0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
55 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang farmakoterapi untuk penyakit gout dan osteoartritis. Terdapat penjelasan mengenai pengobatan serangan gout akut yang meliputi obat antiinflamasi nonsteroid dan kolkinin, serta monitoring yang diperlukan pasien. Juga dibahas terapi untuk hiperurisemia asimptomatik dan pengobatan osteoartritis termasuk penggunaan obat antiinflamasi dan suplemen.
Dokumen tersebut membahas tentang farmakoterapi untuk penyakit gout dan osteoartritis. Terdapat penjelasan mengenai pengobatan serangan gout akut yang meliputi obat antiinflamasi nonsteroid dan kolkinin, serta monitoring yang diperlukan pasien. Juga dibahas terapi untuk hiperurisemia asimptomatik dan pengobatan osteoartritis termasuk penggunaan obat antiinflamasi dan suplemen.
Dokumen tersebut membahas tentang farmakoterapi untuk penyakit gout dan osteoartritis. Terdapat penjelasan mengenai pengobatan serangan gout akut yang meliputi obat antiinflamasi nonsteroid dan kolkinin, serta monitoring yang diperlukan pasien. Juga dibahas terapi untuk hiperurisemia asimptomatik dan pengobatan osteoartritis termasuk penggunaan obat antiinflamasi dan suplemen.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESAHATAN AKBIDYO 2020/2021 1. Ny Wini (50 th, 60 kg) mengeluhkan ada kekakuan dan nyeri pada lutut, siku, pergelangan tangan dan kaki, disertai eritema dan bengkak pada daerah tersebut. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan kadar asam urat serum > 10 mg/dL. Dokter mendiagnosis Ny wini mengalami Gout akut. a. Jelaskan terapi yang sesuai untuk pasien (farmakologi (dosis, aturan pakai) dan non farmakologi)! Jawab : Pengobatan artritis gout bergantung pada tahap penyakitnya. Hiperurisemia asiptomatik biasanya tidak membutuhkan pengobatan. Serangan akut artritis gout diobati dengan obat-obatan antiinflamasi nonsteroid dan Colchicine. NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien yang mengalami serangan gout akut, Indometasin dengan dosis awal 75‐100 mg/hari. Dosis ini kemudian diturunkan setelah 5 hari bersamaan dengan meredanya gejala serangan akut. dan Piroxicam dosis awal 40 mg, kemudian 10‐ 20 mg/hari obat-obatan tersebut banyak diresepkan untuk serangan akut artritis gout Colchicine merupakan terapi spesifik dan efektif untuk serangan gout akut. Namun, dibanding NSAID kurang populer karena mulai kerjanya (onset) lebih lambat Colchicine atau biasa dikenal dengan Colcitine dan Recolfar Serangan penyakit asam urat paling sering terjadi pada jempol kaki, lutut, atau pergelangan kaki. Colchicine dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Minum obat dengan air putih. Dosis awal: 1 mg, diteruskan dengan 0,5 mg setelah 1 jam. Pengobatan dapat dilanjutkan setelah 12 jam jika diperlukan, dengan dosis maksimal 0,5 mg per 8 jam hingga gejala hilang (Carter, 2006). b. Jelaskan mekanisme masing-masing obat yang anda rekomendasikan! Jawab : Colchicine bekerja dengan cara mengurangi jumlah sel darah putih yang bergerak ke area peradangan, sehingga membantu meredakan radang sendi, serta mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri. piroxicam bekerja dengan cara menghambat enzim yang memproduksi prostaglandin, yaitu senyawa yang dilepas tubuh dan menyebabkan peradangan sehingga membantu meredakan radang sendi, dan mengurangi rasa sakit. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan produksi zat di dalam tubuh yang dapat menyebabkan rasa sakit, , atau peradangan sehingga membantu meredakan radang sendi, serta mengurangi pembengkakan dan rasa sakit. ( Graham W,1983)
c. Jelaskan monitoring apa saja yg diperlukan untuk pasien!
Jawab : Pasien gout harus mendapat informasi bahwa puasa, obesitas (kegemukan) dan konsumsi alkohol dapat mengakibatkan hiperurisemia. Jika hal tersebut dapat diperbaiki atau dihindari maka terapi obat tidak diperlukan, demikian juga hiperurisemia tanpa gejala juga tidak perlu diobati. Namun demikian fungsi ginjal harus diperiksa untuk meyakinkan tidak ada gangguan. Pasien yang beresiko mengalami serangan kambuh gout harus membawa persediaan obat dan harus diedukasi untuk segera menggunakannya pada saat muncul gejala pertama. (Busso N, So A 2010) 2. Tn Sastro (55 th) baru saja melakukan pemeriksaan kesehatan rutin di kantornya. Didapatkan hasil yang cukup tinggi pada kadar asam uratnya, yaitu 8,5 mg/dL. Tn Sastro merasa dirinya sehat dan tidak mengeluhkan gejala apapun, termasuk nyeri sendi. Tn Sastro memiliki penyakit hipertensi yang terkontrol dengan captopril 25 mg/hari dan diabetes yang terkontrol dengan metformin 3x500 mg. Pemeriksaan tekanan darah dan kadar glukosa puasa saat itu normal, yaitu 128/80 mmHg dan 126 mg/dL. a. Jelaskan terapi yang sesuai untuk pasien beserta alasannya! Jawab : penggunaan metformin tidak tepat karena metformin memberikan efek samping penumpukan asam lactat pada tubuh sehingga hal ini membuat kadar asam urat pasien tinggi. Sehingga terapi obat harus diganti saya menyarankan untuk terapi kombinasi golongan obat penghambat ace dan diuretic, dengan terapi obat captopril 25 mg/ hari diminum pada malam hari dan amlodipin 5mg/hari pada pagi hari untuk menghindari diuresis pada malam hari (dosis dapat dinaikan sesuai kebutuhan pasien. Pemilihan amlodipine karena amlodipine bekerja dengan cara menghambat influx ion kaldsium melalui membrane kedalam otot polos vascular dan otot jantung sehingga mempengaruhi kontraksi otot polos vascular dan otot jantung.
b. Jelaskan monitoring apa saja yang diperlukan pasien!
1. Memperbaiki gaya hidup untuk pola hidup sehat 2. Rutin control tekanan darah dan glukosa 3. Apa terjadi efek samping pada pengobatan bila terjadi harus segera dilaporkan untuk mendapatkan penanganan . 4. Apa pasien merasakan terapi obat membantu meringankan atau menyembuhkan sakit 5. Hindari konsumsi garam berlebih, kurangi konsumsi kopi karena mengandung cafein, kurangi makan daging beerlemak.
3. Ny Catherin usia 65 th (TB/BB: 155 cm/80 kg) mengeluhkan nyeri
di lutut kanannya. Lutut kanan terasa kaku saat diam dan sulit untuk digerakkan. Pasien mengaku jika sudah mengalami menopause sejak 5 tahun yang lalu dan memiliki riwayat peptik ulcer. Dokter mendiagnosis pasien mengalami osteoartritis dan memberikan terapi Meloxicam 15 mg/hari dan methylprednisolon 8 mg/8 jam. a. Dari kasus di atas, adakah permasalahan terkait terapinya (drug related problem, DRPs)? Analisislah DRPs pada kasus tersebut menggunakan metode SOAP! Jawaban : 1. Subjektif Pasien Ny Catherin usia 65 th mengeluhkan nyeri di lutut kanannya. Riwayat penyakit peptic ulcer 2. Objektif TB/BB: 155 cm/80 kg Penyakit osteoarthritis Terapi kombinasi meloxicam 15 mg/hari untuk terapi anti nyeri OA dan metilprednisolon 8 mg/8 jam untuk anti peradangan pada 3. Assasement
Tidak tepat pemberiaan obat metil prednisolone
karena pasien memiliki peptic ulcer , metal prednisolone gol kortikosteroid yang dapat memperparah peptic ulcer pasien
4. Plan
Penggantiaan metilprednisolon dengan glukosamin,
karena glukosamin agen kondroprotektif bekerja dengan mempengaruhi jalur sitokinin yang mengatur peradangan, degradasi tulang dan respon imun, glukosamin juga berkhasiat mengurangi rasa sakit dengan memodifikasi penyakit yg memiliki aktifitas immonomedulator melalui penghambatan interleukin yang dapat mengurangi inflamasi, degradasi kartilago dan merangsang sintetis proteoglikan.
Sehingga meloxicam dan glukosamin bekerja secara
sinergis untuk meringankan rasa nyeri pada OA fase akut, dan juga menurunkan efek samping, glukosamin bertindak sebagai terapi kausa dan meloxicam digunakan untuk mengurangi rasa nyeri serta glukosamin dan meloxicam bertindak secara sinergis untuk menghambat sitokinin yang bekerja pada penyerapan tulang dan deformasi sendi aman untuk penderita peptic ulcer (rika,2016)
Dosis glukosamin 250 mg (3 x1) dan dosis
meloxicam 15 mg/ hari b. Jelaskan terapi non farmakologi yang dibutuhkan pasien! Jawaban : Pasien harus diet dan menjaga berat badan ideal Pasien OA lutut harus melakukan senam aerobic atau latihan aquatic Melakukan intervensi psikososial Menggunkan bahan termal dan menerima terapi manual dengan pengawasan latihan secara fisik Boleh melakukan pengobatan tambahan seperti akupuntur dan jika perlu menggunakan alat bantu berjalan Menjaga pola makan dan hidup sehat Daptar pustaka
Busso N, So A 2010, Mechanisms of Inflammation in Gout, Arthritis Research and
Therapy,ui press,Jakarta. Carter, MA 2006, Gout dalam Patofosiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta pp. 1402-1405
Rika, N. (2016). study penggunaan obat pada pasien osteoarthritis. surabaya:
universitas airlangga.
Graham W, Robert JB. Intravenous colchicines in the management of gouty
arthritis. Annals of the Rheumatic Diseases 1983;12:16‐19.