Anda di halaman 1dari 38

TUBERKULOSIS PARU

Tuberkulosis paru adalah penyakit


infeksi parenkim paru kronis
Disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosa
Ditemukan 24 Maret 1882 oleh
Robert Koch

2
Gejala respiratorik Gejala sistemik Pemeriksaan Fisik

a. Batuk  3 minggu Demam Tergantung luas dan


b. Batuk darah malaise, keringat kelainan / organ yang
c. Sesak napas malam, anoreksia, terlibat, vesikuler,
berat badan turun bronkial,
d. Nyeri dada amforik

3
1. Pemeriksaan dahak mikroskopis langsung
– menegakkan diagnosis
– menentukan potensi penularan
– menilai keberhasilan pengobatan.
mengumpulkan 2 contoh uji dahak yang
dikumpulkan berupa dahak Sewaktu-Pagi (S-P)
2. Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) TB
– penegakan diagnosis
– tidak untuk evaluasi hasil pengobatan
3. Pemeriksaan Biakan
dilakukan dengan media padat (Lowenstein-
Jensen) dan media cair (Mycobacteria Growth
Indicator Tube)
4
Foto toraks TB aktif 
multiform :
- bayangan berawan/
noduler di segmen
apikal & post LAP atau
segmen sup LBP
- kavitas
- bayangan bercak milier
- efusi pleura unilateral

5
Foto toraks TB inaktif
- fibrotik
- kalsifikasi
- fibrotoraks atau
penebalan pleura

Destroyed Lung:
- Berdasarkan foto toraks
sulit dinilai keaktifannya
- Perlu pemeriksaan
bakteriologik dan serial
foto
6
1. Pasif :
 penjaringan tersangka TB ketika penderita datang
ke pelayanan kesehatan.
 Passive promotive case finding  semua kontak
penderita TB dengan gejala harus diperiksa dahak
secara SP

2. Aktif :
Penjaringan penderita tersangka TB dengan
mendatangi penderita

7
Diagnosis TB
1. Diagnosis TB paru
2. Diagnosis TB extra paru

Klasifikasi penyakit dan tipe pasien


 Anatomi
 Riwayat pengobatan sebelumnya
 Hasil pemeriksaan uji kepekaan
 Status HIV

Tatalaksana
1. Kasus baru
2. Kasus kambuh (relaps)
3. Kasus setelah putus berobat (Default)
4. Kasus setelah gagal (failure)
8
5. Kasus pindahan (transfer in)
8
9
10
TERDUGA/PRESUMPTIVE TB
Seseorang yang mempunyai keluhan/gejala klinis
mendukung TB

TB TERKONFIRMASI BAKTERIOLOGIS
Pasien TB yang terbukti positif bakteriologi pada hasil
pemeriksaan melalui pemeriksaan mikroskopis
langsung, TCM, atau biakan
• TB paru BTA positif
• TB paru hasil biakan M.Tb positif
• TB paru hasil TCM positif
• TB ekstra paru terkonfirmasi bakteriologis baik dengan
BTA, biakan, maupun TCM dari uji jaringan yang terkena
• TB anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan
bakteriologis

11
TB TERDIAGNOSIS KLINIS
Pasien yang tidak memenuhi kriteria terdiagnosis secara
bakteriologis tetapi didiagnosis sebagai TB aktif oleh dokter
dan diputuskan untuk diberikan pengobatan TB

• TB paru BTA negative dengan hasil foto toraks mendukung


TB
• TB paru BTA negative dengan tidak ada perbaikan klinis
setelah diberikan antibiotika non OAT dan mempunyai
factor risiko TB
• TB ekstra paru yang terdiagnosis secara klinis maupun
laboratoris dan histopatologi tanpa konfirmasi bakteriologis
• TB anak yang terdiagnosis dengan system skoring

12
LOKASI ANATOMI
-Tuberkulosis paru
-Tuberkulosis ekstra paru: pleura, kelenjar limfe,
abdomen, saluran kencing, kulit, sendi, selaput
otak, dan tulang

13
Tergantung organ yg terkena  misal pembesaran
KGB leher  limfadenitis TB
Diagnosis pasti sulit, memerlukan pemeriksaan lain
misal rontgen, biopsi, patologi anatomi
Sering disertai TB paru maka diperiksa dahak SP
dan foto toraks

14
RIWAYAT PENGOBATAN

1. PASIEN BARU TB
Adalah pasien yang belum pernah mendapatkan
pengobatan TB sebelumnya atau sudah pernah
meminum OAT namun kurang dari 1 bulan (<28
dosis)

2. PASIEN YANG PERNAH DIOBATI TB


Adalah pasien yang sebelumnya pernah meminum
OAT namun lebih dari 1 bulan (≥28 dosis)

15
2. PASIEN YANG PERNAH DIOBATI TB
• Kasus kambuh
• Kasus pengobatan setelah gagal
• Kasus setelah loss to follow up
• Kasus lain-lain
• Kasus dengan riwayat pengobatan tidak diketahui

16
Kasus baru : pasien yang BELUM PERNAH diobati dengan OAT atau
sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (4 minggu).
Kambuh : pasien TB yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan
tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap, didiagnosis kembali dengan BTA positif (apusan atau
kultur).
Kasus setelah lalai berobat (default/ drop-out) :
pasien TB yang telah berobat dan putus berobat 2 bulan
atau lebih dengan BTA positif.
Kasus setelah gagal pengobatan : pasien yang hasil pemeriksaan
dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan
kelima atau lebih selama pengobatan.
Kasus Pindahan (Transfer In) : pasien yang dipindahkan dari UPK
yang memiliki register TB lain untuk melanjutkan pengobatannya

17
STATUS HIV

1. Kasus TB dengan HIV positif


2. Kasus TB dengan HIV negatif
3. Kasus TB dengan status HIV tidak diketahui

18
UJI KEPEKAAN OBAT

1. Monoresisten
2. Poliresisten
3. TB MDR
4. TB XDR
5. TB RR

19
20
21

Kriteria Terduga TB RO

1. Pasien TB gagal pengobatan Kategori 2


2. Pasien TB yang tidak konversi pengobatan kategori 2
3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB yang
tidak standar
4. Pasien TB gagal pengobatan kategori 1
5. Pasien TB yang tidak konversi pengobatan kategori 1
6. Pasien TB kambuh pengobatan kategori 1 atau kategori 2
7. Pasien TB yang kembali setelah putus berobat (loss to
follow-up)
8. Terduga TB yang mempunyai riwayat kontak erat dengan
pasien TB RO
9. Pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak respons secara klinis
maupun bakteriologis terhadap pemberian OAT
10. Kriteria Lain-lain (TB dengan DM, TB primer)
PENGOBATAN TUBERKULOSIS

PRINSIP PENGOBATAN
 Tahap awal (intensif)
 Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu
diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resistensi obat.
 Bila pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat,
biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2
minggu.
 Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi BTA negatif (konversi)
dalam 2 bulan.

 Tahap Lanjutan
 Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun
dalam jangka waktu yang lebih lama
 Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten sehingga
mencegah terjadinya kekambuhan
22
Pengobatan TB

23
24
Kemasan
Obat tunggal
Obat disajikan secara terpisah, masing-masing
INH, rifampisin, pirazinamid dan etambutol.
Obat kombinasi dosis tetap/KDT (Fixed Dose
Combination - FDC)
Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari 2 atau 4 obat
dalam satu tablet

25
Setiap 2 minggu pada bulan pertama pengobatan
selanjutnya setiap 1 bulan
Evaluasi : respons pengobatan, efek samping &
komplikasi penyakit
Meliputi : keluhan, berat badan, pemeriksaan fisik

26
Awal : Status HIV, gula darah

Sesuai pertimbangan klinis:


• fungsi hati (SGOT, SGPT, bilirubin)
• ginjal (ureum, kreatinin, asam urat )
• darah lengkap untuk data dasar penyakit
penyerta/ efek samping pengobatan
• Pemeriksaan visus & uji buta warna 
Etambutol
• Uji keseimbangan & audiometri  Streptomisin
27
28
29
30
PENGOBATAN TB
PADA KEADAAN KHUSUS
1. Wanita hamil  semua aman kecuali aminoglikosida
misal Streptomisin
2. Wanita menyusui  semua aman
Pengobatan pencegahan untuk bayi : INH
3. Wanita pengguna kontrasepsi : Rifampisin
berinteraksi dengan hormonal kontrasepsi 
menurunkan efektivitas
4. Penderita infeksi HIV/AIDS
Sama seperti penderita TB lainnya kecuali
thiacetazon 31
PENGOBATAN TB
PADA KEADAAN KHUSUS
5. Penderita TB dengan kelainan hati kronik
 Bilirubin > 2 atau SGOT / SGPT > 3 kali 
dihentikan
 Peningkatan SGOT / SGPT < 3 kali diteruskan
dengan pengawasan ketat
 Setelah “drug induced hepatitis”  Z tidak
diberikan lagi
 Anjuran : 2 RHES/4RH atau 2 HES/10HE
 Hepatitis akut  S dan E maksimal 3 bulan 
hepatitis sembuh tambahkan R dan H

32
PENGOBATAN TB
PADA KEADAAN KHUSUS
6. Penderita TB yg memerlukan kortikosteroid:
- Meningitis
- Sumbatan jalan napas akibat TB kelenjar
(endobronkial TB)
- TB millier dgn gangguna napas yg berat
- Efusi pleura
- perikarditis TB
- TB abdomen dengan asites

33
PENGAWAS MINUM OBAT

- Salah satu komponen DOTS 


pengawasan langsung

- Menjamin keteraturan pengobatan

34
Persyaratan PMO

 Seseorang yg dikenal, dipercayai dan disetujui


petugas/penderita juga disegani, dihormati oleh
penderita
 Seseorang yg tinggal dekat penderita

 Bersedia membantu penderita dgn sukarela

 Bersedia dilatih atau mendapat penyuluhan


bersama penderita

35
SIAPA YANG DAPAT
MENJADI PMO ?

 Petugas kesehatan  Guru

 Kader kesehatan  Anggota keluarga


 Anggota PPTI  Tetangga
 PKK  Tokoh
masyarakat
36
TUGAS PMO

• Mengawasi penderita rutin makan obat sampai


sembuh
• Memotivasi penderita agar minum obat teratur
• Mengingatkan penderita untuk kontrol atau
periksa dahak
• Memberikan penyuluhan, mencari suspek TB
dan menganjurkan / membawa ke petugas
kesehatan

37
Terima kasih

38

Anda mungkin juga menyukai