Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

AKNE VENENATA
Edi Ahsani, S.Ked
Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Program Pendidikan Profesi Dokter Universitas Jambi
RSUD Raden Mattaher Jambi
Pembimbing : dr. Fitri Yanti Sp.KK

PENDAHULUAN
Akne adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan menahun
folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodus,
dan kista pada tempat predileksinya. 1,2 Akne venenata merupakan varian akne
yang diakibatkan oleh kontaktan eksternal meliputi bahan komedogenik (misalnya
isopropil miristat, cocoa butter, lanolin, butil stearat, stearil alkohol, asam oleat)
atau produk skin scare yang berminyak / berbahan dasar minyak.1,4,10
Umumnya insiden terjadi pada masa remaja dan dewasa muda dan lebih
sering terjadi pada wanita daripada pria. 1,2 Akne ini biasanya terjadi pada pasien
pengguna produk perawatan kulit atau kosmetik.10
Tanda klinis yang ditemukan pada akne venenata yaitu adanya erupsi
setempat pada lokasi kontak dengan zat kimia yang digunakan. Lesi terjadi
subkronik, umumnya monomorf berupa komedo dan papul, tidak disertai rasa gatal.1
Diagnosis untuk akne venenata dilakukan dengan anamnesis untuk
mengetahui adanya riwayat pemakaian produk-produk perawatan kulit atau bahan
komedogenik lainnya. Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan dermatologis untuk mengetahui adanya tanda-tanda klinis dari
akne.1-3

Penatalaksanaan akne meliputi usaha untuk mencegah terjadinya erupsi


(preventif) dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang terjadi (kuratif). 1,3 Pada
umumnya prognosis dari akne ini cukup baik. Pengobatan sebaiknya dimulai pada
awal onset munculnya akne dan cukup agresif untuk menghindari sekuele yang
bersifat permanen.4,8
Berikut dilaporkan sebuah kasus dengan diagnosis akne venenata pada
seorang perempuan berumur 19 tahun yang datang berobat ke Poli Kulit Kelamin
RSUD Raden Mattaher Jambi.

KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama

:A

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 19 Tahun

Pekerjaan

: Mahasiswa

Alamat

: Kebun Jeruk, RT.08, Jambi.

Status Pernikahan

: belum Menikah

Suku Bangsa

: Jambi

Agama

: Islam

Kegemaran

: Membaca

ANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 21 September 2012, Pukul 10.30 WIB di
Poli Kulit dan Kelamin RSUD Raden Mattaher Jambi.
Keluhan Utama
Bintil-bintil jerawat di wajah sejak 1 minggu yang lalu
Keluhan Tambahan
Tidak ada
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak 2 bulan yang lalu, awalnya pasien memakai krim pemutih dengan
pemakaian 2 kali sehari di daerah wajah, pagi dan malam. Setelah 1 bulan
pemakaian krim itu, timbul bintil-bintil jerawat dimulai dari pipi kanan dan kiri.
Bintil jerawat timbul satu demi satu, makin bertambah dari hari ke hari.
Kemudian, timbul lagi bintil-bintil di daerah dagu, serta terdapat bintik-bintik
hitam di daerah hidung. Sejak 1 minggu yang lalu, pemakaian krim pemutih itu
dihentikan, saat itu jerawat telah tersebar di wajah pada bagian pipi kanan dan pipi
kiri, dagu dan hidung. Pasien tidak mengeluhkan rasa gatal atau nyeri dan tidak
menemukan adanya bintil-bintil di lokasi lainnya seperti di daerah leher, dada dan
punggung.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama.
PEMERIKSAAN FISIK
1.

STATUS GENERALIS
Keadaan Umum

: Tampak sehat

Kesadaran

: Kompos mentis

Tanda Vital

Tekanan Darah

:110/60 mmHg

Nadi

:80 x/menit

Pernafasan

:19 x/menit

Suhu

:36,9oC

Kepala

Bentuk

: Normocephali

Mata

: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)

Hidung

: Septum deviasi (-), Sekret (-)

Mulut

: Bibir kering (-), Dinding faring hiperemis (-)

Telinga

: Normotia, tanda radang (-)

Leher

: Pembesaran kelenjar getah bening (-), lesi kulit (-)

Thoraks

1.

Inspeksi

2.
3.
4.

Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Paru

Abdomen
1.
2.
3.
4.

: Bentuk normal, gerak nafas kedua dada simetris,


lesi kulit (-)
: Vokal fremitus (+/+) simetris
: Sonor dikedua paru
:
: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
: SN Vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
:

Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Ekstrimitas

: tampak simetris, lesi kulit (-)


: Hepar dan lien tidak teraba membesar
: Timpani
: Bising usus (+) normal
: Akral hangat, oedem (-), sianosis (-), lesi kulit (-)

Genitalia

: lesi kulit (-)

2. STATUS DERMATOLOGIS
Status Dermatologis :
Lokalisasi I : Regio Buccalis Dextra

Gambar 1
Akne pada regio buccalis dextra
Efloresensi pada regio buccalis dextra :
- Papul eritem milier multiple diskret
- Sikatrik atrofik milier multiple diskret
Lokalisasi II : Regio Buccalis Sinistra

Gambar 2
Akne pada regio buccalis sinistra
Efloresensi regio buccalis sinistra :
-

Papul eritem milier multiple diskret

Sikatrik atrofik milier multiple diskret


Lokalisasi 3 : Regio Nasalis, Oralis, et Mentalis

Gambar 3
Akne pada regio nasalis, oralis, et mentalis
Efloresensi pada regio nasalis
-

Komedo hitam milier multiple

Efloresensi pada regio oralis et mentalis


-

Papul eritem milier multiple diskret

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium.
RESUME

Seorang pasien perempuan berusia 19 tahun, mahasiswa, belum menikah,


Islam, datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSUD Raden Matahher Jambi tanggal 21
September 2012 pukul 10.30 WIB dengan keluhan bintil-bintil jerawat di wajah
sejak 1 minggu yang lalu.
Pada anamnesis didapatkan bahwa bintil-bintil jerawat pertama kali timbul
setelah 1 bulan pemakaian krim pemutih. Sejak 1 minggu yang lalu, pemakaian
krim pemutih itu dihentikan, saat itu jerawat telah tersebar di wajah pada bagian
pipi kanan dan pipi kiri, dagu dan hidung, tidak disertai rasa gatal atau nyeri dan
tidak ditemukan adanya bintil-bintil di lokasi lainnya seperti di daerah leher, dada
dan punggung.
Pada pemeriksaan fisik, status generalis di dapatkan dalam batas normal.
Pada pemeriksaan dermatologis di dapatkan pada regio buccalis dextra dan
sinistra ditemukan papul eritem milier multiple diskret dan sikatrik milier multiple
diskret. Pada regio nasalis ditemukan komedo hitam milier multiple dan pada
regio oralis et mentalis ditemukan papul eritem milier multiple diskret.

PEMERIKSAAN ANJURAN
pemeriksaan ekskohleasi sebum

DIAGNOSA BANDING
Diagnosa bandingnya adalah :
1. Akne venenata
2. Akne vulgaris
3. Erupsi akneiformis

DIAGNOSA KERJA
Akne venenata
PENGAMATAN LANJUTAN
Pengamatan lanjutan tidak dilakukan karena pasien belum datang kembali untuk
berobat.

PENATALAKSANAAN
Farmakologis:
Obat retinoid topikal : tretinoin 0,025% dalam bentuk sediaan obat krim atau gel
Non Farmakologis
Cuci muka 3x sehari
PROGNOSIS
Quo ad vitam

: Dubia ad bonam

Quo ad functionam

: Dubia ad bonam

Quo ad sanationam

: Dubia ad bonam

PEMBAHASAN
Umumnya insiden terjadi pada masa remaja dan dewasa muda dan lebih
sering terjadi pada wanita daripada pria.1,2 Akne ini
biasanya terjadi pada pasien pengguna produk perawatan
kulit atau kosmetik.10 Pada kasus ini, pasien perempuan
berusia 19 tahun termasuk orang berusia dewasa muda

yang mempunyai keluhan timbulnya jerawat setelah pemakaian krim pemutih di


wajah.
Pada akne venenata, sumbatan sebum dapat terjadi akibat penutupan
massa eksternal dari pemakaian bahan kimia yang bersifat komedogenik. 1,4,9
Komedo adalah gejala patognomonik bagi akne berupa papul miliar yang di
tengahnya

mengandung

sumbatan

sebum,

bila

berwarna

hitam

akibat

mengandung unsur melanin disebut komedo hitam atau komedo terbuka (black
comedo, open comedo). Sedang bila berwarna putih karena letaknya lebih dalam
sehingga tidak mengandung unsur melanin disebut sebagai komedo putih atau
komedo tertutup (white comedo, close comedo).1 Komedo merupakan lesi non
inflamasi; sedangkan papul, pustul, nodus, kista adalah lesi inflamasi. Akne
mempunyai 3 gradasi, yaitu: gradasi ringan : komedo <20 atau lesi inflamasi <15,
atau total lesi <30 ; gradasi sedang : komedo 20-100, atau lesi inflamasi 15-50,
atau total lesi 30-125 ; gradasi berat : kista > 5 atau komedo > 100, atau lesi
inflamasi > 50, atau total lesi > 125.3 Akne ini tidak timbul di tempat lain
melainkan di daerah kulit yang sering terkena kontaktan eksternal.1,4

Pada

pemeriksaan fisik, status generalis di dapatkan dalam batas normal. Pada


pemeriksaan dermatologis di dapatkan pada regio buccalis dextra dan sinistra
ditemukan papul eritem milier multiple diskret dan sikatrik milier multiple
diskret. Pada regio nasalis ditemukan komedo hitam milier multiple dan pada
regio oralis et mentalis ditemukan papul eritem milier multiple.
Akne venenata dengan tempat predileksi di tempat kontak zat kimia
umumnya memiliki lesi monomorf, tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul.
Jika dilihat pada lesinya, ditemukan lesi yang bersifat inflamasi dan non
inflamasi. Lesi inflamasi pada kasus ini ialah terjadi peradangan folikel
pilosebasea yang ditandai dengan adanya papul eritem, sedangkan lesi non
inflamasinya ialah komedo hitam.2 Adapun diagnosis banding penyakit kulit
penderita ini yaitu akne vulgaris dan erupsi akneiformis. Akne vulgaris umumnya
mengenai wajah, bahu, dada bagian atas, dan punggung bagian atas. Lokasi kulit
lain, misalnya leher, lengan atas, dan glutea kadang-kadang terkena. Erupsi kulit
polimorf, dengan gejala predominan salah satunya, komedo, papul yang tidak

beradang, dan pustul, nodus, dan kista yang beradang. Akne ini juga dapat disertai
rasa gatal.1,2,4 Erupsi akneiformis yang disebabkan oleh induksi obat, misalnya
kortikosteroid, INH, barbiturat, bromida, yodida, difenil hidantoin, trimetadion,
ACTH, dan lainnya. Klinis berupa erupsi papulopustul mendadak tanpa adanya
komedo di hampir seluruh bagian tubuh. Tanda klinis ini dapat disertai demam
dan dapat terjadi di semua usia.1,2,3
Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan berupa pemeriksaan ekskohleasi
sebum, yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor (sendok
Unna). Sebum yang menyumbat tampat sebagai massa padat seperti lilin atau
masaa lebih lunak seperti nasi yang ujungnya kadang berwarna hitam.1
Penatalaksanaan akne venenata meliputi usaha untuk mencegah terjadinya
erupsi (preventif) dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang terjadi (kuratif).
Akne pada kasus ini termasuk akne derajat ringan (komedo <20 atau lesi inflamasi
<15, atau total lesi <30) sehingga cukup dilakukan pengobatan topikal saja.
Pengobatan topikal dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo, menekan
peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi.1,3
Pada kasus ini, digunakan terapi obat retinoid topikal. Mekanisme kerja
dari retinoid topical yaitu mengeluarkan komedo yang telah matur, menghambat
pembentukan dan jumlah dari mikrokomedo, menghambat reaksi inflamasi, dan
menekan perkembangan mikrokomedo baru yang penting untuk maintenance
terapi.5,10 Ada banyak contoh obat retinoid topikal, namun yang paling efektif
digunakan untuk mengobati akne venenata yaitu tretinoin.4
Tretionin adalah bentuk asam dari vitamin A dan juga dikenal sebagai alltrans retinoic acid (ATRA). Obat ini telah dikembangkan untuk pengobatan akne
sejak tahun 1969 dan mulai banyak digunakan pada tahun 70-an. 12,14
Tretionin merupakan obat yang menyebabkan deskuamasi, menyerupai efek
sinar matahari, melepaskan prostaglandin, menyebabkan pengelupasan (peeling)
dan eritema.13 Meskipun mekanisme kerja yang pasti dari obat ini belum
diketahui, beberapa penelitian menunjukkan bahwa tretionin topikal dapat
menurunkan

penyatuan

folikel-folikel

sel

epitelial

dengan

mengurangi

10

pembentukan komedo (blackheads) sehingga dapat menekan jumlah lesi yang


terinflamasi. Sebagai efek sekunder dari komedogenesis, tretionin mungkin dapat
mengurangi P.aknes karena tretionin mampu mengubah lingkungan duktus
menjadi tempat yang asing bagi petumbuhan P.aknes.14
Pemilihan sediaan tergantung pada lokasi timbulnya akne. Biasanya lotio
yang digunakan untuk akne di punggung, sedangkan gel untuk akne di muka.
Sediaan tretionin dapat berupa gel, krim, lotio denga konsentrasi 0,025% - 0,05%.
Terapi terutama pada wajah, harus dimulai perlahan untuk menghindari reaksi
iritan yang berlaebihan. Pada penggunaan topikal, berbagai macam efek samping
dapat timbul. Tretionin dapat menyebabkan kulit menjadi kering, bahkan pada
beberapa orang yang sensitif dapat timbul kemerahan, gatal dan rasa panas sepeti
terbakar.14
Kesimpulannya terapi menngunakan retinoid (tretionin) aman, efektif,
ekonomis dalam mengatasi semua bentuk akne terutama pada kasus-kasus yang
berat. Retinoid sebaiknya diberikan sebagai terapi awal, baik secara tunggal
ataupun kombinasi dengan topikal atau oral antibiotik dan benzoil peroksida.14
Tretinoin topikal menurunkan kohesivitas (kekompakan) sel-sel epitel folikel
sehingga formasi microcomedo menjadi berkurang. Selain itu, tretinoin
merangsang aktivitas mitosis dan meningkatkan pergantian sel-sel epitel folikel
sehingga mengakibatkan ekstrusi komedo.11
Tretinoin Cream atau Tretinoin Gel harus dipakai sekali sehari pada malam
hari sebelum tidur. Daerah kulit yang akan diobati harus dibersihkan secara
menyeluruh sebelum dilakukan pemakaian obat. Pemakaian dilakukan dengan
cara pengolesan tipis saja pada kulit di mana lesi akne muncul dengan
penggunaan yang secukupnya untuk menutupi seluruh bagian yang terdapat akne.
Pemakaian ini bisa menyebabkan kulit terasa hangat atau menyengat. Pada kasus
jika diperlukan penghentian sementara terapi atau mengurangi frekuensi
pemakaian, pengobatan dapat dilanjutkan atau dapat ditingkatkan lagi ketika
pasien mengalami toleransi pengobatan.11

11

Pada umumnya prognosis dari akne ini cukup baik. Pengobatan sebaiknya
dimulai pada awal onset munculnya akne dan cukup agresif untuk menghindari
sekuele yang bersifat permanen.4,8 Pengobatan ini perlu diperhatikan bagaimana
respon terapi klinis dan toleransi kulitnya. Pada minggu-minggu awal terapi,
eksaserbasi jelas mungkin terjadi lesi inflamasi. Hal ini disebabkan aksi obat yang
mendalam. Lesi sebelumnya menjadi tak terlihat, tidak boleh dianggap sebagai
alasan untuk menghentikan terapi. Hasil Terapi harus diperhatikan setelah dua
sampai tiga minggu, tetapi lebih dari enam minggu terapi mungkin diperlukan
sebelum efek perbaikan pasti terlihat. Setelah lesi jerawat telah merespon
perbaikan, dimungkinkan untuk menjaga perbaikan dengan mengurangi frekuensi
pemakaian.11

DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda A, Hamzah M, Aisyah S, dkk, editor. Ilmu Penyakit Kulit Dan
Kelamin. Edisi Keenam. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2010.
2. Siregar RS. Saripati Penyakit Kulit. Edisi kedua. Jakarta: EGC, 2002.

12

3. Daili ESS, Menaldi SL, Wisnu IM. Penyakit Kulit yang Umum di
Indonesia. Jakarta: PT Medical Multimedia Indonesia; 2006.
4. Wolf, Jhonson, Suurmond. Fitspatricks Color Atlas & Sinopsis of Clinical
Dermatology. Fifth Edition. New York: McGraw Hills Access Medicine;
2007.
5. Zouboulis, Christos C. Update and Future of Systemic Acne Treatment.
Dermatology, Acne Symposium at the World Congres of Drematology
Paris July 2002. p:37-42. 2003.
6. Dreno B, Poli F. Epidemiology of Acne. Dermatology, Acne Symposium at
the World Congres of Dermatology Paris July 2002. p:7-9. 2003.
7. Djuanda, Adi. Dkk. MIMS Indonesia petunjuk konsultasi. Edisi ketujuh.
Jakarta. 2008.
8. Batra, Sonia. Acne. In: Ardnt KA, Hs JT, eds. Manual of Dermatology
Therapeutics 7th ed. Massachusetts: Lippincot Williams and Wilkins;
2007. P:4-18
9. Sheen, Barbara. Diseases and Disorders Acne. Framington Hills: Lucent
Books;2005. p:10-20.
10. Degitz, Klause. Pathophyisiology of acne. Jerman: CME; 2007.
11. Anonimous. Tretionin. New York: DailyMed; 2012. Diunduh dari: URL:
http://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?id=62687
12. James WD, Berger TG, Eston DM, Acne. In: James WD Berger TG, Eston
DM. Andrews diseases of the skin, 9th edn. WB saunders company,
Canada.2000; 284-92.
13. Habiff Thomas P. Acne, Rocasea, and Related Disorder. In: Clinical
Dermatology A Color Guide to Diagnosis and Therapy. Mosby, Inc. 2004.
14. Webster F Guy, Anthony V. Rawlings. Acne and Its Therapy. Informa
Healhcare USA, Inc.2007; 75-135.

Diskusi (Tanya Jawab)


1. Peeling adalah salah satu bentuk perawatan muka praktis yang dapat
mengangkat kulit mati. Tapi salah melakukannya dapat menyebabkan iritasi.

13

Apa saja yang harus diketahui saat ingin mengaplikasikan peeling pada wajah
yang berjerawat?
Pertama, pilihlah yang sesuai dengan kondisi kulit. Jika jerawat sedang
melakukan serangannya, pastikan dalam label terkandung salicylic acid agar
peeling tidak membuat jerawat meradang. Apabila bercak hitam muncul akibat
serangan matahari, cari glycolic acid dalam label. Lakukan peeling seminggu
sekali dan tingkatkan menjadi dua kali seminggu ketika jerawat atau bercak hitam
mulai menghilang.
Kedua, jangan lupa untuk memastikan ada Sun Protection Factor atau jamak
disebut SPF pada pelembab yang digunakan. SPF inilah yang nantinya akan
melindungi sel-sel baru yang berhasil digantikan berkat perawatan peeling.

2. Bagaimana cara membedakan differential diagnosis yang dipaparkan dan


bolehkah penggunaan krim tertinoin untuk mengobati komedo secara bebas?
Diagnosis banding penyakit kulit penderita ini yaitu akne vulgaris dan erupsi
akneiformis. Akne vulgaris umumnya mengenai wajah, bahu, dada bagian atas,
dan punggung bagian atas. Lokasi kulit lain, misalnya leher, lengan atas, dan
glutea kadang-kadang terkena. Erupsi kulit polimorf, dengan gejala predominan
salah satunya, komedo, papul yang tidak beradang, dan pustul, nodus, dan kista
yang beradang. Akne ini juga dapat disertai rasa gatal.
Erupsi akneiformis yang disebabkan oleh induksi obat, misalnya kortikosteroid,
INH, barbiturat, bromida, yodida, difenil hidantoin, trimetadion, ACTH, dan
lainnya. Klinis berupa erupsi papulopustul mendadak tanpa adanya komedo di
hampir seluruh bagian tubuh. Tanda klinis ini dapat disertai demam dan dapat
terjadi di semua usia.
Akne venenata dengan tempat predileksi di tempat kontak zat kimia umumnya
memiliki lesi monomorf, tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul.

14

3. Bagaimana menentukan pengobatan akne berdasarkan gradasinya?


Untuk akne derajat ringan, akne komedonal, menggunakan obat retinoid topikal,
contohnya krim tretinoin. Jika papular, menggunakan obat retinoid topikal
dikombinasi dengan obat antimikrobial seperti eritromisin sol 1%.
Untuk akne derajat sedang, menggunakan antibiotik oral seperti doksisiklin atau
minosiklin 50-100 mg 2x sehari, dikombinasikan dengan obat retinoid topikal.
Antibiotik oral dipakai selama minimal 6-8 minggu.
Untuk akne derajat berat, menggunakan isotretinoin oral 120-150 mg/kgBB
ditambah dengan retinoid topikal seperti krim azelaic acid 20%, serta dipakai
pula benzoil peroksida 2,5-5%.

4. Apa saja faktor predisposisi akne venenata?


Biasa timbul pada wanita usia dewasa (20-50 tahun) setelah pemakaian
kosmetika. Biasanya berupa komedo tertutup terutama pada pipi. Biasanya bahan
bersifat aknegenik terdapat pada campuran krim alas bedak atau pelembab.

15

Anda mungkin juga menyukai