Anda di halaman 1dari 15

TUBERKULOSIS (TBC)

Disusun oleh kelompok 3


Nama penyusun :

1. Jumratun Ula (2420475335)


2. Korsa Sandrina Prawesti Utami (2420475336)
3. Kukuh Puji Rahayu (2420475337)
4. Laura Angelica Hananto (2420475338)
DEFINISI TUBERKULOSIS (TBC)
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang di ditimbulkan akibat infeksi bakteri
yang berbentuk batang. Penyakit ini menyerang parenkim paru dan dapat menginfeksi
organ lain. Pathogenesis Tuberkulosis menurut Pedoman Nasional Tatalaksana
Tuberkulosis terjadi saat nukleus percik renik mengarah ke percabangan trakea-bronkial
kemudian tersimpan dan dicerna makrofag, hingga akhirnya memproduksi respon non-
spesifik kepada bacillus.
Infeksi bakteri yang tergantung pada keganasan bakteri dan kemampuan
bakterisidnya. Saat bacillus melewati pertahanan pertama, Bacillus bermultiplikasi di
makrofag.
TB tumbuh secara perlahan selama per 23 sampai 32 jam sekali di dalam
makrofag. Mycrobacterium tidak endotoksin maupun eksotoksin. Bakteri terus tumbuh dan
mengakibatkan respon imun selular yang kemudian dideteksi dalam reaksi pada uji
tuberculin skin test. Tuberkelbasilli meluas lewat sistem limfatik ke nodus limfehilus dan
menyebar ke organ lain.
LANJUTAN
Pasien TB yang terkonfirmasi bakteriologis adalah pasien TB yang terbukti positifbakteriologi pada
hasil pemeriksaan melalui pemeriksaan mikroskopis langsung, TCM TB, atau biakan. Termasuk dalam
kelompok pasien ini adalah :
1. Pasien TB paru BTA positif
2. Pasien TB paru hasil biakan M.TB positif
3. Pasien TB paru hasil tes cepat M.TB positif
4. Pasien TB ekstra paru terkonfirmasi secara bakteriologis, baik dengan BTA, biakanmaupun tes
cepat dari contoh uji jaringan yang terkena.
5. TB anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis.

Pasien TB yang sudah terdiagnosis secara klinis adalah pasien yang tidak memenuhikriteria
terdiagnosis secara bakteriologis tetapi didiagnosis sebagai pasien TB aktif oleh dokter, dan diputuskan
untuk diberikan pengobatan TB.Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah :
6. Pasien TB paru BTA negatif dengan hasil pemeriksaan foto toraks mendukung TB.
7. Pasien TB paru BTA negatif dengan tidak ada perbaikan klinis setelah diberikanantibiotika non
OAT, dan mempunyai faktor risiko TB.
8. Pasien TB ekstra paru yang terdiagnosis secara klinis maupun laboratoris dan histopatologis tanpa
konfirmasi bakteriologis.
Faktor Resiko Tuberkulosis (TBC)
Terdapat beberapa kelompok orang yang memiliki risiko lebih tinggiuntuk mengalami
penyakit TB, kelompok tersebut adalah :
1. Orang dengan HIV positif dan penyakit imunokompromais lain.
2. Orang yang mengonsumsi obat imunosupresan dalam jangka waktupanjang.
3. Perokok.
4. Konsumsi alkohol tinggi.
5. Anak usia <5 tahun dan lansia.
6. Memiliki kontak erat dengan orang dengan penyakit TB aktif yanginfeksius.
7. Berada di tempat dengan risiko tinggi terinfeksi tuberkulosis(contoh: lembaga
permasyarakatan, fasilitas perawatan jangkapanjang).
8. Petugas Kesehatan.
Patofisiologi
Tuberkulosis merupakan infeksi primer yang terjadi karena hasil dari
menghirup partikel udara yang mengandung M. Tuberkulosis (nukleus droplet) yang
mengandung 1-3 basil dan cukup kecil (1-5 mm) untuk mencapai permukaan alveolus.
Perkembangan bakteri untuk menjadi penyakit klinis tergantung pada 3 faktor, yaitu
jumlah bakteri yang dihirup, keganasan bakteri, dan respon imun seluler host.

Pada permukaan alveolus, basil yang dibawa melalui nukleus droplet di


fagosistosis oleh makrofag di paru-paru. Jika makrofag tersebut menghambat atau
membunuh basil, maka infeksi gagal. Jika makrofag tidak bisa melakukannya, maka bakteri
akan terus berkembang biak. Makrofag biasanya akan pecah, menghasilkan banyak basil,
dan mikobakteria tersebut kemudian akan difagositosis oleh makrofag lain. Siklus ini terus
berlanjut beberapa minggu hingga host mencapai puncak koordinasi respon.
Lanjutan
Selama fase awal infeksi, M.Tuberkulosis berkembang biak secara logaritmik. Setelah 3 minggu infeksi,
limfosit T muncul dengan antigen M. Tuberkulosis. Sel T menjadi aktif dan mulai sekresi INF-γ dan
sitokin lain. Proses ini menunjukkan bagian awal respon imun dan yang Kemudian akan terjadi. Setelah
kurang 1-3 bulan, limfosit yang terkativasi akan mencapai jumlah yang adekuat dan menghasilkan
hipersensitifitas jaringan yang ditunjukkan pada tes kulit tuberkulin yang positif.
TERAPI FARMAKOLOGI
Dosis Rekomendasi OAT Lini Pertama Untuk Dewasa
Panduan OAT di Indonesia
1. Kategori 1 : 2 HRZE/ 4 H3R3, untuk pasien :
a. TB paru terkonfirmasi bakteriologis
b. TB paru terdiagnosis klinis
c. TB Ekstra paru
2. Kategori 2 : 2 (HRZE)/S /HRZE/ 5 H3R3E3, untuk pasien :
a. TB paru kambuh/relaps
b. TB gagal pengobatan kategori 1
c. TB yang berobat kembali setelah putus obat
3. Kategori 3 : 2 HRZ/ 4 H3R3, untuk pasien
a. Penderita baru BTA (-) rontgen (+) sakit ringan
b. Penderita TB Ekstra Paru RinganFDC/KDT = Fixed Dose Combination/Kombinasi dosis tetap
pengobatan Fase awal Fase lanjutan
Lama pengobatan 4 bulan
(dapat diperpanjang menjadi 6 5 bulan
bulan bila pada bulan ke-4
tidak terjadi konversi BTA*)

Pemberian OAT Fase awal 4 bulan


Obat injeksi: 7 hari/minggu
(senin-minggu)

Obat oral: 7 hari/minggu


Bulan ke-5 dan 6 (senin-minggu)
Obat injeksi: 3 hari/minggu
(intermiten)
Obat oral: 7 hari/minggu
(senin-minggu)

Durasi total pengobatan standar jangka pendek ialah 9 bulan atau 11 bulan. konversi BTA adalah
jika pemeriksaan BTA 2 (dua) kali berurutan dengan jarak pemeriksaan 30 hari menunjukkan hasil
negatif
PEMANTAUAN OBAT
Pemantauan Respon Obat
- Pasien, PMO dan tenaga kesehatan sebaiknya melaporkan gejala TB yang menetap atau muncul
kembali
- Melaporkan efek samping OAT atau terhentinya pengobatan
- Memantau BB pasien setiap bulan dan menyesuaikan dosis OAT dengan perubahan BB
- Pemeriksaan sputum BTA pada akhir fase pengobatan intensif pengobatan pada pasien yang
diobati dengan pengobatan lini pertama.
Jika sputum BTA positif pada akhir fase intensif mengindikasikan :
1. Supervisi kurang baik pada fase inisial dan ketaatan pasien buruk
2. Kualitas OAT buruk
3. Dosis OAT dibawah yang direkomendasikan
4. Adanya komorbid
5. Resisten terhadap OAT
Definisi Hasil Pengobatan
Hasil Keterangan
Sembuh Pasien TB paru dengan konfirmasi bakteriologis positif pada awal pengobatan dan BTA
sputum negatif atau biakan negatif pada akhir pengobatan dan memiliki hasil pemeriksaan
negatif pada salah satu pemeriksaan sebelumnya

Pengobatan Pasien TB yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap dantidak memiliki bukti
Lengkap gagal pengobatan tetapi juga tidak memiliki hasil BTA sputum atau biakan negatif pada akhir
pengobatan dan satu pemeriksaan sebelumnya, baik karena tidak dilakukan atau karena
hasilnya tidak ada.

Pengobatan Pasien TB dengan hasil pemeriksaan BTA sputum atau biakan positif pada bulan kelima atau
Gagal akhir pengobatan
Meninggal Pasien TB yang meninggal dengan alasan apapunsebelum dan selama pengobatan TB

Putus Obat Pasien TB yang tidak memulai pengobatan setelah terdiagnosis TB atau menghentikan
pengobatan selama 2 bulan berturut-turut atau lebih

Tidak dievaluasi Pasien yang tidak memiliki hasil pengobatan pada saat akhir pelaporan kohort pengobatan,
termasuk pasien yang sudah pindah ke fasilitas kesehatan lain dan tidak diketahui hasil
pengobatannya oleh fasilitas yang merujuk pada batas akhir pelaporan kohort pengobatan.

Keberhasilan Jumlah kasus dengan hasil pengobatan sembuh dan lengkap


Pengobatan
Efek samping OAT
Efek Samping Kemungkinan Obat Penyebab Pengobatan

BERAT
Ruam kulit dengan atau tanpa gatal Streptomisin, isoniazid, rifampisin, pirazinamid Hentikan OAT

Tuli Streptomisin Hentikan Streptomisin


Pusing vertigo dan niastagmus Streptomisin Hentikan streptomisin
Ikterik tanpa hepatitis Streptomisin, isoniazid, rifampisin, pirazinamid Hentikan OAT

Bingung (curigai gagal hati imbas obat bila terdapat ikterik) Streptomisin, pirazinamid, rifampisin sebagian besar OAT

Gangguan penglihatan Etambutol Hentikan Etambutol


Syok, purpura, gagal ginjal akut Rifampisin Hentikan Rifampisin

Oligouria Streptomisin Hentikan streptomisin


RINGAN Lanjutkan Oat dan cek dosis OAT

Anoreksia, mual, nyeri perut Pirazinamid, rifampisin, isoniazid Berikan obat dengan bantuan sedikit makanan atau menelan OAT sebelum tidur, dan
sarankan untuk menelan pil secara lambat dengan sedikit air. Bila gejala menetap atau
memburuk, atau muntah

berkepanjangan atau terdapat tanda tanda perdarahan, pertimbangkan kemungkinan ETD


mayor dan rujuk ke dokter ahli segera

Nyeri sendi Isoniazid berkepanjangan atau terdapat tanda tanda perdarahan, pertimbangkan kemungkinan ETD
mayor dan rujuk ke dokter ahli segera

Rasa terbakar, kebas/ kesemutan ditangan dan kaki Isoniazid Piridoksin 50-75 mg/ hari(13)

Rasa mengantuk Isoniazid Obat dapat diberikan sebelum tidur

Air kemih berwarna kemerahan Rifampisin Pastikan pasien diberitahukan sebelum mulai minum obat dan bila hal ini terjadi adalah norma

Sindrom flu Pemberian rifampisin intermiten Ubah pemberian rifampisin intermiten menjadi setiap hari
Pengawasan dan Ketaatan Pasien dalam
Pengobatan
Ketaatan atau kepatuhan pasien TB penting untukOAT
:
- Mencapai kesembuhan
- Mencegah penularan
- Menghindari kasus resisten obat

PMO mengawasi obat yang ditelan pasien meliputi :


- Tepat obat
- Tepat dosis
- Tepat interval
Thank you

Anda mungkin juga menyukai