Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN MAMASA

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS NOSU
TERAKREDITASI UTAMA
Jl. Kesehatan 1, Kelurahan Nosu, Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat Kode pos: 91363.
E-mail:puskesmasnosu@gmail.com

Alur diagnosis TB Paru anak

Anak dengan satu atau lebih gejala khas TB:


 Batuk ≥ 2 minggu
 Demam ≥ 2 minggu
 BB turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya
 Malaise ≥ 2 minggu
Gejala-gejala tersebut menetap walau sudah diberikan terapi yang adekuat

Pemeriksaan mikroskopis/tes
cepat molekuler (TCM) TB

Positif Negatif Spesimen tidak dapat diambil

Ada akses foto rontgen toraks Tidak ada akses foto rontgen
dan/atau uji tuberkulin*) toraks dan uji tuberkulin

Skoring sistem

Skor ≥6 Skor < 6

Uji tuberkulin Uji tuberkulin


ATAU DAN
kontak TB kontak TB paru
paru dewasa dewasa (-)
(+)

TB anak
terkonfirmasi Berkontak Tidak ada/ tidak
bakteriologis TB anak klinis denganpasie jelas berkontak
n TB paru dengan pasien TB
dewasa paru dewasa

Terapi OAT**) Observasi gejala selama 2 minggu,

Menetap Menghilang

Bukan TB

Keterangan:
*) Dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan sputum
**) Evaluasi respon pengobatan. Jika tidak merespon baik dengan pengobatan adekuat,
evaluasi ulang diagnosis TB dan adanya komorbiditas atau rujuk
PEMERINTAH KABUPATEN MAMASA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS NOSU
TERAKREDITASI UTAMA
Jl. Kesehatan 1, Kelurahan Nosu, Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat Kode pos: 91363.
E-mail:puskesmasnosu@gmail.com

Sistem skoring TB Anak


Parameter 0 1 2 3 Sko
KontakTB Tidak - Laporankeluarga, BTA(+) r
jelas BTA(-)/BTAtidak
jelas/tidaktahu
Uji tuberkulin Negatif - - Positif (≥10 mm
(Mantoux) Atau ≥5mm
pd
imunokompro
Berat Badan / - BB/TB < 90% Klinis gizi buruk mais) -
KeadaanGizi atau atau
BB/U < 80% BB/TB < 70%
atau BB/U <
Demam yang - ≥ 2 minggu 60% - -
tidak diketahui
penyebabnya
Batuk kronik - ≥ 3 minggu - -

Pembesaran - ≥1 cm, lebih - -


Kelenjar dari 1 KGB,
limfekolli, aksila, tidak nyeri
inguinal
Pembengkakan - Ada - -
tulang/sendi pembengkakan
panggul,lutut,
falang

Fototoraks Normal/ Gambaran - -


kelainan sugestif
tidak (mendukung)
jelas TB

Skor Total
Parameter Sistem Skoring :
1. Kontak dengan pasienTB BTA positif diberiskor 3 bila ada bukti tertulis hasil
laboratorium BTA dari sumber penularan yang bisa diperoleh dari TB 01 atau
dari hasil laboratorium.
2. Penentuan status gizi:
a. Berat badan dan panjang/tinggi badan dinilai saat pasien datang (moment
opname).
b. Dilakukan dengan parameter BB/TB atau BB/U. Penentuan status gizi
untuk anak usia ≤ 6 tahun merujuk pada buku KIA Kemenkes 2016,
sedangkan untuk anakusia > 6 tahun merujuk pada standar WHO 2005
yaitu grafik IMT/U.
c. Bila BB kurang, diberikan upaya perbaikan gizi dan dievaluasi selama 1-2
bulan.
PEMERINTAH KABUPATEN MAMASA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS NOSU
TERAKREDITASI UTAMA
Jl. Kesehatan 1, Kelurahan Nosu, Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat Kode pos: 91363.
E-mail:puskesmasnosu@gmail.com

Paduan OAT dan lama pengobatan TB pada anak

Kategori Diagnostik Fase Intensif Fase Lanjutan

TB Paru BTA negatif 2HRZ 4HR


TB Kelenjar
Efusi pleura TB
TB Paru BTA positif 2HRZE 4HR
TB paru dengan kerusakan luas
TB ekstraparu (selain TB Meningitis dan
TB Tulang/sendi)
TB Tulang/sendi 2HRZE 10 HR
TB Millier
TB Meningitis

Dosis OAT KDT/FDC pada TB anak


Berat badan (kg) Fase intensif (2 bulan) Fase lanjutan (4 bulan)
RHZ (75/50/150) RH (75/50)
5–7 1 tablet 1 tablet
8 – 11 2 tablet 2 tablet
12 – 16 3 tablet 3 tablet
17 – 22 4 tablet 4 tablet
23 – 30 5 tablet 5 tablet
>30 OAT dewasa

Keterangan :

R: Rifampisin; H: Isoniasid; Z: Pirazinamid

1. Bayi di bawah 5 kg pemberian OAT secara terpisah, tidak dalam bentuk


KDT dan sebaiknya dirujuk ke RS
2. Apabila ada kenaikan BB maka dosis atau jumlah tablet yang
diberikandisesuaikan denganberat badan saat itu
3. Untuk anak dengan obesitas, dosis KDT berdasarkanBerat Badan ideal
(sesuai umur). Tabel Berat Badan berdasarkan umur dapat dilihat di
lampiran
4. OAT KDT harus diberikan secara utuh (tidak boleh dibelah, dan tidak
boleh digerus)
5. Obat dapat diberikan dengan cara ditelan utuh, dikunyah/dikulum
(chewable), atau dimasukkan air dalam sendok (dispersable).
6. Obat diberikan pada saat perut kosong, atau paling cepat 1 jam setelah
makan
7. Bila INH dikombinasi dengan Rifampisin, dosis INH tidak boleh melebihi
10 mg/kgBB/hari
PEMERINTAH KABUPATEN MAMASA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS NOSU
TERAKREDITASI UTAMA
Jl. Kesehatan 1, Kelurahan Nosu, Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat Kode pos: 91363.
E-mail:puskesmasnosu@gmail.com

8. Apabila OAT lepas diberikan dalam bentuk puyer, maka semua obat
tidak boleh digerus bersama dan dicampur dalam satu puyer

Anda mungkin juga menyukai