Raihan Zulfikar
Resume Farmakoterapi II
● Faktor tersebut yaitu kandungan asam mikolat tinggi, cord factor dan pencegah formasi
fagolisosom
● Manifestasi akibat kontak pertama disebut TBC primer (membentuk ghon kompleks dan
berstatus laten)
Tuberkolosis tulang :
● Timbul saat infeksi primer, bakteri menyebar secara hematogen kemudian menginfeksi
bagian muskoskletal tertentu.
● Dapat mencapai berbagai bagian tubuh karena melalui vena batson secara occult
Tuberkulosis otak :
● Meskipun telah di fagositosis, bakteri dapat keluar dari fagosom ke sitosol karena lokus
gen yang dimilikinya (RD1) sehingga dapat bereplikasi kembali
3. Mencegah kekambuhan TB
1. Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang tepat mengandung minimal 4
macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi
3. Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO (pengawas menelan obat)
sampai selesai masa pengobatan.
4. Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup terbagi dalam tahap awal serta
tahap lanjutan untuk mencegah kekambuhan
Alur Diagnosis dan Terapi Tuberkulosis :
LINI TERAPI
Pengobatan memakai OAT standar yaitu 2 RHZE 10-16 RH, harus diberikan 1 tahun sampai 18
bulan di beberapa kasus.
1. Pentingnya adherence, motivasi agar penderita patuh, efek samping, perilaku hidup sehat
dll
2. Peran dalam mendeteksi penderita TB
3. Peran dalam memantau adherence penderita, adanya efek samping , adanya interaksi
dengan obat lain.
4. Peran secara keseluruhan, apoteker harus berperan secara aktif mencegah terjadinya
resistensi, kekambuhan, kematian
a. Pengamatan langsung:
5. Ikut mengamati jalannya Program DOTS
6. Memeriksa bekas kemasan obat (bekas blister yang sudah dipakai)
MONITORING
● Gatal tanpa ruam dan tidak ada penyebab yang jelas selain OAT mencoba pengobatan
simtomatik dengan antihistamin dan pelembab kulit, dan pengobatan TB dapat
dilanjutkan sambil dimonitor.
● Jika terjadi ruam kulit, semua obat anti-TB harus dihentikan.
Respons klinis paling baik dinilai melalui indikator klinis seperti nyeri, gejala konstitusional,
mobilitas dan tanda neurologis.
EVALUASI TERAPI
● Pemeriksaan sputum basil tahan asam (BTA) dilakukan pada akhir fase intensif. Sputum
BTA yang positif pada akhir fase intensif dosis OAT yang kurang, kepatuhan minum
obat yang buruk, adanya komorbiditas, atau adanya resistensi terhadap obat lini pertama.
● Pemeriksaan sputum BTA dilakukan kembali pada akhir pengobatan TB. Jika sputum
menunjukkan hasil positif, pengobatan gagal dan pemeriksaan resistensi obat perlu
dilakukan. Pada pasien dengan sputum BTA negatif di akhir fase pengobatan intensif dan
akhir fase lanjutan, pemantauan sputum lebih lanjut tidak diperlukan