Anda di halaman 1dari 22

TB PARU

Oleh: Minggu 1

Pembimbing: dr. Miniartiningsih


Sam,M.Kes, Sp.A
PENDAHULUAN
• Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan di dunia
• Setiap tahun diperkirakan 9 juta kasus TB baru ditemukan, 1 juta kasus
diantaranya adalah dengan anak usia kurang dari 15 tahun
• Namun pada anak, diagnosis pasti TB sulit ditegakkan
• TB anak yang tidak mendapat pengobatan yang tepat akan menjadi
sumber infeksi TB pada saat dewasa
DEFINISI
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit akibat infeksi kuman Mycobacterium
tuberculosis
Kuman Mycobacterium tuberculosis ditularkan melalui percikan udara
(respiratory droplets) dan mengering menjadi droplet nuclei
EPIDEMIOLOGI

Negara Berkembang 2018 → 47.618 kasus (8,4%)


• 1,3 juta kasus baru → usia <
15tahun
450.000 anak meninggal → akibat
TB
ETIOLOGI
TB disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis
kompleks

Kuman Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri


pleomorfik, batang gram positif lemah dan tahan asam
KLASIFIKASI
Lokasi Status
Anatomi HIV
•TB Paru •HIV Positif
TB Ekstra Paru HIV Negatif
Status HIV tidak diketahui

Riwayat Pengobatan Hasil Pemeriksaan


Sebelumnya Uji Kepekaan Obat
•Pasien baru TB •Mono Resistan
Pasien yang pernah diobati TB Poli Resistan
Pasien yang riwayat pengobatan Multi Drug Resistan
sebelumnya tidak diketahui Extensive Drug Resistan
Resistan Rifampisin
FAKTOR RESIKO

Resiko Infeksi TB Resiko Sakit TB


• Kontak TB positif • Usia
• Daerah endemis • Infeksi baru (Uji
• Kemiskinan Tuberkulin 1 tahun
• Lingkungan yang tidak terakhir)
sehat • Malnutrisi
• Tempat penampungan • Imunokompromains
umum yang banyak • Sosio-ekonomi yang
terdapat pasien TB dewasa rendah
aktif • Penghasilan yang kurang
• Kepadatan hunian
• Pendidikan yang rendah
• Kurangnya dana untuk
pelayanan masyarakat
PATOGENESIS
*
Catatan:
1. Penyebaran hematogen umumnya terjadi secara
sporadik (occult hematogenic spread). Kuman TB
kemudian membuat fokus koloni di berbagai
organ dengan vaskularisasi yang baik. Fokus ini
berpotensi mengalami reaktivasi di kemudian
hari.
2. Kompleks primer terdiri dari fokus primer,
limfangitis, dan limfadenitis regional.
3. TB primer adalah kompleks primer dan
komplikasinya.
4. TB pasca primer terjadi dengan mekanisme
reaktivasi fokus lama TB (endogen) atau reinfeksi
(infeksi sekunder) oleh kuman TB dari luar
(eksogen), ini disebut TB tipe dewasa (adult type
TB).
GEJALA KLINIS
SISTEMIK
Batuk lama ≥2 minggu, batuk bersifat non-
remitting (tidak pernah reda atau intensitas
semakin lama semakin parah) dan sebab lain
batuk telah dapat disingkirkan.
Demam lama (≥2 Lesu atau malaise,
minggu) dan/atau anak kurang aktif
berulang tanpa sebab bermain
yang jelas

Berat badan turun Gejala-gejala tersebut


atau tidak naik dalam menetap walau sudah
2 bulan sebelumnya diberikan terapi yang
atau terjadi gagal adekuat.
tumbuh (failure of
thrive)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Uji Tuberkulin Serologis
1 TB (+) jika diameter ≥ 10 mm 4 PAP TB, Mycodot,
Immunochromatographic test (ICT)
Masih dalam taraf penelitian
Uji Interferon (IGRA)
2 TB (+) jika Uji IGRA (+) Mikrobiologis
Radiologis 5 Pemeriksaan BTA

3 Pembesaran kelenjar hilus atau


paratrakeal, konsolidasi
Pemeriksaan biakan kuman M.
tuberculosis
Pemeriksaan PCR
segmental/lobar, efusi pleura, Patologi Anatomi
milier, atelektasis, kavitas,
kalsifikasi dengan infiltrat,
6 Granuloma kecil, perkejuan atau
area nekrosis kaseosa ditengah
tuberkuloma granuloma, dan sel datia
langhans
DIAGNOSIS
TB ANAK
PETUNJUK WHO
DIAGNOSIS TB ANAK
Sistem Skoring

• Diagnosis dengan sistem scoring ditegakkan oleh dokter


• Bila dijumpai gambaran milier atau skofuloderma,
langsung didiagnosis TB
• Berat badan dinilai saat pasien datang (moment opname)
• Demam dan batuk tidak memiliki respons terhadap terapi
baku
• Gambaran sugestif TB, berupa: pembesaran kelenjar hilus
atau paratrakeal dengan/tanpa infiltrat; konsolidasi
segmental/lobar; kalsifikasi dengan infiltrat; atelektasis;
tuberkuloma. Gambaran milier tidak dihitung dalam skor
karena diperlakukan secara khusus
• Diagnosis kerja TB anak ditegakkan bila jumlah skor ≥ 6
(skor maksimal 13)
-Nutrisi
TATALAKSANA
- Pemantauan dan
hasil evaluasi TB
anak
NON MEDIKAMENTOSA

MEDIKAMENTOSA

- Terapi
(pengobatan)
- Profilaksis
TATALAKSANA
Pengobatan TB Anak
Dosis harian Dosis
Nama obat (mg/kgBB/h maksimal Efek samping
Fase Fase ari) (mg/hari)
Kategori Diagnostik
Intensif Lanjutan
Hepatitis, neuritis perifer,
Isoniazid (H) 10 (7-15) 300
TB Klinis hipersensitifitas
TB Kelenjar
2HRZ 4HR Gangguan gastrointestinal,
Efusi Pleura TB reaksi kulit, hepatitis,
Rifampisin trombositipenia,
TB Terkonfirmasi Bakteriologis 15 (10-15) 600
(R) peningkatan enzim hati,
TB Paru dengan kerusakan luas cairan tubuh berwarna
TB Ekstraparu (selain TB oranye kemerahan
2HRZE 4HR
meningitis dan TB
Pirazinamid Toksisitas hepar, artralgia,
Tulang/Sendi) 35 (30-40) -
(Z) gangguan gastrointestinal
TB Tulang/Sendi
Neuritis optik, ketajaman
TB Milier mata berkurang, buta
2HRZE 10HR
TB Meningitis Etambutol (E) 20 (15-25) - warna merah hijau,
hipersensitifitas, gangguan
gastrointestinal
TATALAKSANA
Pengobatan TB Anak

Berat badan 2 bulan 4 bulan


(kg) RHZ (75/50/150) RH (75/50)
5-7 1 tablet 1 tablet
8-11 2 tablet 2 tablet
12-16 3 tablet 3 tablet
23-30 4 tablet 4 tablet
BB >30 diberikan 6 tablet atau menggunakan KDT dewasa

Dosis OAT KDT Anak


TATALAKSANA
Nutrisi

 Malnutrisi berat meningkatkan risiko kematian pada anak dengan TB.


 Penilaian status gizi harus dilakukan secara rutin selama anak dalam
pengobatan.
 Penilaian dilakukan dengan mengukur berat, tinggi, lingkar lengan atas
atau pengamatan gejala dan tanda malnutrisi seperti edema atau muscle
wasting
TATALAKSANA
Pemantauan Pengobatan

 Pasien TB anak harus dipastikan minum obat setiap hari secara teratur
oleh pengawas minum obat (PMO).
 Orang tua merupakan PMO terbaik untuk anak.
 Pasien TB anak sebaiknya dipantau setiap 2 minggu selama fase intensif,
dan sekali sebulan pada fase lanjutan.
TATALAKSANA
Hasil Akhir Pengobatan
Hasil
Definisi
pengobatan
Pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis positif pada awal pengobatan yang hasil
Sembuh pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan dan pada salah satu pemeriksaan sebelumnya
menjadi negatif
Pasien TB yang telah menyelesaikan pengobatan secara lengkap dimana pada salah satu pemeriksaan
Pengobatan
sebelum akhir pengobatan hasilnya negatif namun tanpa ada bukti hasil pemeriksaan bakteriologis
lengkap
pada akhir pengobatan
Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada bulan kelima
Gagal atau lebih selama pengobatan atau kapan saja apabila selama dalam pengobatan diperoleh hasil
laboratorium yang menunjukkan adanyan resistensi OAT
Meninggal Pasien TB yang meninggal oleh sebab apa pun sebelum memulai atau sedang dalam pengobatan
Putus Obat
Pasien TB yang tidak memulai pengobatannya atau yang pengobatannya terputus selama 2 bulan terus
(loss to follow-
menerus atau lebih
up)
Pasien TB yang tidak diketahui hasil akhir pengobatannya. Termasuk dalam kriteria ini adalah “pasien
Tidak
pindah (transfer out)” ke kabupaten/kota lain dimana hasil akhir pengobatannya tidak diketahui oleh
dievaluasi
kabupaten/kota yang ditinggalkan
PENCEGAHAN

Pengontrolan TB Imunisasi BCG


Penemuan kasus dan Imunisasi BCG diberikan
pengobatan yang pada usia sebelum 2 bulan
mengintervensi penularan Pencegahan
sekunder penyakit Penularan Kemoprofilaksis
Pencegahan penularan pada Isoniazid 5-10 mg/kgBB/hari
sarana kesehatan melibatkan dosis tunggal selama 6 bulan
ventilasi udara yang baik di (primer) atau sampai 12 bulan
sekitar sumber kasus (sekunder)
KOMPLIKASI
KOMPLKASI DINI
Efusi Pleura
Pleuritis
Empiema
KOMPLIKASI LANJUT
Obstruksi Jalan Napas
Kanker Paru
Kor-Pulmonal
PROGNOSIS
Pada umumnya, prognosis tuberkulosis pada bayi,
anak, dan remaja baik jika dikenali sejak dini dan
pengobatan yang efektif.
Pada sebagian besar anak dengan TB paru, penyakit
akan sembuh total dan hasil radiologis menjadi normal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai