dari Kondisi pasien tersebut diatas,
patogenesis yang dianggap berperan dalam kondisi tersebut adalah:
a. Pengaktifan sistem koagulasi secara berlebihan
b. Hambatan sistem inhibitor koagulasi
c. Hambatan fibrinolisis
d. Salah semua
e. Benar semua

Catharina Suharti. 2014. Koagulasi


Intravaskular
Referensi Diseminata Dalam: Buku Ajar Ilmu
Penyakit
Dalam Edisi VI. Bab 31 hal. 2790
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

UJIAN BOARD BATCH 41

DIVISI REUMATOLOGI

Kontributor :

dr. Zanurul Rifhan / USU


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Dewi Fuji Lestari

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Sklerosis sistemik


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patogenesis

Tingkat Kompetensi 3A

Seorang perempuan, usia 41 tahun datang dengan keluhan kulit telapak tangannya
mengeras sejak 4 bulan ini, memberat 4 hari terakhir. Pasien juga sulit membuka
mulut 1 minggu ini. Selain itu, pasien mengeluhkan adanya kembung, sulit menelan,
rasa terbakar di dada, sesak napas yang hilang timbul dan kebiruan pada jari-jari
tangan bila terkena dingin. Pasien tidak pernah berobat sebelumnya. Riwayat
hipertensi disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/100 mmHg, nadi 118
x/menit, RR 28 x/menit, didapatkan salt and pepper appearance pada kulit. Dari
pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 8,1 mg/dL, leukosit 6700/µL, trombosit
81.000/µL, BUN 72 gr/dL, SC 2,1 gr/dL, LED 115, ANA tes positif, Scl-70 positif,
anti-topoisomerase positif, dan dari foto thoraks didapatkan fibrosis paru. Riwayat
hipertensi disangkal. Apa patogenesis pada kasus ini
A. Genetik tidak berperan dalam kasus ini

B. Gangguan vaskular,inflamasi dan fibrosis salah satu yang berperan

C. Pada lingkungan infeksi virus HIV menjadi salah satu penyebab

D. Obat – obatan tidak menjadi patogenesis penyakit ini

E. Deposisi antigen pada kulit yang akhirnya masuk ke peredaran darah


dan menyebabkan fibrosis

Referensi

PDUI Sklerosis sistemik (428) Laniati


Hanijoyo hal 3277 - 3286
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Dewi Fuji Lestari

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Sklerosis sistemik


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 3A

Perempuan 37 tahun datang dengan keluhan sulit menelan yang dirasakan


sejak 6 bulan terakhir. Pasien juga megeluh sering nyeri pada ujung-ujung jari
tangan dan kaki sejak 2 tahun,terutama pada cuaca dingin. Pasien juga
mengeluh kulit di jari-jari tangan dan kaki, lengan, badan, dan wajah menjadi
mengeras. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tensi 150/90 mmHg, nadi 90 kali
per menit, RR 20 kali per menit, temperatur axila 36,9ᴼ. Gambaran salt pepper
pada kulit dan ulkus pada digiti 2 dan 3 manus dekstra. Dari pemeriksaan
penunjuang Dari pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 8,1 mg/dL, leukosit
6700/µL, trombosit 81.000/µL, BUN 72 gr/dL, SC 2,1 gr/dL, LED 115, ANA
tes positif, peningkatan LED dan terdapat antibodi topoisomerase positif.
Organ apa saja yang sering terkena pada kasus ini?

A. Ginjal, dengan manifestasi glomerulonefritis progresif cepat

B. Muskuloskletal, dengan kontraktur sendi - sendi kecil

C. Paru, dengan pneumothoraks

D. Jantung, nyeri dada, palpitasi, aritmia, perikarditis konstriktif dan CHF

E. Hematologi, dengan keluhan yang spesifik anemia aplastik


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi

PDUI Sklerosis sistemik (428) Laniati


Hanijoyo hal 3277 - 3286

Lingkup Bahasan Dalam Standar Sklerosis sistemik


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Manifestasi klinis

Tingkat Kompetens 3A

Perempuan 38 tahun datang dengan keluhan mulut susah untuk ditutup, pasien
mengatakan kulit disekitar mulut mulai mengeras yang dirasakan sejak 6
bulan terakhir. Pasien juga megeluh sering nyeri pada ujung-ujung jari tangan
dan kaki sejak 2 tahun,terutama pada cuaca dingin. Pasien juga mengeluh
kulit di jari-jari tangan dan kaki, lengan, badan, dan wajah menjadi mengeras.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tensi 180/90 mmHg, nadi 90 kali per menit,
RR 20 kali per menit, temperatur axila 36,9ᴼ. Gambaran salt pepper pada kulit
dan ulkus pada digiti 2 dan 3 manus dekstra. Dari pemeriksaan penunjuang
ditemukan peningkatan LED dan terdapat antibodi topoisomerase positif.
Apa tanda dan gejala yang khas pada kasus ini?
F. Ketidakseimbangan TNF alfa dan auto antibodi

G. Adanya deposisi kolagen hanya pada jaringan ikat

H. Kelainan pada struktur mikrovaskuler berupa hipoksia dan


hipertensi pulmonal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

I. Kelainan pada makrovakuler yang menyebabkan lesi berbentuk salt


papper
J. Mulut terbuka lebar akibat pengerasan pada kulit wajah (pursed lip)

Referensi

PDUI Sklerosis sistemik (428) Laniati


Hanijoyo hal 3277 - 3286
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Laura Ester D. Dairi

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Reumatik Ekstraartikular


Kompetensi

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana

Tingkat Kompetensi 4A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang laki-laki, 35 tahun, datang dengan keluhan nyeri lokal pada bagian medial
sendi siku kanan sejak 2 minggu dan dirasakan makin memberat. Dari anamnesa
didapatkan pasien gemar mengangkat beban di tempat fitness. Dari pemeriksaan
fisik dijumpai kekuatan menggenggam berkurang dan nyeri bertambah berat saat
lengan bawah diekstensikan dengan posisi pergelangan tangan dalam keadaan
pronasi.

Berikut ini yang merupakan tatalaksana diagnosa di atas, kecuali:


a. Kompres dengan air dingin

b. Imobilisasi dengan bidai

c. Pemberian analgetik

d. Diatermi gelombang panjang

e. Hindari penggunaan berlebihan otot lengan bawah

Referensi Blondina Marpaung. 2014. Epikondilitis


lateral (tennis elbow)dan epikondilitis
medial (golfer’s elbow) Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III, hal
3212
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Laura Ester D. Dairi


Kategori Soal Reumatologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Fibromialgia
Kompetensi

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita, 30 tahun, datang dengan keluhan mudah lelah, nyeri di sekitar bahu
dan leher dan kaku pada otot selama 3 bulan ini terutama setiap bangun di ppagi
hari.Nyeri juga dirasakan semakin memberat setiap os mendengar suara bising,
kelelahan dalam beraktivitas dan bila cuaca dingin. Pada saat dilakukan pemeriksaan
oleh dokter spesialis penyakit dalam terdapat nyeri pada beberapa titik tubuh yaitu
pada bagian belakang kepala, sela iga II, daerah bokong dan lutut. Berikut ini yang
merupakan control point untuk diagnosa di atas, kecuali:
a. Kuku ibu jari

b. Titik tengah dahi

c. Sisi volar pergelangan lengan atas

d. Digiti I pedis

e. Otot tungkai atas sisi anterior

Referensi Fibromialgia. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Edisi 6. Jilid III, hal 3212
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Laura Ester D. Dairi


Kategori Soal Reumatologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Fascitis Plantaris
Kompetensi

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang pria, 38 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada tumit kaki kanan.Nyeri
bersifat tajam dan berdenyut-denyut setiap os melangkahkan kaki. Nyeri dirasakan
setelah pasien mengikuti kegiatan lari maraton yang diadakan perusahaan tempat ia
berkerja. Riwayat jatuh dan trauma tidak dijumpai.Pada saat dilakukan pemeriksaan
oleh dokter spesialis penyakit dalam dijumpai nyeri maksimum pada plantar fasia
dari tuberositas kalkaneus. Pada pemeriksaan laboratorium tidak dijumpai kelainan
spesifik. Setelah dilakukan pemeriksaman radiologi dijumpai adanya spur kalkaneal.
Berikut ini yang pernyataan yang benar mengenai diagnosa penyakit di atas adalah :
a. Merupakan salah satu bentuk entesopati dimana terdapat inflamasi pada tempat
insersi fasia plantaris pada kalkaneus.

b. Stres sepanjang plantar fascia meningkat pada obesitas,alas kaki yang tidak tepat,
dan ketidakstabilan struktur kaki.

c. Terapi berupa mengurangi stres aktivitas, pemberian NSAID, injeksi intralesi


steroid dan injeksi Botulinum type A

d. Tindakan pembedahan merupakan terapi definitif pada penyakit ini

e. Injeksi Kortikosteroid dapat menyebakan ruptur fascia

Referensi Sindrom fibrosis. Fascitis Plantari. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid
III, hal 3303-3304
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Frans Sarumpaet

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Demam Reumatik


Standar Kompetensi
Jenis Soal Penatalaksanaan

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang pasien laki-laki berumur 15 tahun dengan BB 40 kg datang berobat ke


poliklinik denan keluhan nyeri padasendi bahu dan siku,keluhan ini sejak 1 minggu
yang lalu. Terdapat bengkak dan kemerahan pada lokasi sendi yang nyeri. Pasien
mengeluh demam sejak 1 minggu terakhir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
hemodinamik stabil, pembengkakan pada sendi siku, didapatkan batas kiri jantung 2
cm lateral MCL kiri bising sistolik pada jantung. Pemeriksaan penunjang
laboratorium didapatkan peningkatan LED dan nilai DNA ase B 240 todd. Terapi yang
diberikan pada pasien ini adalah
a. Benzathine benzylpenicilin 600.000 unit IM sebanyak 1 x

b. Benzathine benzylpenicilin 600.000 unit IM tiang 4 minggu sampai umur 18 tahun

c. Benzathine benzylpenicilin 1,2 juta unit IM tiang 4 minggu sampai umur 25 tahun

d. Benzathine benzylpenicilin 1,2 juta unit IM tiang 4 minggu selama 5 tahun

e. Pemberian eritromicin 4 x 250 mg selama 10 hari


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Saharman leman. 2014. Demam rematik&


penyakit jantung rematik. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi VI. hal.1162-1170
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Frans Sarumpaet

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Demam Reumatik


Standar Kompetensi
Jenis Soal Penatalaksanaan

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Terapi alternatif demam rematik bagi pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap
penicillin adalah :
a. Pemberian Eritromicin etilsuksinat

b. Pemberian Penoximetil penisilin V

c. Pemberian Amoxisilin

d. Pemberian Generasi I sepalosforin

e. Pemberian Ciprofloxacin

Referensi Saharman leman. 2014. Demam rematik&


penyakit jantung rematik. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi VI. hal.1162-1170
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Frans Sarumpaet

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Demam Reumatik


Standar Kompetensi
Jenis Soal Patofisiologi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Pasien perempuan 26 tahun, hamil 20 minggu, anak pertama datang ke ruang


emergensi dengan keluhan tiba-tiba merasa berdebar-debar dan sesak napas, batuk
dengan sputum seperti karat. Beberapa waktu yang lalu pendeita pernah merasa
berdebar-debar namun tidak disertai sesak napas seperti saat ini. Pendeita pernah
menderita demam reumatik saat berusia 14 tahun , saat ini minum vitamin untuk
kehamilan. Penderita tidak merokok, tidak minum alkohol atau obat suntik. Pada
pemeriksaan TD 90/60 mmHg,N 110-130 x/mt iregulari irregular, RR 24x/mt, S 36 0
C, saturasi O2 94%, tidak terdapat peningkatan tekanan vena jugularis, terdapar
ronki basah halus pada kedua basal paru, pada pemeriksaan jantung terdapat irama
iregulari irregular dengan bunyi S1 yang keras dan diastolik rumble. EKG menunjukan
atrial fibrilasi.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Dari data pasien tersebut diatas, kelainan katub jantung apa yang menyebabkan atrial
fibrilasi :
A. Stenosis aorta

B. Inufisiensi aorta

C. Regurgitasi mitral

D. Stenosis mitral

E. Regurgitasi trikuspit

Referensi Saharman leman. 2014. Demam rematik&


penyakit jantung rematik. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi VI. hal.1162-1170
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Taufik Ardhy Prakarsa Harahap

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Osteoporosis


Standar Kompetensi
Jenis Soal Pemeriksaan Penunjang

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang pasien wanita 23 tahun penderita asma dengan penggunaan dexametasone


oral jangka panjang selama 4 tahun datang ke poli osteoporosis karena disarankan
untuk menjalani evaluasi BMD, dengan hasil sebagai berikut:
T score femoral neck : -1,8
T score L1-L4 : -2,02
Z score femoral neck : -2,01
Z score L1-L4 : -2,15

Diagnosis pasien diatas adalah:


A. Osteoporosis sekunder

B. Osteoporosis tipe I

C. Osteoporosis tipe II

D. Osteopenia

E. Osteonekrosis
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Bambang Setyohadi. 2014. PAPDI jilid III Edisi VI.


Pendekatan Diagnosis Osteoporosis. Hal 3454-
3457

Pembuat Soal Dr. Taufik Ardhy Prakarsa Harahap

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Osteoporosis


Standar Kompetensi
Jenis Soal Penatalaksanaan

Tingkat Kompetensi 4A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang perempuan berusia 68 tahun, selain metotreksat juga mengkonsumsi


prednison 5 mg/hari untuk artritis rheumatoid yang diderita. Pasien takut terhadap
kemungkinan osteoporosis karena kakak perempuannya pernah mengalami fraktur
panggul tahun lalu. Selain rutin beraktivitas, dia berolahraga jalan kaki 30 menit
setiap pagi, minum susu 2 gelas sehari, tidak merokok dan tidak minum alcohol. DXA
pasien menunjukkan osteopeni. Rencana tatalaksana yang paling tepat pada pasien
ini adalah :
A. Raloksifen

B. Bisfosfonat

C. Perbaikan gaya hidup

D. Recombinant parathyroid hormone

E. Asupan kalsium dan vitamin D yang adekuat

Referensi Bambang Setyohadi. 2014. PAPDI jilid III Edisi VI.


Pendekatan Diagnosis Osteoporosis. Hal 3454-
3457
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Taufik Ardhy Prakarsa Harahap

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Osteoporosis


Standar Kompetensi
Jenis Soal Patofisiologi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Di bawah ini yang tidak termasuk faktor risiko osteoporosis adalah :


a. merokok

b. trauma

c. penggunaan steroid

d. kekurangan androgen

e. kelebihan estrogen

Referensi Bambang Setyohadi. 2014. PAPDI jilid III Edisi VI.


Pendekatan Diagnosis Osteoporosis. Hal 3454-
3457
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Apriani


Kategori Soal Reumatologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Sindrom Sjogren
Kompetensi

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis


Tingkat Kompetensi 3A
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Soal
1. Seorang pria berusia 45 tahun datang dengan keluhan mata dan mulut yang terasa
kering. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan tes schrimer positif dan biopsy
kelenjar saliva ditemukan infiltrasi limfosit T dan B teruatama di daerah sekitar
saluran kelenjar atau ductus. Dari pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya
autoantibodi anti-Ro (SSA) dan anti-La (SSB).

Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah :

A. Lupus eritematosus sistemik

B. Sindrom sjogren
C Vaskulitis
D..Tiroiditis

E. Hepatitis kronis

Referensi Yuliasih. Halim Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI.
Interna Publishing. Jakarta.
Halaman 3160-3166
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Apriani


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Kategori Soal Reumatologi


Lingkup Bahasan Dalam Standar Sindrom Sjogren
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
2. Seorang pria berusia 45 tahun datang dengan keluhan mata dan mulut yang terasa
kering. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan tes schrimer positif dan biopsy
kelenjar saliva ditemukan infiltrasi limfosit T dan B teruatama di daerah sekitar
slauran kelenjar atau ductus. Dari pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya
autoantibodi anti-Ro (SSA) dan anti-La (SSB).

Penatalaksanaan pasien tersebut untuk mengontrol gejala ekstra-glanduler misalnya


diffuse intertitial lung diseases, glomerulonefritis, dan vaskulitis adalah :

A. Kortikosteroid + hidroksikloroquin

B. Kortikosteroid + siklofosfamid

C. OAINS + hidroksikloroquin

D. Kortikosteroid

E. Siklofosfamid

Referensi Yuliasih. Halim Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI.
Interna Publishing. Jakarta.
Halaman 3160-3166
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Apriani


Kategori Soal Reumatologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Sindrom Sjogren
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patogenesis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
3. Semua pernyataan di bawah ini diduga terkait patogenesis sindrom sjogren,
kecuali: a.Salah satu virus yang dikelompokkan sebagai pencetus SS adalah
cytomegali virus b.Faktor genetik yang terkait SS adalah haplotipe HLA-DR
c. Sindroma sjogren merupakan penyakit yang sangat kompleks dan mengakibatkan
aktivasi banyak sistem imunologi

d. Sindroma sjogren juga ditandai disregulasi dan hiperaktivitas dari sel B

e. Sindroma sjogren bukan merupakan penyakit akibat kerusakan kelejar acini dari
kelenjar eksokrin

Referensi Yuliasih. Halim Buku Ajar Ilmu


Penyakit Dalam Jilid III Edisi VI.
Interna Publishing. Jakarta.
Halaman 3160-3166
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr Alfi Dewi Sholaht


Kategori Soal Reumatologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patogenesis
Tingkat Kompetensi
Soal

1. Seorang wanita usia 20 tahun datang ke IGD dengan keluhan kejang. Kejang
sejak 2 jam sebelum MRS. Pada pemeriksaan di dapatkan respirasi 22
kali/menit, tekanan darah 140/90 mmHg, denyut jantung 90 kali/menit, suhu
36,7 C. Pada pemeriksaan fisik dijumpai ulkus mulut. Rontgen thorax tampak
dalam batas normal. EKG sinus rthym. Pemeriksaan darah ditemukan Hb 8
gr/dl, HCT 24 %, WBC 4,5 PLT 150.000, BUN 30, SC 1,0 SGOT 20 SGPT
30 Albumin 2,5. Na 145, K 3,7 AGD PH 7,4 PO2 80 PCO2 30 HCO3 30 SO2
95. UL proteinuria +3, silinder eritrosit. Pasien dengan riwayat SLE dan
pengobatan MMF 1 gr per hari namun tidak minum obat sebulan ini karena
merasa kondisi membaik.

Apakah masalah pasien saat ini dan terapi yang diberikan sesuai dengan National
Institute of Health/ NIH Rekomendasi SLE 2019?

A. SLE berat terapi induksi cyclofospamid 500 - 1000 mg/ m 2 setiap bulan
selama 6 bulan + Inj. metilprednisolon 1000 mg/ m 2 setiap bulan minimal
selama 12 bulan

B. NPSLE terapi induksi metilprednisolon 1 gr 3 hari lalu lanjut MMF 2 gr dan


steroid 0,5 mg/kgbb selama 4 minggu lalu lanjut terapi pemeliharaan

C. SLE berat terapi induksi metilprednisolon 750 mg 3 hari dan cyclofospamid


IV 500-1000 mg/m2/ bulan selama 7 bulan lalu dievaluasi responnya.

D. SLE berat terapi induksi cyclofospamid 500 mg setiap 2 minggu sampai 6


dosis + inj. metilprednisolon 750 mg/ 3 hari

E. SLE berat terapi induksi metilprednisolon 1 gr 3 hari lalu dan


cyclofospamid 0,5 gr/m2/ bulan x 7 dosis bila respon sebagian terapi
dengan

cyclofospamid IV 0,5 gr/m2/3 bulan selama 1 tahun


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr Alfi Dewi Sholaht


Kategori Soal Reumatologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patogenesis
Tingkat Kompetensi
Soal

2. Berikut ini merupakan rekomendasi yang tepat tentang SLE dan kehamilan, kecuali

...
A. Pasien hamil dengan SLE memerlukan pemantauan yang adekuat oleh
spesialis terkait

B. Penggunaan obat pada pasien SLE perlu diperhatikan selama masa


konsepsi, kehamilan dan laktasi

C. Kehamilan pada pasien SLE minimal 1 tahun setelah remisi

D. APS perlu diperhatikan pada pasien SLE dengan riw. keguguran

E. Pasien SLE perlu mendapat vaksinasi sesuai indikasi

Referensi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr Alfi Dewi Sholaht


Kategori Soal Reumatologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patogenesis
Tingkat Kompetensi
Soal

3. Gambaran hiperselularitas mesangial murni atau ekspansi matriks mesangial


dengan mikroskop cahaya disertai deposit imun mesangial merupakan gambaran
nefritis lupus...

A. Kelas V

B. Kelas III C

C. Kelas III A

D. Kelas II

E. Kelas I
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Fadly Afif Rambe

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Gout Artritis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Penatalaksanaan

Tingkat Kompetensi 4A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Obat di bawah ini yang tidak boleh diberikan pada penderita gout artritis stadium
akut adalah :
A. Kolkisin

B. Kortikosteroid

C. OAINS

D. Hormon ACTH

E. Alopurinol

Referensi Tehupeiory,ES. 2014. Artritis Pirai.


Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi 6. Jilid III:hal
3185-3189.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Fadly Afif Rambe

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Gout Artritis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang wanita umur 45 tahun berobat ke poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri
pada pergelangan kaki sehingga pasien tidak dapat berjalan. Hal ini dialami pasien
saat bangun tidur.
Pernyataan manakah yang benar untuk menegakkan diagnosis pasien tersebut ?
A. Riwayat inflamasi klasik artritis poliartikuler

B. Resolusi synovitis yang lama dengan pengobatan kolkisin

C. Diikuti oleh stadium interkritik dimana dijumpai simptom

D. Hiperkalsemia

E. Riwayat inflamasi klasik artritis monoartikuler khusus pada sendi MTP-1

Referensi Tehupeiory,ES. 2014. Artritis Pirai.


Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi 6. Jilid III:hal
3185-3189.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Fadly Afif Rambe

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Gout Artritis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patogenesis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pernyataan dibawah ini berhubungan dengan gout artritis, Kecuali :


A. Pengobatan dini dengan alopurinol dapat mempresipitasi serangan akut

B. Peradangan terjadi akibat penyerapan kristal monosodium urat yang


berlebihan

C. Lokasi yang paling sering pada MTP-1

D. Serangan akut dapat sembuh dalam beberapa hari sampai beberapa minggu

E. Artritis gout yang menahun biasanya disertai tofi yang banyak

Referensi Tehupeiory,ES. 2014. Artritis Pirai.


Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi 6. Jilid III:hal
3185-3189.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Sahat Ericson Tampubolon

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Tuberkulosis osteoartikuler


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik

Tingkat Kompetensi 3A

Soal

Seorang laki-laki usia 30 tahun, mengeluhkan nyeri di punggung os. Dialami os


sejak 3 bulan terakhir. Riwayat trauma disangkal. Pasien riwayat menderita TB
paru, sudah pernah berobat tetapi tidak tuntas. Dokter kemudian menyarankan
pemeriksaan MRI.
1. Berikut pernyataan yang benar tentang penggunaan MRI untuk pasien dengan
Tuberkulosis osteoartikuler

A. Merupakan pemeriksaan terbaik pada fase awal penyakit

B. Dapat menunjukkan abses intra-osseus

C. Dapat menunjukkan soft tissue abcess

D. B dan C benar

E. Semua benar

Sumber Zeinel Alaya, Walid Osman, Osteoarticular


Tuberculosis: Clinical and Theurapeutic
Feature, 2016
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Sahat Ericson Tampubolon

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Tuberkulosis osteoartikuler


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi

Tingkat Kompetensi 3A

Soal

2. Terapi obat anti tuberculosis pada Tuberkulosis osteoartikuler diberikan selama


minimal,

A. 6 bulan

B. 7 bulan

C. 8 bulan

D. 9 bulan

E. 12 bulan

Sumber Zeinel Alaya, Walid Osman, Osteoarticular


Tuberculosis: Clinical and Theurapeutic
Feature, 2016
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Sahat Ericson Tampubolon

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Tuberkulosis osteoartikuler


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi

Tingkat Kompetensi 3A

Soal

3. Berikut merupakan pernyataan yang salah dari Tuberkulosis osteoartikuler

A. Predominan terjadi pada persendian besar

B. Penyebab terjadinya tuberkulosis osteoartikuler reaktivasi bakteri yang


terkunci di tulang

C. Penegakan diagnosa pada masa awal penyakit Tuberkulosis osteoartikule


sangat diperlukan

D. Pada penggunaan CT Scan untuk penegakan diagnosa dapat kita jumpai


gambaran tenosyvitis
E. Penggunaan USG pada Tuberkulosis osteoartikuler dapat kita jumpai
gambaran abses dan efusi persendian
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Sumber Zeinel Alaya, Walid Osman, Osteoarticular


Tuberculosis: Clinical and Theurapeutic
Feature, 2016
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Aprilia Jati

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Osteomielitis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 3B

Soal

Seorang laki-laki, 62 tahun datang dengan keluhan luka di punggung yang sudah
menghitam dan berbau. Pasien riwayat aktivitas terbatas di tempat tidur setelah os
terkena stroke 2 tahun yang lalu. Riwayat demam dijumpai dan pasien mengatakan
sudah berobat tetapi luka tidak kunjung sembuh.

1. Berikut merupakan gambaran osteomielitis pada tulang belakang, antara lain


A. Demam ditemukan pada semua kasus

B. Daerah yang paling sering terkena adalah lumbal

C. Gangguan neurologis ditemukan bila terjadi abses paravertebral

D. A dan B benar

E. B dan C benar
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Deddy N.W Achadiono, Marsellino


Richardo, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid III; hal 3248
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Aprilia Jati

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Osteomielitis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi

Tingkat Kompetensi 3B

Soal

1. Berikut faktor lokal yang mempengaruhi imunitas, metabolisme dan vaskular lokal
pada osteomielitis

A. Limfedema kronik

B. Arteritis

C. Neuropati

D. Jaringan Parut lokal

E. Semua benar

Referensi Deddy N.W Achadiono, Marsellino


Richardo, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid III; hal 3248
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Aprilia Jati

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Osteomielitis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi

Tingkat Kompetensi Terapi


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Soal

2. Tatalaksana antibiotik yang optimal pada kasus osteomielitis sekurang-kurangnya


diberikan dalam waktu
A. 4 bulan

B. 5 bulan

C. 6 bulan

D. 7 bulan

E. 8 bulan

Referensi Deddy N.W Achadiono, Marsellino


Richardo, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid III; hal 3248
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Zanurul Rifhan

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Vaskulitis


Standar Kompetensi
Jenis Soal Pemeriksaan Penunjang

Tingkat Kompetensi 4A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang perempuan usia 34 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri pada lengan
kanan bawah, nyeri dirasa hilang timbul, nyeri lebih dirasakan saat beraktifitas
menggunakan lengan kanan, nyeri berkurang dengan istirahat.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD lengan kanan 120/80 mmHg, TD lengan kiri
140/90 mmHg, Nadi : 82 x/menit reguler, pulsasi nadi brachialis pada lengan kanan
dirasakan lemah, RR : 20 x/menit, T : 37 C.
Pemeriksaan ekstremitas tidak didapatkan keterbatasan range of movement (ROM)
lengan kanan.
Pada inspeksi juga tidak didapatkan tanda tanda sianosis, namun didapatkan lesi
eritromatosa pada kedua lengan. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan LED 68
mm/jam, fibrinogen 2,5 gr/l, D-dimer 300 ng/ml.
Langkah diagnostik selanjutnya yg paling tepat adalah :
a. Venografi

b. Biopsi Vaskuler

c. Pemeriksaan kadar p-ANCA serum

d. Doppler Ultrasound Vaskuler

e. Arteriografi

Referensi Hamijoyo L, Sindrom Vaskulitis. In: Setiati S, Alwi


I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B,
Syam AF, editors. Buku ajar ilmu penyakit
dalam Jilid
I. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing;
2014.p.3254-3277
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Zanurul Rifhan

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Vaskulitis


Standar Kompetensi
Jenis Soal Pemeriksaan Penunjang

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang pasien wanita berumur 58 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri
kepala, kelelahan, berat badan menurun dan demam. Pasien juga mengeluhkan
adanya gangguan penglihatan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 110 kali/menit, nafas 20 kali/menit dan suhu 39,80C. Pada
pemeriksaan A. Temporalis teraba lemah dan nyeri tekan di bagian temporal.
Pemeriksaan anjuran pada pasien ini adalah:
A. ANCA

B. Arteriogram

C. Biopsiarteri temporal

D. CT scan dengankontras

E. Kadar komplemen
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Hamijoyo L, Sindrom Vaskulitis. In: Setiati S, Alwi


I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B,
Syam AF, editors. Buku ajar ilmu penyakit
dalam Jilid
I. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing;
2014.p.3254-3277

Pembuat Soal Dr. Zanurul Rifhan

Kategori Soal Rheumatologi


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Lingkup Bahasan Dalam Vaskulitis


Standar Kompetensi
Jenis Soal Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang perempuan berumur 45 tahun datang berobat ke poliklinik penyakit dalam


dengan keluhan nyeri dan kemerahan pada kedua tungkai sejak 3 bulan yang lalu.
Pasien memiliki riwayat asma bronkhial dan alergi terhadap antalgin. Pada
pemeriksaan darah tepi didapatkan peningkatan eosinifil. Diagnosis yang paling
mungkin pada kasus ini adalah :
A. Vaskulitis leukositoklastik

B. Poliarteritis nodosa

C. Sindromm churg-strauss

D. Purpura henoch-schoenlein

E. Granulomatosis wagener

Referensi Hamijoyo L, Sindrom Vaskulitis. In: Setiati S, Alwi


I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B,
Syam AF, editors. Buku ajar ilmu penyakit
dalam Jilid
I. 6th ed. Jakarta: Interna Publishing;
2014.p.3254-3277
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Fatwa Sitta

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kristal artropati non gout


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 3A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Beberapa tipe pseudogout, kecuali :


A. Tipe A pseudogout, adanya serangan arthritis akut atau subakut, yang dapat
berlangsung sehari hingga beberapa minggu

B. Tipe B Pseudoreumatoid arthritis, ditandai gejala penebalan sinovia, pitting


edema local, terbatasnya gerak sendi dan sering diduga arthritis rheumatoid

C. Tipe C Pseudo Artritis lebih sering pada wanita, sendi yang terkena biasanya
simetris, terdapat riwayat serangan akut yang nyata

D. Tipe E asimptomatik, tidak memberikan keluhan, paling jarang terjadi.

E. Tipe F pseudo neuropatic joints, kelainan artropati, mirip penyakit charcot pada
lutut

Referensi Faridin. Kristal Artropati Non Gout.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi 6. Jilid III:hal 3190-3196
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Fatwa Sitta

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kristal artropati non gout


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 3A

Soal

Seorang wanita 69 tahun mengeluh lutut kanan bengkak dan nyeri sejak 3 hari lalu.
Keluhan ini sudah pernah dirasakan 2 tahun lalu selama 2 minggu lalu membaik
seperti semula. Pada pemeriksaan fisik didapatkan demam 38°C, VAS 6/10.
Pemeriksaan fisik genu dekstra didapatkan edema, hiperemis, nyeri tekan, bulging
sign (+), ROM terbatas.Pemeriksaan lab didapatkan asam urat 8,5 mg/dl.
Pemeriksaan rotgen genu memperlihatkan garis-garis radiopaque di sekitar cartilage
sendi lutut. Analisa cairan sendi dengan mikroskop terlihat gambaran rodlike.

Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:


A. Artritis pirai

B. Kristal artropati akibat calcium phyrophosphate dehidrogenase

C. Osteoartritis

D. Artritis septik

E. Artritis
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi : Faridin. Kristal Artropati Non Gout.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6.
Jilid III:hal 3190-3196

Pembuat Soal Dr. Fatwa Sitta

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kristal Artropati Non Gout


Kompetensi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 3A

Soal

Seorang wanita berumur 39 tahun dengan tinggi badan 155 cm dan berat badan 80 kg
datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan nyeri hebat pada kedua lutut
sejak 1 hari yang lalu. Kedua lutut Os terlihat bengkak dan kemerahan. Terdapat
riwayat trauma pada kedua lutut 1 bulan yang lalu dan Os juga memiliki riwayat
rawat inap di rumah sakit selama 4 hari, karena keluhan muntah darah warna merah
segar 1 minggu yang lalu. Dari pemeriksaan didapatkan Hb 10,7 g/dL, Ht 33%,
leukosit 8.400/mm3, trombosit 215.000/mm3, ureum 58 mg/dL, creatinin 0,83
mg/dL, SGOT 97 mg/dL, dan SGPT 127 mg/dL, ditemukan kristal dengan bentuk
rhomboid dan pada gambaran radiologi didapatkan bintik-bintik dengan garis
radioopaq yang tampak pada meniskus fibrokartilago sendi lutut.

Diagnosis yng paling tepat pada pasien ini adalah:


A. Pseudogout tipe B

B. Pseudogout tipe A

C. Pseudogout tipe E

D. Pseudogout tipe C

E. Pseudogout tipe F

Referensi Faridin. Kristal Artropati Non Gout.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
jilid III:hal 3194
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Donny Pathiha Lubis

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Antiphospholipid Syndrome


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Perempuan 30 tahun, dikonsulkan sejawat obgyn dengan membawa hasil


laboratorium Hb 12 g/dl, leukosit 5000/mm3, trombosit 110.000 u/L. dari anamnesis
diketahui bahwa terdapat riwayat 3 kali aborsi spontan pada usia sebelum 10
minggu dan sampai saat ini pasien belum memiliki anak. Pasien dan pasangan nya
sangat ingin memiliki anak. Pemeriksaan lanjutan yang diperlukan dan hasil yang
diharapkan untuk menegakkan diagnosis pasien diatas adalah:
A. Antibody Anti Jo 1 diatas 40 GPL/MPL

B. Antibody beta 2 glikoprotein 1 kurang dari persentil 99

C. Antibody anticardiolipin IgG lebih dari persentil 99

D. Antibody anticardiolipin IgM lebih dari 20 GPL/MPL

E. ANA test positif dengan titer 1:100

Referensi Dewi,Sumartini.2014.sindrom
antiphospholipid antibody. Jilid
III:hal 3398-3409
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Donny Pathiha Lubis

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Antiphospholipid Syndrome


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Perempuan 30 tahun, dikonsulkan sejawat obgyn dengan riwayat keguguran


sebanyak 4kali. Pasien telah didiagnosa dengan sindroma antifosfolipid pada
kehamilan terakhir, dan saat ke 4 ditemukan thrombosis pada vascular plasenta
pasien. Saat ini pasien dan pasangan ingin merencanakan kehamilan. Saat ini
pemeriksaan fisik dalam batas normal. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit
7000/mm3, Hb 13g/dl, trombosit 240.000 u/L. tindakan yang dianjurkan pada pasien
ini adalah:
A. Menunda kehamilan sampai dinyatakan sembuh

B. Berikan klopidogrel jangka panjang

C. Aspirin 80 mg/hari sebelum konsepsi, diikuti heparin setelah konsepsi

D. Tidak ada indikasi pemberian terapi anti trombolitik

E. Heparin jangka pendek diikuti pemberian jamgka Panjang subkutan dan


klopidogrel jangka panjang
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Dewi,Sumartini.2014.sindrom
antiphospholipid antibody. Jilid
III:hal 3398-3409

Pembuat Soal Dr. Donny Pathiha Lubis

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Antiphospholipid Syndrome


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi

Tingkat Kompetensi 4A
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Soal

Bagaimana target terapi Antiphospolipid Sindrome dengan thrombosis berulang:


A. INR 2-3

B. D-dimer <100

C. INR 3-4

D. HST normo koagulasi

E. D-dimer <200

Referensi Dewi,Sumartini.2014.sindrom
antiphospholipid antibody. Jilid
III:hal 3398-3409
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Ruqaiyah

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Sumatera Utara

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Reumatik Ekstra Artikular


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang perempuan berusia 56 tahun, penderita Reumatoid Arthritis, datang berobat


ke poliklinik dengan keluhan nyeri dan pembengkakan pada belakang lutut kirinya.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
A. Robekan tendon patella

B. Bursitis prepatellar

C. Tendinitis patella

D. Ruptur kista baker

E. Bursitis anserine

Referensi Marpaung, Blondina. 2014. Reumatik


Ekstra Artikuler. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III:hal
3214
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Ruqaiyah

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Sumatera Utara

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Reumatik Ekstra Artikular


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang laki-laki usia 40 tahun datang berobat ke poliklinik Penyakit Dalam dengan
keluhan nyeri dan hilang rasa dari leher dan bahu ke daerah lengan dan tangan
terutama jari 4 dan 5. Dilakukan pemeriksaan fisik, didapatkan pemeriksaan Adson
test positif.
Berikut ini merupakan gejala vaskular yang muncul pada pasien ini, kecuali :
A. Gangguan membedakan warna

B. Peningkatan denyut nadi

C. Nyeri aktifitas

D. Raynaud’s phenomenon

E. Demam

Referensi Marpaung, Blondina. 2014. Reumatik


Ekstra Artikuler. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III:hal
3212
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Ruqaiyah

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Sumatera Utara

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Reumatik Ekstra Artikular


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Pernyataan berikut ini yang benar mengenai Rotator cuff tendinitis adalah :

A. Nyeri biasanya dijumpai pada pagi hari

B. Peradangan tendon pada subskapularis, klavikula dan teres mayor

C. Penyebab nyeri bahu yang paling sering dijumpai yang menyebabkan


peradangan tendon

D. Nyeri dirasakan bila gerakan adduksi dikombinasikan dengan rotasi

E. Pengobatannya dengan NSAID dan operasi

Referensi Marpaung, Blondina. 2014. Reumatik


Ekstra Artikuler. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III:hal
3211
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Andrie Wiguna

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Sumatera Utara

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar SLE


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang wanita usia 25 tahun, datang ke poli reumatologi dengan keluhan nyeri
pada sendi-sendi tubuh dibagian tangan, kaki, lengan atas, bahu, dan lutut. Pasien
merasakan nyeri dan pegal pada seluruh tubuh. Pasien sudah ditegakkan menderita
SLE dalam 6 bulan terakhir. Pasien mengeluhkan adanya rambut rontok dan timbul
bulla diseluruh tubuh. Pasien membawa hasil laboratorium dengan hasil Hb 10 gr/dl,
HCT 28 %, Leukosit 4500/ul, Platelet 150.000/ul, Ana test dan Anti dsDNA positif.
Pada pasien ini, manifestasi kulit SLE yang diderita termasuk dalam kelompok
a. Non-spesifik Lupus eritematosus

b. Akut kutaneus Lupus eritematosus

c. Sub-akut kutaneus Lupus eritematosus

d. Kronik kutaneus Lupus eritematosus

e. Klasik kutaneus Lupus eritematosus

Referensi Suntoko, Bantar. 2014. Gambaran


Klinik dan Diagnosis SLE. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid
III:hal 3353
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Andrie Wiguna

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Sumatera Utara

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar SLE


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Wanita, 26 tahun datang dengan keluhan bengkak seluruh badan sejak seminggu
sebelum masuk RS dan semakin berat dalam 3 hari terakhir. Tidak didapatkan
keluhan lainnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema anasarka, tekanan darah
130/80 mmHg, nadi 96 x/ mnt, respirasi 18 x/mnt, suhu 37,5 C, lainnya dalam batas
normal. Pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 9.5 g/dl, leukosit 5200/mm3,
trombosit 156000/mm3, ANA +, anti-dsDNA 450 IU/L (N: < 100 IU/L), kreatinin 0.89
mg/dl, kadar C3 dan C4 normal, urinalisa didapatkan proteinuria +4, leukosit 0-2/
LPB, eritrosit 1- 2/LPB, tidak ditemukan adanya sedimen urin. Jika pasien dilakukan
biopsi ginjal, maka kemungkinan gambaran histologis yang didapatkan berdasarkan
data klinis di atas, adalah
a. Nefritis lupus membranosa

b. Nefritis lupus mesangial minimal

c. Nefritis lupus mesangial proliferatif

d. Nefritis lupus fokal


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

e. Nefritis lupus difus

Referensi Dharmeizar. Bawazier, Lucky A. 2014.


Diagnosis dan Penatalaksanaan
Nefritis Lupus. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. .Jilid III:hal
3378-83.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Andrie Wiguna

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Sumatera Utara

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar SLE


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang wanita 26 tahun dating dengan ruam merah di pipi dan disertai nyeri,
bengkak pada kedua pergelangan tangan serta beberapa sendi kecil di tangannya.
Ruam semakin memburuk pada paparan sinar matahari dan melibatkan pipi, hidung,
telinga dan dagu. Evaluasi medis mengungkapkan terdapat ulserasi mulut dan hasil
laboratorium menunjukkan Hb 9,2 gr/dl, HCT 28 %, Leukosit 4500/ul, Platelet
90.000/ul, Urinalisa dengan hasil proteinuria 3+. Manakah dari tes berikut ini adalah
yang paling spesifik untuk diagnosis kondisi ini ?
a. lupus erythematosus (LE) cells

b. anti-Sm antibody

c. antinuclear antibody (ANA)

d. anti-Ro antibody

e. antiphospholipid antibody

Referensi Hamijoyo, Laniyati. 2014.


Autoantibodi pada SLE. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid
III:hal 3346-50
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Annisa Yuanita

KategoriSoal Rematologi

LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Artritis Psoriatik

JenisSoal/JenisPertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang pria 44 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri sendi sejak 1 bulan.
Awalnya keluhan dirasakan pada jari-jari tangan saja dan kemudian dirasakan nyeri
hingga kedua lutut pasien. Pemeriksaan fisik didapatkan lesi kulit berupa plak
kemerahan berbatas tegas disertai sisik berwarna perak.
1. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:

A. Artritis rheumatoid

B. Akylosing spondylitis

C. Artritis reaktif

D. Sindrom Sjogren

E. Artritis psoriatik

Referensi Zuljasri Albar. 2014. Artritis


Psoriatik. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid
III:hal 3173-3175.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Annisa Yuanita

KategoriSoal Rematologi

LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Artritis Psoriatik

JenisSoal/JenisPertanyaan Pemeriksaan penunjang

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang pria 38 tahun datang ke poliklinik kulit dengan keluhan nyeri sendi. Pasien
sudah didiagnosa dengan Artritis psoriasis dan sudah mendapat terapi. Pemeriksaan
penunjang untuk menegakkan diagnosa untuk kelainan sendi pada penderita ini
adalah
:

A. ANA test

B. Anti Ro

C. Rheumatoid factor

D. HLA B27

E. Anti DsDNA
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Zuljasri Albar. 2014. Artritis


Psoriatik. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid
III:hal 3173-3175.

