Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PELAYANAN KEFARMASIAN

HOME PHARMACY CARE

OLEH :
RIKA SRI ANGGRAINI, S. Farm
NIM : 3105061

DOSEN :
apt, JUNI FITRAH, S Si, MM. Farm

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
PADANG
2020
HOME PHARMACY CARE
A. Prosedur Melakukan Home Pharmacy Care
1. Pada minggu pertama diisi dengan tes awal mengenai obat yang digunakan untuk
terapi stroke dan diabetes, wawancara dan konseling layanan kefarmasian dirumah.
2. Pada minggu kedua diisi dengan tes akhir dan pemantauan efek samping obat
B. Hasil Wawancara
Nama : Nurhayati, S.pd
Usia : 68 tahun
Status : Janda
Alamat : RT 011 RW 00 , Kec. Pematang kandis , Kab. Merangin Prov. Jambi
Pada minggu pertama yaitu tanggal 6 september 2020 pasien diberikan edukasi mengenai
pengertian diabetes melitus, hipertensi dan stroke. Gejala dari penyakit yang diderita, tujuan
terapi dan komplikasi. Pada minggu pertama ini pasien sudah mengetahui secara umum apa
itu diabetes melitus, pasien juga sudah mengetahui tentang penyakit hipertensi yang lebih
dikenal dengan istilah darah tinggi. Kemudian, pasien mengerti gejala dari penyakit yang
dideritanya dan penyebab stroke saat ini. Menurut wawancara yang telah dilakukan, pasien
menceritakan bahwa pada pemeriksaan terakhir dokter menjelaskan bahwa pasien ini
mengalami stroke pada bagian tangan sebelah kiri dan melakukan kontrol ke dokter untuk
pemeriksaan rutin, pasien ini menjelaskan gejala yang dirasakannya diantaranya sering
merasa haus, kencing berlebihan, kelelahan, penurunan berat badan, mata kabur, sesekali
merasa sakit kepala, imsonia dan terkadang mengalami pembengkakan pada bagiaan
pergelangan kaki dan lidah. Pada saat ini pasien masih menjalankan kontrol rutin ke rumah
sakit guna melihat perkembangan terapi obat yang digunakan saat ini untuk mencegah stroke
pada bagian tubuh lainnya.
Pasien mengaku belum mengetahui secara rinci tentang tujuan terapi dari pengobatan
tersebut. Pasien hanya percaya dengan minum obat rutin akan menyembuhkan penyakit yang
dideritanya. Dari hasil wawancara yang dilakukan pasien menderita diabetes, dan hipertensi
sejak 3 tahun yang silam. Selama 3 tahun, terkadang pasien lupa meminum obat karena
sering menemani cucunya bermain dan tidak ada yang mengingatkan, dan pada 1 bulan
terakhir pasien tiba- tiba pingsan dan dibawa kerumah sakit dan hasilnya pasien merasakan
bagian tangan sebelah kirinya mengalami gangguan gerak. Resep terakhir yang didapatkan
pasien adalah metformin 500 mg 3x1, glibenklamid 5 mg 1x1, furosemid 40 mg 1x½ ,
amlodipin 5 mg 1x1, atrovastatin 10 mg 1x1, aspirin tab 100 mg 1x1, sitikolin 500 mg 1x1.
Pasien diberi edukasi mengenai target pengobatan penyakit pasien, pentingnya mengetahui
nilai gula darah, jenis gula darah tekanan darah, terapi stroke yang di derita, serta perubahan
gaya hidup dan memberikan dorongan untuk pasien tetap meminum obat rutin dan meminta
bantuan keluarga untuk mengingatkan pasien untuk meminum obat. Pasien paham dan
mengetahui target gula darah dan tekanan darah yang diinginkan. Pasien menjawab target
gula darah yang diinginkan adalah di bawah 180 mg/dL, untuk tekanan darah yang dinginkan
adalah 120/80 mmHg . Mahasiswa Apoteker menjelaskan bahwa target untuk tekanan darah
yang diinginkan bergantung pada usia pasien. Pasien sangat setuju bahwa mengetahui nilai
normal dari penyakit yang dideritanya merupakan hal penting. Pasien menjawab dengan tahu
nilai gula darah, tekanan darah akan membantu dirinya untuk mengontrol dirinya dalam hal
makanan. Pasien mengakui sudah mengurangi pengunaan garam, makanan manis, dan juga
dalam satu bulan terakhir ini pasien terkadang menjalani sedikit olahraga dengan jalan-jalan
kecil di sekitaran rumah dibantu dengan anggota keluarga.
Pada minggu kedua, diberikan edukasi tentang terapi farmakologi, jenis-jenis efek
samping, pemantauan efek samping, penanganan efek samping obat, dan makanan yang
dianjurkan. Mahasiswa Apoteker menjelaskan mengenai efek samping yang dapat terjadi
serta penanganannya. Pasien sudah paham mengenai makanan yang dianjurkan.
I. INFORMASI PASIEN
1. Nama Nurhayati, S.pd
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Alamat Lengkap RT 011 RW 00 , Kec. Pematang kandis , Kab. Merangin
Prov. Jambi

