DASAR TEORI
TUBERKULOSIS
PATOGENESIS
Destruksi makrofag
Diagnosis
Petunjuk diagnosis TB dapat dilihat pada skema bagan diatas
a. Dicurigai tuberkulosis
1. Anak sakit dengan riwayat kontak penderita tuberkulosis dengan
diagnossi Pasti (BTA positif)
2. Anak dengan :
- Keadaan klinis tidak membaik setelah menderita campak atau batuk
rejan
- Berat badan menurun, batu dan mengi yang tidak membaik dengan
pengobatan antibiotik untuk penyakit pernafasan
- Pembesaran kelenjar superfisialis yang tidak sakit
b. Mungkin Tuberkulosis
- Uji tuberkulin positif (10mm/lebih)
- Foto rongten paru segestif tuberkulosis
- Respons yang baik pada pengobatan dengan OAT
c. Pasti Tuberkulosis
Ditemukan basil tuberkulosis pada pemeriksaan langsung atau biakan.
Identifikasi Mycrobacterium tuberculiosis pada karakteristik biakan
Pemeriksaan Penunjang
Pembacaan hasil uji tuberkulin dilakukan setelah 48-72 jam, dengan hasil
positif bila terdapat indurasi diameter lebih dari 10 mm, meragukan bila 5-9 mm. Uji
tuberkulin bisa diulang setelah 1-2 minggu. Pada anak yang telah mendapat BCG,
diameter indurasi 15 mm keatas baru dinyatakan positif, sedangkan pada anak kontak
erat dengan penderita TB aktif, diameter indurasi > 5 mm harus dinilai positif.
Anergi disebabkan oleh keadaan infeksi berat, pemberian imunosupreasn, penyakit
keganasan (leukimia), dapat pula oleh gizi buruk, morbili, varisela dan penyakit
infeksi lain.
Gambaran radiologis yang dicurigai TB adalah pembesarabn kelenjar hilus,
paratrakeal dan mediastinum, ateletasis, konsilidasi, efusi pluera, kavitas dan
gambaran milier.
Bakteriologis bahan biakan kuman TB diambil dari bilasan lambung, namun
memerlukan waktu cukup lama. Saat ini tenagh dikembangkan metode baru untuk
biakan kuman yaitu Bactec
Serodiagnosis, beberapa diantaranya dengan cara ELISa (Enzym linked
immnunoabsorbent assay) untuk mendeteksi antibodi atau uji perioxidase anti
perioxidase (PAP) untuk menentukan igG spesifik.
Teknik biomolekular, merupakan pemeriksaan sensitif dengan mendeteksi DNS
spesifik yang dilakukan dengan metode PCR (Polymerase chain reaction)
Uji serodiagnosis maupun biomolekular belum dapat membedakan TB aktif atau
tidak.
Penatalaksanaan
Regeimen dasar pengobatan TB adalah kombinasi INH dan RIF selama 6
bulan dengan PZA pada 2 bulan pertama. Pada TB berat dan ekstrapulmonal
biasanya pengobatan dimulai dengan kombinasi 4-5 obat selama 2 bulan (ditambah
EMB dan streptomisin), dialnjutkan dengan INH dan RIF selama 4-10 bilan sesuai
perkembangan klinis.
Pada meningitis TB, perikarditis, TB miler dan efusi pleura diberikan
kortikosteroid, yaitu predinison 1-2 mg/Kg BB/haru selama 2 minggu, diturunkan
perlahan (tapering off) sampai 2-6 minggu
Kemoprofilaksis
Kemoprofilaksis primer diberikan pada anak yang belum terinfeksi (uji
tuberkulin negatif).
Nama Dosis (mg/kgBB/Hr Komplikasi
Isoniazid (INH) 5-15 (300 mg) Hepatitis, neuritis perifer,
hipersenitif
Rifampisin (RIF) 10-20 (600 mg) Gastrointestinal, erupsi
kulit, hepatitis,
trombositopenia, cairan
tubuh warna oranye
Pirazinamid (PZA) 25-35 (2gram) Hepatotoksik, artralgia,
Streptomisin gastrointestinal
(Harus Parenteral) 15-40 (1gram) Ototoksik, nefritoksik
Etambutol (EMB) 15-25 (1 gram) Neuritis optik, ketajaman
mata berkurang, buta
warna merah hiaju,
hipersensitif,
Gastrointestinal
Catatan : Dosis dalam kurung adalah dosis maksimal per hari
Tetapi kontak dengan penderita TB aktif. Obat yang digunakan adalah INH
5-10 mg/KgBB/ hari selama 2-3 bulan.
Kemoprofilaksis sekunder diberikan pada anak dengan uji tuberkulin positif,
tanpa gejala klinis, dan foto paru normal, tetapi memiliki faktor resiko menjadi TB
aktif. Golongan ini adalah balita yang mendapat pengobatan kortikosteroid
atauimunosupresan lain, penderita penyakit keganasan, terinfeksi virus HIV morbili),
gizi buruk, masa akil balik, atau terinfeksi baru TB, konversi uji tuberkulin kurang
dari 12 bulan. Obat yang digunakan adalah INH 5-110mg/kgBB/haru selama 6-12
bulan.