Anda di halaman 1dari 85

WHATS NEW TUBERCULOSIS INFECTION

IN PEDIATRIC ?

Dr. Made suderata SpA


PENDAHULUAN
KASUS
Seorang anak perempuan s berusia 6 tahun berat
badan 31kg dengan keluhan batuk kronik berulang .
Nafsu makan pasien baik dan tidak ada riwayat
demam berulang. Ibu pasien sewaktu kecilnya
mengalami asma , pada pemeriksaan fisik pasien
ditemukan adanya mengi . Hasil foto thorak
menyatakan positif TB, apa diagnosa pasien ini?
Hasil uji tuberkulin pasien diatas positif
apa diagnosa pasien ini ?
Epidemiolagi
Setelah tahun 1990 epidemiolagi TB dipengaruhi :
-Perubahan strategi pengendalian
-Infeksi HIV
-Pertumbuhan populasi yang cepat
Sumber: SITT, data Pertanggal 13 Mei 2016
JUMLAH KASUS TB MDR DIOBATI
PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2009 SD 2016-(E-TB Manager 13-02-2017)
Mengapa TB pada anak penting ?

 TB anak merupakan 10-15% dari seluruh kasus TB di Indonesia


 63% berusia < 5 tahun
 Anak berisiko tinggi untuk:
• Berkembang menjadi sakit setelah terinfeksi
• Sebagian besar penyakit terjadi dalam 2 tahun setelah kontak dengan sumber
penularan
• Menderita sakit TB berat (meningitis TB, TB milier)
 Infeksi laten TB pada anak
 Jika tidak diobati dengan benar akan menjadi kasus TB di masa dewasanya, yang
merupakan sumber penularan baru.
Mengapa TB pada anak penting ?
Negara berkembang (indonesia)
Populasi < 15 tahun  40-50%
TB anak  problem besar
Sebagian besar kasus TB pada anak adalah TB paru,
bukan ekstra paru
– Sebagian besar BTA negatif atau tidak dilakukan
pemeriksaan BTA sputum
– BTA positif biasanya ditemukan pada anak yang
lebih tua
Konsep sakit dan infeksi pada TB

Kontak dengan penderita TB

Sehat Terinfeksi Sakit TB


(infeksi laten TB)
•Gejala (-) •Gejala (+)
•PPD (-) •Gejala (-) •PPD (+/-)
•Rontgen (-) •PPD (+) •Rontgen (+/-)
•BTA /kultur (-) •Rontgen (-) •BTA /kultur (+/-)
•BTA /kultur (-)
Faktor Resiko
INFEKSI TB SAKIT TB
- Orang dewasa TB aktif - Anak usia < 5 tahun
- Daerah endemis - Infeksi baru  konversi uji
- Kemiskinan tuberkulin
- higiene sanitasi jelek - Malnutrisi
- Tempat penampungan umum - imonokompromais
- Diabetes melitus
- Gagal ginjal kronik
Tabel 4.2.1 Risiko sakit tuberkulosis pada anak yang terinfeksi
tuberkulosis
Risiko Sakit
Umur saat infeksi primer
Tidak sakit TB Paru TB diseminata
(tahun)
( milier, miningitis )

<1 50% 30-40% 10-20%


1–2 75-80% 10-20% 2-5%
2–5 95% 5% 0,5%
2 – 10 98% 2% <0,5%
>10 80-90% 10-20% <0,5%
PATOGENESIS TB ANAK
Tuberkulosis

lymphadenitis

lymphangitis

primary focus
Ghon focus
Komplikasi dan TB primer
Respon imun kuman TB
I. HUMORAL I. SELULER
-Non protektif - Protektif
- Membantu sel fagosit - Sel makrofag dan sel dendrit 
-Alat sero diagnosis produksi IL12 dan IL18  eleminasi
- pemeriksaan serologis yang sensitif kuman TB
dan spesifik sulit karena antigen >> - Sel T  Produksi TNF α  Aktivasi
dan rumit  respon humoral spektrum makrofag
luas
- Antibodi yang sering digunakan produksi iNOS & RNi
untuk sero diagnostik IgM , IgA dan
IgG. menekan pertumbuhan kuman
TNFα & IFN Ɣ
 membentuk Granuloma
 Mencegah penyebaran kuman dari
paru
Gambar 4.3.1 Respon inflamasi oleh sel fagosit terhadap aktivasi yang
ditimbulkan oleh kuman TB
Respon Imun Adaptif
Diagnosis Tuberkulosis Anak
- Diagnosa TB  ditemukan kuman TB

- Pada anak sulit


- jumlah kuman sedikit ( paucibasiler )
- sulit mengambil spesimen

- lokasi kuman TB primer


- kelenjar limfe hilus
- parenkim paru perifer  tidak berhubungan dengan
bronkus
Diagnosis TB anak
Didasarkan pada 4 hal, yaitu:
1. Konfirmasi bakteriologis TB
2. Gejala klinis yang khas TB
3. Adanya bukti infeksi TB (hasil uji tuberkulin positif atau kontak erat
dengan pasien TB)
4. Gambaran foto toraks sugestif TB.
Pendekatan diagnosis TB anak

1. Anamnesis yang teliti


a. gejala TB
b. riwayat kontak dg pasien TB paru dewasa
2. Pemeriksaan fisik
- status gizi
- tanda TB ekstra paru
3. Uji tuberkulin
4. Foto Rontgen dada
5. Konfirmasi bakteriologi jika memungkinkan
6. Pemeriksaan penunjang terkait TB ekstra paru
7. Tes HIV
Anamnesis
a. Gejala TB
• Batuk > 2 minggu, non-remitting, tidak membaik dengan antibiotika
atau anti asma (sesuai indikasi), sebab lain sudah disingkirkan

• Demam > 2 minggu, tidak membaik dengan antibiotika atau anti


malaria (sesuai indikasi)

• Berat badan tidak naik atau turun dalam 2 bulan terakhir, yang tidak
membaik dengan asupan nutrisi yang optimal

• Lesu dan tidak aktif


b. Riwayat kontak erat dengan penderita TB paru dewasa

Tanyakan hal-hal berikut:


 seberapa erat kontaknya dengan sumber penularan
 BTA sumber penularan: positif/negatif ?
Kapan kontak terjadi ?
 sakit TB biasanya berkembang dlm 2 th setelah
kontak
Jika sumber penularan tidak dapat diidentifikasi, selalu tanyakan apakah
ada yang batuk lama. Jika ya, anjurkan orang tersebut untuk pelacakan
TB
Pemeriksaan fisik
• Tanda utama: suhu dan frekuensi napas
• Tanda distres respirasi
• Pembesaran kelenjar limfonodi servikal
• Perkusi dan auskultasi: biasanya normal
• Pada TB paru berat atau efusi pleura TB  bisa ditemukan kelainan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang pada TB anak
• Pemeriksaan bakteriologis
• BTA sputum
• Kultur
• Tes cepat molekular (TCM)
• Uji tuberkulin
• Foto toraks
PEMERIKSAAN
BAKTERIOLOGIS
BTA dan kultur sputum

• BTA (+) pada anak dengan sakit TB: 10-15%


• Kultur (+) pada anak dengan sakit TB : 30%
• Masalah: pengambilan sputum pada anak sulit dilakukan
• Cara: bilas lambung, induksi sputum
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
(BTA SPUTUM)

• Pmeriksaan mikroskopis dengan pengecatan ZN untuk sputum cukup


untuk mendiagnosis TB di semua tingkat fasyankes.
• Sputum tidak perlu di-konsentrasi (sentrifuse)
• Mikroskopi fluoresen meningkatkan sensitivitas sebesar 10%
Biakan/kultur dahak

Kelebihan Kekurangan
• Merupakan baku emas diagnosis • Prosedur lebih kompleks dan lebih
TB mahal daripada pemeriksaan
• Meningkatkan deteksi kasus 30- mikroskopis
50% • Memerlukan petugas yang telatih
• Memberikan informasi tentang • Memerlukan waktu yang lama
strain dan sensitivitas terhadap untuk mendapatkan hasil
obat
Tes cepat molekular (TCM)

Sebagai alat diagnosis cepat untuk terduga:


• TB Resistan Obat
• TB pada ODHA
• TB pada anak
• TB dengan hasil BTA negatif setelah pemeriksaan mikroskopis
• TB ekstraparu
• TB dengan komorbiditas
• TB di rutan/lapas
• TB kasus baru
Xpert MTB/ Rif: workflow

Boehme CC et al 2010. N Engl J Med 363(11):1005-15


Cara mendapatkan
spesimen anak

TB PARU
• Berdahak langsung
• Bilas lambung
• Induksi sputum
 aman untuk anak semua umur

TB EKSTRAPARU
• Aspirasi KGB
• Cairan serebrospinal
UJI TUBERKULIN
Tujuan
Untuk mengetahui apakah di dalam tubuh seorang individu sudah terdapat imunitas spesifik
terhadap kuman Mycobacterium
Didasarkan adanya pelepasan sitokin inflamasi yang dihasilkan limfosit T yang sebelumnya telah
tersensitisasi limfosit antigen M. Tb . Akibatnya terjadi akumulasi sel sel inflamasi dan indurasi.
PRINSIP DASAR

infeksi TB

imunitas seluler

delayed type hypersensitivity

reaksi tuberkulin
Prosedur Uji Tuberkulin
(cara Mantoux)

• Jika penyuntikan dilakukan


dengan benar, akan timbul
gelembung putih pucat (wheal)
yang padat/keras, berdiameter
6-10 mm.
Pembacaan hasil uji tuberkulin

• Hasil tes Mantoux dibaca dalam 48-72 jam


• Catat hasil pembacaan beserta tanggal pembacaan di buku register uji
tuberkulin dan rekam medis pasien
• Bubuhkan nama dan tandatangan pembaca di rekam medis pasien
• Tentukan indurasi (bukan eritema) dengan cara palpasi atau metode Sokal
• Ukur diameter transversal indurasi dan catat hasil pengukuran dalam mm
(misalnya 0 mm, 10 mm, 16 mm)
Gambar 3. Cara membaca hasil uji tuberkulin
Interpretasi

POSITIF:
 jika diameter indurasi > 10mm
 Anak imunokompromais: diameter indurasi > 5 mm

HASIL TUBERKULIN POSITIF MENUNJUKKAN ADANYA BUKTI INFEKSI,


BUKAN SAKIT
ANAK DENGAN HASIL TUBERKULIN POSITIF TIDAK SELALU SAKIT TB
HASIL NEGATIF PALSU
 Prosedur salah
 Pembacaan salah
 Larutan tuberkulin rusak
 Infeksi HIV
 TB berat (meningitis, milier)
 Gizi buruk
 Infeksi virus (morbili, varicella)
 Infeksi bakteri
 Penyakit jaringan limfe
 Obat-obat imunosupresan (kortikosteroid)
 neonatus
• Uji tuberkulin dapat dilakukan sebelum atau bersamaan dengan
pemberian vaksinasi yang menggunakan virus hidup (misalnya
campak, MMR, dan cacar air).
• Bila pasien telah mendapat vaksinasi virus hidup, pelaksanaan uji
tuberkulin harus menunggu setelah pemberian vaksinasi 4-6 minggu
FOTO TORAKS
Foto toraks dada
 Masih merupakan pemeriksaan penunjang yang penting untuk TB anak
 Gambaran tidak khas
 Yang paling sering: pembesaran kelenjar hilus, biasanya asimetri
 Masalah:
 Tidak bisa membedakan antara: TB aktif, TB tidak aktif
 kualitas foto kurang baik
 kesepakatan antar pembaca tidak baik
 Foto Lateral tidak dikerjakan

05/09/2021 Vijayan VK. Indian J Clin Biochem 2002;17(2):96-100. 44


Foto Toraks untuk TB Anak

• Foto Toraks tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya dasar


diagnosis TB Anak
• Posisi standar: AP dan Lateral kanan
• Lateral  menentukan lokasi abnormalitas yang terlihat pada
posisi AP

45
• Tujuan
Melihat bayangan struktur organ di dalam rongga dada serta kelainan
yang ada :
• Membantu menegakkan diagnosis awal dan menyingkirkan diagnosis banding
• Melihat respons pengobatan
• Memantau perjalanan penyakit
• Melihat komplikasi yang terjadi
• Melihat ketepatan penempatan alat pada tubuh

46
Foto Toraks AP

47
Periksa foto toraks secara sistematis
Dikaji di semua area
• Mediastinum
• Bayangan hilus
• Bayangan jantung
• Pembuluh darah
besar
• Lapangan paru
• Pleura
• Diafragma
• Tulang
• Jaringan lunak

48
Foto Toraks Lateral
• Sisi yang akan diperiksa yang paling dekat
dengan film
• Bagian posterior dari iga harus berhimpitan
• Tulang belakang tidak rotasi
• Seluruh toraks harus masuk dari apeks
sampai diafragma

49
TUBERKULOSIS PARU
Gambaran foto toraks yang menunjang diagnosis TB Anak bermacam-
macam , dapat berupa:
• Limfadenopati hilus atau paratrakeal
• Atelektasis
• Konsolidasi
• Gambaran Milier
• Lesi Gohn periferal
• Efusi pleura
• Kalsifikasi
• Kavitas
• Emphisema obstruktif

50
Konsolidasi  Pneumoni Lobaris

51
Limfadenopati Hilus

52
Efusi pleura

53
Atelektasis Lobus Medius

54
Gambaran Milier

55
Kavitas

56
- Pegangan umum dalam membaca thorax foto
kecurigaan TB :
 ketidaksesuaian gambaran radiologis
berat dan gambaran klinis ringan
Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan LED dan jumlah limfosit
– Tidak digunakan untuk menegakkan diagnosis TB pada anak
– Tidak digunakan untuk evaluasi terapi

• Pemeriksaan serologi: TB-DOT, IgG TB, PAP TB, ICT TB, Mycodot, ELISA,
A60, 38kD, dsb
– Tidak digunakan untuk menegakkan diagnosis TB pada anak

Surat Edaran Direktur Jenderal BUK Kemenkes bulan Februari 2013 tentang larangan
penggunaan metode serologi untuk penegakan diagnosis TB
Role of commercial immunology
based diagnostics for
PEMERIKSAAN SEROLOGIS active TB
Serological tests Skin tests Interferon gamma release
assays (IGRAs)

Antibodies against Local immune reaction Mtb-specific T cells


Mtb-specific antigens (PPD-specific T cells) (PPD, ESAT-6, CFP-10)

antigens/
peptides
APC

T cell

http://www.infectiologie.org.tn
Konfirmasi diagnosis
(dg menemukan kuman M. tuberculosis)
pada anak adalah tidak mudah,

tetapi

kita bisa mendiagnosis TB pada anak secara klinis


dengan yakin, dengan melakukan pemeriksaan
klinis yang teliti
Sistem Skoring
0 1 2 3
Kontak Tidak jelas - Laporan BTA (+)
ortu, BTA (-)

PPD negatif - - positif


Berat badan - BB/U < 80% BB/U < 60% -

Demam - > 2 minggu - -


Batuk >3minggu >3 minggu - -
Pembesaran KGB - multipel , >1cm, nyeri (-) - -

Sendi - bengkak - -
Rontgen dada normal sugestive - -

Total score: ________


TATALAKSANA
Tatalaksana TB
- Medika mentosa
- non medika mentosa
- pendekatan dots
- lacak sumber penularan
- aspek edukasi dan sosial ekonomi
TUJUAN
• Menyembuhkan
• Mencegah kematian atau kecacatan
TUJUAN & • Mencegah kekambuhan
PRINSIP • Mencegah terjadinya resistansi obat
• Mencegah transmisi TB & reservasi sumber infeksi

PRINSIP
1. OAT diberikan dalam paduan obat, tidak boleh
monoterapi.
2. Pengobatan setiap hari.
3. Pemberian gizi adekuat.
4. Mencari dan menatalaksana penyakit penyerta
DOSIS & EFEK SAMPING OBAT
  Dosis harian Dosis  
Nama Obat (mg/kgBB/ maksimal Efek samping
hari)
(mg /hari)
Isoniazid 10 (7-15) 300 Hepatitis, neuritis perifer, hipersensitivitis
(H)
Rifampisin 15 (10-20) 600 Gastrointestinal, reaksi kulit, hepatitis,
(R) trombositopenia, peningkatan enzim hati,
cairan tubuh berwarna oranye kemerahan
Pirazinamid 35 (30-40) - Toksisitas hepar, artralgia, gastrointestinal
(Z)
Etambutol 20 (15–25) - Neuritis optik, ketajaman mata berkurang,
(E) buta warna merah hijau, hipersensitivitas,
gastrointestinal
Paduan Kategori Diagnostik Fase Intensif Fase Lanjutan
OAT TB paru BTA negatif 2HRZ 4HR
TB Kelenjar
Efusi pleura TB
TB paru BTA positif 2HRZE 4HR
TB paru dengan kerusakan luas
TB ekstraparu (selain TB Meningitis dan
TB Tulang/sendi)

TB Tulang/sendi 2HRZE 10 HR
TB Millier
TB Meningitis
Kombinasi Dosis  Bayi <5 kg pemberian OAT secara terpisah (bukan KDT)

Tetap (KDT)  Dosis obat menyesuaikan kenaikan BB

 Untuk anak obesitas, dosis KDT menggunakan Berat Badan ideal


(sesuai umur).
Berat 2 bulan 4 bulan  OAT KDT diberikan secara utuh (tidak boleh dibelah atau digerus)
badan RHZ (RH (75/50)
(kg) (75/50/150)  Obat dapat ditelan utuh, dikunyah/dikulum (chewable), atau
dimasukkan air dalam sendok (dispersable).
5–7 1 tablet 1 tablet
 Obat ditelan saat perut kosong, atau paling cepat 1 jam setelah
8 – 11 2 tablet 2 tablet makan
12 – 16 3 tablet 3 tablet
 Bila INH dikombinasi dengan Rifampisin, dosis INH tidak boleh
17 – 22 4 tablet 4 tablet melebihi 10 mg/kgBB/hari
23 – 30 5 tablet 5 tablet
 Apabila OAT lepas diberikan dalam bentuk puyer, maka semua obat
>30 OAT dewasa   tidak boleh digerus bersama dan dicampur dalam satu puyer
Pada kondisi :
• TB meningitis,
• sumbatan jalan napas akibat TB kelenjar (endobronkhial TB)
• perikarditis TB. PEMBERIAN
• TB milier dengan gangguan napas yang berat, KORTIKOSTEROID
• efusi pleura
• TB abdomen dengan ascites.

Sering digunakan:
Prednison dosis 2 mg/kg/ hari, hingga 4 mg/kg/hari pada kasus sakit berat, dosis maksimal 60 mg/hari
selama 4 minggu.

Tappering ­off setelah 2 minggu pemberian, kecuali pada TB meningitis: tappering off setelah 4 minggu.
PIRIDOKSIN

• Isoniazid dapat menyebabkan defisiensi piridoksin


simptomatik, terutama pada anak dengan malnutrisi berat
dan anak dengan HIV yang mendapatkan ARV.
• Suplementasi piridoksin (5­10 mg/hari) direkomendasikan
pada HIV positif, dan malnutrisi berat.
NUTRISI
 Malnutrisi berat berhubungan dengan
mortalitas TB.
 Penilaian yang cermat dengan mengukur berat,
tinggi, lingkar lengan atas atau pengamatan
gejala dan tanda malnutrisi seperti edema atau
muscle wasting.
 ASI tetap diberikan
 Pemberian makanan tambahan selama
pengobatan
Pemantauan pengobatan pasien TB Anak
• Pasien TB anak sebaiknya dipantau setiap 2 minggu selama fase
intensif, dan sekali sebulan pada fase lanjutan
• Pada setiap kunjungan dievaluasi respon pengobatan, kepatuhan,
toleransi dan kemungkinan adanya efek samping obat.
• Pada pasien TB anak BTA positif: pemantauan sputum harus dilakukan
pada akhir bulan ke­2, ke­5 dan ke­6.
• Foto rontgen tidak rutin dilakukan
HASIL PENGOBATAN
Hasil pengobatan Definisi

  Pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis positif pada awal pengobatan
Sembuh yang hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan menjadi negatif dan pada
salah satu pemeriksaan sebelumnya.

  Pasien TB yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana pada salah satu
Pengobatan lengkap pemeriksaan sebelum akhir pengobatan hasilnya negatif namun tanpa ada bukti hasil
pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan.

  Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada
  bulan kelima atau lebih selama pengobatan atau kapan saja apabila selama dalam
Gagal pengobatan diperoleh hasil laboratorium yang menunjukkan adanya resistensi OAT

Meninggal Pasien TB yang meninggal oleh sebab apapun sebelum memulai atau sedang dalam
pengobatan.
Putus berobat Pasien TB yang tidak memulai pengobatannya atau yang pengobatannya terputus selama
(loss to follow-up) 2 bulan terus menerus atau lebih.

 Tidak dievaluasi Pasien TB yang tidak diketahui hasil akhir pengobatannya. Termasuk dalam kriteria ini
adalah ”pasien pindah (transfer out)” ke kabupaten/kota lain dimana hasil akhir
pengobatannya tidak diketahui oleh kabupaten/kota yang ditinggalkan.
TUBERKULOSIS PADA KEADAAN KHUSUS
TB MILIER
TB Milier

• Salah satu bentuk TB berat


• 3-7% dari seluruh kasus TB
• Angka kematian yang tinggi (25% pada bayi)
• Disebabkan penyebaran secara hematogen dan diseminata ke
seluruh organ
• Gejala: sesak napas, ronki, mengi hipoksia, sepsis, pneumothoraks,
dan atau pneumomediastinum
• Diagnosis: gejala klinis, foto toraks, riwayat kontak TB BTA (+),
pemeriksaan bakteriologis
• Pemeriksaan pungsi lumbal  meningitis TB
• Cari keterlibatan organ lain
TB Milier
• Gambaran foto toraks khas
berupa tuberkel halus (millii) yang
tersebar merata di seluruh
lapangan paru, dengan ukuran
yang hampir seragam (1-3 mm)
• Pasien dengan kecurigaan TB
milier di faskes primer harus
dirujuk untuk tatalaksana lebih
lanjut
TB Perinatal
Pendahuluan
• Bayi yang baru lahir dari ibu dengan TB dan TB-HIV berisiko mengalami:
• Infeksi dan penyakit TB
• Transmisi HIV dari ibu ke bayi
• Lahir prematur
• Berat badan lahir rendah
• Kematian perinatal
• TB diseminata terjadi pada 5-10% wanita hamil  resiko utama terjadi TB
perinatal
TB Perinatal
Terdapat 2 bentuk TB Perinatal :
1. TB kongenital
• Penularan terjadi saat dalam rahim
• Gejala: berat badan lahir rendah, tanda sepsis,
hepatosplenomegali, distress pernafasan yang timbul pada
minggu pertama
• Pemeriksaan TB pada anak dan plasenta
2. TB neonatal
• Penularan segera setelah lahir
• Gejala: letargi, sulit minum, kesulitan pertambahan berat
badan yang terjadi setelah minggu ke-2-3
Endometrium biopsi BTA (+) pd plasenta
Tata laksana bayi yang lahir dari ibu terduga TB
atau terdiagnosis TB
Bayi yang lahir dari ibu terduga TB atau terdiagnosis TB harus dievaluasi untuk
menentukan apakah bayi menderita TB perinatal.
 Jika bayi tidak mempunyai gejala TB perinatal  pengobatan pencegahan
dengan isoniazid (PP INH) selama 6 bulan dengan dosis 10 mg/kgBB.
 Pada akhir bulan ke 6, bila bayi tetap asimptomatik, PP INH dihentikan.
 Jika uji tuberkulin negatif dan tidak terinfeksi HIV, maka dapat diberikan BCG.
 Jika bayi mempunyai gejala TB perinatal, harus dilakukan investigasi lengkap
pada ibu dan bayi
 Lakukan pemeriksaan foto toraks dan pengambilan spesimen dari lokasi yang
memungkinkan untuk pemeriksaan mikroskopis, TCM dan biakan serta uji
kepekaan jika fasilitas tersedia.
 Bayi yang didiagnosis sakit TB harus dirawat di ruang perinatologi atau NICU di
fasilitas rujukan.
Tatalaksana TB Perinatal

• Obat TB yang digunakan untuk TB kongenital dan TB neonatal sama.


• Respon baik terhadap terapi dapat dilihat dari perbaikan gejala klinis,
pertambahan berat badan dan perbaikan radiologis.
• Tuberkulosis perinatal biasanya dalam bentuk berat dan fatal sehingga
pengobatan menggunakan rejimen 4 obat selama fase intensif (2RHZE)
dan 2 obat selama fase lanjutan (4RH) dengan dosis sesuai berat badan.
• Ibu dengan TB tetap dapat menyusui, kecuali pada ibu terdiagnosis TB
MDR
Pencegahan
• Imunisasi BCG
• Manfaatnya  0-80%
• Efektif mencegah TB miller, meningitis TB dan spondilitis TB
• Kontraindikasi imonokompromais
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai