SOALTO
MANDIRI 4
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
DAFTAR ISI
ENDOKRIN METABOLIK/UNAIR.................................
ENDOKRIN METABOLIK/UNSRAT..............................
GINJAL HIPERTENSI/UGM .........................................
GASTRO-ENTEROHEPTOBILIER/UNAND ...................
KARDIOVASKULAR/UNSRI.........................................
PULMONOLOGI/UNIBRAW .......................................
PULMONOLOGI/UNSYIAH.........................................
TROPIK INFEKSI/UDAYANA .......................................
TROPIK INFEKSI/UI ....................................................
GERIATRI/UNHAS......................................................
HOM/UNS .................................................................
REUMATOLOGI/USU.................................................
ALERGI IMUNOLOGI/UNDIP .....................................
PSIKOSOMATIS/UNPAD ............................................
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
KONTRIBUTOR
dr.Ricky Taringan / UB
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Editor :
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Kontributor :
A. Hiperaldosteronisme primer
B. Hiperaldosteronisme sekunder
C. Adrenal Insufisiensi primer
D. Adrenal insufisiensi sekunder
E. Cushing Disease
A. Antibodi TPO
B. Tiroglobulin
C. TRAB
D. Total T3
E. Kadar Yodium
A. Hiperaldosteron primer
B. Hiperaldosteron sekunder
C. Adrenal insufisiensi primer
D. Adrenal insufisiensi sekunder
E. Cushing disease
a. Pubertas terlambat
b. Sindrom Turner
c. Testicular feminization
d. Gonadal disgenesis
e. Kallman’s syndrome
Apa opsi perawatan terbaik jika pasien tidak merencanakan kehamilan saat ini?
A. Rosiglitazone saja
B. Metformin saja
C. Spironolakton saja
D. Pil kontrasepsi oral plus metformin
E. simvastatin dan sulfonilurea
Referensi
Adi S, Pranoto A, 2014. Gangguan
Korteks Adrenal. Dalam (Setiati
S, Alwi I, Sudoyo AW,
Simadibrata M, Setiyohadi B,
Syam AF, editor). Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Edisi VI,
Jilid II, Jakarta: Interna
Publishing, 2484-513.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Tingkat Kompetensi
Soal
Seorang wanita 57th datang dengan keluhan buang air kecil berpasir. Pasien mempunyai
riwayat hiperparathyroid yang belum pernah pengobatan. Dari hasil pemeriksaan BMD
didapatkan hasil T score > atau = -2,5. Dan saat ini pasien mendapatkan terapi bifosfonat.
Tingkat Kompetensi
Soal
Seorang laki-laki 32th datang dengan keluhan tangan sering basah dan gemetaran sejak 1 bulan
yang lalu. Pasien juga mengeluh berat badan yang makin turun, namun pasien belum minum
obat apapun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan T 120/80 mmhg, N 120x/m, jantung dan paru
dalam batas normal, FT4 3,6 , TSH 0,05. Terapi pada kasus diatas adalah ;
a. PTU 2x 100mg
b. Metamizol 1x 30 mg
c. L.tiroksin 1x 100mg
d. Dexametason 3x 0,5 mg
e. Propranolol 1x 20 mg
Tingkat Kompetensi
Soal
Seorang perempuan 50th dikonsulkan ke IPD dengann hipertensi. Lab GD2jpp 210mm.
Konsentrasi LDL 150, Kol total 250mg. Didapatkan hasil ASCVD pada pasein >7,5 % . Terapi
yang tepat pada pasien diatas:
a. Rosuvastatin 20 mg
b. Pravastatin 40mg
c. Atorvastatin 40mg
d. Lovastatin 40mg
e. A+ C benar.
memberikan edukasi kepada pasien bahwa perbaikan efek klinis tidak segera
terlihat, butuh waktu 3-6 bulan setelah kadar TSH mencapai normal.
E) Radioactive Iodine
Kontributor :
Seorang laki-laki 65 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran, pasien
dalam kondisi baik hingga 3 minggu yang lalu pasien mengeluh poliuria, polidipsia dan
polifagia. Dalam 3 minggu terakhir pasien mengalami penurunan berat badan hingga 6 kg
serta mengeluh lemas. Pemeriksaan fisik pasien gelisah TD 110/60 mmHg Nadi 122 x/menit
reguler, Respirasi 28x/menit Kussmaul, Rhonki + pada lapangan paru bawah dan tengah
kanan. Laboratorium Na 138 Meq/L, K 5,6 mEq/L, Cl 104 mEq/L. BGA: pH 6,98, HCO3 3
mEq/L. Ureum 60,7 mg/dL, Creatinin 1,1 mg/dL. GDA 452 mg/dL. Ro thorax: Infiltrat pada
paracardial kanan dan lapangan paru kanan bawah.
Periode Ujian 41
Asal Institusi FK Universitas Sam Ratulangi
Kategori Soal Endokrin, Metabolisme & Diabetes
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Insulinoma
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosa
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan berumur 40 tahun datang ke UGD dengan penurunan kesadaran sejak
1 jam sebelum masuk rumah sakit. Dari keterangan keluarga, pasien mengeluhkan lemah,
penglihatan kabur, berkeringat banyak, gemetar, tidak ada riwayat jatuh maupun sakit
sebelumnya dengan pola makan normal. Dari pemeriksaan gula darah didapatkan kadar 30
mg/dl. Setelah diberikan bolus dextrose 40% dan infuse dextrose 10% pasien sadar. Setelah
dilakukan monitor ketat selama 1 hari didapatkan kadar gula darah selalu rendah. Setelah
dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar creatinin 0,9 mg/dl, dan C-peptida
yang meningkat. Diagnosa yang paling mungkin pada pasien ini adalah :
a. diabetes insipidus sentral
b. pankreatitis akut
c. insulinoma
d. nefropati diabetik
e. tumor adrenal
Soal
Seorang wanita berusia 62 tahun datang ke poli penyakit dalam. Pasien diketahui menyandang
DM sejak 10 tahun yang lalu. Saat ini pasien rutin minum obat metformin, pioglitazon dan
glimepiride dengan dosis maksimal dari dokter. Anjuran pola hidup sehat dan olah raga telah
dijalankan oleh pasien sesuai anjuran dokter. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil
HbA1C 12%, GDS 422 mg/dl, kreatinin 0,5 mg/dL, ureum 20 mg/dL.
Periode Ujian 41
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kelainan reproduksi laki-laki dan perempuan
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Seorang perempuan usia 20 tahun memeriksaan diri ke dokter spesialis penyakit dalam
dengan keluhan tidak pernah haid serta merasa payudara terlalu kecil. Pada pemeriksan fisik
diapatkan TD: 120/80mmHg, frekuensi nadi: 88 kali/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit,
suhu axilla 36◦ C, pada pemeriksaan fisik didapatkan payudara yang kecil serta tidak
didapatkan pertumbuhan rambut pubis.
Penyebab hambatan pertumbuhan payudara pada pasien ini adalah
A. PCOS
B. Sindrom Kallman
C. Hiperplasia adreanal bawaan
D. Agenesis saluran Muller
E. Prolaktinoma
Periode Ujian 41
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kelainan reproduksi laki-laki dan perempuan
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
2. Dibawah ini adalah komplikasi yang mungkin dari penyakit tersebut diatas:
A. Malnutrisi
B. Anxietas
C. Osteopenia
D. Infertilitas
E. Overweight
Periode Ujian 41
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Kelainan reproduksi laki-laki dan perempuan
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang wanita, 60 tahun datang dengan keluhan lemah badan dan demam sejak 2 hari
yang lalu, beberapa jam sebelumnya pasien sempat tidak sadarkan diri. Riwayat
sebelumnya, pasien sering merasa kelelahan, penurunan berat badan signifikan dalam 1
bulan terakhir, dan pasien mengeluhkan nyeri perut yang berulang. Pada pemeriksaan fisik
di dapatkan tekanan darah 89/62 mmHg, nadi 102 x/menit lemah angkat, suhu 38,90C serta
didapatkan vitiligo terutama di daerah wajah dan punggung pasien. Pemeriksaan lab
menunjukkan hasil Na 109 mEq/l, K 5,9 mEq/l HCO3 16 mEq/l, glukosa 49 mg/dl,
kalsium 12 mg/dl, kadar eosinophil 47% dalam profil darah, dan kreatinin 1,1 mg/dl.
Seorang laki-laki 54 tahun, datang ke gawat darurat dengan keluhan demam sejak 3 hari
yang lalu, hilang timbul, turun dengan obat penurun panas. Pasien mengeluhkan nyeri di
perut bagian bawah yang sering berulang, dan sering disertai nyeri pada saat BAK. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan suprapubik. Laboratorium : Leukosit 12.000
mg/dl, GDS 245 mg/dl, kreatinin 1,2 mg/dl. Dari urinalisa didapatkan leukosit urin +4,
nitrit +, blood +2, glukosa urin +2. Pasien terdiagnosa DMT2 sejak 3 tahun lalu, dan rutin
menggunakan obat DM secara rutin.
A. Gliquidone
B. Sitagliptin
C. Metformin
D. Pioglitazone
E. Dapaglifozin
Seorang wanita 65 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan membawa hasil
laboratorium Leukosit 9800mg/dl, Hb 8,7 g/dl, trombosit 167.000 /mm3, ureum 110 mg/dl,
creatinin 2.6 U/L, LDL 133 mg/dl, HDL 45 mg/dl, TG 170 mg/dl. Pasien dengan riwayat
DMT2 rutin menggunakan insulin, dan riwayat serangan jantung 2 bulan lalu.
Berapakah kadar LDL yang menjadi target terapi pada pasien ini?
Seorang laki-laki 30 tahun, sudah menikah, datang dengan keluhan susah ereksi yang
dialami sejak 6 bulan terakhir. Selain itu, pasien juga mengeluhkan adanya penurunan
gairah seksual. Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit kronis sebelumnya. Tidak
ada riwayat jatuh ataupun terbentur di bagian kepala. Tidak ada gangguan penglihatan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi
18x/menit dan pasien saat ini tidak demam. Dari pemeriksaan laboratorium, didapatkan
leukosit 6,5x103/μL, Hb 13,4g/dL dan trombosit 245x103/μL. Kreatinin serum 0,8mg/dL.
Pemeriksaan hormon prolaktin dengan kadar 120μg/L.
Pada kasus diatas, pemeriksaan lanjutan apa yang harus dilakukan untuk menentukan
diagnosis ?
A. LH
B. IGF-1
C. ACTH
D. MRI abdomen
E. MRI kepala
Seorang laki-laki 20 tahun datang dengan keluhan badan kurang bertenaga dan
menurunnya libido. Kulit wajah terasa kasar sejak beberapa tahun yang lalu. Pemeriksaan
fisik menunjukkan pelebaran os frontal dan tangan. Pemeriksaan MRI menunjukkan
adanya massa di hipofisis. Pemeriksaan penunjang laboratorium menunjukkan peningkatan
IGH.
Terapi medikamentosa yang dapat diberikan pada pasien diatas adalah?
A. Bromokriptin
B. Ocreotide
C. Dexamethasone
D. Ketokonazole
E. Levotiroxine
Seorang laki-laki 24 tahun datang dengan keluhan tinggi badan yang jauh lebih rendah
dengan rerata orang seusianya. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan tinggi badan
lebih dari 2 SD dibawah tinggi badan rerata orang-orang yang sama usia dan jenis
kelaminnya. Apabila defisiensi GH kongenital dianggap sebagai penyebab kondisi ini, hal-
hal dibawah ini yang juga mungkin didapatkan pada pasien, kecuali:
A. Berbadan gemuk
B. Muka dan suara imatur
C. Peningkatan lipolisis
D. Peningkatan kolesterol total
E. Hipoglikemia
SOAL
Seorang wanita umur 33 tahun dating dengan keluhan lemas, pusing, mual, muntah,
nafsu makan turun, sulit BAB dan berat badan turun. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan
: TD 90/60 mmHg, Nadi 98x/menit, RR 18 x/menit, Suhu 37,4 C. Terdapat
hiperpigmentasi di wajah, lengan, siku. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan
hasil Hb 9,8 g/dL, leukosit 8800 mm3 , trombosit 350000, GDS 80 mg/dL, Na 125
meq/L, K 6,1 meq/L,Ca 10.9 meq/L. Apakah kemungkinan diagnosis pasien?
A. Addison Disease
B. Adenoma hipofisis
C. Hipoadrenal sekunder
D. Sindrom Cushing
E. C-17 Hydroxylase defisiensi
SOAL
Seorang laki – laki, usia 78 tahun datang dibawa keluarganya dengan keluhan
penurunan kesadaran. Menurut keluarganya, pasien sebelumnya mengeluh pusing,
keringat dingin pada muka, kulit pucat, serta gemetar pada bibir dan tangan. Pasien
memiliki riwayat DM sudah 12 tahun. Pasien mengkonsumsi Metformin 3x500 mg
dan glibenclamid 5 mg pagi hari. Akhir – akhir ini nafsu makan pasien cenderung
menurun dan pasien tetap mengkonsumsi obat. Dari hasil pemeriksaan didapatkan
GDS 40 mg/dL. Manakah terapi yang paling tepat terhadap penanganan hipoglikemi?
A. Pemberian dextrose 40% sebanyak 50 mL, kemudian dilakukan pemeriksaan
glukosa darah 15-30 menit kemudian
B. Pemberian infus dextrose 10% dengan kecepatan 100mL/jam
C. Pemberian dextrose 40% sebanyak 25 mL, kemudian dilakukan
pemeriksaan glukosa darah 15-30 menit kemudian
D. Pemberian infus dextrose 10% sebanyak 150 mL dalam 30 menit
E. Pemberian glucagon 1mg intravena
SOAL
Seorang perempuan 26 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam tinggi, keringat
dingin, mual, muntah, tangan gemetar jantung berdebar. Pasien telah didiagnosis
dengan penyakit Graves, namun tidak minum teratur. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg; frekuensi nadi 130 x/mnt; suhu 40 C, RR
28x
/menit, bunyi jantung ireguler, dan terdapat tremor; hasil laboratorium : FT4 3,8
ng/dL; thyroid stimulating hormon (TSHs) 0,005 μIU/mL.
Seorang wanita berusia 45 tahun memiliki riwayat diabetes melitus tipe II selama 2 tahun
datang untuk periksa ke dokter penyakit dalam. Data lab HbA1C 8,5 %, GDP 150 mg/dl,
dan GD2JPP 230 mg/dl. Pasien telah berusaha untuk menjalani diet dan berolahraga teratur
namun gagal. BMI 31 kg/m2. Pasien telah minum obat metformin 3x500 mg, namun 3
minggu kemudian pasien menghentikan pengobatan karena mual dan muntah hebat.
A. GLP-1 agonis
B. Sulfonylurea
C. DPP-IV inhibitor
D. Penghambat glukosidase α
E. Pioglitazone
Seorang wanita berumur 30 tahun hamil 10 minggu dikonsulkan dari departemen Obgyn
ke poli penyakit dalam dengan keluhan benjolan di leher, jantung berdebar-debar, keringat
banyak, disertai dengan cepat lelah, pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 105 x/menit, RR 22x/menit, T 360C terdapat proptosis pada mata dan
benjolan diffused di leher, tremor halus pada tangan. Pada pemeriksaan hasil laboratorium
di dapatkan TSHS 0,005 Uiu/Ml, FT4 6,7 mg/dl.
A. Propanolol
B. Metimazol
C. Tiroidektomi
D. Levothyroxin
E. PTU
Pasien laki-laki berusia 35 tahun datang berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan
menurunnya kemampuan ereksi sejak 6 bulan terakhir disertai dengan rasa sakit kepala yang
hilang timbul selama 3 bulan terakhir, mual muntah hebat dan pandangan ganda disangkal.
Pasien sudah lama menikah selama sekitar 6 tahun dan mempunyai seorang anak berusia 3
tahun. Pemeriksaan fisik, tinggi badan 170 cm, berat badan 78 kg, pertumbuhan bulu ketiak
dan pubis dalam batas normal, ukuran testis dalam batas normal. Hasil laboratorium, kadar
testosterone 145 ng/dL, LH 0,8 IU/L, FSH 0,3 IU/L. Kemungkinan diagnosis pada pasien ini
adalah :
A. Tumor adrenal
B. Prolaktinoma
C. Seminoma testis
D. Hipogonadisme-hipergonadotropik
E. Kallmann syndrom
Sepasang suami istri datang ke poliklinik karena ingin mempunyai anak. Laki-laki berusia 31
tahun dan wanita usia 29 tahun. Istri sudah berobat ke dokter kandungan dan istri dinyatakan
sehat. Suami belum pernah berobat. Penampilan fisik suami tanpa kumis dan jenggot, dan
rambut pubis yang minimal, dari pemeriksaan testis didapatkan agak mengecil. Sang suami
juga mengaku sering tidak bergairah terhadap istrinya. Dilakukan pemeriksaan testosteron total
didapatkan hasil 300ng/dL. Pemeriksaan lanjutan apa yang perlu dilakukan pada pasien ini :
A. LH
B. Esterogen
C. Testosteron total dan bebas
D. b-HCG
E. Bukan salah satu di atas
Seorang laki – laki umur 35 tahun datang dengan keluhan rasa lemah, jantung rasa berdebar –
debar, dengan penglihatan sering kabur terutama pada dini hari membaik bila pasien makan
atau minum minuman manis. Pasien juga mengeluh berat badan meningkat beberapa minggu
ini. Pasien tidak minum alkohol atau menggunakan obat diabetes. Pemeriksaan utama apa yang
perlu dilakukan pada pasien ini :
A. Suppression test
B. CT-scan kepala dengan kontras
C. Pemeriksaan urin bebas kortisol 24 jam
D. Pemeriksaan ACTH
E. Pemeriksaan hormon testosteron
Seorang laki – laki umur 40 tahun datang ke dokter praktek karena diabetes melitus. Dilakukan
screening untuk komplikasi yang didapat pada pasien sehingga pasien dirujuk ke dokter mata
Dari hasil pemeriksaan didapatkan penebalan membrana basalis, perdarahan ringan, eksudat
keras yang tampak sebagai bercak kuning dan eksudat lunak yang tampak sebagai bercak
halus. Diagnosis yang paling tepat pada pasien ini :
A. Retinopati diabetik nonproliferatif
B. Retinopati diabetik proliferatif
C. Retinal detachment
D. Makulopati diabetik
E. Papiledema
Seorang wanita, 58 tahun, dikonsulkan dari bagian bedah dengan fraktur colles kiri akibat
terpeleset saat di kamar mandi. Penderita merupakan pasien DM tipe 2 sejak 7 tahun lalu
dengan pengobatan rutin glimepirid 2 mg di pagi hari dan metformin 3 x 500 mg. HbA1C
7,8 %, Gula darah puasa 141, gula darah 2 jam setelah makan 202.
A. Empaglifozin
B. Acarbose
C. Pioglitazone
D. Sitagliptin
E. Insulin
Seorang laki-laki 50 tahun, perokok berat datang ke klinik saudara dengan membawa hasil
laboratorium GDP 109, Kolesterol total 207, Trigliserida 148, LDL 100, HDL 45. 3 bulan
lalu pasien baru saja menjalani kateterisasi jantung. Pengobatan saat ini aspirin 1x80 mg,
ticagrelor 2 x 90 mg, Candesartan 8 mg 1x1, atorvastatin 1x40 mg
A. Fenofibrat
B. Asam lemak omega 3
C. Asam nikotinik
D. Ezetimibe
E. Inhibitor PCSK9
Seorang wanita 20 tahun datang ke tempat praktek saudara dengan keluhan belum pernah
haid dan tidak bisa menghidu. Pemeriksaan fisik tidak didapatkan payudara dan rambut
kemaluan. Pemeriksaan kadar FSH 2 IU/L dan LH 4 IU/L
Seorang lelaki usia 45 tahun dibawa oleh keluarga ke IGD dengan keluhan penurunan
kesadaran sejak malam hari ini. Lengan dan tungkai pasien teraba dingin. Awalnya pagi
hari pasien mengkonsumsi obat diabetes sebanyak 3 tablet sekaligus, yang seharusnya
dianjurkan minum 1 tablet oleh dokter layanan primer. Riwayat hipertensi, jantung, ginjal,
liver disangkal. Pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran apatis, tensi 100/70 mmHg, Nadi
98x/m. SaO2 97%, akral teraba lembab. Pemeriksaan fisik jantung dan paru tidak
didapatkan kelainan. Pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit 8.100 /mm 3, Hb 10,2
g/dL, Trombosit 400.000 /mm3. Na 134 mmol/L, K 3,7 mmol/L, Cr 1,3 mg/dL, GDS 49
mg/dL.
EKG didapatkan sinus takikardi 102 x/menit. Penanganan yang tepat pada pasien ini adalah
a. Hentikan obat antidiabetes, Bolus D40% 25 ml, evaluasi dalam 15-30 menit
b. Hentikan obat antidiabetes, Bolus D10% 25 ml, evaluasi dalam 15-30 menit
c. Hentikan obat antidiabetes, IVFD D10% 500 cc setiap 8 jam
d. Hentikan obat antidiabetes, Bolus D40% 50 ml, evaluasi dalam 15-30 menit
e. Segera lakukan kardioversi
Pasien lelaki usia 40 tahun datang berobat ke poliklinik penyakit dalam karena sering
pingsan dialami sejak 3 tahun lalu. Pingsan terjadi mendadak dan berulang, terutama pada
malam dan dini hari. Pingsan juga lebih sering jika pasien melakukan aktivitas berat.
Sebelum pingsan pasien merasakan keringat dingin. Pasien bisa sadar kembali apabila
diberikan air gula. Berat badan pasien meningkat dalam 3 tahun terakhir. Riwayat
hipertensi sejak 3 tahun menggunakan telmisartan 40 mg pada malam hari. Riwayat
trauma, penyakit ginjal, penggunaan obat-obatan lain disangkal oleh pasien. IMT
didapatkan 38,2 kg/m2. Leukosit 9.800 /mm3, Hb 14,8 g/dL, trombosit 158.000/mm 3, GDS
63 mg/dL. Selanjutnya pasien dilakukan tes supresi dan didapatkan kadar insulin 277,2
mU/mL dan C-peptida 25,04 ng/mL. Diagnosis yang mungkin pada pasien ini adalah
a. Gastrinoma
b. Insulinoma
c. LADA
d. MODY
e. Feokromositoma
Seorang wanita usia 47 tahun datang berobat rutin ke poliklinik penyakit dalam untuk
pemeriksaan rutin setiap bulan. Pasien terdiagnosis DM sejak 2 tahun lalu. Pasien sementara
menggunakan metformin 500 mg setiap 8 jam ditambahkan insulin basal pada malam hari sejak
6 bulan terakhir karena kadar HbA1c yang belum mencapai target. Memasuki bulan Ramadhan,
pasien ingin melaksanakan ibadah puasa. Bagaimana penatalaksanaan yang dianjurkan untuk
pasien
a. Metformin dan Insulin Basal dilanjutkan tanpa perubahan dosis
b. Metformin dihentikan, Insulin basal dilanjukan
c. Metformin dikonsumsi 2 tablet saat buka puasa, 1 tablet saat sahur. Insulin basal
diberikan saat berbuka puasa dengan dosis diturunkan 15-30%.
d. Metformin diturunkan 1 tablet saat buka puasa, 1 tablet saat sahur. Insulin basal
diberikan saat sahur dengan dosis diturunkan 15-30%.
e. Metformin dan Insulin dihentikan selama bulan Ramadhan dan dilanjutkan kembali
selesai bulan Ramadhan
Seorang perempuan berumur 45 tahun datang ke UGD dengan penurunan kesadaran sejak
30 menit sebelum masuk rumah sakit. Dari keterangan keluarga, pasien mengeluhkan
lemah, penglihatan kabur, berkeringat banyak, gemetar, tidak ada trauma, diketahui
terakhir makan nasi goreng 2 jam yang lalu. Dari pemeriksaan gula darah didapatkan kadar
36 mg/dl. Setelah diberikan infuse dextrose 10% 150 cc sebanyak 2 kali pasien mulai buka
mata. Setelah dilakukan monitor ketat selama 1 hari didapatkan kadar gula darah selalu
rendah. Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar creatinin 1,0 mg/dl,
kadar insulin 12 mU/ml dan C-peptida yang meningkat. Tatalaksana awal yang dianjurkan
pada pasien ini adalah :
a. pankreatektomi distal
b. diazoksida
c. streptozosin
d. dakarbazin
e. analog somatostatin
A. progesteron
B. USG uterus
C. CT scan abdomen
D. USG thyroid
E. MRI kepala
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 3A
SOAL
Seorang laki-laki usia 40 tahun, ayah dari tiga anak, mengalami pembesaran
payudara progresif selama 6 bulan terakhir. Tidak ada riwayat obat-obatan
sebelumnya. Dari hasil laboratorium didapatkan LH dan testosteron rendah.
Evaluasi lebih lanjut dari pasien ini yaitu :
A. Pemeriksaan mamografi
B. Pengukuran estradiol dan kadar human chorionic gonadotropin (hCG)
C. Urin 24 jam untuk pengukuran kortisol plasma
D. Analisis kariotipe untuk menyingkirkan sindrom Klinefelter
E. Biopsi payudara
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 3A
SOAL
Seorang laki-laki usia 22 tahun dating dengan keluhan kulit wajah yang kasar sejak
beberapa tahun yang lalu, ia juga mengeluh badan kurang bertenaga dan
menurunnya libido. Pemeriksaan fisik menunjukan pelebaran os frontal dan
tangan. Pemeriksaan MRI menunjukan adanya massa di hipofisis. Pemeriksaan
penunjang laboratorium menunjukan peningkatan IGH. Terapi medikamentosa
yang dapat diberikan pada pasien diatas adalah :
A. Agonis dopamine
B. Analog somatostatin
C. Antagonis reseptor hormone pertumbuhan
D. A dan B
E. semua jawaban benar
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 3A
SOAL
Seorang laki-laki usia 22 tahun dating dengan keluhan tinggi badan yang jauh lebih
rendah dengan rerata orang usianya. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan
tinggi badan lebih dari 2 SD dibawah tinggi badan rerata orang-orang yang sama
usia dan jenis kelaminnya. Apabila defisiensi GH kongenital dianggap sebagai
penyebab kondisi ini, hal-hal di bawah ini yang juga mungkin didapatkan pada
pasien adalah :
A. Berbadan kurus
B. Muka dan suara tampak lebih tua
C. Peningkatan lipolisis
D. Peningkatan berat badan
E. Hiperglikemia
Referensi Soewondo P. Tumor Hipofisis.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi VI.
Jilid II: hal 2442-2447
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Seorang lelaki usia 19 tahun berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan tidak
terdapat buah zakar pada kantong kemaluannya. Pasien juga mengeluhkan tidak terdapat
rambut ketiak ataupun rambut pada kemaluan. Pasien lahir cukup bulan dengan berat
badan lahir cukup. Pasien juga tidak mengalami kendala dalam konsumsi makanan maupun
minuman. Riwayat trauma disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan IMT 23,5 kg/m 2.
Tidak didapatkan kumis dan jambang. Rambut ketiak maupun pubis sangat sedikit. Tidak
didapatkan ginekomasti. Setelah dilakukan pemeriksaan lanjutan hormon testosteron
didapatkan hasil 100 ng/dL. Selanjutnya pasien diperiksakan LH didapatkan 45 IU/L.
Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah
a. Sindrom Klinefelter
b. Sindrom Turner
c. Sindrom Insensitivitas Androgen
d. Kriptorkismus
e. Agenesis Saluran Mullerian
Seorang wanita usian 59 tahun dating dengan keluhan pingsan sejak 2 hari lalu. Hal ini
diawali dengan demam selama 3 hari. Mual dan muntah. Pasien juga mengalami penurunan
nafsu makan dan berat badan sebanyak 10kg dalam 4 bulan terakhir. Pada pemeriksaan
fisik didapati tekanan darah ketika berbaring adalah 80/50 dan ketika berdiri 128/78
mmHg, Suhu 36,7 serta didapati kulit menjadi gelap. Pada pemeriksaan laboratorium
didapati hasil Na 121 mEq/l, K 6,0 mEq/l HCO3 17 mEq/l, glukosa 63 mg/dl dan kreatinin
1,0 mg/dl.
Pemeriksaan yang paling awal dan bisa dilakukan pada pasien ini adalah
A. Vasopression test
B. Nicotine Test
C. Water deprivation Test
D. Dexamethasone suppression Test
E. Kadar kortisol darah
Kontributor :
Seorang laki-laki 35 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri pinggang kanan sejak 1 jam
yang lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul dan tidak dipengaruhi adanya aktivitas fisik. Pada
pemeriksaan fisik tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 96 x/menit, suhu 36,7 0C. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 14 gram/dL, leukosit 7000/uL, kreatinin serum 0,9 mg/dL. Hasil
pemeriksaan urinalisis didapatkan eritrosit 15-20/LPB, leukosit 25-30 /LPB, protein 1+ dan
dijumpai adanya kristal oksalat cukup banyak. Pemeriksaan penunjang selanjutnya yang
dianjurkan untuk pasien ini adalah :
A. Kultur urin
B. BNO IVP
C. Foto polos abdomen
D. CT scan abdomen
E. USG Abdomen
Seorang pasien berkonsultasi dengan dokter di poliklinik penyakit dalam. Pasien ini pernah ada
riwayat keluar seperti pasir saat buang air kecil. Hasil pemeriksaan urinalisis saat itu
didapatkan eritrosit 20/LPB, leukosit 30 /LPB, protein 1+ dan dijumpai adanya kristal oksalat
cukup banyak. Diet yang memperberat kondisi saat ini adalah :
A. Asupan natrium klorida yang tinggi
B. Asupan makanan rendah protein
C. Asupan rendah kalium
D. Asupan rendah sukrosa
E. Asupan kalsium pada waktu makan
Seorang pasien dengan keluhan nyeri pinggang datang berobat ke IGD. Pasien ini pernah ada
riwayat keluar seperti pasir saat buang air kecil. Hasil pemeriksaan urinalisis saat itu
didapatkan eritrosit 20/LPB, leukosit 30 /LPB, protein 1+ dan dijumpai adanya kristal oksalat
cukup banyak. Dari pemeriksaan BNO didapatkan batu ginjal dengan ukuran 7 mm dan
terdapat dilatasi hebat pada pelvic renalis. Bagaimana tatalaksana yang paling tepat pada pasien
ini.
A. Pasien tirah baring dan diberikan banyak minum
B. Pasien diberikan HCT 25 mg per hari dan diberikan banyak minum
C. Pemberian antinyeri dan antibiotik
D. Tindakan litotripsi ekstrakorporeal
E. Konservatif dan menunggu batu keluar spontan
Seorang laki-laki berusia 24 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas sejak 1
minggu dan bengkak pada kedua tungkai sejak empat minggu yang lalu. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg, konjungtiva anemis, dan jumlah air seni
berkurang. Pemeriksaan darah menunjukkan hasil ASTO (+). Diagnosis pasti untuk
menegakkan kelainan ginjal pada pasien adalah :
A. Urinalisis eritrosit dismorfik
B. Gambaran kresentik dari biopsi ginjal
C. Gambaran fusi podosit pada mikroskop electron
D. Urinalisis ditemukan Ovale fat bodies
E. Pembesaran ginjal pada USG
Seorang mahasiswa berusia 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kedua mata sembab
tiap bangun pagi sejak 2 bulan ini. Pasien juga sering mengeluhkan kaki yang bengkak sejak 1
bulan ini. Pada pemeriksaan laborat didapatkan Hb 12 g/dl, lekosit 8000, trombosit 180.000,
BUN 20, serum kreatinin 1,1, albumin 2,5 g/dl, pemeriksaan urin didapatkan proteinuria > 3,5
g/hari dan didapatkan adanya cast. Pada pemeriksaan biopsi didapatkan gambaran glomerulus
yang normal. Apakah manajemen terapi yang sesuai untuk diagnosis diatas?
A. Siklosporin
B. Tacrolimus
C. Siklofosfamid
D. Rituksimab
E. Kortikosteroid
Seorang laki-laki 55 th datang dengan keluhan nyeri tulang, penurunan berat badan, dan
mengalami patah tulang femur setelah jatuh dari kursi. Dari pemeriksaan urin lengkap (UL)
didapatkan proteinuria (4+). Dasar patogenesis yang menyebabkan gangguan ginjal pada kasus
ini adalah...
A. Deposit amyloid A
B. Deposit imun kompleks
C. Deposit amyloid L
D. Vasculitis
E. Hiperviscositas yang menyebabkan trombosis
Seorang laki-laki berusia 52 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari
SMRS. Pasien menderita hipertensi namun tidak rutin berobat. Dikatakan keluarga BAK
semakin sedikit dalam 4 minggu terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 190/100
mmHg, nafas cepat dan dalam, Hb 7.0 gr/dL, ureum 401 mg/dL, kreatinin 18. Analisa Gas
Darah
: pH 7.12, HCO3 11, PCO2 31. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut adalah :
Seorang wanita 42 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas pada keempat ekstremitas. Dari
hasil AGD didapatkan pH 7.24, HCO3 18, PCO2 36. Dari pemeriksaan elektrolit didapatkan
Na 134, K 2.1. Dengan pH urine > 5.3. Pasien didiagnosis RTA I. Manakah dari pernyataan
berikut yang merupakan patofisiologi dari diagnosis diatas :
A. Menurunnya reabsorpsi HCO3 proksimal
B. Adanya defek sekresi H+ distal
C. Menurunnya sintesis NH3
D. Menurunnya kapasitas pengangkut H+ urin
E. Adanya defisiensi carbonic anhydrase II
Seorang wanita usia 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan lemas. Sejak 7 hari SMRS pasien
mengalami mual dan muntah sebanyak > 10x/hari. Perut terasa begah dan mual. Pasien
merupakan penderita hipertensi dengan terapi rutin HCT dan amlodipin. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, frekuensi nafas 24 kali per menit, cepat dan dalam, nadi
110 kali per menit. Dari pemeriksaan AGD didapatkan pH 7.62, HCO3 32, pCO2 41.
Pemeriksaan elektrolit didapatkan Na 128 mEq/dL, K 3.1 mEq/dL. Tatalaksana yang tepat
pada pasien ini adalah :
A. Normal saline
B. KCl
C. Acetazolamide
D. HCL
E. Bicnat
Berikut ini yang menyebabkan terjadinya asidosis metabolik dengan peningkatan anion gap
adalah :
Berikut ini merupakan pernyataan yang benar mengenai nefropati diabetes, kecuali
A. Pembatasan protein sebanyak 0,8 gram/kg berat badan/hari pada penderita dengan nefropati
overt
B.Pada keadaan penurunan LFG lebih lanjut pembatasan proteinn menjadi 0,6 gram/
Kg berat badan perhari sangat bermanfaat
C.Penggantian daging merah menjadi daging ayam dapat menurunkan ekskresi albumin urin
sebanyak 46 %
D. Target tekanan darah pada penderita denga proteinuria adalah <125/75mmh HG
E. Penyakit ginjal diabetik tahap 3 biasanya terjadi setelah 10-15 tahub tegak diabetes,
dikenal sebagai “silent stage”
Seorang laki-laki 68 tahun mengidap DM sejak 9 tahun yang lalu, datang dengan keluhan
bengkak di wajah dan kedua kaki. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 180/110 mmHg R;
24x/menit HR 92x/menit ,bengkak di wajah terutama dikelopak mata +, pitting edema +/+
jantung dan paru dalam batas normal. Hb 8,8 g/dl, hmt 28%, Ureum 127 mg/dl Kreatinin 8,6
mg/dl, Kalium 5,8 meq/L Na 133 meq/L. Pilihan anti hipertensi yang tepat adalah ?
A. Nicardipin drip
B. Bisoprolol-Telmisartan
C. Amlodipin- Irbesartan
D. HCT- Diltiazem
E. Felodipin-Telmisartan
Seorang peremuan 44 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri pinggang bawah, VAS 7.
Hasil lab Hb 13,8 g/dl, Leukosit 14,800/mm3, trombosit 24.800/mm3, gds 103 mg/dl, ureum
55 kreatinin 1.6. Hasil USG: batu staghorn pada ginjal kiri. Dari anamnesis pasien sering
keluar masuk rumah sakit karena ISK berulang. Kemungkinan penyebab bakteri adalah?
A. Pseudomonas
B. E. Coli
C. Proteus
D. S.Aureus
E. Klebseila
Seorang laki-laki berusia 74 tahun, datang ke UGD dengan keluhan nyeri perut bagian bawah.
Keluhan dirasakan sudah lama dan memberat 6 bulan ini. Pasien juga mengeluh bila malam
hari terbangun untuk buang air kecil sampai 6 kali kadang berdarah dan memiliki rasa ingin
berkemih terus menerus tetapi yang keluar hanya sedikit dan merasa tidak tuntas. Pasien
mempunyai riwayat pembesaran prostat dan sudah minum obat dari dokter tetapi tidak ada
perbaiakan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg, Nadi 98 x/menit,
respirasi 20x/menit, suhu 36,5. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan adanya nyeri tekan pada
daerah suprapubis. Pada pemeriksaan dengan Rectal Touche teraba massa lunak dan kenyal.
Hasil laboratorium Hb 12.7 g/dl, Leukosit 8.500 /uL, ureum 97 mg/dL, kreatinin 1.8 mg/dL
dengan pemeriksaan PSA 7 ng/ml. Terapi pilihan untuk kasus diatas adalah :
A. Dutasteride
B. Transurethral resection of the prostat
C. Terazosin
D. Tamsulosin
E. Pemberian Fitofarmaka
Seorang laki-laki berusia 60 tahun, datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan sering buang
air kecil dan kesulitan menahan rasa ingin berkemih selama 1 bulan ini. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 120/90 mmHg, Nadi 90 x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,5. Pada
pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya nyeri tekan pada daerah suprapubis. Pada
pemeriksaan dengan Rectal Touche teraba massa lunak, rata dan kenyal. Hasil laboratorium Hb
12.7 g/dl, Leukosit 8.500 /uL, ureum 97 mg/dL, kreatinin 1.8 mg/dL, urinalisa normal, skor
AUA 9, PSA 3.5 ng/ml. Untuk menegakkan diagnosis, langkah berikutnya sesuai algoritme
yang paling tepat pada kasus diatas adalah :
A. Pembedahan
B. Observasi ketat
C. Uroflowmetry dan PVR
D. Ureterosistoskopi
E. Urodinamika
Seorang laki-laki berusia 64 tahun, datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan sering buang
air kecil dan kesulitan menahan rasa ingin berkemih selama 1 bulan ini. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg, Nadi 98 x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,5. Pada
pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya nyeri tekan pada daerah suprapubis. Pada
pemeriksaan dengan Rectal Touche teraba massa lunak, halus dan kenyal. Hasil laboratorium
Hb
12.7 g/dl, Leukosit 8.500 /uL, ureum 97 mg/dL, kreatinin 1.8 mg/dL, urinalisa normal, skor
AUA 9, PSA 3.5 ng/ml. Diagnosis yang paling mungkin pada kasus diatas adalah :
Laki-laki usia 60 tahun , datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan BAK tidak tuntas dan
sering bolak balik kamar mandi, terutama malam hari. Tidak ada penurunan berat badan,demam,
nmaupun nyeri pinggang . tidak ada riwayat DM , hipertensi, stroke ,maupun riwayat penyakit menular
seksual . Pada pemeriksaan colok dubur ditemukan prostat membesar dan lunak , PSA 9 ng/ml,
indeks AUA 15.
Patofisiologi pasien ini yang tepat adalah
a. Pembesaran prostat tidak tergantung dehidrotestosteron (DHT) pada kelenjar prostat .
b. Kelenjar prostat 5-alfa-reduktase tipe 2 merubah testosteron menjadi DHT dan menyebabkan
BPH
c. Pembesaran prostat merupakan hipertrofi yang menekan aliran urin di kandung kemih
d. Hipertrofi otot destrusor kandung kemih bersifat reversibel, sehingga aliran urin terganggu
e. BPH terjadi peningkatan apoptosis , sehingga terjadi peningkatan sel-sel prostat
Laki-laki usia 60 tahun , datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan BAK tidak tuntas dan
sering bolak balik kamar mandi, terutama malam hari. Tidak ada penurunan berat badan,demam,
nmaupun nyeri pinggang . tidak ada riwayat DM , hipertensi, stroke ,maupun riwayat penyakit menular
seksual . Pada pemeriksaan colok dubur ditemukan prostat membesar dan lunak , PSA 9 ng/ml, indeks
AUA 15. Uji diagnostik lanjutan pada pasien ini adalah
a. Uroflowmetri
b. Observasi
c. Pembedahan
d. Urodinamika
e. USG protat
Laki-laki usia 60 tahun , datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan BAK tidak tuntas dan
sering bolak balik kamar mandi, terutama malam hari, namun kadang tidak bisa BAK. Tidak ada
penurunan berat badan,demam, maupun nyeri pinggang . tidak ada riwayat DM , hipertensi, stroke
,maupun riwayat penyakit menular seksual . Pada pemeriksaan colok dubur ditemukan prostat
membesar dan lunak , PSA 9 ng/ml, indeks AUA 15. Terapi yang tidak tepat pasien ini adalah
a. Terapi Alfa-inhibitors
b. Transurethral resection of prostat
c. Observasi
d. Terapi 5-alfa reduktase
e. Observasi dan alfa-inhibitor
Seorang wanita usia 62 tahun dirawat di HCU dengan diagnosa syok septik dan infeksi saluran
kemih. Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat gangguan ginjal sebelumnya. Pemeriksaan
fisik didapatkan kesadaran somnolen, TD 90/60 mmHg on vascon 0,1 mcg/KgBB/menit,
frekuensi pernapasan 22x/menit, suhu 38 oC, SpO2 98 % on nasal kanul 4 lpm. Pemeriksaan
laboratorium kreatinin serum awal saat masuk UGD adalah 0,9 mg/dl (80 µmol/L). Dua hari
kemudian kreatinin serum meningkat menjadi 2,1 mg/dl (186 µmol/L). Urine output dalam 24
jam terakhir sebanyak 1700 ml. Berdasarkan KDIGO, staging Acute Kidney Injury (AKI) pada
pasien ini adalah...
A. Stage 1
B. Stage 2
C. Stage 3
D. Stage 4
E. Stage 5
Mekanisme kerusakan ginjal pada pasien dengan multipel mieloma adalah sebagai berikut :
A. Adanya deposisi mieloid pada glomerolus
B. infiltrasi sel plasma pada ginjal
C. Hipokalsemia
D. Jawaban a dan b benar
E. Jawaban a,b, dan c benar
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang pria 60 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 1 minggu.
Tidak terdapat nyeri dada, batuk, dan demam. Pasien ini telah menderita hipertensi sejak 20 tahun, jarang
kontrol dan minum obat. Pasien berobat ke dokter terakhir 1 tahun lalu dan dikatakan tekanan darah
170/100. Pasien sempat minum obat antihipertensi tetapi tidak minum obat lagi. Baru-baru ini, pasien
mengatakan produksi air kencing berkurang. Tidak ada riwayat anyang-anyangan, kencing berpasir
maupun kencing berdarah. Riwayat sakit DM, jantung, stroke, liver, asma dan paru disangkal. Pasien
merupakan perokok berat sejak 35 tahun terakhir. BB pasien 70 kg dengan TB 165 cm. Pada pemeriksaan
fisik, pasien sadar penuh dengan tekanan darah 170/100 mmHg, konjuntiva pucat, JVP 5+ 3 cmH 2O.
Ditemukan ronkhi halus basal pada kedua paru, bunyi jantung 1 dan 2 reguler, murmur / gallop tidak ada,
dan pada akral ditemukan pitting edema bilateral simetris. Rontgen thorax terdapat gambaran awal edema
paru. EKG didapatkan hipertrofi ventrikel kiri. Laboratorium Hb 8.5, Ur/Cr 210/11,5 eGFR 4.4. kalium
6.3. hasil urinalisa menunjukkan proteinuria +2.
Diagnosis CKD pada pasien ini dapat ditegakkan dengan pemeriksaan :
a. Albuminuria urin 24 jam
b. Albumin creatinine ratio (ACR)
c. Urinalisa ulang untuk menilai sedimen urin
d. USG ginjal untuk menilai kelainan struktur
e. Ureum/ creatinine serial 3 hari
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan berusia 60 tahun dengan DM tipe 2 sejak 10 tahun yang lalu, hipertensi sejak 5 tahun
yang lalu, dan gagal ginjal kronis dikonsulkan karena hasil laboratorium menunjukkan ureum dan
creatinine yang semakin meningkat dalam 3 bulan terakhir. Saat ini ureum 56 mg/dl, creatinine 1.8 mg/dl,
eGFR menurut CKD-EPI 30,1 mL/menit/1.73 m2.
Anjuran diet apakah yang sebaiknya diberikan pada pasien ini ?
a. Asupan protein 0,3 – 0,5 g/kg/hari dan tambahan asupan calcium
b. Asupan protein 0,6 – 0,8 g/kg/hari dan tambahan asupan calcium
c. Asupan protein 1,0 – 1,2 g/kg/hari dan pembatasan asupan fosfat
d. Asupan protein 0,6 – 0,8 g/kg/hari dan pembatasan asupan fosfat
e. Asupan protein 0,3 – 0,5 g/kg/hari dan pembatasan asupan fosfat
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan berusia 50 tahun dengan hipertensi sejak 25 tahun yang lalu kontrol ke poli penyakit
dalam, dengan keluhan lemas kurang napsu makan, mual, dan BAK menurun jumlahnya. Didapatkan hasil
tekanan darah 140/90 mmHg, kreatinin serum 2,0 mg/dL (eGFR- CKD EPI 28,4 mL/menit/1,73 m2),
ureum 44 mg/dL. Albuminuria +3. Apakah yang mendasari patofisologi terjadinya gagal ginjal kronis ?
a. Peningkatan massa ginjal
b. Hipotrofi struktural dan fungsional nefron
c. Penurunan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus
d. Peningkatan aktivitas renin angiotensin aldosterone intrarenal
e. Hipofiltrasi ginjal
Seorang wanita 65 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam dengan keluhan ruam disertai demam
sejak 2 hari yang lalu. Pasien sebelumnya mengalami infeksi saluran kemih dan telah sembuh
diberikan antibiotik golongan cefalosporin 2 minggu yang lalu. Riwayat hipertensi dan diabetes
disangkal. Pemeriksaan fisik compos mentis, Tekanan darah 120/80 mmHg,frekuensi nadi
89x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu tubuh 38,1 C. Pemeriksaan laboratorium didapatkan
hasil hitung leukosit eosinofilia , GDS 121 mg/dL, ureum 60 mg/dL, creatinin 3,3 mg/dL.
Mekanisme hubungan kelainan tubulointertisial dan fungsi ginjal antara lain :
A. Atrofi tubulus dan debris meningkatkan aliran filtrat glomerolus
B. Volume kapiler peritubular yang meningkat pada daerah inflamasi
C. Otoregulari arteriola aferen yang sensitif terhadap sinyal tubulogromerular feedback
D. Atrofi daerah intertisium dan penipisan epitel sepanjang daerah tubulus proximal dan thick
ascending limb dari loop henle
E. Peningkatan rangsang angiotensin II
Seorang laki-laki datang ke Poli Penyakit Dalam dengan kelluhan lemas, mual dan kadang
terjadi gangguan tidur. Os merupakan pegawai pabrik pengolahan timah sejak 2 tahun yang
lalu. Riwayat hipertensi dan diabetes disangkal. Tekanan darah 140/80 mmHg, frekuensi nadi
90x/menit, frekuensi nafas 20x/menit, suhu tubuh 37,1 C. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan hasil hitung leukosit eosinofilia ,Hb 9.5g/dL, GDS 104 mg/dL, ureum 90 mg/dL,
creatinin 3,4 mg/dL.
Pemeriksaan penunjang yang tepat pada pasien diatas adalah :
A. Meningkatnya ekskresi Timah > 0.3 mg/ 24 jam
B. Penurunan fungsi ginjal disertai peningkatan asam urat
C. Terdapat nuclear inclusion pada pemeriksaan patologi
D. Terdapat infiltrasi limfosit T CD4 pada gambaran patologi
E. Terdapat nekrosis papilaris dan contracted ginjal pada gambaran
patologi
referensi Widiana, I Gede Raka 2014. Penyakit
Tubulointertisial, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam, edisi 6, Jilid II, Hal 2112.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Laki-laki usia 26 tahun dibawa ke IGD karena kecelakaan sepeda motor. Penderita mengalami
luka parah di daerah pelvis dan tungkai. Pada saat datang penderita somnolen, tekanan darah 80
per palpasi dengan denyut jantung 128 kali per menit. Lab pada saat datang: Hb 8.0 gr/dL, Ht
27%, ureum 28, kreatinin 1.0, elektrolit dan urinalisis dalam batas normal. Penderita
mendapatkan transfusi PRC sebanyak 4 unit dan dilakukan resusitasi cairan. Dari rontgen
didapatkan multipel fraktur di pelvis dan kedua tibia. Penderita kemudian dilakukan operasi
oleh Bedah Orthopedi. Pada hari kedua perawatan di ruang ntensif, diuresis berkurang. Hasil
lab didapatkan kreatinin 3.1 dan kalium 7.3. Dari urinalisis didapatkan berat jenis 1.010, pH
5.5, blood 4+, protein -, eritrosit 1-2, terdapat granular cast. Dari EKG didapatkan gambaran
QRS yang melebar. Pasien kemudian dikonsulkan ke penyakit dalam.
Pemeriksaan penunjang awal apa yang diusulkan untuk menentukan etiologi dari gagal ginjal
pada pasien ini?
a. USG ginjal
b. Urin tampung 24 jam
c. CT scan ginjal
d. Kreatin kinase
e. BNO
Perempuan usia 34 tahun datang ke poliklinik karena dikonsulkan oleh Obstetri dan
Ginekologi. Pasien diketahui menderita kanker serviks stadium IIIB. Tidak ada riwayat
hipertensi, diabetes melitus, pemakaian analgetik jangka lama, ataupun kencing batu. Hasil
pemeriksaan laboratorium: Hb 9.1, ureum 112, Cr 3.6; Urinalisa dalam batas normal. Dari
USG ginjal didapatkan gambaran hidronefrosis bilateral.
Seorang pria berusia 54 tahun dirawat di unit perawatan intensif karena sepsis yang terkait
dengan pneumonia pneumokokus. Ia membutuhkan ventilasi mekanik dan norepinefrin untuk
mempertahankan tekanan arteri rata-rata> 60 mmHg. Hemodinamik invasif menunjukkan
tekanan pengisian jantung kiri yang adekuat, dan ia tidak diketahui mengalami disfungsi
ventrikel kiri. Pada hari ketiga perawatan, produksi urinnya turun dan kreatinin meningkat
menjadi 3,4 mg / dL. Cedera tubular akut didiagnosis.
Manakah dari agen berikut yang telah terbukti meningkatkan outcome yang terkait dengan
cedera tubular akutnya?
A. Furosemide
B. Bosentan
C. Dopamin dosis rendah
D. Insulin-like growth factor
E. Bukan salah satu diatas
Pada pasien dengan gagal ginjal kronik (CKD), apa yang menjadi penyebab utama osteodistrofi
renal?
A. Hipokalsemia
B. Gangguan produksi 1,25(OH)2D3
C. Hipoposfatemia
D. Hilangnya vitamin D dan kalsium melaui dialysis
E. Penggunaan kalsitriol
Laki-laki 60 tahun datang ke poliklinik dengan diagnosis CKD stadium 5. Hasil pemeriksaan
lab didapatkan kadar Hb 8.7, leukosit 5000, trombosit 300.000, MCV 85, MCH 29, SI 40,
TIBC 356, Feritin 131. Tatalaksana yang tepat terhadap anemia pada pasien ini adalah:
A. Transfusi PRC sampai dengan kadar Hb>10 gr/dl dilanjutkan suplementasi besi dan
pemberian preparat EPO
B. Pemberian preparat EPO kombinasi dengan preparat besi
C. Pemberian preparat besi intravena
D. Pemberian preparat EPO tanpa besi
E. Tidak perlu pemberian preparat besi maupun preparat EPO
Pada proses hemodialysis, disebut apakah proses pembersihan urea dari darah ke dialisat?
A. Difusi
B. Konveksi
C. Ultrafiltrasi
D. Hemofiltrasi
E. Hemodiafiltrasi
Seorang laki-laki berusia 30 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan buang air kecil
berwarna merah sejak 4 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
170/100 mmHg, konjungtiva anemis, dan pitting edema tungkai bilateral. Pemeriksaan
penunjang menunjukkan Hb 9.0 gr/dL, ureum 121 mg/dL, Kreatinin 2,7 mg/dL, albumin 2,1
g/dL; urinalisa: eritrosit > 10/ LPB, proteinuria +3. Patofisiologi yang dapat mendasari
terjadinya penyakit pasien adalah:
A. rusaknya podosit memicu terlepasnya podosit dari membrane basal glomerulus
B. Endapan komplek imun dalam lapisan endotel glomerulus memicu proses inflamasi
C. infiltrasi sel mast ke jaringan mesangial
D. deposit mikroglobulin pada glomerulus
E. terjadi perubahan permeabilitas dan fungsi glomerulus, tanpa disertai perubahan struktur
glomerulus
Seorang laki-laki berusia 38 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kedua kaki bengkak
sejak 2 bulan. Pasien juga sering mengeluhkan mata sembab setiap bangun pagi hari. Pasien
rutin mendapatkan terapi Hepatitis C sejak 6 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 160/100 mmHg, pitting edema tungkai bilateral. Pada pemeriksaan laborat
didapatkan Hb 10.2 g/dl, lekosit 8100, trombosit 290.000, BUN 45 mg/dL, serum kreatinin 1,4
mg/dL, albumin 2,7 g/dl, pemeriksaan urin didapatkan proteinuria > 3,5 g/hari dan eritrosit 9-
15/ LPB. Bila dilakukan pemeriksaan biopsi ginjal, gambaran apakah yang dapat ditemukan
pada pasien?
A. gambaran glomerulus normal
B. sclerosis glomerulus pada segmen tertentu
C. deposit IgG dan komplemen C3 berbentuk granular pada dinding kapiler glomerulus
D. gambaran kresen selular pada sebagian besar glomerulus
E. gambaran fusi podosit pada mikroskop elektron
Seorang laki-laki berusia 38 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kedua kaki bengkak
sejak 2 bulan. Pasien juga sering mengeluhkan mata sembab setiap bangun pagi hari. Pasien
rutin mendapatkan terapi Hepatitis C sejak 6 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 160/100 mmHg, pitting edema tungkai bilateral. Pada pemeriksaan
laborat didapatkan Hb 10.2 g/dl, lekosit 8100, trombosit 290.000, BUN 45 mg/dL, serum
kreatinin 1,4 mg/dL, albumin 2,7 g/dl, pemeriksaan urin didapatkan proteinuria > 3,5 g/hari
dan eritrosit 9-15/ LPB. Apakah tatalaksana yang tepat untuk pasien?
A. prednisone 1 mg/kg/hari dengan alternating dose
B. Regulasi tekanan darah dengan ACE-I/ ARB, dengan target tekanan darah < 125/75
mmHg
C. stop terapi hepatitis C
D. pengaturan asupan protein 1,2 – 1,5 g/kg/hari
E. tidak perlu terapi tambahan karena dapat terjadi resolusi spontan
Asal FK FK UGM
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita berusia 33 tahun hamil anak ke-3 dengan usia kehamilan 29 minggu. Pasien saat
ini tidak ada keluhan, dan tidak ada riwayat hipertensi sebelumnya. Dilakukan pengukuran
tekanan darah dan didapatkan hasil 140/90 mmHg di lengan kiri dan lengan kanan. Pasien sama
sekali tidak pernah memeriksakan tekanan darah sebelumnya. Berdasarkan klasifikasi European
Society of Cardiology (ESC)/European Society of Hypertension (ESH) untuk hipertensi dalam
kehamilan, pasien ini termasuk dalam kategori:
Asal FK FK UGM
Tingkat Kompetensi
Soal
Wanita 58 th, datang dengan keluhan nyeri dada berulang, seperti ditindih benda berat, yang
muncul saat pasien beraktivitas, membaik dengan istirahat.Pasien selama ini tidak pernah berobat
ke dokter dan belum pernah periksa tekanan darah. Saat di poli, diketahui tekanan darah 165/85
mmHg, N 94x/m/, FP 20x/m. Tatalaksana hipertensi lini pertama yang paling tepat pada pasien ini
adalah :
Asal FK FK UGM
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pasien pria 62 tahun datang dengan sesak napas yang memberat sejak 1 hari SMRS. Sesak sudah
dirasakan sejak 3 bulan terakhir. Terdapat dispnea d effort, Orthopnea, dan paroxysmal nocturnal
dispnea. Batuk serta demam tidak ada. Pasien menderita hipertensi yang diketahui sejak 10 tahun,
saat ini rutin mengkonsumsi obat captopril 2x25mg, diabetes disangkal. Pada pemeriksaan fisik,
pasien kompos mentis TD 170/90, FN 98 x/menit reguler, FP 24 x/mnt, Suhu 36,2, ditemukan
adanya peningkatan JVP, ronki basah halus bilateral dan edema pitting dorsal pedis bilateral. Pada
EKG ditemukan old miokard infark di septal. Dokter menegakkan suatu Acute Decompensated
Heart Failure dengan komorbid hipertensi. Hipertensi dipengaruhi oleh system RAA.
Seorang perempuan umur 56 tahun datang ke Instalasi Rawat Darurat dengan keluhan muntah
3x per hari disertai dengan buang air besar cair 5x per hari sejak 5 hari sebelum masuk rumah
sakit. Padada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum lemah dengan tanda-tanda vital
tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 110x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 37,5 0C. Hasil
pemeriksaan penunjang Hb 11 g/dL, leukosit 8.000 /ul, trombosit 200.000/ul, creatinin 0,9 d/L,
natrium 135 mmol/L, kalium 2,3 mmol/L, Chlorida 98 mmol/L. Di bawah ini yang termasuk
tanda kilinis yang sesuai dengan kelainan di atas adalah
A. Tanda cullen
B. Tanda Chovstek dan trousseau
C. Tanda Burdzinski
D. Tanda homman
E. Restless legs syndrome
Natrium berperan dalam menentukan status volume air dalam tubuh. Keseimbangan natrium
yang terjadi dalam tubuh diatur oleh filtrasi glomerulus dan reabsorpsi oleh tubulus ginjal.