4. No. Telp/Hp 0895360770097


5. Umur 68 tahun
6. Berat Badan 50 kg
7. Agama Islam
8. Pekerjaan pensiunan
9. Status Perkawinan Janda
10 Jumlah Anak 3
.
11 Pendidikan Terakhir Sarjana pendidikan
.
12 Golongan darah O
.
II. INFORMASI LAIN YANG TERKAIT
1. Pasien sedang hamil : Ya Tidak Ket : Tidak
2. Pasien sedang menyusui : Ya Tidak Ya
3. Menggunakan kontrasepsi : Ya Tidak

III. INFORMASI HEALTH CARE


1. Nama Dokter : DR. dr. Bambang Sutopo SpPD
2. Nama Apoteker : -
Telp : -

IV. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Keluarga Riwayat Penyakit

Ayah Hipertensi

V. RIWAYAT ALERGI
Alergi Gejala, Efek yang terjadi, Reaksi
Antibiotik -
Obat Lain -
Makanan -
Cuaca -
Debu -

VI. POLA HIDUP PASIEN


Pola Hidup Keterangan

Kebiasaan Makan (Makanan berlemak, Tidak ada alergi makanan apapun, suka
makanan manis, gorengan, penggaram ) mengkonsumsi makanan berlemak
seperti daging-dagingan, tidak makan
makanan yang manis dan mengurangi
garam pada makanan.
Pasien mengaku sudah meminum obat
Mengkosumsi obat secara rutin semenjak 1 ( satu ) bulan
terakhir
Kebiasaan tidur Tidak pasti sesuai kondisi
Pola kebersihan pasien Bersih
Pasien sering berolahraga dengan
Kebiasaan olahraga
berjalan kaki di sekitar rumah
VII. CATATAN PENGGUNAAN OBAT PASIEN
R/ Metformin 500 mg XLV
S 3 dd 1
R/ Glibenklamide 5 mg XV
S 1 dd 1
R/ Amlodipin 5 mg XV
S1 dd 1
R/ Furosemid 40 mg X
S 1 dd ½
R/ Atrovastatin 10 mg XV
S 1 dd 1
R/ Aspirin 100 mg XV
S 1 dd 1
R/ Sitikolin 20 mg XV
S 1 dd 1

