Anda di halaman 1dari 88

UPDATE

TATALAKSANA
TUBERKULOSISPADA ANAK,
TB RESISTEN OBAT DAN
INFEKSI TB LATEN
Dr. Khairiyadi Ismail, M.Kes, Sp.A(K)
Divisi Respirologi
Departemen Ilmu kesehatan Anak
FK ULM-RSUD Ulin Banjarmasin
1
• Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis.

• Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara lain:


M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. Leprae dsb.

• Sebagian besar kuman TB menyerang paru, namun dapat juga


mengenai organ tubuh lainnya.

2
EPIDEMIOLOGI

Secara global pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden TBC (CI 8,8 juta – 12,
juta) yang setara dengan 120 kasus per 100.000 penduduk. Lima negara dengan
insiden kasus tertinggi yaitu India, Indonesia, China, Philipina, dan Pakistan.

8
PENULARAN
TBPasien TB
 TB menular melalui udara
Orang lain

 Sumber penularan adalah “dahak”


pasien TB
Dipengaruhi oleh :
Batuk atau  Jumlah kuman
bersin  Lamanya kontak
 Daya tahan tubuh

Kuman dapat bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari dan lembab

Bicara : 0-210 partikel

Batuk : 0-3500 partikel

Bersin : 4500 – 1
juta partikel
 Tiga indikator TBC yang harus dicapai oleh negara-negara
dunia, yaitu:

 Menurunkan jumlah kematian TBC sebanyak 95% pada tahun 2035


dibandingkan kematian pada tahun 2015.
 Menurunkan insidens TBC sebanyak 90% pada tahun 2035 dibandingkan tahun
2015.
 Tidak ada keluarga pasien TBC yang terbebani pembiayaannya terkait
pengobatan TBC pada tahun 2035.

9
PRINSIP PENEGAKAN DIAGNOSIS TB ANAK
MENEMUKAN MTB : BTA sputum, TCM, Pemeriksaan PA/FNAB
1. BUKTI INFEKSI MENEMUKAN JEJAK MTB : Tes tuberculin, IGRA, ADA
Minimal : ada kontak dengan pasien TB

2. Gejala / tanda Sistemik

Lokal
GEJALA SISTEMIK

Batuk > 2 minggu Batuk berdarah Sesak napas/ nyeri dada Nafsu makan menurun

Berat badan turun Demam tidak terlalu tinggi Keringat saat malam hari

7
GEJALA LOKAL BERKAITAN DGN ORGAN

SKROFULODERM
A
GEJALA LOKAL BERKAITAN DGN ORGAN
GEJALA LOKAL BERKAITAN DGN ORGAN

COXITIS TB

GONITIS TB
PRINSIP PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI TB DI FASYANKES
 Tujuanutama pencegahan dan pengendalian
infeksi TB adalah:

1. Deteksi dini
2. Pemberian OAT secepat mungkin
3. mencegah orang lain terinfeksi TB
Penemuan kasus TBC secara aktif (active case finding)
1. Investigasi kontak
2. Investigasi program TB dengan program lain di faskes
3. Penemuan kasus berbasis komunitas

1
1
TB PADA ANAK
Kontak dengan pasien
TB

Terpapar Terinfeksi TB AKTIF


(Infeksi TB Laten)

 Pada anak tidak ada  Pada anak tidak ada  Pada anak tidak ada gejala
gejala gejala atau foto thoraks positif
 Tes mantoux atau  Tes mantoux atau untuk TB
IGRA (-) IGRA  Tes mantoux atau IGRA
 Foto thoraks normal (+) (+/-)
 Temuan  Foto thoraks normal  Temuan bakteriologis 1
bakteriologis (-)  Temuan (+/-) 2
LANGKAH DIAGNOSIS TB
PADA ANAK
1. Anamnesa
• Gejala-gejala TB
• Riwayat kontak dengan TB terkonfirmasi atau pasien TB dewasa

2. Pemeriksaan fisik : status gizi, tanda TB ekstraparu

3. Tes mantoux (TST/Mantoux test) atau IGRA

4. Foto Thoraks (AP/lateral)

5. Konfirmasi bakteriologis (jika memungkinkan)

6. Menggali informasi relevan mengenai TB paru atau TB


ekstraparu

7. Pemeriksaan HIV
13
RIWAYAT KONTAK ERAT DG
PASIEN TB PARU DEWASA
Tanyakan hal-hal berikut ?

1. Seberapa erat kontaknya dengan sumber


penularan
2. BTA/TCM sumber penularan: positif/negatif?
3. Kapan kontak terjadi?

Jika sumber penularan tidak dapat Sakit TB biasanya


diidentifikasi, selalu tanyakan berkembang dlm 2
apakah ada yang batuk lama. th setelah kontak
Jika ya, anjurkan orang tersebut
untuk
pelacakan TB 1
4
Gejala Klinis (Sistemik – 1
5
Lokal) Tergantung faktor :

1.Kuman : Jumlah
& virulensi

2. Penjamu : usia,
kompetensi imun, &
kerentanan pd awal infeksi

3. serta interaksi
keduanya
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

TST/Tes
Mantoux
atau IGRA Pemeriksaan histopatologi
(Patologi Anatomi/PA)

Foto toraks
Gambaran granuloma dg nekrosis
(dada) perkijuan di tengahnya, gambaran
sel datia langhans dan/atau kuman
TB

16
TST/ IGRA
TES MANTOUX  Bukti Infeksi TB (Sama dg
Mantoux)
Tes
 Pengambilan sampel darah
di laboratorium sebanyak 3-
4 ml
 Hasil dari laboratorium:
- Positive
- Indeterminate
- Negative

POSITIF :
 Diameterindurasi >10mm
 Anak imunokompromais:
diameter indurasi >5 mm 17
PEMERIKSAAN
BAKTERIOLOGIS TB ANAK

1. Pemeriksaan
Bakteriologis 2. Cara mendapatkan sputum:
 Pemeriksaan Sputum 3. TB Ekstra Paru:
 Berdahak
 Aspirasi KGB
 Terutama pada:  Induksi sputum
 Cairan serebrospinal
• Anak >5 tahun  Bilas lambung
• HIV (+)
• Gbrn
kelainan 1
paru 8
PEMERIKSAAN
BAKTERIOLOGIS TB

1. Mikroskopis BTA sputum (10-15% (+) dr anak sakit


TB)
2. Tes cepat molekuler (TCM) TB: <2 jam
 Deteksi Mtb dan ada/tidak resistensi rifampisin
3. Pemeriksaan biakan (baku emas): Kultur Mtb 
Media
19
padat/cair (30% (+) dr anak sakit TB)
DIAGNOSIS – FOTO Pembesaran

TORAKS KG B

 Foto toraks antero-posterior (AP),


dapat dilakukan lateral kanan bila
dibutuhkan
 Gambaran radiologis yang
sugestif TB di antaranya:
1. Pembesaran KGB hilus
(sering)
2. Konsolidasi
3. Milier
4. Kavitas
5. Efusi pleura
6. Atelektasis
TB 7. Kalsifikasi
Kavitas
Milier
20
Xpert MTB/RIF (genXpert)
• Mengidentifikasi M.TBC dan resistensi terhadap Rifampicin
• Dasar: PCR
• Hasil: 2-3 jam

Line-probe assays/LPA (eg, Hain Geno Type)


• Mengidentifikasi resistensi terhadap Rifampicin dan INH
Sistem Skoring TB
Anak

22
TATALAKSANA

2
3
TATALAKSANA
TB ANAK
Terapi  Anak sakit TB
Pengobatan:
 Dengan bakteriologis positif
 ditambah Ethambutol (2 bulan)
 pemeriksaan ulang BTA (follow
Pengawas Menelan up)
Obat (PMO)
terbaik: KDT (Kombinasi Dosis
 Orang tua Tetap)/
F D C (Fixed-Dose
Combination)

RHZ RH 24
TUJUAN
 Menyembuhkan
 Mencegah kematian atau kecacatan
 Mencegah kekambuhan
 Mencegah terjadinya resistansi obat
 Mencegah transmisi TB & reservasi sumber infeksi

PRINSIP
1. OAT diberikan dalam paduan obat, tidak boleh
monoterapi.
2. Pengobatan setiap hari.
3. Pemberian gizi adekuat.
4. Mencari dan menatalaksana penyakit penyerta
TATALAKSANA
Hal Penting: TB ANAK
OAT diberikan dalam paduan obat, tidak
monoterapi

Pengobatan diberikan SETIAP HARI

Pemberian gizi adekuat

Mencari penyakit penyerta, jika ada 


tatalaksana bersamaan
26
PADUAN & LAMA PEMBERIAN
OAT ANAK
Kategori Diagnostik Fase Intensif Fase Lanjutan
TB Klinis
TB Kelenjar 2HRZ 4HR
Efusi Pleura TB
TB Terkonfirmasi Bakteriologis
TB Paru & kerusakan luas
2HRZE 4HR
TB Ekstraparu (Selain TB Meningitis &
TB
Tulang/Sendi, HIV
TB Tulang/Sendi
TB Milier 2HRZE 10HR
TB Meningitis
28
DOSIS OAT KDT PADA
TB
Berat badan (kg)
ANAK
Fase intensif (2 bulan) Fase lanjutan (4 bulan)
RHZ (75/50/150) RH (75/50)
5-7 1 tablet 1 tablet
8-11 2 tablet 2 tablet
12-16 3 tablet 3 tablet
17-22 4 tablet 4 tablet
23-30 5 tablet 5 tablet
>30 OAT dewasa

KDT Anak (dispersible tablet) KDT Dewasa (kaplet)


SETIAP HARI

29
OBAT YG DIGUNAKAN PD
TB ANAK
Kombinasi dosis tetap (KDT) atau Fixed Dose Combination (FDC)
Untuk mempermudah & meningkatkan keteraturan minum obat
 paduan OAT  paket KDT/ FDC.
Satu paket  1 pasien untuk 1 masa pengobatan

Paket KDT untuk anak berisi:


 Fase intensif:
 Rifampisin (R) 75 mg, Isoniazid (H) 50 mg, Pirazinamid (Z)
150 mg
 Fase lanjutan:
 R 75 mg, H 50 mg
30
OAT KDT/FDC
ANAK
1. Bayi <5 kg: OAT terpisah (tidak KDT) & dirujuk ke RS

2. Bila BB naik: dosis disesuaikan

3. Anak obesitas: dosis KDT sesuai BB ideal (umur)

4. OAT KDT: harus diberikan UTUH (tidak boleh dibelah/digerus)

5.Cara minum: ditelan utuh, dikunyah/dikulum (chewable), atau dimasukkan air


dalam sendok (dispersible)

6. Saat perut kosong, atau paling cepat 1 jam setelah makan

Pada kondisi tertentu:


Tambahan
 Kortikosteroid  TB meningitis, sumbatan jalan napas akibat TB kelenjar
Obat-obatan (endobronkhial TB), perikarditis TB, TB milier dengan gangguan napas
yang berat, efusi pleura, TB abdomen dengan ascites.
 Vitamin B6  diberikan pada anak dg gizi buruk, dll
31
EVALUASI
 YangPENGOBATAN
perlu dimonitor selama pengobatan:
fase intensif (setiap 2 minggu), fase lanjutan (setiap 1 bulan)
 Kepatuhan minum obat
 Toleransi & respon terhadap terapi
 Efek samping obat
 Berat badan setiap bulan
 Gejala TB menghilang atau bertambah
 Pada pasien TB anak dg bakteriologis (+): pemeriksaan
sputum ulang (BTA) pd akhir bulan ke-2, ke-5 & ke-6
 Bila tidak ada perbaikan klinis setelah pemberian OAT:
 Ketaatan ?
 Dosis ? (disesuaikan dengan kenaikan BB)
 Resistensi ?
 Penyakit penyerta?
32
 Bukan TB ?
TATALAKSANA PASIEN YANG BEROBAT
TIDAK TERATUR
Ketidakpatuhan minum OAT pada
pasien TB merupakan penyebab
kegagalan terapi

Jika anak menunjukkan gejala TB:


• Anak tidak minum obat >2 minggu di fase intensif atau >2 bulan di fase lanjutan 
beri
pengobatan kembali mulai dari awal.
• Anak tidak minum obat <2 minggu di fase intensif atau <2 bulan di fase lanjutan 
lanjutkan sisa pengobatan sampai selesai.

Pada pasien dengan pengobatan yang tidak teratur, risiko


terjadinya TB resistan obat akan meningkat. 33
PENGOBATAN ULANG TB
PADA ANAK
Anak yang pernah mendapat pengobatan TB,
apabila datang kembali dengan gejala TB, perlu
dievaluasi apakah anak tersebut menderita TB.

Evaluasi dapat dilakukan dengan cara


pemeriksaan dahak atau sistem skoring. Evaluasi
dengan sistem skoring harus lebih cermat dan
dilakukan di fasilitas rujukan.

Apabila hasil pemeriksaan dahak menunjukkan


hasil positif, maka anak diklasifikasikan sebagai
kasus Kambuh.

Pada pasien TB anak yang pernah mendapat


pengobatan TB, tidak dianjurkan untuk dilakukan
uji tuberkulin ulang.

34
HASIL
PENGOBATAN TB
Sembuh

Pengobatan lengkap

Gagal

Meninggal

Putus berobat (loss to follow-

up) Tidak dievaluasi


35
TUBERKULOSIS
RESISTEN
OBAT PADA ANAK 36
DEFINIS
I
“ Resistensi kuman
Mycobacterium
tuberculosis (Mtb)
terhadap OAT adalah
keadaan dimana kuman
sudah kebal sehingga
tidak dapat lagi dibunuh
oleh OAT.”

3
RESISTEN
RIFAMPISIN
MONORESISTENSI POLIRESISTENSI
Isoniazid
Isoniazid dan etambutol
Rifampisin Rifampisin dan etambutol
Etambutol

Pirazinamid

MULTIDRUG XDR
RESISTENSI
Isoniazid dan MDR + Fluorokuinolon
rifampisin MDR + Injeksi lini ke dua

Thailand 1998-2013: 19% SO, 2% MR, < 1 % PR, 33% MDR, 36% preXDR, 9% XDR
(International Journal of AntimicrobialAgents, 2019)

38
EPIDEMIOLOGI 39

3
404
Confirmed • Gejala TB (+)
• Pemeriksaan bakteriologis (+) resisten

• Gejala TB (+)
• Rontgen dada
menunjang TB
• Bukti infeksi
Probable • Kontak dengan pasien TB RO

(+)

• Anak dengan TB sensitive obat yang tidak menunjukkan perbaikan
Pemeriksaan
Possible
setelah mendapatkan OAT selama 2 – 3 bulan
bakteriologi (-) • Anak dengan gejala TB dan dengan riwayat kontak dengan pasien
yang meninggal karena TB, gagal pengobatan TB atau pasien TB
kambuh
Anak dengan gejala TB dengan salah satu atau lebih dari konsisi berikut:
 Kontak erat dengan pasien TB RO
 Kontak erat dengan pasien yang meninggal akibat TB, gagal pengobatan TB
atau tidak patuh dalam pengobatan TB
 Anak yang sudah diterapi OAT lini pertama selama 2-3 bulan dengan dosis yang
adekuat dan ketaatan minum obat yang baik, namun tidak menunjukkan
perbaikan laboratoris maupun klinis
 Memiliki riwayat pengobatan TB 6 – 12 bulan sebelumnya
 Anak dengan atau tanpa HIV yang tidak responsif dengan 2 – 3 bulan
pengobatan TB yang adekuat
1. Pasien TB gagal pengobatan Kategori 2
2. Pasien TB yang tidak konversi pengobatan kategori 2
3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB yang tidak standar
4. Pasien TB gagal pengobatan Kategori 1
5. Pasien TB yang tidak konversi pengobatan kategori 1
6. Pasien TB kambuh pengobatan kategori 1 atau kategori 2
7. Pasien TB yang kembali setelah putus berobat (loss to follow up)
8. Terduga TB yang mempunyai riwayat kontak erat dengan pasien TB RO
9. Pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak respons secara klinis maupun bakteriologis
terhadap pemberian OAT
GEJALA
KLINIS
DEMAM
Demam tidak tinggi
>2 minggu
Singkirkan penyebab G AG A L TUM BUH
lain
dalam 2 bulan dengan
upaya perbaikan gizi
BATUK yang baik
Non-remitting,
dengan antibiotika
atau obat asma

44
PADUAN PENGOBATAN
JANGKA PENDEK

52
KAPAN HARUS
BERALIH?
Pasien TB RR/ MDR dengan resistansi terhadap florokuinolon (TB pre-XDR)

Pasien gagal pengobatan jangka pendek sebelumnya

Pasien TB RO yang pernah mendapatkan OAT lini kedua selama ≥ 1 bulan

Pasien TB RR/MDR paru dengan lesi luas, kavitas di kedua lapang paru

Pasien TB RR/MDR ekstra paru berat atau dengan komplikasi (yang harus
diobati jangka
panjang), seperti TB meningitis, TB tulang, TB spondilitis, TB milier, TB
perikarditis, TB abdomen

53
PADUAN PENGOBATAN
JANGKA PANJANG

54
1. Lama pengobatan tergantung berat ringannya penyakit
2. Bila ringan : 9 – 12 bulan
3. Pada kasus berat : 12 – 18 bulan
4. Pada kasus berat :

a. Adanya kavitas
b. Kelainan pada foto toraks bilateral
c. TB ekstra paru
INFEKSI
LATEN
TUBERKULOSIS
(ILTB)
5
DEFINISI
 Orang dengan ILTB adalah orang yang kontak dengan penderita TB,
apabila dilakukan Tuberculin Skin Test (TST) atau pemeriksaan
Interferon Gamma-Release Assay (IGRA) hasilnya akan positif, tetapi
hasil pemeriksaan rontgen thorax normal serta hasil pemeriksaan
dahak dan Xpert MTB/Rif® negatif

5
8
Sehat/infeksi Laten TB
Investigasi Kontak,
PP INH, Sakit TB
Kasus TB BTA
positif baru
BCG
2046
2018

Sakit TB Berat

2016

59
PATOGENESIS 1 Respon imun awal secara efektif
membunuh kuman TB

Kuman TB multiplikasi aktif 


2 manisfestasi klinis (TB primer)

Beberapa kemungkinan kuman TB


setelah inhalasi paru Kuman TB dorman  infeksi laten.
(imunopatogenesis):
3 Uji Tuberkulin (+) satu-satunya
manifestasi

4 Kuman TB laten tumbuh disertai


manifestasi klinis  reaktivasi TB
(TB pasca primer).

60
DIAGNOSI
S
 Karena jumlah kuman sangat sedikit pada TB laten, pemeriksaan direk untuk mendeteksi
keberadaan kuman tidak mungkin bisa dilakukan.
 Belum ada pemeriksaan baku emas yang dapat mendiagnosis TB laten pada anak.

 Penemuan orang dengan ILTB bisa dilakukan dengan


kegiatan investigasi kontak, contact invitation,
penemuan di tempat khusus, pemeriksaan medical
check-up rutin.
 Investigasi kontak dilakukan pada orang di sekitar
kasus indeks, yaitu kontak serumah dan kontak erat
61
KELOMPOK RISIKO YANG MERUPAKAN PRIORITAS SASARAN PEMBERIAN
TERAPI PENCEGAHAN TUBERKULOSIS (TPT)

RESIKO LAINYA DENGAN


HIV/AIDS(ODHA) KONTAK SERUMAH HIV NEGATIF :
YANG TERKONFIRMASI
TB PASIEN
IMUNOCOMPROMISE
• ANAK < 5 TAHUN LAINNYA (KEMOTERAPI,
• ANAK 5-14 TAHUN KONSUMSI
KORTIKOSTEROID JANGKA
• REMAJA DAN PANJANG,PERSIAPAN
DEWASA TRANSPLANTASI ORGAN
> 15 TAHUN WARGA BINAAN
PERMASYARAKATAN
(WBP), PETUGAS
KESEHATAN,PENGGUNA
ASRAMA, BARAK
MILITER,PENGGUNA 62
INVESTIGASI KONTAK
Kemenkes mempriotitaskan anak usia 0 – 3 kemungkinan pada anak yang
14 tahun & pada kelompok: kontak erat dengan pasien TB yang
a. Kontak dari kasus indeks TB aktif infeksius
(TB
terkonfirmasi bakteriologis)
b. Kontak dari kasus indeks TB RO
• Terpajan ( tidak ada bukti infeksi
ataupun sakit TB)
c. Kontak dari kasus indeks TB aktif
yang
terinfeksi HIV • Terinfeksi tetapi tidak sakit TB
(Infeksi Laten TB/ILTB)
d. Kontak yang terinfeksi HIV
• Sakit TB

63
6
4
Kontak serumah (tinggal serumah)

Kontak tidak serumah tetapi intensitas kontaknya mirip


dengan kontak serumah  contoh : kontak dengan
pengasuh di PAUD atau TPA, sekolah, tempat
mengaji, dll
Aktif Kunjungan rumah oleh
petugas

Investigasi Kontak

Pasien datang ke
Pasif
Fasilitas Kesehatan
PEMERIKSAAN ILTB
1. Tuberculin Skin Test (TST)
2. ODHA dan kontak anak usia < 5 tahun
pemberian TPT dapat dilakukan dengan
skrining gejala TBC tanpa harus dilakukan
pemeriksaan TST atau IGRA maupun
rontgen thorax.
3. Pada kontak usia ≥ 5 tahun perlu dilakukan
pemeriksaan penunjang seperti rontgen
thorax untuk menyingkirkan TBC aktif.

67
67
Algoritma Pemeriksaan ILTB dan
TPT pada Individu Berisiko
Sumber: WHO consolidated
guidelines on tuberculosis:
tuberculosis preventive treatment,
2020
68
TERAPI PENCEGAHAN TUBERKULOSIS (TPT)
• Bila 3HR belum tersedia
menggunakan TPT 6H, bila 3HR sudah
dapat
PILIHAN PADUAN TPT tersedia maka TPT untuk anak usia < 2
tahun menggunakan 3HR

• ODHA yang mendapatkan jenis


yang
ARV memiliki interaksi dengan
rifampisin, kehamilan, ibu
dan malaria berat merupakan menyusui
kontraindikasi untuk paduan berbasis
rifampisin seperti 3HP atau 3HR maka
alternatif lain dapat menggunakan
paduan 6H

6
9
7
0
TERAPI PENCEGAHAN TBC
BALITA : DIPUTUSKAN OLEH
DOKTER
 Indikasi  Balita kontak dengan penderita TBC dewasa, namun tidak menunjukkan gejala
sakit TBC
Regimen Lama Pemberian Dosis

Isoniazid 6 Bulan 10mg/kg BB/hari


Isoniazid + Rifampisin 3 Bulan INH : 10 mg/kg BB/hari
Rif : 15 mg/kg BB
Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
• Rekomendari TPT
• 6 (9) bulan INH setiap hari [6(9)H]
• 3 bulan Rifapentin + INH seminggu sekali (3HP 12 dosis)
• 3 bulan INH + Rifampisin setiap hari (3HR)
• 1 bulan Rifapentin + INH setiap hari (1HP)
• 4 bulan Rifampisin setiap hari (4R)
• Dosis berdasarkan berat badan
• INH: 10 mg/kgBB/hari
• Rifampisin: 15 mg/kgBB/hari
• Saat ini Rifapentin belum tersedia di Indonesia
• Bila selama TPT timbul gejala TBC, evaluasi adanya sakit TBC, dan
bila terbukti sakit TBC maka TPT distop dan mulai pengobatan TBC

WHO 2020
 (IDAI) yang merekomendasikan
levofloxacin dan ethambutol
sebagai paduan TPT terhadap
anak kontak dengan pasien TBC
RO.
74
TERAPI PENCEGAHAN
TBC
Obat TPT baru  kombinasi Isoniazid dan Rifapentin, diberikan 1x
seminggu selama 3 bulan (lihat buku Juknis ILTB 2020)

 Anak kontak dengan TB MDR, tapi tidak terbukti TBC, maka TPT yang
diberikan 
Levofloxacin & Ethambutol (lihat buku juknis TB RO 2021)
Pilihan Paduan TPT
Keterangan

• *) Bila 3HR belum tersedia maka dapat menggunakan pilihan paduan TPT
6H, bila 3HR sudah tersedia maka TPT untuk anak usia <2 tahun
menggunakan paduan 3HR.
• **) Untuk ODHA yang mendapatkan jenis ARV (dapat melihat
• pada 4.6 Interaksi Obat) seperti yang memiliki interaksi dengan
• rifampisin, kehamilan, ibu menyusui dan malaria berat merupakan
kontraindikasi untuk paduan berbasis rifampisin seperti 3HP atau
• 3HR maka alternatif lain dapat menggunakan paduan 6H
Pemberian Dosis 3HP
4
6

IMUNISASI BCG
(MENCEGAH TERJADINYA TB BERAT)

Jadwal BCG usia 0-<3 bulan


Bila ≥ 3 bulan  tes mantoux dulu, bila
negatif
 imunisasi, bila positif  konsul ke dokter

Perhatian khusus pd pemberian imunisasi BCG:


1. Bayi terlahir dari ibu TB dg kuman TB (+)
2. Bayi terlahir dari ibu HIV/AIDS
3. Limfadenitis BCG

77
78
Terimakasih

Semoga bermanfaat..

79

Anda mungkin juga menyukai