Anda di halaman 1dari 25

SOSIALISASI

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR HK.01.07/MENKES/1186/2022
TENTANG
PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER DI FASILITAS
PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
BAB II
DAFTAR PANDUAN PRAKTIK KLINIS BERDASARKAN MASALAH DAN
PENYAKIT
TATA LAKSANA KASUS ANAK

TUBERKULOSIS PADA ANAK


PADA PPK DOKTER DI FKTP
Konsep SAKIT dan INFEKSI pada TBC

Terpapar Infeksi (LTBI) Sakit TBC


•Gejala (-)
•Gejala (-) •Gejala (+)
•PPD (-)
•PPD (+) •PPD (+/-)
•Rontgen (-)
•Rontgen (-) •Rontgen (+/-)
•BTA /kultur (-)
•BTA /kultur (-) •BTA /kultur (+/-)

Juknis managemen TB Anak 2016


Risiko tinggi orang sehat
menjadi TB Infeksi atau TB Eksposure
laten

 Kontak erat dengan pasien TB Risiko tinggi TB Infeksi atau laten


aktif atau suspek TB menjadi TB aktif
 Tinggal ditempat dengan risiko
 Infeksi HIV
tinggi (LP, fasilitas perawatan  Bayi dan anak usia < 5 tahun
jangka panjang, &  Pasien dengan pengobatan imunosupresi
penampungan) TB Infection (TNF-a, kortikosteroid, transplantasi
 Petugas kesehatan (Laten) organ)
 Riwayat terinfeksi TB pada 2 tahun
 Bayi, anak-anak, dewasa muda terakhir
terpajan dengan dewasa yang  Riwayat Tb aktif tidak berobat atau
berisiko tinggi TB aktif berobat tidak adekuat, foto rontgen
fibrotik
 Pasien diabetes, silikosis, CKD, Leukemia,
limfoma atau kanker kepala, leher, dan
paru
 Tuna wisma, perokok, alkoholik atau
TB Disease NAPZA
 Warga binaan lapas
(Aktif)  Petugas kesehatan
Gejala sistemik/umum TB pada anak:
1) Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai gagal tumbuh (failure to thrive).
2) Masalah Berat Badan (BB):
1) BB turun selama 2-3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas, ATAU
2) BB tidak naik dalam 1 bulan setelah diberikan upaya perbaikan gizi yang baik ATAU
3) BB tidak naik dengan adekuat.
3) Demam lama (≥ 2 minggu) dan atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan demam tifoid,
infeksi saluran kemih, malaria, dan lain lain). Demam umumnya tidak tinggi (subfebris) dan
dapat disertai keringat malam.
4) Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.
5) Batuk lama atau persisten ≥ 3 minggu, batuk bersifat nonremitting (tidak pernah reda atau
intensitas semakin lama semakin parah) dan penyebab batuk lain telah disingkirkan
6) Keringat malam dapat terjadi, namun keringat malam saja apabila tidak disertai dengan gejala-
gejala sistemik/umum lain bukan merupakan gejala spesifik TB pada anak
KMK 1936/22
Diagnosis Tuberkulosis

Anamnesis, pemeriksaan
fisis, dan pemeriksaan
penunjang

Bakteriologis Klinis

Tes Cepat Kontak/Bukti


Kultur BTA Gejala klinis Penunjang
Molekuler infeksi

n u
ld ar Kontak TB Tuberkulin IGRA
p e
o d e r
Diagnosis TB anak ???

Kesulitan diagnosis TB pada anak :


- Gejala tidak khas
- Pausibasiler
- Pengambilan sampel sulit
- Rontgen dada tidak khas
- Fasilitas penunjang (-)

Sputum BTA (+) => 10-15% kasus


Biakan M.Tb tumbuh => 30-40 % kasus
UNDERDIAGNOSIS
UMUM / DSA
Tuberkulosis pada anak- Tantangan..Dx
Tepat
• Diagnosis Pasti TB Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang (sputum untuk dewasa, tes tuberkulin pada anak).

• Apakah test tuberculin dgn PPD 5 TU/10TU ada di Fasyankes primer?


• Bila TIDAK : cukup dengan gejala klinik (SKOR TB) saja

• FOTO Torak : apakah pemeriksaan X foto torak ada di Fasyankes Primer?


• Kompetensi pembacaan foto thorak?
• Bila tidak ada  di rujuk
• Kemudian dilakukan proses rujuk balik untuk terapi selanjutnya dengan
program terapi
Pemeriksan MIKROBIOLOGI?
SPUTUM hanya untuk DEWASA (?)
• Batuk lama
Klinis TB ≥ 2 minggu → non
remitting & sebab lain telah
disingkirkan
• Demam lama ≥ 2 minggu tanpa
penyebab jelas → tidak tinggi
• Berat badan turun / tidak naik 2 bulan
/ failure to thrive → upaya perbaikan
gizi selama 1-2 bulan
• Lesu/malaise kurang aktif

Menetap walau sudah diberi terapi


adekuat

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak. Jakarta:Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. 2016
Sistem Skoring TB
Tabel 1. Sistem Skoring TB Anak
Kriteria 0 1 2 3

Kontak TB Tidak jelas Laporan keluarga, BTA BTA (+)


(-) atau BTA tidak
jelas/ tidak tahu
Uji Tuberkulin (Mantoux) (-) (+) (≥ 10mm, atau 5 mm pada
keadaan immunocompromised
Berat badan/ keadaan gizi BB/TB <90% atau Klinis gizi buruk atau
BB/U 80% BB/ TB <70% atau BB/
U <60%
Demam yang tidak diketahui >2 minggu
penyebabnya
Batuk kronik >3 minggu

Pembesaran kelenjar limfe kolli, >1 cm, lebih dari 1 KGB,


aksila, inguina tidak nyeri
Pembengkakan tulang/ sendi Ada pembengkakan
punggung lutut, falang
Foto toraks Gambaran normal, tidak Gambaran sugestif TB
jelas
Sistem Skoring TB Tindak Lanjut
Tindak lanjut hasil sistem skoring TB anak :
1) Bila BB kurang, diberikan upaya perbaikan gizi dan dievaluasi selama 1 bulan
2) Demam (>2 minggu) dan batuk (>3 minggu) yang tidak membaik setelah diberikan pengobatan
sesuai baku terapi di Puskesmas
3) Gambaran foto toraks mengarah ke TB berupa : pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal
dengan/ tanpa infiltrat, atelektasis, konsolidasi segmental/ lobar, milier, klasifikasi dengan
infiltrat, tuberkuloma.
4) Semua bayi dengan reaksi cepat (<2 minggu) saat imunisasi BCG harus dievaluasi dengan sistem
skoring TB anak
5) Pasien usia balita yang mendapatkan skor 5, dengan gejala klinis yang meragukan, maka pasien
tersebut dirujuk ke rumah sakit untuk evaluasi lebih lanjut.
Pengobatan TB Anak
Prinsip-prinsip terapi TB Anak :
1) Obat Anti Tuberkulosis (OAT) untuk anak harus diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa
jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan.
Hindari penggunaan monoterapi.
2) Pasien TB Anak yang sakit berat atau dapat diperoleh konfirmasi bakteriologi diberikan OAT 4
jenis obat (RHZE) di tahap awal dan 2 obat (RH) di tahap lanjutan. Sedangkan TB anak yang
terdiagnosis klinis diberikan kombinasi 3 obat (RHZ) pada tahap awal.
3) Pemakaian OAT – Kombinasi Dosis Tetap (KDT) / Fixed Dose Combination (FDC) dosis harian yang
bersifat dispersible pada anak-anak akan lebih menguntungkan dan dianjurkan.
4) Upaya untuk memastikan pasien bisa mendapatkan jumlah obat yang diperlukan untuk sayu seri
pengobatan TB standar berlangsung selama 6 bulan (180 dosis harian)
Pengobatan TB Anak (Lanjutan)
5) Obat ditelan sekaligus (single dose) dalam keadaan perut kosong (1 jam sebelum makan atau 4
jam setelah makan). Tidak dianjurkan untuk meminum obat dengan susu.
6) Setiap praktisi yang mengobati pasien TB anak mengemban tanggung jawab. Kesehatan
masyarakat terkait dengan keberlangsungan pengobatan dan menemukan sumber penularan TB
kepada anak.
7) Untuk menjamin kepatuhan pasien berobat hingga selesai, diperlukan suatu pendekatan yang
berpihak kepada pasien (patient centered approach) dan dilakukan dengan pengawasan langsung
(DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang pengawas menelan obat.
8) Semua pasien harus dimonitor respons pengobatannya. Indikator penilaian terbaik untuk pasien
TB anak yang bisa adalah pemeriksaan dahak BTA (untuk anak yang bisa diambil specimen
dahaknya).
9) Rekaman tertulis tentang perngobatan, respons klinis atau bakteriologis dan efek samping harus
tercatat dan tersimpan.
10) Pada pasien TB anak yang terdiagnosis klinis menggunakan sistem skoring maka dilakukan upaya
sebagai berikut
Obat TB Anak
Evaluasi Pengobatan
• Pemenataun / Kontrol setiap bulan
• Evaluasi klinis setelah pengobatan selama 2 bulan (BB, nafsu
makan,demam serta Lab, darah, Ro)
• Pementaiuan efek samping obat
Kriteria rujukan
• Tidak ada perbaikan klinik dalam 2 bulan pengobatan
• Terjadi efek samping obat yang berat
• Putus obat dlam menjalani pengobatan 2 bulan
• Konfirmasi TB yang tidak mengalami konversi jangka waktu tertentu
• Perburukan klinis selama pengobatan
• Kontak erat dgn TB RO
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai