PENDAHULUAN
Pada tahun 2005, di perkirakan kasus Tb
naik 58% dari tahun 1990, 90% di
antaranya terjadi di negara berkembang.
Tuberculosis anak merupakan faktor
penting di negara-negara berkembang
karena jumlah anak berusia < 15 tahun
adalah 40-50% dari seluruh jumlah
populasi
FAKTOR RISIKO
Terdapat beberapa faktor yang
mempermudah terjadinya infeksi Tb
maupun timbulnya penyakit Tb pada
anak.
Faktor Risiko Infeksi Tb
Kontak Tb aktif (terpajan dewasa Tb aktif
Sputum BTA (+) )
Daerah endemis
Kemiskinan
2. Malnutrisi
3. Kedaan immunokompromais
4. DM & gagal ginjal kronik
5. Status epidemiologi Tb (sosio-ekonomi
rendah, kapadatan hunian, pendapatan
yang kurang, pengangguran, pendidikan
yg rendah, kurangnya dana utk
pelayanan kesehatan)
6. Virulensi kuman M. tuberculosis & dosis
infeksinya
PATOGENESIS
Paru merupakan port dentre > 98%
kasus infeksi Tb
Kuman Tb dlm droplet nuclei terhirup
& mencapai alveolus makrofag
alveolus memfagositosis kuman Tb &
berkembang biak dllm makrofag lisis
makrofag & membentuk lesi di tempat
tsb FOKUS PRIMER GHON
DIAGNOSIS
Diagnosis pasti Tb di tegakkan dengan di
temukannya M. tuberculosis pada
pemeriksaan sputum, bilas lambung,
CSS, cairan pleura, atau biopsi jaringan
Pada anak, kesulitan menegakkan D/
pasti oleh karena :
1. Jumlah kuman Tb yang sedikit di
bronkus (kerusakan jar.Tb paru primer di
kel.hillus & parenkim paru perifer &
kerusakan parenkim paru tidak parah,
kuman BTA dapat terlihat di mikroskop
bila jumlahnya min. 5,000 kuman / 1 ml)
MANIFESTASI KLINIS
Terbagi menjadi 2 yaitu :
1.Manifestasi sistemik
2.Manifestasi spesifik organ / lokal
Manifestasi Sistemik
Bersifat umum & tidak spesifik
Umumnya berlangsung bertahap &
perlahan, kecuali Tb disseminata yg
bersifat cepat & progresif.
2. SSP
Meningitis Tb (tersering)
mortalitas dan kecacatan tinggi
nyeru kepala, penurunan kesadaran,
kaku kuduk, muntah proyektil dan kejang
proses di basal otak shg menimbulakn
ggn saraf kranial
tuberkuloma, gejalanya tersamar dan
sering tdk terdiagnosis kecuali sdh
menyebabkan SOL
3. Sistem skeletal
Nyeri & bengkak pada sendi yang
terkena, gangguan & keterbatasan gerak
Epifisi tulang pada anak memiliki
vaskularisasi tinggi, jd sering pada anak
Spondilitis Tb, koksitis Tb, gonitis Tb
Muncul secara perlahan & lambat shg
sering terlambat diagnosis
pembengkakan sendi, gibbus, pincang,
lumpuh, dan sulit membungkuk
4. Kulit
Melalui 2 cara : inokulasi langsung &
akibat limfadenitis Tb yg pecah dan
menyebabkan scrofuloderma
(tersering)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Uji Tuberkulin
Nilai diagnostik yang tinggi, dengan
sensitifitas & spesifisitas > 90%
Menyuntikkan 0.1 ml PPD RT-23 2 TU atau
PPD S 5TU intrakutan di bagian volar
lengan bawah. Pembacaan di lakukan 4872 jam setelah penyuntikkan. Pengukuran
terhadap INDURASI yang muncul dalam
mm (ukuran, tebal, adakah vesikel atau
bula)
Kela
s
Pajanan
(kontak dgn
px Tb aktif)
Infeksi (Uji
tuberkulin
positif)
Sakit (uji
tuberkulin, klinis,
penunjang positif)
Uji Interferon
Pemeriksaan respon imun terhadap
infeksi terdiri dari pem.respon imun
humoral & seluler. Pada infeksi Tb,
respon imun seluler.
Di periksa spesimen darah shg dpt
membedakan infeksi Tb dan sakit Tb
y.i dengan uji interferon IGRA
(Interferon Gamma Release Assay)
Radiologi
Foto rontgen toraks pada Tb tdk khas.
Gambaran sugestif Tb :
1.Pembesaran kel. Hilus atau
paratrakheal dengan / tanpa infiltrat
2.Konsolidasi segmental / lobar
3.Millier
4.Kalsifikasi dengan inifiltrat
5.
6.
7.
8.
Atelektasis
Kavitas
Efusi Pleura
Tuberkuloma
Serologi
ELISA M.Tuberculosis, LAM
Mikrobiologi
Diagnosis pasti adalah di temukannya
kuman Tb (pem.apusan langsung utk
menemukan kuman BTA, pem.biakkan
kuman, pem. PCR)
Sulit pada anak bilas lambung 3 hari
berturut , min 2 hari. Pd umumnya negatif.
Patologi Anatomi
Pemeriksaan histopatologi
(gambaran granuloma dengan
karakter perkijuan atau area nekrosis
kaseosa di tengah granuloma, sel
epiteloid, limfosit, sel datia langhans)
TATA LAKSANA
Pulmonari Tb : 2 HRZ + 4 HR
Extra pulmo Tb yang SSP & tulang
belakang : 2 HRZE/S + 10 HR