Anda di halaman 1dari 79

Diagnosis dan Pengobatan

Tuberkulosis Anak
Retno Asih Setyoningrum
Outline
• Diagnosis
• Terapi
Skrining TB pada balita di poli
umum, poli gizi, IGD, rawat inap
Untuk semua anak, tanyakan dan periksa :
 Apakah anak tinggal serumah dengan pasien
TBC dewasa?
 Apakah anak kontak erat dengan pasien TBC
dewasa yang tidak serumah? Klasifikasi
 Apakah anak mempunyai satu atau lebih gejala • Terduga TBC
berikut: • Kontak erat
 Batuk lebih dari 2minggu • HIV
 Demam lebih dari >2 minggu • Bukan terduga TBC
 Berat badan tidak naik atau turun dalam 2 bulan
berturut-turut meskipun sudah diberikan asupan
gizi
yang adekuat
 Gizi buruk
 Apakah anak terdiagnosis HIV ?
Konsep sakit dan infeksi TB

Terpap Infeks TB
ar i Aktif
Konsep sakit dan infeksi TB

Terpap Infeks TB
ar i Aktif

Gejala (-) Gejala (-) Gejala (+)


TST/IGRA TST/IGRA (+) TST/IGRA
(-) CXR normal (+)
CXR normal BTA/Kultur CXR sugestif TB
BTA/Kultur (-) (-) BTA/Kultur (+/-)
Bagaimana mendiagnosis
TBC pada anak ?
Pendekatan diagnosis TBC anak
• Anamnesis yang teliti (gejala TBC, Riwayat kontak dengan pasien TBC paru
dewasa)
• Pemeriksaan fisik (status gizi, tanda TBC ekstra paru)
• Tuberculin skin test (TST/Mantoux test) atau IGRA
• Foto rontgen dada (AP/dextra lateral)
• Konfirmasi bakteriologi
• Pemeriksaan penunjang terkait TBC ekstra paru
• Tes HIV
Anamnesis gejala TBC
Batuk > 2 minggu, non-
remitting, tidak membaik Demam > 2 minggu, tidak
dengan antibiotika atau anti membaik dengan antibiotika
asma (sesuai indikasi), sebab atau anti malaria (sesuai
lain sudah disingkirkan indikasi)

Berat badan tidak naik atau


Lesu dan tidak aktif
turun dalam 2 bulan terakhir,
yang tidak membaik dengan
asupan nutrisi yang optimal
Riwayat kontak erat dengan pasien TBC paru dewasa
1. Seberapa erat kontaknya dengan sumber penularan
2. Dahak sumber penularan : positif/negatif?
3. Kapan kontak terjadi?

NB : Jika sumber penularan tidak dapat diidentifikasi, tanyakan apakah ada yang
batuk lama
Jika ya, anjurkan orang tersebut untuk pelacakan TBC
Pemeriksaan fisik

• Tanda utama : suhu & frekuensi napas


• Tanda distress napas
• Pembesaran kelenjar limfonodi cervical
• Kelainan pada organ lain
• Perkusi dan auskultasi paru : biasanya normal
* Pada TBC paru berat atau efusi pleura TBC: bisa ditemukan kelainan
Uji Tuberkulin/Tes Mantoux IGRA
Positif jika : • Bukti infeksi TBC
• Diameter indurasi > 10 mm • Pengambilan sampel darah 3-4ml
• Anak imunokompromais > 5mm • Interpretasi :
- positif
- indeterminate
- negatif

