Anda di halaman 1dari 7

FARMAKOTERAPI TERAPAN (SEMESTER GANJIL/GENAP 2020/2021)

STUDI KASUS : RHEMATOID ARTHRITIS

NAMA KELOMPOK :
Anis Nur Salsabila
Muhammad Arifandi
Nani Aridah
Rutbatul Ulya

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2021
KASUS: STUDI KASUS RHEMATOID ARTHRITIS DAN OSTEO ARTHRITIS

Seorang pasien Ny. TW (42 tahun, 60 kg) sebelumnya sehat, menderita kekakuan pagi yang terus
berlanjut selama beberapa jam, kelelahan, dan nyeri otot dan sendi selama 4 bulan terakhir. Pasien juga
mengatakan bahwa matanya tampak merah dan kering. Pasien tidak bisa lagi memakai cincin
pernikahan karena pembengkakan jari tangan. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya bengkak yang
simetris bilateral dan hangat pada MCP dan PIP dari tangan dan MTP sendi kaki. Hasil laboratorium
menunjukkan:
ESR : 52 mm/jam
Hb : 10,6 g/dL
Hct : 33%
Plt : 480.000/µL
Albumin : 3,8 g/dL
Fe serum : 40 mcg/dL
Positif anti-CCP : 82 unit
Positif RF : 1:320
TIBC : 275 mg/dL
ANA test : negatif
Tuberculin : negatif
Pasien didiagnosis rheumatoid arthritis. Pasien sangat terpukul dengan diagnosis dan ingin
menggunakan obat herbal saja. Setelah 1 bulan menggunakan obat herbal, pasien tidak merasakan
perbaikan dan memutuskan mengonsumsi Tylenol 1-2 tablet tiap 4 jam. Pasien merasakan nyerinya
berkurang setelah 1 tahun menggunakan, namun kondisinya makin memburuk. Hasil diskusi dengan
pasien RA lainnya, pasien disarankan mengonsumsi Celecoxib 100 mg 2 kali sehari, tapi pasien tidak
melanjutkan terapi setelah 6 bulan (pasien tidak patuh dan merasakan efek samping di saluran cerna).
Akhirnya pasien kembali ke dokter, dan diresepkan prednison 7,5 mg sekali sehari, setelah 3 bulan
terdapat perbaikan tapi pasien mengalami efek samping hipertensi, kenaikan berat badan dan moon
face. Kemudian Dokter meresepkan metotreksat dengan infliximab sebagai pengganti prednison untuk
mengatasi RA pasien.

Pertanyaan:
1. Lakukan analisis terhadap kasus tersebut!
2. Bagaimana penatalaksanaan yang tepat untuk kondisi pasien?
Monitoring apa yang harus dilakukan?
PEMBAHASAN KASUS
A. DATABASE PASIEN
1. Nama Pasien : Ny. TW
2. Umur Pasien : 42 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. BB/TB : 60 kg/-
5. Riwayat Penyakit : -
6. Riwayat Pengobatan : Pernah menkonsumsi Tylenol 1-2 tab/4jam, celecoxib
100mg/12 jam, prednisone 7,5mg/24 jam
7. Riwayat sosial : Pasien tidak patuh mengkonsumsi celecoxib

B. SUBYEKTIF
1. Kaku di pagi hari selama beberapa jam, kelelahan, dan nyeri otot dan sendi selama 4 bulan
terakhir
2. Mata merah dan kering
3. Jari tangan bengkak

C. OBYEKTIF
1. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya bengkak yang simetris bilateral dan hangat pada MCP
dan PIP dari tangan dan MTP sendi kaki

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
ESR 52 mm/jam <20
Hb 10,6 g/dL 12-16
Hct 33 % 36-47
Plt 480.000 µL 140.000-400.000
Albumin 3,8 g/dL 4,3-5,6
Fe serum 40 mcg/dL 60-180
Positif anti-CCP 82 Unit <20
Positif RF 1:320
TIBC 275 mg/dL 300-360
ANA test Negative
Tuberculin Negative
D. FIR (Further Information Required)
Pertanyaan Alasan
1. Apakah ada riwayat pengobatan Untuk mencegah pemberian obat yang sama
sebelumnya? dan mencegah terjadinya interaksi obat
2. Apakah ada riwayat alergi obat? Untuk mengetahui apakah pasien memiliki
riwayat alergi obat karena akan berpengaruh
pada pemilihan terapi
3. Apakah efek samping yang pasien alami Untuk memastikan bawa apakah perlu
pada pemakaian pengobatan sebelumnya
penambahan pengobatan untuk mengatasi
masih di rasakan hingga sekarang ?
gejala tersebut

E. ASSESMENT
PROBLEM MEDIK TERAPI DRP PLAN
Rheumatoid Arthritis Metotrekstat - Terapi MTX dilanjutkan 7.5-
15/minggu

Infliximab Terapi Infliximab


direkomendasi dihentikan

F. PENJELASAN MASING-MASING PLAN YANG DIRENCANAKAN (BERDASARKAN PUSTAKA) EBM,


MONITORING YANG AKAN DILAKUKAN DAN KONSELING
1. Planning
- Terapi MTX sering dipilih awalnya karena data jangka panjang menunjukkan hasil
yang lebih unggul dibandingkan dengan DMARD yang lain dan biaya lebih rendah
dari agen biologis, penggunaan biologis dalam kombinasi dengan MTX lebih efektif
daripada monoterapi biologis. Dalam uji klinis, kombinasi infliximab dan MTX dapat
menghentikan perkembangan kerusakan sendi dan lebih unggul dari monoterapi
MTX (Dipiro et al., 2015). Regimen terapeutik IFX + MTX menunjukkan hasil efikasi
klinis yang lebih baik dievaluasi dengan ACR dan DAS28 dibandingkan MTX
monoterapi atau DMARD gabungan, apa pun penyakitnya, durasi, dosis dan
pengalaman masa lalu pasien dengan DMARD. Kemanjuran IFX + MTX lebih terbukti
dalam periode yang lebih singkat, pasien dengan RA dan pasien dengan respons
yang tidak memadai untuk MTX (Costa et al., 2015). Sebuah penelitian menyimpulkan
bahwa kombinasi TNF-α inhibitor + methotrexate dapat bermanfaat bagi pasien RA yang
kurang respons terhadap pengobatan DMARD tunggal (Nitiyoso, 2020).
- Terapi infliximab direkomendasikan dihentikan terlebih dahulu, jika pengobatan tunggal
dengan MTX tidak membaik maka dilanjutkan dengn pemberian terapi kombinasi MTX
dengan infliximab.
- Terapi Tylenol yang berisi paracetamol dihentikan karena memang bukan untuk
pengobatan Rheumatoid Arthritis, hanya untuk mengurangi nyeri sementara saja.
- Terapi Celecoxib 100 mg 2 kali sehari tidak dilanjutkan karena pasien tidak patuh dan
merasakan efek samping di saluran cerna.
- Terapi prednison 7,5 mg sekali sehari dihentikan karena pasien mengalami efek samping
setelah 3 bulan pemakaian seperti hipertensi, kenaikan berat badan dan moon face.
2. Monitoring
- Monitoring efek samping MTX = gangguan pada hati, AST, ALT, ALK-P, albumin, total
bilirubin, CBC
- Monitoring efek samiping infliximab = infeksi, tuberculin test
- Monitoring nyeri dan peradangan pada pasien
3. Konseling
- Memberikan edukasi kepada pasien tentang Rhematoid Artritis terkait
pengetahuan, penggunaan, risiko, keuntungan pengobatan.
- Memberikan edukasi kepada pasien agar patuh meminum obat
- Memberikan edukasi kapada pasien pentingnya hidup sehat dan menjaga pola
hidup.
- Menyarankan kepada pasien untuk mengatur dan menjaga berat badan ideal.

G. PUSTAKA
Costa, J. D. O., Lemos, L. L. P. D., Machado, M. A. D. Á., Almeida, A. M., Kakehasi, A. M.,
Araujo, V. D. E., ... & Acurcio, F. D. A. (2015). Infliximab, methotrexate and their
combination for the treatment of rheumatoid arthritis: a systematic review and
meta-analysis. Revista brasileira de reumatologia, 55(2), 146-158.
Dipiro, J. T., Dipiro, C. V., Schwinghammer, T. L., Wells, B. G. 2015. Pharmacotheraphy
Handbook, Ninth Edition. McGraw-Hill Education English Companies, Inggris.
Nitiyoso, N. (2020). Pilihan Pengobatan Artritis Rematoid. Cermin Dunia Kedokteran, 47(4),
251-255.
PRI (Perkumpulan Reumatologi Indonesia). 2014. Diagnosis dan pengelolaan artritis
rheumatoid. Hal 6-13.

Anda mungkin juga menyukai