Anda di halaman 1dari 60

ASUHAN

ASUHANKEPERAWATAN
KEPERAWATAN
TUBERKULOSIS
TUBERKULOSIS (TBC)
(TBC)

OLEH
MAYUSEF SUKMANA, S.Kep, Ns, M.Kep

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 1
CAPAIAN PEMBELAJARAN
 Mampu menyebutkan Pengertian TBC
 Mampu menjelaskan Patogenesis TBC
 Mampu menjelaskan tanda dan gejala TBC
 Mampu menyebutkan pemeriksaan diagnostik
 Mampu menjelaskan klasifikasi dan definisi TBC
 Mampu menjelaskan alur diagnosis TBC pada

dewasa dan anak


 Mampu menjelaskan pengobatan TBC
 Mampu menjelaskan Pathway Masalah keperawatan
 Mampu menjelaskan intervensi keperawatan pada

TBC

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 2
PENGERTIAN

Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang


disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis (mtb) yaitu suatu bakteri tahan
asam
Menyerang paru-paru dan dapat menyebar
kesemua bagian tubuh.

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 3
PATOGENESIS
PATOGENESIS TBC
TBC
Jml kasus
Peluang kontak Inkubasi 6- 14 Mgg FAKTOR RISIKO
Sumber Mtb masuk alveoli-Rx Ag-Ab(Rx Konsentrasi kuman
Intensitas imun lokal)
P: 1-10 μm Lama sejak infeksi FAKTOR RISIKO
P: 1-10 μm Kedekatan Delayed Hypersensitivity (Rx
L: 0,2-0,6 μm Usia
Lama Imun Umum-tes Tuberkulin Keterlambatan Dx
L: 0,2-0,6 μm
BTA -- Zielhl Neelsen Daya tahan
lingkungan positif Pengobatan unadekuat
BTA4-minus
Tahan -- Zielhl 70°C
Neelsen tubuh(HIV/malnutrisi, DM) Komorbid
Tahan 4-minus
Mati : Sinar matahari70°C
UV
Mati : Sinar matahari UV
Dormant
Dormant

PAPARAN INFEKSI
PAPARAN SAKIT MENINGGAL
INFEKSI SAKIT MENINGGAL

Cara Penularan Lesi sembuh total Statistik


Droplet Dormant 10 % orang terinfeksi Statistik
Pasien TB BTA positif Hematogen/Kel. limfe TB menjadi sakit Pasien TB tanpa
Pasien TB BTA Negatif Hematogen dan Getah pengobatan 50%
Infeksi terjadi jika menghirup bening menyebabkan meninggal dan risiko
udara (mtb) TB Ekstra paru meningkat pada HIV
Pasien Batuk: 3000 kuman

Kemenkes RI, 2014, Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis


Tanda dan Gejala

Batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih


Batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih
Batuk diikuti gejala tambahan dahak bercampur
Batuk diikuti gejala tambahan dahak bercampur
darah, batuk berdarah, sesak napas, badan lemas,
darah, batuk berdarah, sesak napas, badan lemas,
selera makan menurun, berat badan menurun,
selera makan menurun, berat badan menurun,
malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,
malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,
demam meriang lebih dari satu bulan
demam meriang lebih dari satu bulan

Suspek TBC
Suspek TBC
Jenis Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Keterangan
Bakteriologis • Pemeriksaa Dahak Mikroskopik Langsung Sewaktu
Pagi Sewaktu (SPS)
• Pemeriksaan Biakan
• Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM)TB

Penunjang Lain • Pemeriksaan Foto Toraks


• Pemeriksaan Histopatologi pada kasus terduga TB
Ekstra Paru

Uji Kepekaan Obat • Uji kepekaan obat  menentukan ada tidaknya


resistensi M.tb terhadap OAT.
• Uji kepekaan obat dilakukan di laboratorium yang telah
lulus:
 uji pemantapan mutu/Quality Assurance (QA)
 mendapatkan sertifikat nasional maupun
internasional.

