OLEH:
DOSEN PENGAMPUH:
Apt., SABARUDIN, S.Farm., M.Si.
KELAS B
KELOMPOK 3
01 ANDI TENRI GADING (O1A118104)
Diagnosis, Klasifikasi
02 Penyakit, dan Tipe 05 Masalah terapi obat
Penderita
Peran apoteker
03 Tanda-Tanda dan Gejala 06 dalam pelayanan
Klinis kefarmasian TBC
01
DEFINISI,
ETIOLOGI, DAN
PATOGENESIS
TUBERCULOSIS
Definisi TBC (Tuberculosis)
1. Fasyankes yang tidak mempunyai alat TCM dan kesulitan mengakses TCM,
penegakan diagnosis TB tetap menggunakan mikroskop.
2. Jumlah contoh uji dahak untuk pemeriksaan mikroskop sebanyak 2 (dua) dengan
kualitas yang bagus. Contoh uji dapat berasal dari dahak sewaktu-sewaktu atau
sewaktu-Pagi.
3. BTA (+) adalah jika salah satu atau kedua contoh uji dahak menunjukkan hasil
pemeriksaan BTA positif. Pasien yang menunjukkan hasil BTA (+) pada pemeriksaan
dahak pertama, pasien dapat segera ditegakkan sebagai pasien dengan BTA (+)
4. BTA (-) adalah jika kedua contoh uji dahak menunjukkan hasil BTA negatif. Apabila
pemeriksaan secara mikroskopis hasilnya negatif, maka penegakan diagnosis TB dapat
dilakukan secara klinis menggunakan hasil pemeriksaan klinis dan penunjang
(setidak-tidaknya pemeriksaan foto toraks) yang sesuai dan ditetapkan oleh dokter.
5. Apabila pemeriksaan secara mikroskopis hasilnya negatif dan tidak memilki akses
rujukan (radiologi/TCM/biakan) maka dilakukan pemberian terapi antibiotika
spektrum luas (NonOAT dan Non-kuinolon) terlebih dahulu selama 1-2 minggu. Jika
tidak ada perbaikan klinis setelah pemberian antibiotik, pasien perlu dikaji faktor
risiko TB. Pasien dengan faktor risiko TB tinggi maka pasien dapat didiagnosis sebagai
TB Klinis.
D. Diagnosis TB ekstra paru
1. Gejala dan keluhan tergantung pada organ yang terkena, misalnya
kaku kuduk pada meningitis TB, nyeri dada pada TB pleura
(Pleuritis), pembesaran kelenjar limfe superfisialis pada limfadenitis
TB serta deformitas tulang belakang (gibbus) pada spondilitis TB dan
lain-lainnya.
2. Diagnosis pasti pada pasien TB ekstra paru ditegakkan dengan
pemeriksaan klinis, bakteriologis dan atau histopatologis dari contoh
uji yang diambil dari organ tubuh yang terkena.
3. Pemeriksaan mikroskopis dahak wajib dilakukan untuk memastikan
kemungkinan TB Paru.
4. Pemeriksaan TCM pada beberapa kasus curiga TB ekstra paru
dilakukan dengan contoh uji cairan serebrospinal (cerebro spinal
fluid/CSF) pada kecurigaan TB meningitis, contoh uji kelenjar getah
bening melalui pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus/BAJAH (fine
neddle aspirate biopsy/FNAB) pada pasien dengan kecurigaan TB
kelenjar, dan contoh uji jaringan pada pasien dengan kecurigaan TB
jaringan lainnya.
E. Diagnosis TB resistan obat
1. Batuk≥ 2 minggu
2. Demam ≥ 2 minggu
3. BB turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya
4. Lesu atau malaise≥ 2 minggu
5. Gejala-gejala tersebut menetap walau sudah diberikan terapi yang
adekuat
Klasifikasi Penyakit
Tuberkulosis
Gejala Sistemik/Umum
Gejala Tambahan
Batuk terus-menerus dan berdahak
selama tiga minggu/lebih.
Timbulnya benjolan di payudara.
Demam selama tiga minggu/lebih
Penurunan nafsu makan. Rasa nyeri di bagian payudara.
Berat badan turun. Adanya tanda radang di sekitar
Rasa kurang enak badan (malaise), benjolan yang timbul di payudara
lemah.
Berkeringat di malam hari walaupun
tidak melakukan apa-apa
C. TB Tulang Belakang
(Spondilitis)
Gejala Khusus
Gejala Sistemik/Umum
Rasa nyeri pada bagian punggung atau
Batuk terus-menerus dan berdahak mengalami kekakuan punggung.
selama tiga minggu/lebih. Penderita enggan menggerakkan
Demam selama tiga minggu/lebih punggungnya.
Penurunan nafsu makan Penderita menolak untuk membungkuk
Berat badan turun atau mengangkat barang dari lantai, bila
Rasa kurang enak badan/malaise,
diminta penderita akan menekuk
lemah
lututunya agar punggung tetap lurus.
Berkeringat di malam hari walaupun
Rasa nyeri pada punggung berkurang
tidak melakukan apa-apa
bila penderita beristirahat.
Timbulnya benjolan di bagian
punggung/tulang belakang
04
TATA LAKSANA
TERAPI
TUBERCULOSIS
Terapi Non
Farmakologi
A. Teknik Pursed Lips B. Posisi Semi Fowler
Breathing Posisi semi fowler untuk mengurangi dan
membantu menangani sesak nafas. Posisi
Teknik pursed lips breathing bertujuan semi fowler dengan derajat kemiringan
untuk meningkatkan ventilasi secara 30-45 derajat, yaitu mengandalkan gaya
maksimal. Pursed lips breathing adalah gravitasi untuk membantu pengembangan
teknik pernapasan yang dilakukan paru dan mengurangi tekanan dari
perlahan dan terkontrol dengan abdomen dan diafragma. Adanya
menghirup udara dari hidungdan pelebaran saluran napas dapat
menghembuskannya melalui mulut. meningkatkan oksigen yang dihirup pasien.
Terapi Farmakologi