STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
a. Nama/Jenis Kelamin/Umur
b. Pekerjaan/Pendidikan
c. Alamat
: baik
Pemeriksaan Fisik
:
Keadaan Umum
1. Keadaan sakit
2. Kesadaran
3. Suhu
4. Nadi
5. Pernafasan
6. Berat badan
7. Tinggi badan
8. IMT
Pemeriksaan Organ
1. Kepala
Bentuk
2. Mata
3. Hidung
4. Mulut
5. Leher
6. Thorax
Exopthalmus/enophtal
: (-)
Conjungtiva
: anemis (-/-)
Sklera
: ikterik (-/-)
: tak ada kelainan
Bibir
: basah, tidak pucat
Bau pernafasan
: normal
Gigi geligi
: lengkap
Gusi : warna merah muda, perdarahan (-)
Lidah
: putih kotor (-), ulkus (-)
KGB
: tak ada pembengkakan
Bentuk
: simetris
Pergerakan dinding dada: tidak ada yang tertinggal
Pulmo
Pemeriksaan
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Kanan
Kiri
Statis : simetris
Stem fremitus normal
Stem fremitus normal
Sonor
Sonor
Batas paru-hepar :ICS VI
kanan
Wheezing (-), Ronkhi (-)
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Batas-batas jantung :
Sulit diperiksa pasien menolak.
BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Timpani
Auskultasi
7. Ekstremitas Atas-Bawah
Akral hangat (+)/(+)
8. Status Lokalisata
Telinga Kanan
Telinga Kiri
massa (-)
massa (-)
Inspeksi :
Aurikula
Preaurikula
massa (-), fistula (-), abses massa (-), fistula (-), abses (-)
(-)
Retroaurikula Edema (-), hiperemi (-),
massa (-), fistula (-), abses massa (-), fistula (-), abses (-)
(-)
Palpasi
Nyeri
pergerakan Nyeri
pergerakan aurikula
(+),
nyeri
retroaurikula (-)
MAE
(-),
furunkel
serumen (-)
serumen (-)
Membran
timpani
(-),
Jangan dikorek
Farmakologi
Antibiotik topical : Kloramfenikol tetes telinga 2x sehari 2-3 tetes
Analgetik : asam mefenamat 3 x 1/2 tab
4. Rehabilitatif
Upaya mengembalikan penderita seperti keadaan semula .
R/
no. I
S 2 dd 2 gtt. ad
R/ paracetamol tab 125 mg
no. V
S 3 d d tab
Pro : An. M
Umur : 10 tahun
Alamat : Lebak bandung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. ANATOMI TELINGA LUAR
Secara anatomi telinga luar dapat dibagi menjadi aurikula (pinna) dan liang
telinga (canalis acusticus eksternus/CAE). Telinga luar dipisahkan dengan telinga
dalam oleh membran timpani. Aurikula dan 1/3 lateral liang telinga terdiri dari
kartilago elastis yang secara embrional berasal dari mesoderm dan sejumlah kecil
jaringan subkutan yang di tutupi oleh kulit dan adneksanya. Hanya lobulus pinna
yang tidak memiliki kartilago dan terdapat lemak. Sedangkan 2/3 bagian dalam
rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2 -3 cm.
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar
serumen (modifikasi kelenjar keringat= kelenjar serumen) dan rambut. Kelenjar
keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada dua pertiga bagian
dalamnya hanya sedkit di jumpai kelenjar serumen.
3.1 Vaskularisasi Telinga Luar
Aurikula dan kanalis akustikus eksternus menerima perdarahan dari arteri
temporalis superfisialis dan cabang aurikularis posterior yang merupakan cabang
dari arteri karotis eksternus.
Sedangkan aliran vena dari aurikula dan meatus yaitu melalui vena temporalis
superfisialis dan vena aurikularis posterior kemudian bersatu membentuk vena
retromandibular yang biasanya terpisah dan keduanya bertemu di vena jugularis,
pertemuan terakhir terdapat pada vena jugularis eksterna namun demikian juga
menuju ke sinus sigmoid melalui vena emissarius mastoid.
3.2 Persarafan dan Aliran Limfatik Telinga Luar
eksterna, 282 kasus (2,62) otitis eksterna difusa dan 585 kasus (5,44%) otitis
eksterna sirkumsripta.
Penyakit ini sering dijumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan
jarang pada iklim-iklim sejuk dan kering. Patogenesis dari otitis eksterna sangat
komplek dan sejak tahun 1844 banyak penelitit mengemukakan faktor pencetus
dari penyakit ini yang mengatakan bahwa berenang merupakan penyebab dan
menimbulkan kekambuhan. Bahwa keadaan panas, lembab dan trauma terhadap
epitel dari liang merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna.
C. ETIOLOGI
Otitis eksterna dapat disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Pseudomonas
aeruginosa, Proteus mirabilis, Staphylococcus, Streptococcus, dan beberapa
bakteri gram negatif. Otitis eksterna difusa dapat juga terjadi sekunder pada otitis
media supuratif kronis.
Beberapa faktor yang memudahkan terjadinya otitis eksterna, yaitu:
membentuk
furunkel.
Kuman
penyebabnya
biasanya
Gejalanya sama dengan otitis eksterna sirkumskripta. Kadangkadang terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir
(musin) seperti sekret yang keluar dari kavum timpani pada otitis media.
Pengobatannya adalah dengan memasukkan tampon yang
mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik
antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat
antibiotik sistemik.
E. PATOFISIOLOGI
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan
dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih
kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga selsel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah
ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang
telinga.
Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang
telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat dan gelap
pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan
jamur.
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya
lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini
menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit
sehingga terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu timbulnya
iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan
nyeri.
Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan
rasa nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan
cairan/nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus
eksternus) sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan
pendengaran.
Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna yaitu pseudomonas
(41%), sterptokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroideus (11%).
Infeksi pada liang telilnga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler, dan tulang
temporal.
Otalgia padaotitis eksterna disebabkan:
10
F. GEJALA KLINIK
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal
dari otitis eksterna difusa dan sering mendahaului terjadinya rasa sakit dan nyeri
tekan daun telinga.
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan penduhulu
rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita
rasa gatal disertai ras penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan
peradangan suatu otitis eksterna akut. Pada otitis eksterna kronik merupakan
keluhan utama.
Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa
tidak enak sedikit, perasaan penuh di dalam telinga, perasaan seperti terbakar
hingga rasa sakit yang hebat serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering
merupakan gejala yang sominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala sering
mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding dengan derajat
peradangan yang ada. Ini ditegakkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang
telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium,
sehingga edema dermmis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit
yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung
dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja
dari daun telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar
dan mengakibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis
eksterna. Edema kulit liang telinga, sekret yang serous atau purulen, penebalan
kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen
11
12
kartilagenous MAE
Nyeri tragus
H. TATALAKSANA
Untuk otitis eksterna sirkumskripta
13
BAB III
ANALISA KASUS
a.
b.
c.
d.
14
e.
pasien
untuk
tidak
mengorek-ngorek
telinga
secara
berlebihan.
LAMPIRAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16