1. Gejala Klinis
√ Utama: batuk berdahak ≥ 2 minggu
√ Tambahan: batuk darah, sesak, lemas, nafsu makan <, BB <, malaise,
keringat malam, subfebris > 1 bulan, nyeri dada.
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan Bakteriologis
4. Pemeriksaan Radiologi
5. Pmeriksaan Penunjang lain
Diagnosis Lanjutan…
11
Pengobatan Lanjutan…
Terapi TB
mempertimbangkan
faktor bakteriologis
13
1. Perlunya Kombinasi Obat Untuk Mencegah Kekebalan
Fase dominasi
Fase Awal: eliminasi populasi kuman
Terapi TB dengan 1 yang resisten
kuman >>,
obat
perbaikan klinis ‘Fall and Rise
Phenomenon’
14
2. Pengobatan Membutuhkan Waktu Yang Lama
16
Management of Drug-Resistant Tuberculosis, 2013
Pengobatan Lanjutan…
OBAT-OBAT YANG DIPAKAI
17
Pengobatan Lanjutan…
18
Pengobatan Lanjutan…
Pengobatan Lanjutan…
Pengobatan Lanjutan…
Pengobatan Lanjutan…
Cutaneus Reaction
Desensitisasi: single step daily dose escalation & multi-step daily dose
Reintroduksi: escalation
Pengobatan Lanjutan…
DILI
Reintroduksi menurut ATS:
1. Pemberian obat sebaiknya dimulai dengan
Rifampisin dengan atau tanpa etambutol.
2. Setelah 3-7 hari dan dibuktikan tidak
Regimen alternatif:
terdapat peningkatan SGPT, maka Isoniazid
- 9RHE
dapat diberikan. - 2RHSE/6RH
3. Jika pada proses reintroduksi terdapat - 6-9RZE
peningkatan SGPT, maka obat terakhir yang - 2SHE/10HE
direintroduksi merupakan penyebab - 18-24SEQ
hepatitis imbas obat dan harus dihentikan.
4. Pada pasien dengan riwayat hepatitis imbas
obat yang berat dan dapat menoleransi
Rifampisin dan Isoniazid, Pirazinamid tidak
perlu dicoba untuk direintroduksi.
Pengobatan Lanjutan…
Hasil Pengobatan TB
25
Pengobatan Lanjutan…
TB Milier
Pleuritis Eksudatif TB
DM
1. Batuk darah
2. Pneumotoraks
3. Gagal napas
4. Gagal jantung
PERTANYAAN?
MIKOSIS PARU
Infeksi Jamur
Superfisial
Subkutan
(Pityriasis
(mycetoma,
versicolor, Sistemik
chlormycosis,
Superficial
sporotricosis)
candidosis)
Patogen
Oportunistik
(Histoplasmosis,
(Kandidiasis paru,
Koksidioidornikosis,
Aspergillosis paru,
Parakoksidioidomik
Kriptokokosis, PCP)
osis, Blastomikosis)
Pendahuluan Lanjutan…
Morfologi Jamur
Yeast
- Uniseluler oval/ lonjong, Mould/ kapang
3-15 µ Dimorfik
- Multiseluler
- Membelah diri - 2 bentuk: yeast dan
membentuk tunas/ budding - benang-benang hifa / mould
cell filament miselium (suatu
anyaman) - Histoplasmosis
- koloni: smooth,krem, capsulatum, coccidiodides
cembung, bau spt ragi - Aspergilus, penicellium, immitis, Blastomyces
rhizopus, mikrosporum, dermatidis
- Candida sp, candida trichophyton
albicans, Cryptococcus
neoformmans
PATOGENESIS
FAKTOR RISIKO
3. Pemeriksaan mikologi
√ Mikroskopis isolasi identifikasi
√ 3 pendekatan:
1. Mikroskopis (Giemsa, GMS, imunofluorescens)
2. Biakan/ kultur
3. Serologi : uji Ag serum/ lcs (Cryptococcus), uji Ag urin
(histoplasmosis), Uji Ag Galaktomanan BAL (aspergillosis)
4. Kriteria diagnosis
KRITERIA DIAGNOSIS
1. Proven
2. Probable
Gambaran Klinis
(1 kriteria mayor/ 2 Mikologis
Faktor Penjamu
minor) (1 kriteria)
Gambaran Klinis
Mikologi
10 hari) 1 dari 3: - Elemen jamur kapang
Transplantasi CT Scan: lesi padat ± dari spesimen
Ks jangka panjang halo sign, air-crescent - Pertumbuhan jamur
(prednisone 0.3 sign atau kavitas kapang dalam medium
mg/kg/hari, > 3 minggu) Minor: biakan
Terapi imunosupresan - Gejala infeksi saluran Tidak langsung
sel-T (dalam 90 hari napas bawah - Aspergilosis: ag
terakhir) galaktomanan terdeteksi
- Fisik : pleural rub
Imunodefisiensi primer - Penyakit jamur invasive
berat - Infiltrat baru
selain kriptokokosis &
Paru kronik zigomikosis : β-D-glucan
dalam serum
TATA LAKSANA
Terapi Medikamentosa
Terapi profilaksis, empiris, pre-emptive, definitif
Polien, Flusitosin, Azol, Ekinokandin
Pembedahan
Tata Laksana Lanjutan…
OBAT ANTI JAMUR (OAJ)
1. Polien
Amfoterisin-B (AmB), Nistatin, Natamisin
Merusak membran sel jamur dengan berikatan dengan ergosterol
2. Flusitosin
- Mengganggu sintesa asam nukleat
3. Azol
Imidazol (klotrimazol, mikonazol, ketokonazol); triazol (flukonazol, itrakonazol,
vorikonazol, posakonazol).
Mengganggu sintesa ergosterol
4. Ekinokandin
- Mikafungin, Anidulafungin
- Menghambat sintesa enzim 1,2-β-D dan 1,6- β-D-glucan synthase
OAJ Lanjutan…
Lama pemberian OAJ tergantung jenis jamur dan OAJ yang diberikan
Evaluasi:
Respon obat
Sukses : respon komplit, respon parsial
Gagal : respon menetap, progresif, kematian
Efek toksisitas
ASPERGILLOSIS
Aspergillus sp hidup dalam tanah, terutama di sampah sayuran yang membusuk dan
sporanya berukuran kecil mudah berhamburan di udara sehingga mudah terhirup.
Koloni di bronkus, kavitas paska TB
Aspergillosis Lanjutan…
Pasien wanita usia 61 tahun dengan abses liver amoba dan efusi pleura
kanan. A.Foto thorax menunjukkan obliterasi sudut costoprenicus kanan
dan elevasi hemidiafragma kanan. B. CT scan kontras (5-10 mm) pada
level porta hepatis kanan menggambarkan lesi multiloculated pada lobus
kanan. FNAB menggambarkan abses amuba.
Amubiasis Lanjutan…
Plasmodium falcifarum. A. Banana shaped gametocyte di smear darah tepi. Bentuk ini
hanya bisa tampak hanya dengan falcifarum malaria. B. pembuluh darah otak mengalami
obstruksi oleh parasit sel darah merah dengan edema yang mengelilinginya. C. Acute
pulmonary edema akibat oklusi venul pulmonalis. D. Penumpukan pigmen malaria
TOXOPLASMOSIS
Toxoplasma gondii pada otak dan paru pada pasien AIDS A. CT scan otak menunjukkan
abses toxoplasma sebagai penyangatan. B. Foto thorax sebagai infiltrat alveolar difus dan
adenopati hilar. C. Biopsi menunjukkan bentuk toxoplasma (pewarnaan hematosin 7
eosin). D. Smear dari biopsi otak menunjukkan tropozoit intraseluler
ASCARIASIS
Etiologi : Ascaris lumbricoides
Gejala Klinis :
Gejala pernafasan larva migrasi ke paru berupa hipereaktifitas dan
bronkospasme saluran nafas.
batuk ringan ke Loffler's syndrome (peradangan paru-paru dan
berhubungan dengan eosinophilia darah dan paru)
gejala umum malaise, kehilangan nafsu makan, demam yang
berlangsung selama dua atau tiga hari, sakit kepala dan mialgia.
Diagnosis :
ditemukan larva di sputum atau telur di feses.
Terapi : selflimiting, Mebendazole dan Albendazole
Ascariasis Lanjutan…
Ascariasis pada laki-laki usia 35 tahun dengan migratory infiltrat. A. Foto thorax menunjukkan
opasitas ground glass yang meningkat di lobus bawah dan tengah kanan. B. HRCT menunjukkan
gambaran ground glass yang sesuai dengan gambar A. Gambaran radiologis tampak setelah 1
minggu gejala. Larva dan telur A. lumbricoides yang ditemukan di BAL dan di smear feses
ditemukan pada fase akut. C.Ascariasis Barium di usus kecil menegaskan dua bentuk cacing ascaris
ECHINOCOCCOSIS (HYDATID DISEASE)
Multiple Hydatid Cysts pada paru. A. Tampak kista besar pada daerah
tengah kanan. yang menunjukkan ‘water-lily sign” B.Foto thorax
menunjukkan kista besar di paru-paru kanan bawah. C. HRCT
menunjukkan hipodens (meniscus sign). D. Histologi
PARAGONIMIASIS
Etiologi : Paragonimus westermani.
Gejala Klinis :
panas, nyeri dada, gejala respiratori berupa batuk kronik, nyeri pleura
dan hemoptoe.
Diagnosis :
CXR: pneumothorax atau hydropneumothorax, konsolidasi, udara dan
opasitas linear yang bisa meluas ke pleura.
CT scan menunjukkan cairan berisi larva yang dikelilingi konsolidasi
udara; kadang atelektasis perifer, Opasitas linear akibat migrasi cacing
muda, kista berdinding tipis (worm cyst) berupa konsolidasi yang
menyerupai masa, nodul atau bronkiektasis.
Terapi : pembedahan, albendazole, mebendazole, atau praziquantel
Paragonimiasis Lanjutan…