Semester 5 Farmasi
Farmakoterapi
KASUS OSTEOARTRITIS
PO, seorang wanita berusia 67 tahun, datang ke klinik dengan keluhan rasa sakit dan kekakuan
di lutut kirinya. Dia menyampaikan lutut kirinya terasa lemah, dan dia kesulitan bangun dari
tempat tidur di pagi hari dan setelah duduk di kursi selama beberapa waktu.
Dia telah minum parasetamol 1.000 mg 4 kali sehari selama 1 bulan tapi keluhan belum juga
teratasi.
Saat ini dia juga mengonsumsi metoprolol suksinat 50 mg setiap hari, lisinopril 20 mg setiap
hari, ranitidin 150 mg dua kali setiap hari, dan citalopram 20 mg setiap hari. Riwayat penyakitnya
meliputi hipertensi, osteopenia, depresi, penyakit refluks gastroesofagus, osteoartritis, dan
penggantian lutut kanan 2 tahun yang lalu. Tanda-tanda vital dan hasil tes laboratorium dan
adalah sebagai berikut:
BP 160/78 mm Hg; HR 76 denyut / menit, TB, 167 cm, BB, 86 kg; BMI, 30,7 kg / m2
Sodium, 145 mEq / L; Kalium, 4,8 mEq / L; BUN, 16 mg / dL; Kreatinin, 1,2 mg / dL; eGFR, 48 mL
/ menit; WBC, 4,5 × 103 / μL; RBC, 4,2 × 106 / μL; Hemoglobin, 12,1 g / dL; Hematokrit, 36,6%
Tugas:
1. Identifikasi permasalahan pasien !
2. Bagaimana tata laksana terapi yang harus diberikan pasien?
3. Apa edukasi dan informasi obat yang perlu disampaikan kepada pasien ?
4. Bagaimana monitoring pasien?
1. Identifikasi pasien :
Keluhan : sakit, kekauan dilutut kiri, sulit bangun dari tempat tidur di pagi hari gejala
OA
1) Edukasi
Untuk menjadi sehat dibutuhkan perhatian khusus dari tubuh, pikiran dan spiritual.
Untuk menjadi sehat juga membutuhkan sikap mental yang positip. Pasien harus
memutuskan untuk berbuat semaksimal mungkin bila tantangan OA terjadi. Untuk
2) Aturan Pakai
3. Lisinopril 20 mg : diminum sehari 1 kali 1 tablet, 30 mnt setelah makan (pada jam
09.00 pagi )
1) Efek samping
2. Metoprolol : Pusing (10%), Sakit kepala (10%), Kelelahan (10%), Depresi (5%), Diare
(5%)
5. Citalopram : Mulut kering (20%), Mual (21%), Mengantuk (18%), susah tidur (15% ),
Diare (8%)
2) Interaksi Obat
RW., wanita 42 tahun yang sebelumnya sehat, BB 60 kg, menderita kekakuan di pagi hari yang
berlangsung selama beberapa jam, kelelahan, dan nyeri otot dan persendian selama 4 bulan
terakhir. Selain itu, ia melaporkan bahwa matanya tampak merah hampir sepanjang waktu dan
sangat kering. Gejala-gejalanya jauh lebih buruk selama satu setengah bulan terakhir,
membuatnya agak membatasi aktivitas fisiknya. Dia juga tidak bisa lagi memakai cincin
kawinnya karena pembengkakan tangannya. Pemeriksaan fisik menunjukkan pembengkakan
simetris bilateral, iritasi, dan hangat dari metacarpophalangeal (MCP) dan sendi proksimal
interphalangeal (PIP) dari tangan dan sendi metatarsophalangeal (MTP) kaki.
Temuan laboratorium terkait meliputi:
ESR, 52 mm / jam (rentang referensi: pria 0 hingga 15 mm / jam, wanita 0 hingga 20 mm / jam);
CRP, 2,1 mg / dL (rentang referensi: 0 hingga 0,5 mg / dL); Hemoglobin, 10,6 g / dL; Hematokrit,
33%; Trombosit, 480.000 / μL; Albumin, 3,8 g / dL; Besi serum, 40 mcg / dL; Total kapasitas
pengikatan zat besi, 275 mg / dL; Anti-CCP positif pada 82 unit (rentang referensi: <20 unit /
mL); RF positif dilakukan dengan metode fiksasi lateks dalam pengenceran 1: 320 (rentang
referensi: <1:80); Tes untuk antibodi antinuklear (ANA) dan sensitivitas tuberkulin adalah negatif.
Kadar asam uratnya normal.
Film radiografi dari tangan dan kaki menunjukkan pembengkakan jaringan lunak, penyempitan
ruang sendi, dan erosi marginal MCP dan PIP sendi kedua dan ketiga secara bilateral tanpa ada
bukti kalsifikasi. Data laboratorium rutin lainnya dan temuan fisik adalah normal.
Tugas:
1. Identifikasi permasalahan pasien !
2. Bagaimana tata laksana terapi yang harus diberikan pasien?
3. Apa edukasi dan informasi obat yang perlu disampaikan kepada pasien ?
4. Bagaimana monitoring pasien?
Jawab
1. Identifikasi pasien :
Keluhan : kekakuan di pagi hari yang berlangsung selama beberapa jam, kelelahan, dan
nyeri otot dan persendian selama 4 bulan terakhir, selama satu setengah bulan terakhir gejala
memburuk. Serta pembengkakan pada tangannya.
Pemeriksaan fisik : menunjukkan pembengkakan simetris bilateral, iritasi, dan hangat dari
metacarpophalangeal (MCP) dan sendi proksimal interphalangeal (PIP) dari tangan dan sendi
metatarsophalangeal (MTP) kaki.
Terapi farmakologi yg diterima : -
Outcome
Terapi Farmakologi
2) Aturan Pakai
1. Metotrexat oral : diminum setiap 12 jam 1 tablet (2,5 mg) 3 kali berturut-turut selama
seminggu sekali.
2. Prednisone oral : diminum sehari 1 kali 1 tablet (5 mg), sebelum tidur
4. Monitoring pasien :
1) Efek samping
1. Metotreksat :
Toksisitas subakut jika diberikan secara intratekal (kelumpuhan ekstremitas,
kelumpuhan saraf kranial, kejang atau koma). Kemerahan pada kulit. Hiperurisemia
2. Prednisone :
Alergi: Anafilaksis, angioedema. Jerawat, dermatitis alergi
2) Interaksi Obat
Serius
1. MTX dengan ibuprofen. Iibuprofen meningkatkan kadar metotreksat dengan
menurunkan pembersihan ginjal. Hindari atau Gunakan Obat Alternatif.
2. MTX dengan Aspirin. aspirin meningkatkan kadar metotreksat dengan menurunkan
pembersihan ginjal.
Minor
1. MTX dengan asam folat. asam folat menurunkan efek metotreksat melalui
antagonisme farmakodinamik.
DAFTAR PUSTAKA
PubMed Central. Non-pharmacological treatment in difficult-to-treat rheumatoid arthritis.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9465607/. Diakses pada 10 Oktober 2023
Guo X, Wang Y,. 2018. Rheumatoid arthritis: pathological mechanisms and modern
pharmacologic therapies