Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kasus Pelayanan Kefarmasian
6201750048
Shift B
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2020
Studi Kasus Pelayanan Farmakoterapi Gangguan Kardiovaskular
Skenario
Seorang anak perempuan Tita 10 tahun memiliki berat badan 70kg dengan tinggi
110cm memiliki riwayat dislipidemia familial dari ayahnya. Orangtuanya
membawa Tita memeriksakan diri karena mengalami kesulitan untuk melakukan
aktivitas fisik yang berat dan mudah lelah. Ayah Tita yang bernama Toni memiliki
postur tubuh besar dan tinggi, sehingga Tita memiliki genetik obesitas yang
diturunkan dari ayahnya. Kedua orang tua Tita bekerja sehingga sehari-hari
dititipkan kepada pengasuh. Kebiasan Tita yang selalu mengkonsumsi kalori
berlebih tiap harinya mendukung terhadap peningkatan berat badan yang drastis.
Dilakukan tes laboratorium dikarenakan Tita memiliki BMI 57,9 kg/m2 dengan
BMI persentil> 95 dan faktor resiko dislipidemia familial. Hasil laboratorium
menunjukan kadar LDL saat puasa 150 mg/dL, kadar glukosa darah puasa 126
mg/dL. Sebelum dilakukan tes laboratorium, pasien menjadi sangat rewel dan tanpa
sepengetahuan orangtua pasien, pengasuhnya memberikan permen untuk
menenangkan pasien. Terapi dilakukan menggunakan obat dengan pemberian
metformin dengan dosis 500 mg setelah sarapan selama seminggu, kemudian 500
mg setelah sarapan dan makan malam. Setelah pengobatan selama 1 bulan, berat
badan pasien hanya berkurang sebanyak 1kg menjadi 69kg.
Pertanyaan
1. Lakukan asesmen yang terkait riwayat pasien, penyakit dan obat untuk
mengidentifikasi masalah pasien
2. Berikan penyelesaian untuk mengatasi masalah pasien, obat apa yang diberikan
dan jelaskan mekanisme kerja dan efek sampingnya obat tersebut
3. Informasi apa saja yang diberikan kepada pasien terkait obat yang diberikan
Metode SOAP
Subjektif (S)
Objektif (O)
Asesmen (A)
Terapi Farmakologi
- Perubahan gaya hidup termasuk diet sehat, penurunan berat badan, dan
olahraga. Diet sehat dengan memilih makanan rendah lemak trans dan
lemak jenuh, makanan kaya serat, hindari minuman manis dan gula
tambahan (WebMD, 2020).
Referensi
Skenario
Pasien Wanita berusia 75 tahun dirawat di Rumah Sakit dengan keluhan halusinasi
visual, gangguan pendengaran, dan tremor selama 5 hari. Pasien mempunyai
riwayat penyakit yaitu jantung koroner yang sudah dilakukan operasi Coronary
Artery Bypass Graft (CABG) 15 tahun lalu, penyakit jantung kongestif, gagal ginjal
kronik stadium 4, gangguan kognitif ringan, dan hipertensi. Riwayat pengobatan
pasien yaitu, metoprolol 100 mg dua kali sehari, aspirin 325 mg perhari, hydralazine
50 mg tiga kali sehari, isosorbid dinitrat (ISDN) 20 mg tiga kali sehari, furosemid
20 mg per hari, amlodipin 5 mg per hari, atorvastatin 40 mg per hari, dan ranolazine
1000 mg dua kali sehari. Pasien mulai mengkonsumsi ranolazine pada 6 hari
sebelum masuk Rumah Sakit untuk pengobatan angina yang sulit diobati.
Pertanyaan
1. Lakukan asesmen yang terkait riwayat pasien, penyakit dan obat untuk
mengidentifikasi masalah pasien
2. Berikan penyelesaian untuk mengatasi masalah pasien, obat apa yang diberikan
dan jelaskan mekanisme kerja dan efek sampingnya obat tersebut
3. Informasi apa saja yang diberikan kepada pasien terkait obat yang diberikan
Metode SOAP
Subjektif (s)
- Wanita berumur 75 tahun
- Memiliki riwayat penyakit jantung koroner yang sudah dilakukan operasi
Coronary Artery Bypass Graft (CABG) 15 tahun lalu, penyakit jantung
kongestif, gagal ginjal kronik stadium 4, gangguan kognitif ringan, dan
hipertensi
- Keluhan halusinasi visual, gangguan pendengaran, dan tremor selama 5 hari
- Riwayat pengobatan:
● Metoprolol 100 mg ● Furosemid 20 mg per
dua kali sehari, hari,
● Aspirin 325 mg per ● Amlodipin 5 mg per
hari, hari,
● Hydralazine 50 mg ● Atorvastatin 40 mg
tiga kali sehari, per hari
● Isosorbid dinitrat ● Ranolazine 1000 mg
(ISDN) 20 mg tiga kali dua kali sehari.
sehari,
Objektif (O)
Asesmen (A)
Ranolazine + Atorvastatin :
Plan (P)
Terapi Farmakologi
Skenario
Pasien perempuan hamil, 28 tahun, suku Bali datang ke IGD KEBIDANAN RSUP
Sanglah Denpasar dalam keadaan sadar dengan keluhan utama pandangan kabur
yang dirasakan sejak pukul 14.00 (8/11/13), pasien juga mengeluhkan nyeri ulu
hati, sakit kepala, serta kakinya membengkak. Belum ada nyeri perut hilang-timbul,
belum ada keluar air dari vagina, gerak anak aktif dan baik. Riwayat Penyakit
Sebelumnya : Pasien tidak teratur kontrol kandungan ke Rumah Sakit dan tidak
pernah memeriksakan tekanan darahnya, serta tidak terdapat riwayat penyakit
sistemik sebelumnya, Hipertensi baru diketahui pada tanggal 8 November 2013.
Riwayat persalinan yaitu : kehamilan pertama tahun 2011, aterm, sectio caesaria,
laki-laki, 1495 g, kehamilan kedua adalah hamil ini.
Pertanyaan
1. Lakukan asesment yang terkait riwayat pasien, penyakit dan obat untuk
mengidentifikasi masalah pasien!
Assesment dengan metode SOAP
S(Subjektif)
O (Objektif)
- Keluhan utama pandangan kabur disertai nyeri ulu hati, sakit kepala,
kaki membengkak
A (Assesment)
P (Planning)
Terapi Farmakologis
Metildopa (Antihipertensi)
Rekomendasi obat yang diberikan Metildopa 250 mg, karena obat ini
tergolong dalam obat kategori B untuk kehamilan dan obat antihipertensi ini
bekerja dengan onset yang lambat dan toleransi pasien yang terbatas.
- Mekanisme : Metildopa dapat menurunkan tekanan darah dengan
merangsang reseptor alfa-adrenergik penghambat sentral,
neurotransmisi palsu, dan / atau pengurangan aktivitas renin plasma
- Efek samping : Gangguan saluran cerna, stomatis, mulut kering,
sedasi, depresi, mengantuk, diare, retensi cairan, gangguan
ejakulasi, kerusakan hati, anemia hemolitik, sindrom mirip lupus
eritematosus, parkinsonismus, ruam kulit, hidung tersumbat .
(PIONAS, 2020)
3. Informasi apa saja yang diberikan kepada pasien terkait obat yang
diberikan?
Metildopa
- Obat diminum sehari dua-tiga kali dengan dosis 0,5-3 gram,
dianjurkan setelah makan atau dalam perut yang terisi.
- Untuk membantu mengingat, pasien disarankan meminum obat
tersebut pada waktu yang sama setiap hari.
- Penyimpanan disimpan pada suhu ruangan disuhu 2-30OC, jauhkan
dari cahaya langsung dan tempat yang lembab.
- Pasien dianjurkan untuk lebih sering melakukan pengecekkan
tekanan darah untuk memonitoring hipertensi.
- Pasien dianjurkan untuk lebih banyak istirahat dan hindari stress.
- Peringatan: riwayat gangguan hati; gangguan ginjal; hasil positif
uji Coomb langsung yang dapat terjadi pada hingga 20% pasien
(bisa mempengaruhi blood cross-matching); mempengaruhi hasil
uji laboratorium, menurunkan dosis awal pada gagal ginjal;
disarankan untuk melakukan hitung darah dan uji fungsi hati;
riwayat depresi.
(Obstetricians Institute, 2019)
Referensi
Wells B.G., Dipiro J.T., Schwinghammer T.L., and Dipiro C.V.,. 2015.
Pharmacotherapy Handbook, 9th Ed. New York : Mc Graw Hill. p.
Studi Kasus Pelayanan Farmakoterapi Gangguan Kardiovaskular
Skenario
Seorang laki-laki umur 55 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri dada. Dia
mengeluh 6 bulan terakhir mengalami nyeri dada substernal bersifat intermitten dan
menjalar ke lengan kiri. Nyeri pertama kali terjadi ketika melakukan kegiatan dan
menurun ketika istirahat. Dia memiliki riwayat penyakit hipertensi dan
dislipidemia. Pada riwayat keluarga diperoleh keterangan bahwa bapaknya
meninggal karena infark miokard pada usia 56 tahun. Dia perokok 50 bungkus per
tahun.
Pertanyaan
1. Lakukan asesmen yang terkait riwayat pasien, penyakit dan obat untuk
mengidentifikasi masalah pasien
2. Berikan penyelesaian untuk mengatasi masalah pasien, obat apa yang diberikan
dan jelaskan mekanisme kerja dan efek sampingnya obat tersebut
3. Informasi apa saja yang diberikan kepada pasien terkait obat yang diberikan
Metode SOAP
Subjektif (S)
Objektif (O)
Assesment (A)
Plan (P)
Gangguan Stroke
Skenario
Tn S berusia 44 tahun datang dengan keluhan kelemahan pada bagian lengan dan
tungkai kiri. Sejak 6 hari SMRS saat beristirahat. Awalnya terasa kesemutan pada
sisi tubuh sebelah kiri serta nyeri kepala bagian belakang. Kemudian pasien dibawa
ke Rumah Sakit Rawajitu dan dirujuk ke RSAM tampak sakit sedang, riwayat darah
tinggi sejak 15 tahun yang lalu dan mengidap penyakit diabetes serta sedang
mengkonsumsi obat diabetes yaitu metformin dan perokok berat. Saat datang ke
RSAM pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, CGS E4V5M6 = 15.
Tekanan darah 200/100 mmHg. Nadi 102x/menit. Status pemeriksaan darah
didapatkan peningkatan ureum, kreatinin, kolesterol dan asam urat. Pasien di
diagnosa Stroke Hemoragik, diobati dengan mannitol, anti hipertensi, anti
kolesterol
Pertanyaan
1. Lakukan asesmen yang terkait riwayat pasien, penyakit dan obat untuk
mengidentifikasi masalah pasien
Metode SOAP
Subjektif (S)
Asesmen (A)
Plan (P)
2. Berikan penyelesaian untuk mengatasi masalah pasien, obat apa yang diberikan
dan jelaskan mekanisme kerja dan efek sampingnya obat tersebut
A. Mannitol
● Indikasi : Menurunkan tekanan intrakarnial
● Dosis : 1,5 -2 g/ kg infus
● Cara pakai : Infus dilakukan selama 30-60 menit dan diulang
per 6/8 jam
● Mekanisme kerja : Peningkatan osmolaritas ekstraseluler ini akan
mendorong pergerakan air intraseluler ke ruang ekstraseluler dan
vaskuler.
● Efek samping : Hipersensitivitas, mual, muntah dan sakit kepala.
B. Nimodipine
● Indikasi : Stroke Hemoragik
● Dosis : 60 mg
● Cara pakai : Diminum tiap 4 jam selama 21 hari
● Mekanisme kerja : Penghambat saluran Ca dengan efek minimal pada
konduksi di jantung; efek utamanya adalah pada arteri serebral untuk
mencegah vasospasme.
● Efek samping : Hipotensi, diare, sakit kepala, dan ruam
● Interaksi obat : dapat menaikkan total serum jika dikonsumsi
dengan jus jeruk gedang
C. Atorvastatin
● Indikasi : Menurunkan kadar kolesterol
● Dosis : 10 mg
● Cara pakai : Diminum sehari satu kali satu tablet
● Mekanisme kerja : Penghambat reduktase HMG-CoA; menghambat
langkah pembatas laju dalam biosintesis kolesterol dengan menghambat
reduktase HMG-CoA secara kompetitif.
● Efek samping : Pusing, Diare, dan nasofaringitis
● Interaksi obat : Jika dipakai obat HCV protease inhibitor
(ketoconazole, verapamil, diltiazem, dsb) krena dapat menaikkan resiko
miopati; Dapat menaikkan kadar jika diminum dengan jus jeruk gedang;
Tidak boleh dipakai karena kontaminan dengan siklospotin, telaprevir,
glecaprevir, dan ritonavir karena menyebabkan miopati (Memberi
jangka 7 hari pada obat).
● Monitoring : Mengecek kadar kolesterol setiap 2-12 minggu
sekali
D. Allupurinol
● Indikasi : Hiperurisemia
● Dosis :100 mg, jika kadar asam urat tetap tinggi dapat
dinaikkan 100 mg setiap 2-4 minggu dengan dosis maksimal 900
mg/hari
● Cara pakai : Minum sehari satu kali satu tablet
● Mekanisme kerja : Penghambat oksidase xantin; menghambat
konversi hipoksantin menjadi xantin menjadi asam urat; menurunkan
produksi asam urat tanpa mengganggu sintesis purin vital.
● Efek samping : Mual, muntah, dan gagal ginjal
● Monitoring : Periksa fungsi ginjal
3. Informasi apa saja yang diberikan kepada pasien terkait obat yang diberikan
Referensi
DiPiro J.T., Wells B.G., Schwinghammer T.L. and DiPiro C. V., 2015,
Pharmacotherapy Handbook, Ninth Edit., McGraw-Hill Education
Companies, Inggris