STATUS PASIEN
I.
Identitas Pasien
a. Nama
b. Jenis Kelamin
c. Umur
d. Pekerjaan
e. Alamat
: TN. F
: laki-laki
: 58 tahun
: PNS
: lebak Bandung Nusantara RT 28 TAC Payo
Keluhan Utama
V.
Pasien datang ke dengan keluhan sakit kepala sejak + 1 hari yang lalu,
sakit kepala hilang timbul, Tetapi pasien masih dapat melakukan aktivitas seharihari seperti biasa. Sebelumnya pasien memang sering merasakan keluhan yang
sama. Nyeri kepala dirasakan dalam sehari bisa timbul > 3 kali, lebih berat jika
pasien kecapaian atau stress. Keluhan ini membuat kepala pasien terasa berat dan
menjalar hingga ke leher. Selain nyeri kepala, selama seminggu belakangan ini
pasien merasa lehernya sering tegang atau kaku dan sulit tidur. Pusing berputar
(-). Demam (-), pandangan kabur (-), muntah (-), nyeri dada (-), sesak nafas (-),
BAK normal, BAB normal. Pasien hanya berobat ke Puskesmas bila ada keluhan
saja.
:
: Tampak sakit sedang
: Compos mentis
: 36,8C
: 160/100 mmHg
: 82 x/menit
: 20 x/menit
: 82 kg
: 155 cm
: 34,13
Pemeriksaan Organ
1. Kepala
Bentuk
Simetri
2. Mata
: normocephal
: simetris
Exopthalmus/enophtal
Kelopak
Conjungtiva
Sklera
: (-)
: normal
: anemis (-)
: ikterik (-)
2
3.
4.
5.
6.
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Kornea
: normal
Pupil
: bulat, isokor, reflex cahaya +/+
Lensa
: normal, keruh (-)
Gerakan bola mata : baik
: tak ada kelainan
: tak ada kelainan
: tak ada kelainan
KGB
: tak ada pembengkakan
Kel.tiroid
: tak ada pembesaran
JVP
: normal
7. Thorak
:
Paru :
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan
Palpasi
: Fremitus kiri dan kanan normal
Perkusi : Sonor
Auskustasi : Suara nafas vesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/Jantung :
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
: iktus kordis teraba, tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)
8. Abdomen:
Inspeksi
: datar, venektasi (-), jaringan parut (-)
Auskultasi
: BU (+) normal
Palpasi
: Nyeri tekan suprapubik (-), Ballotemen (-),
Hepar lien tidak teraba
Perkusi
: Timpani, nyeri CVA (-)
9. Ekstremitas Atas
Edema (-), akral hangat, kekuatan otot 5 - 5
10. Ekstremitas bawah
Edema (-), akral hangat., kekuatan otot 5 5
VIII. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Anjuran
Rontgen Thoraks AP
EKG
Darah rutin
Kimia darah lengkap
IX. Diagnosis
3
Hipertensi Grade II
X.
Manajemen
a. Promotif :
- Mengatur pola makan yang benar, makan makanan yang rendah
garam.
Lakukan olah raga secara teratur.
Mengkonsumsi obat secara rutin.
Menerangkan kepada pasien tentang bahaya penyakit hipertensi dan
komplikasinya.
b. Preventif :
- Menyarankan agar pasien menjaga pola makannya dengan diet
-
c. Kuratif :
Non Farmakoogi
Istirahat
Diet rendah garam, rendah lemak dan tinggi serat.
Farmakologi
Obat tradisional
1.
Ramuan Hipertensi I
Bahan
: Buah ketimun 2 buah
Cara
: Buah ketimun dicuci bersih lalu diparut. Hasil
2.
api yang cukup besar sambil sesekali duduk. Jika air sudah
mendidih, api dikecilkan, campuran bahan terus diaduk hingga 1
gelas air rebusan.
