Anda di halaman 1dari 11

LEMBAR KERJA MAHASISWA

PRAKTIKUM FARMAKOTERAPI PENYAKIT SALURAN CERNA, SALURAN NAFAS,


DAN KONDISI KHUSUS (FAF 314)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS

Tanggal 4 November 2020 Kelompok: 3


Objek praktikum: Anggota kelompok: (cetak tebal pada nama pribadi)
1. Aresti (1811012023)
2. Andika Mawareh Agustina (1811019002)
3. Annisa Salsabila (1811012042)
4. Retno Permata Andira (1811012031)
5. Nonda Riaknes (1811011009)
6. Sri Rahmita (1811011007)

Identitas pasien dan informasi admisi


Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 82 tahun
Tanggal masuk:
Pengumpulan data dan informasi
Keluhan eksaserbasi gagal jantung
utama
Riwayat Gagal jantung dengan penurunan fraksi ejeksi, osteoarthritis, dan diabetes
penyakit mellitus tipe 2, Dirawat karena eksaserbasi gagal jantung
sekarang
Riwayat Tidak ada informasi riwayat penyakit keluarga
penyakit
keluarga
Riwayat sosial Tidak ada informasi riwayat sosial dan kebiasaan
dan kebiasaan
Riwayat Tidak ada informasi riwayat pengobatan
pengobatan
Hasil Parameter Hasil Nilai normal Keterangan
pemeriksaan Suhu tubuh
fisik Denyut nadi
Laju nafas
Tinggi badan
Berat badan
Hasil Parameter Hasil Nilai normal Keterangan
pemeriksaan Kreatinin Kliren 30 mL/menit >80 ml/menit Gagal ginjal
penunjang

Pengobatan Nama obat Potensi Aturan pakai Durasi terapi


yang diterima Aspirin 81 mg 1 1-3 tablet/hari
kali sehari 500mg/tab
Furosemide 40 mg 1-2 kali/hari 1-2
1 tablet 1 kali tablet/hari
sehari 40mg/tab
Glimepiride 2 mg 1-8 mg/hari
1 tablet 1 kali
sehari
Ibuprofen 200 mg 1-2 tablet/hari
3 tablet 3 kali @200 mg
sehari
Lisinopril 40 mg 1 10-20 mg/hari
kali sehari
Metformin 500 2 tablet/hari
mg 2 tablet 2 kali
sehari

Metoprolol 2 kali
suksinat 25 mg 1 200 mg/hari
kali sehari

Identifikasi masalah
Seorang pasien laki-laki berusia 82 tahun dengan riwayat gagal jantung dengan penurunan fraksi
ejeksi, osteoarthritis, dan diabetes mellitus tipe 2 datang ke klinik. Diketahui CrCl pasien 30
mL/menit. Dia baru-baru ini dirawat karena eksaserbasi gagal jantung.
Pasien tegolong pasien geriatrik, Fungsi ginjal menurun karena CrCl di bawah rentang normal
(>80 mL/menit) yaitu 30mL/menit, sehingga dosis obat perlu diturunkan dari biasanya.

Ketepatan :
• Aspirin (golongan NSAID) kurang tepat diberikan pada pasien usia 82 tahun, karena dapat
menyebabkan pendarahan dan memperparah tukak peptic.
• Furosemide 40 mg 1 tablet 1 kali sehari, sudah tepat supaya tidak terjadi edema pada orang
tua dengan penyakit jantung.
• Glimepiride 2 mg 1 tablet 1 kali sehari, kurang tepat karena bisa menyebabkan hipoglikemia.
• Ibuprofen, kurang tepat, obat ini dipakai pada pasien sebagai pengobatan osteoarthritis, obat
ini dapat menyebabkan pendarahan di lambung jika digunakan dalam waktu yang lama.
Selain itu, ini juga kemungkinan berkontribusi pada eksaserbal gagal jantung dengan
meningkatkan retensi cairan. Ini juga golongan NSAID dapat menyebabkan risiko ginjal akut.
• Lisinopril 40 mg 1 kali sehari, sebagai antihipertensi golongan ACEI, sudah tepat
• Metformin 500 mg 2 tablet 2 kali sehari, sebagai obat diabetes mellitus 2 pada pasien
ini,sudah tepat, tapi perlu penyesuaian dosis yakni dosisnya diturunkan dikurangi 33 % dari
dosis awal jadi 335 mg 1 tablet 2 kali sehari, karena dapat meningkatkan risiko asidosis laktat
pada pasien gagal jantung.
• Metoprolol kurang tepat karena menyebabkan hipoglikemik dan kontraindikasi untuk pasien
diabetes mellitus

Efektivitas :
 Furosemide sudah efektif diberikan dengan dosis 40 mg 1 tablet 1 kali sehari agar tidak terjadi
retensi cairan di tubuh.
 Glimepiridie kurang efektif ,disarankan ke dokter untuk diganti dengan glipizide untuk
menghindari efek samping hipoglikemia
 Ibuprofen kurang efektif, disrankan ke dokter untuk diganti dengan acetaminophen
(paracetamol) yang efektif untuk osteoarthritis dan tidak memiliki risiko pendarahan.
 Metformin efektif untuk penderita diabetes mellitus tipe 2 pada pasien ini, tapi perlu
penyesuaian dosis ,disarankan ke dokter dosisnya dikurangi 33 % dari dosis awal jadi 335 mg
1 tablet 2 kali sehari untuk menghindari resiko peningkatan asidosis laktat pada pasien
 Lisinopril sudah efektif diberikan 40 mg 1 kali sehari, sebagai antihipertensi golongan ACEI.
 Metoprolol menyebabkan efek hipoglikemik kontraindikasi untuk pasien diabetes mellitus
,disramkan pada dokter untuk menghentikan pemberian metoprolol pada pasien

Keamanan :
 Aspirin (golongan NSAID) tidak aman diberikan pada pasien usia 82 tahun, karena dapat
menyebabkan pendarahan dan memperparah tukak peptic
 Metformin dapat menyebabkan resiko peningkatan asidosis laktat pada pasien,
 Furosemide aman digunakan pada pasien,namun perlu dipantau kadar natremia pasien
 Lisinopril aman digunakan pada pasien
 Ibu profen tidak aman digunakan karena dapat menyebabkan pendarahan pada saluran cerna
pada jangka panjang, pada pasien gagal jantung dapat menyebabkan retensi cairan sehingga
menyebabkan edema
 Aspirin tidak aman dapat menyebabkan pendarahan tukak peptic
 Metoprolol tidak aman digunakan karena efek hipoglikemik dan kontraindikasi untuk pasien
diabetes mellitus
Rencana penyelesaian masalah
Tujuan terapi [nama penyakit/kondisi pasien]: Gagal jantung
Tujuan dari terapi gagal jantung adalah untuk meringankan gejala gagal jantung, meningkatkan
kekuatan jantung, mencegah terjadinya henti jantung mendadak, menormalkan kadar kreatinin
klirens menjadi > 80 ml/menit, menormalkan kadar gula dalam darah.

Rencana penyelesaian masalah terkait obat:


1. Glimepiridie dapat menyebabkan hipoglikemia parah pada penggunaan jangka
panjang,sehingga disarankan pada dokter untuk diganti dengan glipezide
2. Ibuprofen dapat menyebabkan pendarahan di lambung disarankan ke dokter untuk diganti
dengan acetaminophen (parasetamol) yang efektif untuk osteoarthritis dan tidak memiliki
risiko pendarahan.
3.Menyarankan pada dokter untuk menambahkan suplemen sandi MSM, chondroitin,
glucosamine
4. Menyarankan pada dokter untuk mengurangi dosis metformin 33 % dari dosis awal jadi 335
mg 1 tablet 2 kali sehari untuk menghindari resiko peningkatan asidosis laktat pada pasien
5. Menyarankan pada dokter untuk untuk menghentikan pemberian metoprolol pada pasien
karena efek hipoglikemik dan kontraindikasi untuk pasien diabetes mellitus
Rencana monitoring terapi:
1. Hentikan pemakaian obat apabila dalam pemeriksaan kembali kadar gula darah dan tekanan
darah sudah normal.
2. Tinjau kembali apakah pada pasien terjadi efek samping setelah pemakaian obat, jika terjadi
hentikan pemakaian obat dan hubungi dokter untuk tindak lanjut
3. Monitoring kadar CrCl pasien
4. Monitoring kadar Natremia pasien

Rencana edukasi pasien:


1. Pengobatan secara teratur, minum obat teratur dan sesuai dosis
2. Rutin melakukan pemeriksakan kesehatan.
3. Hidup sehat dengan menjaga kebersihan, kelembapan, dan pencahayaan didalam rumah
4. Latihan fisik atau olahraga teratur, menghindari pekerjaan terlalu berat
5. Diet rendah garam dan mengkonsumsi makanan yang seimbang

