2
Bisoprolol 1,25 mg 1x1,25 mg/hari -
Aspirin 75 mg 1x75 mg/hari -
Isosorbide dinitrate 5 mg 3x5 mg -
(sublingual)/hari
Analisis kasus
S : sesak nafas yang bertambah berat dengan pekerjaan ringan, nyeri dada kiri, dada berdebar debar, kaki
membengkak
O : tekanan darah 200/110 mmHg, laju nadi 102 kali/menit reguler, laju napas 27x/menit, suhu 36,1 ⁰C.
Berat badan 68 kg, tinggi badan 155 cm. Pada Pemeriksaan Fisik Ditemukan Konjungtiva Tidak Pucat,
JVP meningkat 2 cm di atas nilai normal, pada auskultasi paru terdapat suara vesikular melemah pada
basal paru, ronki pada paru kanan dan kiri, dan tidak terdapat wheezing, pada perkusi paru terdapat suara
redup pada basal paru. Pada Perkusi Jantung; batas jantung kiri sulit ditentukan (perubahan sonor redup
pada ICS IV) dan batas jantung kanan 1 jari lateral linea parasternalis dekstra pada ICS IV, bunyi jantung I
dan II reguler, terdengar pansistolik murmur grade 2/6 di apeks, dan tidak terdengar gallop. Hepar Dan lien
tidak teraba, shifting dullness tidak ada, bising usus normal. Terdapat pitting edema pada kedua
ekstremitas inferior.
A : heart failure NYHA class IV et causa hipertensive heart disease (HHD) dengan efusi pleura bilateral
dan anteroseptal miocardiac infarct
P : Oksigen nasal 2-3 L/menit, Captopril 3x12,5 mg, Furosemide 3x20 mg iv, Spironolactone 1x12,5 mg,
Bisoprolol 1x1,25 mg, Aspirin 1x75 mg, Isosorbidedinitrate 3x5 mg (sub lingual),
heart failure NYHA class IV et causa hipertensive heart disease (HHD) dengan efusi pleura bilateral
dan anteroseptal miocardiac infarct
Identifikasi masalah
Lakukan penilaian terhadap ketepatan, efektivitas, dan keamanan pengobatan dan kaitkan dengan kondisi
pasien saat ini. Anda juga dapat menilai kepatuhan pasien jika dibutuhkan. Berdasarkan penilaian tersebut,
identifikasilah masalah terkait pengobatan yang terjadi dan penyebabnya. Anda dapat menggunakan
klasifikasi DRP menurut PCNE pada Lampiran 3 sebagai panduan identifikasi masalah.
Masalah:
1. Peluang kejadian merugikan akibat obat
2. Dosis (initial dose) obat terlalu tinggi
Penyebab masalah:
1. Terjadinya interaksi obat antara furosemide dan ACE Inhibitor yang dapat menyebabkan
penurunan tekanan darah secara tajam
2. Kontraindikasi pemberian diuretik spironolakton terhadap kondisi fungsi ginjal pasien yang dinilai
mengalami kerusakan ginjal moderate
3
3. Dosis awal Captopril perlu dilakukan peninjauan ulang
Rencana penyelesaian masalah
Tuliskan tujuan terapi kondisi yang diderita pasien, serta lakukan perencanaan penyelesaian masalah
terkait obat, parameter monitoring terapi, dan edukasi pasien.
Tujuan terapi [nama penyakit/kondisi pasien]:
tujuan terapi pasien
● tujuan terapi gagal jantung adalah memperbaiki fungsi ventrikel dan kualitas hidup
● mengurangi perawatan rumah sakit
● meningkatkan angka kelangsungan hidup
● menghilangkan edema dan retensi cairan
4
buah dan sayur, serta berolahraga
3. Berikan edukasi kepada pasien terkait efek samping yang mungkin muncul selama pemberian
terapi
4. Berikan semangat kepada pasien dan doakan semoga pasien lekas sembuh
Referensi:
1. 2017 ACC/AHA/HFSA Focused Update of the 2013 ACCF/AHA Guideline for the
Management of Heart Failure
2. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2020. Pedoman Tatalaksana Gagal
Jantung. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia
1. Apakah yang dimaksud dengan heart failure NYHA class IV pada kasus ini?
New York Heart Association disingkat NYHA adalah kriteria yang dibuat untuk menilai seberapa
berat gangguan jantung yang diderita seseorang. Penilaian ini didasarkan pada keterbatasan aktivitas
fisik penderita. Parameter yang dinilai adalah kemampuan bernapas dengan normal dan berbagai
derajat napas pendek dan atau nyeri dada. ANYHA ini sendiri diklasifikasikan menjadi 4 kelas dan
yang dimaksud dengan NYHA kelas IV berarti penderita penyakit jantung yang tidak dapat
melakukan aktivitas fisik tanpa keluhan. terdapat gejala saat istirahat dan keluhan meningkat saat
melakukan aktivitas.
2. Apakah pemilihan terapi gagal jantung pada pasien ini tepat menurut guideline internasional
dan Indonesia? Jelaskan alasan Anda!
pemilihan terapi sudah sesuai, namun ada salah satu obat yang dinilai kontraindikasi dengan kondisi
pasien yaitu Spironolakton. dimana pasien ternyata memiliki fungsi ginjal yang menurun (kerusakan
ginjal moderate)
3. Apa sajakah monitoring terapi yang perlu dilakukan pada kasus ini?
- Monitoring tekanan darah pasien
- Monitoring laju nafas
- Monitoring EKG pasien
- Monitoring kadar Hb pasien
- Monitoring fungsi ginjal
- Monitoring serum elektrolit dan kreatinin
5
2. CAPTOPRIL Regimen dosis yang diresepkan
Dosis: 12,5 mg
Rute: per oral
Frekuensi pemberian: 3 x sehari
Indikasi terapi
hipertensi ringan hingga sedang, pengobatan gagal jantung
kongestif
Tanggal dimulainya terapi
15 Februari 2021
Durasi terapi
6
Indikasi terapi
pasien dengan retensi cairan berat (edema, ascites),
hypertensive heart failure, edema paru akut, edema pada
sinmdrom nefrotik, insufisiensi renal kronik, sirosis hepatik.
Tanggal dimulainya terapi
15 februari 2021
Durasi terapi
7
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 1 x sehari
Regimen dosis berdasarkan literatur
Dosis:
Rute: oral
Frekuensi pemberian:1 x sehari
Indikasi terapi
hipertensi, angina, gagal jantung kronik
Tanggal dimulainya terapi
15 Februari 2021
Durasi terapi
8
Dosis: 160-325 mg
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 1x sehari
- CAD & MI
Dosis: 160-325 mg
Rute: oral
Frekuensi pemberian:
Indikasi terapi
analgetik, antipiretik, osteoartritis, pengobatan akut stroke
iskemik, pencegahan primer dan sekunder CAD & MI
Dosis: 5-10 mg
Rute: sublingual
Frekuensi pemberian: tiap 2 jam
Indikasi terapi
9
angina pektoris, pencegahan serangan angina pada penderita
penyakit jantung koroner kronik
10