VIII. URAIAN MENGENAI OBAT - OBAT YANG DITERIMA PASIEN


No Nama Obat Uraian Keterangan
.
1. Metformin Komposisi Metformin 500 mg
Indikasi Diabeter Melitus tipe 2 (pilihan pertama pada
pasien DM dengan berat badan berlebih).
Dosis Dosis awal 500-850 mg, 2-3 kali sehari. Dosis
maksimal 3000 mg per hari, dibagi ke dalam 3
kali minum.
Interaksi Obat Cairan kontras yang kadang digunakan pada
prosedur pemindaian dapat menurunkan
fungsi ginjal bila digunakan bersama
metformin. Pengobatan dengan metformin
harus dihentikan 48 jam sebelum dan sesudah
menjalani pemindaian dengan kontras. Obat-
obatan yang dapat menimbulkan efek samping
jika digunakan bersamaan dengan metformin:
Obat antiinflamasi nonsteroid dan
antihipertensi, efeknya meningkatkan risiko
asidosis, Diuretik, kortikosteroid, dan pil KB,
efeknya meningkatkan kadar gula darah dan
menurunkan efektivitas metformin, Insulin,
efeknya meningkatkan risiko kadar gula darah
rendah atau hipoglikemia.
Efek Samping Batuk, demam dan menggigil, diare, sakit
perut, mual dan muntah, nafsu makan
menurun, rasa logam di mulut, sakit
punggung, nyeri otot.
Kontraindikasi Gangguan fungsi ginjal, ketoasidosis, baru
mengalami infark miokard, adanya gangguan
hati berat, serta pasien-pasien dengan
kecenderungan hipoksemia, menggunakan
kontras media yang mengandung iodine,
menggunakan anastesi umum, hamil dan
menyusui.
Perhatian Dosis metformin diturunkan pada pasien
dengan gangguan fungsi ginjal, hentikan
sebelum pembedahan dan ganti dengan
insulin, periksa fungs ginjal sebelum atau
sekali setahun selama pengobatan dengan
metformin.
2. Glibenklamid Komposisi Glibenklamid 5 mg
Indikasi Membantu menurunkan kadar gula dalam
darah pada penderita diabetes tipe 2
Dosis Dosis harian 2,5–20 mg per hari (diberikan
dalam 1-2 dosis terbagi).
Interaksi Obat Peningkatan kadar glibenclamide dalam darah
jika dikonsumsi bersama antijamur, seperti
miconazole dan fluconazole. Peningkatan efek
hipoglikemia dari glibenclamide jika
dikonsumsi bersama obat golongan MAOI, 
fenilbutazon, probenecid, ACE inhibitor,
penghambat Beta, atau antibiotik, seperti
chloramphenicol, ciprofloxacin,  sulfonamida,
atau tetracycline. Penurunan efektivitas
glibenclamide dalam menurunkan kadar gula
darah jika digunakan bersama  rifampicin,
barbiturat, kortikosteroid, diuretik, pil KB,
atau hormon tiroid. Peningkatan risiko
terjadinya kerusakan hati jika dikonsumsi
bersama bosentan.
Efek Samping Efek samping utama adalah hipoglikemia dan
peningkatan berat badan. Mual, muntah, diare,
konstipasi, gangguan fungsi hati, reaksi
hipersensitivitas, gangguan darah.
Kontraindikasi Gangguan fungsi hati, gagal ginjal, porfiria,
ketoasidosis, kehamilan dan menyusui.
Perhatian Hati-hati menggunakan glibenkalmid pada
pasien dengan resiko tinggi hipoglikemia.
Glibenkalmid tidak boleh diberikan sebagai
obat tunggal pada pasien DM juvenil, pasien
yang kebutuhan insulinnya tidak stabil,
diabetes berat, DM pada kehamilan, dan pada
keadaan darurat. Hati-hati pengguanaannya
pada alkoholisme akut serta pasien yang
mendapat diuretik thiazid.
3. Furosemid Komposisi Furosemid 40 mg
Indikasi Pasien dengan retensi cairan yang berat
(edema, ascites), hypertensive heart
failure,edema paru akut, edema pada sindrom
nefrotik, insufisiensi renal kronik, sirosis
hepatis.
Dosis Dosis awal 40 mg pada pagi hari, penunjang
20-40 mg sehari, tingkatkan sampai 80
mgsehari pada udem yang resisten.
Interaksi Obat Peningkatan risiko terjadinya kerusakan
ginjal, jika digunakan bersama antibiotik
golongan sefalosporin dan obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS). Peningkatan risiko
terjadinya kerusakan telinga, jika digunakan
bersama antibiotik golongan aminoglikosida.
Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia,
jika digunakan bersama dengan obat diuretik
hemat kalium. Peningkatan risiko terjadinya
kerusakan jantung, jika digunakan bersama
dengan obat glikosida jantung, seperti digoxin 
atau atau antihistamin. Peningkatan risiko
terjadinya hiponatremia, jika digunakan
bersama carbamazepine. Penurunan kadar
furosemide di dalam darah, jika digunakan
bersama obat aliskiren. Penurunan risiko efek
samping furosemide, jika digunakan
bersama indometacin.
Efek Samping Hipotensi, hiponatremia, hipokalemia,
hipokalsemia, hiperurisemia, ototoksisitas,
hipergliserimia, meningkatkan LDL kolestrol
dan menurunkan HDL.
Kontraindikasi Hipovolemia, hiponatremia, anuri (obstruksi
post renal), pasien yang alergi terhadap
pereparat sulfa.
Perhatian Hati-hati penggunaan pada SLE, gangguan
hati, gangguan ginjal, pada pasien dengan
riwayat gout, Penurunan risiko efek samping
furosemide, jika digunakan bersama
indometacin.
4. Amlodipin Komposisi Amlodipin 5 mg
Indikasi Menurunkan tekanan darah, profilaksis
angina.
Dosis 5-10 mg per hari.
Interaksi Obat Penggunaan amlodipine dengan simvastatin 
dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan
pada otot atau miopati.
Efek Samping Edema pretibial, gangguan tidur, sakit kepala,
letih, hipotesi, tremor, aritmia, takikardia,
mual, nyeri perut, ruam kulit, wajah memerah.
Kontraindikasi Hipersensitifterhadap CCB dihidropiridin,
syok kardiogenik, angina,pectoris tidak stabil,
stenosis serrta yang signifikan.
Perhatian Gangguan fungsi hati, hamil, laktasi.
5. Atrovastatin Komposisi Atrovastatin 10 mg
Indikasi Sebagai terapi tambahan di samping diet,
untuk menurunkan kolesterol total, kolesterol
LDL, apolipoprotein-B, dan kadar trigliserida
pada pasien dengan hiperkolesterolemia
primer, hiperlipidemia kombinasi (campuran),
serta hiperkolesterolemia familial heterozigot
dan homozigot, bila diet dan penatalaksanaan
non-farmakologik lainnya kurang berhasil.