Aturan
: Diminum 2 kali sehari, sesudah makan, setiap
3.
d. Disability Limitation
Jelaskan pada pasien bahwa hipertensi itu merupakan penyakit yang
berbahaya bila dibiarkan, hipertensi bila dibiarkan dapat menyebabkan
pembuluh darah menjadi kaku lama-kelamaan bisa tersumbat bahkan bisa
pecah sehingga dapat menyebabkan stroke bahkan kematian, sehingga
pasien harus tetap mengkonsumsi obat antihipertensinya secara rutin dan
teratur, serta tetap kontrol ke Puskesmas bila obat habis.
e. Rehabilitatif
Memantau tekanan darah pasien secara rutin. Hal ini dilakukan
dengan kerja sama dari pasien tersebut dengan mengikuti saran dokter
untuk datang secara berkala.
Resep ilmiah
SIP
SIP
: 123/456
: 123/456
Tanggal : 25 -11-2015
Tanggal : 25-11-2015
S1dd tab 1
S1dd tab 1
S3dd tab 1
S1dd tab 1
Pro
: tn. F
Umur : 58 tahun
Pro
: tn. F
Umur : 58 tahun
Resep Tidak Boleh Ditukar Tanpa
Sepengetahuan Dokter
2.1 Definisi
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah yang sama atau melebihi 140
mmHg sistolik dan sama atau melebihi 90 mmHg diastolik pada seseorang yang
tidak sedang mengkonsumsi obat antihipertensi.1 Hipertensi sering disebut sebagai
the silent disease karena penderita umumnya tidak mengetahui dirinya mengidap
hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya.1
Hipertensi yang lama atau berat dapat menimbulkan komplikasi berupa
kerusakan organ pada jantung, otak, ginjal, mata dan pembuluh darah perifer.1
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai
hipertensi essensial. Beberapa penulis memilih istilah hipertensi primer, untuk
membedakan dengan hipertensi sekunder (diketahui penyebabnya).1,2
2.2 Epidemiologi
Hipertensi merupakan salah satu penyakit utama didunia, mengenai
hampir 50 juta orang di Amerika serikat dan hampir 1 miliar orang diseluruh
dunia. Meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien hipertensi juga
bertambah. Lebih dari separuh orang berusia di atas 65 tahun menderita
hipertensi. Pengendalian tekanan darah penderita hipertensi hanya mencapai 34 %
dari seluruh penderita hipertensi.2,3
2.3 Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :3
1. Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitr 90% kasus.
Banyak faktor yang mempengaruhinya,seperti genetik, lingkungan,
hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek
dalam eksresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler dan faktor-faktor
yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok serta
polisitemia.
2. Hipertensi sekunder. Terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebab spesifiknya
diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi
7
vaskular
renal,
hiperaldosteronisme
primer,
sindroma
cushing,
2.5 Patofisiologi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin
II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE
memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah
mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon,
renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang
terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II
inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua
aksi utama.1,3
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH)
dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja
pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya
ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga
menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan
ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian
intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah.1,3
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada
ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi
ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya
konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume
cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan
darah.1,3
Patogenesis dari hipertensi esensial merupakan multifaktorial dan sangat
komplek. Faktor-faktor tersebut merubah fungsi tekanan darah terhadap perfusi
jaringan yang adekuat meliputi mediator hormon, aktivitas vaskuler, volume
sirkulasi darah, kaliber vaskuler, viskositas darah, curah jantung, elastisitas
pembuluh darah dan stimulasi neural. Patogenesis hipertensi esensial dapat dipicu
oleh beberapa faktor meliputi faktor genetik, asupan garam dalam diet, tingkat
stress dapat berinteraksi untuk memunculkan gejala hipertensi.1,3
jarang
berhubungan
langsung
dengan
hipertensi.
10
Sakit kepala
Kelelahan
Mual
Muntah
Sesak nafas
Gelisah
Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
11
Normal
Pre-hipertensi
120-139 mmHg
Stadium 1
140-159 mmHg
Stadium 2
Pemeriksaan penunjang
12
yang kaya akan kalium dan kalsium; diet rendah natrium; aktifitas fisik.
