Anda di halaman 1dari 63

TERAPI PENCEGAHAN

TUBERKULOSIS
Hotel Royal Amaroossa
Bogor, 23-27 Juli 2022
PENDAHULUAN
Bagaimana mengeliminasi TB?
TOSS Investigasi kontak Berikan Pencegahan
Temukan dan Obati Cari populasi Berikan TPT (terapi
Sampai Sembuh! berisiko lainnya! pencegahan TB)!
PERPRES NO.67 TAHUN 2021 TENTANG
PENANGGULANGAN TBC
Strategi
Penanggulangan TBC Tabel Target Cakupan Terapi Pencegahan
Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis (TPT) Tahun 2020-2024
TBC di Indonesia
• Strategi Nasional Penanggulangan TBC tahun
2020-2024 menyatakan bahwa terapi
pencegahan merupakan salah satu kegiatan
penting untuk mengurangi insidensi TBC
nasional.
• Pada tahun 2018, pedoman ILTB WHO
terbaru merekomendasikan perluasan
kelompok sasaran TPT, yang mencakup
kontak serumah yang berusia 5 tahun ke
atas.
• Strategi Nasional Penanggulangan TBC 2020-
2024 akan memperluas TPT untuk semua
kontak serumah yang kontak dengan pasien
TBC terkonfirmasi bakteriologis dan juga
kelompok berisiko tinggi lainnya, seperti
penyandang DM, imunokompromais, Warga
Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan lain-lain,
dengan mempertimbangkan konteks dan
sistem yang sudah ada.
Bagaimana seseorang bisa terkena TB? Gejala (-)
Terpapar Mantoux (-)
X-ray (-)
Bakteri (-)
Gejala (-)
Infeksi laten Mantoux (+)
TB X-ray (-)
Bakteri (-)
https://tbindonesia.or.id/artikel/apakah-kalian-tahu-apa-itu-tbc/ Gejala (+)
Mantoux (+)
Sakit TB X-ray (+)
Bakteri (+/-)
Apa itu Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB) ?
MANFAAT DAN SASARAN TPT
■ Risiko ILTB menjadi TB aktif 
– 5-10% orang dengan ILTB akan menjadi TB aktif dalam 5 tahun pertama sejak terinfeksi
– 24,4 – 69,2% anak < 15 th kontak dengan TB aktif; 3,3- 5,5%-nya akan menjadi TB aktif

Manfaat pemberian TPT


■ Faktor risiko:
1. Kekebalan tubuh lemah Pencegahan pada
2. ODHIV
3. Malnutrisi
Mengurangi risiko ODHIV memberikan
4. Sedang pengobatan kanker reaktivasi perlindungan lebih
5. Sedang menjalani hemodialisis 5 tahun
6. Sedang menggunakan steroid
7. jangka panjang

Menghentikan
Menurunkan
progresivitas
insiden TB
menjadi TB aktif
Perbedaan TBC Laten dan TBC Aktif
TBC LATEN TBC AKTIF
Tidak ada gejala Memiliki salah satu gejala berikut: demam, batuk, nyeri
dada, berat badan turun, keringat malam, hemoptisis,
lemah, dan penurunan nafsu makan

Uji tuberculin (TST) atau IGRA positif Uji tuberculin atau IGRA positif
Foto toraks normal Foto toraks abnormal tetapi bisa normal pada orang
imunokompromis atau TBC ekstraparu

Hasil pemeriksaan mikrobiologi negatif (BTA, kultur, dan Hasil pemeriksaan mikrobiologi dapat positif ataupun
TCM) negatif, termasuk pada kasus TBC ekstraparu

Tidak dapat menularkan Dapat menularkan kuman TBC ke orang lain


Perlu Terapi Pencegahan pada kondisi tertentu Perlu pengobatan sesuai standar terapi TBC
Sasaran TPT pada ILTB

Kontak serumah dengan


pasien TBC paru yang Kelompok risiko lainnya
ODHIV
terkonfirmasi dengan HIV negatif
bakteriologis:

a. Anak usia <5 tahun a. Pasien


b. Anak usia 5-14 tahun immunokompromais
c. Remaja dan dewasa (usia lainnya
≥15 tahun) b. Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP),
petugas kesehatan,
sekolah berasrama, barak
militer, pengguna
narkoba suntik
Infeksi Laten Tuberculosis (ILTB)
Pemeriksaan diagnostik dapat
masih menjadi tantangan dalam
dikerjakan sesuai dengan sasaran
mencapai program Eliminasi
dan alur pemeriksaan
Tuberkulosis
Alur
Pemeriksaan
ILTB
Alur Pemeriksaan ILTB

1. Anak < 10 tahun & salah satu gejala


(batuk, demam, riwayat kontak dengan orang
TBC aktif, atau penurunan BB yang
dilaporkan atau terkonfirmasi > 5% sejak
kunjungan terakhir atau kurva pertumbuhan
datar atau BB untuk usia <-2 Z-skor.
- Bayi <1 tahun tanpa gejala dengan HIV
hanya diobati ILTB jika kontak serumah
dengan orang TBC aktif

2. Batuk, demam, keringat di malam hari, batuk


darah, nyeri dada, sesak napas, lemah dan lesu,
atau penurunan BB
(misal anak <5 tahun tidak terdapat anoreksia/
nafsu makan normal meskipun sudah diberikan
perbaikan gizi tetapi berat badan tetap tidak
naik/gagal tumbuh). Lesu atau anak kurang
aktif bermain, keringat malam saja bukan
merupakan gejala spesifik TBC pada anak
apabila tidak disertai gejala umum lainnya.
Alur Pemeriksaan ILTB
3. Kelompok risiko lainnya dengan HIV negatif
a. Pasien immunokompromais lainnya
(pasien yang menjalani pengobatan kanker, mendapat perawatan
dialisis, kortikosteroid jangka panjang, sedang persiapan
transplantasi organ, dll) langsung diperiksa dengan TST atau
IGRA (tanpa harus melihat ada tidaknya gejala TBC).
b. Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), petugas kesehatan,
sekolah berasrama, barak militer, pengguna narkoba suntik.

4. Kontraindikasi pemberian TPT yaitu


hepatitis akut atau kronis, neuropati perifer (jika menggunakan
isoniazid), konsumsi alkohol biasa atau berat.
Kehamilan atau riwayat TBC sebelumnya bukan merupakan
kontraindikasi.

5. Paduan yang dipilih mempertimbangkan usia, kegawatan (obat


rentan atau lainnya), risiko toksisitas, ketersediaan dan preferensi.

6. Rontgen thorax atau chest X-ray (CXR) dapat dilakukan diawal


sebagai bagian dari penemuan kasus intensif.
Jika gambaran rontgen dada mendukung TBC (abnormal) maka
orang tersebut terdiagnosis klinis.
PEMBERIAN OBAT TPT
Tuberkulosis Sensitif Obat

1. Paduan 6H
• Dosis INH usia < 10 tahun 10 (7-15) mg/kg BB/hari (maksimal 300 mg/ hari)
• Dosis INH usia ≥ 10 tahun 5 mg/kg BB/hari (maksimal 300 mg/hari)
• Dosis obat di sesuaikan dengan kenaikan berat badan setiap bulan (untuk anak).
• Obat di konsumsi satu kali sehari, sebaiknya pada waktu yang sama (pagi, siang, sore
atau malam) saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan).
• Lama pemberian 6 bulan (1 bulan = 30 hari pengobatan atau diberikan sebanyak 182
dosis), Obat tetap diberikan selama 6 bulan walaupun kasus indeks meninggal, pindah
atau terkonfirmasi bakterilogisnya atau BTA nya sudah menjadi negatif.
• Pengambilan obat dilakukan pada saat kontrol setiap 1 bulan, dan dapat di
sesuaikan dengan jadwal kontrol kasus indeks.
• Pada pasien anak dengan gizi buruk atau HIV, diberikan vitamin B6 10mg
untuk dosis INH ≤ 200 mg/hari dan 2x10 mg untuk dosis INH >200 mg/
hari.
• Yang berperan sebagai pengawas minum obat adalah orang tua atau
keluarga pasien.
• Bisa diberikan di semua tingkat layanan termasuk di praktik swasta
(dengan catatan sudah bekerja sama dengan puskesmas dan/atau dinas
kesehatan setempat).
2. Paduan 3HP
• Dosis INH dan Rifapentine berdasarkan usia dan berat
• Sebagai catatan, obat ini tidak direkomendasikan penggunaannya
pada anak berusia < 2 tahun dan ibu hamil
• Obat dikonsumsi satu kali seminggu, sebaiknya pada waktu yang sama
(pagi, siang, sore atau malam) saat perut kosong (1 jam sebelum makan
atau 2 jam setelah makan). Pada anak, rifapentine dapat dikonsumsi
dengan cara dihancurkan dan dicampur dengan sedikit makanan,
seperti bubur, pudding, yogurt, es krim dan makanan lain yang disukai
anak, hal ini untuk mengatasi rasa pahit rifapentine. Namun rifapentine
tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan buah atau makanan yang
berbasis buah.
• Lama pemberian 3 bulan (1 bulan = 4 minggu pengobatan atau diberikan
sebanyak 12 dosis), dengan catatan bila keadaan klinis baik (tidak ada
gejala TB yang muncul selama pengobatan), obat tetap diberikan
sampai 3 bulan, jika muncul gejala TB lakukan pemeriksaan untuk
penegakan diagnosis TB.
• Obat tetap diberikan selama 3 bulan walaupun kasus indeks meninggal,
pindah atau sputumnya sudah menjadi negatif.
• Pengambilan obat dilakukan pada saat kontrol setiap 1 bulan, dan dapat di
sesuaikan dengan jadwal kontrol kasus indeks.
• Pada pasien anak dengan gizi buruk atau infeksi HIV, diberikan vitamin
B6 10mg untuk dosis INH ≤ 200 mg/hari dan 2x10 mg untuk dosis INH
>200 mg/ hari.
• 3HP dapat diberikan kepada pasien HIV yang menjalani pengobatan ARV
yang umum digunakan kecuali Nevirapine dan golongan protase
inhibitor.
3. Paduan 3HR
• Dosis INH usia < 10 tahun 10mg/kg BB/hari (maksimal 300 mg/ hari)
dan dosis R usia <10 tahun 15kg/mg BB/hari (maksimal 600 mg/hari).

• Dosis INH usia > 10 tahun 5 mg/kgBB/hari (maksimal 300 mg/hari)


dan dosis R usia > 10 tahun 10 mg/kgBB/hari.

• Dosis obat disesuaikan dengan kenaikan berat badan setiap bulan.

• Obat dikonsumsi satu kali sehari, sebaiknya pada waktu yang sama
(pagi, siang, sore atau malam) saat perut kosong (1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan).
• Lama pemberian 3 bulan (1 bulan = 28 hari pengobatan atau diberikan
sebanyak 84 dosis), dengan catatan bila keadaan klinis baik (tidak ada
gejala TB yang muncul selama pengobatan). Jika terbukti sakit TB,
hentikan pemberian TPT dan diberikan OAT.

• Obat tetap diberikan selama 3 bulan walaupun kasus indeks


meninggal, pindah atau sputumnya sudah menjadi negatif.

• Pengambilan obat dilakukan pada saat kontrol setiap 1 bulan, dan dapat
disesuaikan dengan jadwal kontrol kasus indeks.
• Pada pasien anak dengan gizi buruk atau infeksi HIV, diberikan
vitamin B6 10mg untuk dosis INH ≤ 200 mg/hari dan 2x10 mg untuk
dosis INH >200 mg/ hari.

• Bisa diberikan di semua tingkat layanan termasuk di praktik swasta


(dengan catatan sudah bekerja sama dengan puskesmas dan/atau
dinas kesehatan setempat).
4. Paduan 1HP

• Paduan yang bisa digunakan oleh program TB Nasional untuk masa yang
akan datang.
• 1HP merupakan kombinasi INH dan Rifapentine yang dikonsumsi setiap
hari selama satu bulan.
• Paduan ini hanya diberikan untuk kategori umur ≥ 13 tahun.
• Dosis pemberian 1HP adalah isoniazid 300mg dan rifapentine 600mg
untuk semua BB
• 1HP dapat diberikan kepada pasien HIV yang menjalani pengobatan ARV
yang umum digunakan kecuali Nevirapine dan golongan protase
inhibitor.
Tabel Pilihan Paduan TPT
ALUR PEMILIHAN OBAT TPT TB SO
Anak terindikasi
TPT

Usia < 2 Usia ≥ 2


tahun tahun

Tidak Tidak
Tersedia RH Tersedia HP
tersedia RH tersedia

Tersedia Tidak
RH 3 bulan INH 6 bulan HP 3 bulan
RH* tersedia RH

RH 3 bulan INH 6 bulan

(*) Pasien ODHIV tidak direkomendasikan pemberian obat Rifampisin karena risiko
interaksi dengan anti retroviral, pilihan adalah INH 6 bulan
Bagaimana TPT untuk TB RO?
o Levofloksasin 15-20 mg/kgBB/hari dan etambutol 15-25 mg/kgBB/hari selama 6 bulan
o Obat diminum 1-2 jam sebelum makan. Pantau keluhan dan efek samping selama minum obat
o Jika hasil uji kepekaan kasus indeks resisten florokuinolon, maka tidak bisa menggunakan
Levofloksasin dan etambutol
Alur pemilihan obat TPT TB RO

Alur TPT TB RO
c. Kepatuhan dan keteraturan minum obat

1. Penilaian kepatuhan minum obat dilakukan setiap bulan


2. Penyebab ketidakteraturan minum obat harus dicari dan didiskusikan
pemecahannya
3. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) dilakukan baik pada pasien
maupun anggota keluarga yang berperan sebagai pengawas menelan obat
(PMO)
4. Penting untuk menekankan bahwa TPT diberikan pada anak yang tidak ada
gejala untuk mencegah infeksi dan sakit TBC
5. Hasil evaluasi bulanan, bila saat kontrol tidak ada masalah, maka
pemberian TPT dapat dilanjutkan untuk bulan berikutnya
Pengobatan lengkap
■ 6H: 180 dosis selama 6 bulan atau minimal 144 dosis selama 239 hari
■ 3 HP: 12 dosis selama 3 bulan atau minimal 11 dosis selama 120 hari
■ 3 HR: 90 dosis selama 3 bulan atau minimal 72 dosis selama 120 hari
■ 4R: 120 dosis selama 4 bulan atau minimal 96 dosis selama 150 hari
■ 1 HP: 30 dosis selama 1 bulan atau minimal 24 dosis selama 40 hari
Tabel 3.1 Proses pemberian TPT
LOGISTIK TPT
Jenis Logistik TPT
Jenis obat TPT program TBC: Pilihan paduan pengobatan TPT berdsarkan kelompok
sasaran dan usia

Plihan Paduan TPT


Isoniasid (H) 100 mg No Sasaran
3HP 3HR 6H 6Lfx+E
Kontak serumah usia < 2
Isoniazid (H) 300 mg dan Rifapentine (P) 150 mg 1 tahun *)   √ √  
(3HP Lepasan)
Kontak serumah usia 2 – 4
2 tahun √ √    
Kombinasi Dosis Tetap (KDT) 3HP (Isoniazid 300 mg/
Rifapentine 300 mg) 3 Kontak serumah usia > 5 √ √    
tahun
Kombinasi Dosis Tetap (KDT) 3HR (Isoniazid 50 mg/ 4 ODHA usia < 2 tahun *)   √ √  
Rifampisin 75 mg)
5 ODHA usia > 2 tahun **) √   √  
Levofloxacin (Lfx) 250 mg dan Etambutol 400 mg
(Dosis Dewasa) 6 Kelompok risiko lainnya √      
Kontak serumah semua
Levofloxacin (Lfx) 100 mg dan Etambutol 100 mg 7 usia dengan kasus indeks       √
 (Dosis Anak) TB RO
Contoh Kemasan Obat TPT

FDC/KDT 3HP FDC/KDT 3HR

Rifapentin Lepasan INH 300 mg


Jumlah Obat Yang Dibutuhkan Sampai Pengobatan
Lengkap (Tablet)
 Jenis Obat 3HP 3HR 6H 6Lfx+E
H 300 mg 24 56 121  
RPT 150 mg 48      
Rifampisin 300 mg   84    
Levofloxacin 250 mg       269
Etambutol 400 mg       210
FDC 3HP, 300 mg/300mg 36      
FDC 3HR, 50mg/75   252    
H 100 mg     364  
Lfx 100       672
Etambutol       840
Contoh Penghitungan Kebutuhan Obat di Fasyankes
Data Pasien : Umur 14 Tahun, Berat Badan 29 Kg

TPT Kontak Pasien TB SO TPT Kontak Pasien TB RO


3HP Levofloxacin & Etambutol
Kebutuhan Obat 6 H 300 3 HR (50/75)
mg Etambutol 100
H 300 mg RPT 150 mg Levo 100 mg mg
29 Kg x
600 mg : 600 mg : 150
Kebutuhan Obat 5mg / 300 300 29 Kg x 5 mg / 50 29 Kg x 20 29 Kg x 25
mg = 2 mg / 100 mg mg / 250 = 3
Per hari mg = 0,5 tablet mg = 4 tablet mg = 3 tablet = 6 tablet tablet
Tablet
Kebutuhan Obat 1 tablet x 2 tablet x 4 4 tablet x 4 3 tablet x 30 = 90 6 tab x 30 = 3 tab x 30
Per Bulan 30 = 30 minggu = 8 minggu = 16 tablet 180 tablet tablet = 90
tablet tablet tablet
Kebutuhan Obat 3 30 tablet x 8 tab x 3 16 tab x 3 90 tablet x 3 180 tab x 3 = 90 tab x 3
bulan 3 = 90 bulan = 24 bulan = 48 bulan = 270 540 tablet bulan = 270
tablet tablet tablet tablet tablet
PENCATATAN & PELAPORAN TPT
Formulir Pencatatan TPT

Formulir TBC.01P Formulir TBC.15 Formulir TBC.16K


(Kartu Terapi Pencegahan (Register Pemberian Terapi (Formulir Investigasi Kontak
Tuberkulosis) Pencegahan Tuberkulosis) Tuberkulosis)
Formulir
TBC.01P
Data identitas penerima
TPT

Data pemeriksaan

Data paduan TPT

Data kasus indeks (jika


kontak serumah) dan
data faktor risko (jika
merupakan kelompok
risiko lain)

Absensi pemberian TPT

Data hasil akhir TPT


Merupakan register yang berisi
Formulir TBC.15 daftar penerima TPT

Semua penerima TPT yang tercatat di register


formulir TBC.15 harus memiliki kartu TBC.01P,
begitupun sebaliknya
Formulir TBC.16K

Kontak serumah yang teridentifikasi dari


kegiatan Investigasi Kontak dan memenuhi
syarat diberikan TPT akan dicatat ‘Tanggal
Pemberian TPT’ nya di Formulir TBC.16K.
Kemudian pencatatan pemberian TPT
dilanjutkan di formulir TBC.01P
Alur Pencatatan TPT pada Kontak Serumah

SITB: Modul Investigasi Kontak


Form TBC.16K

Kegiatan Kontak Serumah Pencatatan Paduan


Investigasi Kontak Pencatatan Data Pencatatan Hasil
Eligible TPT dan Absensi
(Pasif dan Aktif) Penerima TPT Akhir TPT
Mendapatkan TPT Terapi

Form TBC.01P, TBC.15


SITB: Modul Terapi Pencegahan TBC
Alur Pencatatan TPT pada Kelompok Risiko Lainnya

SITB: Modul Terapi Pencegahan TBC


Form TBC.01P, TBC.15

Pencatatan
Kelompok Eligible
Pencatatan Data Paduan TPT Pencatatan
Risiko Lain Mendapatkan
Penerima TPT dan Absensi Hasil Akhir TPT
TPT
Terapi
Pencatatan TPT pada Sistem
Informasi Tuberkulosis (SITB)
Pencatatan Data Kontak Serumah di SITB

Pilih IK TBC internal (baik SO atau RO)


untuk melihat/mencatat data kontak dari
kasus indeks di internal faskes
Pencatatan Data Kontak Serumah di SITB

Data pasien TBC


(kasus indeks)

Klik ikon pensil untuk


menginput data petugas
investigasi kontak dan data
kontak
Pencatatan Data Kontak Serumah di SITB

Input data yang berkaitan


dengan pelaksanaan investigasi
kontak, kemudian simpan
Pencatatan Data Kontak Serumah di SITB

Klik ‘Tambah Kontak’ untuk


menginput data kontak
Pencatatan Data Kontak Serumah di SITB

Input data identitas


kontak
Pencatatan Data Kontak Serumah di SITB

Input data investigasi


kontak
Field ‘Memenuhi
syarat rujukan’ akan
menyesuaikan dengan
data hasil investigasi
kontak 🡪 ‘Memenuhi
syarat rujukan
terduga’ atau
‘Memenuhi syarat
rujukan TPT’

Pada contoh ini, kontak


tersebut ‘Memenuhi
syarat rujukan
terduga’ karena
memiliki gejala TB 🡪
lanjutkan input data
terduga
Pencatatan TPT pada Kontak Serumah di SITB
Berikut adalah tampilan Data Kontak pada
Modul Investigasi Kontak

Apabila Kontak memenuhi syarat


mendapatkan TPT, akan muncul
tombol “+” yang mengarahkan ke
Modul Terapi pencegahan TBC

Pada contoh ini, Kontak a.n. Gusdinar


memenuhi syarat TPT karena hasil
pemeriksaan TBC nya adalah
“Tidak TBC”
Apabila tombol “+” diklik, akan muncul halaman
pencatatan TPT pada Modul Terapi Pencegahan TBC

Data Identitas Penerima


TPT Data fakor risiko dan
Data Kasus Indeks
(pasien TBC) juga akan
terisi otomatis .

Data identitas penerima


TPT a.n. Gusdinar akan
terisi otomatis
berdasarkan data yang
diisi pada Modul
Investigasi Kontak
Kemudian lengkapi Data Register, lalu klik
“Simpan” sebelum melanjutkan ke
penginputan paduan TPT

Pada tab “Terapi


Pencegahan”, klik “Edit
Data Paduan” untuk
menginput paduan TPT
Lengkapi data tanggal mulai
TPT, Berat Badan, Paduan TPT,
dan Sumber Obat. Field Lama
Terapi Pencegahan otomatis
di-generate oleh sistem

Jika paduan TPT sudah


diinput, akan muncul
tabel absensi untuk
mencatat pemberian
TPT

Apabila terapi sudah selesai, input hasil


akhir Terapi pencegahan dengan klik “Edit
Data Akhir Terapi Pencegahan”
Pencatatan TPT pada Kelompok Risiko
Lain di SITB

Apabila penerima TPT merupakan Kelompok Risiko Lain


(bukan Kontak Serumah), penginputan TPT dilakukan dengan
membuka modul “Terapi Pencegahan TBC” pada menu
“Kasus”

Klik tombol ‘Tambah’ untuk menambahkan data penerima TPT


yang baru
Pada bagian Faktor Risiko, field
Serumah diisi dengan “Tidak”.
Kemudian ceklis salah satu
Faktor Risiko Lain yang sesuai.

Lanjutkan penginputan Data Register, Data Paduan, Absensi Terapi Pencegahan, dan
Data Hasil Akhir Terapi. Cara penginputan sama seperti penginputan TPT pada Kontak
Serumah
Laporan Terapi Pencegahan TBC
di SITB
Laporan TPT yang Dapat Diakses di SITB

Laporan TBC.15
Laporan TBC.15 Kab/Kota,
Fasyankes Provinsi, dan Laporan
Utama
(berisi data individu) Nasional
(berisi data agregat)

Laporan Cakupan Faktor Laporan


Risiko Kontak Serumah dan Analisis
Faktor Risiko Lainnya yang Tambahan
Mendapatkan TPT
Melihat Data Individu TPT pada Laporan TBC.15
Fasyankes
Klik Menu
“Laporan”

Sesuaikan kebutuhan data pada filter,


lalu klik Ok atau Export untuk
mendownload laporan

Pilih TBC.15 Fasyankes

Klik link download yang muncul


untuk mendownload laporan ke folder
penyimpanan
Tampilan Laporan TBC.15 Fasyankes

Berisi data penerima TPT per


individu

Anda mungkin juga menyukai