Dosis Dosis awal yang biasa diberikan adalah 10 mg


1 kali sehari. Rentang dosis adalah antara 10-
80 mg sekali sehari.
Interaksi Obat  Meningkatkan risiko gangguan otot
(miopati) dan rhabdomyolysis, jika
dikonsumsi dengan obat antivirus,
itraconazole, clarithromycin, fibrat,
ciclosporin, dan colchicine.
 Menurunkan kadar atorvastatin dalam
tubuh, jika dikonsumsi dengan
rifampicin atau efavirenz.
 Meningkatkan kadar obat digoxin dan
estradiol dalam darah

Efek Samping Hidung tersumbat, Sakit tenggorokan, nyeri


sendi, nyeri di bagian lengan atau tungkai,
diare
Kontraindikasi Obat ini tidak boleh diberikan kepada pasien
denga kondisi: Hipersensitif terhadap
komponen- komponen dalam obat ini.
Penyakit hati aktif atau peningkatan serum
transaminase yang menetap melebihi 3 kali
lipat dari batas atas normal. Ibu hamil,
menyusui atau usia produktif yang tidak
menggunakan alat kontrasepsi yang adekuat.
Atorvastatin harus diberikan pada wanita usia
subur hanya jika sangat tidak mungkin hamil
dan telah diinformasikan potensi bahayanya
terhadap janin.
Perhatian Pasien yang memberikan tanda atau gejala
yang mengarah pada kerusakan hati harus
melakukan tes fungsi hati. Pasien dengan
kondisi serius yang akut mengarah pada
miopatia atau memiliki faktor risiko yang
mempengaruhi pada perkembangan menjadi
gagal ginjal sekunder dari rhabdomyolysis
harus menunda atau menghentikan terapi
sementara. Pasien dengan stroke hemoragi
pada saat awal pengobatan tampak memiliki
risiko yang lebih tinggi untuk mengalami
stroke hemoragi berulang. Kategori
kehamilan: Kategori X: Kontraindikasi (tidak
boleh digunakan). Terdapat hasil penelitian
terhadap hewan uji dan manusia yang
memperlihatkan abnormalitas terhadap janin.
Obat ini dikontraindikasikan untuk wanita
hamil dan yang berkemungkinan untuk hamil.
Segmentasi,
6. Aspirin Komposisi Aspirin 100 mg
Indikasi Profilaksis penyakit serebrovaskuker atau
infark miokar
Dosis Dosis loading 150-300 mg dan dosis
pemeliharaan 75-100 mg setiap harinya untuk
jangka panjang
Interaksi Obat Aspirin meningkatkan efek wararin, heparin,
digoksin, sulfonylurea. Aspirin menghambat
efek diuretic seperti furosemide dan
spironalactone. Menghambat obat
antihipertensi.
Efek Samping Bronkosplasme, mual, muntah, nyeri ulserasi,
dan pendarahan saluran cerna, pendarahan
lain, trombositopenia, tinnitus.
Kontraindikasi Hipersensitas, asma, tukak peptic yang aktif,
hemophilia dan gangguan pendarahan lain,
hamil, menyusui
Perhatian Riwayat menderita ulkus peptic, gangguan
hati, gangguan ginjal, hentikan penggunaan
bila terjadi tinnitus.
7. Citicoline Indikasi Memperbaiki sirkulasi darah otak termasuk
stroke iskemik
Kontra indikasi Hipersensitivitas terhadap citicoline
Perhatian Harus dibeikan bersama dengan obat yang
menurunkan tekanan intracranial atau anti
hemoragik pada kondisi yang gawat dan akut.
Jaga suhu tubuh tetap rendah.Harus dibeikan
bersama dengan obat yang menurunkan
tekanan intracranial atau anti hemoragik pada
kondisi yang gawat dan akut. Jaga suhu tubuh
tetap rendah.
Efek samping Ruam kulit, insomnia, sakit kepala, pusing,
kejang, mual, anareksia, hasil tes fungsi hati
abnormal, diplopia, sensasi hangat, perubahan
tekanan darah sementara, rasa tidak enak
badan.

