Anda di halaman 1dari 8

Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi RS

NAMA KELOMPOK:

1.AFIFAH RAHMAWATI (230217054)

2.ISNAINI NUR LAYLA (230217037)

3.RATIH DILA KUSUMA (230217040)

4.SYARIFAH FATIMAH AZAHRO (230217051)

5.TINA
Pengertian Tuberculosis
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi dan berpotensi serius terutama
pada organ paru-paru. Penyakit ini menjadi 1 dari 10 penyebab kematian dan penyebab utama agen
infeksius. Infeksi penyakit tuberkulosis mulai meningkat pada tahun 1985, sebagian karena munculnya
HIV, virus penyebab AIDS. HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh seseorang sehingga penderitanya
tidak dapat melawan kuman TBC. Bakteri penyebab TBC menyebar dari orang ke orang melalui droplet
yang dilepaskan ke udara melalui batuk dan bersin.

Ada dua jenis infeksi TB yang berdasarkan tingkat keparahannya. Berikut ini diantaranya:

TBC laten

TBC laten terjadi ketika penderitanya memiliki kuman di tubuh tetapi sistem imun berhasil
mencegahnya supaya tidak menyebar. Penderitanya pun tidak memiliki gejala apapun, dan tidak
menular.

TBC aktif

Sementara seseorang yang sudah mengalami TBC aktif adalah saat kuman berkembang biak dan
membuatnya menimbulkan gejala dan sakit. Bahkan, Anda juga dapat menyebarkan penyakit ini kepada
orang lain.(https://www.emc.id/id/care-plus/waspada-terhadap-penyakit-tbc-tuberkulosis)

Penyebab Tuberkulosis
Penyebab utama tuberkulosis adalah bakteri yang disebut Mycobacterium tuberculosis. Selain itu, ada
sejumlah faktor risiko yang meningkatkan peluang Anda tertular bakteri penyebab penyakit TBC
meliputi:

1.Menderita diabetes, penyakit ginjal stadium akhir, atau kanker tertentu

2.Malnutrisi

3.Perokok dan konsumsi alkohol untuk jangka waktu yang lama

4.Diagnosis HIV atau memiliki situasi lain yang membahayakan sistem kekebalan

5.Obat-obatan yang menekan sistem kekebalan juga dapat membuat orang berisiko terkena penyakit TB
aktif, termasuk obat-obatan yang membantu mencegah penolakan transplantasi organ.

6.Bepergian ke daerah dengan tingkat TB yang tinggi juga dapat meningkatkan risiko tertular infeksi
bakteri.(https://www.emc.id/id/care-plus/waspada-terhadap-penyakit-tbc-tuberkulosis)

Epidemiologi
TBC adalah salah satu dari sepuluh penyakit yang menyebabkan kematian paling tinggi di dunia di tahun
2016 (WHO,2020d). Diperkirakan terdapat 10.400.000 penduduk dunia yang terinfeksi TBC atau
sebanding dengan 140 kasus insiden per 100.000 penduduk tahun 2016 (WHO, 2017). Angka kasus
insiden TBC ini terus menurun hingga tahun – tahun berikutnya.Terdapat 10 juta kasus TBC dengan
masing - masing etimasi kasus per 100.000 penduduk sebesar 133 kasus di tahun 2017 serta 132 kasus di
tahun 2018 ( WHO ,2018 , 2019) .WHO melaporkan adanya penurunan jumlah kasus insiden TBC pada
tahun 2019 , namun jumlah tersebut masih belum memenuhu target SDGs ( WHO , 2020a).

Cara Penularan TBC


Bakteri TB ditularkan melalui droplet yang terinfeksi di udara. Begitu tetesan ini memasuki udara, siapa
pun di dekatnya dapat menghirupnya. Seseorang dengan TB dapat menularkan bakteri melalui bersin,
batuk, berbicara, dan nyanyian.

Orang dengan sistem kekebalan yang berfungsi dengan baik mungkin tidak mengalami gejala TB, bahkan
jika mereka telah tertular bakteri tersebut, dikenal sebagai infeksi TB laten atau tidak aktif.

Adapun tahapan penularan dari penyakit tuberkulosis:

Infeksi primer ketika bakteri masuk melalui hidung dan mulut yang menghirup udara dengan kandungan
bakteri penyebab tuberkulosis. Bakteri ini bisa mencapai paru-paru, lalu mulai memperbanyak diri.

Infeksi laten, terjadi ketika sistem imun melakukan perlawanan saat bakteri mulai berkembang biak.
Ketika sistem imun kuat, maka bakteri dapat dihancurkan untuk menahan perkembangan infeksinya.

Infeksi aktif, terjadi ketika sistem imut tidak kuat atau lemah melawan serangan bakteri TB. Alhasil,
bakteri akan lebih bebas memperbanyak diri dan menyerang sel-sel sehat di
paru-paru.(https://www.emc.id/id/care-plus/waspada-terhadap-penyakit-tbc-tuberkulosis)

Masa inkubasi
Masa inkubasi tuberkulosis berbeda dengan masa inkubasi penyakit lain. Jika masa inkubasi penyakit
lain dimulai dari masuknya bakteri hingga timbulnya penyakit, tetapi masa inkubasi penyakit TBC dimulai
dari waktu masuknya bakteri TBC hingga terbentuknya kompleks primer yang lengkap.Inkubasi TBC
berlangsung sekitar 4-8 minggu dengan rentang waktu 2-12 minggu. Bakteri bereplikasi hingga
mencapai jumlah 1.000-10.000 kuman dalam masa inkubasinya. Jumlah tersebut cukup untuk
memberikan rangsangan terhadap respon imunitas
seluler.(http://eprints.dinus.ac.id/17906/10/bab2_17771.pdf)

Gejala TBC
Kuman penyebab virus tuberkulosis bersifat khusus, karakteristiknya perkembangan lambat
dibandingkan penyakit lain.
Pada jenis TB laten sebagian besar tidak mengalami gejala. Berbeda dengan TB aktif yang biasanya
menyebabkan banyak gejala. Biasanya gejala berhubungan dengan sistem pernapasan yang dapat
memengaruhi bagian tubuh lainnya, tergantung di mana bakteri TBC tumbuh.

Gejala umum ditimbulkan oleh TBC di paru-paru antara lain:

1.Batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu

2.Batuk darah atau dahak

3.Sakit dada

4.Mudah lelah dan lemah

5.Demam

6.Panas dingin

7.Keringat dingin dimalam hari

8.Kehilangan nafsu makan

9.Penurunan berat badan yang drastis

Sementara, apabila TBC sudah menyebar ke organ lain dapat menyebabkan:

1.Darah dalam urin dan kehilangan fungsi ginjal, jika TB mempengaruhi ginjal

2.Sakit punggung dan kekakuan, kejang otot, dan ketidakteraturan tulang belakang jika TB
mempengaruhi tulang belakang

3.mual dan muntah

4.Kebingungan

5.Kehilangan kesadaran, jika TBC menyebar ke otak

(https://www.emc.id/id/care-plus/waspada-terhadap-penyakit-tbc-tuberkulosis)

Masa penularan.
Masa ketika penyakit masuk ke tubuh sampai muncul gejala TBC bisa berlangsung antara dua sampai 12
minggu. Risiko untuk mengembangkan penyakit ini paling tinggi dalam kurun waktu dua tahun sejak
terinfeksi. Penyakit TBC bisa menular apabila tidak diobati. Beberapa pasien TBC sudah tidak
menularkan penyakitnya setelah dua minggu menjalani pengobatan intensif. Tapi ada juga penderita
yang butuh waktu berbulan-bulan minum obat TBC sampai kuman penyebab TBC sudah tidak aktif di
dalam tubuh dan mereka tidak bisa menularkan penyakitnya. Terapi obat TBC baik untuk infeksi aktif
maupun infeksi laten umumnya berlangsung selama enam bulan sampai sembilan bulan.Lewat
pemeriksaan medis, dokter dapat memantau kemajuan pengobatan TBC. Termasuk kapan perlu ganti
obat, melanjutkan terapi obat, atau menyatakan pengobatan sudah tuntas dan penderita sudah tidak
lagi menularkan penyakitnya.(https://spiritia.or.id/informasi/detail/309)

kerentanan dan kekebalan


Cara pencegahan tuberkulosis
Faktanya, 10% masyarakat Indonesia memiliki bakteri TB. Namun, apakah infeksi bersifat laten atau aktif
tergantung pada kondisi penderitanya. Jika mereka memiliki sistem imun yang baik, maka penyakit ini
bisa sembuh bahkan sebelum gejala tersebut muncul.
Maka dari itulah, pencegahan utama agar tidak terjangkit tuberculosis (TB) adalah menjaga pola hidup,
makan cukup, tidur cukup dan berhenti merokok.

Jika Anda sudah terinfeksi, selain menjalani pengobatan, sebaiknya melakukan cara pencegahan TBC
terbaik agar tidak terjadi penyebaran bakteri tersebut dari orang yang sakit ke orang sehat.

Apabila Anda memiliki anak, jangan sampai melewatkan vaksin BCG atau Bacillus Calmette–Guérin
untuk mencegah TBC. Selain untuk bayi dan anak-anak, vaksin ini juga bisa diberikan pada orang dewasa
berusia 16–35 tahun, terutama untuk mereka yang berisiko tinggi terpapar TB di tempat
kerja.(https://www.emc.id/id/care-plus/waspada-terhadap-penyakit-tbc-tuberkulosis)

Anda mungkin juga menyukai