FARMAKOTERAPI
KARDIOVASKULAR DAN
ENDOKRIN
PROSES PERKULIAHAN
Perkuliahan dimulai dengan cara sebagai berikut :
Sesi I, Mahasiswa mengerjakan tugas sesuai dengan LKM
1) Mahasiswa mendownload tugas yang diberikan
2) Mahasiswa menyelesaikan kasus berdasarkan Pharmaceutical Care
Proses(Penilaian/ asesmen; Pharmaceutical care plan;
IntervensiterhadapadanyaDrug Related Problems (DRPs); Tindaklanjut :
kegiatan monitoring danevaluasiobat)
3) Pada pertemuan pembahasan kasus, seluruh mahasiswa diharapkan untuk
aktif berdiskusi satu sama lain
4) Hasil diskusi dituliskan pada LKM yang sudah disiapkan dan diharapkan
dapat menjawab LO topikpembelajaran
5) Selamadiskusidosenmengamatisecaraseksamajalannya
diskusi, membantu meluruskan arah diskusi sesuai LO serta memberikan
catatan.
4 Kasus 1:
1) Seorang pasien perempuan berusia 56 tahun (BB: 56 Kg, TB 155 cm) masuk
rumah sakit. Hasil anamnesis dokter menuliskan pasien sakit kepala, mudah
lelah dan jantung berdebar-debar. Pasien merasakan hal yang sama sudah
lebih dari 3 bulan dan gejala tidak hilang dengan pemberian anti nyeri. Pasien
di diagnosa dokter menderita hipertensi primer, orang tua pasien dan abang
kandungnya juga menderita penyakit yang sama. Pasien baru pertama kali
menderita penyakit tersebut.
Hasil pemeriksaan fisik pasien pada saat masuk menunjukkan sbb:
T: 37 0C
Nd : 115 x/menit
N: 20 x menit
TD: 200/90 mmHg
2) Seorang pasien laki-laki (Usia: 65 tahun, BB: 60 Kg, TB: 165 cm) didiagnosa
dokter menderita hipertensi. Tekanan darah pasien 220/90 mmHg. Pasien
mendapatkan terapi sbb:
a. Captopril 2x25 mg
b. Amlodipin 1x5 mg
Hasil wawancara riwayat pengobatan pasien, pasien mengeluhkan pusing dan
batuk, sehingga pasien membeli obat batuk kering yang dideritanya. Dari
diskusi diketahui pasien tidak mengambil obat pada waktu yang ditetapkan
dan ternyata pasien menyampaikan karena obat masih ada.
3) Seorang pasien laki-laki berusia 58 tahun masuk rumah sakit dengan diagnosa
dokter angina pectoris, dari rekam medis diketahui bahwa tidak ada keluarga
yang menderita penyakit yang sama. Pasien memiliki riwayat penyakit
hiperkolesterolemia dan hipertensi yang tidak terkontol, selain itu sudah 2
tahun lalu menderita magh kronis dan semakin berat akhir-akhir ini. Ibu dan 2
keluarga lainnya menderita penyakit hipertensi. Pasien menyampaikan sering
merasakan was-was dan khawatir yang tidak jelas. Pasien mendapatkan resep
sbb:
a. Aspilet 1x80mg
b. Simvastatin1x20 mg
c. Bisoprolol 2x10 mg
d. Isosorbid dinitrat 3x 5mg sublingual
4) Seorang pasien laki-laki masuk UGD dengan keluhan nyeri dada substernal
lebih dari 20 menit, keringat dingin, nyeri dapat menjalar kelengan kiri,
punggung, rahang dan ulu hati.Dokter mendiagnosa pasien menderita Sindrom
Koroner Akut Dengan Elevasi St Segmen (STEMI). Riwayat penyakit pasien
menunjukkan pasien menderita hipertensi, Diabetel mellitus Tipe 2 dan
Hiperkolesterolemia. Pasien saat ini merasakan nyeri hebat dan tidak tenang.
5 Penyelesaian Kasus:
Kasus I
1. Subjektif
Nama : Ny. X
Usia : 56 tahun
BB: 56 Kg
TB: 155 cm
Keluhan : Sakit kepala, mudah lelah, dan jantung bedebar-debar sudah lebih dari
3 bulan.
Riwayat penyakit keluarga : Hipertensi essensial/Primer
Riwayat penyakit lalu : -
2. Objektif
Pemeriksaan Fisik Normal Hasil
Denyut Nadi 100x/menit 115x/menit (Takikardia)
Pernafasan 20x/menit 14-20x/menit
Suhu 36,5oC-37,5oC 37oC (Normal)
Tekanan Darah <120/80 200/90 (Hipertensi II)
Diagnosa: Pasien menderita Hipertensi primer dan mengakibatkan gejala sakit
kepala, mudah lelah, dan takikardia.
