DEMAM TIFOID
Pembimbing:
dr. Ma’mun, Sp. PD. M. Sc
(Rahmasari, 2018).
EPIDEMIOLOGI
Demam tifoid merupakan penyakit endemik di Indonesia yang
termasuk penyakit menular yang tercantum dalam undang-undang
no 6 tahun 1992 tentang wabah.
Salmonella paratyphi
01 02
03 04
05 06
Jamban yang belum memenuhi syarat
Tidak imunisasi tifoid
(Kemenkes, 2010).
MANIFESTASI KLINIK
Masa inkubasi demam tifoid berlangsung antara 10-14
hari
Minggu 1 Minggu 2
Demam naik Demam
perlahan terutama Bradikardi relative
(Tanto, 2014)
sore hari Lidah kotor
Nyeri kepala Hepatosplenomegali
Anoreksia Meteorismus
Obstipasi Gangguan mental
Diare Roseola (jarang)
Mual muntah
Rasa tdk nyaman di
perut
batuk
PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI
Mekanisme infeksi Salmonella Typhi .
TATALAKSANA
• Mencegah komplikasi
Tirah • Mempercepat kesembuhan
baring dan
perawatan
Cefixime Mekanisme menghambat sintesis dinding sel mikroba. Dosis oral 15-20 mg/kg/hari untuk orang
dewasa
Tiamfenikol Mekanisme menghambat sintesis protein sel mikroba. Dosis 4x500 mg
Kloramfenikol Mekanisme menghambat sintesis protein sel mikroba. Dosis per oral pada anak usia 1-12 tahun 100
mg/kg/hari dalam 3 dosis terbagi, pada usia mulai dari 13 tahun 3 gram/hari dalam 3 dosis terbagi
Amoksisilin Mekanisme menghambat sintesis dinding sel mikroba. Dosis peroral pada dewasa 3 gram/hari dalam
3 dosis terbagi, sedangan anak-anak 75-100 mg/kg/bb dalam 3 dosis terbagi.
Ceftriaxone Mekanisme menghambat sintesis dinding sel mikroba. Dosis 75 mg / hari; maksimum 2,5 g / hari)
setiap hari selama 5 hari
ANTIBIOTIK DEMAM TIFOID TANPA KOMPLIKASI
(Nelwan, 2012)
ANTIBIOTIK DEMAM TIFOID BERAT
KOMLIKASI
1
serta fecal carrier terjadi pada kurang dari 4%.
(Nelwan, 2012)
KOMPLIKASI
Ekstraintestinal
Intestinal (syok, miokarditis,
(Perforasi usus, tromboflebitis,
perdarahan usus, trombositopenia,
ileus paralitik) pneumonia,
hepatitis, dll)
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
ANAMNESIS FISIK PENUNJANG
Keluhan demam Demam, a. Pemeriksaan
bertahap, pada bradikardi darah perifer
minggu pertama, relative, lidah b. Uji Widal
lalu menetap pada kotor,
minggu kedua. hepatomegali, c. Uji Tubex
Demam terutama splenomegali, d. Uji Typhidot
sore/malam hari. nyeri abdomen,
roseolae. e. Pemeriksaan
Keluhan lain Dipstik
yang dirasakan f. Pemeriksaan
seperti nyeri bakteriologis
kepala, nyeri otot, dengan isolasi
anoreksia, mual, dan biakan
muntah, diare. kuman
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Uji Widal
Darah perifer
Uji Tubex
Tujuannya untuk menentukan adanya aglutinin Tujuan : untuk mendeteksi serum
leukopenia/normal/leukositosis, dalam serum penderita yang diduga menderita antibodi IgM terhadap antigen O9
anemia ringan, trombositopenia, demam tifoid. Interpretasi hasil uji Widal : LPS yang sangat spesifik terhadap
peningkatan laju endap darah, bakteri Salmonella Typhi.
peningkatan sgot/sgpt. O >> 160 Infeksi akut
Interpretasi:
H >> 160 Pernah imunisasi atau
<2 Nilai negative
pernah menderita infeksi
3 Memerlukan pemeriksaan ulang
Agglutinin tinggi Carier
4-5 Positif lemah
terhadap antigen vi
>6 Positif (indikasi kuat)
positif apabila didapatkan reaksi Khusus mendeteksi igM spesifik Positif: demam tifoid,
dengan intensitas yang sama pada serum, mudah dan cepat, Negatif: tidak
dengan atau lebih besar dari reaksi akurat jika pemeriksaan setelah 1 menyingkirkan diagnosis
kontrol, terlihat pada kertas saring minggu gejala
komersial yang telah disiapkan
Demam tifoid merupakan salah satu penyakit infeksi
sistemik yang menjadi masalah dunia. Dignosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang. Pengobatan meliputi
tirah baring dan perawatan, diet dan pemberian
antibiotik.
KESIMPULAN
THANKS