TB PARU
1.2 Epidemiologi TB
TB sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat didunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS telah
diterapkan di banyak negara sejak tahun 1995.
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara
ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-
rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan
tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TB, maka akan
kehilangan pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB juga
memberikan dampak buruk lainnya secara sosial, seperti stigma bahkan dikucilkan oleh
masyarakat.
Diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB pada tahun 2012 dimana 1,1 juta orang
(13%) diantaranya adalah pasien TB dengan HIV positif. Sekitar 75% dari pasien
tersebut berada di wilayah Afrika.
Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 450.000 orang yang menderita TBMDR dan
170.000 orang diantaranya meninggal dunia.
Meskipun kasus dan kematian karena TB sebagian besar terjadi pada pria tetapi
angka kesakitan dan kematian wanita akibat TB juga sangat tinggi. Diperkirakan
terdapat 2,9 juta kasus TB pada tahun 2012 dengan jumlah kematian karena TB
mencapai 410.000 kasus termasuk di antaranya adalah 160.000 orang wanita dengan
HIV positif. Separuh dari orang dengan HIV positif yang meninggal karena TB pada
tahun 2012 adalah wanita.
Pada tahun 2012 diperkirakan proporsi kasus TB anak diantara seluruh kasus TB
secara global mencapai 6% (530.000 pasien TB anak/ tahun). Sedangkan kematian
anak (dengan status HIV negatif) yang menderita TB mencapai 74.000 kematian/
tahun, atau sekitar 8% dari total kematian yang disebabkan TB.
Meskipun jumlah kasus TB dan jumlah kematian TB tetap tinggi untuk penyakit
yang sebenarnya bisa dicegah dan disembuhkan tetap fakta juga menunjukkan
keberhasilan dalam pengendalian TB. Peningkatan angka insidensi TB secara global
telah berhasil dihentikan dan telah menunjukkan tren penurunan (turun 2% per tahun
pada tahun 2012), angka kematian juga sudah berhasil diturunkan 45% bila
dibandingkan tahun 1990.
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dari
kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies
Mycobacterium, antara lain: M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. leprae dsb.
yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA).
Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak yang
dikeluarkannya. Namun, bukan berarti bahwa pasien TB dengan hasil pemeriksaan
BTA negatif tidak mengandung kuman dalam dahaknya. Hal tersebut bisa saja
terjadi oleh karena jumlah kuman yang terkandung dalam contoh uji ≤ dari 5.000
kuman/cc dahak sehingga sulit dideteksi melalui pemeriksaan mikroskopis langsung.
Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup udara yang mengandung percik
renik dahak yang infeksius tersebut.
Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
percikan dahak (droplet nuclei / percik renik). Sekali batuk dapat menghasilkan
sekitar 3000 percikan dahak
1.5 Perjalanan Alamiah TB Pada Manusia
Paparan
Infeksi
Reaksi daya tahan tubuh akan terjadi setelah 6-14 minggu setelah infeksi
Lesi umumnya sembuh total namun dapat saja kuman tetap hidup dalam lesi
tersebut (dormant) dan suatu saat dapat aktif kembali.
Penyebaran melalui aliran darah atau getah bening dapat terjadi sebelum
penyembuhan lesi
Sakit TB
Catatan: Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB. Namun bila
seorang dengan HIV positif akan meningkatkan kejadian TB melalui proses reaktifasi.
TB umumnya terjadi pada paru (TB Paru). Namun, penyebaran melalui aliran darah
atau getah bening dapat menyebabkan terjadinya TB diluar organ paru (TB Ekstra
Paru). Apabila penyebaran secara masif melalui aliran darah dapat menyebabkan
semua organ tubuh terkena (TB milier).
Meninggal Dunia
Catatan: Pasien TB tanpa pengobatan, 50% akan meninggal dan risiko ini meningkat
pada pasien dengan HIV positif
Tuberkel bakteri akan tumbuh perlahan dan membelah setiap 23- 32 jam sekali di
dalam makrofag. Mycobacterium tidak memiliki endotoksin ataupun eksotoksin,
sehingga tidak terjadi reaksi imun segera pada host yang terinfeksi. Bakteri kemudian
akan terus tumbuh dalam 2-12 minggu dan jumlahnya akan mencapai 103-104, yang
merupakan jumlah yang cukup untuk menimbulkan sebuah respon imun seluler yang
dapat dideteksi dalam reaksi pada uji tuberkulin skin test. Bakteri kemudian akan
merusak makrofag dan mengeluarkan produk berupa tuberkel basilus dan kemokin yang
kemudian akan menstimulasi respon imun.
Diagnosis TB Paru pada orang dewasa harus ditegakkan terlebih dahulu dengan
pemeriksaan bakteriologis. Pemeriksaan bakteriologis yang dimaksud adalah
pemeriksaan mikroskopis, tes cepat molekuler TB dan biakan.
1. Tujuan Pengobatan
produktivitas pasien
Mencegah kekambuhan TB
Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO (pengawas
menelan obat) sampai selesai masa pengobatan.
Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup terbagi dalam tahap
awal serta tahap lanjutan untuk mencegah kekambuhan.
3. Tahapan Pengobatan
a. Tahap Awal
b. Tahap Lanjutan
2.1 Identitas
Nama : Tn. A / 458832
Umur : 47 tahun
Diagnosa : TB Paru
Tanggal Pemeriksaan : Kamis, 20 Mei 2021
2.2 Anamnesa
KU Sesak napas.
RPS Sesak napas sejak 3 hari SMRS (+) Batuk berdahak sejak 7 hari SMRS (+)
Demam sejak 3 hari SMRS (+) Penurunan nafsu makan (+) Penurunan BB
10 kg dalam 1 bulan (+) Keringat malam (+)
Nyeri kepala (+) Nyeri otot (+).
Nyeri dada (-) Batuk darah (-) Mual (-) Muntah (-) BAB cair (-)
BAB dbn. BAK dbn.
K/L Konjungtiva anemis (-/-) Sklera ikterik (-/-) Dyspneu (-) Sianosis (-)
Pembesaran KGB leher (+) Sumbatan jalan napas atas (-)
Faring (dbn) Laring (dbn)
Thorax Cor
S1S2 tunggal. Murmur (-) Gallop (-)
Pulmo
Dextra Sinistra
2.6 Follow Up
Cor: S1S2 tunggal, mumur (-), gallop (-) Inf Levofloxacin 750
Pulmo: ves (+/+) rh (++-/++-) wh (-/-) mg 1x1
Abdomen: BU (+) timpanik (+) Nebul Combivent +
Ekstremitas: aHKM, CRT < 2”, edema (-) Pulmicort 6x1
Tab HRZE
(300/450/750/750)
A. TB Paru
Tab Vit D 5000 IU 1x1
Tab Zinc 50 mg 1x1
Tab Codein 10 mg 3x1
Syr Curvit 3x1
PDx: VCT
A. Asfiksia + Asistol
BAB 3
ANALISIS
TB sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
didunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS telah diterapkan di banyak
negara sejak tahun 1995.
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis
(15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu
kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah
tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TB, maka akan kehilangan
pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan
dampak buruk lainnya secara sosial, seperti stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat.
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman dari
kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies
Mycobacterium, antara lain: M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. leprae dsb. yang
juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA).
Pasien termasuk ke dalam golongan kasus baru karena sebelumnya belum pernah
mendapatkan pengobatan. Diagnosis pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan hasil anamnesis ditemukan adanya sesak
napas sejak 3 hari SMRS, batuk berdahak sejak 7 hari SMRS, demam sejak 3 hari SMRS,
penurunan nafsu makan, penurunan berat badan dan keringat malam. Dikeluhkan pula nyeri
kepala dan nyeri otot. Pada pasien ini, sumber infeksi/kontak tidak diketahui. Namun,
berdasarkan informasi lingkungan tempat tinggal pasien yang padat, sangat mungkin pasien
terpapar dari orang yang berada di sekitar lingkungan tempat tinggal.
Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal kecuali saturasi oksigen perifer senilai
87% dengan oksigen ruangan. Setelah diberikan oksigen NRM 15 lpm, saturasi menjadi naik
96%. Hal ini sesuai dengan hasil gambaran radiologi yang menunjukkan adanya infiltrat pada
apex paru D et S dan lapang tengah paru D et S.
Meskipun telah mendapat terapi oksigen dan obat-obatan yang diberikan, pasien
mengalami perburukan pada hari ke 5 perawatan yang berakhir dengan meninggal dunia.