Pemeriksaan serologis • Sampai saat ini belum direkomendasikan

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 6
Metode Tes Cepat Molekuler (Tcm)

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 7
askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 8
Klasifikasi Pasien Berdasarkan
DEFINISI KASUS
1. Pasien TB Terkonfirmasi Bakteriologis
a. Pasien TB Paru BTA Positif
b. Pasien TB Paru TCM MTb positif
c. Pasien TB Paru hasil biakan MTb positif
d. Pasien TB Ekstra Paru terkonfirmasi Bakteriologis  BTA, Biakan,
Tes Cepat
e. TB Anak terdiagnosis secara bakteriologis.

2. Pasien TB Terdiagnosis secara Klinis


a. Pasien TB Paru BTA neg atau TCM MTb neg hasil foto toraks
mendukung TB
b. Pasien TB Paru BTA neg atau TCM MTb neg tidak ada perbaikan
pasca pemberian Antibiotik non OAT
c. Pasien TB ekstra Paru terdiagnosis secara
klinis/laboratoris/histopatologis tanpa ada konfirmasi
bakteriologis
d. TB Anak terdiagnosis dengan sistem skoring 08/19/2020
askeptbckmb1mayusefsukmana 10
Penetapan Klasifikasi Pasien TB
1. Lokasi • TB paru
Anatomi • TB ekstra paru

• pasien baru
• pasien kambuh
• pasien diobati kembali setelah
2. Riwayat gagal
Pengobatan • pasien diobati kembali setelah
Sebelumnya putus obat
• riwayat pengobatan sebelumnya
tidak diketahui
• lain-lain

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 13
Penetapan Klasifikasi Pasien TB

• Mono Resistant
• Poli Resistant
3. Hasil Uji • Multi Drug Resistant
Kepekaan Obat • Extensive Drug Resistant
• Resistant Rifampicine

• HIV Positif
4. Status HIV • HIV Negatif
• Status HIV Tidak Diketahui

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 14
KLASIFIKASI PASIEN TB
a. Berdasarkan lokasi anatomi penyakit
- TB paru (parenkim paru, TB milier)
- TB ekstraparu (limfadenitis TB, kelenjar paru tanpa
gambaran ro mendukung TB paru, efusi pleura, ),
organ luar paru  pleura, kelenjar limfe, abdomen,
saluran kencing, kulit, sendi, selaput otak dan
tulang)

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 15
Klasifikasi Berdasarkan
Riwayat Pengobatan Sebelumnya

1. Pasien baru TB
belum pernah mendapat pengobatan TB sebelumnya
atau sudah pernah medapat OAT < 1 bulan (28 dosis)
2. Pasien yang pernah diobati TB
Punya riwayat OAT sebelumnya selama 1 bulan atau
lebih

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 16
Kriteria Pasien Berdasarkan
Riwayat Pengobatan TB
1. Pasien kambuh
Pernah dinyatakan sembuh atau pengobatan
lengkap dan saat ditegakkan diagnosis TB
berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau
klinis (kambuh atau reinfeksi)
2. Pasien yang diobati kembali setelah gagal
Pernah diobati dan dinyatakan gagal pada akhir
pengobatan (bakteriologis tetap positif)
3. Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat
Pasien yang pernah diobati TB selama 1 bulan
atau lebih dan dinyatakan loss to follow up
selama 2 bulan atau lebih berturut-turut
4. Lain lain (diluar kriteria tersebut )
askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 17
Klasifikasi Pasien TB berdasarkan
Status HIV
1.Pasien TB-HIV(+)  koinfeksi TB-HIV
- Hasil tes HIV (+) sebelumnya atau sedang ART atau
hasil tes HIV(+) pada saat diagnosis TB
2. Pasien TB-HIV(-)
- Hasil tes HIV negatif sebelumnya atau hasil tes
HIV(-) pada saat diagnosis TB
3. Pasien dengan status HIV tidak diketahui

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 18
Klasifikasi pasien TB Berdasarkan
Hasil Pemeriksaan Uji Kepekaan Obat
1. Monoresisten (TB MR):
resisten terhadap salah satu jenis OAT lini 1
2. Poliresisten (TB PR):
Resisten >1 jenis OAT lini 1 selain INH dan RIF secara
bersamaan
3. Multidrug Resistant (TB MDR):
Resisten terhadap INH + RIF dengan atau tanpa OAT lini
1 lainnya
4. Extensive Drug Resistant (TB XDR):
TB MDR + resisten salah satu OAT gol. Flourokuinolon dan minimal
salah satu OAT injeksi lini 2 (kanamisin, amikasin, dan kapreomisin)
5. Resistan rifamfisin (TB RR):
Resisten thd RIF dengan atau tanpa resisten OAT lain yang terdeteksi
menggunakan genotif (tes cepat) atau metode fenotif (konvensional)

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 19
Diagnosis TB Paru pada Dewasa

• Mikros kopis
• Klinis
Bakteriologis
• TCM Klinis
• Biakan • Radiologis

 Pemeriksaan mikroskopis negatif, tidak memilki akses rujukan


(radiologi/TCM/biakan  terapi antibiotika spektrum luas (Non
OAT dan Non kuinolon)  tidak ada perbaikan klinis dan
mempunyai faktor risiko TB  diagnosis sebagai TB Klinis.
 Tidak dibenarkan mendiagnosis TB dengan pemeriksaan
serologis.
 Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan
pemeriksaan foto toraks saja.

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 20
Pengelolaan Sampel Uji untuk Pemeriksaan Laboratorium (1)
Pengelolaan Sampel Uji untuk Pemeriksaan Laboratorium (1)

Sampel uji:
1. Dahak
2. nondahak

1. Sampel Uji Dahak:


 Dikumpulkan ditempat terbuka yang terpajan sinar matahari
 Gunakan pot dahak diameter 5-6 cm, tutup berulir,
 Petugas mendampingi pasien saat mengeluarkan dahak di
fasyankes
 Dahak dikumpulkan Sewaktu dan Pagi (SP) atau Sewaktu dan
Sewaktu (SS) dengan jarak waktu paling cepat 1 jam, dengan
kualitas baik
 Petugas menilai kualitas dahak
 Faskes tidak boleh menunda penegakkan diagnosis
 Pada kasus TB EP dan terdapat kontak TB BTA pos maka harus
diperiksa dahaknya

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 21
BILIK DAHAK ATAU ATM DAHAK

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 22
Pengelolaan Sampel Uji untuk Pemeriksaan Laboratorium (2)
Pengelolaan Sampel Uji untuk Pemeriksaan Laboratorium (2)

Mendapatkan kualitas dahak yang baik:


 Petugas kesehatan memberi penjelasan mengenai

pentingnya pemeriksaan dahak


 Petugas kesehatan memberi penjelasan tentang cara

batuk yang benar


 Dahak yang baik kental berwarna kuning kehijauan

(mukopurulen) dengan volume 3-5 ml. Apabila mutu


dahak tidak memenuhi syarat (air liur), petugas minta
untuk mengulang pengeluaran dahak

Jika tidak ada dahak yang keluar, pot dahak dianggap


sudah terpakai dan harus dimusnahkan sesuai
prosedur keamanan dan keselamatan kerja di
laboratorium TB
askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 23
Pengelolaan Sampel Uji untuk Pemeriksaan
Laboratorium (3)

2. Sampel Uji Nondahak:


 Cairan serebrospinal
 Kelenjar getah bening
 Jaringan lain

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 24
askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 25
Kemenkes RI, 2014, Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis
Skoring TB pada Anak

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 26
askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 27
PENGOBATAN TB
TUJUAN
 Menyembuhkan pasien dan memperbaiki
produktivitas serta kualitas hidup.
 Mencegah terjadinya kematian oleh karena TB
atau dampak buruk selanjutnya.
 Mencegah terjadinya kekambuhan TB
 Menurunkan risiko penularan TB
 Mencegah terjadinya dan penularan TB resistan
obat.

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 28
PRINSIP PENGOBATAN TB (1)
 Prinsip pengobatan TB yang adequat:
 Minimal 4 macam obat, dalam bentuk kemasan KDT/FDC atau
Kombipak
 Dosis yang tepat sesuai BB
 Ditelan teratur dan diawasi PMO (Pengawas Menelan Obat)
sampai selesai pengobatan.
 Pengobatan diberikan dalam dua (2) tahap:
Tahap Awal
 Tujuannya: menurunkan jumlah kuman dan meminimalkan
pengaruh dari sebagian kecil kuman yang mungkin sudah
resistan
Tahap Lanjutan
 Tujuannya: membunuh sisa kuman yang masih ada dalam
tubuh dan mencegah terjadinya kekambuhan
Lama pengobatan TB bergantung klasifikasi pasien TB
askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 29
PRINSIP PENGOBATAN TB (2)
 Sebelum memulai pengobatan dilakukan:
Anamnesis Ulang
 Alergi obat
 Riwayat penyakit terdahulu, seperti: status HIV,
diabetes mellitus, hepatitis, gangguan ginjal
Timbang BB
Identifikasi kontak erat / serumah

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 30
PERSIAPAN PENGOBATAN
 Memastikan data dasar pasien terisi dengan benar
dan terekam dalam sistem pencatatan yang
digunakan.
 Penetapan PMO
 Pemeriksaan adanya penyakit komorbid (HIV, DM)
 Kunjungan rumah dilakukan oleh petugas fasyankes

wilayah (jika diperlukan), untuk memastikan alamat


yang jelas dan kesiapan keluarga untuk mendukung
pengobatan melalui kerjasama jejaring eksternal.
 Pemeriksaan baseline penunjang sesuai dengan

indikasi yang diperlukan.

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 31
JENIS OAT LINI I
Dosis yg Direkomendasikan
Jenis OAT Sifat mg/kg
Harian 3x Seminggu

Isoniasid (H) Bakterisid 5 10

(4-6) (8-12)

Rifampisin (R) Bakterisid 10 10

(8-12) (8-12)

Pirazinamid Bakterisid 25 35

(Z) (20-30) (30-40)

Streptomisin Bakterisid 15  
askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 32
askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 33
JENIS OAT LINI II (1)
GRUP GOLONGAN JENIS OBAT

 Levofloksasin (Lfx)

A Florokuinolon  Moksifloksasin (Mfx)

 Gatifloksasin (Gfx)*

 Kanamisin (Km)

OAT suntik lini  Amikasin (Am)*


B
kedua  Kapreomisin (Cm)

Streptomisin (S)**

 Etionamid (Eto)/Protionamid

(Pto)*
askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 34
JENIS OAT LINI II (2)
GRUP GOLONGA JENIS OBAT
N

 OAT lini  Pirazinamid (Z)

D1 pertama  Etambutol (E)

 Isoniazid (H) dosis tinggi

 OAT baru  Bedaquiline (Bdq)

D2  Delamanid (Dlm)*

 Pretonamid (PA-824)*
D  OAT tambahan  Asam para aminosalisilat

(PAS)
askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 35
Paduan OAT di Indonesia
(sesuai rekomendasi WHO dan ISTC)

a. Kategori 1 : 2(HRZE)/4(RH)
: 2 (HRZE)/4 (RH)3
b. Kategori 2 : 2(HRZES)/(HRZE)/5(RHE)
: 2 (HRZES)/(HRZE)/ 5 (RHE)3
c. TB anak : 2(HRZ)/4(HR) atau :
2HRZE(S)/4-10 HR
d. OAT untuk TB resisten obat (lini kedua):
kanamisin/kapreomisin, levofloksasin,
etionamid, sikloserin, moksifloksasin dan PAS
serta OAT lini 1 (pirazinamid dan etambutol)

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 36
1. PENGOBATAN TB DEWASA (1)
1. Kategori 1: 2(HRZE)/4(HR)3 atau
2(HRZE)/4(HR)
diberikan pada pasien:
 TB paru baru terkonfirmasi
bakteriologis,
 TB paru baru terkonfirmasi klinis,
 TB ekstra paru

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 37
1. PENGOBATAN TB DEWASA (2)
Dosis paduan OAT KDT Kategori 1: 2(HRZE)/4(HR)3

Tahap Awal Tahap Lanjutan


3 kali seminggu selama
Berat Badan tiap hari selama 56 hari
16 minggu
RHZE (150/75/400/275)
RH (150/150)
30 – 37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT
38 – 54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT
55 – 70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT
≥ 71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 38
1. PENGOBATAN TB DEWASA (3)
Dosis paduan OAT Kombipak Kategori 1: 2HRZE/4H3R3
Jumlah
Dosis per hari / kali
Lama hari / kali
Tahap
Tablet Kaplet Tablet Tablet menelan
Pengobat Pengobat
Isoniasid @ Rifampisin Pirazinamid Etambutol obat
an
an 300 mgr @ 450 mg @ 500 mg @ 250 mg

Awal 2 Bulan 1 1 3 3 56
Lanjutan 4 Bulan 2 1 - - 48

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 39
PIRAZINAMIDE

ETHAMBUTOL

INH

OAT KOMBIPAK
askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 40
OAT
KOMPIBAK

OAT KDT

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 41
1. PENGOBATAN TB DEWASA (4)
2. Kategori 2: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 atau
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)E
diberikan pada pasien:
 Kambuh,
 Gagal pengobatan Kategori 1,
 Pengobatan setelah putus berobat
(loss to follow up)

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 42
1. PENGOBATAN TB DEWASA (5)
Dosis paduan OAT KDT Kategori 2: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
Tahap Lanjutan
Tahap Awal tiap hari
3 kali seminggu
Berat Badan RHZE (150/75/400/275) + S
RH (150/150) + E(400)
Selama 56 hari Selama 28 hari selama 20 minggu
2 tab 4KDT 2 tab 2KDT
30-37 kg 2 tab 4KDT
+ 500 mg + 2 tab Etambutol
Streptomisin inj.
3 tab 4KDT 3 tab 2KDT
38-54 kg 3 tab 4KDT
+ 750 mg + 3 tab Etambutol
Streptomisin inj.
4 tab 4KDT 4 tab 2KDT
55-70 kg 4 tab 4KDT
+ 1000 mg + 4 tab Etambutol
Streptomisin inj.
5 tab 4KDT 5 tab 2KDT
≥71 kg 5 tab 4KDT
+ 1000mg + 5 tab Etambutol
Streptomisin inj.  

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 43
SEDIAAN KOMBINASI DOSIS
TETAP(KDT/FDC)

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 44
askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 45
askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 46
PEMANTAUAN KEMAJUAN
PENGOBATAN TB
KATEGORI BULAN PENGOBATAN
PENGOBAT
AN 1 2 3 4 5 6 7 8

Pasien baru
(====) (====) (-------) (-------) (-------) (-------)  
2(HRZE)/
4(HR)ӡ X (X)   X X
apabila apabila apabila
hasilnya BTA hasilnya hasilnya
positif, BTA positif, BTA positif,
dinyatakan dinyatakan dinyatakan
tidak gagal * gagal*.
konversi*
Pasien
(====) (====) (====) (-------) (-------) (-------) (-------) (-------)
pengobatan
ulang X (X) X     X
2(HRZE)S apabila apabila apabila
/(HRZE)/ hasilnya hasilnya hasilnya
5(HR)ӡEӡ BTA positif, BTA positif, BTA
dinyatakan dinyatakan positif,
tidak gagal* dinyatakan
konversi*. gagal*

eterangan ada di modul atau di Permenkes No.67 thn 2016 halaman 90.
askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 47
Pengawasan Langsung Menelan Obat
(DOT = Directly Observed Treatment)

 Pengawas Menelan Obat


 Persyaratan menjadi PMO
 Siapa yang bisa menjadi PMO
 Tugas seorang PMO
 Informasi yang perlu dipahami PMO (untuk
pasien dan keluarganya

“Tugas PMO bukan mengganti kewajiban pasien


mengambil obat dari fasyankes”

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 48
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
◦ KELUHAN UTAMA
 Batuk
 Sesak Nafas
 Penurunan BB
 Keringat malam hari
 Anoreksia
 Kelemahan
 Nyeri dada
 Auskultasi terdapat ronkhi
 Peningkatan suhu tubuh

◦ RIWAYAT PENYAKIT PASIEN


◦ RIWAYAT KONTAK PASIEN TB
◦ RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
◦ LINGKUNGAN

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 49
Pathway Masalah Keperawatan TBC
Mycobacterium tuberculosis
Droplet melalui saluran napas

Alveoli
Pagositosis kuman

Menyebar ke
Torus Primer GOHN Hematogen
organ lain
Pleuritis Lokal Fibrosis
Menyebar kel Limfangitis
limfe
Pecah Mencair Limfadenitis Otak, tulang,
Demam, Erosi dinding ginjal, kulit dll
Keringat Bronkus
Malam hari Gangguan
Kavitasi Bronkus
TB Mengi, Sesak
endobronkial/f Obstruksi parsial napas
Hipertemia istula
Peningkatan bronkus
D0130
sputum
Batuk

Atelektasis Gangguan
Bersihan Jalan Penurunan Pertukaran Gas
Mual Muntah nafas tidak efektif Selera Makan D.0003
Penurunan Suplai Oksigen.
D.0001
Gangguan difusi O2
Defisit Nutrisi
D.0019

Intoleransi Aktivitas
PPNI, 2016. SDKI D.0056
Werdhani, 2011 askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 50
Pengkajian Keperawatan
Aktivitas /Istirahat
Kelelahan umum, kelemahan

Gangguan tidur, keringat pada malam hari

Nutrisi
Anoreksia, Penurunan BB

Psikologis
Rendah diri, Kehilangan peran

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 51
Diagnosa Keperawatan

 Bersihan jalan napas tidak efektif (SDKI)


 Gangguan pertukaran gas (SDKI)
 Defisit Nutrisi (SDKI)
 Hipertemia (SDKI)
 Intoleransi aktivitas (SDKI)
 Resiko tinggi penyebaran infeksi b/d penurunan

pertahanan (proses inflamasi), malnutrisi, terpajan


lingkungan, kurangnya pengetahuan (Doengoes)
 Kurang pengetahuan tentang penyakit, pengobatan

& prognosis b/d kurang lengkapnya informasi,


keterbatasan kognitif (Doengoes)

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 52
INTERVENSI Bersihan jalan nafas tak
efektif
 Kaji fungsi pernafasan ; bunyi nafas,
kecepatan, irama, kedalaman dan
penggunaan otot Bantu pernafasan
 Ajarkan pasien latihan nafas dalam dan
batuk efektif
 Lakukan postural drainage
 Berikan posisi semi fowler
 Lakukan suction bila perlu
 Pertahankan masukan cairan 2500 cc/hari
 Kolaborasi dalam pemberian obat
mukolitik, bronkodilator

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 53
INTERVENSI Gangguan pertukaran gas
 Monitor adanya dispnea, takipnea, sianosis
 Monitor tanda-tanda vital
 Batasi aktivitas klien & Bantu dalam
pemenuhan kebutuhannya
 Kolaborasi dalam pemeriksaan AGD
 Kolaborasi dalam pemberian Oksigen

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 54
Intervensi Defisit Nutrisi
 Monitor intake & output klien
 Monitor makanan yang disukai & tidak
disukai oleh klien
 Monitor perubahan berat badan
 Anjurkan keluarga untuk membawa
makanan yang disukai oleh klien
 Anjurkan untuk makan sedikit tapi sering
 Kolaborasi dalam pemberian diet TKTP
 Kolaborasi dalam pemeriksaan kadar
Protein serum & albumin

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 55
Intervensi Hipertermia
 Kompres hangat
 Monitor suhu tubuh
 Gunakan pakaian yang menyerap keringat
 Atur suhu lingkungan
 Minum sedikitnya 50 ml per kgBB/hari
 Kolaborasi obat antipiretik

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 56
Intervensi intoleransi aktivitas
 Manajemen energi
 Latih secara bertahap aktivitas
 Monitor tanda vital sebelum dan sesudah

aktivitas
 Atur periode istirahat dan aktivitas

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 57
INTERVENSI Resiko Penyebaran
Penyakit
 Anjurkan klien pada waktu bersin/batuk
menggunakan tissue
 Identifikasi orang lain yang beresiko
 Tekankan pentingnya pengobatan
 Beritahu pasien hal yg menyebabkan
penularan
 Sering mencuci tangan
 Sediakan tempat pot sputum tertutup

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 58
INTERVENSI Resiko Penyebaran
Penyakit
 Monitor kepatuhan minum obat dengan hitung
obat yang diminum dan obat yang tersisa dalam
kemasan
 Dokumentasikan setiap obat yang diminum pada
lembar pengobatan.
 Kolaborasi Pengobatan OAT
2(HRZE)/4(HR)3
 Pemberian obat Isoniazid, Rifampicin, Pyrazinamid
dan Ethambutol dengan dosis 1x sehari selama 2
bulan dan dilanjutkan dengan Isoniazid &
Rifampicin 3 x semingggu selama 4 bulan

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 59
INTERVENSI Kurang Pengetahuan
Tentang Penyakit
 Kaji tingkat pengetahuan klien tentang
penyakitnya
 Beritahukan pada klien gejala-gejala yang
harus dilaporkan
 Tekankan pentingnya mempertahankan diet
TKTP
 Jelaskan tentang dosis obat, dan frekuensi
pengobatan
 Beritahukan pasien efek samping dari
pengobatan
 Berikan instruksi dan informasi tertulis khusus
pada pasien

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 60
SOAL HOMEWORK
 JELASKAN PATOGENESIS TBC

 JELASKAN KRITERIA SESEORANG DIDIAGNOSIS TB? BUAT ALUR


DIAGNOSIS PARU PADA ORANG DEWASA

 JELASKAN JENIS DAN DOSIS OAT?

 JELASKAN PRINSIP PENGOBATAN TB TAHAP INTENSIF DAN TAHAP


LANJUT

 JELASKAN OAT KTD (KATEGORI 1, 2 ) SERTA INDIKASI PEMBERIANNYA?

 JELASKAN PATWAY MASALAH KEPERAWATAN

 JELASKAN INTERVENSI KEPERAWATAN

Carilah jawaban pada pertanyaan diatas dengan membaca bahan


ajar(PPT) yang diberikan

askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 61
PEDOMAN PENGENDALIAN TUBERKULOSIS NASIONAL
2014 DAN PP NO 67 2016 TENTANG
PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
WHO UPDATE 2017

Sumber: Kemenkes RI, 2014


askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 62
askeptbckmb1mayusefsukmana 08/19/2020 63

Anda mungkin juga menyukai