 HASIL TUBERKULIN POSITIF MENUNJUKKAN ADANYA BUKTI INFEKSI,


BUKAN SAKIT
 ANAK DENGAN HASIL TUBERKULIN POSITIF TIDAK SELALU SAKIT TB
Pemeriksaan bakteriologis TBC Anak
• Bahan :
• Sputum
• Bilas lambung
• Cairan lainnya (harus memperhatikan sensitivitasnya)
• Jaringan lainnya
• Pemeriksaan
• Hapusan BTA
• Tes Cepat molekular
• LPA
• Kultur
Foto toraks
Gambaran radiologis sugestif
TB :
• Pembesaran KGB hilus
• Konsolidasi
• Milier
• Kavitas
• Efusi pleura
• Atelektasis
• Kalsifikasi
Alur Diagnosis TBC Anak
Gejala umum TBC pada anak sering juga ditemui pada penyakit lain. Akan tetapi, salah satu
karakteristik gejala TBC adalah:
bersifat menetap (berlangsung lebih dari 2 minggu) dan tidak membaik dg terapi standar
Anak dengan satu atau lebih gejala khas TB:
· Batuk ≥ 2 minggu
ALUR
DIAGNOSIS TB · Demam ≥ 2 minggu
ANAK 2016 · BB turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya
· Malaise ≥ 2 minggu
(1) Gejala-gejala tersebut menetap walau sudah diberikan
terapi yang adekuat
 
Pemeriksaan mikroskopis/
tes cepat molekuler (TCM) TB

Spesimen tidak dapat


Positif Negatif diambil

Ada akses foto Tidak ada akses foto


TB anak rontgen toraks rontgen toraks dan uji
terkonfirmasi dan/atau uji tuberkulin
bakteriologis tuberkulin*)

Terapi OAT
ALUR
DIAGNOSIS
TB ANAK
2016
Ada akses foto rontgen Tidak ada akses foto
(II) toraks dan/atau uji rontgen toraks dan uji
tuberkulin*) tuberkulin

Berkontak Tidak ada/ tidak


dengan pasien TB jelas berkontak
paru dewasa dengan pasien TB
paru dewasa

Observasi gejala
selama 2 minggu

Menetap Menghilang

TB anak klinis
Bukan TB

Terapi OAT
ALUR
DIAGNOSIS
TB ANAK
2016 Ada akses foto rontgen Tidak ada akses foto
toraks dan/atau uji rontgen toraks dan uji
(III)
tuberkulin tuberkulin

Skoring sistem

Skor ≥6 Skor <6

Uji tuberkulin Uji tuberkulin DAN


ATAU kontak TB paru dewasa (-)
kontak TB paru  
dewasa (+)
  Observasi gejala selama 2
minggu,
TB anak klinis
Menetap Menghilang
Terapi OAT
Bukan TB
Bukti infeksi TBC

IGRA
Uji Kontak erat
tuberkuli dg pasien
n TBC
Bukti
infeksi
TBC
Skor TB
Kasus
1
Anak perempuan 9 bulan
• Pengasuh terdiagnosis TB BTA (++
+)
• Anak: batuk (-), demam (-), gizi
baik
• Mantoux test: 10 mm
• Rontgen dada: normal
Skor
TB

SKOR = 6
• Gejala (-)
• PPD (+)
 Infeksi laten
TB
Kasus
2
Anak laki-laki, 10 tahun
• Batuk lebih dari 3 minggu
• Mantoux: 5 mm
• Demam (-)
• BB/U < 80%
• Bapak menderita TB, BTA (-), dalam terapi bulan ke
3
• Ro dada : sugestif TB
• BTA sputum: -/+/-
Skor
TB

SKOR = 5
• Gejala (+)
• PPD (-)
• Ro (+)
• BTA (-/+/-)
 TB terkonfirmasi
bakteriologi
Kriteria Terduga TBC kebal obat
Gejala TB dengan salah satu atau lebih kriteria berikut:
1. Kontak erat dengan pasien TBC RO (bisa kontak serumah, di sekolah, di tempat
penitipan anak, dsb)
2. Kontak erat dengan pasien yang meninggal akibat TBC, gagal pengobatan TBC atau
tidak patuh dalam pengobatan TBC
3. Tidak menunjukkan perbaikan (hasil pemeriksaan dahak dan atau kultur yang
masih positif, gejala tidak membaik atau tidak ada penambahan berat badan)
setelah pengobatan dengan OAT lini pertama selama 2-3 bulan
4. Riwayat pengobatan TBC 6-12 bulan sebelumnya
5. Anak dengan TB-HIV yang tidak respons terhadap pemberian OAT
Penegakan Diagnosis TB RO Anak
• TB RO terkonfirmasi bakteriologis:
• anak dengan gejala TB dan hasil TCM atau biakan
menunjukkan resistansi terhadap OAT.
• TB RO terdiagnosis klinis:
• anak dengan gejala, tanda dan/ atau gambaran foto Rontgen
dada sesuai dengan TB dan memenuhi kriteria terduga TB RO,
tetapi tidak terkonfirmasi secara bakteriologis.
• TB RO terdiagnosis klinis
• TB RO probable
• TB RO possible.

05/20/2023 27
Penegakan Diagnosis TB RO Anak
TB RO probable:
• anak dengan gejala, tanda dan/atau gambaran foto Rontgen
dada atau toraks sesuai dengan TB pada anak yang kontak
dengan pasien TB RO.
TB RO possible:
• anak dengan TB sensitif obat (TB SO) yang tidak menunjukkan
perbaikan setelah mendapatkan OAT selama 2-3 bulan
(dengan ketaatan minum obat yang baik, dosis dan regimen
sesuai dan kemungkinan diagnosis lain sudah disingkirkan)
• anak dengan gejala TB dan dengan riwayat kontak dengan
pasien yang meninggal karena TB, gagal pengobatan TB atau
pasien TB kambuh.

05/20/2023 28
05/20/2023 RETNO ASIH SETYONINGRUM, 2018 29
Kasus 1
• N/♀/13 tahun/20 kg datang bulan Januari 2021
• 24 October 2019 didiagnosis TB paru mendapatkan KDT  perbaikan klinis 2
bulan pertama kemudian muncul lagi setelah bln ke 4
• Foto toraks akhir bln ke 6 : tidak ada perbaikan
• Akhir Agustus 2020 : berat badan tidak naik, nafsu makan turun Dokter
Praktek swasta
• Oktober 2020 : praktek swasta, RHZE
Pengobatan TBC Anak
Panduan dan Lama Pemberian Obat Anti TBC Anak
Kriteria diagnostik Fase intensif Fase lanjutan
TBC Klinis 2HRZ 4HR
TBC Kelenjar
Efusi Pleura TBC
TBC terkonfirmasi Bakteriologis 2HRZE 4HR
TBC Paru & kerusakan luas
TBC Ekstraparu (selain TB meningitis & TB Tulang)
TBC Tulang/Sendi 2HRZE 10HR
TBC Milier
TBC Meningitis
Dosis OAT KDT TBC Anak

Berat badan (kg) Fase intensif ( 2 Fase lanjutan (4


bulan) RHZ bulan) RH
(75/50/150) (75/50)
5-7 1 tablet 1 tablet
8-11 2 tablet 2 tablet
12-16 3 tablet 3 tablet
17-22 4 tablet 4 tablet
23-30 5 tablet 5 tablet
>30 OAT dewasa
OAT KDT : harus diberikan UTUH (tidak boleh digerus/dibelah)
Dosis OAT KDT TBC Dewasa

Berat badan Fase intensif selama Fase lanjutan Fase lanjutan


(kg) 56 hari RHZE selama 4 bulan selama 4 bulan
(150/75/400/275) RH (150/150) RH (150/75)
Setiap hari 3x/minggu Setiap hari

30-37 2 tablet 2 tablet 2 tablet


38-54 3 tablet 3 tablet 3 tablet
55-70 4 tablet 4 tablet 4 tablet
>71 5 tablet 5 tablet 5 tablet
OAT/FDC
Anak
• Bayi <5kg : OAT terpisah (tidak KDT) dan dirujuk ke RS
• Bila BB naik : dosis disesuaikan
• Anak obesitas : dosis KDT sesuai BB ideal (umur)
• OAT KDT : harus diberikan UTUH (tidak boleh digerus/dibelah)
• Cara minum : ditelan utuh, dikunyah(chewable), atau dimasukkan
air (dispersible)
• Saat perut kosong, atau paling cepat 1 jam setelah makan
Obat tambahan
Kortikosteroid diberikan pada :
• TB meningitis
• Sumbatan jalan nafas akibat TB kelenjar (endobronkial
TB)
• Perikarditis TB
• TB milier dengan gangguan nafas yang berat
• Efusi pleura TB
• TB abdomen dengan ascites
• Dosis prednison 2mg/kg/hari, sampai 4mg/kg/hari pada kasus
berat, dosis maksimal 60mg/hari selama 4 minggu. Tappering-off
dilakukan bertahap setelah 2 minggu pemberian kecuali pada TB
meningitis pemberian selama 4 minggu sebelum tap off.

• Vitamin B6 : diberikan pada anak dengan HIV positif dan


malnutrisi berat (dosis 5-10mg/hari)
Evaluasi pengobatan
Yang perlu dimonitor selama fase intensif ( setiap 2 minggu),
fase lanjutan (setiap 1 bulan) :
• Kepatuhan minum obat
• Toleransi dan respons terapi
• Efek samping obat

Pada pasien tb anak dengan bakteriologis (+) : pemeriksaan


sputum ulang (BTA) pada akhir bulan ke 2, ke 5, dan ke 6.
Kepatuha
n

Diagnosi
Komorbi
s tidak
d lain
Respon tepat
tidak
adekua
t

Dosis
Tidak
Keba
l
sesua obat
i
Minum obat tidak teratur
Jika anak menunjukkan gejala TB :
• Anak tidak minum obat >2minggu di fase intensif atau >2bulan di
fase lanjutan  mulai dari awal

• Anak tidak minum obat <2minggu di fase intensif atau <2bulan di


fase lanjutan  lanjutkan sisa pengobatan sampai selesai
Hasil pengobatan TB
• Sembuh
• Pengobatan lengkap
• Gagal
• Meninggal
• Putus obat (loss to follow-
up)
• Tidak dievaluasi
Bagaimana cara meningkatkan temuan kasus TBC
balita ?

Penemuan kasus TBC secara aktif (active case finding)

1. Investigasi kontak

2. Integrasi program TB dengan program lain di faskes

3. Penemuan kasus berbasis komunitas


Integrasi program TBC anak dengan program lain:
KIA, gizi, HIV, IGD dan rawat inap

• Skrining tersebut dapat diintegrasikan sesuai pelayanan program, seperti poli anak melalui
pelayanan MTBS dan SDITK.
• Jika ditemukan anak yang sesuai dengan kriteria suspek TBC, anak tersebut dirujuk ke dokter (di
poli umum) untuk pelacakan ada tidaknya sakit TBC.
• Selanjutnya, jika terbukti sakit TBC, anak diberikan pengobatan dan edukasi.
Skrining TBC pada balita di Posyandu
• Sasaran: balita yang datang ke posyandu
• Pelaksana: kader
• Alat skrining:
-  Intrumen skrining TBC m-KIA atau
-  Lembar skrining TBC di Posyandu
-  Kurva pertumbuhan pada Buku KIA
• Tanyakan dan lihat apakah balita memiliki satu atau lebih gejala berikut:
-  Gizi buruk (Anak terlihat sangat kurus)
-  Berat badan tidak naik dua bulan berturut-turut
-  Batuk > 2 minggu
-  Demam > 2 minggu
-  Riwayat kontak dengan pasien TBC
• Rujuk ke puskesmas jika ada satu atau lebih gejala di atas
Skrining TBC pada balita di PAUD/TK
• Sasaran: balita di PAUD dan TK
• Pelaksana: guru PAUD dan guru TK
• Alat skrining:
-  Intrumen skrining TBC m-KIA, atau
-  Lembar skrining TBC di PAUD/TK
-  Kurva pertumbuhan pada Buku KIA
• Tanyakan ke orang tua dan lihat apakah balita memiliki satu atau lebih gejala berikut:
-  Gizi buruk (Anak terlihat sangat kurus)
-  Berat badan tidak naik dua bulan berturut-turut
-  Batuk > 2 minggu
-  Demam > 2 minggu
-  Riwayat kontak dengan pasien TBC
• Rujuk ke puskesmas jika ada satu atau lebih gejala di atas
Skrining TBC pada balita di Posyandu
• Sasaran: balita yang datang ke posyandu
• Pelaksana: kader
• Alat skrining:
-  Intrumen skrining TBC m-KIA atau
-  Lembar skrining TBC di Posyandu
-  Kurva pertumbuhan pada Buku KIA
• Tanyakan dan lihat apakah balita memiliki satu atau lebih gejala berikut:
-  Gizi buruk (Anak terlihat sangat kurus)
-  Berat badan tidak naik dua bulan berturut-turut
-  Batuk > 2 minggu
-  Demam > 2 minggu
-  Riwayat kontak dengan pasien TBC
• Rujuk ke puskesmas jika ada satu atau lebih gejala di atas
Contoh Kasus 1 :
Anak usia 11 bulan, hasil skrining:
- Kontak serumah dengan Ibu TBC
- BB 9 kg
- Keluhan lain tidak ada
V

X
X
X

X
Skrining TBC pada balita di PAUD/TK
• Sasaran: balita di PAUD dan TK
• Pelaksana: guru PAUD dan guru TK
• Alat skrining:
-  Intrumen skrining TBC m-KIA, atau
-  Lembar skrining TBC di PAUD/TK
-  Kurva pertumbuhan pada Buku KIA
• Tanyakan ke orang tua dan lihat apakah balita memiliki satu atau lebih gejala berikut:
-  Gizi buruk (Anak terlihat sangat kurus)
-  Berat badan tidak naik dua bulan berturut-turut
-  Batuk > 2 minggu
-  Demam > 2 minggu
-  Riwayat kontak dengan pasien TBC
• Rujuk ke puskesmas jika ada satu atau lebih gejala di atas
Contoh Kasus 2 :
Anak usia 3 th, dilaporkan guru PAUD
- Demam berulang sudah minggu ke 3
X - BB 9 kg, 3 bulan sebelumnya 10,5 kg
- Riwayat kontak dengan pasien TBC
disangkal
X
V
V

X
Kasus
• Seorang Kader Posyandu yang sudah dilatih TB, melaporkan bahwa ada
anak usia 2 tahun :
• A; laki-laki; 2 tahun, BB 8 kg
• Riwayat demam tinggi seminggu, demam ringan hilang muncul 1 bulan
• Nenek pengobatan TB bulan ke-3

Instruksi :
1. Isilah lembar skrining yang sesuai !
2. Apa klasifikasi kasus ini ?
3. Apa rencana selanjutnya?
V
V

X
V

X
X
Kasus
• Kader di Posyandu Melati melaporkan bahwa ada bayi usia 4 bulan di posyandunya,
terlihat sangat kecil.
• Keluhan : anak rewel, kurang mau menyusu
• Riwayat demam 1 bulan berulang ulang
• BB tertinggi pernah 4,5 kg, saat ini 4 kg
• Riwayat kontak TB awalnya disangkal, setelah digali ternyata Ibu yang sering batuk
dan tubuhnya terlihat makin kurus setelah melahirkan.
Instruksi :
1. Isilah lembar skrining yang sesuai !
2. Apa klasifikasi kasus ini ?
3. Apa rencana selanjutnya?
V
X

X
V
V

V
Kasus
• Seorang guru PAUD yang sudah dilatih TBC balita, melihat salah seorang
muridnya di PAUD usia 2,6 tahun, sering batuk di sekolah. Setelah
ditanyakan, ternyata :
• Riwayat batuk > 2 minggu
• Kakek sedang pengobatan TB bulan ke-3

Instruksi :
1. Isilah lembar skrining yang sesuai !
2. Apa klasifikasi kasus ini ?
3. Apa rencana selanjutnya?
V
V

V
X
X

X
Kasus
• Seorang guru PAUD rajin menimbang BB muridnya setiap bulan.
Ternyata ada 1 murid yang tidak naik BB nya selama 3 bulan berturut-
turut.
• Keluhan lain tidak ada.
• Riwayat kontak dengan pasien TB disangkal, tapi anak sering dititip ke
TPA jika tidak jadwal sekolah PAUD

Instruksi :
1. Isilah lembar skrining yang sesuai !
2. Apa klasifikasi kasus ini ?
3. Apa rencana selanjutnya?
X
?

X
X
V

X
Peran Kader & Guru PAUD dalam Manajemen TBC &
Pemberian TPT pada Balita
• Melakukan surveilans
• Melakukan investigasi kontak TB
• Melakukan skrining gejala
• Membantu pemantauan terapi TB / TPT pada TB laten
• Melakukan edukasi
Edukasi untuk Guru PAUD dan TK
• Anak balita yang diklasifikasikan sebagai terduga TBC dan dirujuk ke
Puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut tetap dapat bersekolah
• Jika ada balita yang terdiagnosis TBC dan mendapatkan pengobatan OAT
anak tetap dapat bersekolah jika dalam keadaan tidak sakit berat
• Jika ada balita yang mendapatkan terapi pencegahan TBC anak tetap dapat
bersekolah
• Sebagian anak balita yang menderita TBC tidak menular, jadi tidak perlu
ditakuti dan dipisahkan.
Edukasi TBC di kelas Ibu Balita
• Mengajarkan Ibu tentang Tumbuh Kembang anak yang baik
• Mengajarkan Ibu mengenai cara penularan TBC, gejala-gejala TBC
anak, deteksi dini, dan manajemen investigasi kontak TBC

Dapat dilakukan dengan alat bantu berupa lembar edukasi


KIE TBC dan Buku cerita ‘Horee TB Sembuh’
Apa yang dilakukan oleh Kader / guru PAUD
terhadap anak yang berkontak dengan TBC?
Ringkasan Wewenang Skrining TBC Balita oleh Kader ,
guru PAUD & Petugas Kesehatan
Skrining

Tidak
• Kader/guru PAUD
Bergejala
• Anamnesis dan Antropometri bergejala

Tidak terbukti
Faskes Primer / Lanjut Terbukti TBC Berikan TPT
TBC

Jika bergejala 
Berikan OAT
Cek TB

Tidak
Terbukti TBC
terbukti TBC

Lanjutkan
Berikan OAT
TPT
Aktivitas Skrining Gejala oleh Kader Posyandu dan
guru PAUD
1. Gunakan hasil pemantauan tumbuh kembang
• Berat Badan 2 bulan 2 kali berturut-turut tidak naik → Kurva
Pertumbungan BB/U dalam buku KIA atau SDITK
• Status Gizi Buruk → Kurva Pertumbungan BB/TB dalam buku KIA atau
SDITK

2. Jika anak memenuhi satu atau lebih kriteria suspek TBC rujuk anak ke
dokter di poli umum
Gejala TBC pada anak (termasuk Balita)

LAPOR & KIRIM


KE PUSKESMAS
Pemeriksaan untuk anak kontak bergejala di Puskesmas /
RSUD
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik
• Rontgen dada
• Uji tuberkulin atau IGRA
• Sputum : Xpert MTB/RIF, BTA, kultur dan DST
• HIV
Take Home Message
• Pengenalan gejala TB

• Rujukan ke faskes

• Edukasi yang baik

• Pencatatan dan
pelaporan
ALUR INVESTIGASI
KONTAK TBC ANAK

Sumber :
Kementerian Kesehatan 2020,
Buku Juknis ILTB 2020
Problem yang dihadapi dalam pemberian TPT

• Durasi pengobatan 6 bulan  lama


• Menjaga kepatuhan minum obat pada “anak sehat”
• Efek samping ?
• Kebal obat ?
TERAPI PENCEGAHAN TBC BALITA : diputuskan oleh
Dokter

Indikasi  Balita kontak dengan penderita TBC dewasa, namun tidak menunjukkan gejala
sakit TBC

Regimen Lama Pemberian Dosis

Isoniazid 6 bulan 10 mg/kg BB/hari


Isoniazid + Rifampisin 3 bulan INH : 10 mg/kg BB/hari
Rif : 15 mg/kg BB
TERAPI PENCEGAHAN TBC

Obat TPT baru  kombinasi Isoniazid dan Rifapentin, diberikan 1 x


seminggu selama 3 bulan (lihat buku Juknis ILTB 2020).

Anak kontak dengan TB MDR, tapi tidak terbukti TBC, maka TPT yang
diberikan  Levofloxacin & Ethambutol (lihat buku Juknis TB RO
2021)
Pantau & Waspada , jika selama diberi TPT
• Muncul gejala • Curiga, jangan2 mulai gejala TBC
• BB turun • Walaupun sudah diberi TPT, masih
• Demam2 bisa muncul sakit TBC
• Batuk2 • Kirim ke Dokter, untuk diperiksa
• Lesu, dll
Kasus : I, ♀, 38 bulan
Leher kaku Leher kaku
Menangis saat duduk Lemah, kejang –
Kejang – panas + Panas +
Kontak TB : tante (merawat sejak bayi) Foto cervikal:Spondylitis C 1,2
BB turun 1 kg/bln

RS X RSUD Mantoux Test 15 mm


Foto Torak : Normal
Februari
Oktober Oktober CT Scan Leher: destruksi C1 &2
7 hari 4 bulan MRI : destruksi korpus C1 & 2
Diagnostik

Tuberkulosis Spondilitis TBC


vetebra cervikal 1 dan 2
Spondilitis TBC
vetebra cervikal 1 dan 2

1 Pulang Paksa Terapi


OAT
2 PEMBEDAHAN
COLAR NECK
3
73
Pesan Utama
• Diagnosis TBC anak: klinis dan penunjang
• Terapi (regimen dan lama terapi) tergantung jenis TBC
• Kader Posyandu dan guru PAUD dapat menjadi ujung tumbak
skrining dan pemantauan TB Balita melalui panduan oleh
petugas kesehatan, Dokter dan Dokter spesialis anak.
• Pelatihan TB yang komprehensif terhadap Kader Posyandu dan
guru PAUD dapat dilakukan oleh petugas terkait di Provinsi
untuk TBC Balita

74
Terima kasih

05/20/2023 RETNO ASIH SETYONINGRUM, 2018 75


Induksi sputum
• Anak puasa 3-4 jam
• Nebulisasi dengan salbutamol
• Nebulisasi dengan NaCl hipertonik
• “Fisioterapi dada”
• Tampung sputum:
• Anak besar: batukkan sputum ke dalam pot
• Anak kecil: isap lendir dengan mucus extractor
• Segera kirim ke lab untuk pemeriksaan BTA/TCM/kultur
Kontra indikasi

• Pasien asma atau pasien dengan wheezing pada saat akan dilakukan
prosedur
• Terpasang intubasi
• Gangguan pernapasan berat
• Perdarahan: hitung trombosit rendah, mudah berdarah, perdarahan
hidung yang berat
• Penurunan kesadaran
• Hipoksia
Persiapan

1. Menerangkan prosedur tindakan yang akan dilakukan


kepada pasien dan keluarga, indikasi, serta komplikasi yang
mungkin timbul.
2. Setelah mengerti dan setuju, pasien dan keluarga menanda
tangani surat ijin tindakan.
3. Anak dipuasakan setidaknya selama 3 jam. Tunda prosedur
hingga saat yang lebih tepat jika anak tidak puasa.
4. Prosedur ini jika memungkinkan, dilakukan di ruangan
terisolasi yang memiliki perlindungan yang adekuat terhadap
infeksi.
Komplikasi

• Bronkokonstriksi.
• Coughing spells.
• Wheezing ringan.
• Perdarahan dari hidung.
• Obstruksi jalan napas.
• Muntah.

Anda mungkin juga menyukai