Salah satu gangguan natrium yaitu hipernatremia yang merupakan peningkatan kadar natrium
plasma
> 145 meq/L. Berikut ini merupakan mekanisme terjadinya hipernatremia adalah
A. Adanya defisit cairan tubuh akibat ekskresi natrium melebihi ekskresi air
B. Adanya kelebihan cairan tubuh akibat ekskresi air melebihi ekskresi natrium
C. Masuknya air tanpa elektrolit ke dalam sel
D. Meningkatnya pengeluaran ADH dari hipotalamus
E. Penambahan natrium yang tidak melebihi jumlah cairan di dalam tubuh
Seorang laki-laki umur 40 tahun datang ke Instalasi Rawat Darurat dengan keluhan kejang
seluruh tubuh selama 5 menit dalam 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya pasien
terdapat keluhan buang air besar cair 4x/hari selama 15 hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tanda trousseau dan chovstek. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 12 g/dL, leukosit
11.000 /ul, trombosit 230.000/ul, creatinin 0,7 d/L, natrium 135 mmol/L, kalium 3,5 mmol/L,
Chlorida 98 mmol/L, kalsium 5 mg/dl. Tatalaksana hipokalsemia pada pasien tersebut
A. Kalsitriol 0,23-2 gram/hari
B. Suplemen kalsium 1.000-1.500 mg/hari dalam dosis terbagi
C. Kalsium glukonas intravena 1-2 gram selama 10-20 menit, dilanjutkan infus kalsium
glukonas dalam larutan NaCl isotonis dosis 0,5-1,5 mg kalsium elemental/kgBB dalam 1 jam
D. Kalsium glukonas intravena 1-2 gram selama 30 menit, dilanjutkan infus kalsium glukonas
dalam larutan NaCl isotonis dosis 0,5-1,5 mg kalsium elemental/kgBB dalam 24 jam
E. Kalsium karbonat 250 mg kalsium elemental dalam 650 mg tablet
Seorang laki-laki umur 64 tahun datang ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan nyeri
pada pinggang kanan hilang timbul dan kencing berwarna kemerahan. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri ketok kostovertebra kanan. Pasien membawa hasil USG abdomen, didapatkan
ureterolitiasis dextra. Faktor risiko terjadinya batu saluran kemih pada pasien tersebut adalah
A. Hipersitraturia
B. Diet tinggi kalium
C. Diet rendah protein
D. Vitamin C dosis tinggi
E. Diet rendah sukrosa
Seorang laki-laki 78 tahun daatang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan sulit buang air
besar, harus mengejan dan terasa tidak lampias. Dari rectal toucher teraba prostat membesar,
teraba halus, konsistensi lunak dan elastis. Dilakukan penilaian IPSS didapatkan hasil 10.
Pasien memilih untuk tatalaksana non invasif. Terapi lini pertama pada pasien ini yang paling
tepat adalah
A. Finasterid 1 x 5 mg
B. Tamsulosin 1 x 0,2
C. Clonidin 3 x 0,15 mg
D. Finasterid 1 x 5 mg dan Tamsulosin 1x 0,2 mg
E. Clonidin 3 x 0,15 mg dan Finasterid 1 x 5 mg
Seorang laki-laki 58 tahun dirawat di bangsal penyakit dalam dengan ascites permagna dan
sirosis hepatis. Pada hari kedua perawatan didapatkan produksi urin dalam 24 jam hanya 200 cc.
Dibawah ini yang mendukung diagnosis sindrom hepatorenal adalah
a. Kreatinin serum >1,3 mg/dl dan kliren kreatinin < 60 ml/menit
b. Didapatkan gambaran korteks dan medula ginjal mengabur dari hasil usg ginjal
c. Ditemukan syok septik
d. Protein uria > 1 gram/hari
e. Tidak didapatkan perbaikkan fungsi ginjal dengan pemberian plasma expander 1,5
liter dan diuretik
Seorang laki-laki 58 tahun di bangsal bedah dengan luka bakar 50%, setelah tiga hari
perawatan dikonsultasikan kepada bagian penyakit dalam karena kencing sedikit hanya 300 cc
dalam 24 jam (BB pasien 50 kg), dengan kenaikkan serum kreatinin menjadi 2,8 mg/dl dari
sebelumnya 0,9 mg/dl. BUN menjadi 80 mg/dl dari sebelumnya 30 mg/dl. Kalium menjadi 5,7
meq/L dari sebelumnya 4,5 meq/L.
Diagnosis yang tepat untuk pasien tersebut diatas adalah
a. Chronic Kidney Disease stage IV
b. Acute Kidney Injury stage I (KDIGO)
c. Acute Kidney Injury stage II (KDIGO)
d. Acute Kidney Injury stage III (KDIGO)
e. Acute Kidney Injury stage IV (KDIGO)
Kontributor :
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan berusia 31 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas
yang semakin meningkat 2 hari ini. Nyeri perut kadang menjalar ke scapula dan
pundak terkadang nyeri perut dirasakan terus menerus dan lebih dari 60 menit. Mata
kuning (+). Pada pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium dan didapatkan bilirubin
total meningkat 3,4 dengan SGOT 56 dan SGPT 54. Pilihan pemeriksaan pada pasien
diatas adalah adalah:
A. Foto polos abdomen
B. USG abdomen
C. Kolesistografi oral
D. CT scann Abdomen
E. MRCP
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Obat dibawah ini yang memiliki efek toksik langsung pada hepatosit adalah
A. Acetaminophen
B. Chlorpromazine
C. halothane
D. Isoniazid
E. Rosuvastatin
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Obat dibawah ini yang memiliki efek toksik langsung pada hepatosit adalah
A. Acetaminophen
B. Chlorpromazine
C. halothane
D. Isoniazid
E. Rosuvastatin
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita berusia 45 tahun diantar oleh adiknya ke IGD dikarenakan diare
yang terus-menerus selama 3 minggu. Adanya riwayat DM sejak 3 bulan terakhir,
dengan konsumsi obat Metformin 3x500 mg. Saat ini gula darah puasa pasien
99mg/dl, gula darah 2 jam post makan 138mg/dl. Jenis diare pada pasien ini adalah
A. Diare Sekretorik
B. Diare Osmotik
C. Gangguan Permeabilitas usus
D. Malabsorbsi asam empedu
E. Gangguan motilitas dan waktu transit usus
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 40 tahun mengeluh rasa seperti terbakan (heart burn) pada ulu hati
menjalar ke bagian dada. Kadang disertai rasa sulit menelan, terasa pahit dilidah,
dan timbul suara serak. Keluhan sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, sudah
sering berobat ke dokter, namun keluhan sering hilang timbul. Pemberian
pemeriksaan tes penghambat proton pump yang akan diberikan oleh dokter adalah :
a. Omeprazol 1x20 mg selama 1 minggu
b. Omeprazol 2x20 mg selama 6-8 minggu
c. Omeprazol 2x20 mg selama 1 minggu
d. Omeprazol 2x20 mg selama 6-8 minggu
e. Omeprazol on demand
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Wanita 39 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sulit menelan makanan padat
maupun cair, mulut sering terasa pahit dan terasa panas di dada. Keluhan ini sudah
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Sebelumnya pasien sudah pernah berobat ke
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dikatakan ada penyempitan saluran makanan,
dan sudah dilakukan businasi sebanyak 3x. Penatalaksaan selanjutnya pada pasien
ini adalah :
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 21 tahun mengeluh BAB berwarna merah marun, namun tidak ada
nyeri. Ada riwayat BAB darah dan hitam saat masih kecil. Saat ini pasien kompos
mentis, tanda vital dalam batas normal. Dari hasil laboratorium Hb 8 g/dl, hasil
kolonoskopi didapatkan adanya perdarahan ileum, scanning menggunakan radio
label technicum didapatkan akumulasi mukosa yang memproduksi asam pada
diverticulum. Diagnosa pada pasien ini adalah :
a. Divertikulitis
b. Divertikulosis
c. Divertikular Meckel
d. Angiodisplasia
e. Celiac Sprue
Referensi Murdani Abdullah. Perdarahan Saluran
Cerna bagian bawah dan perdarahan
samar.In Setiati, Alwi I, Sudoyo AW,
Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF.
Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi VI. hal 1881-1887
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki - laki 45 tahun, datang ke IGD dengan keluhan perut semakin membesar
sejak 1 bulan ini. Keluhan disertai mual, muntah, penurunan nafsu makan dan juga
demam yang hilang timbul. Riwayat muntah darah ada. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan, TD 120/80mmHg, Nadi 90x/mnt, Suhu 37 oC , RR 22 x/mnt. Dari
pemeriksaan abdomen didapatkan shifting dullness positif, splenomegali, vena
kolateral positif. Dari hasil laboratorium didapatkan hasil Hb 10,6 gr/dl, Leukosit
7.600/mm3, trombosit 78.000/mm3, albumin 1,4 mg/dl, globulin 3,4 mg/dl, ureum 34,
kreatinin.1,3
Standar baku emas untuk menegakan diagnosis pasien tersebut adalah
a. USG Abdomen
b. Fibroscan
c. Biopsi Hati
d. CT Scan Abdomen
e. MRI Abdomen
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Monitor keberhasilan pemberian diuretik pada pasien dengan asites dilihat dari :
a. Urin 1 cc/KgBB/hari tanpa edema
b. Urin 1 cc/KgBB/hari dengan edema
c. Penurunan berat badan 1 KgBB/hari tanpa edema
d. Penurunan berat badan 1 KgBB/ hari dengan edema
e. Urin 0,5 cc/KgBB/hari tanpa edema
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki - laki 32 tahun, datang ke IGD dengan keluhan mual dan muntah,
malaise, dan tampak kuning. Pasien sebelumnya didiagnosis dengan TB paru dalam
terapi kategori I selama 10 hari ini. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak
kuning, TD 120/80mmHg, Nadi 115x/mnt, Suhu 37oC , RR 22 x/mnt. Dari
pemeriksaan fisik abdomen ditemukan hepatomegali. Dari hasil laboratorium
didapatkan hasil Hb 10,6 gr/dl, Leukosit 10.600/mm3, trombosit 167.000/mm3, SGOT
321 SGPT 541. Menurut Common Toxicity Criteria pasien ini termasuk kedalam
hepatotoksisitas grade :
a. 0
b. 1
c. 2
d. 3
e. 4
Referensi Putut Bayupurnama, Hepatotoksisitas
Imbas Obat. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Edisi 6 Jilid II. 2014 : hal. 2008
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Jika pada pasien dengan hepatotoksisitas imbas obat, terjadi manifestasi hepatitis fulminant,
apakah terapi pilihan yang tepat pada pasien tersebut :
a. Transplantasi hati
b. N Asetilsistein intravena
c. Kortikosteroid
d. LOLA
e. Ursodiol
KARDIOVASCULAR
Kontributor :
Laki-laki, 68 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri tungkai kanan bawah sejak 2 hari
SMRS. Keluhan dirasakan sejak 1 minggu, disertai dingin dan kebiruan ujung jari kaki. Pasien
mengeluh sering pegal jika berjalan 100 m sejak 6 bulaN lalu. RPD: hipertensi 15 tahun,
kolesterol tinggi 5 tahun tidak rutin kontrol. Merokok 2 bungkus per hari selama 56 tahun.
Tidak ada riwayat stroke dan DM. Kesadaran composmentis, sakit sedang, TD 160/100, nadi
108 bpm, rr 22 per menit, t 36,5, NRS 6. MocaINA 27/30, MNA 12, GDS 2/15, ADL 8/20.
JVP tidak meningkat. Pulsasi arteri dorsalis pedis kanan tidak teraba, pedis kanan dingin. CRT
10 detik, ABI kanan 0,6. Kiri 0,92.
Tatalaksana pada pasien ini:
A. Berhenti merokok, ticagrelor, atorvastatin, emergency revascularization
B. Cilostazol, ticagrelor, atorvastatin, urgent revascularization
C. Amputasi, aspilet, atorvastatin
D. Berhenti merokok, ticagrelor, atorvastatin, urgent revascularization
E. Amlodipin, aspilet, emergency revascularization
C. Rotavirus
D. Cytomegalovirus
E. Virus Epstein barr
Soal
Seorang Pria 40 tahun dirawat di IGD dengan Sesak nafas dan nyeri dada sejak 30 menit yang
lalu disaat terbangun dari tidur disertai juga keluhan muntah 2x, pusing, sakit kepala, dan
keringat dingin. Pemeriksaan Fisik : TD 70/40 mmHg, HR : 64x / menit, RR : 30x/m (cepat
dan dalam). Pemeriksaan paru normal. Hasil EKG di jumpai elevasi di lead 2, 3, avf dan ST
depresi di lead V1 dan V2 dengan irama sinus dan occasional premature ventricular
contractions. foto thorax normal, ekokardiografi menunjukkan left ventricular function normal
dan dilatasi ventrikel kanan.
Apa terapi yang diberikan segera mungkin pada pasien diatas dengan hipotensi ?
A. Nitroglicerin Sublingual
B. Dobutamin, 5 mikrogram / Kg per menit
C. Dopamin, 5 mikrogram / Kg per menit
D. Bolus normal salin 1-2 liter
E. Inj. Sulfas Atropin 0,5 mg IV
Pemeriksaan apa yang paling tepat untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini?
A. Ekokardiografi
B. Ro Thorax PA
C. Kateterisasi jantung kanan
D. ETE
E. CT angiografi
Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Sriwijaya
Kategori Soal Kardiologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Endokarditis
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnostik
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki usia 43 tahun datang dengan keluhan demam, menggigil, sesak nafas, batuk,
nyeri dada. Kesadaran CM, TD 130/90 mmHg, N 108, RR 26x/menit, T 38,8 C. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan murmur pada katup mitral. Setelah dilakukan kultur darah
didapatkan mikroorganisme yang sama secara konsisten pada 2 kultur darah terpisah. Dari
pemeriksaan Ekokardiografi didapatkan vegetasi. Diagnosa yang mungkin untuk kasus ini
adalah
A. Perikarditis
B. Miokarditis
C. Endokarditis
D. Demam Rematik
E. Atrial Myxoma
elektrokardiografi.didapatkan:
Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya dan dirawat pada 1 bulan yang lalu.
Pilihan terapi pada pasien ini saat ini adalah:
A. Isosorbid dinitrat 5 mg sublingunal
B. Prednisolon 60 mg/hari PO
C. Kolkisin 2 mg
D. Ibuprofen 1200 mg
E. Pungsi perikard
x/menit, ronki basah halus di basal kedua paru, edema tungkai. EKG normal sinus rhythm
dengan slow R wave progression. Pasien lalu menjalani ekokardiografi didapatkan EF: 28%.
Tatalaksana pasien saat rawat jalan adalah:
A. Tambahkan digoksin
B. Cardiac implantable device
C. c, Tambahkan Ivabradin
D. Tambahkan dosis bisoprolol hingga 5 mg jika dapat ditoleransi
E. Ganti ramipril dan spironolakton dengan sacubitril dan valsartan
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 28 th dengan riwayat SLE datang kontrol ke poliklinik penyakit dalam
dengan keluhan nyeri dada substernal, terasa lebih nyeri saat menarik nafas dan batuk, dan
berkurang jika membungkuk ke depan sejak 2 minggu yang lalu, dan semakin bertambah berat
sejak kemarin. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, Nadi 98 kali/menit,
respirasi 26 kali per menit, temp 37.5 °C, dan ditemukan adanya fiction rub. Pada
echocardiografi ditermukan adanya efusi perikard pocketed, sebanyak 50 cc. Pasien sudah
mendapatkan terapi Indometasi 150 mg per hari sejak 2 minggu sebelumnya. Apakah tata
laksana yang diperlukan pada pasien tersebut?
A. Lanjutkan Indometasi 150 mg/hari sampai dengan 6 minggu
B. Perikardiosintesis
C. Ditamhakan Azatiophrine 50 mg/hari, dan prednisolon 40 mg/hari
D. Ditambahkan hidroksi kloroquin 200 mg/hari dan prednison 10 mg/hari
E. Ditambahkan prednison 60 mg/hari
Pasien lalu dilakukan ekokardiografi. Apa yang mungkin ditemukan pada hasil ekokardiografi?
A. RVH, mPAP lebih dari 25mmHg
B. RVH, mPAP lebih dari 15mmHg
C. RVH, mPAP lebih dari 12mmHg
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
tungkai pasien sembab. Pasien menderita sakit jantung sejak 5 tahun lalu. Pasien mengaku 1
tahun menderita sakit gagal jantung dan 2x dalam setahun terakhir dirawat karena keluhan
yang sama. Obat terakhir yang dikonsumsi pasien captopril 3 x 50 mg, bisoprolol 1 x 10 mg,
spironolakton 1 x 50 mg. Pasien memiliki riwayat darah tinggi sejak 10 tahun lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, Nadi 72 x/menit, JVP 5+2 cm H 2O, edema
tungkai. Pemeriksaan EKG irama sinus, LVH. Ekhokardiografi didapatkan LVEF 31%.
Tatalaksana selanjutnya yang diberikan pada pasien adalah
A. Menambahkan obat sacubitril-valsartan
B. Menambahkan dosis spironolactone
C. Menambahkan ivabradine
D. Menambahkan digoxin
E. Menambahkan H-ISDN
Pasien laki-laki, 57 tahun datang ke poliklinik jantung dengan keluhan sesak bertambah
s e j a k 2 hari sebelumnya, pasien sering terbangun di malam hari karena sesak serta kedua
tungkai pasien sembab. Pasien menderita sakit jantung sejak 5 tahun lalu Pasien mengaku 3
bulan sebelumnya dirawat karena keluhan yang sama. Obat terakhir yang dikonsumsi pasien
captopril 3 x 50 mg, bisoprolol 1 x 10 mg, spironolakton 1 x 25 mg. Pasien memiliki riwayat
darah tinggi sejak 10 tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg, Nadi
72 x/menit, JVP 5+2 cm H2O, edema tungkai. Pemeriksaan EKG kesan LVH.
Ekhokardiografi didapatkan LVEF 34%.
Tatalaksana selanjutnya yang diberikan pada pasien adalah
A. Menambahkan obat sacubitril-valsartan
B. Menambahkan dosis spironolactone
C. Menambahkan ivabradine
D. Menambahkan digoxin
E. Menambahkan H-ISDN
D. Sotalol
E. Manuver vagal
Seorang laki-laki, Usia 44 tahun, datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada kiri semakin
memberat sejak 5 jam SMRS. Nyeri seperti ini dirasakan baru pertama kali, nyeri dirasakan
semakin lama semakin memberat, disertai sesak di dada, dan keringat dingin. Pasien perokok
berat. Pasien dengan riwayat kedua kakaknya meninggal mendadak di usia muda. Pasien
dengan keluhan nyeri otot. Riwayat muntah hitam BAB hitam tidak ada, riwayat trauma kepala
tidak ada. Dari pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, TD 110/80 mmHg, Nadi
75x/menit, RR 20x/menit dengan pemeriksaan fisik paru dan jantung dalam batas normal,
pemeriksaan laboratorium Hb 13.6 g/dL, WBC 8900/mm 3, AST/ALT 108/99 IU, ur/cr 21/0.79
mg/dL, kolesterol total 181 mg/dL, HDL 29 mg/dL, LDL 120 mg/dL dan trigliserida 105
mg/dL dan CK 542U/L, troponin T 690 ng/L. Gambaran foto thoraks dalam batas normal, lalu
dilakukan pemeriksaan elektrokardiografi didapatkan sebagai berikut:
Soal
Seorang laki-laki, Usia 44 tahun, datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada kiri semakin
memberat sejak 8 jam SMRS. Nyeri seperti ini dirasakan baru pertama kali, nyeri dirasakan
semakin lama semakin memberat, disertai sesak di dada, dan keringat dingin. Pasien perokok
berat. Pasien dengan riwayat kedua kakaknya meninggal mendadak di usia muda. Dari
pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, TD 110/80 mmHg, Nadi 75x/menit, RR
20x/menit dengan pemeriksaan fisik paru dan jantung dalam batas normal, pemeriksaan
laboratorium Hb
13.6 g/dL, WBC 8900/mm3, AST/ALT 31/33 IU, ur/cr 21/0.79 mg/dL, LDL 120 mg/dL.
Gambaran foto thoraks dalam batas normal, lalu dilakukan pemeriksaan elektrokardiografi
didapatkan sebagai berikut:
Seorang laki-laki, Usia 44 tahun, datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada kiri semakin
memberat sejak 8 jam SMRS. Nyeri seperti ini dirasakan baru pertama kali, nyeri dirasakan
semakin lama semakin memberat, disertai sesak di dada, dan keringat dingin. Pasien perokok
berat. Pasien dengan riwayat kedua kakaknya meninggal mendadak di usia muda. Pasien
dengan keluhan nyeri otot. Dari pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, TD 110/80
mmHg, Nadi 75x/menit, RR 20x/menit dengan pemeriksaan fisik paru dan jantung dalam batas
normal, pemeriksaan laboratorium Hb 13.6 g/dL, WBC 8900/mm3, AST/ALT 108/99 IU, ur/cr
21/0.79 mg/dL, kolesterol total 181 mg/dL, HDL 29 mg/dL, LDL 120 mg/dL dan trigliserida
105 mg/dL dan CK 542U/L, troponin T 690 ng/L. Gambaran foto thoraks dalam batas normal,
lalu dilakukan pemeriksaan elektrokardiografi didapatkan STEMI anterior. Pasien dirawat
intensif dan telah dilakukan PPCI. Terapi pasien ISDN 5mg SL, clopidogrel 1x75mg, aspilet
1x80 mg, bisoprolol 1x 2.5mg, ramipril 1.25 mg, atorvastatin 1x20 mg.
Bagaimanakah target kendali profil lipid pasien selanjutnya
A. Atorvastatin 1x 20 mg dilanjutkan
B. Atorvastatin dinaikkan dosisnya menjadi 1x 40 mg
C. Atorvastatin 20 mg ditambah ezetimibe 1x 10 mg
D. Mengganti atorvastatin dengan rosuvastatin 1x 20 mg
E. Atorvastatin 1x20 mg ditambah dengan fenofibrat 1x 300mg
Soal
Seorang laki-laki berumur 58 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeridada mendadak,
nyeri seperti disayat. Nyeri tidak menjalar ke lengan kiri dan rahang. Pasien juga mengeluh
batuk berdarah sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Berat badan tidak menurun, keringat
malam tanpa aktivitas tidak ada. Pasien tidak mempunyai riwayat diabetes melitus dan
hipertensi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, TD 180/100 mmHg,
nadi 118 kali/menit (reguler), pernafasan 26 kali/menit, dan temperatur 36,70C. Data
laboratorium: Hb 13,7 gr/dl, leukosit 11.800/ul, trombosit 228.000 /ul, GDS 110 mg/dl,
ureum 35 mg/dl,
kreatinin 1,00 mg/dl, Natrium 137 meq/l, Kalium 3,6 meq/l, troponin T < 40, D-dimer 5
ug/ml. Hasil Rongent Thoraks pasien ini:
Soal
Seorang laki-laki berumur 58 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan nyeridada mendadak,
nyeri seperti disayat. Nyeri tidak menjalar ke lengan kiri dan rahang. Pasien juga mengeluh
batuk berdarah sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Berat badan tidak menurun, keringat
malam tanpa aktivitas tidak ada. Pasien tidak mempunyai riwayat diabetes melitus dan
hipertensi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, TD 180/100 mmHg,
nadi 118 kali/menit (reguler), pernafasan 26 kali/menit, dan temperatur 36,70C. Data
laboratorium: Hb 13,7 gr/dl, leukosit 11.800/ul, trombosit 228.000 /ul, GDS 110 mg/dl,
ureum 35 mg/dl,
kreatinin 1,00 mg/dl, Natrium 137 meq/l, Kalium 3,6 meq/l, troponin T < 40, D-dimer 5
ug/ml. Pasien sudah mendapat propranolol 2x40mg. Tatalaksana selanjutnya adalah…
A. Nitropruside
B. Nitrogliserine
C. Diltiazem
D. Furosemide
E. Tombolitik
Referensi Refli Hasan. Aneurisma Aorta. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI. 2014, Hal:
1507
basah halus di basal kedua paru. Pemeriksaan jantung terdapat pelebaran batas jantung kiri di
LAA sinistra dan auskultasi jantung didapatkan bising Austin flint. Foto thoraks adanya
kardiomegali, pinggang jantung menghilang dan elongasio aorta.
Patologi dasar dari kelainan yang diderita pasien adalah
A. Atrial septal defect
B. Ventricular septal defect
C. Stenosis mitral
D. Regurgitasi pulmonal
E. Regurgitasi aorta
dengan dosis optimal. Pasien masih mengeluh cepat lelah, menurut Guidline ESC 2016, maka
tatalaksana selanjutnya yang paling tepat pada pasien ini adalah :
A. Mengganti captopril dengan valsartan
B. Menaikkan dosis ACE inhibitor
C. Menambahkan Coenzym Q
D. Menaikkan dosis diuretik
E. Menambah obat ivabradine
DIVISI PULMONOLOGI
Kontributor :
Laki-laki berusia 67 tahun yang dirawat di bangsal bedah setelah menjalani operasi proximal femoral
nail anti rotation (PFNA), tiba-tiba mengalami penurunan kesadaran, pucat, dan berkeringat. Dilakukan
stabilisasi, lalu dikonsulkan ke penyakit dalam didapatkan tekanan darah 80/40 mmHg, akral dingin,
nadi 120x/menit kecil dan cepat, frekuensi nafas 24x/ menit, hepato jugular reflux positif, bunyi jantung
P2 mengeras, terdapat right-sided gallop rhytm. Setelah dilakukan stabilisasi awal, pasien sadar tetapi
mengeluh nyeri hebat pada dada. Analisa gas darah PaO2 82 mmHg, PaCo2 32 mmHg. Bagaimanakah
gambaran radiologi yang paling mungkin untuk menegakkan diagnosa di atas?
A. Pembesaran arteri pulmonalis desendens, peningkatan diafragma bilateral, densitas dan
hiperlusen pada paru
B. Pembesaran arteri pulmonalis desendens, penurunan diafragma bilateral, hiperlusen pada paru
C. Pembesaran arteri pulmonalis asendens, penurunan diafragma sisi lesi, densitas dan hiperlusen
pada paru
D. Pembesaran arteri pulmonalis asendens, peningkatan diafragma bilateral, densitas dan
hiperlusen pada paru
E. Pembesaran arteri pulmonalis desendens, peningkatan diafragma sisi lesi, densitas dan
hiperlusen pada paru
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Seorang laki-laki 35 tahun yang bekerja sebagai buruh pabrik sepatu datang berobat dengan keluhan
batuk sejak 3 tahun dan hilang timbul. Batuk dengan dahak putih kental. Pasien juga sering merasa
sesak. Pasien tidak mengeluhkan demam, keringat malam, atau penurunan berat badan. Pasien memiliki
kebiasaan merokok sejak 10 tahun yang lalu , dan memiliki riwayat alergi terhadap udang dan kepiting
sejak kecil. Pemeriksaan fisik didapatkan, frekuensi napas 26x/menit, Pemeriksaan paru didapatkan
ekspirasi memanjang, dengan suara vesikuler. Dari pemeriksaan spirometri didaptkan hasil sebagai
beikut :
Pre Bronkhodilator Post bronkhodilator
FVC (L) 3.5 3.5
FVC prediction (L) 3.9 3.9
FEV1 (L) 2.0 2.6
FEV1 prediction (L) 3.5 3.5
Seorang laki-laki 47 tahun dirawat di RS tiba-tiba mengeluh nyeri pada dada disertai sesak napas.
Pasien pasca operasi tulang panggul dan tirah baring dalam 10 hari terkhir. Pada pemeriksaan Fisik
didapatkan Tekanan darah 80/50 mmHg, RR 26x/menit, Nadi 121 x/menit, lemah, Saturasi 80%. EKG
didapatkan S di lead I, Q dan T inverted di Lead III. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan gambaran
sebagai berikut, yang dikenal sebagai ...
Asal FK FK UB
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang wanita berusia 20 tahun berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan sesak saat
aktivitas, riwayat pingsan saat olahraga. Dari pemeriksaan fisik didapatkan distensi vena jugularis, S3
jantung kanan, dan murmur trikuspid. Pemeriksaan EKG didapatkan strain ventrikel kanan, hipertrofi
ventrikel kanan, dan pergeseran axis ke kanan. Didapatkan gambaran pembesaran hilus dan pembesaran
ventrikel kanan pada foto toraks posterior-anterior dan lateral. Pemeriksaan ekokardiografi didapatkan
regurgitasi trikuspid, pembesaran atrium dan ventrikel kanan. Kemudian dilakukan pemeriksaan
kateterisasi jantung untuk mengukur rerata tekanan arteri pulmonalis. Didapatkan penurunan tekanan
arteri pulmonalis sebesar 25% dengan tes vasodilator.
Asal FK FK UB
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang laki-laki usia 25 tahun datang dengan keluhan sesak yang dirasakan 7 hari yang lalu dan makin
memberat terutama saat posisi tidur. Keluhan disertai dengan suara serak. Didapatkan riwayat penurunan
berat badan, keringat malam, dan demam. Dari pemeriksaan fisik didapatkan edema pada wajah dan
leher, peningkatan JVP, pelebaran vena kolateral di dada, dan limfadenopati multiple di leher dan ketiak.
Dari pemeriksaan foto torak anterior/posterior dan lateral didapatkan adanya massa pada mediastinum
anterior superior. Pasien pernah dilakukan biopsi pada benjolan dan didapatkan gambaran sel Reed-
Sternberg.
Etiologi tumor mediastinum yang paling mungkin adalah
A. Tiroid substernal
B. Limfoma non-Hodgkin
C. Tumor germ cell
D. Limfoma Hodgkin
E. Timoma
Asal FK FK UB
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang wanita usia 25 tahun datang dengan keluhan penglihatan ganda yang disertai dengan kelemahan
pada kedua kelopak mata terutama siang hari setelah aktivitas. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ptosis
dan kelemahan pada otot-otot proksimal.
Tumor mediastinum yang berkaitan dengan penyakit di atas adalah
A. Tiroid substernal
B. Neurinomas
C. Tumor germ cell
D. Limfoma Hodgkin’s
E. Timoma
Wanita umur 63 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak napas akut. Tidak ada riwayat gangguan
pada jantung atau paru di Sebelumnya. Pasien baru-baru ini terdiagnosis menderita kanker payudara dan
sedang menjalani perawatan aktif untuk kanker payudara. Pada pemeriksaan didapatkan tekanan
darahnya 120/80 mmHg, denyut nadi 100 /mnt, serta jantung dan paru-paru dalam batas normal. Tidak
ada tanda-tanda klinis yang mengarah pada trombosis vena dalam (DVT). Manakah dari pemeriksaan
berikut yang diperlukan untuk menyingkirkan diagnosis emboli paru (PE).
a. CXR
b. Electrocardiogram (ECG)
c. Ventilation-perfusion Lung Scan
d. Ventilation Scan
e. Magnetic Resonance Image (MRI)
Pria berusia 50 tahun datang dengan keluhan rasa mengantuk yang berlebihan pada siang hari dan
riwayat mendengkur. Satu minggu yang lalu, dia tertidur saat mengendarai mobilnya dan mengalami
kecelakaan kecil. Pada pemeriksaan didapatkan, obesitas dengan indeks massa tubuh (BMI) > 30 dan
tekanan darahnya 160/90 mm Hg. Pada pemeriksaan paru-paru jernih dan bunyi jantung jauh. Manakah
dari hal berikut ini merupakan penjelasan yang paling mungkin untuk gejala yang terkait dengan
kondisi tersebut.
Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke polilinik interna dengan keluhan demam selama 1 minggu
terakhir. Demam disertai dengan keluhan batuk yang tidak berdahak sejak 1 bulan terakhir, dan terdapat
banyak papul berwarna keputihan pada area mulut. sesak napas dirasakan tidak membaik walaupun
dengan istirahat. Sebelumnya pasien sudah berobat ke dokter praktek namun keluhan tidak membaik,
dokter hanya mengatakan infeksi pada saluran pernapasan atas. Saat ini pasien cenderung menutupi
keluhan jika dokter bertanya tentang riwayat terdahulu. Pasien tampak kurus, mengaku berat badan
turun 10 kg dalam 3 bulan. Pasien telah menikah tetapi belum mempunyai anak dan saat ini. Pasien
mengaku istrinya sedang di rawat di rumah sakit karena infeksi paru dan mengkonsumsi obat ARV
selama 1 tahun terakhir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah 110/60mmHg, Nadi 112
x/menit, pernafasan 28 x/menit, suhu 39,3 C ditemukan oral thrush,limfadenopati bilateral, ronkhi
bilateral, wheezing, maupun ekspirasi memanjang. Pada hasil pemeriksaan lab didapatkan HIV reaktif,
CD4 : 10 sel dan pada pemeriksaan sputum didapatkan bentuk trophic pada pewarnaan Giemsa.
Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah :
a. Abses Paru
b. Pneumocystis Carinii Pneumonia
c. Tuberculosis Paru
d. Pnumonitis
e. Bronkitis Kronis
Seorang pria 48 tahun dengan empiema toraks kiri dan sudah terpasang chest tube sejak 5 hari lalu, saat
ini pasien dalam terapi OAT bulan kedua. Pada pemeriksaan pasien tampak sakit berat, tekanan darah
130/92 mmHg, nadi 110 x/mnt, suhu 37.5 0C, respirasi 30 x/mnt. Pemeriksaan fisik didapatkan perkusi
redup serta suara napas menurun pada kiri bawah. Rontgen toraks menunjukkan gambaran konsolidasi
paru kiri dan CT Scan toraks dengan kontras terdapat penebalan pleura kiri. Tatalaksana lanjutan yang
paling tepat pada pasien adalah:
A. Pleural catheter
B. Pleural window
C. Continuous suction
D. Dekortikasi pleura
E. Antibiotik non-spesifik
Seorang pria 51 tahun sering mengeluhkan batuk dan sesak hilang timbul sejak 1 tahun terakhir. Dia
juga mengatakan adanya penurunan berat badan sekitar 4 kg dalam 1 bulan terakhir. Pasien riwayat
merokok 2 bungkus per hari sejak usia 20 tahun dan baru berhenti 6 bulan terakhir. Saat ini pasien tiba-
tiba mengeluhkan sesak nafas disertai dengan dada terasa berat sejak 30 menit lalu sehingga datang ke
IGD. Pada pemeriksaan pasien tampak sakit berat, tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 110 x/mnt, suhu
37.50C, respirasi 30 x/mnt, didapatkan perkusi hemithoraks kanan hipersonor, tidak ada deviasi trakea.
Bagaimana mekanisme patofisiologis yang menjelaskan keadaan ini?
Seorang laki-laki 65 tahun datang dengan keluhan sesak nafas sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit.
Sesak nafas dirasakan semakin memberat dan tidak membaik dengan perubahan posisi. Keluhan lain
adalah batuk dengan dahak berwarna putih. Pada pemeriksaan didapatkan suhu 38 0C, nadi 110x/menit
dan nafas cepat dengan RR 30x/menit. Pasien riwayat merokok berat selama 20 tahun dan dengan
PPOK namun saat ini sudah berhenti merokok. Pada pemeriksaan thorak foto didapatkan infiltrat di
parakardial sinistra. Analisa gas darah menunjukkan pH 7,26 (7,35-7,45), HCO3 18 mmol/L (21-
28), pO2 75,9
mmHg (85-100), pCO2 60 mmHg (35-45), SO2 89% (>95). Manajemen penyakit diatas yang paling
tepat adalah :
mekanik
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan berusia 58 tahun ditemani oleh anaknya berobat ke poliklinik penyakit dalam
dengan keluhan sesak nafas sejak 3 bulan lalu disertai batuk yang hilang timbul dan bajunya sering
lembab saat terbangun pagi hari. Nafsu makan menurun sehingga berat badannya terus menurun. Dari
pemeriksaan foto toraks didapatkan infiltrat di apeks dan bayangan radioopak pada sudut kostofrenikus
kanan. Pasien lalu didiagnosa menderita TB paru dan menjalani terapi dengan obat anti tuberkulosis.
Patofisiologi yang melatarbelakangi terjadinya efusi pada pasien ini adalah:
A. Terjadinya hiperglobulinemia
B. Terjadinya hipoglobulinemia
C. Robeknya perkijuan ke arah saluran getah bening menuju sternum
D. Robeknya fokus subpleura, aliran getah bening, atau hematogen
E. Komplikasi dari torakosentesis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan berusia 53 tahun datang ke Unit Gawat Darurat dengan keluhan dadanya terasa
nyeri seperti ditusuk sejak 4 jam lalu disertai sesak nafas dan batuk. Pada pemeriksaan fisik paru
didapatkan pergerakan dinding dada kanan tertinggal, fremitus taktil menghilang, bunyi napas menurun.
Setelah dilakukan foto toraks, didapatkan gambaran sudut kostofrenikus kanan tumpul. Dilakukan
torakosentesis dan didapatkan cairan berwarna kemerahan dan dikirim ke laboratorium. Hasil
laboratorium didapatkan hematokrit cairan 55% dari hematokrit serum.
Diagnosis penyakit pada pasien ini adalah:
A. Efusi pleura dengan perdarahan
B. Kilotoraks
C. Psedokilotoraks
D. Empiema
E. Hemotoraks
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki berusia 53 tahun datang ke Poli Penyakit Dalam dengan keluhan dadanya terasa nyeri
seperti ditusuk sejak 7 hari lalu yang bertambah saat menarik nafas atau batuk. disertai sesak nafas dan
batuk. Setelah dilakukan foto toraks PA, didapatkan gambaran sudut kostofrenikus kanan tumpul.
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi jika torakosentesis dilakukan pada pasien ini yaitu:
A. Efusi rekuren
B. Pleura shock
C. Kilotoraks
D. Empiema
E. Pleurodesis
Asal FK FK UNIBRAW
Seorang perempuan 35 tahun keluhan batuk tidak produktif dan sesak yang progresif. Pasien
juga sedang menjalani kemoterapi dan radioterapi untuk kanker payudarannya. Pemeriksaan
fisik TD 110/70 mmhg Nadi 120 x/m RR30x/m saturasi 89% room air ,ditemukan sianosis,
kor pulmonale dan P2 mengeras. Gambaran CXR menunjukkan infiltrat di basal. Gambaran
HRCT yang mungkin didadapatkan:
A. Gambaran ground glass umumnya disebutkan oleh fibrosis
B. Gambaran Bronkogram sama jelas seperti foto thorak
C. Permukaan pleura tampak kasar
D. Infiltrat Alveolar ukurannya lebih homogen
E. kista kista kecil dengan ukuran minimal 5mm
Asal FK FK UNIBRAW
Wanita 67 tahun dibawa ke RS dengan sesak nafas berat sejak 3 hari yang lalu. Kondisi di
IGD menunjukkan saturasi oksigen SpO2 50% yang
kemudian meningkat menjadi 70% dengan pemberian oksigen masker non rebreathing 8-10
liter per menit selama 30 menit, hasil foto thorax menunjukkan gambaran pneumonia
multi lobaris. Pasien selanjutnya diintubasi dan dipasang ventilator mekanik dengan assist-
control mode, RR 25X/menit, Volume Tidal 8mL/kg, FiO2 1.0, PEEP 14cmH2O
,lalu dilakukan BGA dengan hasil pH 7.10, PCO2 30 mmHg, PO2 50mmHg, A-aDo2:
300. Mekanisme terjadinya hipoksemia pada kasus ini:
a) Keterbatasan difusi
b) Hipoventilasi dan V/Q mismatch
c) V/Q mismatch
d) Pirai kanan ke kiri
e) Hiperventilasi dan V/Q mismatch
Pria 25 tahun dimana bekerja di PLTD dengan bahan bakar batubara datang ke poli IPD dengan keluhan
batuk selama 4 hari dan hidung tersumbat. Pemeriksaan fisik didapatkkan TD 120/80 mmhg N 101 x/m
RR 25x/m temp 39 °C saturasi 96% room air , pada auskultasi wheezing (-) ronki(-), egofoni(-). Dari
klinis diatas, yang benar mengenai pasien tersebut...
a. Merokok dan bahan polutan bukan penyebabnya
b. Vaksin direkomendasikan khususnya pad umur diatas 40 tahun
c. Faktor presipitasi terbanyak adalah infeksi bakteri
d. Foto thorak menunjukkan gambaran spesifik dan tidak normal
e. Dapat self-limited disease
Berikut ini merupakan hal yang benar terkait prinsip terapi pada pasien tersebut:
A. Pengobatan minimal diberikan selama 15 bulan
B. Monitoring kultur/sputum BTA dilakukan setiap bulan, selama 1 tahun
C. Terapi setidaknya dengan 3 macam obat yang masih efektif berdasarkan hasil kultur
D. Terapi dilanjutkan selama 18 bulan setelah konversi kultur
E. Bila sudah terjadi konversi kultur sputum dilakukan tiap 3-4 bulan
Seorang lak-laki berusia 34 tahun berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan sesak sejak 1
bulan lalu dan memberat 1 minggu ini. Demam sumer dan mual juga didapatkan pasien. Pasien telah
menikah selama 5 tahun tetapi tidak memiliki anak. Pasien memiliki riwayat sering pilek sejak 1 tahun
yang lalu dan sempat dikatakan sinusitis oleh dokter spesilais THT. Dari pemeriksaan didapatkan tensi
darah 123/88 mmHg, laju pernafasan 27 kali/menit, nadi 98 kali/menit. Hasil klorida keringat 81
mmol/L. Gambaran rontgen thorax didapatkan hasil sebagai berikut :
Seorang laki-laki 36 tahun datang dengan keluhan sesak yang progresif sejak 1 bulan yang lalu disertai
dengan batuk berdahak warna hitam dan kental. Tidak ada riwayat keluarga yang sakit batuk kronis.
Pasien berkerja di tambang batubara sejak 4 tahun yang lalu hingga saat ini. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan tensi darah 112/80 mmHg, nadi 95 kali/menit, laju pernafasan 24 kali/menit. IMT 22 kg/m2.
Rontgen thorax didapatkan infiltrate multinoduler dan opasitas dengan densitas bervariasi. Gene expert
(-). Diagnosa yang paling tepat pada pasien adalah :
A. PPOK
B. Silikosis
C. Asbetosis
D. Coal workers' pneumokoniosis
E. Berilliosis
Seorang laki-laki 59 tahun datang ke poli IPD dengan keluhan sesak sejak 2 bulan yang lalu disertai
batuk dan kedua kaki bengkak. Pasien merokok 1 pak perhari sejak SMA. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tensi darah 110/72 mmHg, Nadi 111 kali/menit, laju pernafasan 22 kali/manit. Hasil
laboratorium didapatkan Hb 11.2 g/dl, leukosit 15.500 u/L, hematokrit 56% dan trombosit 143.000.
Pemeriksaan EKG menunjukkan irama sinus 112 kali/menit disertai P Pulmonal di lead II. Pasien
membawa rontgen thorax yang menggambarkan suatu hiperinflasi disertai pembengkakan jantung.
Berikut adalah indikasi pemberian terapi oksigen jangka panjang pada pasien ini, KECUALI :
Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke RS dengan keluhan sesak napas dan batuk berdahak
selama 2 bulan dan pernah disertai batuk darah. Pasien juga mengeluh demam hilang timbul sejak 2
minggu terakhir dan selama sakit berat badan turun 5 kg. Pada pemeriksaan paru didapatkan suara
napas bronkial dengan ronkhi basah nyaring pada kedua paru kanan bawah. Pemeriksaan laboratorium
Hb 10.5 g/dL, Hct 27%, leukosit 15300/mm3 dengan dominan netrofil, trombosit 355.000/mm3, LED
97. Foto thorax menunjukkan infiltrate dan nodul multiple. Hasil kultur sputum menunjukkan kuman
Mycobacterium Avium Intracelluler
Pasien laki-laki, 50 tahun mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak berbau amis, berwarna
anchovy. Pada pemeriksaan paru didapatkan penurunan suara napas, perkusi redup, suara napas
bronkial dan ronki. Rontgen thoraks PA dan lateral tampak bayangan radioopak dengan cavitas
dinding tebal dengan air fluid level di dalamnya. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 10,5
gr/dL, lekosit 19.400/uL dengan dominasi netrofil, LED 74.
Seorang lelaki berusia 55 tahun datang berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan
sesak nafas sejak 2 minggu sebelum berobat. Pasien juga mengeluhkan batuk-batuk dengan
dahak yang kadang-kadang bercampur sedikit darah serta nyeri pada dada kanan. Pasien
merokok 1 bungkus sehari sejak 30 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik paru didapatkan perkusi
paru kanan redup, bising napas menurun, dan pada foto toraks didapatkan gambaran radio-opak
pada hemitoraks kanan disertai trakea dan jantung tertarik ke arah kanan. Masalah pada pasien
ini adalah :
A. Masssa paru kanan
B. Efusi pleura kanan
C. Empiema paru kanan
D. Atelektasis paru kanan
E. Pneumonia lobaris kanan
DIVISI PULMONOLOGI
Kontributor :
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas dan batuk
kering selama 4 hari terakhir. Pasien memiliki riwayat diabetes melitus sejak 5 tahun yang
lalu dan mendapatkan terapi Metformin 3x500 mg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 120/72 mmHg; frekuensi nadi 92 x/menit; frekuensi napas 26 x/menit; suhu
37,8°C; dan saturasi O2 96%. Pada pemeriksaan fisik paru ditemukan perkusi redup dan
bunyi napas di bawah paru kanan menurun disertai ronki basah nyaring bilateral. Foto
toraks menunjukkan efusi pleura kiri setinggi ICS V dan infiltrasi di apeks paru bilateral.
Hasil torakosentesis menunjukkan efusi eksudatif dengan jumlah sel darah putih dari
3500/mm³ dengan predominan mononuclear (90%). Hasil laboratorium: Hb 10 g/dL,
leukosit 9800/L, dan LED 85 mm/jam.
Tatalaksana selanjutnya untuk pasien ini adalah :
A. Memberikan antibiotika
B. Memberikan obat anti tuberculosis
C. Memberikan obat anti tuberculosis + steroid
D. Terapi dengan steroid dosis tinggi (metilprednison 1 g/hari)
E. Memberikan obat anti tuberculosis dan dilakukan pemasangan water sealed
drainage
Seorang wanita usia 55 tahun datang ke IGd dengan keluhan utama demam sejak 4 hari
sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh batuk batuk 5 hari sebelumnya dengan
dahak warna kuning kehijauan. Pasien memiliki riwayat jantung koroner dengan left
ventricular ejection fraction (LVEF) 30% . Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 110/90 mmHg; frekuensi nadi 98x/menit; frekuensi napas 26x/menit, suhu 38,5 0C.
Pada pemeriksaan paru didapatkan vokal fremitus paru kiri menurun, perkusi redup dan
suara napas vesikuler melemah sampai hilang, tidak ditemukan ronkhi. Hasil laboratorium:
leukosit 15.300/µL; LDH 100 U/L; protein 4 g/dL. Pada foto toraks didapatkan
kardiomegali dan terdapat efusi pleura kiri setinggi ICS V. Pasca pungsi didapatkan pH
7,3; LDH cairan pleura 120 U/L; protein 3,6 g/dL; dan tidak ditemukan kuman pada
pemeriksaan gram.
Tatalaksana yang perlu diberikan pada pasien ini adalah:
a. Diuretik
b. Torakosentesis
c. Antibiotik dan mukolitik
d. Pasang drainase selang besar (water seal drainage)
e. Pasang kateter pleura permanen (indwelling pleural catheter)
Seorang pria 34 tahun berobat ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang semakin
hebat sejak 4 hari sebelumnya. Pasien mengeluh sesak nafas yang tidak berkurang dengan
istirahat. Batuk sejak 3 minggu terakhir, tidak disertai mengi dan pasien lebih nyaman
berbaring ke sisi kanan. Pasien kadang demam, nafsu makan dan berat badan semakin
menurun. Riwayat minum OAT dan kontak dengan penderita TB disangkal. Dari
pemeriksaan hasil analisa cairan pleura didapatkan hitung sel MN 85%, rivalta (+) dan
LDH 390 u/l, ADA 95. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
a. Pleuropneumonia
b. Pleuritis TB
c. Efusi pleura maligna
d. Mesothelioma
e. Parapneumonia
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Paru Akibat Kerja/ Lingkungan
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang laki-laki berusia 36 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sesak
nafas saat bekerja sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan sesak nafas disertai dengan
batuk tidak berdahak. Pasien seorang pekerja di Pabrik Asbes sejak 5 tahun yang lalu
dan sering tidak menggunakan masker saat bekerja. Pada pemeriksaan fisik paru
dijumpai ronkhi basah dibasal kedua paru dan terdapat jari tabuh.. Pemeriksaan
spirometri didapatkan penurunan KVP sebesar 60% prediksi. Pasien direncanakan
untuk dilakukan pemeriksaan rontgen thorax. Bagaimanakah gambaran radiologi
yang paling mungkin untuk menegakkan diagnosa :
a. Multipel nodul yang membentuk massive conglomerate lesion (silicosis)
b. Garis-garis opasitas dilapangan bawah kedua paru atau kerusakan pada pleura
(asbestosis)
c. Opasitas kecil, bulat dan ukuran kurang dari 1cm (simple CWP)
d. Opasitas satu atau multiple dan ukuran lebih dari 1cm (complicated CWP)
e. Bercak infiltrat disertai nodul besar, gambaran retikular difus dan tidak
tampak adenopati hilus (berryliosis)
Referensi Rahmatullah, Pasiyan. 2015.
Pneumonitis dan Penyakit Paru
Lingkungan. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 5. Jilid
II:hal 1705-1723.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Paru Akibat Kerja/ Lingkungan
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang laki-laki berusia 42 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan batuk
tidak berdahak sejak 8 jam yang lalu disertai sesak nafas tanpa mengi yang tidak
berhubungan dengan aktivitas dan cuaca. Pasien juga mengeluh demam menggigil
hilang timbul, sering berkeringat tanpa aktivitas, mual-mual, penurunan nafsu makan
dan berat badan serta mengeluhkan sakit kepala. Seluruh keluhan tersebut dirasakan
hilang timbul selama 2 tahun bekerja di Pabrik Tebu. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai TD : 110/70 mmHg, N: 121x/menit, RR: 24x/menit, T: 380C. Pemeriksaan
paru: ronchi basah dibasal kedua paru. Pemeriksaan laboratorium: Hb: 11,2 g/dL,
Leukosit: 12.500/mm3 , Trombosit: 253.000/mm3. Pemeriksaan rontgen thorax
dijumpai gambaran bayangan berawan diinterstisial kedua paru. Pada pemeriksaan
faal paru dijumpai penurunan nilai KVP dan VEP1. Brdasarkan kasus diatas, manakah
diagnosis yang paling tepat:
a. Aspergilosis
b. Asbestosis
c. Byssinosis
d. Bagassosis
e. Berylliosis
Referensi Rahmatullah, Pasiyan. 2015.
Pneumonitis dan Penyakit Paru
Lingkungan. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 5. Jilid
II:hal 1705-1723.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Penyakit Paru Akibat Kerja/ Lingkungan
Tingkat Kompetensi 3B
Soal
Laki-laki 68 tahun dengan riwayat merokok sejak muda masuk ke RS dengan keluhan sesak
nafas disertai batuk yang telah dirasakan selama 4 bulan ini. Sesak nafas dirasakan semakin
memberat, dengan nafas pendek-pendek dan sesak bila beraktivitas. Pasien menyangkal
demam, nyeri dada, maupun hemoptoe. Dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya ekspirasi
memanjang, ronki minimal. Manakah mekanisme timbulnya kelainan paru pada perokok
diatas?
a. Timbulnya inflamasi saluran nafas sentral dan perifer yang menurunkan
resistensi saluran nafas
b. Adanya suseptibilitas terhadap defisiensi alfa-1 antitripsin yang berperan
terhadap neuroendokrin saluran nafas
c. Timbulnya hyporesponsiveness saluran nafas dan menurunkan nilai VEP1
d. Meningkatnya kadar antiprotease sehingga timbul kerusakan dinding nafas
perifer
e. Hambatan pada pembentukan bombasin-like peptide sebagai determinan
penyakit paru akibat rokok
Referensi Rahmatullah, Pasiyan. 2015.
Pneumonitis dan Penyakit Paru
Lingkungan. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 5. Jilid
II:hal 1705-1723.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 3A
Soal 2
Seorang pria berusia 65 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD dengan keluhan utama
sesak napas sejak 15 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh batuk-batuk
dengan dahak bercampur darah disertai nyeri pada dada kiri. Pasien merokok 15 batang per
hari sejak 20 tahun yang lalu. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 100/60
mmHg, denyut nadi 110 kali/menit, regular, frekuensi napas 28 kali/menit, temperatur
axilla 37,7 °C. Pemeriksaan paru didapatkan perkusi paru kiri redup, suara napas menurun,
dan pada foto toraks didapatkan gambaran radioopak pada hemitoraks kiri disertai
pergeseran trakea dan jantung ke arah kanan. Masalah pada pasien tersebut adalah:
A. Efusi pleura kiri
B. Empiema paru kiri
C. Tumor paru kiri
D. Atelektasis paru kanan
E. Pneumonia lobaris kiri
Seorang wanita 35 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan sering sesak, dada
kadang terasa nyeri, sesak memberat saat beraktivitas. Pasien saat ini sering minum obat
diet. Tanda vital dalam batas normal, tidak didapatkan whezing maupun rongki pada
auskultasi paru. Tidak didapatkan murmur. Spirometri tidak didapatkan kelainan,
echokardiografi didapatkan kesan dilatasi pada ventrikel kanan, atrium kiri dan ventrikel
kiri kesan normal. TAPSE 18 mm, LVEF 70% dan RVSP 55 mmHg. Kemudian pasien
AKAN dilakukan pemeriksaan katerisasi jantung didapatkan Pulmonary artery (PA)
systolic pressure 48 mmHg, PA diastolic pressure 20 mmHg, PA mean pressure 34 mmHg
Beberapa stimulus obat menekan nafsu makan terjadinya diagnosa pada pasien ini adalah
a. Dexfenfluramine
b. Ekstrak monokrotalie
c. L-tryptophan
d. Methamphetamine
e. Xanthorrhiza
Seorang Pria 38 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan sesak disertai kadang
nyeri dada, sesak memberat saat beraktivitas. Nyeri dada tidak menjalar. Tanda vital dalam
batas normal, tidak didapatkan whezing maupun rongki pada auskultasi paru. Tidak
didapatkan murmur. Pasien dilakukan pemeriksaana spirometri didapatkan kesan restriksi
ringan, dengan echokardiografi kesan dilatasi pada ventrikel kanan, atrium kiri dan
ventrikel kiri kesan normal. TAPSE 20 mm, LVEF 70% dan RVSP 55 mmHg. Kemudian
pasien dilakukan pemeriksaan katerisasi jantung didapatkan Pulmonary artery (PA)
systolic pressure 50 mmHg, PA diastolic pressure 30 mmHg, respon terhadap vasodilatasi
MPAP turun 15 mmHg.
Periode Ujian 41
Asal FK FK Unsyiah
Kategori Soal Pulmonologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Emboli Paru
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal 1
Seorang laki-laki 52 tahun dikonsulkan ke penyakit dalam, karena sesak nafas. Dua hari
yang lalu pasien menjalani operasi patah tulang femur kanan. Dari pemeriksaan didapatkan
tanda vital Tensi 150/80 mmHg, HR 110x/mnt, RR 32x/mnt.Pemeriksaan EKG didapatkan
gelombang S di lead I, gelombang Q dan T di lead III. Pemeriksaan Foto Thoraks terdapat
efusi pleura bilateral. Gambaran yang bukan sebagai tanda radiologi yang paling sering
ditemukan pada diagnosis pasien ini adalah :
A. Tanda Westermark
B. Pembesaran vena pulmonalis desendens
C. Peninggian diafragma bilateral
D. Pembesaran jantung kanan
E. Hampton’s hump
Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan batuk berdahak yang
hilang timbul sejak 5 bulan yang lalu Pasien juga mengeluh sering demam, nafsu makan
menurun, berat badan yang terasa menurun, dan berkeringat saat malam hari. Pasien
merupakan penderita DM yang setahun terakhir sudah mendapatkan insulin.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90x/m, pernafasan 22
x/m, suhu 37.8 0C, konjungtiva anemis, perkusi torak redup di paru kanan bawah dan pada
auskultasi didapatkan suara napas bronkial. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 9
gr/dL, leukosit 13.000/µL, trombosit 405.000/µL, KGDS 200 g/dl. laju endap darah 80 mm
pada jam pertama.Hasil rontgen torak menunjukkan bercak-bercak seperti awan diliputi
jaringan ikat dengan batas tegas pada daerah paru kanan bawah. Pasien menjalani pemeriksaan
sputum dan hasil pemeriksaan sputum tidak ditemukan BTA.
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita usia 23 tahun, dengan keluhan batuk dan demam lebih dari 1 bulan,
disertai penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 2 bulan terakhir. Saat dilakukan
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil tes HIV positif dengan pemeriksaan ELISA 3
tahap. Pemeriksaan CD4 menunjukkan angka 250 sel/mmk. Dari pemeriksaan darah
rutin didapatkan hasil Hb 9,2 g/dl, lekosit 8.500/mmk, dan trombosit 250 ribu/mmk.
Pasien telah dilakukan pemeriksaan sputum dengan hasil BTA +3, dan saat ini sedang
hamil 10 minggu. Pilihan terapi pada pasien tersebut adalah :
Seorang pria, 73 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan demam sejak beberapa hari yang
lalu, batuk berdahak, dan nyeri dada pleuritik. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60,
nadi 98 x/menit, napas 31 x/menit, suhu 38.3 0 C. Didapatkan perubahan kesadaran pada pasien,
dan ronkhi pada paru kiri bawah. Pada pemeriksaan sputum ditemukan kuman diplokokus
gram positif.
Manakah diantara poin berikut yang merupakan tatalaksana paling tepat untuk kasus ini?
PeriodeUjian 41
KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Pneumonia
JenisSoal/JenisPertanyaan Etiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal 2
Seorang laki-laki 65 tahun masuk ke IGD mengeluh sesak nafas, demam dan batuk sejak 3
hari yang lalu. Pasien sebelumnya baru pulang setelah menjalani rawatan selama 3 minggu
karena stroke. Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan suara nafas bronkovesikuler, vokal
fremitus meningkat, perkusi redup dan terdapat ronkhi basah dilapangan paru kanan tengah
dan bawah. Pada pemeriksaan Rontgen thorak didapatkan gambaran perselubungan dengan
tanda air bronchogram di lobus inferior.
Apakah kemungkinan patogen penyebab tersering pada kondisi ini :
A. Haemophillus influenza
B. Streptococcus pneumonia
C. Escheria coli
D. Enterobacteriacea
E. Pseudomonas aeruginosa
KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Pleuritis TB
JenisSoal/JenisPertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki usia 62 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri dada
yang memberat saat menarik nafas dalam. Batuk dan sesak nafas juga dikeluhkan pasien.
Dari X-Ray thoraks didaapatkan gambaran efusi pleura dekstra, kemudian dilakukan
punksi pleura dan diapatkan cairan pleura berwarna kuning kemerahan. Rivalta test (+), sel
dominan MN, LDH 380, ADA 50 LED 90. Patogenesis cairan pleura yang mendasari
kondisi diatas adalah:
a. Berpindahnya cairan yang mengandung enzim pankreas ke rongga pleura melalui
saluran getah bening
b. Kegagalan aliran protein getah bening yang menyebabkan peningkatan konsentrasi
protein cairan pleura, sehingga menimbulkan eksudat
c. Menurunnya tekanan koloid osmotik dalam pleura
d. Meningkatnya tekanan kapiler sistemik
e. Reaksi hipersensitivitas lambat terhadap organisme fungi
PeriodeUjian 41
KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Pleuritis TB
JenisSoal/JenisPertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki usia 40 tahun berobat ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang
memberat sejak 3 hari ini tidak berkurang dengan istirahat. Batuk sejak 1 bulan terakhir,
tidak disertai mengi dan pasien lebih nyaman berbaring ke sisi kanan. Pasien sering demam
tidak terlalu tinggi, penurunan nafsu makan dan berat badan yang menurun. Riwayat minum
OAT dan kontak dengan penderita TB disangkal. Dari pemeriksaan hasil analisa cairan
pleura didapatkan hitung sel MN 85%, rivalta (+), LDH 390 u/l, dan ADA 95. Diagnosis
yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
A. Parapneumonia
B. Pleuropneumonia
C. Pleuritis TB
D. Pleuritis fungi
E. Efusi pleura maligna
Referensi Siti Setiati, Idrus Alwi et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam edisi VI, Interna Publising 2015 P 4061-4065
Referensi Siti Setiati, Idrus Alwi et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam edisi VI, Interna Publising 2015 P 4061-4065
Referensi Siti Setiati, Idrus Alwi et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam edisi VI, Interna Publising 2015 P 4061-4065
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
PeriodeUjian 41
KategoriSoal Pulmonologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal 2
Seorang wanita 50 tahun datang ke IGD karena keluhan sesak nafas progresif sejak 1 tahun
terakhir dan memberat dalam 1 minggu terakhir. Suami pasien memiliki riwayat merokok
2 bungkus perhari. Pasien sehari-hari memasak menggunakan kayu bakar.Pasien saat
dilakukan pemeriksaan tampak sesak berat, purselift breathing, thorak emfisematous,
retraksi interkostal. Tekanan darah120/70 mmHg, HR: 100x/mnt, dengan saturasi oksigen
92%. Pada pemeriksaan paru ditemukan ekspirasi memanjang. Pada pemeriksaan radiologi
didapatkan gambaran seperti dibawah ini :
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Pasien laki-laki, 41 tahun mengeluh batuk berdahak yang berbau amis dan
berwarna anchovy. Pasien juga mengeluh nyeri dada dan demam tinggi. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/70 mmHg, Nadi 104 x/I, RR 25 x/menit,
suhu 400C. Pemeriksaan paru didapatkan penurunan suara nafas, perkusi redup,
pada linea parasternal kiri atas. Rontgen thoraks PA dan lateral tampak bayangan
radioopak dengan cavitas dinding tebal dengan air fluid level didalamnya. Pasien
diterapi sebagai abses paru..
Berikut merupakan indikasi operasi pada abses paru adalah
A. Perbaikan dengan antibiotik
B. Jika terjadi hemoptisis masif, empiema dan fistula bronkopleura
C. Tidak didapatkan gangren Paru
D. Pasien DM
E. Infeksi yang berkembang tidak progresif
Referensi Siti Setiati, Idrus Alwi et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam edisi VI, Interna Publising 2015 P 1651-1657
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
SOAL
Seorang laki-laki usia 40 tahun datang dengan keluhan sesak nafas, batuk kering,
mialgia, menggigil, diaphoresis, sakit kepala dan malaise. Pada pemeriksaan tanda
vital didapatkan TD 120/70 mmHg, nadi= 102 x/menit, laju pernafasan 25 x/menit,
Suhu 380C. Pemeriksaan thorak didapatkan ronki di kedua basal paru. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan leukositosis, LED dan CRP meningkat, serta dijumpai
peningkatan IgA, IgG dan IgM. Pemeriksaan foto thoraks ditemukan radiodensitas
nodular tidak berbatas tegas, dengan daerah ground glass. Pasien didiagnosa dengan
pneumonitis hipersensitivitas. Kriteria mayor untuk menegakkan diagnosis pasien ini
adalah:
SOAL
Seorang laki-laki usia 40 tahun datang dengan keluhan sesak nafas, batuk kering,
mialgia, menggigil, diaphoresis, sakit kepala dan malaise. Pada pemeriksaan tanda
vital didapatkan TD 120/70, Nadi= 102, Resp 25, Suhu 38 0C. pemeriksaan thorak
didapatkan ronki di kedua basal paru. Pemeriksaan laboratorium didapatkan
leukositosis, LED dan CRP meningkat, dan dijumpai peningkatan IgA, IgG dan IgM.
Pemeriksaan foto thoraks ditemukan radiodensitas nodular tidak berbatas tegas,
dengan daerah ground glass. Pasien didiagnosa dengan pneumonitis hipersensitivitas.
Tatalaksana pada pasien ini adalah
A. Antibiotika oral
B. Prednisone dosis 40-60 mg/hari sampai 2 minggu
C. Prednisone dosis 40-60 mg/hari sampai 1 minggu
D. Prednisone dosis 40-60 mg/hari sampai 3 minggu
E. Antibiotika intravena
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 4A
Soal 2
Seorang laki-laki 38 thn datang ke instalasi gawat darurat dengan keluhan demam sejak 2
hari terakhir, ruam kemerahan pada kulit, mual dan muntah 4 kali berisi makanan serta bab
encer 5 kali. Satu minggu yang lalu pasien berobat ke klinik dokter penyakit dalam dan di
berikan terapi pengobatan karena keluhan sesak napas yang diderita disertai dengan batuk
dan demam sejak 2 bulan terakhir. Saat ini pasien terdiagnosa HIV dan mengkonsumsi
ARV 1 tahunterakhirserta obat paru yang diberikan dokter 1 minggu yang lalu tetapi tidak
di katakan akan di konsumsi selama 6 bulan. Selama mengkonsumsi obat paru tersebut
keluhan mulai dirasakan. Pada pemeriksaan fisis didapatkan konjungtiva tidak anemis, fisis
paru ronki dan wheezing tidak ada. Pemeriksaan laboratorium leukosit 9.200 Hb : 12,3
gr/dl, PLT 78.000, GOT/GPT : 180/123. Terapi pengobatan yang memberikan efek
sampingsepertipadakasus di atasadalah;
a. Trimetropim-dapson
b. Trimetroprim-sulfamethoxazole
c. Klindamisin
d. Primakuin
e. Atovaquon
NamaPeserta dr.Nasriah
PeriodeUjian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Penyakit Paru pada HIV
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Pemeriksaan penunjang
Tingkat Kompetensi 4A
Soal3
Seorang wanita usia 34 tahun datang ke instalasi gawat darurat dengan keluhan sesak napas yang
dirasakan sejak 1 minggu dan semakin memberat dalam 2 hari terakhir. Sesak disertai dengan batuk
yang tidak produktif, demam dirasakan sejak 1 bulan terakhir dan banyak berkeringat. Tampak
pasien kurus dan mengeluh mengalami penurunan berat badan 10 kg dalam 3 bulan terakhir. Mual
dan muntah tidak ada. Riwayat didiagnosa immunodeficiency 1 tahun yang lalu dan telah diterapi
ARV. Saat dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil tes HIV positif dengan metode
ELISA dan pemeriksaan CD4 menunjukkan angka 150 sel/mmk. Dari pemeriksaan darah rutin
didapatkan hasil Hb 9,8 g/dl, leukosit 7.500/mmk dan trombosit350 ribu/mmk. Analisa gas darah
PaO2 62 mmHg, A-a gradient 40 mmHg, hasil foto thorax didapatkan infiltrate pada paru. Pilihan
terapi utama pada kasus di atas ?
Laki-laki usia 36 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan wajah kemerahan dan
terasa nyeri. pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/90 mmHg, Nadi: 100 kali/ menit,
Pernafasan 22 kali/menit dan temperatur 37,2 0C. pada Pemeriksaan mata didapatkan Enoftalmus,
terdapat Anhidrosis serta paraplegia. Pada pemeriksaan penunjang CT Scan thoraks kontras
didapatkan adanya massa di mediastinum posterior, pada pemeriksaan urin didapatkan adanya Vinil
Mandelic Acid (VMA). Apakah diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini:
Pasien laki-laki usia 54 tahun rujukan dari rumah sakit umum daerah datang ke IGD dengan
keluhan sulit menelan dan kelopak mata sulit dibuka sejak 3 bulan terakhir. Keluhan lain berupa
sering mengalami sesak nafas dan batuk kering, pasien punya riwayat penyakit TB Paru dan telah
selesai menjalani pengobatan OAT sejak 1 tahun yang lalu dan telah dinyatakan sembuh oleh
dokter. Pada pemeriksaan fisik thorak didapatkan perkusi pekak pada linea parasternal kiri atas.
Hasil foto thorak PA dan lateral tampak adanya bayangan radioopak pada mediastinum superior
anterior dengan batas tegas dan disertai deviasi trachea ke kanan. Kemungkian diagnosis pada
pasien ini adalah :
A. Abses Paru
B. Limfoma
C. Teratoma
D. Timoma
E. TB paru relaps
Seorang laki laki 67 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang semakin memberat
sejak 2 hari terakhir. Batuk kadang disertai bercak darah, penurunan berat badan, suara serak,
berkeringat di malam hari dan sejak 2 minggu ini pasien merasakan bengkak di wajah dan leher,
kadang nyeri kepala dan sulit menelan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bengkak pada sisi
wajah kanan dan venektasi pada leher dan dada, pasien selanjutnya direncanakan untuk
dilakukan tindakan biopsi dengan mediastinoskopi. Apakah tatalaksana yang dapat dilakukan
pada pasien ini?
A. Radioterapi
B. Kortikosteroid inhalasi
C. Aminopilin drip
D. Short acting bronkodilator
E. Kortikosteroid intravena
PeriodeUjian 41
KategoriSoal Pulmonologi
JenisSoal/JenisPertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Laki laki 65 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak napas disertai nyeri dada. Riwayat
pasien pernah di rawat di RS daerah sebelumnya dengan bengkak kaki kanan. Pasien
terbaring di tempat tidur kurang lebih 2 bulan ini. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan
TD: 80/70 mmhg, nadi 110 kali/menit, RR 32 kali/menit. Pemeriksaan fisik JVP meningkat,
hepatojugular refleks (+) Pasien membawa hasil laborat Hb 11,6 gr/dl, Leukosit 12500/Ul,
LED meningkat, D dimer 1620 mg/dl. Analisa Gas Darah PcO2 < 40mmHg, Hasil EKG di
temukan Sinus Takikardi dengan temuan S di Lead I yang dalam, gelombang Q dan T di
lead
III. Terapi pilihan yang tepat pada kondisi pasien ini adalah :
A. Kontinu Heparin melalui infus mulai 25.000-30.000 unit selama 3-5hari dalam
Nacl 0,9%, dilanjutkan antikoagulan oral
B. Drip Kontinu Heparin diawali Bolus 3000-5000 unit intravena, diikuti 30.000-
35.000 unit/hari dalam dextrose 5% selama 7-10 hari
C. Berikan bolus intravena 7000-10.000 unit heparin per tiap 4 jam, dilanjutkan oral
antikoagulan
D. Drip kontinu Heparin Intravena 3000-5000 unit/hari dalam Nacl 0,9% dilanjutkan
injeksi Intramuscular 3000 unit/ 12 jam
E. Drip kontinu Heparin Intravena 3000-5000 unit/hari dalam Dextrose 5%
dilanjutkan injeksi Intramuscular 3000 unit/ 6 jam
PeriodeUjian 41
Asal FK FK UniversitasSyiah Kuala
KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Penyakit Vaskular paru
JenisSoal/JenisPertanyaan Patofisiologi, Diagnostik
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Lelaki berusia 62 tahun tiba tiba mengeluh sesak nafas saat dirawat pasca oprasi
pengangkatan Tumor Intraabdomen. Rasa sesak memberat disertai nyeridada sebelah kiri.
Selama post oprasi pasien hanya tirah baring dalam 6 hari terakhir dengan kaki tampak
bengkak disebelah kanan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/60mmHg,
Nadi 117 kali/menit, repirasi 32 kali/menit. Pada pemeriksaan paru tidak didapatkan
ronchi. Pasien dilakukan pemeriksaan SpO2 dengan hasil 88 %, Pemeriksaan EKG
didapatkan S yang dalam di lead I, Q dan T inverted di lead III. Hasil foto thorax
sebelumnya tidak ditemukan kelainan. Apakah diagnostik dan gambaran yang sesuai
dengan patofisiologi gangguan yang didapatkan pada pasien ini adalah:
A. Edema Paru Akut dan Ellis damoseau line
B. Emboli Paru dan Hampton sign
C. Emboli Paru dan Mc Ginn White Pattern
D. STEMI dan Inverted koma sign
E. Edema Paru Akut dan Inverted koma sign
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
a. Atelektasis
b. Plak mukus
c. Pneumonia
d. Peningkatan PaCO2
e. Methemoglobinemia
NamaPeserta dr.Nasriah
PeriodeUjian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Gagal nafas
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Pemeriksaan penunjang
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 27 tahun, sedang hamil 34 minggu dikonsulkan dari bagian obsgyn dengan
sesak nafas mendadak. Selama kehamilan tidak pernah mengalami masalah medis, tidak
ada obat yang rutin diminum selain vitamin kehamilan. Pada pemeriksaan ditemukan
dyspneu, TD 120/88, HR 128x/menit, RR 28x/menit, saturasi oksigen 96%, tidak
didapatkan demam, pemeriksaan jantung dan paru normal, terdapat udema pitting pada
kedua kaki. Hasil x foto thorax menunjukkan hasil normal, EKG sinus takikardi. Pada
BGA didapatkan ph 7,52, PaCO2 26mmHg, PaO2 85mmHg. Langkah yang paling tepat
anda usulkan kepada TS Obgyn adalah :
a. CT Angiografi paru
b. Ekokardiografi
c. Mulai terapi antibiotik
d. Mulai terapi anti anxietas dan psikoterapi
e. Terapi oksigen hiperbarik
Seorang laki-laki 38 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya dalam keadaan sesak nafas
yang disertai batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu, disertai dengan penurunan berat
badan, keringat malam juga sering dialami pasien. Pasien juga mengeluhkan pernah
mengalami batuk darah. Pada evaluasi awal, BP 110/70 mmHg, HR 110 kali/menit,
Pernapasan 26 kali / menit, SpO2 98 %, dan suhu 37,8 ° C. Pemeriksaan foto thorak
ditemukan bayangan bulat lonjong radioopak yang dikelilingi bayangan radiolusen.
Diagnosa yang paling mungkin pada pasien ini?
A. Tuberkulosis paru
B. Pneumocystis Pneumonia
C. Bronkiektasis
D. Aspergiloma
E. Histoplasmosis Paru kronik
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 4A
Soal 2
Seorang lelaki berusia 28 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan batuk
kronis yang berulang sejak ia masih kecil. Selama 1 minggu ini batuk makin parah dan
dahak makin banyak dan kental. Nafsu makan menurun dan berat badan menurun. Akhir
akhir ini pasien juga menderita nyeri didada sebelah kanannya dan sudah berobat
dipoliklinik, Pada pemeriksaan fisik didapatkan penderita tampak kurus, terlihat otot bantu
pernafasan,TD 130/70 mmHg, Nadi 104 kali/menit, frekuensi pernafasan 28 kali/menit,
temperature 37,8 0C, pada auskultasi didapatkan ronkhi diapek kanan. Rontgen toraks
didapatkan infiltrate di paru kanan dan CT scan menunjukkan halo sign di paru kanan.
Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah ?
A. Flukonazol 400 mg/hari selama 8 minggu
B. Itrakonazol 200 mg/ 2 kali selama 6-12 bulan
C. Glukokortikoid jangka panjang
D. Varikonasol IV 6 mg/kg 2 kali sehari untuk 2 dosis
E. Pembedahan
NamaPeserta dr.Nazaruddin
PeriodeUjian 41
Asal FK FK Universitas Syiah Kuala
KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Penyakit Paru karena Mikobakterium Atipik
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Pemeriksaan penunjang
Tingkat Kompetensi 4A
Soal3
Laki-laki 64 tahun masuk RS dengan keluhan batuk produktif yang dialami semakin memberat
sejak 3 hari terakhir. Pasien sebelumnya menderita keluhan yang sama sejak 3 tahun tetapi
tidak pernah berobat ke dokter. Saat ini batuk semakin memberat disertai sputum yang
purulen kadang-kadang bercampur darah, juga disertai penurunan berat badan. Pada
personal status pasien tampak kurus dengan pemeriksaan fisis toraks dengan dada berbentuk
TONG (barrel chest), terdapat clubbing finger yang ringan. Pada hasil CT scan ditemukan
nodul-nodul kecil kecil multipel pada lobus paru bawah bilateral. Pasien juga telah menjalani
pemeriksaan kultur sputum dan antibiotik. Manakah organisme berikut yang paling sering
ditemukan pada pemeriksaan kultur sputum pasien tersebut?
A. Microbacterium fortuitum
B. Microbacterium szulgoi
C. Microbacterium memmoense
D. Microbacterium xenopi
E. Microbacterium simiae
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan usia 53 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sesak
napas yang semakin hebat sejak 3 hari SMRS. Os mengeluh sesak napas yang tidak
berkurang dengan istirahat 3 minggu terakhir, batuk berdahak putih kental, tidak
disertai mengi, dan os lebih nyaman berbaring ke sebelah kanan. Os kadang demam,
nafsu makan dan berat badan semakin turun. Riwayat makan OAT dan kontak dengan
penderita TB disangkal. Dari pemeriksaan hasil analisa cairan pleura didapatkan hitung
sel MN 95%, glukosa 60 mg/dl, Rivalta (+) dan LDH 380 u/l. Apakah diagnosis yang
paling mungkin pada pasien ini?
A. Pleuropneumonia
B. Pleuritis eksudativa TB
C. Efusi pleura ec. Keganasan
D. Tb paru
E. Mesothelioma
Referensi
Hadi Halim, Penyakit penyakit Pleura
dalam Ilmu Penyakit
Dalam PAPDI Edisi VI. Hal 1631
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
a. Asma
b. Penyakit Paru Restriktif
c. Penyakit Paru Obstruktif Kronis
d. Pneumonia
e. Infeksi Saluran Nafas Atas
a. Kista mediastinum
b. Neurofibroma
c. Teratodermoid
d. Lipoma
e. Timoma
PeriodeUjian 41
KategoriSoal Pulmonologi
LingkupBahasanDalamStandarKompetensi Timoma
JenisSoal/JenisPertanyaan Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang laki-laki, usia 57 tahun datang ke Rumah sakit dengan keluhan diare, nyeri dan mukanya
memerah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya hipertensi, ptosis, miosis pupil, enoftlamus,
anhidrosis yang terjadi ipsilateral serta paraplegia. Pada foto thorak apek lateral didapatkan
adanya massa di mediastinum anterior, pengobatan yang tepat pada pasien ini adalah:
a. Simptomatis saja
b. Operasi kemudian kemoterapi
c. Radioterapi
d. Eksisi
e. Operasi
A. CT Scan thorak
B. Foto thorak
C. Bronkoskopi
D. Ekokardiografi
E. USG thorak
Lampiran 1
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang remaja laki-laki berusia 20 tahun datang dengan keluhan penurunan kesadaran
kurang lebih 1 jam SMRS. Pasien datang ke IGD setelah mengalami kecelakaan sepeda
motor
, terjatuh sendiri dan masuk kedalam lubang irigasi jalan. Pasien ditemukan sudah tidak
sadarkan diri kurang lebih 1 jam SMRS. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Somnolen,
GCS9(E3V3M3), tanda vital tekanan darah 130/60 mmHg, nadi 100x/menit, kuat reguler,
respirasi28x/menit, pernafasan dangkal, suhu 35,8oC, SPO2 82%. Pada leher terdapat jejas
bagian kiri (+), pada dinding dada didapati hasil Inspeksi pergerakan dada asimetris
(pergerakan dada kiri tertinggal), retraksi dinding dada bagian bawah kanan dan kiri(+), pada
regio anterior toraks sinistra diatas processus xypoideus terdapat jejas,ukuran ± 1x5 cm,
ictus cordis tidak terlihat dan tidak teraba, perkusi redup pada thoraks sinistra, suara nafas
kiri menjauh, vesikular(-/+), ronki basah(+/-),murmur (-),gallop (-). Status lokalis regio
anterior toraks sinistra terdapat jejas (+) ukuran ± 1x5cm.
Bila pada kasus diatas terjadi proses radang yang terbentuk pus / nanah mengenai
pembuluh darah sekitar pleura, maka akan menyebabkan?
a. Pneumothoraks
b. Emfisema paru
c. Piothoraks
d. Empiema
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki berusia 27 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas setelah
mengalami kecelakaan sepeda motor, Pada pemeriksaan fisik dinding dada didapati
hasil Inspeksi pergerakan dada asimetris, retraksi dinding dada bagian bawah kanan
dan kiri(+), pada regio anterior toraks dextra terdapat jejas,ukuran ± 2x3 cm, perkusi
redup pada thoraks dextra, suara nafas kanan menjauh, vesikular(-/+), ronki basah(-
/+), murmur (-),gallop (-).Pasien didiagnosa dengan hematothoraks yang akan
direncanakan tindakan chest tube.
Indikasi tindakan torakotomi pada pasien ini apabila terjadi perdarahan sebanyak?
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 70 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas tiba-tiba sejak 1 jam
sebelumnya saat sedang berbaring. Pasien memiliki riwayat diabetes dan hipertensi sejak 8
tahun lalu namun tidak rutin minum obat. Sejak 5 bulan lalu pasien mendapat kemoterapi
untuk karsinoma colon dan sejak itu pasien lebih banyak berbaring saja. Kesadaran compos
mentis, TD 120/70, nadi 104 x/menit, laju nafas 28 x/menit dan mulai tampak retraksi sela
iga, suhu 36,8℃. Tekanan vena jugular tidak meningkat, auskultasi paru didapatkan ronchi
basah halus pada kedua lapang paru, pemeriksaan fisik jantung dan abdomen dalam batas
normal. Pemeriksaan thorax foto didapatkan infiltrat bilateral difus. Analisis gas darah pH
7,38, pCO2 30, pO2 55, HCO3 28, BE -1, Sat O2 75% dengan udara ruangan. Pemberian alat
bantu nafas yang paling tepat pada pasien ini adalah:
a. Non-invasive ventilation pressure (NIVP) dengan positive end expiratory pressure (PEEP)
PeriodeUjian 41
KategoriSoal Pulmonologi
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang laki-laki berusia 56 tahun datang keluhan rasa mengantuk yang berlebihan
terutama siang hari dan sulit berkonsentrasi saat bekerja sejak 3 bulan ini. Pasien saat ini
bekerja sebagai tukang jahit sehingga keluhan ini cukup mengganggunya saat bekerja.
Pasien juga mengatakan istrinya merasa tidak nyaman karena pasien sering mendengkur
keras saat tidur. Riwayat hipertensi dialami sejak 10 tahun terakhir, tidak teratur minum
obat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 150/90 dan IMT 29. Foto X-Ray thoraks
didapatkan gambaran kardiomegali. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil darah
rutin dan kimia darah dalam batas normal, AGD PO2 55 PCO2 72 dan PH 7,32. Diagnosa
paling tepat untuk kondisi pasien diatas adalah:
A. Restless Leg Syndrome
B. Interstitial Lung Disease
C. Obstructive Sleep Apnea
D. General Anxiety Disorder
E. Obesity Hipoventilation Syndrome
Kontributor :
Asal FK FK UNUD
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki- laki berusia 54 tahun datang berobat ke poliklinik VCT dengan keluhan
sesak nafas disertai demam dan menggigil sejak 5 hari yang lalu, cepat lelah dan
batuk kering. Pasien juga dikatakan mengalami penurunan nafsu makan dan berat
badan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan hepatosplenomegali dan eritema di
ekstremitas kanan bawah. Thoraks foto pasien menunjukkan infiltrat pulmoner difus.
Pasien menderita infeksi HIV sejak 4 tahun lalu dengan nilai CD4 terakhir 50
sel/mm3.
c. Histoplasmosis diseminata
d. Koksidioidomikosis
e. Blastomikosis
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Asal FK FK UNUD
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki- laki berusia 42 tahun, mengalami gigitan ular berbisa dan mengalami
kejang- kejang ( neurotoksis).
Berikut tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi komplikasi gigitan ular
berbisa tersebut adalah :
a. Pemberian infus 10% kalsium glukonas dengan dextrose 10% 500 cc serta 10-
20 unit insulin
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 45 tahun datang di tempat praktek untuk meminta obat pencegah
malaria, karena wanita tersebut akan berangkat ke Papua minggu depan. Obat yang
akan diberikan berserta cara pemberian adalah :
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Wanita, umur 47 tahun, dirawat dengan keluhan demam, menggigil dan berkeringat.
Riwayat sebelumnya pernah tinggal di daerah endemic malaria 3,5 tahun sebelumnya
dan pernah menderita malaria jenis vivax. Selama di Sulawesi pasien tidak pernah
mengalami gejala yang sama kembali, maka perjalanan klinis malaria pada pasien ini
adalah :
a. Rekurens
b. Rekrudesensi
c. Periode Laten
d. Relaps
e. Serangan Primer
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Asal FK FK UNUD
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Asal FK FK UNUD
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
a. Meningoensefalitis tuberkulosa
b. Meningitis kriptokokus neoformans
c. Limfoma
d. Vaskulitis tuberkulosa
e. Infeksi CMV
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Asal FK FK UNUD
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 76 tahun dikeluhkan mengalami demam tinggi dan nyeri pada perut
bagian bawah. Keluhan batuk, sesak, diare disangkal. Pasien saat ini sedang dirawat
di rumah sakit dalam kondisi kaki terpasang cast post tindakan ORIF akibat terjatuh.
Pasien telah dirawat di rumah sakit selama 16 hari. Selang kencing terpasang
semenjak pasien masuk ruangan operasi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD :
130/70 mmHg, Nadi : 102x/menit; T’ax : 38,3 0C; RR :18x/menit. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 12 g/dL; hematokrit 42%; leukosit 7.500/µL; trombosit
275.000/µL. Urine lengkap didapatkan : warna kemerahan, BJ 1.020, darah +1,
protein negatif, leukosit 10-12 per lapang pandang besar, bakteri (+++) , nitrit (+).
Berdasarkan ilustrasi kasus diatas, mayoritas kuman penyebab dan antibiotik yang
direkomendasikan adalah :
Asal FK FK UNUD
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
a. VAP Late onset terapi dengan levofloxacine dan anti jamur amfoterisin-B
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
b. VAP Early onset terapi dengan Linezolid tanpa pemberian anti jamur
c. C.VAP Late onset terapi dengan Vankomisin dan anti jamur amfoterisin- B
d. VAP Early onset terapi dengan meropenem tanpa pemberian anti jamur
e. VAP Late onset terapi Vankomisin tanpa pemberian anti jamur
Asal FK FK UNUD
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Asal FK FK UNUD
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Asal FK FK UNUD
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang Laki-laki, 58 tahun, datang ke poli dengan keluhan demam 5 hari disertai menggigil,
sakit kepala, mialgia, dan mual. Dari anamnesis rumah pasien terkena banjir 2 minggu lalu
setelah hujan deras di kota Jakarta. Dari pemeriksaan fisik didapatkan GCS 456, tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi 84x/menit, RR 20x/menit, Temperatur axila 38.6 0C, ditemukan
conjunctival suffusion, ikterus, hepatomegali. Dari pemeriksaan laboratorium menunjukkan
Hb 11 g/dl, leukosit 13.000/µl, trombosit 80.000/µl, ureum 108 mg/dl, creatinin 3.6 mg/dl.
Titer MAT menunjukkan 400. Pernyataan di bawah ini adalah benar mengenai Leptospirosis,
KECUALI:
a. Hewan sapi termasuk reservoar dari Leptospira yang menginfeksi
manusia.
b. Ekspos genangan air yang terkontaminasi terhadap kulit utuh bisa
menularkan Leptospira.
c. Leptospira biflexa merupakan saprofit yang bersifat non patogen terhadap
manusia.
d. Terjadinya sindrom Weil bergantung pada virulensi dan toksin yang
dilepas serovar serta intensitas dan kecepatan respon imun inang.
e. Uveitis pada Leptospirosis berhubungan dengan meningkatnya IL-2, IL-
8, TNF-α, dan produksi IL-10.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Asal FK FK UNUD
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang Laki-laki, 58 tahun, datang ke poli dengan keluhan demam 5 hari disertai
menggigil, sakit kepala, mialgia, nyeri betis dan mual. Dari anamnesis rumah pasien
terkena banjir 2 minggu lalu setelah hujan deras di kota Jakarta. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan GCS 456, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84x/menit, RR
20x/menit, Temperatur axila 38.6 0C, ditemukan conjunctival suffusion, ikterus,
hepatomegali. Dari pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 11 g/dl, leukosit
13.000/µl, trombosit 80.000/µl, ureum 108 mg/dl, creatinin 3.6 mg/dl. Diagnosa apa
yang tepat untuk kasus ini?
Asal FK FK UNUD
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang dokter penyakit dalam menerima konsultasi pasien untuk pemberian vaksinasi
tifoid. Berikut adalah pasien yang tidak direkomendasikan untuk pemberian vaksin
tifoid adalah :
A. Anak kelas 6 SD
Asal FK FK UNUD
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan berusia 74 tahun datang berobat ke UGD dengan keluhan demam
tinggi 7 hari disertai diare cair dengan frekuensi 5 kali sehari, dalam 1 hari terakhir
diare bercampur darah dan nyeri perut. Pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda ileus.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkkan Hb 9,5 g/dL; hematokroit 27 % ;
leukosit 4.500 mL; trombosit 175.000/mL; CRP 120 mg/mL. Widal S.typhi ) 1/320; S
typhi H 1/ 640. Feses lengkap : lendir (+); leukosit 4-5 / LPB’; eritrosit 100/LPB.Secara
patofisiologi yang terjadi pada pasien ini adalah :
a. Infeksi kuman Salmonella yang menginvasi dinding usus
b. Infeksi kuman Salmonella yang menyebabkan komplikasi intestinal
c. Infeksi kuman salmonella yang menyebabkan gangguan koagulasi darah
d. Infeksi kuman Salmonella yang menginvasi dinding usus sampai menembus
lumen usus dan mengenai pembuluh darah dan menyebabkan infeksi sistemik
e. Infeksi kuman Salmonella yang menginvasi dinding usus sampai menyebabkan
tukak hingga menembus dinding usus dan menyebabkan infeksi sistemik
Kontributor :
Proses yang mendasari timbulnya gejala akhir yang dialami pasien adalah:
a. Kegagalan tubuh dalam memproduksi sitokin untuk melawan mikroorganisme
b. Proses reversal pada klirens mikrobiologi
c. Penghancuran eritrosit progresif
d. Timbulnya IgM di dalam serum yang menyebabkan timbulnya proses imun
e. Penyebaran mikrobiologi ke seluruh tubuh
Referensi 1. Dutta TK, Christopher M. Leptospirosis - An
overview. J Assoc Physicians India.
2005;53(JUN):545–51.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Gejala atau masalah klinis yang paling tidak mungkin dialami selama fase tersebut adalah:
a. Neuritis optika
b. Iridosiklitis
c. Melena
d. Meningitis aseptik
e. Chorioretinitis
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Referensi Kumar SS. Indian guidelines for the diagnosis and management
of human leptospirosis. In: Muruganathan A, Geetha T, editors.
Medicine update. Mumbai: The Association of Physicians of
India; 2013. p. 23–9.
Pernyataan yang tepat mengenai pemeriksaan toxoplasma pada kehamilan pasien, kecuali
A. Apabila hasil IgG(+) dan IgM (-) maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan
aviditas
B. Hasil IgG (+) dan IgM (-) menunjukkan infeksi terjadi sebelum kehamilan
C. Apabila hasil IgG(+) dan IgM (+) maka diperlukan pemeriksaan aviditas
D. Apabila hasil IgG(-) dan IgM(+) maka pemeriksaan dianjurkan diulang dalam 3
minggu kemudian
E. Serum IgG dan IgM (-) menunjukkan tidak ada infeksi
Referensi Goldstein EJC, Montoya JG, Remington JS.
Management of Toxoplasma gondii infection during
pregnancy. CID. 2008;47(4):554-66.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Pernyataan yang tepat mengenai pemeriksaan toxoplasma pada kehamilan pasien, kecuali
A. Apabila hasil IgG(+) dan IgM (-) maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan
aviditas
B. Hasil IgG (+) dan IgM (-) menunjukkan infeksi terjadi sebelum kehamilan
C. Apabila hasil IgG(+) dan IgM (+) maka diperlukan pemeriksaan aviditas
D. Apabila hasil IgG(-) dan IgM(+) maka pemeriksaan dianjurkan diulang dalam 3
minggu kemudian
E. Serum IgG dan IgM (-) menunjukkan tidak ada infeksi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Pada kasus di atas, pemeriksaan penapis apakah yang akan anda kerjakan?
a. IgM anti HAV
b. IgM Leptopsira
c. HbsAg
d. Leukosit darah
e. SGPT
Pada kasus di atas, manakah yang merupakan uji konfirmasi untuk diagnosis?
A. IgM dan IgG anti HAV
B. Microscopic agglutination test
C. HBV DNA
d. Rontgen toraks
e. USG Abdomen
Referensi Leptopspirosis, CDC 2018
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
E. Artesunat diberikan dengan dosis 1,2 mg/kgbb intravena sebanyak 3 kali jam ke 0
,12 dan 24 di hari pertama. sampai pasien mampu minum obat oral
Referensi Buku Tatalaksana Malaria, Direktorat Kementrian
Kesehatan, 2018. Halaman 13
Pembuat Soal Dr. Djahalia Rumagesan
Kategori Soal Tropik Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Antihelmentic
Kompetensi
Jenis Soal atau Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pasien wanita usia 64 tahun, datang ke UGD dengan keluhan nyeri perut kanan atas sejak 2
bulan SMRS. Ada demam yang hilang timbul, mual namun tidak tinggi. tidak ada batuk,
Tidak ada keluhan sesak napas, tidak ada penurunan BB dan nafsu makan tidak menurun.
Sehari hari bekerja sebagai petani, tidak pernah memakan sandal atau sepatu, jarang cuci
tangan dengan sabun. Pada pemeriksaan fisik ditemukan Kesadaran compos mentis,
Tekanan darah 10/79 mmHg, FN : 20 kali per menit, suhu badan 37,2. BB: 55 kg. TB= 155
cm (IMT 22,89kg/m2). Mata : skelra tidak ikterik. Dari pemeriksaan abdomen didapatkan
nyeri tekan di hipokondrium kanan atas, hepar teraba membesar 2 jari BAC, tidak ada
asites. Dari pemeriksaan laboratorium Hemoglobin9,53 gr/dL Ht : 29,4, Leukosit 6800,
Trombosit 457.000; SGOT/SGPT 123,3 /38,4 ; Ureum/Creatinin 18,6/0,707. HbSAg/Anti
HCV/HAV non reaktif. AFP 3,1.Diff Count : 0/0/0/88/10/2. Rontgen Thorax efusi pelura
bilateral, konsolidasi heterogen di lapangan bawah paru kiri dd/pneumonia, TBC paru.
Analisa Feses didapatkan telur Cacing positif ( Strongiloides Stercoralis).
Terapi antihelmincic yang plaing tepat pada tepat pada pasien ini:
A. Thiabendazole
B. Mebendazole
C. Albendazole
D. Ivermectin
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
E. Semua Benar
Referensi Center For Disease Control and Prevention (CDC);
2018
Periode Ujian 41
Asal FK FK Universitas Indonesia
Kategori Soal Tropik-Infeksi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Toxoplasmosis
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan berusia 36 tahun dengan riwayat HIV dibawa ke IGD dengan kejang
lima hari sebelumnya pasien sering mengeluh sakit kepala. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran delirium tidak didapatkan kaku kuduk dan brudzinski, pupil isokor,
refleks fisiologis normal dan tidak didapatkan refleks patologis. Pada CT-Scan kepala
dengan kontras didapatkan test ring multiple. Hasil laboratorium menunjukkan titer IgM
anti-Toxo 189 IU/ml, IgG anti-Toxo 102,2 IU/ml, IgM anti-CMV 0,10, IgM anti-CMV
202, Igra Negatif. Terapi yang dapat diberikan:
A Dapson, spiramisin
B. Penicillin, klindamisin
C. Ganciclovir, spiramicin
D. Pirimetamin, klindamisin
E. Rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol
2. Pada pasien dengan DSS bila pada fase awal pemberian cairan kristaloid ternyata rejatan belum
teratasi, langkah selanjutnya adalah :
A. evaluasi CVP
B. evaluasi hematokrit
C. pemberian cairan koloid
D. pemberian transfusi fresh whole blood
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
E. pemberian vasopressor
Faktor-faktor yang dapat dijadikan pertimbangan untuk pemberian anti jamur pada pasien
tersebut, kecuali :
A. Pemberian total parenteral nutrition
B. Adanya kolonisasi candida >1 tempat
C. Riwayat operasi
D. terdapat tanda klinis sepsis berat
E. usia tua
Referensi 1. [Guideline] Pappas PG, Kauffman CA, Andes DR, Clancy CJ, Marr
KA, Ostrosky-Zeichner L, et al. Clinical Practice Guideline for the
Management of Candidiasis: 2016 Update by the Infectious Diseases
Society of America. Clin Infect Dis. 2016 Feb 15. 62 (4):e1-50.
2. Ruiz-santana, S., Saavedra, P., Almirante, B. & Nolla-salas, J. A
bedside scoring system (“Candida score”) for early antifungal
treatment in nonneutropenic critically ill patients with. 34, (2006).
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
1. Terapi empirik yang paling tepat diberikan pada pasien tersebut adalah
a. Fluconazole 400 mg loading dose dilanjutkan 200 mg per hari
b. Fluconazole 800 mg loading dose dilanjutkan 400 mg per hari
c. Micafungin 70 mg loading dose dilanjutkan 100 mg per hari
d. Anidulafungin 200 mg loading dose dilanjutkan 100 mg per hari
e. Amphotericin B 300 mg per hari
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
d. Artesunat injeksi 160 mg diberikan 3 kali jam ke 0, 12, 24 lalu setiap 12 jam
sampai penderita mampu minum obat dan Primakuin 15 mg 1 hari
e. Artesunat injeksi 160 mg diberikan 3 kali jam ke 0, 12, 24 lalu setiap 24 jam
sampai penderita mampu minum obat dan Dihidriartemisin-Piperakuin 4 tab
Referensi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Buku Saku Penatalaksaan Kasus Malaria.
Ditjen Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Kementrian Kesehatan RI. 2017
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
DIVISI GERIATRI
Kontributor :
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Disfungsi seksual
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang laki-laki usia 65 tahun datang ke poli untuk berkonsultasi mengenai masalahnya
dalam hubungan seksual. Pasien merasa takut tidak mampu memuaskan istrinya karena
pasien merasa tua dan sudah tidak sekuat dahulu. Saat ini pasien merasa gelisah, sulit tidur
dan merasa bersalah. Sebenarnya pasien masih ada keinginan untuk melakukan hubungan
seksual dan mampu mempertahankan ereksi yang cukup. Pasien kemudian didiagnosis
adanya gangguan aversi seksual. Faktor yang berperan menyebakan gangguan tersebut:
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Ulcus Decubitus
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patogenesis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki umur 68 tahun masuk ke IGD dengan kondisi gelisah dan bicara tidak
nyambung yang dialami sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Anak pasien yang tinggal
serumah sering mengganti celana pasien karena basah tembus ke kasur dan bau pesing
dalam 1 bulan terakhir. Pasien ada riwayat stroke sejak 3 bulan yang lalu dan hanya
terbaring saja di tempat tidur dalam 3 bulan terakhir . Pada pemeriksaan vital sign
didapatkan Tekanan Darah 110/70, RR 24x, nadi 96 x, dan suhu 38 0 C. Pemeriksaan di area
bokong didapatkan luka kotor dan bernanah hingga facia, berdasarkan masalah tersebut
yang termasuk faktor risiko ekstrinsik ulcus decubitus pada pasien ini adalah :
A.Stadium 1
B.Stadium 2
C. Stadium 2A
D. Stadium 3A
E. Stadium 4
A.Hipotensi arterial
B. Anemia
C. Bradikardia
D. Mikroangiopati Diabetik
A. Demensia
B. Depresi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
C. Elderly mistreatment
D. Gangguan kognitif pada geriatri
E. Iatrogenesis
A. Biompedance analysis
B. Get up and Go test
C. Knee flexion/extension
D. Stair climb power test
E. Romberg test
a. Sarkopenia
b. Vascular dementia
c. Frailty
d. Elderly-mistreatment
e. Iatrogenesis
A. 2 kali
B. 3 kali
C. 4 kali
D. 5 kali
E. 6 kali
Kemampuan Fokus pada psien usia lanjut telah terjadi pada usia:
A. 41 tahun
B. 42 tahun
C. 43 tahun
D. 44 tahun
E. 45 tahun
A. Adrenalin
B. Epinefrin
C. Nor-Ephinefrin
D. Endorphine
E. Beta – Endorphine
Obat – obatan yang penggunaanya perlu di evaluasi berkala pada pasien usia lanjut adalah
Feces
Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Konstipasi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Dalam pengobatan non farmakologi untuk pasien Konstipasi dianjurkan latihan panggul yang
dilakukan :
Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Malnutrisi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang pria 72 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan keluhan tidak mau makan, pasien telah
menderita stroke sejak 1 tahun. Sejak saat itu pasien hanya dapat berbaring di tempat tidur pasien juga
mengalami kesulitan menelan, untuk makan dan minum pasien di bantu oleh kedua anaknya secara
bergantian. Menurut keluarga 5 bulan ini pasien makan hanya sedikit, asupan makanan berkurang.
Pasien mengalami penurunan berat badan 10 kg dalam 2 tahun. Pada pemeriksaan fisik IMT 17.2, TD
150/90 mmhg, kadar vitamin D serum 120
mmol/L. Rekomendasi manajemen malnutrisi pada geriatri berdasarkan ESPEN guideline yaitu
A. Penapisan berkala untuk malnutrisi dengan alat tervalidasi
B. Penatalaksanaan gizi individual, tidak perlu secara komprehensive
C. Konseling nutrisi cukup pada pasien saja.
D. Identifikasi dan eliminasi potensi penyebab kekurangan gizi
E. Evaluasi dan restriksi diet berkala
Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Malnutrisi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Penatalaksanaan
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 65 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan keluhan lemas, tidak mau makan , pasien
selama 6 bulan terakhir lebih banyak berbaring, pasien diketahui menderita stroke sejak 2 tahun.
Pasien tidak ada kesulitan menelan. Pasien dirawat oleh dua anaknya, menurut keluarga 5 bulan ini
pasien makan hanya sedikit, asupan makanan berkurang. Pasien mengalami penurunan berat badan 5
kg dalam 2 tahun. Pada pemeriksaan fisik TD 150/90 mmhg, kadar vitamin D serum 120 skor MNA
18
mmol/L. Pilihan terapi awal pada pasien ini terkait dengan penurunan berat badan adalah?
A. Pemberian nutrisi protein 1,5-2,5 gr/kbb/hari + asam amino alanin
B. Pemberian nutrisi protein 1-1,5 gr/kbb/hari + asam amino valin
C. Pemberian nutrisi protein 1-1,5 gr/kbb/hari + asam amino leusin
D. Pemberian nutrisi protein 1-2 gr/kbb/hari + asam amino lisin
E. Pemberian nutrisi protein 1-1,5 gr/kbb/hari + asam amino prolin
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Inanisi/ Malnutrisi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 72 tahun, pensiunan karyawan di perusahaan pertambangan, dibawa ke RS karena
lemas, tidak mau makan sejak 3 hari terakhir. Ada muntah 2x 1 hari SMRS. Penurunan berat badan 5
kg dalam 3 bulan terakhir. Pasien ada riwayat infeksi paru, riwayat operasi prostat 6 bulan yang lalu,
Istri pasien meninggal 2 bulan yang lalu TD 130/90 mmHg, N 63x/m, RR 22x/m, SB 36,5 C,
pemeriksaan fisik ditemukan ronchi di basal bilateral. Hasil lab: Hb 11,2 g/dl, Leukosit 5600/mm3,
trombosit 270.000/mm3, GDS 102, Na 137 mEq/l, K 3,6 mEq/l, Albumin 2,5mg/dl. Patofisiologi yang
mendasari gangguan malnutrisi pada kasus ini yaitu :
A. Malnutrisi protein dapat terjadi akibat intake yang tidak adekuat, infeksi, operasi elektif, dan
stress ringan
B. Pada keadaan malnutrisi, tubuh berdaptasi dengan menggunakan cadangan protein
C. Perubahan fisiologis pada malnutrisi bersifat irreversible meskipun diberikan asupan protein.
D. Malnutrisi terjadi karena peningkatan mediator inflamasi seperti TNF dan IL-1 dan
menurunnya degradasi protein
E. Malnutrisi energi protein berat ditandai dengan penurunan berat badan >10%, albumin serum
< 2,1mg/dl
Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Imobilisasi
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Komplikasi
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang pria 76 tahun dibawa keluarga ke IGD dengan keluhan sesak napas secara tiba-tiba, batuk ada
sesekali disertai dahak namun 1 jam yang lalu dahak bercampur bercak darah, pasien telah menderita
stroke sejak 6 bulan terakhir. Sejak saat itu pasien hanya dapat berbaring di tempat tidur pasien juga
mengalami kesulitan menelan, untuk makan dan minum pasien di bantu oleh kedua anaknya secara
bergantian. Menurut keluarga 1 bulan ini pasien makan hanya sedikit, asupan makanan berkurang,
pasien diketashui menderita diabetes sejak 20 tahun terakhir, riwayat hipertensi tidak ada, riwayat
merokok namun telah berhenti 3 tahun terakhir. Pada pemeriksaan fisik IMT 20.4, TD 90/60 mmhg,
Nadi 126x/menit, pernapasan 30x/menit, udem tungkai unilateral.
Pemeriksaan skirining paling tepat pada pasien-pasien seperti diatas adalah
A. D-Dimer, pletismografi, aPTT
B. D-Dimer, Fibrinogen, PT, aPTT
C. D-Dimer dan Fibrinogen
D. D-Dimer, PT, aPTT
E. D-Dimer dan pletismografi
Periode Ujian 41
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Iatrogenik
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis / Pengkajian
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang laki-laki usia 80 tahun datang dengan keluhan sering pingsan. Keluarganya
mengatakan pasien sudah 2x pingsan dengan durasi sekitar 5 menit, tidak ada keluhan
kelemahan pada badan. Pasien diketahui memiliki riwayat pemasangan stent 10 tahun lalu,
riwayat stroke 5 tahun lalu, diabetes melitus dan hipertensi. Pasien juga dikatakan menderita
gangguan irama jantung. Pasien dilakukan pemeriksaan holter dikatakan ada periode
takiaritmia yang disertai dengan periode sinus arrest. Obat-obatan yang dikonsumsi pasien
adalah clopidogrel, ascardia, furosemid, bisoprolol, amiodaron, captopril, ISDN, amlodipin
dan lantus 1x10 unit dan metformin 2x500 mg. Sindrom geriatri apa yang terjadi pada pasien
di atas ?
a. Frailty
b. Iatrogenesis
c. Underdiagnosis
d. Overdiagnosis
e. Geriatric Giants
Asal FK FK UNHAS
Kategori soal Geriatri
Lingkup Bahasan Dalam Standar Jatuh
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Patofisiologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki - laki usia 64 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri pada
lutut. Nyeri dirasakan sejak 3 tahun yang lalu dan memberat sejak 2 bulan terakhir. Pasien
utamanya mengeluh nyeri di lututnya bila bangkit dari duduk atau berjalan jauh. Pemeriksaan
yang perlu dilakukan untuk menilai adanya gangguan keseimbangan dan resiko jatuh pada
pasien diatas adalah :
A. Uji The Timed Up and Go
B. Uji Menggapai Fungsional
C. Uji Keseimbangan Berg
D. Uji Get up and go test
E. Uji Intraclass Correlation Coefficients (ICC)
DIVISI HOM
Kontributor :
darah
B. ITP refrakter kronik ditegakan bila ditemukan ITP menetap lebih dari 6
bulan, gagal berespon dengan splenektomi, angka trombosit < 30.000 uL.
C. ITP refrakter kronik ditegakan bila ditemukan ITP menetap lebih dari 3
bulan, gagal berespon dengan splenektomi, angka trombosit < 20.000 uL.
D. ITP refrakter kronik ditegakan bila ditemukan ITP menetap lebih dari 6
bulan, gagal berespon dengan splenektomi, angka trombosit < 20.000 uL.
E. ITP refrakter kronik ditegakan bila ditemukan ITP menetap lebih dari 1
bulan, gagal berespon dengan splenektomi, angka trombosit < 30.000 uL.
Nomor Soal 1
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Wanita 29 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan gusi berdarah, mudah memar
dan seluruh badan terasa lelah, keluhan baru dirasakan kurang lebih 1 minggu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pasien compos mentis dengan tekanan darah 120/70
nadi 86x/menit RR 20x/menit, suhu 36.70C.
b. Hitung Retikulosit
Nomor Soal 2
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Berikut ini yang bukan merupakan gangguan pengaturan hemostasis pada penderita
Diabetes Melitus adalah :
Nomor Soal 3
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
a. Transfusi darah
b. Pemberian Heparin
d. Beta Blocker
e. Skleroterapi
Nomor Soal 1
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pria 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam hilang timbul dan
berkeringat malam hari dalam 6 bulan terakhir. Demam menetap selama 7-10 hari dan
menghilang selama 1 minggu sebelum muncul kembali. Selama periode ini, pasien
menyadari 2 benjolan tidak nyeri pada lehernya yang perlahan membesar ukurannya.
Dalam 1 tahun terakhir, pasien berat badannya menurun sebesar 8,2 kg. 2 tahun yang
lalu, pasien mempunyai riwayat radang tenggorokan dan demam, saat itu didiagnosa
infeksi mononucleosis. Pasien merokok 1 pack per hari selama 10 tahun terakhir.
Pasien tidak ada riwayat minum alkohol. Pekerjaannya mengharuskannya setiap bulan
untuk travel ke Afrika dan Asia. Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan. Tanda vital
pasien suhu 390C, nadi 90/menit, RR 20x/menit, dan TD 105/60 mmHg. Pemeriksaan
fisik didapatkan 2 benjolan, nontender, kelenjar getah bening terfiksasi pada kedua
sisi leher. Pemeriksaan mikroskopik pada spesimen biopsi seperti gambar di bawah.
Diagnosa pada pasien ini adalah...
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pria 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam hilang timbul dan
berkeringat malam hari dalam 6 bulan terakhir. Demam menetap selama 7-10 hari dan
menghilang selama 1 minggu sebelum muncul kembali. Selama periode ini, pasien
menyadari 2 benjolan tidak nyeri pada lehernya yang perlahan membesar ukurannya.
Dalam 1 tahun terakhir, pasien berat badannya menurun sebesar 8,2 kg. 2 tahun yang
lalu, pasien mempunyai riwayat radang tenggorokan dan demam, saat itu didiagnosa
infeksi mononucleosis. Pasien merokok 1 pack per hari selama 10 tahun terakhir.
Pasien tidak ada riwayat minum alkohol. Pekerjaannya mengharuskannya setiap bulan
untuk travel ke Afrika dan Asia. Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan. Tanda vital
pasien suhu 390C, nadi 90/menit, RR 20x/menit, dan TD 105/60 mmHg. Pemeriksaan
fisik didapatkan 2 benjolan, nontender, kelenjar getah bening terfiksasi pada kedua
sisi leher. Pemeriksaan mikroskopik pada spesimen biopsi seperti gambar di bawah.
Diagnosa pada pasien ini adalah...
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
b. Hodgkin Lymphoma
d. Infeksi EBV
e. AML
Nomor Soal 2
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pria 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam hilang timbul dan
berkeringat malam hari dalam 6 bulan terakhir. Demam menetap selama 7-10 hari dan
menghilang selama 1 minggu sebelum muncul kembali. Selama periode ini, pasien
menyadari 2 benjolan tidak nyeri pada lehernya yang perlahan membesar ukurannya.
Dalam 1 tahun terakhir, pasien berat badannya menurun sebesar 8,2 kg. 2 tahun yang
lalu, pasien mempunyai riwayat radang tenggorokan dan demam, saat itu didiagnosa
infeksi mononucleosis. Pasien merokok 1 pack per hari selama 10 tahun terakhir.
Pasien tidak ada riwayat minum alkohol. Pekerjaannya mengharuskannya setiap bulan
untuk travel ke Afrika dan Asia. Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan. Tanda vital
pasien suhu 390C, nadi 90/menit, RR 20x/menit, dan TD 105/60 mmHg. Pemeriksaan
fisik didapatkan 2 benjolan, nontender, kelenjar getah bening terfiksasi pada kedua
sisi leher. Pemeriksaan mikroskopik pada spesimen biopsi seperti gambar di bawah.
Hal di
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
e. Leukosit >500.000/mikroL
Nomor Soal 3
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pria 70 tahun datang ke dokter Sp.PD K-HOM dengan keluhan kecapekan yang
hilang timbul. Mempunyai riwayat sakit hipertensi dan DM tipe 2. Pasien seorang
pensiunan ahli kimia. Obat-obatan yang dikonsumsi Ramipril saja. Suhu tubuhnya
37.80C, nadi 72x/menit, RR 18x/menit, TD 130/70 mmHg. Pemeriksaan fisik
didapatkan limfadenopati servikal dan axilaris nontender. Spleen teraba 7 cm di
bawah margin kosta. Hasil laboratorium leukosit 12.000/mm3 dan platelet
210.000/mm3. Evaluasi lebih lanjut bisa didapatkan....
a. Ringed sideroblast
b. Formasi rouleaux
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
c. Hypergammaglobulinemia
d. Sel teardrop
e. Sel smudge
Nomor Soal 1
Tingkat Kompetensi 4A
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Wanita 50 tahun datang ke UGD dengan keluhan rasa nyeri di perut. Rasa nyeri
dirasakan terus menerus. tidak dipengaruhi pemberian makan dan perubahan posisi.
Pasien sudah berobat dan mendapat obat namun keluhan tidak berkurang. Nyeri
dirasakan sejak1 bulan ini dan membuat pasien tidak mampu aktivitas sehari hari..
Pasien merupakan ibu rumah tangga, memilik 5 orang anak. Pasien ddiagnosis
menderita karsinoma serviks dan terdapat penyebaran tumor di kandung kemih.
Pasien sudah menjalani kemoterapi dan radioterapi komplit. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien compos mentis dengan tekanan darah 130/90 nadi 94x/menit RR
22x/menit, suhu 36.70C, VAS skor 6.
a. Paracetamol
b. Kodein
c. Fentanil patch
d. Morphine
e. Natrium diklofeak
Nomor Soal 2
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Laki-laki 60 tahun datang ke UGD dengan keluhan mual muntah sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit. Muntah sebanyak 5x sehari. Pasien tidak nafsu makan dan badan
semakin lemas. Pasien diketahui menderita karsinoma gaster dengan terdapat anak
sebar di limpa. Pasien menjalani kemoterapi sejak 3 bulan ini. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien compos mentis, lemah, dengan tekanan darah 90/60, nadi
90x/menit RR 16x/menit, suhu 37.7 C.Pasien mendapat perawatan di rumah sakit,
mendapat infus asam amino, injeksi ondansentron dan omeprazole. Setelah beberapa
hari, kondisi membaik, pasien rawat jalan.
Agen kemoterapi yang dapat menyebabkan kondisi pada pasien ini adalah …
a. Siklofosfamid
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
b. Metotreksat
c. Vinkritsin
d. Doksorubisin
e. Bleomisin
Nomor Soal 3
Tingkat Kompetensi 3B
Soal
Wanita 58 tahun datang ke UGD dengan keluhan lemas dirasakan diseluruh tubuh
sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Lemas tidak dipengaruhi aktivitas,
pemberian makan minum. Pasien mnyangkal terdapat muntah dan diare. Bicara pelo,
kelemahan anggota gerak sesisi disangkal. Pasien diketahui menderita small lung cell
karsinoma dan sudah mnjalani kemoterapi sejak 3 bulan ini. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien compos mentis, lemah, dengan tekanan darah 140/90, nadi
89x/menit RR 23x/menit, suhu 37.0 C. Pemeriksaan fisik tidak ditemukan parese
nervskranialis dan reflek patologis negatif. Pemeriksaa laboratium: Hb.9.0, Leu.4.500,
Tr.145rb, GDS.90, Na.131 K.2.0 Cal.1.18, AGD: pH.7.55 PCO2 40 HCO3 35 BE
+15 TCO2 25 Sat.O2
98 % Laktat. 1.0.
a. Bifosfonat
b. Demeklosiklin
c. Aminoglutetimid
d. Eritropoetin
Nomor Soal 1
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki umur 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan utama nyeri dan
bengkak pada kaki kiri. Nyeri dirasakan kurang lebih 3 hari terakhir dan dirasakan
semakin berat. Riwayat kebiasaan: pasien merokok 1-2 bungkus setiap hari, riwayat
DM (+) kurang lebih 5 tahun, riwayat hipertensi disangkal. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan edema tungkai unilateral, eritema, teraba hangat, nyeri tekan, pembuluh
darah superfisial teraba dan Homan sign (+). Hasil laboratorium hemostasis yang
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Nomor Soal 2
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki umur 30 tahun mengeluh nyeri dan bengkak pada lutut kanan
setelah terjatuh satu hari yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan nyeri tekan, edema,
hematoma pada R. Genu Dextra, serta keterbatasan gerak. Pasien pernah mengalami
perdarahan yang sulit berhenti pada saat dilakukan tindakan cabut gigi. Pasien
direncanakan akan mendapat terapi pengganti faktor pembekuan, terapi suportif yang
benar pada pasien ini adalah:
Nomor Soal 3
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
a. Hitung trombosit
b. Kadar fibrinogen
c. PT
d. aPTT
e. D-Dimer
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Nomor Soal 1
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Nomor Soal 2
Tingkat Kompetensi 3B
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Laki – laki 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas, wajah terasa penuh,
batuk, nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 N 124x/menit RR
26x/menit SPO2 98 %, distensi vena leher, oedem wajah, oedem bahu sampai dengan
lengan. Rontgen Thorax : didapatkan gambaran radioopaque pada paru kanan.
a. Radioterapi
b. Metal stent
c. Kortikosteroid
d. Kemoterapi
e. Semua benar
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Nomor Soal 3
Tingkat Kompetensi 3B
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Wanita 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri punggung yang semakin
bertambah berat bila batuk, mengedan dan bergerak. Selain itu, pasien juga mengeluh
lemas, BAK dan BAB tidak terkontrol. 2 bulan yang lalu pasien didiagnosis
mempunyai kanker payudara yang sudah menyebar ke liver. Rontgen Thorakolumbal
: didapatkan lesi litik pada Vertebra Thorakalis 5-7 dan Lumbalis 2-3. VAS 7 pada
regio thorax posterior.
a. Inj Dexamethasone 10 mg iv
b. Inj Hidrokortison 100 mg iv
c. Tramadol 50 mg/12 jam
d. Codein 10mg/12 jam
e. Semua salah
Nomor Soal 1
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Neoplasma Of The Head and Neck
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang pasien laki-laki datang dengan keluhan utama benjolan dileher 3 bln
ini. Os juga mengeluhkan hidung tersumbat, mimisan dan sulit menelan. Penurunan
berat badan dijumpai. Pada hasil histopatologi dijumpai karsinoma tidak
berdiferensiasi. Dari hasil CT scan diperoleh massa pada nasofaring dan fossa nasal,
dan pada kelenjar limfe diperoleh metastase bilateral, 6 cm dalam dimensi terbesar di
atas fosa supraklavikula. Namun belum ditemukan penyebaran ke organ lainnya.
Maka terapi yang dapat dilakukan pada pasien berikut adalah
a. neoadjuvan
b. kemoradiasi
c. brakiterapi
d. reseksi
e. Radiasi eksterna
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Nomor Soal 2
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Neoplasma Of The Head and Neck
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Laki – laki, 54 tahun dengan keluhan benjolan pada leher kanan sejak 7 bulan
terakhir yang semakin lama semakin membesar, disertai demam naik turun dan
keringat berlebihan. Pada pemeriksaan fisik dijumpai pembesaran KGB colli sinistra
ukuran diameter 5 cm, immobile, nyeri tekan (-), dan dijumpai pembesaran KGB
pada axilla sinistra dan inguinal dextra sinistra. Hasil laboratorium didapatkanHb 10.7
g/dl, leukosit 8500 u/l, platelet 254000 u/l. hasil histopatologi pasien tersebut adalah
diffuse large B cell lymphoma. Stadium penyakit tersebut menurut Ann Arbor:
a. Stadium I
b. Stadium IIA
c. Stadium IIB
d. Stadium IIIA
e. Stadium IIIB
Nomor Soal 3
Lingkup Bahasan Dalam Standar Kompetensi Neoplasma Of The Head and Neck
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
rituximab
Nomor Soal 1
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 25 tahun datang ke RS untuk melakukan medical check up. Pada saat
ini pasien tidak ada keluhan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tensi 110/70mmHg,
nadi 84 kali/menit, RR 18 kali/ menit dan temperatur 36,8. Pemeriksaan fisik
didapatkan kulit tampak pucat dan konjungtiva juga pucat, limpa teraba schuffner 1,
hepar tidak teraba. Pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb 10,7g/dl, hct 37%, MCV
70 fl, MCH 22 pg, retikulosit 2,2%, trombosit 300.000/ul, dan leukosit 7800/ul.
Berdasarkan data di atas, maka masalah yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
b. Thalassemia
Nomor Soal 2
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan pusing nggliyer dan
mudah lelah. Pasien juga mengelihkan jantung berdebar-dehar dalam seminggu ini.
Sebelumnya pasien dikonsulkan dari bagian Obsgyn dengan Ca cerviks stadium IIIa
dan direncanakan operasi elektif. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tensi 90/60
mmHg, pernafasam 26 kali/menit, nadi 106 kali/menit, suhu 36,5. Dijumlai
konjungtiva palpebra inferior pucat, atrofi papil lidah (-), stomatitis angularis (-),
organomegali (-). Pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb 6,4 g/dl, AL 6500, AT
235.000., hct 18,6%, MCV 72 fl, MCH 25 pg. pada pemeriksaan morfologi darah tepi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
kesan anemia hipokromik mikrositer, kadar besi serum rendah, serum feritin normal,
TIBC menurun, hitung retikulosit sedikit meningkat.
a. Pemberian eritropoietin
Nomor Soal 3
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki usia 65 tahun datang dengan keluhan sering sakit kepala, mudah
lelah, kadang disertai telinga berdenging. Pasien menderita penyakit paru dan jantung.
Sebelumnya pasien merupakan seorang perikok berat sejak muda dan baru berhenti
merokok sejak 4 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik pasien didapatkan TD 130/80
mmHg, nadi 92 kali/menit, Rr 24 kali/menit, temperatur 36,5. Pemeriksaan thorax
didapatkan barrel chest dan udem di kedua tungkai. Pasien saat ini membawa hasil
darah rutin dengan kadar Hb 19,3 g/dl, Hct 63 %, leukosit 4500/uL, trombosit
1.320.000/uL
a. Flebotomi 250-500 cc
b. Hidroksiurea 2x500 mg
e. Aspirin 1x75 mg
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Nomor Soal 1
Tingkat Kompetensi 3B
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Seorang turis laki-laki asal Afrika datang ke IGD karena merasa lemas sekali
beberapa hari terakhir. Dirinya pertama kali datang ke pulau Jawa untuk piknik
namun terlalu lelah setelah sebelumnya menghabiskan waktu di Indonesia bagian
timur selama beberapa minggu. Dia sempat demam saat di Maluku dan diberikan obat
malaria oleh dokter di sana. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tensi 130/80 mmHg,
nadi 110 kali/menit, RR 22 kali/ menit dan temperatur 36,8. Pemeriksaan fisik
didapatkan kulit tampak pucat dan konjungtiva juga pucat. Pemeriksaan darah rutin
didapatkan Hb 5,5 g/dl, urin rutin didapatkan hemoglobinuria.
e. Transfusi sel darah merah, meneruskan obat malaria, pemberian zat besi, asam folat
dan antioksidan
Nomor Soal 2
Tingkat Kompetensi 3B
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Seorang laki-laki 22 tahun datang dengan keluhan lemas, mudah letih, mimisan serta
ada bintik-bintik merah di kedua tangan dan kaki. Pasien mengatakan sudah berulang
kali rawat inap untuk mendapatkan transfusi darah. Pada pemeriksaan fisik yang
paling tampak adalah konjungtiva pucat dan petechie di keempat ekstremitas.
Pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb 7,5 g/dl, AL 2100, AT 30.000. Pasien
membawa hasil BMP yang dilakukannya 6 bulan yang lalu dengan hasil gambaran
sumsum tulang aplastik / hiposelular.
Nomor Soal 3
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Seorang wanita usia 55 tahun datang untuk kontrol setelah sebelumnya periksa
dengan keluhan gatal dan nyeri di kedua kaki, pasien saat itu juga mengeluhkan mata
kabur, dan perut terasa penuh. Pemeriksaan fisik pasien didapatkan TD 130/80
mmHg, nadi 92 kali/menit, Rr 20 kali/menit, temperatur 36,5. Pemeriksaan visus saat
ini normal, dan didapatkan splenomegali. Pasien saat ini membawa hasil darah rutin
dengan kadar Hb 12 g/dl, leukosit 9800, trombosit 1.120.000.
b. Anagrelid 10 mg / kg BB
c. Interferon alfa
d. Hydroxy Urea 15 mg / kg BB
Nomor Soal 1
Nama Peserta dr. Kartika Eka Pratiwi
Asal FK FK Universitas Sebelas Maret
Kategori Soal Hematologi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Nomor Soal 2
Nama Peserta dr. Kartika Eka Pratiwi
Asal FK FK Universitas Sebelas Maret
Kategori Soal Hematologi
Lingkup Bahasan Dalam Standar Tranfusi darah
Kompetensi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Nomor Soal 3
Nama Peserta dr. Kartika Eka Pratiwi
Asal FK FK Universitas Sebelas Maret
Kategori Soal Hematologi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Nomor Soal 1
Nama Peserta dr. Ikrimah Nisa Utami
Asal FK FK Universitas Sebelas Maret
Kategori Soal Hemato Onkologi Medik
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Nyeri pada kanker
Kompetensi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang pria 56 tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri pada leher kiri yang
dirasakan terus menerus selama 1 minggu dan terus memberat. Pasien didiagnosa
karsinoma nasofaring dan sudah menjalani kemoterapi 1 x. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 130/70 mmHg, nadi 98 x/menit, pernafasan 20 x/menit,
suhu badan 37,3 oC VAS score 7/10.
Terapi yang paling tepat diberikan pada pasien tersebut adalah :
A. Asetaminofen + codein
B. Asetaminofen
C. Tramadol + Codein
D. Fentanil
E. Tramadol + Asetaminofen
Nomor Soal 2
Nama Peserta dr. Ikrimah Nisa Utami
Asal FK FK Universitas Sebelas Maret
Kategori Soal Hemato Onkologi Medik
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Tranfusi Darah
Kompetensi
Jenis Soal Tatalaksana
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Seorang pria 18 tahun dengan diagnosis Hemofilia A datang ke UGD malam hari
karena mengalami gusi berdarah setelah dilakukan pencabutan gigi. Setelah dilakukan
pemeriksaan fisik. Kondisi pasien stabil dengan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 90
x/menit, respirasi 20 x/ menit suhu badan 36,3oC. Pasien rencana akan diberikan
konsentrat faktor VIII namun ketersediaan kosong. Hal yang paling memungkinkan
untuk diberikan sementara sebagai pengganti faktor VIII adalah
A. Cryoprecipitated AHF
B. Fresh Frozen plasma
C. Vit K
D. Faktor IX
E. Plasma protein Fraction
Harlinda Haroen. 2014. Darah dan
Komponen: Komposisi, Indikasi dan
Referensi Cara Pemberian. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 6. Jilid III hal.
2846-2853.
Nomor Soal 3
Nama Peserta dr. Ikrimah Nisa Utami
Asal FK FK Universitas Sebelas Maret
Kategori Soal Hemato Onkologi Medik
Lingkup Bahasan Dalam Standar
Koagulasi Intravaskular Diseminata
Kompetensi
Jenis Soal Patogenesis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki, 36 tahun di antar oleh keluarganya ke Unit Gawat Darurat Rumah
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Sakit dengan keluhan penurunan kesadaran. Tiga hari sebelumnya pasien mengalami
kecelakaan lalu lintas dan terdapat luka terbuka pada betis kanan dan luka tersebut
hanya dirawat dirumah, dirumah terdapat keluhan pusing, mual dan muntah. Pasien
juga terlihat tampak mengantuk dan sulit untuk diajak berkomunikasi. pasien
dikatakan tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi maupun kencing manis. Dari
hasil pemeriksaan fisik diperoleh, GCS 345, TD: 90/70 mmHg, HR: 110x/menit,
RR:26x/menit, Tax:37,70C. Hasil pemeriksaan lab Hb 10 g/dl, PLT: 25.000, WBC:
14.000 Ur/Cr: 46/2,1 mg/dl, SGOT 45 SGPT 50. Dari Kondisi pasien tersebut diatas,
patogenesis yang dianggap berperan dalam kondisi tersebut adalah:
a. Pengaktifan sistem koagulasi secara berlebihan
b. Hambatan sistem inhibitor koagulasi
c. Hambatan fibrinolisis
d. Salah semua
e. Benar semua
DIVISI REUMATOLOGI
Kontributor :
Tingkat Kompetensi 3A
Seorang perempuan, usia 41 tahun datang dengan keluhan kulit telapak tangannya
mengeras sejak 4 bulan ini, memberat 4 hari terakhir. Pasien juga sulit membuka
mulut 1 minggu ini. Selain itu, pasien mengeluhkan adanya kembung, sulit menelan,
rasa terbakar di dada, sesak napas yang hilang timbul dan kebiruan pada jari-jari
tangan bila terkena dingin. Pasien tidak pernah berobat sebelumnya. Riwayat
hipertensi disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/100 mmHg, nadi 118
x/menit, RR 28 x/menit, didapatkan salt and pepper appearance pada kulit. Dari
pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 8,1 mg/dL, leukosit 6700/µL, trombosit
81.000/µL, BUN 72 gr/dL, SC 2,1 gr/dL, LED 115, ANA tes positif, Scl-70 positif,
anti-topoisomerase positif, dan dari foto thoraks didapatkan fibrosis paru. Riwayat
hipertensi disangkal. Apa patogenesis pada kasus ini
A. Genetik tidak berperan dalam kasus ini
Referensi
Tingkat Kompetensi 3A
Referensi
Tingkat Kompetens 3A
Perempuan 38 tahun datang dengan keluhan mulut susah untuk ditutup, pasien
mengatakan kulit disekitar mulut mulai mengeras yang dirasakan sejak 6
bulan terakhir. Pasien juga megeluh sering nyeri pada ujung-ujung jari tangan
dan kaki sejak 2 tahun,terutama pada cuaca dingin. Pasien juga mengeluh
kulit di jari-jari tangan dan kaki, lengan, badan, dan wajah menjadi mengeras.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tensi 180/90 mmHg, nadi 90 kali per menit,
RR 20 kali per menit, temperatur axila 36,9ᴼ. Gambaran salt pepper pada kulit
dan ulkus pada digiti 2 dan 3 manus dekstra. Dari pemeriksaan penunjuang
ditemukan peningkatan LED dan terdapat antibodi topoisomerase positif.
Apa tanda dan gejala yang khas pada kasus ini?
F. Ketidakseimbangan TNF alfa dan auto antibodi
Referensi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Seorang laki-laki, 35 tahun, datang dengan keluhan nyeri lokal pada bagian medial
sendi siku kanan sejak 2 minggu dan dirasakan makin memberat. Dari anamnesa
didapatkan pasien gemar mengangkat beban di tempat fitness. Dari pemeriksaan
fisik dijumpai kekuatan menggenggam berkurang dan nyeri bertambah berat saat
lengan bawah diekstensikan dengan posisi pergelangan tangan dalam keadaan
pronasi.
c. Pemberian analgetik
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita, 30 tahun, datang dengan keluhan mudah lelah, nyeri di sekitar bahu
dan leher dan kaku pada otot selama 3 bulan ini terutama setiap bangun di ppagi
hari.Nyeri juga dirasakan semakin memberat setiap os mendengar suara bising,
kelelahan dalam beraktivitas dan bila cuaca dingin. Pada saat dilakukan pemeriksaan
oleh dokter spesialis penyakit dalam terdapat nyeri pada beberapa titik tubuh yaitu
pada bagian belakang kepala, sela iga II, daerah bokong dan lutut. Berikut ini yang
merupakan control point untuk diagnosa di atas, kecuali:
a. Kuku ibu jari
d. Digiti I pedis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang pria, 38 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada tumit kaki kanan.Nyeri
bersifat tajam dan berdenyut-denyut setiap os melangkahkan kaki. Nyeri dirasakan
setelah pasien mengikuti kegiatan lari maraton yang diadakan perusahaan tempat ia
berkerja. Riwayat jatuh dan trauma tidak dijumpai.Pada saat dilakukan pemeriksaan
oleh dokter spesialis penyakit dalam dijumpai nyeri maksimum pada plantar fasia
dari tuberositas kalkaneus. Pada pemeriksaan laboratorium tidak dijumpai kelainan
spesifik. Setelah dilakukan pemeriksaman radiologi dijumpai adanya spur kalkaneal.
Berikut ini yang pernyataan yang benar mengenai diagnosa penyakit di atas adalah :
a. Merupakan salah satu bentuk entesopati dimana terdapat inflamasi pada tempat
insersi fasia plantaris pada kalkaneus.
b. Stres sepanjang plantar fascia meningkat pada obesitas,alas kaki yang tidak tepat,
dan ketidakstabilan struktur kaki.
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
c. Benzathine benzylpenicilin 1,2 juta unit IM tiang 4 minggu sampai umur 25 tahun
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Terapi alternatif demam rematik bagi pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap
penicillin adalah :
a. Pemberian Eritromicin etilsuksinat
c. Pemberian Amoxisilin
e. Pemberian Ciprofloxacin
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Dari data pasien tersebut diatas, kelainan katub jantung apa yang menyebabkan atrial
fibrilasi :
A. Stenosis aorta
B. Inufisiensi aorta
C. Regurgitasi mitral
D. Stenosis mitral
E. Regurgitasi trikuspit
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
B. Osteoporosis tipe I
C. Osteoporosis tipe II
D. Osteopenia
E. Osteonekrosis
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
B. Bisfosfonat
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
b. trauma
c. penggunaan steroid
d. kekurangan androgen
e. kelebihan estrogen
Soal
1. Seorang pria berusia 45 tahun datang dengan keluhan mata dan mulut yang terasa
kering. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan tes schrimer positif dan biopsy
kelenjar saliva ditemukan infiltrasi limfosit T dan B teruatama di daerah sekitar
saluran kelenjar atau ductus. Dari pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya
autoantibodi anti-Ro (SSA) dan anti-La (SSB).
B. Sindrom sjogren
C Vaskulitis
D..Tiroiditis
E. Hepatitis kronis
A. Kortikosteroid + hidroksikloroquin
B. Kortikosteroid + siklofosfamid
C. OAINS + hidroksikloroquin
D. Kortikosteroid
E. Siklofosfamid
e. Sindroma sjogren bukan merupakan penyakit akibat kerusakan kelejar acini dari
kelenjar eksokrin
1. Seorang wanita usia 20 tahun datang ke IGD dengan keluhan kejang. Kejang
sejak 2 jam sebelum MRS. Pada pemeriksaan di dapatkan respirasi 22
kali/menit, tekanan darah 140/90 mmHg, denyut jantung 90 kali/menit, suhu
36,7 C. Pada pemeriksaan fisik dijumpai ulkus mulut. Rontgen thorax tampak
dalam batas normal. EKG sinus rthym. Pemeriksaan darah ditemukan Hb 8
gr/dl, HCT 24 %, WBC 4,5 PLT 150.000, BUN 30, SC 1,0 SGOT 20 SGPT
30 Albumin 2,5. Na 145, K 3,7 AGD PH 7,4 PO2 80 PCO2 30 HCO3 30 SO2
95. UL proteinuria +3, silinder eritrosit. Pasien dengan riwayat SLE dan
pengobatan MMF 1 gr per hari namun tidak minum obat sebulan ini karena
merasa kondisi membaik.
Apakah masalah pasien saat ini dan terapi yang diberikan sesuai dengan National
Institute of Health/ NIH Rekomendasi SLE 2019?
A. SLE berat terapi induksi cyclofospamid 500 - 1000 mg/ m 2 setiap bulan
selama 6 bulan + Inj. metilprednisolon 1000 mg/ m 2 setiap bulan minimal
selama 12 bulan
Referensi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
2. Berikut ini merupakan rekomendasi yang tepat tentang SLE dan kehamilan, kecuali
...
A. Pasien hamil dengan SLE memerlukan pemantauan yang adekuat oleh
spesialis terkait
Referensi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
A. Kelas V
B. Kelas III C
C. Kelas III A
D. Kelas II
E. Kelas I
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Referensi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Obat di bawah ini yang tidak boleh diberikan pada penderita gout artritis stadium
akut adalah :
A. Kolkisin
B. Kortikosteroid
C. OAINS
D. Hormon ACTH
E. Alopurinol
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita umur 45 tahun berobat ke poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri
pada pergelangan kaki sehingga pasien tidak dapat berjalan. Hal ini dialami pasien
saat bangun tidur.
Pernyataan manakah yang benar untuk menegakkan diagnosis pasien tersebut ?
A. Riwayat inflamasi klasik artritis poliartikuler
D. Hiperkalsemia
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
D. Serangan akut dapat sembuh dalam beberapa hari sampai beberapa minggu
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
D. B dan C benar
E. Semua benar
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
A. 6 bulan
B. 7 bulan
C. 8 bulan
D. 9 bulan
E. 12 bulan
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Tingkat Kompetensi 3B
Soal
Seorang laki-laki, 62 tahun datang dengan keluhan luka di punggung yang sudah
menghitam dan berbau. Pasien riwayat aktivitas terbatas di tempat tidur setelah os
terkena stroke 2 tahun yang lalu. Riwayat demam dijumpai dan pasien mengatakan
sudah berobat tetapi luka tidak kunjung sembuh.
D. A dan B benar
E. B dan C benar
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Tingkat Kompetensi 3B
Soal
1. Berikut faktor lokal yang mempengaruhi imunitas, metabolisme dan vaskular lokal
pada osteomielitis
A. Limfedema kronik
B. Arteritis
C. Neuropati
E. Semua benar
Soal
B. 5 bulan
C. 6 bulan
D. 7 bulan
E. 8 bulan
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Seorang perempuan usia 34 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri pada lengan
kanan bawah, nyeri dirasa hilang timbul, nyeri lebih dirasakan saat beraktifitas
menggunakan lengan kanan, nyeri berkurang dengan istirahat.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD lengan kanan 120/80 mmHg, TD lengan kiri
140/90 mmHg, Nadi : 82 x/menit reguler, pulsasi nadi brachialis pada lengan kanan
dirasakan lemah, RR : 20 x/menit, T : 37 C.
Pemeriksaan ekstremitas tidak didapatkan keterbatasan range of movement (ROM)
lengan kanan.
Pada inspeksi juga tidak didapatkan tanda tanda sianosis, namun didapatkan lesi
eritromatosa pada kedua lengan. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan LED 68
mm/jam, fibrinogen 2,5 gr/l, D-dimer 300 ng/ml.
Langkah diagnostik selanjutnya yg paling tepat adalah :
a. Venografi
b. Biopsi Vaskuler
e. Arteriografi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang pasien wanita berumur 58 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri
kepala, kelelahan, berat badan menurun dan demam. Pasien juga mengeluhkan
adanya gangguan penglihatan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 110 kali/menit, nafas 20 kali/menit dan suhu 39,80C. Pada
pemeriksaan A. Temporalis teraba lemah dan nyeri tekan di bagian temporal.
Pemeriksaan anjuran pada pasien ini adalah:
A. ANCA
B. Arteriogram
C. Biopsiarteri temporal
D. CT scan dengankontras
E. Kadar komplemen
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
B. Poliarteritis nodosa
C. Sindromm churg-strauss
D. Purpura henoch-schoenlein
E. Granulomatosis wagener
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
C. Tipe C Pseudo Artritis lebih sering pada wanita, sendi yang terkena biasanya
simetris, terdapat riwayat serangan akut yang nyata
E. Tipe F pseudo neuropatic joints, kelainan artropati, mirip penyakit charcot pada
lutut
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang wanita 69 tahun mengeluh lutut kanan bengkak dan nyeri sejak 3 hari lalu.
Keluhan ini sudah pernah dirasakan 2 tahun lalu selama 2 minggu lalu membaik
seperti semula. Pada pemeriksaan fisik didapatkan demam 38°C, VAS 6/10.
Pemeriksaan fisik genu dekstra didapatkan edema, hiperemis, nyeri tekan, bulging
sign (+), ROM terbatas.Pemeriksaan lab didapatkan asam urat 8,5 mg/dl.
Pemeriksaan rotgen genu memperlihatkan garis-garis radiopaque di sekitar cartilage
sendi lutut. Analisa cairan sendi dengan mikroskop terlihat gambaran rodlike.
C. Osteoartritis
D. Artritis septik
E. Artritis
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang wanita berumur 39 tahun dengan tinggi badan 155 cm dan berat badan 80 kg
datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan nyeri hebat pada kedua lutut
sejak 1 hari yang lalu. Kedua lutut Os terlihat bengkak dan kemerahan. Terdapat
riwayat trauma pada kedua lutut 1 bulan yang lalu dan Os juga memiliki riwayat
rawat inap di rumah sakit selama 4 hari, karena keluhan muntah darah warna merah
segar 1 minggu yang lalu. Dari pemeriksaan didapatkan Hb 10,7 g/dL, Ht 33%,
leukosit 8.400/mm3, trombosit 215.000/mm3, ureum 58 mg/dL, creatinin 0,83
mg/dL, SGOT 97 mg/dL, dan SGPT 127 mg/dL, ditemukan kristal dengan bentuk
rhomboid dan pada gambaran radiologi didapatkan bintik-bintik dengan garis
radioopaq yang tampak pada meniskus fibrokartilago sendi lutut.
B. Pseudogout tipe A
C. Pseudogout tipe E
D. Pseudogout tipe C
E. Pseudogout tipe F
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Referensi Dewi,Sumartini.2014.sindrom
antiphospholipid antibody. Jilid
III:hal 3398-3409
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Referensi Dewi,Sumartini.2014.sindrom
antiphospholipid antibody. Jilid
III:hal 3398-3409
Tingkat Kompetensi 4A
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Soal
B. D-dimer <100
C. INR 3-4
E. D-dimer <200
Referensi Dewi,Sumartini.2014.sindrom
antiphospholipid antibody. Jilid
III:hal 3398-3409
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
B. Bursitis prepatellar
C. Tendinitis patella
E. Bursitis anserine
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Seorang laki-laki usia 40 tahun datang berobat ke poliklinik Penyakit Dalam dengan
keluhan nyeri dan hilang rasa dari leher dan bahu ke daerah lengan dan tangan
terutama jari 4 dan 5. Dilakukan pemeriksaan fisik, didapatkan pemeriksaan Adson
test positif.
Berikut ini merupakan gejala vaskular yang muncul pada pasien ini, kecuali :
A. Gangguan membedakan warna
C. Nyeri aktifitas
D. Raynaud’s phenomenon
E. Demam
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pernyataan berikut ini yang benar mengenai Rotator cuff tendinitis adalah :
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Seorang wanita usia 25 tahun, datang ke poli reumatologi dengan keluhan nyeri
pada sendi-sendi tubuh dibagian tangan, kaki, lengan atas, bahu, dan lutut. Pasien
merasakan nyeri dan pegal pada seluruh tubuh. Pasien sudah ditegakkan menderita
SLE dalam 6 bulan terakhir. Pasien mengeluhkan adanya rambut rontok dan timbul
bulla diseluruh tubuh. Pasien membawa hasil laboratorium dengan hasil Hb 10 gr/dl,
HCT 28 %, Leukosit 4500/ul, Platelet 150.000/ul, Ana test dan Anti dsDNA positif.
Pada pasien ini, manifestasi kulit SLE yang diderita termasuk dalam kelompok
a. Non-spesifik Lupus eritematosus
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Wanita, 26 tahun datang dengan keluhan bengkak seluruh badan sejak seminggu
sebelum masuk RS dan semakin berat dalam 3 hari terakhir. Tidak didapatkan
keluhan lainnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema anasarka, tekanan darah
130/80 mmHg, nadi 96 x/ mnt, respirasi 18 x/mnt, suhu 37,5 C, lainnya dalam batas
normal. Pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 9.5 g/dl, leukosit 5200/mm3,
trombosit 156000/mm3, ANA +, anti-dsDNA 450 IU/L (N: < 100 IU/L), kreatinin 0.89
mg/dl, kadar C3 dan C4 normal, urinalisa didapatkan proteinuria +4, leukosit 0-2/
LPB, eritrosit 1- 2/LPB, tidak ditemukan adanya sedimen urin. Jika pasien dilakukan
biopsi ginjal, maka kemungkinan gambaran histologis yang didapatkan berdasarkan
data klinis di atas, adalah
a. Nefritis lupus membranosa
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita 26 tahun dating dengan ruam merah di pipi dan disertai nyeri,
bengkak pada kedua pergelangan tangan serta beberapa sendi kecil di tangannya.
Ruam semakin memburuk pada paparan sinar matahari dan melibatkan pipi, hidung,
telinga dan dagu. Evaluasi medis mengungkapkan terdapat ulserasi mulut dan hasil
laboratorium menunjukkan Hb 9,2 gr/dl, HCT 28 %, Leukosit 4500/ul, Platelet
90.000/ul, Urinalisa dengan hasil proteinuria 3+. Manakah dari tes berikut ini adalah
yang paling spesifik untuk diagnosis kondisi ini ?
a. lupus erythematosus (LE) cells
b. anti-Sm antibody
d. anti-Ro antibody
e. antiphospholipid antibody
KategoriSoal Rematologi
JenisSoal/JenisPertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Seorang pria 44 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri sendi sejak 1 bulan.
Awalnya keluhan dirasakan pada jari-jari tangan saja dan kemudian dirasakan nyeri
hingga kedua lutut pasien. Pemeriksaan fisik didapatkan lesi kulit berupa plak
kemerahan berbatas tegas disertai sisik berwarna perak.
1. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
A. Artritis rheumatoid
B. Akylosing spondylitis
C. Artritis reaktif
D. Sindrom Sjogren
E. Artritis psoriatik
KategoriSoal Rematologi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang pria 38 tahun datang ke poliklinik kulit dengan keluhan nyeri sendi. Pasien
sudah didiagnosa dengan Artritis psoriasis dan sudah mendapat terapi. Pemeriksaan
penunjang untuk menegakkan diagnosa untuk kelainan sendi pada penderita ini
adalah
:
A. ANA test
B. Anti Ro
C. Rheumatoid factor
D. HLA B27
E. Anti DsDNA
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
KategoriSoal Rematologi
JenisSoal/JenisPertanyaan Terapi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Seorang pria 43 tahun, memiliki riwayat progressive psoriatic arthritis tidak respon
dengan obat NSAID. Pada pemeriksaan, memiliki arthritis inflamasi, dari radiografi
menunjukkan perubahan erosi di tangan dan kaki. Saat ini diobati untuk infeksi
hepatitis C, yang didapatkan karena transfuse darah 10 tahun yang lalu.
Pilihan pengobatan yang paling baik pada pasien ini saat ini adalah:
A. Methrotrexat
D. Etanercept
E. Rituximab
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
B. Mycobacteria
C. Epsteinbar virus
D. Mycoplasma
E. Enteric bacteria
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
C. LED < 30 mm/jam untuk perempuan atau < 20 mm/jam untuk laki-laki
D. Tidak ada nyeri sendi dipagi hari saat pergerakan ekstensi dan fleksi
dan tanpa deformitas
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
D. Miocarditis
E. Anemia
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
KategoriSoal Rheumatologi
JenisSoal/JenisPertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang wanita usia 30 tahun datang dengan keluhan nyeri pada pinggang persendian
tangan. Pasie mempunyai riwayat penyakit Crohn. Dari pemeriksaan di dapatkan Hb: 10,7
g/dl, Ht: 33%, Leukosit: 8.400/mm3, Trombosit: 215.000/mm3, Ur: 58 mg/dl, Cr: 0,83
mg/dl. Diagnosis yang paling mungkin:
B. Artritis reumatoid
C. Osteoartritis
D. Fibromialgia
E. Ankilosing spondilitis
KategoriSoal Rheumatologi
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Seorang wanita usia 35 tahun datang dengan keluhan nyeri pada punggung bawah dengan
kekakuan yang memburuk pada pagi hari. Pasien juga mengeluh diare kronik yang disertai
dengan darah dan nyeri perut. Pada pemeriksaaan mata didapatkan uveitis anterior. Faktor
genetik yang berperanan pada kelainan di atas:
B. HLA-B27
C. HLA-A
D. TNF
E. HLA-CW6
KategoriSoal Rheumatologi
Tingkat Kompetensi 3A
Soal
Seorang wanita 34 tahun datang dengan keluhan diare kronik disertai BAB berdarah dan
nyeri perut. Nyeri di jumpai pada punggung bawah persendian tangan dan kaki. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan peningkatan copy number HLA-B27. Yang merupakan modifikasi
gaya hidup yang benar, kecuali:
A. Menghentikan merokok
D. Latihan berjalan
E. Latihan berenang
Tingkat Kompetensi 3A
Seorang wanita hamil berusia 27 tahun dikonsulkan ke bagian penyakit dalam dengan
keluhan kesemutan pada ibu jari, telunjuk dan jari tengah tangan kanan yang dirasa
memberat saat menggerakkan pergelangan tangan kanan. Nyeri bertambah hebat pada
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
malam hari. Kadang kala pergelangan tangan terasa diikat ketat dan kaku gerak.
Pasien juga mengeluhkan kekuatan tangan menurun, kaku dan terjadi atropi tenar.
Pasien selama ini bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan dan menggunakan
komputer di sebuah perusahaan. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan phalen
test positif. Penyakit ini sering dihubungkan dengan:
A. Kehamilan, edema, trauma, amiloidosis
Referensi
Tingkat Kompetensi 3A
Seorang wanita berusia 47 tahun bekerja sebagai buruh pabrik garmen, sejak 1
bulan terakhir sering mengeluhkan gangguan di tangan kanan berupa kesemutan
terutama di jari pertama hingga ke empat disertai nyeri di telapak tangan terutama
saat digunakan untuk menjahit. Pasien diketahui menderita DM dan hipertensi sejak
5 tahun dan tidak rutin berobat. Dilakukan pemeriksaan laboratorium Hb 9 gr/dl,
leukosit 6800, trombosit 270.000, GDS 290 mg/dl, ureum 35 mg/dl, kreatinin 1,8
mg/dl. Pemeriksaan fisik ditemukan tanda phalen’s test positif, serta elektromiografi
didapatkan gambaran neuropati. Kemungkinan diagnosis pasien diatas adalah :
A. Neuropati DM
C. Tenosinovitis de quervain
E. Osteoarthritis
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Referensi
Tingkat Kompetensi 3A
Pasien wanita 48 tahun yang sehari hari bekerja sebagai penjual pecal ulek datang
mengeluhkan nyeri pada pergelangan tangan sebelah kanan sejak 2 bulan terakhir
yang semakin lama semakin mengganggu. Pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan
pada pergelangan tangan kanan bagian medial. Krepitasi (-). Pasien tersebut
didiagnosis dengan carpal tunnel syndrome. Pemeriksaan apa yang mendukung
penegakan diagnosisnya
A. Phallen test
B. Finkelstein test
D. Schober test
E. Foto x-ray manus
Referensi
Tingkat Kompetensi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Soal
Seorang wanita berusia 37 tahun datang dengan keluhan nyeri pada sendi lutut dan
pergelangan kaki yang dialami sejak 2 minggu yang lalu. Pasien sebelumnya
mengalami diare satu bulan yang lalu. Keluhan ini disertai dengan demam, lemah
dan nyeri pinggang. Dari pemeriksaan penunjang didapati nilai CRP meningkat, HLA-
B27 positif.
a. SLE
b. Arthritis Rheumatoid
c. Arthritis Reaktif
d. Skleroderma
e. Spondylitis Ankilosing
Tingkat Kompetensi
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Seorang laki-laki usia 31 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang yang dialami
sejak 3 minggu yang lalu. Keluhan ini disertai dengan nyeri pada pergelangan kaki.
Dua bulan lalu pasien mengaku mengalami diare dan mengkonsumsi loperamide.
Dari pemeriksaan penunjang ditemukan nilai CRP yang meningkat.
b. Shigella boydii
c. Shigella shiga
d. Shigella dysentriae
e. Campylobacter
Tingkat Kompetensi
Soal
b. Keluhan penyerta berupa demam, penurunan berat badan, dan kaku pada pagi
hari.
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 4A
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Seorang perempuan usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri pada kedua sendi
lutut namun dirasakan lebih berat pada lutut kanan, dialami sejak 2 tahun yang lalu.
Nyeri terutama dirasakan saat beraktivitas seperti berjalan atau naik tangga. Pada
pemeriksaan fisik TD 120/80 mmHg, N = 84, RR = 20, S = 36,5 °C, BB 68 kg, TB
149 cm, sendi lutut kanan kemerahan, bengkak, dan didapatkan krepitasi, sedangkan
sendi lutut kiri hanya didapatkan krepitasi tanpa tanda radang. Pada pemeriksaan foto
radiologis genu dextra didapatkan osteofit dan celah sendi menghilang, sedangkan
genu sinistra didapatkan osteofit dan penyempitan celah sendi. Berikut merupakan
pernyataan yang kurang tepat sesuai kasus di atas adalah :
a. Monitoring progresivitas dan outcome terapi dapat menggunakan indeks WOMAC
c. Injeksi steroid intraartikular secara rutin setiap 1-2 bulan lebih dipilih untuk
mengurangi nyeri
kanan
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
c.Kista tulang
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
B. Inhibisi metaloproteinase
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 3A
Seorang laki-laki 32 tahun dengan keluhan nyeri punggung bawah yang dialami sejak 9 bulan
terakhir. Nyeri tidak membaik dengan istirahat. Nyeri berkurang dengan aktivitas. Riwayat
trauma tidak dijumpai. Riwayat uveitis anterior. Dijumpai keterbatasan dalam pergerakan
tulang belakang. Hasil foto lumbal menunjukkan adanya erosi berat dengan pelebaran celah
sendi. Pasien sudah mengkonsumsi natrium diklofenak untuk mengurangi keluhan namun 3
bulan terkahir keluhan tidak membaik setelah minum obat. Terapi paling tepat yang
selanjutnya dapat diberikan adalah:
a. Anti TNF
b. Celecoxib
c. Paracetamol
d. Prednisolon
e. Rujuk ortopedi
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 3A
Seorang laki-laki 34 tahun dengan keluhan nyeri punggung bawah yang dialami sejak 9 bulan
terakhir. Nyeri tidak membaik dengan istirahat. Nyeri berkurang dengan aktivitas. Riwayat
trauma tidak dijumpai. Riwayat uveitis anterior. Dijumpai keterbatasan dalam pergerakan
tulang belakang. Gambaran radiologis yang dapat dijumpai adalah:
a. Wedges Shape
b. Bamboo shape
c. Involucrum
d. Osteopenia
e. Osteolitik
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 3A
Di bawah ini yang tidak termasuk kriteria New York Modifikasi 1984 untuk spondilitis
ankilosa adalah:
a. Nyeri punggung bawah aekurangnya berlangsung 3 bulan tidak membaik dengan istirahat
d. Adanya keterbatasan pergerakan vertebra lumbalis pada bidang sagital dan frontal
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan nyeri
tulang dan persendian, Dari pemeriksaan BMD didapatkan hasil -1,5. Pasien
mempunyai riwayat sakit gagal ginjal dan sudah menjalani cuci darah rutin selama 3
tahun.
Dibawah ini manakah yang bukan patogenesis terjadinya keluhan pada pasien ini :
A. Hiperfosfatemia
B. Intoksikasi alumunium
C. Akumulasi β2 mikroglobulin
D. Peningkatan vitamin D
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita umur 55 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri
pinggang yang mengganggu aktivitas. Pasien telah tidak haid selama 3 tahun
terakhir.
Sebelumnya pasien merupakan perokok 1 bungkus per hari selama 30 tahun dan
baru berhenti sekitar 5 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan BMD didapatkan densitas
massa tulang nilai -2 SD dari T score, disimpulkan pasien mengalami :
A. Osteopenia
B. Osteoporosis
C. Osteoartritis
D. Osteoporosis berat
E. Normal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Jawaban : A
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Pasien laki-laki 52 tahun datang dengan keluhan nyeri-nyeri pada tulang dan sendi
pada jari tangan serta telah mendapatkan terapi steroid selama lebih dari 3 tahun
serta terapi calcium dan vitamin D. Pasien akan direncanakan untuk dilakukan
pemeriksaan densitometri tulang. Pasien pernah menjalani hemigastrektomi 10
tahun yang lalu. Apakah indikasi untuk pemeriksaan densitometry tulang kecuali :
A. Laki-laki berumur kurang dari 60 tahun
D. Orang dewasa dengan penyakit atau kondisi yang berhubungan dengan densitas
massa tulang yang rendah atau kehilangan massa tulang
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki usia 45 tahun, mengeluh nyeri pada lutut kiri sejak 1 minggu. Tiga
minggu sebelumnya pasien terjatuh dari sepeda motor dan mengalami luka robek di
paha kiri dekat dengan lutut. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD lengan kanan
120/80, TD lengan kiri 140/90, nadi 82x/menit reguler, pulsasi nadi brachialis pada
lengan kanan dirasakan lemah, RR 20x/menit, T 380C. Pemeriksaan ekstremitas
didapatkan pembengkakan genu sinistra, nampak merah, teraba hangat. Pada
aspirasi cairan sendi didapatkan cairan keruh.
Langkah diagnostik selanjutnya yang dapat membantu penentuan terapi dengan
segera adalah :
A. USG muskuloskeletal
E. MRI sendi
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Seorang wanita 50 tahun, sejak 6 hari yang lalu mengeluh nyeri dan kaku pada lutut
kiri, nyeri terutama kalau akan berdiri setelah jongkok. Penderita bekerja sebagai
pegawai administrasi disebuah instansi pemerintah. Pada pemeriksaan jasmani
didapatkan keadaan umum sedang, tekanan darah 140/90 mmHg, suhu 38,8ºC,
pernapasan 16 kali/menit, nadi 88 kali/menit. Tinggi badan 158 cm, berat badan 79
kg. Terdapat sedikit nyeri tekanan pada sendi interfalang proksimal dan interfalang
distal kedua tangan, genu varus pada kedua lutut dan krepitasi pada lutut kanan.
Terdapat bengkak atau kemerahan pada sendi-sendi tersebut di atas. Sendi-sendi
lain dalam batas-batas normal. Pemeriksaan laboratorium menunjukan 1 laju endap
darah 20 mm/jam ; Hb 12,1 g/dL ; leukosit 13,500/mm3, hitung jenis -/2/5/80/15/5,
liter ASTO 150 IU/mL (N : < 200 IU/mL) urin dalam batas normal.
Kemungkinan diagnosa tersebut di atas adalah :
A. Artritis reumatoid dengan inflamasi pada lutut kiri
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
b. HIV / AIDS
c. Hipertensi
d. Sosio-ekonomi rendah
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki berusia 28 tahun, dengan keluhan demem tingi dan nyeri seluuh
sendi dan didiagnosa dengan Viral artritis.
Virus yang sering menyebabkan Viral Artritis pada pasien diatas adalah, kecuali:
A. Parvo virus B19
B. Alpha Virus
C. Hepatitis B dan C
D. Rotavirus
E. HIV
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki usia 39 tahun, datang dengan keluhan Nyeri seluruh sendi hingga
tidak dapat berjalan disertai keluhan demam tinggi dan nyeri kepala 1 hari yang lalu.
di daerah pasien sedang terjadi endemis dengan penyakit dengan keluhan yang sama.
Virus yang menyebabkan Viral artritis pada pasien diatas adalah :
A. Parvo virus B19
B. Alpha Virus
C. Hepatitis B
D. Hepatitis C
E. HIV
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Periode Ujian 41
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Seorang laki-laki usia 39 tahun, datang dengan keluhan Nyeri seluruh sendi hingga
tidak dapat berjalan disertai keluhan demam tinggi dan nyeri kepala 1 hari yang lalu.
di daerah pasien sedang terjadi endemis dengan penyakit dengan keluhan yang sama.
Terapi pilihan utama pada kondisi akut viral artritis adalah
A. NSAID
B. Steroid
C. MTX
D. Sulfasalazin
E. Aspilet
Referensi Rheumatologyadvisor
Viral Arthritis
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
Kontributor :
A. Pada SLE terjadi produksi antibodi spesifik yang berlebihan yang bersifat monoklonal
E. Aktivitas supresi tidak adekuat dari sel Treg dan sel NK terhadap sel T dan sel B
yang hiperaktif
C. Bronkhiektasis
D.Bronkhitis kronis
E. PPOK
ACOS
Heru Sundaru, Sukamto, 2014. Asma bronkial.
Referensi ReferensiBukuAjarIlmuPenyakitDalam ed.
VI, Jilid I. Hal: 478-488
Soal
Seorang pria 65 tahun mengeluh sesak dan batuk berdahak yang lama tidak sembuh. Pasien
diketahui memiliki riwayat merokok 2 bungkus perhari sejak usia 21 tahun. Pemeriksaan fisik
didapatkan bentuk dada tong (barrel chest) dengan frekuensi nafas 22 x/menit, dan saturasi
oksigen 93%. Saat perkusi didapatkan hipersonor pada kedua lapang paru dan suara nafas
vesikuler melemah. Pasien disarankan pemeriksaan spirometri. Apakah hasil pemeriksaan fungsi
paru yang diharapkan?
B. FEV1 Menurun, FVC Normal/Menurun, Rasio FEV1/FVC Menurun dan TLC Naik
C. FEV1 Menurun, FVC Menurun, Rasio FEV1/FVC Normal dan TLC menurun
Seorang laki-laki, 27 tahun, datang berobat ke poli alergi dengan keluhan gatal-gatal berulang
setelah os makan kacang-kacangan. Riwayat alergi dan asma pada keluarga (+). Os direncanakan
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
a. Tes kulit yang paling mudah dilakukan dan minimal efek samping adalah skin prick test
b. Skin prick test dapat dilakukan pada pasien dengan dermatitis kontak
• Pada uji tusuk selain penetesan alergen, juga dilakukan tes control positif (larutan phospate-
buffered saline dengan fenol 0.4%) dan control negative (larutan histamine fosfat 0.1%)
• Menghentikan obat antihistamin generasi pertama dan kedua selama 72 jam sebelumnya.
• Menghentikan kortikosteroid sistemik selama 3 hari tanpa memperhatikan dosis dan lama
penggunaannya.
Tidak menghentikan terapi teofilin, obat simpatomimetik dan sodium kromoglikat karena tidak
menghalangi reaksi kulit
Tanjang Azhar, Yunihastuti Evy. 2014.
Prosedur Diagnostik Penyakit Alergi.
Referensi
BukuAjarIlmuPenyakitDalamEdisi 6. Jilid
I:hal 473-477
• Empat kriteria diagnostik diperlukan untuk didiagnosis dengan lupus eritematosis sistemik,
pada pasien ini terdapat 2 kriteria yang memenuhi.
• Jika urinalisis menunjukkan proteinuria, ia akan memenuhi kriteria untuk lupus eritematosus
sistemik.
• Pasien memenuhi kriteria untuk lupus eritematosus sistemik karena dia memiliki tiga kriteria
untukpenyakit.
• Adanya ANA positif saja sudah cukup untuk mendiagnosis lupus eritematosus sistemik.
• IgG akan berikatan dengan antigen yang mengakibatkan sel mast mengeluarkan mediator
• Pada polutan dengan berat molekul rendah selalu ditemukan IgE spesifik
• Pemeriksaan tes kulit akan negatif pada bahan polutan molekul besar
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang wanita usia 52 tahun datang dengan keluhan sering merasa kepanasan dan banyak
berkeringat sejak 3 bulan teakhir. Pasien sebelumnya mengira keluhan tersebut merupakan
gejala setelah menopause. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/90 Nadi 120x/menit
regular, laju nafas 20x/menit, suhu 37,2. Ditemukan eksopthalmus di kedua mata. Hasil
laboratorium didapatkan kadar Free T4 40,55, TSHs <0,05. Rekasi hipersensitivitas yang
beruhubungan dengan patogenesis penyakit pasien tersebut adalah?
a. Tipe I
b. Tipe II sitotoksik
c. Tipe II non-sitotoksik
d. Tipe III
e. Tipe IV
Indonesia untuk berlibur ke Solo dan Yogyakarta, pasien kemudian berkonsultasi melalui email
kepada salah satu dokter penyakit dalam di Indonesia sebelum pergi berlibur. Vaksinasi apakah
yang disarankan oleh dokter kepada wisatawan tersebut ?
a. Vaksinasi Hepatitis B, Tifoid, Influenza
B. Tes tempel
B. Spirometri FEV1/FVC 95%, FEV1 meningkat dari 52% menjadi 67% prediksi
C. Spirometri FEV1/FVC 65%, FEV1 meningkat dari 52% menjadi 72% prediksi
D. Spirometri FEV1/FVC 85%, FEV1 menurun dari 85% menjadi 60% prediksi
E. Spirometri FEV1/FVC 65%, FEV1 menurun dari 61% menjadi 52% prediksi
b. OAINS
c. OAINS + MMF
d. Siklofosfamid
e. Metotreksat IV
karena hendak pergi ke luar negri. Pilihan jenis vaksin yang aman bagi penderita diatas, Kecuali:
a. Influenza
b. Pneumokokus
c. Hepatitis A
d. MMR
e. Meningitis
Seorang penderita Asma berusia 22 tahun, datang ke dokter Spesialis Penyakit Dalam untuk
mendapatkan vaksinasi Influenza. Pasien dalam pengobatan Asma dengan Steroid inhalasi dan
SABA. Kapan waktu yang tepat untuk diberikan vaksinasi pada pasien diatas?
a. Vaksinasi Influenza diberikan setelah 2 minggu terapi Asma dihentikan
GINA 2018
a. Spirometri
d. IgE Total
b. Steroid
c. Antihistamin
d. Epinefrin
e. Difenhidramin
Imun
Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed.
VI, Hal: 526
c. RAST
d. Coomb test
b. PPOK detajat sedang – berat, terapi dengan beta agonis long acting dan antikolinergik
c. PPOK derajat berat, terapi kombinasi beta agonis short dan antikolinergik
d. PPOK derajat berat, terapi kombinasi beta agonis long acting dan steroid inhalasi
Soal
Seorang laki-laki usia 25 tahun dating dengan keluhan bersin, batuk, secret hidung purulen,
obstruksi hidung, kesulitan menghidu, demam nglemeng, post nasal drip, nyeri kepala, nyeris
eperti ditekan pada pipi kiri dan kanan dan telinga terasa penuhs ejak 3 minggu yang lalu.
Pernyatan dibawah ini yang benar adalah:
A. Perlu segera diberikan antibiotic amoksisilin-asam klavulanat selama5-7 hari
D. Vaksin influenza dapat diberikan dengan interval ulangan minimal setiap 2 tahun
E. Pemberian vaksinasi influenza tidak diperlukan
Winulyo EB.ImunisasiDewasa,
Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ed.
Referensi VI, Hal: 951-957
JadwalImunisasiDewasa. Rekomendasi Satgas
Imunisasi Dewasa PAPDI Tahun 2017
d. X-linked agammaglobulinemia
e. DiGeorge Syndromme
b. Siklofosfamid
c. Hidroksiklorokuin
d. Metotreksat
e. Klorokuin
b. Metilprednisolon
c. Salbutamol
d. Epinefrin
e. Aminofilin
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki 23 tahun mengalami mual-mual, muntah, sesak nafas sesaat setelah makan
nasi goreng yang mengandung udang. Laki-laki tersebut kemudian dibawa ke IGD yang berjarak
sekitar 5 menit dari tempat makan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/70 mmHg, HR
110 kali/menit, RR 30 kali/menit, suhu 36 oC dan mengi. Sebagai dokter jaga IGD, obat apakah
yang anda berikan untuk mengatasi keadaan pada pasien?
a. Loratadin
b. Deksametason
c. Epinefrin
d. Salbutamol
e. Atrofin
a. Terbentuknya IgM/IgG oleh pajanan antigen yang selanjutnya mengaktifkan sel-sel yang
memiliki reseptornya (FcgR)
D. ARV diberikan pada pasien asimptomatik dengan CD4>350 sel/mm 3dan viral load > 100.000
copy/sel
E.ARV diberikan pada pasien asimptomatik dengan CD4>350 sel/mm 3 dan viral load <
100.000 copy/sel
Zubairi D, Samsuridjal D. HIV/AIDS Di
Referensi Indonesia. Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam ed.VI, Hal: 892
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
D. ARV diberikan pada pasien asimptomatik dengan CD4>350 sel/mm 3dan viral load > 100.000
copy/sel
E.ARV diberikan pada pasien asimptomatik dengan CD4>350 sel/mm 3 dan viral load <
100.000 copy/sel
Zubairi D, Samsuridjal D. HIV/AIDS Di
Referensi Indonesia. Referensi Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam ed.VI, Hal: 892
E. Pneumokokus, Influenza,meningokokus
b. Pneumonia
Kompetensi
Jenis Soal/Jenis Pertanyaan Diagnosis
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang perempuan usia 34 tahun datang ke dokter praktek untuk mengetahui jenis makanan
yang menimbulkan alergi. Satu minggu yang lalu pasien mengalami keluhan kulitnya gatal-gatal
disertai bentol setelah makan di acara arisan. Pada acara tersebut pasien makan udang goreng,
sop kepiting, sambal terasi dan es teler. Pasien langsung berobat ke dokter praktek diberi obat
prednison 5 mg tablet tiga kali sehari dan cetirizine tablet 10 mg satu kali sehari dan salisil talk.
Obat dimakan selama 3 hari. Pasien dianjurkan untuk menjalani tes kulit. Saat ini pasien tidak
minum obat tersebut lagi. Kapan sebaiknya pasien tersebut dilakukan tes tusuk?
a. Menyarankan dilakukan tes tusuk hari itu juga.
c. Menyarankan untuk melakukan tes tusuk 1 minggu setelah terakhir makan obat
d. Menyarankan untuk melakukan tes tusuk 3 minggu setelah terakhir makan obat
e. Menyarankan untuk melakukan tes tusuk 1 bulan setelah terakhir makan obat
Tingkat Kompetensi 4A
Soal
Seorang laki-laki usia 24 tahun bekerja sebagai pembuat roti datang ke poliklinik dengan
keluhan sesak napas disertai mengi, batuk, mata gatal saat sedang bekerja. Pasien baru saja
mulai bekerja setelah lulus sekolah. Pasien tidak merokok dan tidak memiliki riwayat asma
sebelumnya, tetapi sering mengeluh gatal bila makan makanan laut. Keluhan sesak ini
memburuk pada hari kerja dan membaik pada hari libur. Pemeriksaan fisik tanda vital dalam
batas normal, tidak ada wheezing. Bila dilakukan uji provokasi dengan spirometri sebelum dan
sesudah shif kerja, apakah hasil yang diharapkan ?
a. Terjadi penurunan FEV1 >3% antara sebelum dan sesudah bekerja
DIVISI PSIKOSOMATIS
Kontributor :
B. Fobia
C. Gangguan Obsesif-Kompulsif
E. Gangguan Panik
B. Psikoterapi, Alprazolam
C. Psikoterapi, Buspiron
D. Alprazolam
E. Buspiron
B. Fluoksetin
C. Diazepam
D. Klobazam
b. Gangguan panik
c. Serangan Asma
d. Gangguan cemas
e. Perikarditis
A. Panic disorder
B. Obsesif kompulsif
A. Fibromyalgia
B. Tension headcahe
C. Servical syndrome
D. Myofacial syndrome
B. Antidepresan
C. Antianxietas
E. Digoksin
d. Terapi spiritual
c. Parasomnia
K. Narkolepsi
Referensi Hanun Nasution. Gangguan Tidur.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2014,
edisi 6 Hal 3657
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
B. Obsesif kompulsif
D. Schizofrenia hebefrenik
E. Depresi berat
B. Obsesif kompulsif
C. Panik
D. Mania
E. Bipolar
B. Trazodon
C. Fluoksetin
D. Alprazolam
E. Amitriptilin
DK/ Depresi
B. Hipotoni simpatis
C. Pseudo vagotoni
D. Ataksia Vegetatif
E. Amfotoni
D. Ataksia Vegetatif
E. Amfotoni
B. Klomipiramin
C. Sertraline
D. Alprazolam
E. Maprotilin
B. Gangguan depresi
B. Distimia
C. Depresi
E. Depresi berat
c. Sindrom Sjogren
d. Osteoartritis Difus
e. Fibromialgia
b. Serikal bawah
c. Trapezius
d. Supra spinatus
e. Ibu jari
b. Depresi
d. Sindrom hiperventilasi
e. Panic disorder
B. Tremor
C. Pusing
D. Insomnia
E. Takikardia
B. Fluoxetin
E. Diazepam
d. Latihan fisik
e. Megestrol 1x800mg
d. Lansoprazol
e. Cisaprid
d. Sering terbangun
e. Banyak tertidur
d. Osteoartritis difus
e. SLE
c. Poliuri
d. Batuk
e. Hipotensi
D. Tension headache
E. Depresi
B. Skizofrenia hebefrenik
C. Depresi
D. Ansietas
E. Gangguan panik
E. Ansietas
b. Malingering
c. Gangguan ansietas
d. Hiperventilasi
e. Asma
Referensi Marcellus Simadibrata K. Pankreatitis
Kronik Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi VI. Jilid II:hal 3610-3612.
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
b. Depresi
c. Gangguan tidur
d. Fibromialgia
e. Gangguan ansietas
b. Waham paranoid
c. Gangguan ansietas
d. Gangguan tidur
D. Pemberian benzodiazepine
E. Ditandai oleh trias gejala nyeri muskuloskeletal, kekakuan otot dan mudah lelah
b. hiperkalsemia
c. hipokalsemia
d. hipomagnesemia
B. antidepressant
C. sleep hygiene
C. Mengganti obat hipoglikemik oral dengan insulin untuk segera mencapai target
kontrol glikemik
D. Melakukan konseling gizi ulang agar pasien makan teratur dan cukup untuk
memperbaiki kontrol glikemik
C. Ansietas menyeluruh
D. Depresi
B. Moclobemide
C. Venlafaxine
D. Amitriptilin
E. Sertraline
Referensi PAPDI Edisi VI, Jilid III, Bab 39,
hlm 3581
KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM
PERHIMPUNAN DOKTERSPESIALIS PENYAKIT DALAM INDONESIA
(PAPDI)
b. Panic Disorder
c. Depresi
d. Distimia
e. Gangguan kepribadian
c. Sindrom Sjogren
d. Osteoartritis Difud
e. Fibromialgia
c. Parasomnia
e. Narkolepsi
B. Istirahat, CBT