Referensi:
1. American Geriatrics Society (AGS). American Geriatrics Society 2019 Updated Beers
Criteria for Potentially Inappropriate Medication Use in Older Adults. J Am Geriatr Soc.
2019 Apr;67(4):674-694. doi: 10.1111/jgs.15767.
2. Gallagher P, Ryan C, O’Connor M, Byrne S, O’Sullivan D, O’Mahony D. STOPP (Screening
Tool of Older Persons’Prescriptions)/START (Screening Tool to Alert Doctors to Right
Treatment) criteria for potentially inappropriate prescribing in older
people: version 2. Age and Ageing 2014; O: 1-6
3. National Health Services. STOPP/START Tool to Support Medication Review. 2015
4. AHFS. AHFS Drug Information, American Society of Health System Pharmacists. Bethesda:
American Hospital Formulary Service; 2011.
5. Makani, Mawaqit, and Ndaru Setyaningrum. 2017. “Patterns of Furosemide Use and
Electrolyte Imbalance in Heart Failure Patients at Hospital X Yogyakarta.” Jurnal Ilmiah
Farmasi 13(2): 57–68.
6. Putra, Raden Joddy Sutama, Anisyah Achmad, and Hananditia Rachma P. 2017. “Kejadian
Efek Samping Potensial Terapi Obat Anti Diabetes Pada Pasien Diabetes Melitus Berdasarkan
Algoritme Naranjo | Achmad | Pharmaceutical Journal of Indonesia.” Pharmaceutical Journal
of Indonesia 2(2): 45–50

TABEL PENGKAJIAN OBAT


No Nama Obat Tinjauan
1. Aspirin Regimen dosis yang diresepkan
Dosis: 81 mg
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 1x1 tab sehari

Regimen dosis berdasarkan literatur


Dosis: 325 mg/hari
Rute: oral
Frekuensi pemberian:1x1 tab sehari

Indikasi terapi
Antitrombosit
pencegahan sekunder pada lansia dengan kardiovaskular dan
pencegahan primer pada kolorektal

Tanggal dimulainya terapi


-

Durasi terapi
-

Efek samping obat


Sakit kepala, pendarahan, memperburuk tukak

2. Furosemide Regimen dosis yang diresepkan


Dosis: 40 mg
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 1x1 tab sehari

Regimen dosis berdasarkan literatur


Dosis: 40 mg
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 2x1 tab sehari

Indikasi terapi
edema akibat gagal jantung, hati, dan ginjal, serta hipertensi.
Tanggal dimulainya terapi
-

Durasi terapi
-

Efek samping obat


Mual, sakit kepala, sakit perut, kehilangan nafsu makan, urin
gelap, ruam gatal

3. Glimepiride Regimen dosis yang diresepkan


Dosis: 2 mg
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 1x1 tab sehari

Regimen dosis berdasarkan literatur


Dosis: 2 mg
Rute: oral
Frekuensi pemberian: 1x1 tab sehari

Indikasi terapi
Antidiabetes sulfonylurea

Tanggal dimulainya terapi


-

Durasi terapi
-

Efek samping obat


Mual dan muntah
4. Ibuprofen Regimen dosis yang diresepkan
Dosis:3 tablet @200 mg
Rute: Oral
Frekuensi pemberian:3 kali sehari

Regimen dosis berdasarkan literatur


Dosis: 400 mg
Rute: Oral
Frekuensi pemberian: 3-4x sehari

Indikasi terapi
Pengobatan Ostheoarthritis / Rhematoid arthritis

Tanggal dimulainya terapi

Durasi terapi

Efek samping obat


Gangguan GI, efek kardiovaskular

5. Lisinopril Regimen dosis yang diresepkan


Dosis: 40 mg
Rute: Oral
Frekuensi pemberian: 1 kali sehari

Regimen dosis berdasarkan literatur


Dosis: 10-40 mg
Rute: Oral
Frekuensi pemberian: 1 kali sehari
Indikasi terapi
Hipertensi

Tanggal dimulainya terapi

Durasi terapi

Efek samping obat


Hipotensi, sakit kepala, gangguan GI dan ruam
kulit ,palpitasi

6. Metformin Regimen dosis yang diresepkan


Dosis: 500 mg
Rute: Oral
Frekuensi pemberian:2x 2 tablet sehari

Regimen dosis berdasarkan literatur


Dosis: 500 mg
Rute: Oral
Frekuensi pemberian: 2 x sehari

Indikasi terapi
DM tipe 2

Tanggal dimulainya terapi

Durasi terapi

Efek samping obat


Gangguan fungsi ginjal, hipoglikemia

7. Metoprolol suksinat Regimen dosis yang diresepkan


Dosis:25 mg
Rute: Oral
Frekuensi pemberian: 1 kali sehari

Regimen dosis berdasarkan literatur


Dosis:50-100 mg
Rute: Oral
Frekuensi pemberian: 1 kali sehari

Indikasi terapi
Hipertensi

Tanggal dimulainya terapi

Durasi terapi

Efek samping obat


Bronkokontriksi, bradikardia, hipotensi

Anda mungkin juga menyukai