3. Assessmant
4. Plan
Kasus 2
1. Subjective :
Informasi umum pasien
Jenis kelamin : laki-laki
Usia : 65 tahun
Keluhan:
pasien mengeluhkan pusing dan batuk
riwayat penyakit
hipertensi
2. objektif
3. Assesment
1. Tepatindikasi
2. Tepatobat
3. Tepat pasien
Nama obat Kontra indikasi keterangan
Captopril Penderita yang hipersensitif terhadap captopril Tepat pasien
atau penghambat ACE lainnya (misalnya pasien
mengalami angioedema selama pengobatan
dengan penghambat ACE lainnya)
amlodipin Pasien hipersensitif terhadap amlodipine dan Tepat pasien
golongan dihidropiridin lainnya
4. Tepat dosis
Nama obat Dosis pemeliharaan Dosis yg diberikan keterangan
Captopril 25-75mg/hari 2x25 mg Tepat dosis
4. Plan
a) Terapi Non Farmakologi :
Menghindarkan faktor risiko seperti merokok, minum alkohol,
hiperlipidemia, dan stres
Olahraga yang teratur dibuktikan dapat menurunkan tekanan perifer,
sehingga dapat menurunkan tekanan darah
Penurunan berat badan, pembatasan garam, latihan fisik, dan
pengubahan pola hidup mengurangi asupan lemak, menghentikan
kebasaan merokok, dan mengurani konsumsi alkohol
b) Monitoring :
Karena penggunaan Captopril dan Amlodipin ini membuat pasien batuk
kering dan pusing, itu merupakan efek samping penggunaan obat
antihipertensi Captopril dan Amlodipin.
Penggunaan Amlodipin dan Captopril jangka panjang harus dilakukan
pemantauan secara berkala karena dapat menimbulkan efek penurunan
fungsi ginjal
Perlu meningkatkan kesadaran pasien agar mematuhi penggunaan obat
serta kontrol/konseling dokter maupun apoteker berskala, agar
menghindari kemungkinan munculnya efek-efek yang tidak diinginkan
c) Terapi Farmakologi
Amlodipin diberikan sebagai obat antihipertensi golongan CCB yang
dapat menghambat kalsium masuk ke dalam sel, sehingga menyebabkan
vasodilatasi.
Captopril diberikan sebagai obat obat untuk menurunkan tekanan darah,
yang bekerja dengan menghambat perubahan angiotensin 1 menjadi
angiotensin 2 sehingga terjadi vasodilatasi.
d) KIE
Memberikan informasi kepada pasien bahwa penggunaan captopril dan
amlodipin dapat menyebabkan batuk kering dan pusing yang merupakan
efek samping dari obat tersebut
Memberikan informasi kepada pasien agar pengambilan obat tepat
waktu sesuai dengan jadwal agar terhindar dari kenaikan tekanan darah
yang tidak terkontrol
Memberikan informasi kepada pasien agar menjaga pola hidup sehat dan olahraga
Kasus 3
1. Subjektif
2. Objektif
Diagnosa : angina pectoris berdasarkan keluhan
3. Assessment
Tabel 4T+1W
Tepat Indikasi
Obat Indikasi Keterangan
Aspilet Antiplatelet Tepat indikasi, karena
Mencegah proses agrerasi
trombosit serta mencegah
serangan serebral iskemik
sesaat
Simvastatin Mencegah resiko Tepat indikasi, karena pasien
atherosklerosis vaskuler yang memiliki riwayat penyakit
disebabkan hiperkolesterolimia
hipperkolesterolemia
Bisoprolol Antihipertensi Tepat indikasi, karena pasien
menderita hipertensi tidak
terkontrol
Isosorbid Mencegah dan meredakan Tepat indikasi, karena pasien
dinitrat angina menderita nyeri dada akibat
angina pectoris
Tepat Obat
Obat Alasan Pemilihan Keterangan
Aspilet Untuk mencegah proses agrerasi Tepat Obat
trombosit serta mencegah serangan
serebral iskemik sesaat
Simvastatin Untuk menurunkan kadar kolestrol Tepat Obat
pasien yang tinggi
Bisoprolol Untuk menurunkan tekanan darah Tepat Obat
pasien
Isosorbid dinitrat Untuk mengurangi rasa nyeri akibat Tepat Obat
angina
Tepat Pasien
Obat Kontra Indikasi Keterangan
Aspilet Hipersensitif terhadap aspirin dan Tidak tepat
obat antiinflamasi non steroid pasien
(AINS) lainnya. memiliki riwayat
atau sedang mengalami tukak
lambung
Simvastatin Hipersensitivitas dan gagal fungsi Tepat pasien
hatidanwanitahamil
Bisoprolol Kontraindikasi untuk syok Tepat pasien
kardiogenik, gagal jantung tidak
stabil, block nodul .
Isosorbid dinitrat Hipersensitivitas, hipotendi dan syok Tepat pasien
cardiogenic
Tepat Dosis
Obat Dosis Pemeliharaan Dosis yang Keterangan
diberikan
Aspilet 80-325 mg/hari oral 1x80 mg oral Tepat Dosis
Simvastatin 10-20 mg oral sekali sehari di 1x20 mg oral Tepat Dosis
malam hari dimulai
bersamaan dengan diet dan
olahraga.
Bisoprolol 5 – 20 mg sekali dalam sehari 2x10mg oral Tepat Dosis
(maksimal 40 mg sehari)
Isosorbid 2─5 mg diberikan dua hingga 3x5 mg Tepat Dosis
dinitrat tiga kali sehari sublingual
4. Plan
Terapi farmakologi
Obat pengencer darah, seperti aspirin, clopidogrel, atau ticagrelor.
Obat pelebar pembuluh darah, seperti nitrogliserin, untuk melebarkan
dan merelaksasi pembuluh darah, sehingga aliran darah ke jantung lebih
baik.
Obat penghambat beta, untuk memperlambat denyut jantung dan
merelaksasi pembuluh darah, sehingga mengurangi beban kerja jantung.
Obat untuk mengontrol penyakit diabetes, kolesterol, dan hipertensi
yang merupakan faktor risiko dari penyakit jantung koroner penyebab
angina
Kasus 4
1. Subjektif
- Nama : Tn. X dilarikan ke UGD
- Jenis Kelamin : Laki – laki
- Keluhan :
1. Nyeri dada substernal >20 menit
2. Keringat Dingin
3. Nyeri menjalar ke lengan kiri, punggung, rahangm dan ulu hati
- Riwayat Penyakit : Hipertensi, Diabetes Mellitus Tipe 2, Hiperkolestrolemia
- Keluhan saat ini : Nyeri Hebat dan Tidak Tenang
2. Objektif
- Diagnosa : Pasien menderita Sindrom Koroner Akut Dengan Elevasi St
Segmen(STEMI)
3. Assessment
a) Tepat Obat
b) Tepat Pasien
c) Tepat Dosis
4. Plan
a. Tujuanterapi
Menghilangkanataumengurangi rasa sakit.
Mencegahmunculnyakembalinyeri dada
Mencegahhipertensi
Menyembuhkanhiperkolesterolemiadan DM tipe 2
Mencegahkekambuhan.
Mencegahataumengurangitimbulnyakomplikasi
b. Terapifarmakologi
Terapi yang diberikan :
Terapihiperkolesterolemia : simvastatin 1x 20mg
Terapi vasodilator : isosorbiddinitrat 3x5 mg sublingual
Terapihipertensi : verampamil 3x80 mg
c. Terapi non farmakologi
Terapi Non-Farmakologi yang dapat dilakukan yaitu:
a. Merubah gaya hidup, misalnya berhenti merokok.
Pasien yang berhenti merokok akan menurunkan angka kematian
dan infark dalam satu tahun pertama.
b. Olahraga, dapat meningkatkan kadar HDL dan memperbaiki
koroner pada penderita jantung koroner, karena:
❖ Memperbaiki fungsi paru-paru dan memperbanyak O2 masuk
ke dalam miokard.
❖ Menurunkan tekanan darah
❖ Menyehatkan jasmani
c. Diet, dapat mengurangi kadar hiperglikemia
d. Diet mengkonsumsi makanan dengan kadar kolesterol rendah
atau lemak dengan saturasi rendah
e.Jaga berat badan ideal
d. Monitoring dan follow up
Pemantauangejala-gejalasertaefeksamping yang
munculselamapenggunaanobat
Memastikan pasien mendapatkan saran dan obat yang
kontinu ketika keluar rumah sakit. Sebelum pulang kerumah,
pasien harus mendapatkan petunjuk yang detail mengenai
pengobatannya termasuk penjelasan bagaimana mendapatkan
obat selanjutnya dan apa yang harus dilakukan jika gejala
yang muncul tidak terkontrol atau jika dia terkena efek
samping pengobatannya.
Pemantauan tekanan darah, glukosa darah dan kolesterol.
Pengoptimalan regimen obat antiangina penderita SKA
untuk menjamin kerasionalannya apakah penambahan
terapinya sampai tercapai kontrol gejala yang baik
e. Komunikasiinformasidanedukasi (KIE)
Modifikasigayahidup, yaknidenganolahraga minimal 30
menitsetiaphari
Modifikasi diet, yakni diet rendahlemak
Berhentimerokok
Menurunkankadarkolesterol LDL hingga di bawah 100
mg/dl padapasiendenganrisikotinggi. Kadar
kolesteroldapatditurunkandenganmodifikasigayahidupdanob
atpenurun LDL
Manajementekanandarahpadapasiendenganhipertensi
Mengontrolkadarguladarahpadapasien diabetes mellitus tipe
2
6 Pencatatan Hasil Diskusi Pertemuan 4
7 Kesimpulan: