BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis Anak
menjadi dua, yaitu pasien TBC anak terkonfirmasi bakteriologis dan pasien
tetapi didiagnosis sebagai pasien TBC oleh dokter, dan diputuskan untuk
Penanganan TBC pada anak berbeda dengan orang dewasa, khususnya pada
dibedakan karena gejala TBC pada anak tidak sama dengan orang dewasa.
Gejala TBC pada anak tidak khas dan dapat disebabkan oleh penyakit lain
(Wahyuni, 2013).
9
10
1) Tuberkulosis paru
paru. TBC milier dianggap sebagai paru karena adanya lesi jaringan
Pasien yang menderita TBC paru dan sekaligus juga menderita TBC
Tuberkulosis ekstra paru adalah TBC yang terjadi pada organ selain
kulit, seni, selaput otak dan tulang. Diagnosis TB ekstra paru dapat
terberat.
11
gagal, pasien yang diobati kembali setelah putus berobat, dan lain-
lain.
2) Poli resistan (TB PR): resistan terhadap lebih dari satu jenis
secara bersamaan.
12
sebagai:
1) HIV positif
2) HIV negatif
Gejala klinis TBC anak dapat berupa gejala sistemik/umum atau sesuai
organ terkait. Gejala umum TBC pada anak yang sering dijumpai adalah
batuk persisten, berat badan turun atau gagal tumbuh, demam lama serta
lesu dan tidak aktif. Gejala-gejala tersebut sering dianggap tidak khas
gejala TBC bersifat khas, yaitu menetap (lebih dari 2 minggu) walaupun
sudah diberikan terapi yang adekuat (misalnya antibiotika atau anti malaria
untuk demam, antibiotika atau obat asma untuk batuk lama, dan pemberian
nutrisi yang adekuat untuk masalah berat badan) (Kemenkes RI, 2016, p.9).
Secara umum penegakan diagnosis TBC pada anak didasarkan pada 4 hal,
(hasil uji tuberkulin positif atau kontak erat dengan pasien TB), dan
gambaran foto toraks sugestif TBC. Adapun alur diagnosis TBC anak dapat
Ada akses foto rontgen toraks tidak ada akses foto rontgen
dan/ atau uji tuberkulin*) toraks dan uji tuberkulin
Skoring sistem
TB anak
terkonfirmasi Tidak ada/ tidak
bakteriologis TB anak Klinis Ada kontak TB jelas kontak
paru**) pasien TB
paru**)
Terapi
Observasi gejala selama 2 minggu
OAT***)
Menetap Menghilang
Bukan TB
Keterangan:
**) Kontak TBC paru dewasa dan kontak TBC paru anak terkonfirmasi
bakteriologis
***) Evaluasi respon pengobatan. Jika tidak ada respon dengan pengobatan
adekuat, evaluasi ulang diagnosis TBC dan adanya komorbiditas atau rujuk
Pada dasarnya prinsip pengobatan TBC anak sama dengan TBC dewasa,
dengan tujuan utama pemberian obat anti TBC. Adapun beberapa hal
penting dalam tatalaksana TBC anak adalah: obat TBC diberikan dalam
diberikan tiap hari, pemberian gizi yang adekuat dan mencari penyakit
pada anak.
intensif hanya diberikan kepada anak dengan BTA positif, TB berat dan
TBC tipe dewasa. Terapi TBC pada anak dengan BTA negatif
lanjutan.
16
TB Klinis
TB Kelenjar 2HRZ 4HR
Efusi pleura TB
TB Terkonfirmasi Bakteriologis
TB paru dengan kerusakan luas
TB ekstraparu (selain TB 2HRZE 4R
Meningitis dan TB Tulang/sendi)
TB Tulang/Sendi
TB Milier 2HRZE 10 HR
TB Meningitis
Dikutip dari KEMENKES RI (2018)
Satu paket dibuat untuk satu pasien untuk satu masa pengobatan. Paket
KDT untuk anak berisi obat fase intensif, yaitu rifampisin (R) 75 mg,
INH (H) 50 mg, dan pirazinamid (Z) 150 mg, serta obat fase lanjutan
Keterangan :
5) Obat dapat diberikan pada saat perut kosong, atau paing cepat
sendok (dispersable)
satu puyer
1) Isoniazid
tubuh bakteri, yang mana bentuk tidak aktif dari isoniazid akan
RI, 2018).
2) Rifampisin
ginjal dan hanya 7% dari obat ini yang dibuang lewat urin dalam
3) Pirazinamid
4) Etambutol
5) Streptomicin
d. Nutrisi
dapat diberikan suplementasi nutrisi sampai anak stabil dan TBC dapat
diatasi. Air susu ibu tetap diberikan jika anak masih dalam masa
menyusui.
23
Pasien TBC anak harus dipastikan minum obat setiap hari secara
minggu selama fase intensif, dan sekali sebulan dalam fase lanjutan.
Pada pasien TBC anak dengan hasil BTA positif pada awal
pemeriksaan dahak ulang pada akhir bulan ke-2, ke-5 dan ke-6.
obat.
1) Jika anak tidak minum obat > 2 minggu di fase intensif atau
2) Jika anak tidak minum obat < 2 minggu di fase intensif atau <
sistem skoring.
Efek samping obat TBC lebih jarang terjadi pada anak dibandingkan
p.29-35)
1. Pengertian Kepatuhan
oleh dokternya atau oleh orang lain. Kepatuhan pasien sejauh mana perilaku
teratur dan lengkap tanpa terputus minimal enam bulan (Notoadmojo, 2005,
p.43-45).
akan muncul pada seseorang yang merupakan suatu reaksi terhadap sesuatu
instruksi yang diberikan oleh petugas medis jelas. Pengobatan yang teratur
serta adanya keyakinan bahwa kesehatan akan pulih, dan tentunya harga
p.58-63).
penelitian ini khususnya penderita TBC anak. Semakin pasien patuh minum
obat, maka semakin membaik pula kesehatan pasien. Purba (2018, p.42)
kadar obat dalam darah dan urin, wawancara pada pasien dan pengisian
dapat dapat diketahui melalui tiga cara yaitu perhitungan sisa obat secara
adalah antara usia 0-14 tahun karena diusia inilah risiko cenderung menjadi
a. Ciri fisik
Ciri fisik pada anak usia4-6 tahun tinggi badan bertabah rata-rata
per tahun. Berat badan anak usia 4-6 tahun rata-rata 2-3 kg pertahun,
berat badan rata-rata anak usia 4 tahun adalah 16,8 kg (Muscari, 2005).
b. Ciri sosial
sekitarnya. Umumnya anak pada tahapan ini memiliki satu atau dua
secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang biasa
Pada usia 4-6 tahun anak sudah memiliki ketertarikan selain dengan
orang tua, termasuk kakek nenek, saudara kandung, dan guru sekolah,
c. Ciri Emosional
bebas dan terbuka, sikap marah, iri hati. Pada anak prasekolah hal ini
orang sekitar.
29
d. Ciri kognitif
Pada usia 2-4 tahun anak sudah dapat menghubungkan satu kejadian
sebenarnya serta anak tidak mampu untuk melihat sudut pandang orang
1. Pengkajian
a. Data Pasien
b. Diagnosa Medis
TB Paru
30
Keluhan Utama
2) Saat pengkajian
timing).
3) Keluhan penyerta
selama hamil.
2) Intra Natal : bayi terlalu lama di jalan lahir , terjepit jalan lahir,
batuk yang lama dan benjolan bisul pada leher serta tempat kelenjar
pasien dirawat dirumah sakit, jika ia, apakah keadaannya parah atau
seperti apa.
agar kerja obat serta efek samping yang timbul dapat di ketahui.
4) Tindakan (operasi)
5) Alergi
makanan
6) Kecelakaan
32
7) Imunisasi
sakitnya.
penyakitnya.
badan.
subkutan
3) Pola eliminasi
kanan atas dan hepatomegali, nyeri tekan pada kuadran kiri atas dan
splenomegali.
malam hari
fisik
menerus.
perkembangan anak
35
d) Lingkungan rumah
sosialisasi anak.
menerus.
Pada anak biasanya belum begitu paham, tapi bagi orang tua biasnya
keluarganya
h. Pemeriksaan Fisik
tinggi, demam dapat lama atau naik turun, nafas cepat dan pendek,
saat badan demam atau panas biasanya tekanan nadi anak menjadi
tachicardi.
37
4) Pemeriksaan fisik
yang tumbuh.
sakit kepala, nyeri otot dan kering diwaktu malam hari. Pada
ditengah.
Tahun
orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
bertahan/sisa sekresi
39
alveolar-kapiler
mekanisme regulasi
3. Intervensi/Rencana Keperawatan
4. Implementasi
5. Evaluasi
keperawatan sudah dicapai atau belum. Bila perlu langkah evaluasi ini