TUBERCULOSIS PARU
Pengertian Infeksi paru yang menyerang jaringan parenkim paru, disebabkan Mycobacterium tuberculosis.
(Definisi)
Anamnesis Demam, batuk, sesak nafas, nyeri dada, malaise, berat badan menurun, keringat malam, riwayat
kontak penderita TBC paru
Diagnosis Pneumonia
banding Tumor/keganasan paru
Jamur paru
Penyakit paru akibat kerja
Tatalaksana Suportif : istirahat, stop merokok, hindari polusi, tatalaksana komorbiditas, nutrisi
2. Kategori 2
Pasien yang sebelumnya pernah mendapat terapi OAT.
Kutur dan resistensi OAT atau drug susceptibility test (DST)
Jika hasil DST belum ada
- Pasien gagal terapi (sputum BTA atau kultur tetap positif pada akhir
bulan ke 5 pengobatan) Pasien yang putus berobat (pasien yang putus
obat selama >2 bulan berturut-turut) atau kambuh, berikan
2HRZES/HRZE/5HRE.
Jika hasil DST sudah ada, sesuaikan terapi dengan antibiotik spesifik patogen.
1
Tabel 1. Dosis dan Efek Samping OAT
Dosi berkala 3 kali
Dosis Harian
seminggu
Nama Obat Dosis dan Dosis dan Efek Samping
range (mg/kg Maksimum range (mg/kg Maksimum
BB) BB)
Isoniasid (H) 5 (4-6) 300 mg 10 (8-12) 900 Neuropati Perifer
Rifampisin (R) 10 (8-12) 600 mg 10 (8-12) 600
Pirazinamide Sindrom flu,
25 (20-30) 35 (30-40)
(Z) hepatotoksik
Nefrotoksik,
Streptomisin (S) 15 (15-20) 15 (12-18) 1000 gangguan N-III
kranial
Neuritis optika,
Etambutol (E) 15 (15-20) 30 (25-35) neurotoksik, skin
rash/dermatitis
3. Indikasi kortikosteroid
Meningitis TB
TB miller dengan atau tanpa meningitis
TB dengan Pleuritis eksudatif
Tb dengan Perikarditis konstriktif
Manifestasi klinis insufisiensi adrenal karena TB
Periksaan terapi
Pada pasien yang sebelumnya telah mendapat OAT, pemeriksaan hasil DST pada bulan
kedua pengobatan, bila terdapat resistensi ganti obat sesuai protokol MDR-Tb
Cek sputum BTA pada akhir fase intensif (akhir bulan ke 2 terapi pada pasien baru dan
kahir bulan ke 3 pada pasien yang sebelumny telah mendapat OAT)
Jika masih positif, cek ulang sputum BTA pada akhir bulan ke 3 terapi pada pasien baru
dan akhir bulan ke 4 pada pasien yang sebelumnya telah mendapat OAT
Jika masih positif, pasien dinyatakan gagal terapi.
Pada pasien baru yang belum pernah mendapat OAT kategori 1 atau belum mulai terapi
kategori 2, jika hasil kultur dan DST positif di temukan resistensi, maka pasien mulai
protokol MDR-TB.
Prognosis Dengan terapi INH dan rifampisin selama 6 bulan dan pyrazinamide selama 2 bulan sekitar 96-
99% sembuh (bagi pasien HIV negatif).
Angka kambuh < 5%
Indikator Tegaknya diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan penunjang yang
medis mendukung.
Tanda vital baik, intake baik, mobilisasi baik
Pasien memahami tentang penyakit dan pengobatan yang akan di berikan
Lama 6 hari
perawatan
2
Kriteria Umum: Hemodinamik stabil /tanda vital baik, intake baik
pulang Khusus: Pemeriksaan fisik dan penunjang kembali normal/ perbaikan
Rencana pengobatan sudah jelas baik regimen maupun lama obatnya
Kepustakaan 1. Alwi I. (2015) Tuberkulosis Paru Dalam : Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam,
Panduan Praktik Klinis. Jakarta: Interna Publishing, 792-798.
2. Nasution AS. (2015) TB Paru Dalam: Clinical Pathway, Buku Panduan Clinical
Pathway. Jakarta: Interna Publishing , 270-273
3. Indonesia: Kementrian Kesehatan RI. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
No Hk.01.07/Menkes/90/2019 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
Tatalaksana HIV. Lampiran Hal 4-175.
3
4