Mengurangi rokok
2.Terapi farmakologi
Kebanyakan pasien dengan hipertensi memerlukan dua atau lebih obat
antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang diinginkan. Penambahan
obat kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila pemakaian obat tunggal
dengan dosis lazim gagal mencapai target tekanan darah. Apabila tekanan darah
melebihi 20/10 mm Hg diatas target, dapat dipertimbangkan untuk memulai terapi
dengan dua obat. Yang harus diperhatikan adalah resiko untuk hipotensi ortostatik,
terutama
pada
pasien-pasien
dengan
diabetes,
disfungsi
autonomik,dan
lansia.1,2,3,4,5
Diuretik
Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan
mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan
13
Hipertensi urgency
Hipertensi
emergency
Biasa
Mendesak
Tekanan darah
>180/110
>180/110
Gejala
Sakit kepala,
kecemasan, sering
kali tanpa gejala
>220/140
14
Pemeriksaan
Tidak ada
kerusakan organ
target, tidak ada
penyakit
kardiovaskuler
Kerusakan organ
target, muncul
klinis penyakit
kardiovaskuler,
stabil
Enselopati, edema
paru, insufisiensi
ginjal, iskemia
jantung
Terapi
Rencana
Periksa ulang
dalam 3 hari
Periksa ulang
dalam 24 jam
Rawat ruangan
ICU
Dosis
Efek/ lama
Perhatian Khusus
kerja
15
Sodium
nittroprusside
menit sebagai
menit setelah
infuse IV
infuse
menyebabkan keracunan
tiosianat,methemoglobinemia,
asidosis, keracunan sianida
Nitrogliserin
500-1000mg
2-5 menit/5-
Sakit kepala,takikardi,
sebagai infuse
10 menit
muntah, methemoglobinuria,
IV
membutuhkan system
pengiriman khusus karena
obat mengikat pipa PVS
Nicardipine
5-15mg/jam
1-5 menit/15-
sebagai infuse
30 menit
Iv
Klonidin
150ug, 6 amp
30-60 min/24
per 250 cc
jam
koroner
5-
1-5 min/15-
15ug/kg/menit
30 min
glukosa 5 %
mikrodrip
Diltiazem
sebagai infuse
tekanan intrakranial,
IV
hipotensi
2.9 Komplikasi
Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya penyakit
jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan dan
penyakit
16
Komplikasi
1.
Jantung
2.
3.
Ginjal
4.
Mata
Retinopati hipertensif
5.
17
organ target serta faktor risiko lain seperti merokok, dislipidemia dan diabetes
melitus. Tekanan darah sistolik melebihi 140 mmHg pada individu berusia lebih
dari 50 tahun, merupakan faktor resiko kardiovaskular yang penting. Selain itu
dimulai dari tekanan darah 115/75 mmHg, kenaikan setiap 20/10 mmHg
meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler sebanyak dua kali.2
BAB III
ANALISIS KASUS
18
PENDEKATAN HOLISTIK
ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK
a. Hubungan anamnesis, diagnosis dengan keadaan rumah :
Pasien Tn . F (58 tahun) datang ke dengan keluhan sakit kepala sejak + 1
hari
yang lalu, sakit kepala hilang timbul, Tetapi pasien masih dapat
19
seha kurang istirahat dan beban pikiran yang dirasakan pasien karena
mengurus pekerjaan kantor adalah salah satu pemicu penyakit hipertensi
padapasien ini.
c. Hubungan kausal antara beberapa masalah dengan diagnosis
e.
20
olah raga yang cukup, berfikir positif, hindari stres dan mengatur pola
makanan dengan benar yakni makan makanan yang rendah kolesterol, diet
rendah garam.
Anjuran-Anjuran Promosi Kesehatan Penting yang Dapat Memberi
Semangat/Mempercepat Penyembuhan Pada Pasien
Pasien diberi nasehat bahwa hipertensi itu merupakan penyakit yang
berbahaya bila dibiarkan. Hipertensi bila dibiarkan dapat menyebabkan pembuluh
darah menjadi kaku dan bisa tersumbat bahkan bisa pecah sehingga dapat
menyebabkan komplikasi seperti stroke bahkan kematian.
Oleh karena itu pasien dianjurkan :
Mengatur pola makan yang benar, makan makanan yang rendah kolesterol,
diet rendah garam atau menggunakan garam untuk hipertensi.
Lakukan olah raga secara teratur.
Menjauhkan diri dari asap rokok
Mengkonsumsi obat secara rutin.
Jika klinis memberat, segera di bawa ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan
lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hirlan. 2006. Hipertensi, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
21
LAMPIRAN
22
23