1
Simvastatin 1 x 20 mg PO
Vitamin B kompleks 3 x 1 tablet PO.
2
Pengobatan Nama obat Potensi Aturan pakai Durasi terapi
yang diterima
IVFD Asering - 12 jam/kolf -
saat pulang
Aspirin 80 mg 1 kali sehari -
Cilostazol 50 mg 2 kali sehari -
Citicolin 500 mg 2 kali sehari -
Piracetam 1200 mg 2 kali sehari -
Amlodipin 10 mg 1 kali sehari -
Captopril 12,5 mg 1 kali sehari -
Simvastatin 20 mg 1 kali sehari -
Vit B kompleks 1 tablet 3 kali sehari 1 -
tablet
Analisis kasus
Tuliskan catatan atau hasil analisis Anda terhadap kasus secara ringkas di sini
S : Keluhan lemah pada lengan dan tungkai kanan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien
mengatakan kelemahan muncul tiba-tiba setelah bangun tidur. Keluhan disertai dengan mulut mencong ke
sebelah kiri. Riwayat kejang, pingsan, nyeri kepala hebat, dan bicara cadel/pelo disangkal.
O : Tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 84 kali/menit, nafas 23 kali/menit, suhu 36,6 ⁰C. Pemeriksaan
laboratorium meliputi Hb 9,0 g/dl, Ht 31%, Leukosit 6.300/mm 3-, eritrosit 3,6 juta/UI, trombosit
229.000/mm3, gula darah puasa 103 mg/dl, trigliserida 111 mg/dl, kolesterol total 252 mg/dl, HDL 54
mg/dl, LDL 140 mg/dl, ureum 11 mg/dl, kreatinin 0,5 mg/dl, asam urat 4,9 mg/dl.
A : Hemiparesis ekstremitas dextra dan parese N VII dextra ec Stroke Iskemik + Hipertensi Grade II +
Hiperkolesterolemia
P:
Aspirin 1 x 80 mg PO
Cilostazol 2 x 50 mg PO
Citicolin 2 x 500 mg PO
Piracetam 2 x 1200 mg PO
3
Amlodipin 1 x 10 mg PO
Captopril 1 x 12,5 mg PO
Simvastatin 1 x 20 mg PO
Identifikasi masalah
Lakukan penilaian terhadap ketepatan, efektivitas, dan keamanan pengobatan dan kaitkan dengan kondisi
pasien saat ini. Anda juga dapat menilai kepatuhan pasien jika dibutuhkan. Berdasarkan penilaian tersebut,
identifikasilah masalah terkait pengobatan yang terjadi dan penyebabnya. Anda dapat menggunakan
klasifikasi DRP menurut PCNE pada Lampiran 3 sebagai panduan identifikasi masalah.
Masalah :
1. Potensi kejadian merugikan akibat obat
2. efek terapi obat tidak optimal
Penyebab masalah :
1. Kombinasi obat tidak tepat
2. Dosis terlalu rendah
4
Rencana penyelesaian masalah terkait obat:
1. menyarankan penyelesaian masalah kepada dokter dengan mengganti simvastatin dengan golongan
statin lainnya
2. jika simvastatin tetap digunakan, maka lakukan pertimbangan rasio manfaat dan resiko, serta batasi
dosis simvastatin tidak lebih dari 20 mg/hari
3. meningkatkan dosis cilostazol menjadi 100 mg
4. Mendiskusikan kepada dokter terkait penggantian penggunaan aspirin, karena diketahui pemberian
clopidogrel 75 mg lebih baik dibandingkan dengan aspirin untuk mencegah resiko stroke iskemik
sekunder, infark miokard dan kematian akibat gangguan penyakit vascular
Referensi:
- 2011. AHFS Drug Information, American Society of Health System Pharmacists. Bethesda:
American Hospital Formulary Service.
- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/394/2019 : Tata Laksana
Stroke
- Drugs.com (https://www.drugs.com/interactions)
5
6
TABEL PENGKAJIAN OBAT
No Nama Obat Tinjauan
1 IVFD Asering Regimen dosis yang diresepkan
Dosis:12 jam/kolf
Rute: IV
Frekuensi pemberian: 1 kali 12 jam
Indikasi terapi
Menjaga keseimbangan elektrolit
Durasi terapi
-
7
Rute: per oral
Frekuensi pemberian: 1 kali sehari
Indikasi terapi
Profilaksis penyakit serebrovaskuler atau infark miokard
Durasi terapi
-
Efek samping obat
Bronkospasme, mual, muntah, nyeri, ulserasi, dan pendarahan
saluran cerna, pendarahan lain, trombositopenia, tinnitus
Indikasi terapi
Mengobati gejala gejala iskemia seperti ulkus, rasa sakit dan dingin
pada penyakit oklusi arteri kronik atau penyakit arteri perifer
8
28 Maret 2021
Durasi terapi
-
Indikasi terapi
Gangguan serebrovaskular, gangguan kognitif, cedera kepala,
penyakit parkinson
Durasi terapi
-
Efek samping obat
Ruam kulit, insomnia, sakit kepala, pusing, kejang, mual, anoreksia
5 Piracetam Regimen dosis yang diresepkan
9
Dosis: 1200 mg
Rute: PO
Frekuensi pemberian: 2 kali sehari
Indikasi terapi
Peningkat kognitif pada insufisiensi serebrokortikal
Durasi terapi
-
10
Frekuensi pemberian: 1 kali sehari
Indikasi terapi
Hipertensi, profilaksis angina
Durasi terapi
-
Indikasi terapi
Penderita hipertensi dengan diabetes melitus, penderita hipertensi
dengan proteinuria, gagal jantung, pasca infark miokard dengan
gangguan fungsi diastolik
11
28 Maret 2021
Durasi terapi
-
Indikasi terapi
Dislipidemia, pencegah penyakit kardiovaskular
Durasi terapi
-
12
9 Vitamin B kompleks Regimen dosis yang diresepkan
Dosis: 1 tablet
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 3 kali sehari
Indikasi terapi
Mencegah defisiensi Fe, pencegahan dan pengobatan anemia
defisiensi Fe
Durasi terapi
-
Pertanyaan:
1. Analisislah penggunaan antiplatelet dan neuroprotektan pada kasus ini menurut guideline terapi stroke
Indonesia maupun internasional!
Jawaban:
Antiplatelet yang digunakan : aspirin dan cilostazol
13
Neuroprotektan yang digunakan : citikolin dan piracetam
2. Apakah terapi r-TPA dapat diberikan pada pasien? Jelaskan dengan mempertimbangkan kriteria eksklusi
dan inklusi pemberian r-TPA!
Jawaban:
Pasien memenuhi beberapa kriteria inklusi yaitu usia sudah diatas 18 tahun, Diagnosis klinis stroke
dengan defisit neurologis yang jelas, dan pada CT ditemukan infark di basal ganglia kiri mencapai
periventrikel lateral kiri dan tidak disebutkan adanya pendarahan intracranial.Namun Terapi r-TPA tidak
bisa diberikan pada pasien ini karena belum memenuhi seluruh kriteria inklusi, yaitu pasien datang ke
Rumah Sakit selang seminggu setelah gejala timbul (>6 jam) dan tidak ada persetujuan tertulis
pasien/keluarga untuk melakukan terapi ini.
Kriteria inklusi :
a) Usia ≥ 18 tahun.
b) Diagnosis klinis stroke dengan defisit neurologis yang jelas.
c) Onset ≤4,5 jam atau ≤6 jam
d) Tidak ada gambaran perdarahan intrakranial pada CT-scan / MRI (DWI)
e) Pasien atau keluarga mengerti dan menerima keuntungan dan risiko yang mungkin timbul. Harus
ada persetujuan tertulis dari pasien atau keluarga untuk dilakukan terapi rtPA (Alteplase).
f) Boleh diberikan pada pasien yang mengkonsumsi aspirin atau kombinasi aspirin dan klopidogrel
sebelumnya.
g) Boleh diberikan pada pasien gagal ginjal kronik dengan aPTT normal (risiko perdarahan
meningkat pada pasien dengan peningkatan aPTT).
h) Boleh diberikan pada pasien dengan sickle cell disease.
Kriteria eksklusi :
a) Defisit neurologis ringan (NIHSS ≤5) atau cepat mengalami perbaikan.
b) Riwayat trauma kepala atau stroke dalam 3 bulan terakhir.
c) Infark multilobar (gambaran hipodens >1/3 hemisfer serebri).
d) Kejang pada saat onset stroke.
e) Kejang dengan gejala sisa kelainan neurologis post-iktal.
f) Riwayat stroke iskemik atau cedera kepala berat dalam 3 bulan sebelumnya.
g) Perdarahan aktif atau trauma akut (fraktur) pada pemeriksaan fisis.
h) Riwayat pembedahan mayor atau trauma berat dalam 2 minggu sebelumnya.
i) Riwayat perdarahan gastrointestinal atau traktus urinarius dalam 3 minggu sebelumnya.
14
j) Riwayat operasi intracranial / spinal 3 bulan terakhir.
k) Riwayat perdarahan intrakranial.
l) Pasien dengan tumor intrakranial intraaksial.
m) Tekanan darah sistolik >185 mmHg, diastolik >110 mmHg.
n) Glukosa darah <50 mg/dL atau >400 mg/dL.
o) Gejala perdarahan subaraknoid.
p) Gejala endokarditis infektif.
q) Gejala atau kecurigaan diseksi aorta.
r) Pungsi arteri pada tempat yang tidak dapat dikompresi atau pungsi lumbal dalam 1 minggu
sebelumnya.
s) Jumlah platelet <100.000/mm3.
t) Bila mendapat terapi heparin dalam 48 jam atau LMWH dalam 24 jam terakhir.
u) Gambaran klinis adanya perikarditis post infark miokard.
v) Infark miokard dalam 3 bulan sebelumnya.
w) Wanita hamil.
x) Tidak sedang mengkonsumsi antikoagulan oral (atau bila sedang dalam
terapi antikoagulan hendaklah INR ≤1,7).
y) Nilai aPTT >40 atau PT >15.
3. Apa saja monitoring terapi yang perlu dilakukan pada kasus ini?
- Monitoring tekanan darah pasien
- Monitoring kolesterol total pasien
- Monitoring interaksi obat
- Monitoring efek samping obat
15