Dosis 500-2000 mg per hari mulai dari 24 jam


setelah serangan stroke ditangani.

IX. ANALISIS DRUG RELATED PROBLEM (DRP)


Analisis Masing – Masing
DRP Keterangan
1 2 3 4 5 6
Indikasi tidak Pada pemeriksaan sebelumnya gula
terobati darah pasien memiliki hasil yang tinggi,
- - - -
dikonsultasikan kepada dokter apakah
diperlukan obat antidiabetes oral
Obat tanpa
- - - Tidak terdapat obat tanpa indikasi
indikasi
Pemilihan obat Tidak terdapat pemilihan obat yang tidak
- - -
tidak tepat tepat
Dosis Tidak terdapat obat dibawah dosis
- - -
subterapetik seharusnya
Gagal
mendapatkan - - - -
terapi
Interaksi obat - - - -
Efek samping Efek samping masing-masing obat
- - -
merugikan tercantum di tabel atas*
Ctt : 1 : Metformin, 2 : Glibenklamide, 3 : Furosemid, 4 : atrovastatin, 5 :aspirin, 6 : citicoline 7 :
amlodipin
X. DOKUMENTASI PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH
Nama : Nurhayati, S.pd
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 68 tahun
Status : Janda
Alamat : RT 011 RW 00 , Kec. Pematang kandis , Kab. Merangin Prov. Jambi
No handphone : 0895360770097

No Pelayanan Apoteker
Tanggal Kunjungan
. Pertanyaan Jawaban
1. 06 September 2020 Kepatuhan pasien Pasien menyatakan bahwa rutin
mminum obat meminum obat pada saat ini
Keluhan efek Pasien hanya merasakan sedikit mual
samping yang setelah meminum obat.
dirasakan
Sejarah sebelum Diabetes dan hipertensi karena pola
terkena penyakit makan dan pola hidup yang tidak sehat
semasa muda.
Hipertensi karena faktor umur umur,
keturunan dan juga dari kebiasaan pola
makan yang tidak sehat.
Ketidak patuhan terhadap kosumsi obat
sangat mempengaruhi dalam pengobatan.
Konsultasi Pasien masih rutin menjalani terapi
penyakit ke dokter
Penyimpanan obat Penyimpanan obat di dalam kotak obat di
letakan di dalam kamar.
Makanan yang Tidak ada alergi makanan sehingga
biasa dimakan semua makanan bisa dimakan, sering
makan makanan yang digoreng dan
berlemak , namun diimbangi dengan
sayuran.
Olah raga Saat ini pasien menalani olahraga ringan
dengan berkeliling di sekitaran rumah
dibantu oleh keluarga.
Saran dari 1. Memastikan pasien rutin meminim obat diabetes. Obat
mahasiswa metformin dan glibenklamid sebagai penurun kadar gula
Apoteker ke pasien darah 3x sehari dan 1x sehari untuk menjaga kestabilan
kadar gula darah. Jika kadar gula darah pasien tidak stabil
akan merugikan pasien .
2. Memastikan pasien juga rutin meminum obat hipertensi
mengingat pasien juga memiliki riwayat hipertensi. Obat
furosemid dan amlodipin sebagai penurun tekanan darah
untuk menjaga kestabilan tekanan darah pasien. Jika
tekanan darah tidak stabil akan merugikan pasien karena
respon tubuh akan menjadi lemas, sakit kepala hebat, nyeri
di daerah dada dan hipertensi merupakan penyebab utama
stroke.
3. Memastikan pasien juga rutin meminum obat atrovastatin
yaitu obat antilipidemik. Obat ini digunakan untuk
mengendalikan lemak pada tubuh Jika terdapat efek
samping yang merugikan karena mengkonsumsi obat,
pasien dapat berkonsultasi dengan dokter dan dokter akan
memberikan alternatif obat lain yang akan digunakan.
4. Meyarankan cek gula darah secara rutin untuk memantau
apakah terapi yang dilakukan efektif atau tidak.
5. Pasien disarankan mengurangi makanan-makanan yang
tidak sehat dan memulai pola makan sehat seperti
mengurangi makanan manis, berlemak, berminyak, dan
makanan asin. Perbanyak makan sayuran dan buah.
6. Pasien disarankan untuk melakukan olahraga rutin seperti
peregangan badan dipagi hari ketika bangun tidur dan agan
tidur, berjalan-jalan sekitar kompleks, dan senam jantung
sehat.

Anda mungkin juga menyukai