Pembuat Soal Dr. Annisa Yuanita

KategoriSoal Rematologi

LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Artritis Psoriatik

JenisSoal/JenisPertanyaan Terapi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang pria 43 tahun, memiliki riwayat progressive psoriatic arthritis tidak respon
dengan obat NSAID. Pada pemeriksaan, memiliki arthritis inflamasi, dari radiografi
menunjukkan perubahan erosi di tangan dan kaki. Saat ini diobati untuk infeksi
hepatitis C, yang didapatkan karena transfuse darah 10 tahun yang lalu.
Pilihan pengobatan yang paling baik pada pasien ini saat ini adalah:
A. Methrotrexat

B. Prednison 40 mg/ hari

C. Prednisone 10 mg/ hari

D. Etanercept

E. Rituximab

Referensi Zuljasri Albar. 2014. Artritis


Psoriatik. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid
III:hal 3173-3175.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Ria Widya Marosa

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Reumatoid Artritis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Etiologi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan


nyeri pada persendian jari-jari tangan kanan dan kiri. Nyeri dirasakan sejak 5
bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan kaku terutama di pagi hari dengan
durasi lebih dari 1 jam dan membaik dengan aktivitas. Pasien juga sering
mengeluhkan badan terasa lelah, penurunan nafsu makan dan terkadang
demam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya deformitas Z-thumb di
sendi PIP III-V manus dextra-sinistra. Pada pemeriksaan radiologis
didapatkan adanya gambaran pembengkakan jaringan lunak disertai dengan
adanya osteoporosis juxta-articular pada sendi tersebut.
Ada beberapa agen infeksi dikatakan sebagai penyebab penyakit ini,
diantaranya infeksi sinovial langsung,apa nama bakteri yang
menyebabkannya?.
A. Bacterial cell walls

B. Mycobacteria

C. Epsteinbar virus

D. Mycoplasma

E. Enteric bacteria
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi PDUI Atritis Rematoid (412) I Nyoman


Suarjana 3130 - 3150

Pembuat Soal Dr. Ria Widya Marosa

Kategori Soal Reumatologi


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Lingkup Bahasan Dalam Standar Reumatoid Artritis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Prognosa

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang perempuan 40 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan


keluhan nyeri sendi pada kedua pergelangan tangan dan kedua tangan.
Nyeri sendi sudah dirasakan sejak 8 minggu. Nyeri sendi sering disertai
kaku pada pagi hari yang berlangsung lebih dari 1 jam. Nyeri berkurang
dengan beraktivitas. Terkadang pasien mengeluhkan demam ringan dan
penurunan nafsu makan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan deformitas
boutonniere pada PIP dekstra dan sinistra, tidak ditemukan kemerahan dan
perabaan hangat pada sendi kedua tangan dan pergelangan tangan. Hasil
pemeriksaan didapatkan peningkatan LED, CRP dan anti-CCP (+).
Menurut ACR kriteria remisi terjadi dalam 2 bulan sebagai berikut,
kecuali:
A. Kaku pagi hari berlangsung tidak lebih dari 15 menit

B. Tidak ada pembengkakan jaringan lunak atau sarung tendo

C. LED < 30 mm/jam untuk perempuan atau < 20 mm/jam untuk laki-laki

D. Tidak ada nyeri sendi dipagi hari saat pergerakan ekstensi dan fleksi
dan tanpa deformitas

E. Tidak ada kelelahan

Referensi PDUI Atritis Rematoid (412) I Nyoman


Suarjana 3130 - 3150
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Ria Widya Marosa

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Reumatoid Artritis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Komplikasi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang perempuan 40 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan


keluhan nyeri sendi pada kedua pergelangan tangan dan kedua tangan.
Nyeri sendi sudah dirasakan sejak 8 minggu. Nyeri sendi sering disertai
kaku pada pagi hari yang berlangsung lebih dari 1 jam. Nyeri berkurang
dengan beraktivitas. Terkadang pasien mengeluhkan demam ringan dan
penurunan nafsu makan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan deformitas
boutonniere pada PIP dekstra dan sinistra, tidak ditemukan kemerahan dan
perabaan hangat pada sendi kedua tangan dan pergelangan tangan. Hasil
pemeriksaan didapatkan peningkatan LED, CRP dan anti-CCP (+).
Komplikasi pada penyakit ini adalah :
A. Kanker paru

B. Giant cell vaskulitis

C. Uveitis pada mata

D. Miocarditis

E. Anemia
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi PDUI Atritis Rematoid (412) I Nyoman


Suarjana 3130 - 3150

PembuatSoal Dr. Harun Andreas

KategoriSoal Rheumatologi

LingkupBahasanDalamStandarKompetens Arthritis enteropatik


i
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

JenisSoal/JenisPertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 3A

Soal

Seorang wanita usia 30 tahun datang dengan keluhan nyeri pada pinggang persendian
tangan. Pasie mempunyai riwayat penyakit Crohn. Dari pemeriksaan di dapatkan Hb: 10,7
g/dl, Ht: 33%, Leukosit: 8.400/mm3, Trombosit: 215.000/mm3, Ur: 58 mg/dl, Cr: 0,83
mg/dl. Diagnosis yang paling mungkin:

Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah:


A. Artritis enteropatik

B. Artritis reumatoid

C. Osteoartritis

D. Fibromialgia

E. Ankilosing spondilitis

Referensi Jeffrey A. Spondilitisankilosa. Buku


Ajar
IlmuPenyakitDalamJilidIII:hal3167
-3172
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

PembuatSoal Dr. Harun Andreas

KategoriSoal Rheumatologi

LingkupBahasanDalamStandarKompetens Arthritis enteropatik


i
JenisSoal/JenisPertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 3A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang wanita usia 35 tahun datang dengan keluhan nyeri pada punggung bawah dengan
kekakuan yang memburuk pada pagi hari. Pasien juga mengeluh diare kronik yang disertai
dengan darah dan nyeri perut. Pada pemeriksaaan mata didapatkan uveitis anterior. Faktor
genetik yang berperanan pada kelainan di atas:

Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah:


A. HLA-B

B. HLA-B27

C. HLA-A

D. TNF

E. HLA-CW6

Referensi Jeffrey A. Spondilitisankilosa. Buku


Ajar
IlmuPenyakitDalamJilidIII:hal3167
-3172
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

PembuatSoal Dr. Harun Andreas

KategoriSoal Rheumatologi

LingkupBahasanDalamStandarKompetens Arthritis enteropatik


i
JenisSoal/JenisPertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 3A

Soal

Seorang wanita 34 tahun datang dengan keluhan diare kronik disertai BAB berdarah dan
nyeri perut. Nyeri di jumpai pada punggung bawah persendian tangan dan kaki. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan peningkatan copy number HLA-B27. Yang merupakan modifikasi
gaya hidup yang benar, kecuali:
A. Menghentikan merokok

B. Mempertahankan postur tubuh yang tepat

C. Tidur dengan kasur yang agak keras dengan bantal tebal

D. Latihan berjalan

E. Latihan berenang

Referensi Jeffrey A. Spondilitisankilosa. Buku


Ajar
IlmuPenyakitDalamJilidIII:hal3167
-3172
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. M. Irfan Lubis

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Reumatik Ekstraartikular


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patogenesis

Tingkat Kompetensi 3A

Seorang wanita hamil berusia 27 tahun dikonsulkan ke bagian penyakit dalam dengan
keluhan kesemutan pada ibu jari, telunjuk dan jari tengah tangan kanan yang dirasa
memberat saat menggerakkan pergelangan tangan kanan. Nyeri bertambah hebat pada
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

malam hari. Kadang kala pergelangan tangan terasa diikat ketat dan kaku gerak.
Pasien juga mengeluhkan kekuatan tangan menurun, kaku dan terjadi atropi tenar.
Pasien selama ini bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan dan menggunakan
komputer di sebuah perusahaan. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan phalen
test positif. Penyakit ini sering dihubungkan dengan:
A. Kehamilan, edema, trauma, amiloidosis

B. Trauma lokal dan degenerasi

C. Aktivitas beulang atau penggunaan berlebihan ibu jari

D. Inflamasi sarung pembungkus tendon

E. artritis pirai atau akibat infeksi

Referensi

PDUI Rematik Ekstraartikular (422)


Laniati Hanijoyo hal 3210 - 3216
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. M. Irfan Lubis

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Reumatik Ekstraartikular


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patogenesis

Tingkat Kompetensi 3A

Seorang wanita berusia 47 tahun bekerja sebagai buruh pabrik garmen, sejak 1
bulan terakhir sering mengeluhkan gangguan di tangan kanan berupa kesemutan
terutama di jari pertama hingga ke empat disertai nyeri di telapak tangan terutama
saat digunakan untuk menjahit. Pasien diketahui menderita DM dan hipertensi sejak
5 tahun dan tidak rutin berobat. Dilakukan pemeriksaan laboratorium Hb 9 gr/dl,
leukosit 6800, trombosit 270.000, GDS 290 mg/dl, ureum 35 mg/dl, kreatinin 1,8
mg/dl. Pemeriksaan fisik ditemukan tanda phalen’s test positif, serta elektromiografi
didapatkan gambaran neuropati. Kemungkinan diagnosis pasien diatas adalah :
A. Neuropati DM

B. Stroke non hemorhagik

C. Tenosinovitis de quervain

D. Carpal tunnel sindrom

E. Osteoarthritis
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi

PDUI Rematik Ekstraartikular (422)


Laniati Hanijoyo hal 3210 - 3216
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. M. Irfan Lubis

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Reumatik Ekstraartikular


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patogenesis

Tingkat Kompetensi 3A

Pasien wanita 48 tahun yang sehari hari bekerja sebagai penjual pecal ulek datang
mengeluhkan nyeri pada pergelangan tangan sebelah kanan sejak 2 bulan terakhir
yang semakin lama semakin mengganggu. Pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan
pada pergelangan tangan kanan bagian medial. Krepitasi (-). Pasien tersebut
didiagnosis dengan carpal tunnel syndrome. Pemeriksaan apa yang mendukung
penegakan diagnosisnya
A. Phallen test

B. Finkelstein test

C. Kekuatan genggam tangan

D. Schober test
E. Foto x-ray manus

Referensi

PDUI Rematik Ekstraartikular (422)


Laniati Hanijoyo hal 3210 - 3216
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Otneil Karnianta

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Reactive Arthritis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Soal

Seorang wanita berusia 37 tahun datang dengan keluhan nyeri pada sendi lutut dan
pergelangan kaki yang dialami sejak 2 minggu yang lalu. Pasien sebelumnya
mengalami diare satu bulan yang lalu. Keluhan ini disertai dengan demam, lemah
dan nyeri pinggang. Dari pemeriksaan penunjang didapati nilai CRP meningkat, HLA-
B27 positif.

Diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut adalah

a. SLE

b. Arthritis Rheumatoid

c. Arthritis Reaktif

d. Skleroderma

e. Spondylitis Ankilosing

Referensi Hidayat R. Reactive Arthritis. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid
III:hal 3177
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Otneil Karnianta

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Reactive Arthritis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Etiologi

Tingkat Kompetensi

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang laki-laki usia 31 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang yang dialami
sejak 3 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan nyeri pada pergelangan kaki.
Dua bulan lalu pasien mengaku mengalami diare dan mengkonsumsi loperamide.
Dari pemeriksaan penunjang ditemukan nilai CRP yang meningkat.

Kemungkinan kuman patogen yang paling sering menyebabkan kelainan diatas


adalah?
a. Shigella flexneri

b. Shigella boydii

c. Shigella shiga

d. Shigella dysentriae

e. Campylobacter

Referensi Hidayat R. Reactive Arthritis. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid
III:hal 3177
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Otneil Karnianta

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Reactive Arthritis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Etiologi

Tingkat Kompetensi

Soal

Kriteria diagnostik untuk menegakkan diagnosis Reactive Arthritis menurut 3rd


International Workshop on Reactive Arthritis adalah:

a. Nyeri sendi tunggal yang memberat saat beraktifitas

b. Keluhan penyerta berupa demam, penurunan berat badan, dan kaku pada pagi
hari.

c. Adanya bukti infeksi 1 minggu sebelum muncul keluhan

d. Inflamasi akut arhtritis, sakit pinggang inflamasi, atau entesitis

e. Pasien mengalami diare dua minggu sebelum muncul keluhan disertai


peningkatan faktor rheumatoid.

Referensi Hidayat R. Reactive Arthritis. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid
III:hal 3177
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Risna Wati

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Sumatera Utara

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Osteoartritis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana

Tingkat Kompetensi 4A
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang perempuan usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri pada kedua sendi
lutut namun dirasakan lebih berat pada lutut kanan, dialami sejak 2 tahun yang lalu.
Nyeri terutama dirasakan saat beraktivitas seperti berjalan atau naik tangga. Pada
pemeriksaan fisik TD 120/80 mmHg, N = 84, RR = 20, S = 36,5 °C, BB 68 kg, TB
149 cm, sendi lutut kanan kemerahan, bengkak, dan didapatkan krepitasi, sedangkan
sendi lutut kiri hanya didapatkan krepitasi tanpa tanda radang. Pada pemeriksaan foto
radiologis genu dextra didapatkan osteofit dan celah sendi menghilang, sedangkan
genu sinistra didapatkan osteofit dan penyempitan celah sendi. Berikut merupakan
pernyataan yang kurang tepat sesuai kasus di atas adalah :
a. Monitoring progresivitas dan outcome terapi dapat menggunakan indeks WOMAC

b. Penurunan berat badan mendekati ideal dapat memperbaiki keluhan

c. Injeksi steroid intraartikular secara rutin setiap 1-2 bulan lebih dipilih untuk
mengurangi nyeri

d. Olah raga aerobik high-impact sebaiknya dihindari

e. Terapi bedah dianjurkan untuk memperbaiki keluhan pada lutut

kanan

Referensi Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Broto R,


Pramudiyo R. 2014. Osteoartritis. Buku
ajar Ilmu Penyakit Dalam 6th Ed.
Jakarta : Interna Publishing, pp : 3197-
3209.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Risna Wati

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Sumatera Utara

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Osteoartritis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Gambaran radiografi yang dijumpai pada osteoartritis , kecuali:

a.Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris

b.Penurunan densitas (sclerosis) tulang subkondral

c.Kista tulang

d.Osteofit pada pinggir sendi

e.Peubahan struktur anatomi sendi

Referensi Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Bruto R,


Pramudiyo R,2014. Osteoartritis. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid
III, hal 3204
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Risna Wati

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Sumatera Utara

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Osteoartritis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Efek NO pada kondrosit yang terlibat pada patofisiologi osteoartritis, kecuali :


A. Inhibisi produksi kolagen dan proteoglikan

B. Inhibisi metaloproteinase

C. Menongkatkan kepekaan trauma oksidan lain

D. Menurunkan ekspresi IL 1 reseptor antagonis

E. Inhibisi polimerisasi aktin dan sinyal IL 1 intergin

Referensi Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, Bruto R,


Pramudiyo R,2014. Osteoartritis. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid
III, hal 3199
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Rasyidah Hasan

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Sumatera Utara

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Spondilitis Ankilosa

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana

Tingkat Kompetensi 3A

Seorang laki-laki 32 tahun dengan keluhan nyeri punggung bawah yang dialami sejak 9 bulan
terakhir. Nyeri tidak membaik dengan istirahat. Nyeri berkurang dengan aktivitas. Riwayat
trauma tidak dijumpai. Riwayat uveitis anterior. Dijumpai keterbatasan dalam pergerakan
tulang belakang. Hasil foto lumbal menunjukkan adanya erosi berat dengan pelebaran celah
sendi. Pasien sudah mengkonsumsi natrium diklofenak untuk mengurangi keluhan namun 3
bulan terkahir keluhan tidak membaik setelah minum obat. Terapi paling tepat yang
selanjutnya dapat diberikan adalah:
a. Anti TNF

b. Celecoxib

c. Paracetamol

d. Prednisolon

e. Rujuk ortopedi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Ongkowijaya, J.A. 2014. Spondilitis Ankilosa


ajar Ilmu Penyakit Dalam 6th Ed. Jakarta :
Interna Publishing, pp : 3167-3172.

Nama Peserta dr. Rasyidah Hasan

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Sumatera Utara

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Spondilitis Ankilosa

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Pemeriksaan Penunjang


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Tingkat Kompetensi 3A

Seorang laki-laki 34 tahun dengan keluhan nyeri punggung bawah yang dialami sejak 9 bulan
terakhir. Nyeri tidak membaik dengan istirahat. Nyeri berkurang dengan aktivitas. Riwayat
trauma tidak dijumpai. Riwayat uveitis anterior. Dijumpai keterbatasan dalam pergerakan
tulang belakang. Gambaran radiologis yang dapat dijumpai adalah:
a. Wedges Shape

b. Bamboo shape

c. Involucrum

d. Osteopenia

e. Osteolitik

Referensi Ongkowijaya, J.A. 2014. Spondilitis Ankilosa


ajar Ilmu Penyakit Dalam 6th Ed. Jakarta :
Interna Publishing, pp : 3167-3172.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Rasyidah Hasan

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Sumatera Utara

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Spondilitis Ankilosa

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik

Tingkat Kompetensi 3A

Di bawah ini yang tidak termasuk kriteria New York Modifikasi 1984 untuk spondilitis
ankilosa adalah:
a. Nyeri punggung bawah aekurangnya berlangsung 3 bulan tidak membaik dengan istirahat

b. Nyeri punggung bawah aekurangnya berlangsung 3 bulan berkurang saat beraktifitas

c. Peningkatan ekspansi dada

d. Adanya keterbatasan pergerakan vertebra lumbalis pada bidang sagital dan frontal

e. Dijumpai erosi berat, pelebaran celah sendi, sebagian ankilosis

Referensi Ongkowijaya, J.A. 2014. Spondilitis Ankilosa


ajar Ilmu Penyakit Dalam 6th Ed. Jakarta :
Interna Publishing, pp : 3167-3172.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Dedi Sarjana

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Interpretasi BMD


Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan nyeri
tulang dan persendian, Dari pemeriksaan BMD didapatkan hasil -1,5. Pasien
mempunyai riwayat sakit gagal ginjal dan sudah menjalani cuci darah rutin selama 3
tahun.
Dibawah ini manakah yang bukan patogenesis terjadinya keluhan pada pasien ini :
A. Hiperfosfatemia

B. Intoksikasi alumunium

C. Akumulasi β2 mikroglobulin

D. Peningkatan vitamin D

E. Peningkatan hormon paratiroid

Referensi Setyohadi B, 2014, Pemeriksaan Densitometri,


Tulang, Buku ajar ilmu penyakit dalam
Edisi 6 Jilid I: hal 363 – 370
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Dedi Sarjana

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Interpretasi BMD


Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang wanita umur 55 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri
pinggang yang mengganggu aktivitas. Pasien telah tidak haid selama 3 tahun
terakhir.
Sebelumnya pasien merupakan perokok 1 bungkus per hari selama 30 tahun dan
baru berhenti sekitar 5 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan BMD didapatkan densitas
massa tulang nilai -2 SD dari T score, disimpulkan pasien mengalami :
A. Osteopenia

B. Osteoporosis

C. Osteoartritis

D. Osteoporosis berat

E. Normal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Jawaban : A

Referensi Setyohadi B, 2014, Pemeriksaan Densitometri,


Tulang, Buku ajar ilmu penyakit dalam
Edisi 6 Jilid I: hal 363 – 370
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Dedi Sarjana

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Interpretasi BMD


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Pasien laki-laki 52 tahun datang dengan keluhan nyeri-nyeri pada tulang dan sendi
pada jari tangan serta telah mendapatkan terapi steroid selama lebih dari 3 tahun
serta terapi calcium dan vitamin D. Pasien akan direncanakan untuk dilakukan
pemeriksaan densitometri tulang. Pasien pernah menjalani hemigastrektomi 10
tahun yang lalu. Apakah indikasi untuk pemeriksaan densitometry tulang kecuali :
A. Laki-laki berumur kurang dari 60 tahun

B. Orang dewasa dengan risiko fraktur panggul

C. Seseorang dalam terapi osteoporosis, untuk memantau terapi yang


telah diberikan

D. Orang dewasa dengan penyakit atau kondisi yang berhubungan dengan densitas
massa tulang yang rendah atau kehilangan massa tulang

E. Seseorang yang terbukti mengalami kehilangan massa tulang yang karena


satu dan lain hal sehingga tidak mendapatkan terapi, walaupun sesungguhnya
membutuhkan terapi

Referensi Setyohadi B, 2014, Pemeriksaan


Densitometri, Tulang, Buku ajar
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

ilmu penyakit dalam Edisi 6 Jilid


I: hal 363 – 370

Pembuat Soal Dr. Haryandi

Kategori Soal Rheumatologi


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Lingkup Bahasan Dalam Artritis Septik


Standar Kompetensi
Jenis Soal Pemeriksaan Penunjang

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang laki-laki usia 45 tahun, mengeluh nyeri pada lutut kiri sejak 1 minggu. Tiga
minggu sebelumnya pasien terjatuh dari sepeda motor dan mengalami luka robek di
paha kiri dekat dengan lutut. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD lengan kanan
120/80, TD lengan kiri 140/90, nadi 82x/menit reguler, pulsasi nadi brachialis pada
lengan kanan dirasakan lemah, RR 20x/menit, T 380C. Pemeriksaan ekstremitas
didapatkan pembengkakan genu sinistra, nampak merah, teraba hangat. Pada
aspirasi cairan sendi didapatkan cairan keruh.
Langkah diagnostik selanjutnya yang dapat membantu penentuan terapi dengan
segera adalah :
A. USG muskuloskeletal

B. Pemeriksaan differential countplasma

C. Kultur cairan sendi

D. Pewarnaan gram cairansendi

E. MRI sendi

Referensi Najirman. Arthritis Septik. In: Setiati S, Alwi I,


Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B,
Syam AF, editors. Buku ajar ilmu penyakit
dalam Jilid I. 6th ed. Jakarta: Interna
Publishing; 2014.p.3235-3244
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Haryandi

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Artritis Septik


Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang wanita 50 tahun, sejak 6 hari yang lalu mengeluh nyeri dan kaku pada lutut
kiri, nyeri terutama kalau akan berdiri setelah jongkok. Penderita bekerja sebagai
pegawai administrasi disebuah instansi pemerintah. Pada pemeriksaan jasmani
didapatkan keadaan umum sedang, tekanan darah 140/90 mmHg, suhu 38,8ºC,
pernapasan 16 kali/menit, nadi 88 kali/menit. Tinggi badan 158 cm, berat badan 79
kg. Terdapat sedikit nyeri tekanan pada sendi interfalang proksimal dan interfalang
distal kedua tangan, genu varus pada kedua lutut dan krepitasi pada lutut kanan.
Terdapat bengkak atau kemerahan pada sendi-sendi tersebut di atas. Sendi-sendi
lain dalam batas-batas normal. Pemeriksaan laboratorium menunjukan 1 laju endap
darah 20 mm/jam ; Hb 12,1 g/dL ; leukosit 13,500/mm3, hitung jenis -/2/5/80/15/5,
liter ASTO 150 IU/mL (N : < 200 IU/mL) urin dalam batas normal.
Kemungkinan diagnosa tersebut di atas adalah :
A. Artritis reumatoid dengan inflamasi pada lutut kiri

B. Artritis gout akut

C. Artritis septik pada lutut kiri

D. Ankilosing spondilitis dengan keterlibatan pada lutut kiri

E. Osteoartritis lutut kiri

Referensi Najirman. Arthritis Septik. In: Setiati S, Alwi I,


Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi B,
Syam AF, editors. Buku ajar ilmu penyakit
dalam Jilid I. 6th ed. Jakarta: Interna
Publishing; 2014.p.3235-3244
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr. Haryandi

Kategori Soal Rheumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Artritis Septik


Standar Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Berikut adalah faktor risiko daripada terjadinya artritis septik, kecuali :


a. Diabetes Mellitus

b. HIV / AIDS

c. Hipertensi

d. Sosio-ekonomi rendah

e. Infeksi kulit pada sendi yang bersangkutan


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Najirman. Arthritis Septik. In: Setiati S, Alwi


I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setiyohadi
B, Syam AF, editors. Buku ajar ilmu
penyakit dalam Jilid I. 6th ed. Jakarta:
Interna Publishing; 2014.p.3235-3244

Nama Peserta dr. Catur Prianwari

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Sumatera Utara

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Viral Artritis


Kompetensi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang laki-laki berusia 28 tahun, dengan keluhan demem tingi dan nyeri seluuh
sendi dan didiagnosa dengan Viral artritis.
Virus yang sering menyebabkan Viral Artritis pada pasien diatas adalah, kecuali:
A. Parvo virus B19

B. Alpha Virus

C. Hepatitis B dan C

D. Rotavirus

E. HIV

Referensi Royal Collage of physician NCBI, Viral


artritis
Clin Med (Lond). 2016 Apr; 16(2): 129–
134.
doi: 10.7861/clinmedicine.16-2-129
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Catur Prianwari

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Sumatera Utara

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Viral Artritis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal

Seorang laki-laki usia 39 tahun, datang dengan keluhan Nyeri seluruh sendi hingga
tidak dapat berjalan disertai keluhan demam tinggi dan nyeri kepala 1 hari yang lalu.
di daerah pasien sedang terjadi endemis dengan penyakit dengan keluhan yang sama.
Virus yang menyebabkan Viral artritis pada pasien diatas adalah :
A. Parvo virus B19

B. Alpha Virus

C. Hepatitis B

D. Hepatitis C

E. HIV
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi Royal Collage of physician NCBI, Viral


arthritis
Clin Med (Lond). 2016 Apr; 16(2): 129–
134.
doi: 10.7861/clinmedicine.16-2-129
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Peserta dr. Catur Prianwari

Periode Ujian 41

Asal FK FK Universitas Sumatera Utara

Kategori Soal Reumatologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Viral Artritis


Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis

Tingkat Kompetensi 4A

Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang laki-laki usia 39 tahun, datang dengan keluhan Nyeri seluruh sendi hingga
tidak dapat berjalan disertai keluhan demam tinggi dan nyeri kepala 1 hari yang lalu.
di daerah pasien sedang terjadi endemis dengan penyakit dengan keluhan yang sama.
Terapi pilihan utama pada kondisi akut viral artritis adalah

A. NSAID

B. Steroid

C. MTX

D. Sulfasalazin

E. Aspilet

Referensi Rheumatologyadvisor
Viral Arthritis
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

UJIAN BOARD BATCH 41

DIVISI ALERGI - IMUNOLOGI

Kontributor :

dr. Gama Yuniharizky / UNDIP


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPembuatSoal Hadi Waluyo


Asal FK UniversitasDiponegoro
KategoriSoal Alergi Imunologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Reaksi Alergi
JenisSoal/JenisPertanyaan Patogenesis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita berusia 29 tahun datang ke klinik dengan gejala ketidaknyamanan sendi dan
gatal- gatal selama 6 harisetelah minum amoksisilin untuk radang tenggorokan. Pasien juga
merasakan adanya beberapa benjolan di leher, tanpa adanya bengkak pada bibir atau lidah, serta
tidak ada kesulitan bernafas. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan pembesaran kelenjar getah
bening pada leher mudah bergerak berukuran kecil, urtikaria, dan tidak ditemukan adanya lesi
pada mulut. Pemeriksaan urin ditemukan adanya protein dan sel darah merah. Manakah dari
berikut ini yang merupakan mekanisme yang paling mungkin untuk reaksi obat ini?
a. pelepasan imunoglobulin E (IgE)

b. degranulasi sel mast

c. hipersensitivitas tipe segera

d. interaksi sel makrofag-endotel

e. kompleks imun yang beredar

Samsuridjal Djauzi, Heru


Sundaru, Dina Mahdi, Nanang
Sukmana. Alergi obat.
Referensi ReferensiBukuAjarIlmuPenyaki
tDalam ed.
VI, Hal: 513-518
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPembuatSoal Hadi Waluyo


Asal FK UniversitasDiponegoro
KategoriSoal Alergi Imunologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi SLE
JenisSoal/JenisPertanyaan Patogenesis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
SLE adalah suatu penyakit autoimun dengan patogenesis yang kompleks. Dari berbagai
pernyataan mekanisme imunopatogensis di bawah ini, manakah yang tidak sesuai dengan SLE

A. Pada SLE terjadi produksi antibodi spesifik yang berlebihan yang bersifat monoklonal

B. Sel T mengalami hiperreaktivitas yang menybabkan sel B memproduksi antibodi berlebihan

C. Pembentukan komplek imun akibat autoantobodi yang beredar merusak jaringan

D. Mekanisme ” clearance ” terganggu akibat disfungsi sel fagosit

E. Aktivitas supresi tidak adekuat dari sel Treg dan sel NK terhadap sel T dan sel B
yang hiperaktif

Laniyati Hamijoyo. Autoantibodi pada lupus


Referensi eritematosus. Referensi Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam ed.VI, Hal: 3346-3359
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPembuatSoal Hadi Waluyo


Asal FK UniversitasDiponegoro
KategoriSoal Alergi Imunologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Asma bronkhial
JenisSoal/JenisPertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Laki-laki 60 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas dada terasa seperti diikat
yang memberat sejak 1 hari lalu. Keluhan sesak nafas sudah dialami sejak muda terutama bila
terpapar debu dan membaik bila menggunakan salbutamol. Sejak 1 tahun terakhir keluhan sesak
nafas dirasakan muncul setiap hari. Pasien mengaku sering merokok sejak umur 20 tahun dan
berhenti 4 tahun lalu. Pasien merokok sekitar 2 bungkus per hari. Pada pemeriksaan paru
didapatkan sela iga melebar, suara nafas bronkhial disertai wheezing. Pada pemeriksaan FEV1
2,3 L/menit dan pasca bronkhodilator FEV1 2,4 L/menit. Diagnosis yang paling mungkin
B.Asma bronkhial

C. Bronkhiektasis
D.Bronkhitis kronis

E. PPOK
ACOS
Heru Sundaru, Sukamto, 2014. Asma bronkial.
Referensi ReferensiBukuAjarIlmuPenyakitDalam ed.
VI, Jilid I. Hal: 478-488

NamaPembuatSoal Harapan Michael Platini


Asal FK Universitas Diponegoro
KategoriSoal Alergi Imunologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Interpretasi spirometri
JenisSoal/JenisPertanyaan Penunjang
Tingkat Kompetensi 4A
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Soal

Seorang pria 65 tahun mengeluh sesak dan batuk berdahak yang lama tidak sembuh. Pasien
diketahui memiliki riwayat merokok 2 bungkus perhari sejak usia 21 tahun. Pemeriksaan fisik
didapatkan bentuk dada tong (barrel chest) dengan frekuensi nafas 22 x/menit, dan saturasi
oksigen 93%. Saat perkusi didapatkan hipersonor pada kedua lapang paru dan suara nafas
vesikuler melemah. Pasien disarankan pemeriksaan spirometri. Apakah hasil pemeriksaan fungsi
paru yang diharapkan?

A. FEV1 Menurun, FVC Normal/Menurun, Rasio FEV1/FVC Menurundan TLC Menurun

B. FEV1 Menurun, FVC Normal/Menurun, Rasio FEV1/FVC Menurun dan TLC Naik

C. FEV1 Menurun, FVC Menurun, Rasio FEV1/FVC Normal dan TLC menurun

D. FEV1 Menurun, FVC Normal/Menurun, Rasio FEV1/FVC Naikdan TLC Naik

E. FEV1 Menurun, FVC Menurun, Rasio FEV1/FVC Naikdan TLC Menurun

Harrison’s manual of medicine 19th edition,


Referensi
chap.128-131

NamaPembuatSoal Harapan Michael Platini


Asal FK Universitas Diponegoro
KategoriSoal Alergi Imunologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Skin Prick Test
JenisSoal/JenisPertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal

Seorang laki-laki, 27 tahun, datang berobat ke poli alergi dengan keluhan gatal-gatal berulang
setelah os makan kacang-kacangan. Riwayat alergi dan asma pada keluarga (+). Os direncanakan
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

untuk pemeriksaan tes kulit. Pernyataan berikut yang benar :

a. Tes kulit yang paling mudah dilakukan dan minimal efek samping adalah skin prick test

b. Skin prick test dapat dilakukan pada pasien dengan dermatitis kontak

c. Sebelum melakukan tes kulit harus dilakukan pemeriksaan eosinophil serum

d. Skin prick test tidak berkolerasi dengan kadar Ig E spesifik

e. Tidak ada pernyataan yang benar

Tanjung A, Yunihastuti E. Buku Ajar Ilmu


Referensi
Penyakit Dalam Edisi 6. 2014 :hal 473-477.

NamaPembuatSoal Harapan Michael Platini


Asal FK Universitas Diponegoro
KategoriSoal Alergi Imunologi
Prosedur diagnostic penyaki talergi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi
(TesProvokasi)
JenisSoal/JenisPertanyaan Penunjang
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan berusia 19 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sering timbul
bentol dan kemerahan pada seluruh badan saat makan makanan laut dan sering bersin-bersin saat
membersihkan rumah. Pasien memiliki riwayat asma, dengan terapi inhaler yang tidak rutin di
gunakan. Dikatakan hanya menggunakan obat tersebut saat serangan sesak. Pasien disarankan
melakukan uji tusuk. Dari prosedur dibawah ini, pernyataan manakah yang benar terkait
pemeriksaan tersebut?
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

• Pada uji tusuk selain penetesan alergen, juga dilakukan tes control positif (larutan phospate-
buffered saline dengan fenol 0.4%) dan control negative (larutan histamine fosfat 0.1%)

• Menghentikan obat antihistamin generasi pertama dan kedua selama 72 jam sebelumnya.

• Menghentikan kortikosteroid sistemik selama 3 hari tanpa memperhatikan dosis dan lama
penggunaannya.

• Menghentikan kortikosteroid topical selama 3 hari sebelumnya

Tidak menghentikan terapi teofilin, obat simpatomimetik dan sodium kromoglikat karena tidak
menghalangi reaksi kulit
Tanjang Azhar, Yunihastuti Evy. 2014.
Prosedur Diagnostik Penyakit Alergi.
Referensi
BukuAjarIlmuPenyakitDalamEdisi 6. Jilid
I:hal 473-477

NamaPembuatSoal Diana Ifariani


Asal FK UniversitasDiponegoro
KategoriSoal Alergi Imunologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Reaksi alergi
JenisSoal/JenisPertanyaan Patogenesis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang mahasiswi 19 tahun tanpa sadar memakan mi goreng yang mengandung udang. Dia
alergi terhadap udang. Selama 20 menit berikutnya pasien mengalami lesi kulit akut berupa
plakat kemerahan yang meningkat dari permukaan kulit. Berikut ini manakah yang merupakan
karakteristik lesi ini?
• paling sering muncul di telapak tangan dan kaki

• jarang terasa gatal

• tidak memudar bila ditekan

• disebabkan oleh vaskulitis lokal

disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas yang berkelanjutan


Samsuridjal Djauzi, Heru Sundaru, Dina
Mahdi, Nanang Sukmana. Alergi obat.
Referensi Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed.
VI, Hal: 513-518
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Diana Ifariani


Asal FK Universitas Diponegoro
KategoriSoal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
SLE
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita berusia 23 tahun datang ke dokter karena khawatir kemungkinan menderita
lupus erythematosus sistemik setelah mendengar siaran kesehatan masyarakat di radio. Pasien
tidak memiliki riwayat penyakit di masa lalu, obat yang diminum adalah ibuprofen bila ada
nyeri lutut kanan. Pasien bekerja sebagai kasir di toko. Pasien sering mengeluhkan adanya ulkus
oral intermiten dan nyeri lutut kanan. Pemeriksaan fisik tidak didapatkan adanya alopesia, ruam
kulit, atau pembengkakan sendi maupun peradangan. Pemeriksaan darah menunjukkan antibodi
antinuklear positif (ANA) pada titer 1:40, laborat lainya dalam batas normal. Manakah dari
pernyataan berikut ini yang benar?
• Empat kriteria diagnostik diperlukan untuk didiagnosis dengan lupus eritematosis sistemik,
pada pasien ini terdapat 3 kriteria yang memenuhi.

• Empat kriteria diagnostik diperlukan untuk didiagnosis dengan lupus eritematosis sistemik,
pada pasien ini terdapat 2 kriteria yang memenuhi.

• Jika urinalisis menunjukkan proteinuria, ia akan memenuhi kriteria untuk lupus eritematosus
sistemik.

• Pasien memenuhi kriteria untuk lupus eritematosus sistemik karena dia memiliki tiga kriteria
untukpenyakit.

• Adanya ANA positif saja sudah cukup untuk mendiagnosis lupus eritematosus sistemik.

Yoga I Kasjmir, Kusworini Handono, Linda


Kurniaty Wijaya, Laniyati Hamijoyo, et.al.
Referensi Diagnosis dan pengelolaan lupus eritematosus
sistemik. Referensi Buku Ajar IlmuPenyakit
Dalam ed.VI, Hal: 3360-3377
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

NamaPembuatSoal Diana Ifariani


Asal FK UniversitasDiponegoro
KategoriSoal Alergi Imunologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Asma bronkhial
JenisSoal/JenisPertanyaan Patogenesis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Laki-laki 42 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas, disertai mengi, batuk, mata
gatal saat sedang bekerja. Pasien mulai bekerja di perusahaan yang memproduksi sabun sulfur
sejak kurang lebih 1 tahun terakhir. Pasien perokok sejak SMA dan tidak memiliki riwayat asma
sebelumnya. Keluahn sesak memburuk saat hari kerja dan membaik pada hari libur.
Pemeriksaan fisik didapatkan adanya barrel chest, sela iga melebar, wheezing minimal. Apakah
patogenesis yang mendasari gejala tersebut di atas?
• Merupakan keadaan yang menyerupai reaksi tipe I tanpa melalui ikatan antigen dengan IgE

• IgG akan berikatan dengan antigen yang mengakibatkan sel mast mengeluarkan mediator

• Pada polutan dengan berat molekul rendah selalu ditemukan IgE spesifik

• Pemeriksaan tes kulit akan negatif pada bahan polutan molekul besar

Iritasi menjadi provokasi langsung terjadinya asma


Teguh H.Karjadi. 2014. Asma akibat kerja.
Referensi ReferensiBukuAjarIlmuPenyakitDalam ed.
VI, Jilid I. Hal: 489-494

Nama Pembuat Soal Dinda Saraswati Ratnaningsih


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
LingkupBahasan Dalam Standar
Imunologi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patogenesis
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita usia 52 tahun datang dengan keluhan sering merasa kepanasan dan banyak
berkeringat sejak 3 bulan teakhir. Pasien sebelumnya mengira keluhan tersebut merupakan
gejala setelah menopause. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/90 Nadi 120x/menit
regular, laju nafas 20x/menit, suhu 37,2. Ditemukan eksopthalmus di kedua mata. Hasil
laboratorium didapatkan kadar Free T4 40,55, TSHs <0,05. Rekasi hipersensitivitas yang
beruhubungan dengan patogenesis penyakit pasien tersebut adalah?
a. Tipe I

b. Tipe II sitotoksik

c. Tipe II non-sitotoksik

d. Tipe III

e. Tipe IV

Harrison’s Principal of Internal Medicine 19th


Referensi Edition. Chapter 377e - Autoimmunity and
Autoimmune Disease.

Nama Pembuat Soal Dinda Saraswati Ratnaningsih


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Vaksinasi
JenisSoal/JenisPertanyaan Penatalaksanaan
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 20 tahun WNI kelahiran Jerman yang semasa hidupnya baru kali ini pulang ke
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Indonesia untuk berlibur ke Solo dan Yogyakarta, pasien kemudian berkonsultasi melalui email
kepada salah satu dokter penyakit dalam di Indonesia sebelum pergi berlibur. Vaksinasi apakah
yang disarankan oleh dokter kepada wisatawan tersebut ?
a. Vaksinasi Hepatitis B, Tifoid, Influenza

b. Vaksinasi Tifoid, Influenza, Meningokok

c. Vaksinasi Tifoid, Infuenza, Hepatitis A

d. Vaksinasi Hepatitis A, Tifoid, Meningokok, MMR

e. Vaksinasi Tifoid, Meningokok, MMR

Erwanto B. ImunisasiDewasa. Buku Ajar


Referensi IlmuPenyakitDalam. Edisi VI. 2014; hal.951-
57.

Nama Pembuat Soal Dinda Saraswati Ratnaningsih


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Imunodefisiensi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patogenesis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 25 tahun dating dengan keluhan infeksi berulang dalam 6 bulan terakhir setelah
menjalani rangkaian kemoterapi untuk leukemia akut. Dalam waktu 6 bulan ini pasien
mengalami 3 episode perawatan karena pneumonia berat dan 2 perawatan karena infeksi saluran
kemih. Defek imunologis yang dialami pasien ini adalah?
a. Deplesi set limfosit T helper

b. Gangguan maturasi dan fungsi limfosit


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

c. Penurunan fungsi fagositosis

d. Penurunan prekusor leukosit di sumsum tulang

e. Penurunan fungsi sel limfosit B untuk menghasilkan immunoglobulin

Referensi Imunodefisiensi Kongenital dan Didapat

Nama Pembuat Soal Miftahul Chusna


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Tes tusuk kulit
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 29 tahun, datang berobat ke poliklinik untuk pemeriksaan tes tusuk kulit.
Sebelumnya pasien mengalami keluhan timbul bentol-bentol dan kemerahan kulit disertai rasa
gatal setelah makan tahu gimbal. Pada bagian lengan dan kaki tampak bekas luka garukan.
Pasien berobat ke dokter puskesmas 5 hari lalu dan mendapat obat CTM 4 mg 3x1 dan
dexametason 3x0,5 mg. Karena merasa tidak membaik, 2 hari kemudian pasien kontrol ke
dokter umum pribadi dan mendapatkan loratadin 10 mg 1x1 tab, metil prednisolon 3x8 mg dan
salep hidrokortison serta disarankan untuk dilakukan pemeriksaan tes tusuk kulit. Waktu paling
tepat untuk dilakukan pemeriksaan ini adalah
A. Setelah menghentikan loratadin 7 hari

B. Setelah menghentikan CTM minimal 3 hari

C. Setelah menghentikan metil prednisolon 3 hari

D. Setelah menghentikan metil prednisolon 5 hari


E. Setelah menghentikan salep hidrokortison 1 minggu

Azhar Tanjung, Evy Yunihastuti. Prosedur


Referensi diagnostik penyakit alergi. ReferensiBuku
Ajar IlmuPenyakitDalam ed.VI, Hal: 473-477
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Miftahul Chusna


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Tes Provokasi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik
Tingkat Kompetensi 3
Soal
Seorang laki-laki 36 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sering bersin-bersin dan
keluar ingus berwarna bening jernih serta hidung terasa gatal terus menerus. Kadang-kadang bila
gejala memberat, timbul sesak. Pasien sudah pernah menjalani tes tusuk kulit tetapi hasilnya
negatif. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal, mukosa hidung tampak kemerahan.
Langkah selanjutnya untuk mengetahui penyebab alergi pada pasien tersebut adalah...
A. Spirometri

B. Tes tempel

C. Serum IgE total

D. Tes provokasi nasal


E. Tes inhalasi histamin

Azhar Tanjung, Evy Yunihastuti. Prosedur


Referensi diagnostik penyakit alergi. Referensi Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed.VI, Hal: 473-
477
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Miftahul Chusna


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Spirometri
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 34 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas disertai mengi sejak 2 jam
lalu, tidak ada demam dan batuk-batuk sebelumnya. Satu hari sebelumnya pasien membersihkan
lemari buku yang penuh debu, pasien langsung bersin-bersin. Pasien memiliki riwayat sering
bersin jika terkena debu dan bentol-bentol bila cuaca dingin, kadangkala disertai sesak yang
berkurang bila pasien minum obat asma yang dimiliki oleh ibunya. Pemeriksaan fisik didapatkan
TD 120/80 mmHg, nadi 106x/menit, RR 30x/menit, suhu 36,9 oC. Didapatkan adanya wheezing
ekspirasi pada kedua lapangan paru. Pasien kemudian dilakukan tidakan nebuliser dengan
albuterol 3 kali tiap 20 menit, serta injeksi metil prednisolon intravena dan keluhan sesak
berkurang. Hasil pemeriksaan penunjang yang diharapkan untuk menegakkan diagnosis setelah
inhalasi beta 2 agonis adalah
A. Spirometri FEV1/FVC 65%, FEV1 meningkat dari 52% menjadi 55% prediksi

B. Spirometri FEV1/FVC 95%, FEV1 meningkat dari 52% menjadi 67% prediksi

C. Spirometri FEV1/FVC 65%, FEV1 meningkat dari 52% menjadi 72% prediksi

D. Spirometri FEV1/FVC 85%, FEV1 menurun dari 85% menjadi 60% prediksi

E. Spirometri FEV1/FVC 65%, FEV1 menurun dari 61% menjadi 52% prediksi

Sundaru H, Sukamto. Asma bronkhial.


Referensi Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed.
VI, Hal: 478-488

Nama Pembuat Soal Probo Wuryantoro


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Rheumatologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
SLE
Kompetensi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana


Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita berusia 29 tahun, datang ke Poliklinik Penyakit Dalam. Pasien didiagnosis SLE
dan Nefritis Lupus Kelas II sejak 1 tahun yang lalu, dan mendapatkan terapi Siklosporin dan
OAINS. Pasien sudah tidak menstruasi sejak 8 minggu yang lalu, dan hasil pemeriksaan
Kehamilan (+). Saat ini pasien mengeluh nyeri sendi, hasil pemeriksaan laboratorium trombosit
50.000/mm3
Pilihan terapi yang paling tepat untuk pasien adalah
a. OAINS + Azatioprin

b. OAINS

c. OAINS + MMF

d. Siklofosfamid

e. Metotreksat IV

Diagnosis dan Pengelolaan Lupus


Referensi Eritematosis Sistemik. Rekomendasi
Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2011.

Nama Pembuat Soal Jimmy Tanamas


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Rheumatologi, Alergi Immunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
SLE, Vaksinasi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 35 tahun, penderita SLE datang ke poliklinik. Pasien dalam pengobatan SLE
yang dijalani selama 1.5 tahun ini, dengan Siklosporin. Pasien ingin mendapatkan vaksinasi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

karena hendak pergi ke luar negri. Pilihan jenis vaksin yang aman bagi penderita diatas, Kecuali:
a. Influenza

b. Pneumokokus

c. Hepatitis A

d. MMR

e. Meningitis

Rekomendasi Vaksinasi Dewasa Dengan


Indikasi Medis / Kondisi Tertentu: Satgas
Imunisasi Dewasa PAPDI 2017
Referensi
Diagnosis dan Pengelolaan Lupus
Eritematosis Sistemik. Rekomendasi
Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2011.

Nama Pembuat Soal Probo Wuryantoro


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Pulmonologi, Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Asma
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Preventif
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Seorang penderita Asma berusia 22 tahun, datang ke dokter Spesialis Penyakit Dalam untuk
mendapatkan vaksinasi Influenza. Pasien dalam pengobatan Asma dengan Steroid inhalasi dan
SABA. Kapan waktu yang tepat untuk diberikan vaksinasi pada pasien diatas?
a. Vaksinasi Influenza diberikan setelah 2 minggu terapi Asma dihentikan

b. Vaksinasi Influenza diberikan setelah steroid inhalasi dihentikan

c. Vaksinasi Influenza dapat diberikan langsung

d. Vaksinasi Influenza merupakan kontraindikasi

e. Vaksinasi Influenza diberikan setelah SABA dihentikan

GINA 2018

Referensi Rekomendasi Vaksinasi Dewasa Dengan


Indikasi Medis / Kondisi Tertentu: Satgas
Imunisasi Dewasa PAPDI 2017

Nama Pembuat Soal Jimmy Tanamas


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Asma
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang atlit lari marathon datang ke poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan sesak nafas.
Pasien mengeluhkan sesak nafas dialami sejak beberapa hari ini, sesak timbul saat udara dingin.
Sesak berbunyi mengik. Keluarga pasien ada yang menderita asma. Diagnosis asma pada
penderita di atas adalah?
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

a. Spirometri

b. Spirometri dengan provokasi bronkus

c. Skin Prick Test

d. IgE Total

e. Skin Patch Test

Referensi Gina 2018

Nama Pembuat Soal Probo Wuryantoro


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Reaksi Alergi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi
Soal
Laki-laki 50 tahun datang ke Unit Gawat Darurat dengan keluhan bengkak seluruh tubuh, panas
dan gatal pada kulit, serta nyeri sendi dan badan terasa pegal-pegal. Tekanan darah 110/70, Nadi
100x/menit, Laju Nafas 20x.menit. Kurang lebih 2 minggu yang lalu, pasien mendapatkan terapi
Anti Difteri Serum. Tatalaksana yang tepat pada penderita diatas adalah?
a. Supportive

b. Steroid

c. Antihistamin

d. Epinefrin

e. Difenhidramin

Referensi Salim EM, Sukama N. Penyakit Kompleks


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Imun
Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed.
VI, Hal: 526

Nama Pembuat Soal Jimmy Tanamas


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Reaksi Alergi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik
Tingkat Kompetensi
Soal
Wanita 33 tahun dengan keluhan mata kuning, BAK seperti teh dan pucat. Pada pemeriksaan
didapatkan conjungtiva suffusion (-), nyeri tekan gastroknemius (-), nyeri sendir (+), rambut
rontok (+), sariawan (+). Tidak ditemukan adanya hepato – splenomegali, maupun riwayat
berpergian kedaerah endemis malaria. Pasien kemudian mendapatkan transfusi PRC . tiga jam
setelah transfusi, pasien mengeluhkan sesak, berdebar-debar, pandangan kabur, berkunang-
kunang, dan lemas. Penegakan diagnosis reaksi hipersensitivitas diatas adalah?
a. IgE total

b. Skin Prick Test

c. RAST

d. Coomb test

e. Antibodi IgG dan IgM

Djauzi S, Sundaru H. Alergi Obat


Referensi Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed.
VI, Hal: 512
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Hakka Azasiyasa


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Skin Prick Test
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik
Tingkat Kompetensi
Soal
Wanita 45 tahun datang ke poliklinik Alergi Immunologi untuk menjalani pemeriksaan Skin
Prick Test, untuk mengetahui jenis alergen. Pasien mengeluhkan adanya urtikaria pada kulit
sejak 2 hari belakangan ini. Pasien rutin mengkonsumsi cetirizine bila keluhan muncul, dan
sudah tidak minum obat sejak 10 hari yang lalu. Waktu yang tepat untuk melakukan
pemeriksaan skin prick test adalah?
a. Skin Prick Test tidak dapat dilakukan

b. Skin Prick Test ditunda sampai hari ke 14 cetirizine di hentikan

c. Skin Prick Test segera dilakukan

d. Skin prick test diganti skin patch test

e. Skin Prick Test dilakukan setelah kondisi pasien membaik

Tanjung A. Prosedur Diagnostik Penyakit


Alergi
Referensi
Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed.
VI, Hal: 474
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Hakka Azasiyasa


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Provokasi Test
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik
Tingkat Kompetensi
Soal
Seorang laki-laki 30 tahun, datang ke poliklinik penyakit dalam untuk melakukan pemeriksaan
spirometri. Pasien sebelumnya didiagnosis menderita asma. Keluhan penderita sesak nafas,
berbunyi mengik, timbul saat udara dingin. Riwayat keluarga ada yang menderita alergi
makanan. Dosis obat bronkodilator untuk uji provokasi adalah?
a. salbutamol 15 mg (nebulasi)

b. ipratropium bromide 160mcg (nebulasi)

c. terbutaline 500mcg (nebulasi)

d. salbutamol 400mcg (nebulasi)

e. salbutamol 400mcg (spacer)

Tanjung A. Prosedur Diagnostik Penyakit


Alergi
Referensi
Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed.
VI, Hal: 474

Nama Pembuat Soal Hakka Azasiyasa


Asal FK Universitas Diponegoro
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Kategori Soal Pulmonologi


Lingkup Bahasan Dalam Standar
Spirometry
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan diagnosis, tatalaksana
Tingkat Kompetensi
Soal
Seorang laki-laki 69 tahun mengeluhkan rasa tidak nyaman di dada selama setahun. Pasien
merokok sejak muda, sebanyak 40 batang/hari. Pasien juga mengeluhkan batuk produktif dan
membutuhkan pengobatan dengan antibiotik. Saat ini pasien lebih mudah lelah dan sesak dengan
pekerjaan ringan. Dari pemeriksaan pasien tampak sianosis dan hasil pemeriksaan spirometri
menunjukan FEV1 = 0.89 (28% prediksi), FVC = 2.74 (67% prediksi), FEV1/FVR rasio = 0.32.
Kondisi yang dialami pasien dan tatalaksana jangka panjang yang tepat adalah?
a. PPOK derajat sedang – berat, terapi dengan beta agonis long acting

b. PPOK detajat sedang – berat, terapi dengan beta agonis long acting dan antikolinergik

c. PPOK derajat berat, terapi kombinasi beta agonis short dan antikolinergik

d. PPOK derajat berat, terapi kombinasi beta agonis long acting dan steroid inhalasi

e. PPOK derajat berat, terapi beta agonis dan leukotrine

Bellamy David, A Practical Guide To Using


Spirometry in Primary Care
Referensi
Referensi Spirometry in Practice 2nd ed, Hal:
19

Nama Pembuat Soal Selamet Hidayat


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Imunologi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Soal
Seorang laki-laki usia 25 tahun dating dengan keluhan bersin, batuk, secret hidung purulen,
obstruksi hidung, kesulitan menghidu, demam nglemeng, post nasal drip, nyeri kepala, nyeris
eperti ditekan pada pipi kiri dan kanan dan telinga terasa penuhs ejak 3 minggu yang lalu.
Pernyatan dibawah ini yang benar adalah:
A. Perlu segera diberikan antibiotic amoksisilin-asam klavulanat selama5-7 hari

B. Antibiotik golongan quinolon tidak dapat diberikan

C. Azitromisin dapat diberikan selama 10-14 hari

D. Dapat diberikan dekongestan topical maksimal selama14 hari

E. Sebagian besar kasus memerlukan tindakan operatif Functional Endoscopic


Sinus Surgery (FESS)

Sundaru H. Winulyo EB.RinosinusitisAlergi,


Referensi ReferensiBuku Ajar IlmuPenyakitDalam ed.
VI, Hal: 504-507

Nama Pembuat Soal Selamet Hidayat


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Vaksinasi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki usia 66 tahun dengan penyakit paru menahun akibat merokok lama dating
kepoliklinik penyakit dalam dengan keluhan sesak yang terus menerus, batuk hilang timbul. Saat
ini pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal. Pernyatan dibawah ini
yang benar mengenai vaksinasi pada pasien ini adalah:
A. Perlu segera diberikan vaksin pneumokokus PCV13 dan PPSV 23 dengan jeda
pemberian minimal enam bulan
B. Jika pasien sudah mendapatkan vaksin pneumokokus PPSV 23, pasien perlu
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

diberikan vaksin pneumokokus PCV13 setelah satu tahun.


C. Pasien cukup mendapatkan salah satu vaksin pneumokokus PCV13 atau PPSV 23

D. Vaksin influenza dapat diberikan dengan interval ulangan minimal setiap 2 tahun
E. Pemberian vaksinasi influenza tidak diperlukan

Winulyo EB.ImunisasiDewasa,
Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed.
Referensi VI, Hal: 951-957
JadwalImunisasiDewasa. Rekomendasi Satgas
Imunisasi Dewasa PAPDI Tahun 2017

Nama Pembuat Soal Selamet Hidayat


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Imunodefisiensi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pernyataan ini benar berkaitan dengan kelainan imunodefisiensi primer akibat defisiensisel B:
a. Imunodefisiensi yang terjadi akibat penyakit HIV/AIDS

b. Kelainan akibat diferensiasi berlebihan prekursorsel-B menjadi sel-B matur

c. Imunodefisiensi yang terjadi pada Leukemia limfositik kronik

d. X-linked agammaglobulinemia

e. DiGeorge Syndromme

Kalim H, Ed. ImunologiDasar Abbas. Edisi


Referensi
Indonesia kelima. Bab 12 Hal 257-275
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Rizqi Rifani


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Lupus Eritematosus Sistemik
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 30 tahun dengan SLE datang ke praktek dokter untuk merencanakan kehamilan.
Manakah dari obat dibawah ini yang dapat diberikan saat kehamilan?
a. Azatioprin

b. Siklofosfamid

c. Hidroksiklorokuin

d. Metotreksat

e. Klorokuin

Yuliasih.Kehamilan pada Lupus Eritematosis


Sistemik,
Referensi
Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
ed.VI, Hal: 4031-4032

Nama Pembuat Soal Rizqi Rifani


Asal FK Universitas Diponegoro
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Kategori Soal Alergi Imunologi


Lingkup Bahasan Dalam Standar
Asma Bronkial
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 28 tahun sedang hamil 14 minggu datang berobat dengan keluhan sesak
nafasdan batuk berdahak sejak 1 hari ini terutama malam hari. Pada auskultasi didapatkan mengi
saat ekspirasi. Obat manakah yang menjadi pilihan utama untuk membebaskan pasien dari sesak
nafas ini?
a. Deksametason

b. Metilprednisolon

c. Salbutamol

d. Epinefrin

e. Aminofilin

Heru Sundaru, Sukamto.Asma Bronkial,


Referensi Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
ed.VI, Hal : 478-488

Nama Pembuat Soal Rizqi Rifani


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Reaksi Alergi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Terapi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 23 tahun mengalami mual-mual, muntah, sesak nafas sesaat setelah makan
nasi goreng yang mengandung udang. Laki-laki tersebut kemudian dibawa ke IGD yang berjarak
sekitar 5 menit dari tempat makan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/70 mmHg, HR
110 kali/menit, RR 30 kali/menit, suhu 36 oC dan mengi. Sebagai dokter jaga IGD, obat apakah
yang anda berikan untuk mengatasi keadaan pada pasien?
a. Loratadin

b. Deksametason

c. Epinefrin

d. Salbutamol

e. Atrofin

Teguh Harjono K.Anafilaksis,

Referensi Referensi EIMED PAPDI Kegawatan Penyakit


Dalam (Emergency in Internal Medicine), Hal
: 397-404

Nama Pembuat Soal Mirantika Emma


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Imunologi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang waanita 38 tahun dating dengan keluhan utama lemas. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva mata pucat dan sclera ikterik. Pemeriksaan labortorium didapatkan
Hb=6.2g/dl, Bilirubin total 2.5 mg/dl, Bilirubin direk 0.8 mg/dl, Coomb Test (+). Mekanisme
yang mendasari manifestasi klinis pasien tersebuta dalah:
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

a. Terbentuknya IgM/IgG oleh pajanan antigen yang selanjutnya mengaktifkan sel-sel yang
memiliki reseptornya (FcgR)

b. Adanya komplek simun pada jaringan

c. Adanya reaksi antigen dengan IgE

d. Terbentuknya respon sel T yang telah disensitisasi antigen tertentu

e. Bukan salah satu di atas

Samsuridjal Djauzi. Imunologi-Alergi Obat,


Referensi Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
ed.VI, Hal: 514

Nama Pembuat Soal Mirantika Emma


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Vaksinasi Dewasa
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Prosedur Tindakan
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang pria berusia 38 tahun dating ke poliklinik penyakit dalam untuk konsultasi tentang
vaksinasi. Pasien terdiagnosa sakit gagal ginjal kronik sejak 1 tahun ini dan rutin menjalani cuci
darah. Vaksinasi apakah yang dinjurkan?
A. Hepatitis B, Tifoid, Influenza

B. Pneumokokkus, Influenza, Tifoid

C. Hepatitis B, Pneumokokus, Influenza

D. Hepatitis B, Pneumokokus, Meningokokkus

E. Pneumokokus, Influenza, Hepatitis A


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Evy Yunihastuti. Vaksinasi pada Kelompok


Referensi Khusus. Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam ed.VI, Hal: 960

Nama Pembuat Soal Mirantika Emma


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Imunodefisiensi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Berikut yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memulai terapi ARV pada pasien
HIV, kecuali :
A.ARV diberikan pada semua pasien HIV (+) yang menunjukkan kriteria diagnosis AIDS

B. ARV diberikan pada pasien dengan CD4<350 sel/mm3

C. ARV diberikan pada pasien asimptomatik dengan CD4 200-350 sel/mm3

D. ARV diberikan pada pasien asimptomatik dengan CD4>350 sel/mm 3dan viral load > 100.000
copy/sel

E.ARV diberikan pada pasien asimptomatik dengan CD4>350 sel/mm 3 dan viral load <
100.000 copy/sel
Zubairi D, Samsuridjal D. HIV/AIDS Di
Referensi Indonesia. Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam ed.VI, Hal: 892
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Mirantika Emma


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Imunologi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang waanita 38 tahun dating dengan keluhan utama lemas. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva mata pucat dan sclera ikterik. Pemeriksaan labortorium didapatkan
Hb=6.2g/dl, Bilirubin total 2.5 mg/dl, Bilirubin direk 0.8 mg/dl, Coomb Test (+). Mekanisme
yang mendasari manifestasi klinis pasien tersebuta dalah:
a. Terbentuknya IgM/IgG oleh pajanan antigen yang selanjutnya mengaktifkan sel-sel yang
memiliki reseptornya (FcgR)

b. Adanya komplek simun pada jaringan

c. Adanya reaksi antigen dengan IgE

d. Terbentuknya respon sel T yang telah disensitisasi antigen tertentu

e. Bukan salah satu di atas

Samsuridjal Djauzi. Imunologi-Alergi Obat,


Referensi Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
ed.VI, Hal: 514

Nama Pembuat Soal Mirantika Emma


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Vaksinasi Dewasa
Kompetensi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Prosedur Tindakan


Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang pria berusia 38 tahun dating ke poliklinik penyakit dalam untuk konsultasi tentang
vaksinasi. Pasien terdiagnosa sakit gagal ginjal kronik sejak 1 tahun ini dan rutin menjalani cuci
darah. Vaksinasi apakah yang dinjurkan?
A. Hepatitis B, Tifoid, Influenza

B. Pneumokokkus, Influenza, Tifoid

C. Hepatitis B, Pneumokokus, Influenza

D. Hepatitis B, Pneumokokus, Meningokokkus

E. Pneumokokus, Influenza, Hepatitis A

Evy Yunihastuti. Vaksinasi pada Kelompok


Referensi Khusus. Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam ed.VI, Hal: 960

Nama Pembuat Soal Mirantika Emma


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Imunodefisiensi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Berikut yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memulai terapi ARV pada pasien
HIV, kecuali :
A.ARV diberikan pada semua pasien HIV (+) yang menunjukkan kriteria diagnosis AIDS

B. ARV diberikan pada pasien dengan CD4<350 sel/mm3


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

C. ARV diberikan pada pasien asimptomatik dengan CD4 200-350 sel/mm3

D. ARV diberikan pada pasien asimptomatik dengan CD4>350 sel/mm 3dan viral load > 100.000
copy/sel

E.ARV diberikan pada pasien asimptomatik dengan CD4>350 sel/mm 3 dan viral load <
100.000 copy/sel
Zubairi D, Samsuridjal D. HIV/AIDS Di
Referensi Indonesia. Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam ed.VI, Hal: 892

NamaPembuatSoal Yanuar Ardani


Asal FK Universitas Diponegoro
KategoriSoal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Prosedur Diagnostik Penyakit Alergi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan berusia 30 tahun dengan riwayat sering gatal di seluruh tubuh dating control
ke poliklinik. Pasien riwayat sering mengeluh gatal 3 bulan terakhir dan timbul bentol-bentol
kemerahan terutama saat bekerja di Ruang Catatan Medis sebuah Rumah Sakit Daerah. Keluhan
gatal berkurang setelah pasien berada di rumah. 3 hari yang lalu pasien minum
Methylprednisolone &CTM karena tidak tahan terhadap keluhan gatalnya. Sehari-hari pasien
rutin menggunakan salep hidrokortison untuk mengurangi keluhan. Pasien direncanakan
pemeriksaan tes tusuk kulit.
Waktu yang tepat untuk melakukan tes tusuk pada pasien adalah:
a. Langsung dapat dilakukan saat ini juga

b. Setelah pasien mengentikan penggunaan hidrokortison salep minimal 1 hari

c. Setelah pasien mengentikan penggunaan hidrokortison salep minimal 3 hari


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

d. Setelah pasien menghentikan konsumsi CTM minimal 7 hari

e. Setelah pasien menghentikan konsumsi Methylprednisolon minimal 7 hari

Azhar Tanjung, Evy Yunihastuti.

Referensi Prosedur Diagnostik Penyakit Alergi,


Referensi Buku Ajar Ilm uPenyakit Dalam
ed.VI, Hal: 476

Nama Pembuat Soal Yanuar Ardani


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Vaksinasi Dewasa
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Prosedur Tindakan
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita berusia 25 tahun dengan riwayat sakit Sistemic Lupus Erymathosus (SLE) dating
control kepoliklinik penyakit dalam.Pasien rutin mendapatkan pengobatan Methylprednisolon 4
mg dua kali sehari dan Siklosporin 25 mg satu kali sehari. Pasien tercatat dalam 1 tahun terakhir
keluhan berat dari lupus tidak pernah muncul. Pasien bulan depan hendak menjalankan ibadah
umroh ke tanah suci bersama keluarga besar. Vaksinasi yang dapat diberikan pada pasien adalah
:
A. Penumokokus, meningkokus, MMR

B. Pneumokokkus, Meningokokkus, Varisella

C. Pneumokokus, Influenza, MMR

D. Tifoid, pneumokokus, Vaccinia

E. Pneumokokus, Influenza,meningokokus

EvyYunihastuti. Vaksinasi pada Kelompok


Referensi Khusus. Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam ed.VI, Hal: 958
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Yanuar Ardani


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Imunodefisiensi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan berusia 30 tahun, penderita lupus, sedang dirawat inap karena keluhan batuk
sejak 7 hari. Pada saat perawatan hari ke 2, pasien mengeluhkan tiba-tiba sesak napas sejak satu
jam. Selain itu suara pasien menghilang. Dua jam yang lalu penderita mendapatkan suntikan
intravena ceftriaxone 1 gram, MP 62.5 mg, dan omeprazol 40 mg. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 100x/m, irama teratur, isi cukup, napas 28x/m,
pemeriksaan paru vesikuler, terdapat ronki di lapangan paru kanan, wheezing (+) stridor (+)
Tindakan pertama yang harus dilakukan pada pasien adalah :
A Triple maneuver dan intubasi
B Injeksi adrenalin 1:1000 0.3 cc IM
C Mengganti antibiotika dengan golongan karbapenam
D Inhalasi dengan bronkodilator kerja singkat dan steroid
E Menaikan dosis MP menjadi 125 mg intravena

Rengganis I, Sundaru H, Sukmana N, Mahdi


Referensi D. Renjatan Anafilatik. Referensi Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam ed.VI, Hal: 4132

Nama Pembuat Soal Siti Untari Subekti


Asal FK Universitas Diponegoro
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Kategori Soal Alergi Imunologi


Lingkup Bahasan Dalam Standar
Interpretasi Spirometri
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang pria berusia 60 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan batuk sejak 2 tahun
yang memberat sejak 3 bulan terakhir. Batuk dengan dahak berwarna putih kental. Ketika batuk
kadang pasien merasa sesak. Pasien tidak mengeluhkan demam, keringat malam, atau penurunan
berat badan. Pasien merokok 1 bungkus per hari sejak usia 20 tahun dan baru berhenti 3 bulan
yang lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 160 cm, berat badan 58 kg,
hemodinamik stabil, frekuensi nafas 22x/menit, teratur. Pemeriksaan paru didapatkan suara
nafas vesikuler, tidak ada ronkhi, terdapat ekspirasi memanjang. Dari pemeriksaan spirometri :
Spirometri pra pemberian bronkodilator Spirometri pasca pemberian bronkodilator
FEV1 2.5 liter FEV1 2.6 liter
FEV1 Prediction 3.5 liter FEV1 Prediction 3.5 liter
FVC 3.7 liter FVC 3.7 liter
FVC prediction 3.9 liter FVC prediction 3.9 liter
Diagnosis pada pasien ini :
a. Asma

b. Pneumonia

c. Penyakit paru restriktif

d. Infeksi saluran napas atas


e. Penyakit paru obstruktif kronis

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed.


Referensi
VI, Jilid I, 2014, Hal: 624-631

Nama Pembuat Soal Siti Untari Subekti


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi

Lingkup Bahasan Dalam Standar Skin Prick Test


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan usia 34 tahun datang ke dokter praktek untuk mengetahui jenis makanan
yang menimbulkan alergi. Satu minggu yang lalu pasien mengalami keluhan kulitnya gatal-gatal
disertai bentol setelah makan di acara arisan. Pada acara tersebut pasien makan udang goreng,
sop kepiting, sambal terasi dan es teler. Pasien langsung berobat ke dokter praktek diberi obat
prednison 5 mg tablet tiga kali sehari dan cetirizine tablet 10 mg satu kali sehari dan salisil talk.
Obat dimakan selama 3 hari. Pasien dianjurkan untuk menjalani tes kulit. Saat ini pasien tidak
minum obat tersebut lagi. Kapan sebaiknya pasien tersebut dilakukan tes tusuk?
a. Menyarankan dilakukan tes tusuk hari itu juga.

b. Menyarankan dilakukan tes tusuk 3 hari setelah terakhir makan obat

c. Menyarankan untuk melakukan tes tusuk 1 minggu setelah terakhir makan obat

d. Menyarankan untuk melakukan tes tusuk 3 minggu setelah terakhir makan obat
e. Menyarankan untuk melakukan tes tusuk 1 bulan setelah terakhir makan obat

Tanjung A, Yunihastuti E. Prosedur


diagnostik penyakit alergi. In : Setiati S, Alwi
I, Sudoyo AW, Simadribata M, Setiyohadi B,
Referensi
Syam AF,editors. Buku ajar ilmu penyakit
dalam Jilid I. 6th ed. Jakarta : Interna
Publishing; 2014.p.473-477

Nama Pembuat Soal Siti Untari Subekti


Asal FK Universitas Diponegoro
Kategori Soal Alergi Imunologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Tes Provokasi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki usia 24 tahun bekerja sebagai pembuat roti datang ke poliklinik dengan
keluhan sesak napas disertai mengi, batuk, mata gatal saat sedang bekerja. Pasien baru saja
mulai bekerja setelah lulus sekolah. Pasien tidak merokok dan tidak memiliki riwayat asma
sebelumnya, tetapi sering mengeluh gatal bila makan makanan laut. Keluhan sesak ini
memburuk pada hari kerja dan membaik pada hari libur. Pemeriksaan fisik tanda vital dalam
batas normal, tidak ada wheezing. Bila dilakukan uji provokasi dengan spirometri sebelum dan
sesudah shif kerja, apakah hasil yang diharapkan ?
a. Terjadi penurunan FEV1 >3% antara sebelum dan sesudah bekerja

b. Terjadi penurunan FEV1 >5% antara sebelum dan sesudah bekerja

c. Terjadi penurunan FEV1 >12% antara sebelum dan sesudah bekerja

d. Terjadi penurunan FEV1 >20% antara sebelum dan sesudah bekerja


e. Terjadi penurunan FEV1 >30% antara sebelum dan sesudah bekerja

Karjadi T. Asma Akibat Kerja. In : Setiati S,


Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M,
Referensi Setyohadi B, Syam AF, editors. Buku ajar
ilmu penyakit dalam Jilid I. 6th ed. Jakarta :
Interna Publishing; 2014.p.489-494
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

UJIAN BOARD BATCH 41

DIVISI PSIKOSOMATIS

Kontributor :

dr. Michelle Vincentia / UNPAD


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Aluisha Saboe


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Gangguan Panik
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Laki – laki 45 tahun, pekerjaan wiraswasta, mengeluh sering merasa lemas sejak 5 bulan
yang lalu. Sejak saat itu pasien sering berkeringat, gelisah, dan tidak sanggup
menyelesaikan pekerjaan rutin di kantor. Keluhan ini dirasakan tiba – tiba, lamanya
mencapai 1 – 2 jam. Keluhan bersifat hilang timbul dan pasien merasa nyaman bila diluar
serangan, namun dalam 2 minggu terakhir keluhan menjadi lebih sering. Pasien sering
merasa gelisah dan sedih tetapi tidak tahu apa penyebabnya. Terkadang pasien menangis
sendiri tanpa penyebab yang jelas. Perasaan pasien tidak menentu. Pasien mengaku sulit
mengawali tidur karena gelisah, tidak ingin bunuh diri tapi takut keluhan ini membawa
kematian. Selama ini pasien teratur minum obat anti hipertensi yang dialaminya sejak 4
tahun yang lalu. Saat general check-up didapatkan penurunan fungsi ginjal ringan. 20
tahun yang lalu pasien pernah didiagnosis sakit liver namun menolak diperiksa lanjut.
Diagnosis yang tepat untuk pasien ini adalah
A. Gangguan Depresi

B. Fobia

C. Gangguan Obsesif-Kompulsif

D. Gangguan Cemas Menyeluruh

E. Gangguan Panik

Referensi E. Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3612-14.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Aluisha Saboe


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Gangguan Panik
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Laki – laki 45 tahun, pekerjaan wiraswasta, mengeluh sering merasa lemas sejak 5 bulan
yang lalu. Sejak saat itu pasien sering berkeringat, gelisah, dan tidak sanggup
menyelesaikan pekerjaan rutin di kantor. Keluhan ini dirasakan tiba – tiba, lamanya
mencapai 1 – 2 jam. Keluhan bersifat hilang timbul dan pasien merasa nyaman bila diluar
serangan, namun dalam 2 minggu terakhir keluhan menjadi lebih sering. Pasien sering
merasa gelisah dan sedih tetapi tidak tahu apa penyebabnya. Terkadang pasien menangis
sendiri tanpa penyebab yang jelas. Perasaan pasien tidak menentu. Pasien mengaku sulit
mengawali tidur karena gelisah, tidak ingin bunuh diri tapi takut keluhan ini membawa
kematian. Selama ini pasien teratur minum obat anti hipertensi yang dialaminya sejak 4
tahun yang lalu. Saat general check-up didapatkan penurunan fungsi ginjal ringan. 20
tahun yang lalu pasien pernah didiagnosis sakit liver namun menolak diperiksa lanjut.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien ini adalah
A. Psikoterapi

B. Psikoterapi, Alprazolam

C. Psikoterapi, Buspiron

D. Alprazolam

E. Buspiron

Referensi E. Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3612-14.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Aluisha Saboe


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Depresi
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang perempuan, 48 tahun datang dengan keluhan sering sesak napas. Pada anamnesa
didapat pasien sudah menderita asma selama 20 tahun. Akhir-akhir ini keluhan asma nya
sering muncul dan pasien sempat berulang kali masuk rumah sakit sehingga sering tidak
masuk kerja, keluhan asma dirasa memberat bila pasien sedang emosi, pasien juga sering
merasa tidak bertenaga, gangguan tidur dan jarang keluar rumah. Pasien diketahui sedang
memakai obat inhalasi dan obat minum steroid sejak lama. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal tidak ditemukan ronkhi maupun wheezing.
Terapi farmakologis yang paling tepat pada pasien ini adalah:
A. Alprazolam

B. Fluoksetin

C. Diazepam

D. Klobazam

Referensi E. Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3612-14.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Arief Sumarna


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Gangguan cemas
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang Laki-laki berusia 28 tahun datang ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri dada
kiri yang tidak menjalar disertai sesak nafas seperti tercekik seperti akan mati, dan disertai
jantung berdebar-debar, dan tangan gemetar. Keluhan dirasakan mendadak selama 10
menit dan membaik dengan beristirahat. Keluhan ini telah dirasakan beberapa kali dalam
waktu 4 bulan terakhir dan membuat pasien beberapa kali datang ke rumah sakit karena
kuatir dengan penyakitnya. Pasien tidak mempunyai riwayat tekanan darah tinggi, Diabetes
melitus, bukan perokok. Riwayat penyakit keluarga asma dan jantung sebelumya tidak ada.
Kemungkinan diagnosis pasien diatas adalah :
a. Sindrom koroner akut

b. Gangguan panik

c. Serangan Asma

d. Gangguan cemas

e. Perikarditis

Referensi E. Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3581-84.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Arief Sumarna


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Gangguan campuran cemas depresif
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang pria berusia 45 tahun. Pasien di PHK karena dinilai tidak bisa fokus lagi dan
mengalami perubahan kepribadian. Pasien berobat ke poliklinik penyakit dalam karena
ingin mencari tahu apa sebabnya. Sekitar 6 bulan lalu pasien melihat tetangganya sedang
mengendarai sepeda motor dan ditabrak oleh truk. Saat itu, tetangganya langsung
meninggal dan pasien melihat di hadapannya. Sejak kejadian itu, pasien merasa setiap
mendengar suara sepeda motor sering berdebar, keringat dingin, terbangun tengah malam
dengan mimpi tersebut. Pasien masih mengingat dengan detail kejadian yang masih
teringat secara rinci.
Apa diagnosis pasien tersebut?

A. Panic disorder

B. Obsesif kompulsif

C. Depresi dengan ciri psikotik

D. Generalized Anxiety Disorder


E. Post Traumatic Stress Disorder

Referensi E. Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3581-84.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Arief Sumarna


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Fibromyalgia
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IV A
SOAL
Seorang perempuan Ibu rumah tangga berusia 50 tahun, memiliki usaha salon, datang
berobat ke poliklinik dengan keluhan sering merasa lelah disertai rasa tidak nyaman di
bahu dan leher, kepala tegang hilang timbul sejak 2 tahun lalu. Leher terasa sakit sekali
terutama bila mau tidur, setelah dipijat baru terasa enak dan bisa tidur. Saat bangun tidur,
pasien masih merasakan lelah dan nyeri timbul kembali.Kadang-kadang pasien terbangun
dan sulit tidur kembali. Pada pagi dan siang hari pasien juga merasa letih, apalagi setelah
mengurus rumah tangga. Keluhan sering dirasakan bila cuaca dingin, tetapi jarang muncul
bila pasien sedang diajak jalan-jalan oleh anaknya. Pasien tidak memiliki riwayat diabetes
melitus dan tekanan darah tinggi. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan organik
yang bermakna.
Masalah somatik yang paling tepat pada pasien ini adalah :

A. Fibromyalgia

B. Tension headcahe

C. Servical syndrome

D. Myofacial syndrome

E. Chronic fatigue syndrome

Referensi E. Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3620-22.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dr Bayu Laksono


Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Gangguan cemas
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki berusia 52 tahun datang dengan keluhan berdebar-debar, tidak bisa
tidur, dan berkeringat banyak. Keluhan tersebut terjadi setelah pasien melihat banyak
laba-laba di kamarnya. Pasien merasa sangat takut dan takut kejadian tersebut
terulang kembali. Bayangan tentang kejadian tersebut terulang terus dalam ingatan
pasien. Tidak ada riwayat penyakit jantung atau stroke sebelumnya. Tidak ditemukan
kelainan pada pemeriksaan fisik dan penunjang. Tatalaksana yang harus dilakukan
pada pasien ini adalah ?
A. Antipsikotik

B. Antidepresan
C. Antianxietas

D. Kombinasi antidepresan dan antianxietas

E. Digoksin

Referensi PAPDI Edisi VI, Jilid III, Bab 39,


hlm 3581
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Bayu Laksono


Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Gangguan cemas
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Penatalaksanaan
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 58 tahun datang dengan keluhan BAB hitam sedikit, nyeri ulu hati,
berdebar debar dan gelisah sejak 6 bulan memberat sejak 2 bulan . Pasien darah
lengkap dan dilakukan pemeriksaan jantung dikatakan tidak ada masalah, paisen
pernah dibawa ke dokter 1 tahun yang lalu dan dilakukan endoscopy didapatkan ulkus
peptikum,. Keluhan berdebar- debar dan tidak nyaman didada pertama muncul saat
anaknya meninggal 7 bulan yang lalu, karena pendarahan lambung akibat penyakit
hati. Penanganan terapi psiko- edukatif yang tepat pada pasien ini ?
a. Pemberian obat ulkus peptikum
b. Pemberian obat jantung
c. Reedukasi

d. Terapi spiritual

e. Pemeriksaan jantung yang lengkap

Referensi Kedokteran psikosomatik:


Pandangan dari sudut Ilmu
penyakit dalam S.Budihalim, E.
Mudjaddid, Buku ajar penyakit
dalam Edisi VI, Jilid III, Bab 39,
hlm 3567-3568
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Bayu Laksono


Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Gangguan Tidur
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan 41 tahun datang kontol ke poliklinik dengan keluhan tidur sering
terbangun malam dan sulit untuk tidur kembali, dan pasien selalu terbangun dengan
perasaan tidak enak. Sebelumnya pasien sudah berobat rutin ke dengan diagnosis
depresi sejak 1 bulan lalu, pasien meminum orat rutin Fluoksetin. Pada saat ini
masalah pada pasien ini adalah:
a. Gangguan Tidur Primer

b. Gangguan Tidur Sekunder

c. Parasomnia

d. Gangguan tidur yang bermodifikasi

K. Narkolepsi
Referensi Hanun Nasution. Gangguan Tidur.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2014,
edisi 6 Hal 3657
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Beta Fathurrahmiati Dewi


Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Gangguan cemas
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pasien adalah seorang guru ,laki-laki 42 tahun. Pasien pensiun dini karena dinilai
tidak bisa fokus lagi dan mengalami perubahan kepribadian. Pasien dibawa ke praktik
saudara untuk mencari tau sebabnya. 7 bulan lalu, pasien terlibat dalam demonstrasi.
Saat itu, 2 sejawatnya tertembak mati di hadapan pasien. Setelah kejadian terakhirnya
itu, pasien sering merasa mendengar suara tembakan ,dan sering berdebar, keringat
dingin, terbangun tengah malam dengan mimpi tersebut, dengan detil kejadian yang
masih teringat secara rinci. Apa diagnosis pasien tersebut?
A. Post traumatic stress disorder

B. Obsesif kompulsif

C. Depresi dengan ciri psikotik

D. Schizofrenia hebefrenik

E. Depresi berat

Referensi PAPDI Edisi VI, Jilid III, Bab 39,


hlm 3581
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Beta Fathurrahmiati dewi


Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Gangguan cemas
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 35 tahun datang dengan keluhan berdebar. Pasien telah tes darah
dan banyak pemeriksaan ke berbagai dokter namun dikatakan normal. Keluhan
tersebut timbul sewaktu waktu. Pencetusnya adalah ketika pasien merasa beberapa
pekerjaan tertunda tidak sesuai jadwal yang ia susun. Seringkali pasien memeriksa
berulang- ulang tentang kunci rumah karena takut lupa mengunci, dan selalu mencuci
tangan setiap aktivitas apapun sehingga istri dan anaknya mengeluh tentang kebiasaan
tersebut yang dinilai berlebihan. Apa diagnosis yang mungkin pada pasien ini ?
A. Psikotik paranoid

B. Obsesif kompulsif

C. Panik

D. Mania

E. Bipolar

Referensi PAPDI Edisi VI, Jilid III, Bab 39,


hlm 3581
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Beta Fathurrahmiati dewi


Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Ketidakseimbangan vegetatif
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Gejala
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Perempuan berusia 24 tahun mengeluh sesak nafas kadang disertai bunyi mengi
hilang timbul sejak 6 tahun yang lalu. Setiap timbul sesak, pasien merasa sangat
ketakutan dan panik, serta merasa seperti tercekik dan sesak akan mati. Kadang-
kadang timbul sakit kepala dan kaku di leher. Pasien sampai menangis karena takut
meninggal akibat penyakitnya. Jantung terasa berdebar-debar. Setelah timbul
serangan, biasanya pasien merasa lelah. Bila keluhan tidak timbul, pasien merasa
seperti orang sehat. Sebenarnya saat ini keluhan sudah jarang timbul, setelah pasien
melakukan pengobatan rutin. Pasien diketahui memiliki sakit lambung dan sering
mengeluh mules, muntah, sakit perut dan kadang-kadang mencret. Pasien baru pindah
kerja sejak 1 tahun ini dan dirasakan beban kerja yang terlalu berat.

Yang termasuk gejala-gejala hipertoni parasimpatis pada pasien di atas adalah:


a. Sesak nafas kadang disertai bunyi mengi
b. Rasa panas di dada dan leher

c. Jantung terasa berdebar-debar

d. Sakit kepala dan kaku di leher

e. Mules, sakit perut dan mencret

Referensi PAPDI Edisi VI, Jilid III, Bab 39,


hlm 3576
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Chica Pratiwi


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Depresi
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Perempuan usia 54 tahun didiagnosis menderita kanker payudara sejak 5 bulan yang lalu.
Semenjak saat itu pasien hanya mengurung diri di kamar, tidak lagi mau aktif pada
kegiatan arisan yang biasa diikutinya dan tidak memperhatikan penampilannya.
Sebelumnya pasien menderita DM dan hipertensi.
Tatalaksana yang diberikan pada pasien ini adalah:
A. Buspiron

B. Trazodon
C. Fluoksetin

D. Alprazolam

E. Amitriptilin
DK/ Depresi

Referensi E.Mudjaddid. 2014. “Pemahaman Dan


Penanganan Psikosomatis Gangguan
Ansietas Dan Depresi Di Bidang Ilmu
Penyakit Dalam.” In Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, edited by Aru Sudoyo,
Setyohadi Bambang, Idrus Alwi, Marcellus
Simadibrata, and Siti Setiati, 6th ed. Jakarta:
Interna Publishing.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Chica Pratiwi


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Ketidakseimbangan Vegetatif
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang pria 28 tahun datang dengan keluhan sering pusing, susah tidur, kadang disertai
keluhan berdebar, dan susah buang air besar sejak 2 bulan terakhir. Pasien adalah seorang
karyawan swasta yang baru saja mengalami Pemutusan hubungan kerja sejak 4 bulan yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nadi 102x/menit, Tekanan darah 145/85, respirasi
10xpermenit. Gangguan Keseimbangan vegetatif yang terjadi pada kasus diatas adalah:
A. Hipertoni simpatis

B. Hipotoni simpatis

C. Pseudo vagotoni

D. Ataksia Vegetatif

E. Amfotoni

Referensi Ketidakseimbangan Vegetatif. S.


Budihalim Mudjaddid, Buku ajar
penyakit dalam Edisi VI, Jilid III,
Bab 471, hlm 3574-3577
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Chica Pratiwi


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Ketidakseimbangan vegetatif
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IV A
SOAL
Seorang wanita 24 tahun datang dengan keluhan lemah, letih, sering cemas, pusing dan
susah buang air besar, serta mengalami penurunan berat badan sejak 6 bulan terakhir.
Keluhan berdebar disangkal. Pasien adalah seorang Mahasiswi arsitektur tahap akhir yang
sedang menyusun skripsi. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nadi 72x/menit, Tekanan
darah 110/80, respirasi 18x permenit. Gangguan Keseimbangan vegetatif yang terjadi pada
kasus diatas adalah:
A. Hipertoni simpatis
B. Hipotoni simpatis
C. Pseudo vagotoni

D. Ataksia Vegetatif

E. Amfotoni

Referensi Ketidakseimbangan Vegetatif. S.


Budihalim Mudjaddid, Buku ajar
penyakit dalam Edisi VI, Jilid III,
Bab 471, hlm 3574-3577
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal David Paranoan


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Depresi
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang laki-laki, 42 thn, datang dengan keluhan lemah badan. Penderita juga mengeluh
sering tidur, malas keluar rumah dan sering menyendiri. Sebelumnya pasien pernah
bermasalah dengan studinya dan dikeluarkan dari fakultas. Pemeriksaan fisik didapatkan
tidak ada kelainan dan pemeriksaan laboratorium dalam batas normal. Terapi yang paling
tepat pada pasien ini adalah:
A. Buspiron

B. Klomipiramin
C. Sertraline

D. Alprazolam

E. Maprotilin

Referensi E.Mudjaddid. 2014. Pemahaman dan


Penanganan Psikosomatik Gangguan
Ansietas dan Depresi di Bidang Ilmu
Penyakit Dalam. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi VI. Jilid III hal.3581-3584
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal David Paranoan


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Gangguan cemas
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Pasien perempuan berusia 68 tahun datang dengan keluhan sering timbul rasa cemas dan
rasa sesak sejak 7 bulan. Pasien sering murung, mudah menangis, tidak mau ditinggal
sendiri, takut mati terutama bila tidak ada orang di sekitarnya. Pasien mempunyai riwayat
hipertensi sejak 8 tahun dan diketahui ada batu empedu sejak 9 bulan. Pada pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang tidak ditemukan kelainan yang bermakna.
Masalah psikosomatik yang paling tepat pada pasien tersebut adalah :
A. Gangguan ansietas panik

B. Gangguan depresi

C. Gangguan ansietas fobia

D. Gangguan ansietas menyeluruh

E. Gangguan campuran ansietas depresi

Referensi Panduan Praktis klinis di bidang Ilmu


Penyakit Dalam. Psikosomatik , Ansietas.
Hal 673-675
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal David Paranoan


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Gangguan cemas
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Laki-laki usia 38 tahun datang dengan keluhan mudah capek, dada terasa tertindih, dan
banyak berkeringat serta gematar sejak 7 bulan yang lalu dan dirasakan paling berat di sore
hari. Pasien biasa mengeluh tidak bisa tidur. Sejak 5 tahun yang lalu pasien bekerja sebagai
direktur di suatu perusahaan swasta dan dalam sebulan harus menyelesaikan target-target
yang sudah ditetapkan. Rasa menyalahkan diri mengapa bekerja sebagai direktur dan
kehilangan minat terhadap pekerjaannya disangkal.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
A. Panic disorder

B. Distimia

C. Depresi

D. Generalized anxiety disorder (GAD)

E. Depresi berat

Referensi E.Mudjaddid. 2014. Pemahaman Dan


Penanganan Psikosomatis Gangguan Ansietas
Dan Depresi Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III
Hlm 3581-3584
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Dinda Andini, dr.


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Fibromialgia
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Seorang laki-laki 32 tahun dikonsulkan oleh TS Psikiatri dengan gangguan cemas
disertai dengan keluhan nyeri dan kaku pada otot seluruh badan terutama saat baru
bangun tidur yang menghilang dengan aktifitas. Keluhan dirasa memberat jika pasien
terlalu 588elah, mendengar suara keras dan lelah588. Pasien juga mengeluhkan
mudah 588elah, susah tidur. Kelainan pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan
pada kedua daerah oksipital, servikal bawah, trapezius, supraspinatus, iga kedua,
epikondilus lateral, gluteal, trokantus mayor,, pemeriksaan fisik lain dalam batas
normal.

Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:


a. Reumatoid artritis awal

b. Lupus Erimatosus Sistemik

c. Sindrom Sjogren

d. Osteoartritis Difus

e. Fibromialgia

Referensi E Mudjaddid. Fibromialgia. Dalam:


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2014,
edisi 6 Hal 3620
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dinda Andini, dr.

Asal FK Universitas Padjadjaran

Kategori Soal Psikosomatis


Lingkup Bahasan Dalam Standar
Fibromialgia
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Pemeriksaan Fisik
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Seorang wanita umur 25 tahun datang berobat ke poli penyakit dalam dengan
keluha nyeri otot, kaku otot dan cepat Lelah, hal ini sudah dirasakan sejak 4 bulan
yang lalu sejak kedua orang tua pasien bercerai. Pada pemeriksaan fisik tampak
beberapa titik nyeri terutama di oksipital, servikal bawah, trapezius, supraspinatus,
dan ibu jari.
Hasil pemeriksaan ANA, faktor rheumatoid, T3, fT4, dan TSH dalam batas normal.
Manakah titik nyeri yang tidak termasuk pada kelainan di atas :
a. Oksipital

b. Serikal bawah

c. Trapezius

d. Supra spinatus

e. Ibu jari

Referensi E Mudjaddid. Fibromialgia. Dalam:


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
2014, edisi 6 Hal 3620
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Dinda Andini, dr.


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Sindrom Lelah Kronik
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Wanita 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan rasa lelah terus menerus. Pasien
merupakan seorang guru SMP dan ibu rumah tangga dengan 3 orang anak.
Keluhannya sudah berlangsung cukup lama sekitar 7 bulan terakhir. Pasien sudah
beberapa kali berobat ke dokter tetapi keluhan rasa lelah tidak hilang bahkan
mengganggu aktivitasnya sebagai seorang Guru dan beberapa kali izin tidak masuk
kerja karena sakit. Pasien juga mengeluh semakin sulit tidur, nyeri otot dan
persendian, sakit kepala, dan demam yang hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien compos mentis dengan tekanan darah 120/70mmHg, nadi 87 x/m,
respirasi 20 x/m, suhu 38,5
C. Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah :
a. Fibromialgia

b. Depresi

c. Sindrom lelah kronik

d. Sindrom hiperventilasi

e. Panic disorder

Referensi E Mudjaddid. Sindrom Lelah Kronik.


Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. 2014, edisi 6 Hal 3628
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Endah Nurul Aini


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Ketidakseimbangan Vegetatif
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Gejala Gangguan Keseimbangan vegetatif hipotoni simpatis adalah kecuali:
A. Obstipasi

B. Tremor

C. Pusing

D. Insomnia
E. Takikardia

Referensi Ketidakseimbangan Vegetatif. S.


Budihalim Mudjaddid, Buku ajar
penyakit dalam Edisi VI, Jilid III,Bab
471, hlm 3576
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Endah Nurul Aini


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Gangguan cemas
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Laki-laki usia 23 tahun datang dengan keluhan tidak bisa tenang dan selalu merasa
khawatir sejak 7 bulan yang lalu. Pasien selalu mengkhawatirkan apakah setelah
lulus kuliah akan mendapat pekerjaan agar mampu membahagiakan orang tuanya
yang telah menyekolahkannya. Pasien merasa sangat susah mengendalikan rasa
cemasnya tersebut. Pasien juga mengeluhkan gemetar, berdebar dan sulit tidur.
Tatalaksana farmakologi pada tahap awal bagi pasien ini adalah:
A. Buspiron

B. Fluoxetin

C. Kombinasi Buspiron dan Benzodiazepine


D. Alprazolam

E. Diazepam

Referensi E.Mudjaddid. 2014. “Pemahaman Dan


Penanganan Psikosomatis Gangguan
Ansietas Dan Depresi Di Bidang Ilmu
Penyakit Dalam.” In Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Jilid III, hal 3584, edited
by Aru Sudoyo, Setyohadi Bambang, Idrus
Alwi, Marcellus Simadibrata, and Siti
Setiati, 6th ed. Jakarta: Interna Publishing.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Endah Nurul Aini


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Depresi
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis dan tatalaksana
Tingkat Kompetensi IV A
SOAL
Seorang residen penyakit dalam, datang dengan keluhan sulit tidur. Pasien tidak
mengalami kesulitan tidur pada awalnya, namun sering terbangun pada tengah
malam dan sulit untuk kembali tertidur. Nafsu makan menurun, dan pasien merasa
stres berkepanjangan perihal studinya maupun tempat kerjanya. Hal ini sudah
berlangsung selama 5 bulan. Dan menyebabkan penurunan produktifitas kerjanya.
Pernyataan yang sesuai seputar diagnosis dan terapi gangguan tidur yang kurang
tepat adalah

a. Benzodiazepin adalah pilihan terapi pada pasien ini

b. Psikoterapi diberikan dan pemberian mianserin dapat dipertimbangkan


(Tetra Cyclic)

c. Pasien sangat mungkin mengalami gangguan tidur akibat depresi


d. Pemberian antidepressan golongan pertama perlu diperhatikan efek
samping gangguan saraf otonom dan fungsi jantung

e. Pemberian obat antidepresan baru akan memberikan efek sesudah


14 hari

Referensi Depresi, Penatalaksanaan llmu Penyakit


Dalam, Panduan klinis praktis,
halaman 676-679
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Handry Pangestu


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Sindrom Lelah Kronik
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang laki-laki berusia 44 tahun datang dengan keluhan mudah merasa lelah yang tidak
berkurang dengan istirahat sejak 1 tahun terakhir sehingga menyebabkan pasien sering
tidak masuk kerja dan mudah tersinggung hingga akhirnya diberhentikan dari pekerjaannya
oleh atasannya 1 minggu yang lalu. Tidak terdapat riwayat penyakit apapun sebelumnya.
Terdapat keluhan panas badan tidak terlalu tinggi yang dirasakan hilang timbul, nyeri dan
lemah otot, serta nyeri kepala menyeluruh yang tidak berkurang dengan istirahat. Laki-laki
tersebut sering mengalami nyeri menelan dan terdapat benjolan di bagian leher yang dirasa
nyeri sejak 3 bulan terakhir. Penderita merupakan perokok aktif dan sering meminum
alkohol karena tekanan pekerjaannya.
Pasien berobat ke anda, dan tatalaksana berikut dapat disarankan, kecuali:
a. Mengurangi rokok

b. Konsumsi multivitamin dan mineral

c. Cognitive behavioural therapy

d. Latihan fisik

e. Megestrol 1x800mg

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI,


Bab 475, Dispepsia Fungsional, hal 3638-
3631
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Handry Pangestu


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Dispepsia Fungsional
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang laki-laki berusia 39 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati yang dirasakan
memberat dengan makanan disertai dengan sering sendawa sejak 3 bulan yang lalu. Pasien
diketahui sebagai penderita penyakit jantung koroner dengan riwayat pemasangan stent
jantung 2 bulan lalu dan rutin mengkonsumsi aspilet, clopidogrel, dan atorvastatin. Pasien
dilakukan endoskopi dengan hasil normal. Pilihan medikamentosa berikut dapat diberikan,
kecuali:
a. Ranitidin
b. Simetidin
c. Omeprazol

d. Lansoprazol
e. Cisaprid

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI,


Bab 475, Dispepsia Fungsional, hal 3593-
3594
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Handry Pangestu


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Gangguan Tidur Pasien Psikosomatis
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang mahasiswa laki-laki berusia 25 tahun berobat ke Dokter Spesialis Penyakit Dalam
karena gangguan tidur dan disebabkan oleh permasalahan psikosomatis. Penderita
mengaku sedang mengalami tekanan oleh keluarga karena belum juga menyelesaikan
karya tugas akhirnya sehingga tidak lulus dan tertinggal oleh teman-temannya. Berikut
merupakan manifestasi klinis gangguan tidur yang mungkin ditemukan pada pasien
psikomatis, kecuali:
a. Sering mimpi basah

b. Susah masuk tidur

c. Sering mengalami mimpi buruk

d. Sering terbangun

e. Banyak tertidur

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI,


Bab 475, Gangguan Tidur Pasien
Psikosomatis, hal 3657-3659
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Irvan Nugraha


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Aspek Psikosomatik pada Asma Bronkhial
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang perempuan usia 40 tahun datang dengan sesak napas sejak 3 hari disertai dengan
bunyi napas mengi tidak terdapat panas badan. Pasien mengalami gangguan tidur sejak 2
minggu yang lalu, putus asa, menangis terus, dan sulit makan. Pasien baru saja mengalami
kehilangan anak semata wayangnya karena kecelakaan lalu lintas saat pergi ke sekolah.
Saat dilakukan pemeriksaan tekanan darah 120/80mmHg, Nadi 104x/mnt, pernapasan
24x/mnt, suhu 36.7. Pasien rutin memakai obat hisap kombinasi budesonide dan
formoterol. Terapi yang sebaiknya diberikan adalah:
a. Melanjutkan terapi budesonide dan formoterol, diazepam

b. Nebulisasi salbutamol+fluticasone, melanjutkan kombinasi budesonide dan


formoterol

c. Nebulisasi salbutamol+fluticasone, melanjutkan kombinasi budesonide dan


formoterol, sertralin

d. Nebulisasi salbutamol+fluticasone, melanjutkan kombinasi budesonide dan


formoterol, psiko edukatif

e. Nebulisasi salbutamol+fluticasone, melanjutkan kombinasi budesonide dan


formoterol, alprazolam, psiko edukatif

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI,


Bab 481, Aspek Psikosomatik pada Asma
Bronkhial hal 3613-3615
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Irvan Nugraha


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Fibromialgia
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang perempuan usia 35 tahun karyawan swasta datang dengan keluhan nyeri pada
sendi dan otot terutama didaerah leher, belakang kepala, pundak, punggung, bokong dan
lutut yang dirasakan sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu. Keluhan disertai rasa kaku
terutama dirasakan pada pagi hari. Karena keluhannya tersebut pasien mengalami
gangguan sulit tidur.Keluhan dirasakan berkurang bila aktivitas. Dari pemeriksaan fisik
tidak didapatkan tanda radang didaerah sakit, hasil pemeriksaan EMG normal. Diagnosis
pasien tersebut adalah:

a. Sindrom Lelah Kronik


b. Fibromialgia
c. Polimialgia rheumatika

d. Osteoartritis difus

e. SLE

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI,


Bab 483, Fibromialgia, hal 3620-3622
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Irvan Nugraha


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Aspek Psikosomatik Hipertensi
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang laki-laki usia 40 tahun datang dengan keluhan sakit kepala disertai nyeri pundak
dirasakan hilang timbul sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan gelisah, sulit
tidur, hilang konsentrasi. Pasien juga meninggalkan kebiasaan hobinya dalam memancing.
Pasien diberhentikan dari pekerjaannya sejak 6 bulan lalu. Pasien dikatakan memiliki darah
tinggi diketahui sejak 3 bulan yang lalu dan berobat ke puskesmas mendapatkan obat
captopril dan reserpin. Salah satu efek samping dari reserpine yang memperberat gejala
pasien adalah:
a. Depresi
b. Ansietas

c. Poliuri

d. Batuk

e. Hipotensi

Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI,


Bab 475, Aspek Psikosomatik Hipertensi,
hal 3599-3601
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Lisda


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Fibromialgia
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang wanita 30 tahun mengeluhkan nyeri pada seluruh tubuh terutama pada daerah
tengkuk dan bahu. Nyeri dirasakan timbul sejak 2 bulan terakhir, terasa aku di pagi hari
dan lelah di siang hari. Keluhan juga bertambah saat cuaca dingin atau kelelahan karena
pekerjaan. Penderita sudah berulang kali konsultasi dan dilakukan pemeriksaan penunjang
namun hasilnya dikatakan normal. Diagnosa yang tepat untuk kasus ini adalah:
A. Rheumatoid arthritis

B. Systemic lupus erythematosus


C. Fibromialgia

D. Tension headache

E. Depresi

Referensi E.Mudjaddid. 2014. “Fibromialgia” In


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edited by
Aru Sudoyo, Setyohadi Bambang, Idrus
Alwi, Marcellus Simadibrata, and Siti
Setiati, 6th ed. Jakarta: Interna Publishing.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Lisda


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Depresi
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang pria 55 tahun datang dengan keluhan sulit tidur. Keluhan dirasakan sejak 3 bulan
terakhir. Penderita juga dikatakan menjadi lebih emosional saat pagi hari. Penderita
diketahui baru pensiun dari pekerjaannya. Sejak tidak bekerja, pendeita menjadi muram,
tampak tidak tertarik melakukan aktifitas apapun, pemarah dan terkadang menangis.
Diagnosa yang tepat untuk penderita ini adalah:
A. Skizofrenia paranoid

B. Skizofrenia hebefrenik
C. Depresi

D. Ansietas

E. Gangguan panik

Referensi E.Mudjaddid. 2014. “Pemahaman Dan


Penanganan Psikosomatis Gangguan
Ansietas Dan Depresi Di Bidang Ilmu
Penyakit Dalam.” In Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, edited by Aru Sudoyo,
Setyohadi Bambang, Idrus Alwi, Marcellus
Simadibrata, and Siti Setiati, 6th ed. Jakarta:
Interna Publishing.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Lisda


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Gangguan tidur pasien psikosomatis
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IV A
SOAL
Seorang wanita 20 tahun dibawa oleh keluarga karena kebiasaan memuntahkan makanan
yang dimakan. Kebiasaan ini diketahui keluarga timbul sejak 6 bulan terakhir. Berat badan
penderita dikatakan berkurang setengahnya. Penderita mengatakan hanya ingin tampak
lansing dan cantik karena sering diejek oleh rekan kerja. Tidak ada perubahan pola buang
air besar, keringat malam. Penderita sudah berulang kali dibawa ke dokter dan dilakukan
pemeriksaan foto dada, darah dan tinja namun hasilnya baik. Diagnosa yang paling
mungkin untuk kasus ini adalah:
A. Bulimia nervosa
B. Anoreksia nervosa
C. Depresi
D. Gangguan panic

E. Ansietas

Referensi Hanum Nasution. 2014. “Gangguan Makan


Pasien Psikosomatik” In Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, edited by Aru Sudoyo,
Setyohadi Bambang, Idrus Alwi, Marcellus
Simadibrata, and Siti Setiati, 6th ed. Jakarta:
Interna Publishing.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Marcella Adisuhanto


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Hiperventilasi
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang wanita muda berusia 24 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak, kaku dan kesemutan seluruh
tubuh. Saat di IGD, pasien dalam keadaan sadar dengan tensi 120/90, nadi 86, respirasi 30 cepat namun tidak
teratur, suhu 36,1 C. Teman yang membawa menceritakan bahwa ia sebenarnya sedang menunggu mulai
ujian masuk CPNS pagi ini. Namun ketika menunggu di ruangan tiba-tiba keluhan tersebut muncul. Ia
mengaku berusaha keras agar bisa diterima PNS. Malam sebelumnya ia bergadang untuk belajar dan minum
kopi agar bisa terjaga. Diagnosis pasien…
a. Depresi

b. Malingering

c. Gangguan ansietas
d. Hiperventilasi

e. Asma
Referensi Marcellus Simadibrata K. Pankreatitis
Kronik Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi VI. Jilid II:hal 3610-3612.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Marcella Adisuhanto


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Sindrom lelah kronik
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang wanita karir berusia 34 tahun mengeluhkan sering merasa lelah sejak 1 tahun belakangan.
Pekerjaannya sebagai sekretaris direktur utama memiliki banyak sekali pekerjaan. Wanita tersebut sering
merasa demam, nyeri sendi, nyeri kepala terutama dalam 6 bulan terakhir. Ia sempat berobat ke Dokter
karena mengira terkena lupus, namun menurut dokter, dia baik-baik saja dan dikatakan kurang tidur, Ia
mencoba tidur yang cukup, namun keluhannya malah semakin bertambah. Ia menjadi sering tidak masuk
kantor dan pekerjaannya terbengkalai hingga ditegur atasannya. Ia merasa semakin tidak bertenaga, sulit
berkonsentrasi, dan sulit tidur. Oleh sebab itu, ia mencari pendapat kedua dengan berobat ke Anda. Diagnosis
yang sesuai menurut Anda:
a. Sindroma lelah kronik

b. Depresi

c. Gangguan tidur

d. Fibromialgia

e. Gangguan ansietas

Referensi Marcellus Simadibrata K. Pankreatitis


Kronik Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi VI. Jilid II:hal 3628-3631.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Marcella Adisuhanto


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatik
Lingkup Bahasan Dalam Standar Gangguan Ansietas
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang Ibu muda berusia 28 tahun mengeluh sering merasa lelah karena kesulitan tidur. Hampir
setiap malam ia terbangun di malam hari dengan perasaan takut terkadang disertai keringat dan
berdebar. Banyak hal yang membuatnya terbangun, kadang karena timbul rasa khawatir bila
anaknya tidak sukses, bila suaminya jatuh bangkrut, bila pembantunya berhenti, dan lain-lain.
Suaminya sering menenangkannya dengan menjelaskan bahwa keadaan baik-baik saja. Namun, ia
masih terus gelisah dan kesulitan mengerjakan pekerjaan sehari-hari seperti memasak.
a. Depresi

b. Waham paranoid
c. Gangguan ansietas

d. Gangguan tidur

e. Sindrom lelah kronik

Referensi Marcellus Simadibrata K. Pankreatitis


Kronik Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi VI. Jilid II:hal 3581.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Marita Restie Tiara


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatik
Lingkup Batasan Dalam Standar Kompetensi Sindroma Hiperventilasi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tata Laksana
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Wanita 25 tahun datang ke Poliklinik Ilmu Penyakit Dalam dengan keluhan rasa hampir
pingsan, pusing dan rasa melayang. Keluhan didahului dengan timbul napas cepat dan
tidak teratur dan rasa cemas. Keadaan itu disertai rasa tertekan di dada, kram pada jari
tangan dan kaki. Pada pemeriksaan fisik didapatkan respirasi 44x/menit dengan tipe
torakal. Pemeriksaan elektrokardiografi didapatkan sinus takikardia. Keluhan sudah
berulang sebelumnya sejak 6 bulan lalu. Pasien pernah melalukan general check up dengan
hasil normal.
Tata laksana yang tepat pada keadaan akut adalah:
A. Bernapas ke dalam kantong
B. Injeksi kalsium glukonas 10% 1 ampul

C. Pemberian selective serotonin reuptake inhibitor

D. Pemberian benzodiazepine

E. Cognitive and behavioral therapy

Referensi Mujaddid E, Putranto R, Shatri H.


Sindroma Hiperventilasi. Dalam: Sudoyo A,
Setiohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati
S, penyunting. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi 6. 2014; Jakarta: Interna
Publishing. hlm. 3610-3612.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Marita Restie Tiara


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatik
Lingkup Batasan Dalam Standar Fibromyalgia
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Wanita usia 35 tahun datang ke Klinik Ilmu Penyakit Dalam dengan keluhan mudah lelah,
sulit memulai tidur. Bila bangun dari tidur badan terasa kaku yang kadang menghilang
tetapi dapat menetap sepanjang hari. Keluhan sedikit membaik dengan mandi air hangat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan titik nyeri pada daerah osipital, servikal bawah,
trapezius dan gluteal.
Yang tidak tepat mengenai penyakit ini adalah:
A. Diagnosis dapat ditegakkan setelah nyeri menetap selama 6 bulan

B. Diagnosis dapat ditegakkan bila didapatkan 11 titik nyeri

C. Terapi farmakologis dengan menggunakan golongan trisiklik

D. Sering disertai dengan depresi dan ansietas

E. Ditandai oleh trias gejala nyeri muskuloskeletal, kekakuan otot dan mudah lelah

Referensi Mujaddid E. Fibromialgia. Dalam: Sudoyo


A, Setiohadi B, Alwi I, Simadibrata M,
Setiati S, penyunting. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi 6. 2014; Jakarta:
Interna Publishing. hlm. 3620-3622
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Marita Restie Tiara


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatik
Lingkup Batasan Dalam Standar Kompetensi Sindrom Lelah Kronik
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Wanita usia 35 tahun yang bekerja sebagai pegawai swasta datang ke Klinik Ilmu Penyakit
Dalam dengan keluhan mudah lelah sejak 6 bulan terakhir. Penderita merasa tidur cukup,
namun selalu bangun dalam keadaan lelah sehingga sulit menyelesaikan pekerjaannya.
Keluhan disertai demam tidak terlalu tinggi yang hilang-timbul dan rasa tidak nyaman di
tenggorokan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh 37,9˚C. Pada 2 bulan lalu,
penderita pernah memeriksakan diri dengan keluhan yang sama, saat itu dokter juga
mendapatkan demam. Sekitar 6 bulan lalu, penderita pernah didiagnosis mengalami infeksi
virus.
Patofisiologi terkait penyakit ini adalah sebagai berikut, kecuali:
A. Infeksi virus Epstein-Barr

B. Penurunan aktivitas sel dendritik

C. Penurununan corticotropin-releasing hormone

D. Dapat disertai depresi

E. Penurunan aktivitas sel natural-killer

Referensi Mujaddid E. Sindrom Lelah Kronik. Dalam:


Sudoyo A, Setiohadi B, Alwi I, Simadibrata
M, Setiati S, penyunting. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi 6. 2014; Jakarta:
Interna Publishing. hlm. 3628-3631
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Michelle Vincentia Liem


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Sindrom hiperventilasi
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang wanita berusia 21 tahun datang ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan sesak napas
yang muncul secara tiba-tiba disertai jantung berdebar, rasa kesemutan di sekitar mulut dan
ujung-ujung jari tangan dan kaki, dan rasa dingin pada tangan dan kaki. Pasien tampak
sesekali berusaha menarik napas dalam dan batuk kering. Karena keluhan sesak napas
pasien memutuskan datang ke IGD walaupun harus membatalkan panggilan wawancara
kerja. Keluhan sesak serupa pernah dialami pasien sebelumnya beberapa kali ketika pasien
harus menjalani ujian lisan saat masih kuliah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan respirasi
40x/menit dangkal, pada auskultasi dada tidak ditemukan wheezing ataupun ronki, tidak
ditemukan fenomena Chvostek dan Trousseau ataupun spasme karpopedal, lainnya dalam
batas normal. Apabila keadaan ini terus berlangsung maka pada pasien ini dapat ditemukan
hasil pemeriksaan penunjang sebagai berikut, kecuali:
a. alkalosis respiratorik

b. hiperkalsemia

c. hipokalsemia

d. hipomagnesemia

e. EKG menunjukkan sinus takikardia

Referensi E. Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3612-14.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Michelle Vincentia Liem


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Sindrom lelah kronik
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang pria berusia 38 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sering merasa lelah
terus-menerus sejak 8 bulan lalu. Pasien merasa tetap lelah dan bangun tidak segar
walaupun dapat tertidur pulas semalaman, terdapat rasa pegal-pegal di seluruh tubuh, nyeri
kepala, dan kadang pasien merasa nyeri pada tenggorokan dan demam walaupun pasien
tidak pernah mengukur suhu tubuhnya. Pasien masih merasa bersemangat untuk bekerja di
kantornya walaupun keluhan-keluhan tersebut seringkali memberat ketika pasien harus
menepati batas waktu menyelesaikan proyek-proyek dalam pekerjaannya. Pasien telah
menikah dan memiliki tiga anak dan merasa tidak ada masalah dalam rumah tangganya.
Pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien tersebut?

A. pemberian suplementasi multivitamin

B. antidepressant

C. sleep hygiene

D. parasetamol atau OAINS bila muncul keluhan yang memberat


E. Cognitive behavioral therapy

Referensi E. Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3630-33.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Michelle Vincentia Liem


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Aspek psikosomatik pasien diabetes melitus
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi IV A
SOAL
Seorang pria berusia 54 tahun telah diketahui menderita diabetes melitus tipe 2 sejak 3
tahun yang lalu. Pasien rutin kontrol ke klinik Penyakit Dalam dan sejak 3 bulan mengeluh
merasa tidak bersemangat, merasa selalu lelah, sering sulit tidur, serta terdapat kesemutan,
rasa terbakar, dan nyeri seperti ditusuk-tusuk pada ujung-ujung jari tangan dan kaki. Pasien
dikatakan keluarga tampak lebih senang menyendiri, enggan untuk melakukan kegiatan
sehari-hari termasuk melakukan hobi. Pasien telah mendapat edukasi pola makan dan
aktivitas fisik yang dianjurkan serta mendapat obat metformin 3x 500 mg dan glimepiride
1x2 mg. Pasien tidak pernah mengalami tanda-tanda hipoglikemia. Hasil pemeriksaan
laboratorium GDP 160, GD2PP 278, HbA1c 8,6% walaupun pasien dikatakan keluarga
hanya makan sedikit dan tidak teratur. Pasien seringkali tidak meminum obat karena
merasa tidak ada gunanya berobat karena tidak akan mengalami perbaikan.
Langkah yang tepat dilakukan untuk mengatasi masalah pada pasien ini adalah:

A. Melakukan skrining dan tatalaksana depresi

B. Menaikkan dosis obat hipoglikemik oral agar gejala-gejala DM dapat terkendali

C. Mengganti obat hipoglikemik oral dengan insulin untuk segera mencapai target
kontrol glikemik

D. Melakukan konseling gizi ulang agar pasien makan teratur dan cukup untuk
memperbaiki kontrol glikemik

E. Mengedukasi pasien untuk melakukan pemantauan gula darah mandiri


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Referensi E. Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Edisi VI. Jilid III:hal 3641-43.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Diah Retno Prihardianti


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Chronic fatigue syndrome
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang wanita 38 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sering merasa letih
yang hilang timbul kurang lebih 7 bulan. Rasa letih timbul terutama saat pasien bekerja.
Tidak hilang di saat beristirahat. Pasien adalah seorang petugas kesehatan di salah satu
Rumah Sakit dan sering mendapat shift malam. Terkadang pasien merasa demam tidak
tinggi, tenggorokan terasa sakit,kering, nyeri sendi dan akhir-akhir ini nafsu makan
berkurang. Hingga dalam 1 bulan terakhir pasien sudah berobat ke dokter sempat
mendapatkan antibiotika namun tidak ditemukan kelainan nyata pada pemeriksaan.
Diagnosis yang tepat untuk kasus ini adalah:
A. Fibromialgia

B. Chronic Fatigue Syndrome

C. Ansietas menyeluruh

D. Depresi

E. Gangguan cemas dan depresi

Referensi E.Mudjaddid.Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Edisi VI.Jilid III: Hal. 3628-31.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Diah Retno Prihardianti


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Generalized Anxiety Disorder
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi IVA
SOAL
Seorang pria berusia 45 tahun datang ke emergensi dengan keluhan berdebar-debar, sulit
menelan,berkeringat dan dada kadang terasa sakit. Penderita sudah dua kali datang ke
emergensi dengan keluhan sama namun tidak ditemukan kelainan jantung. Penderita
bekerja sebagai karyawan suatu perusahaan dimana dalam 1 bulan terakhir ini sedang
banyak tugas yang belum terselesaikan. Penderita sulit tidur dan sering terbangun pada
malam hari dan bila ada hal yang tidak berkenan baginya penderita mudah tersinggung dan
tidak sabar. Tatalaksana holistik pada kasus di atas adalah
A. Clomipramin dan psikoterapi Cognitive Behavior Therapy

B. Miclobemid, penyekat beta dan psikoterapi suportif ventilasi

C. Buspiron, penyekat beta dan psikoterapi Cognitive Behavior Therapy

D. SSRI dan Cognitive Behavior Theraphy

E. Alprazolam, beta bloker dan psikoterapi suportif ventilasi

Referensi E.Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Edisi VI.Jilid III: Hal. 3581-84.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Nama Pembuat Soal Diah Retno Prihardianti


Asal FK Universitas Padjadjaran
Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Sindrom kolon iritabel
Kompetensi
Jenis Soal/ Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi IV A
SOAL
Seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke emergensi dengan keluhan merasa nyeri
perut yang sudah dialaminya sejak 4 bulan dan kadang disertai dengan diare selama
beberapa hari terakhir ini. Nyeri perut tidak berhubungan dengan makanan, aktivitas fisik
maupun menstruasi. Penderita nyeri perut terasa berat sehingga penderita sulit untuk tidur.
Hasil laboratorium dan feces rutin didapatkan hasil dalam batas normal.
Manakah terapi yang paling tepat pada kasus di atas.
A. Diet rendah serat, lactulose dan psikoterapi

B. Diet tinggi serat, disiklomin dan psikoterapi

C. Diet tinggi serat, alprazolam, disiklomin ,


psikoterapi D. Diet rendah serat, disiklomin, simetikon,
psikoterapi

E. Diet tinggi serat, kolestiramin dan psikoterapi


Referensi E.Mudjaddid. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi VI.Jilid III: Hal. 3585-92.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Senov Eka Permadi


Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar Aspek psikosomatis pasien Diabetes
Kompetensi mellitus
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis dan tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Wanita, 56 tahun menderita diabetes mellitus sejak 8 tahun lalu, tidak pernah
mencapai kendali glikemik yang baik (GDP 180 mg/dl, GD 2 jam post prandial 230
mg/dl, HbA1c: 11%) saat ini sudah dalam pengobatan insulin basal-bolus 20 unit dan
3 x 15 unit dikombinasi dengan metformin 3 x 500 mg. Pasien mengeluhkan sulit
tidur, tidak bergairah, sulit berkonsentrasi ditambah dengan keluhan neuropati perifer
yang dirasa sangat mengganggu pasien sehingga mengganggu pekerjaan dan
membuat pasien merasa tidak berguna lagi. Keluhan ini dirasa sejak 2 bulan lalu dan
semakin mengganggu sejak 2 minggu ini. Semenjak 2 bulan ini hipertensi yang
diderita pasien juga menjadi tidak terkontrol, biasanya dengan lisinopril 1 x 5 mg
tekanan darah berkisar 120 – 130/ 80 -90 mmHg namun skarang dapat terkontrol
dengan lisinopril 10 mg.
Untuk mengatasi gangguan psikis yang dialami pasien ini, manakah dari pilihan
berikut yang paling tepat:
a. Diberikan antidepresan trisiklik (amitriptilin) karena selain memperbaiki
keluhan depresi juga merupakan analgesik ajuvan untuk nyeri
neuropatik

b. Diberikan antidepresan golongan SSRI (fluoxetine) karena


memperbaiki resistensi insulin sehingga tidak memperberat
hiperglikemia

c. Diberikan anti-ansietas golongan benzodiazepine kerja pendek

d. Diberikan antidepresan golongan MAOI

e. Gangguan tidur pada pasien ini dapat diberikan haloperidol

Referensi PAPDI Edisi VI, Jilid III, hlm 2641-


43
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Senov Eka Permadi


Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Depresi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Laki-laki 68 tahun datang ke klinik penyakit dalam, pasien mengeluhkan mulut
kering dan juga merasakan berdebar-debar sejak 3 hari. Pasien 2 minggu yang lalu
berobat dan dikatakan depresi, pasien mendapat obat antidepresan.
Manakah obat antidepresan yang mungkin memberikan efek samping di atas:
A. Fluoexetine

B. Moclobemide

C. Venlafaxine
D. Amitriptilin

E. Sertraline
Referensi PAPDI Edisi VI, Jilid III, Bab 39,
hlm 3581
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal Senov Eka Permadi


Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Depresi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Seorang wanita 45 tahun datang dengan keluhan sulit mempertahankan tidur sejak 1
bulan. Pasien cenderung mudah terbangun saat tidur dan tidak dapat tidur kembali. 1
tahun yang lalu pasien bercerai dengan suaminya dan saat ini pasien harus bekerja di
dua tempat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasien juga mengeluh sulit
berkonsentrasi saat bekerja. Pasien sudah tidak pernah melakukan hobinya karena
selalu merasa lelah.
Diagnosis yang tepat untuk pasien adalah:
a. General Anxiety Disorder

b. Panic Disorder
c. Depresi

d. Distimia

e. Gangguan kepribadian

Referensi PAPDI Edisi VI, Jilid III, Bab 39


KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Winda Agnestia Maranna Saragih


Kategori Soal Psikosomatis
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Fibromialgia
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Seorang laki-laki 29 tahun dikonsulkan oleh TS Psikiatri dengan gangguan cemas
disertai dengan keluhan nyeri dan kaku pada otot seluruh badan terutama saat baru
bangun tidur yang menghilang dengan aktifitas. Keluhan ini memberat jika pasien
terlalu lelah, mendengar suara keras dan stres. Pasien juga mengeluhkan mudah lelah,
susah tidur. Kelainan pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan pada kedua
daerah oksipital, servikal bawah, trapezius, supraspinatus, iga kedua, epikondilus
lateral, gluteal, trokantus mayor,, pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.

Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:


a. Reumatoid artritis awal

b. Lupus Erimatosus Sistemik

c. Sindrom Sjogren

d. Osteoartritis Difud
e. Fibromialgia

Referensi E Mudjaddid. Fibromialgia. Dalam:


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2014,
edisi 6 Hal 3620
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Winda Agnestia Maranna Saragih

Kategori Soal Psikosomatis


Lingkup Bahasan Dalam Standar
Gangguan Tidur
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Seorang perempuan 35 tahun datang kontol ke poliklinik dengan keluhan tidak
nyenyak tidur sering terbangun malam dan sulit untuk tidur kembali, dan pasien
selalu terbangun dengan perasaan tidak enak. Sebelumnya pasien sudah berobat rutin
ke dengan diagnosis depresi sejak 1 bulan lalu, pasien meminum orat rutin
Fluoksetin. Pada saat ini masalah pada pasien ini adalah:
a. Gangguan Tidur Primer

b. Gangguan Tidur Sekunder

c. Parasomnia

d. Gangguan tidur yang bermodifikasi

e. Narkolepsi

Referensi Hanun Nasution. Gangguan Tidur.


Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2014,
edisi 6 Hal 3657
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)

Pembuat Soal dr. Winda Agnestia Maranna Saragih

Kategori Soal Psikosomatis


Lingkup Bahasan Dalam Standar
Sindrom Lelah Kronik
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
SOAL
Sorang pria usia 45 tahun datang dengan keluhan lelah berkepanjangan yang sangat
menganggu aktifitasnya sekitar 1 tahun yang lalu. Pasien sudah sering berobat ke
berbagai dokter namun tidak ada perbaikan. Rasa lelah tidak berkurang dengan
istirahat . Pasien seorang pengusaha sukses, hidup sendiri dan telah bercerai dengan
istrinya sejak 1,5 tahun yang lalu. Pasien merasa akhir akhir ini menjadi sulit tidur
sehingga sering mengeluhkan pegal seluruh tubuh terutama punggung. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan T 120/80. N 78x/mnt. RR 20x/mnt. Tax 36,5 C. Hasil
pemeriksaan laboratorium dalam batas normal. Penatalaksanaan pada pasien tersebut
adalah :
A. Istirahat, CBT, konsumsi buah dan sayur, sertraline

B. Istirahat, CBT

C. Istirahat, olahraga, hindari konsumsi alkohol dan lemak,CBT

D. CBT, pemberian antibiotik dan cairan

E. CBT, suplemen vitamin dan mineral

Referensi Pasiy Shatri dan Mudjaddid.


Sindrom lelah kronik.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi
VI. Jilid 3: Hal 3628-3631

Anda mungkin juga menyukai