Anda di halaman 1dari 27

TB Anak

dr. Agus Tusino., MSc., Sp.A


Maret 2019
Gambaran Umum
 Indonesia 5 besar kasus TB terbanyak di dunia
 TB anak terjadi pada anak usia 0-14 tahun
 Proporsi kasus TB anak bervariasi antara 1,2% sampai
17,3%
 Penyebab: mycobacterium tuberculosis
 Penularan melalui droplet/percikan
 Faktor risiko penularan TB: tingkat penularan, lama
pajanan dan daya tahan tubuh
 TB BTA positif mempunyai risiko penularan lebih
besar daripada negatif
Gambaran Umum
 Port d’entree: 98% melalui paru
 Masa inkubasi 2-12 minggu, rata2 4-8 minggu
 Kuman TB dapat hidup di kelenjar limfe selama
bertahun2 tanpa gejala
 Penyebaran hematogen ke berbagai organ akan membentuk
fokus koloni yg berpotensi reaktivasi
 Kompleks primer di paru: fokus primer, limfangitis,
limfadenitis regional
 TB primer pada anak: kompleks primer dan komplikasinya
 TB pasca primer pada dewasa
Inhalasi Mycobacterium tuberculosis

Fagositosis oleh
Kuman mati
makrofag alveolus paru

Kuman hidup
berkembang biak Masa inkubasi
Pembentukan fokus primer (2-12 minggu)
Penyebaran limfogen
Penyebaran hematogen

Uji tuberkulin (+) Kompleks primer


Terbentuk imunitas seluler spesifik

Sakit TB Infeksi TB
Komplikasi kompleks primer
Komplikasi penyebaran hematogen
Komplikasi penyebaran limfogen Imunitas optimal

Meninggal
Imunitas turun
Reaktivasi / reinfeksi

Sembuh Sakit TB

Gambar 1. patogenesis tuberkulodid (dibuat berdasarkan beberapa sumber)


Penemuan TB Anak
 Penemuan pasif: anak yang mempunyai gejala datang
ke fasyankes
 Penemuan aktif: melalui investigasi kontak erat
dengan pasien TB menular
Gejala TB Anak
Gejala sistemik/umum
 BB turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya
 Demam lama (≥2 minggu) dan atau berulang tanpa
sebab yg jelas
 Batuk lama ≥2 minggu, tidak pernah reda makin
lama makin parah, tidak membaik dg antibiotik atau
anti asma
 Lesu, anak kurang aktif bermain
Gejala TB Anak
Gejala khusus terkait organ
a. TB kelenjar
Biasanya di daerah leher, tidak nyeri, kenyal,
multiple/banyak dan kadang saling melekat
Ukuran besar (lebih dari 2x2 cm)
Tidak respon antibiotik
Bisa terbentuk rongga
Gejala TB Anak
Gejala khusus terkait organ
b. TB sistem saraf pusat
c. TB sistem skeletal
d. TB mata
e. TB kulit
f. TB organ lain: peritonum, ginjal, dll
Kalender perjalanan penyakit Tuberkulosis primer

Kompleks Primer
Sebagian besar
sembuh sendiri Erosi Bronkus TB Tulang
(3-24 bulan) (3-9 bulan) (dalam 3 tahun)
Pleural effusion Meningitis TB Ginjal
(3-6 bulan TB Milier (setelah 5 tahun)
(dalam 12 bulan)
INFEKSI

HIPERSENSIVITAS KEKEBALAN

1 tahun
2-12 minggu
(6-8 minggu)
Risiko tertinggi untuk

Risiko menurun
Komplikasi Lokal dan Diseminasi
Pemeriksaan diagnosis
1. Pemeriksaan bakteriologis melalui pemeriksaan
sputum, pada anak sulit dilakukan sehingga tidak
secara rutin dilakukan
2. Pemeriksaan penunjang:
 uji tuberkulin/mantoux test
 foto toraks
DIAGNOSIS
Pasti : M. Tuberkulosis
Sulit :
 Pengambilan sampel
 Jumlah Kuman Sedikit

Diagnosis Kerja :
 Klinis, Radiologis (Tidak Spesifik)
 Tuberkulin
 Laboratorium lain
Foto Rontgen :
 Rontgen tidak khas kecuali Milier
“BP, KP belum dpt disingkirkan, proses spesifik masih
mungkin” ??
 Non sugestif : infiltrat minimal (flek paru)
 Sugestif :
 Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal
dgn/tanpa infiltrat
 Konsolidasi segmental / Lobar
 Milier
 Kalsifikasi
 Bronkiektasis
 Kavitas
 Efusi pleura,
 destroyed lung
Foto Rontgen :
 PA & LATERAL
 Rontgen Paru tidak jelas – CT Scan thoraks
Uji Tuberkulin
Positif Negatif
1. Infeksi TB alamiah 1. Tidak ada infeksi TB
a. Infeksi TB tanpa sakit 2. Masa inkubasi infeksi TB
b. Infeksi TB dan sakit TB 3. Anergi
c. Pasca terapi TB
2. Imunisasi BCG (Infeksi
buatan)
3. Infeksi M. Atipik / M.
Leprae
Petunjuk WHO untuk Diagnosis Tuberkulosis Anak

a. Dicurigai Tuberkulosis
 Anak sakit dengan riwayat kontak penderita
tuberkulosis dengan diagnosis pasti
 Anak dengan :
 Keadaan klinis tidak membaik setelah menderita
campak atau batuk rejan
 Berat badan menurun, batuk dan mengi yang
tidak baik dengan pengobatan untuk penyakit
pernapasan
 Pembesaran kelenjar superfisial yang tidak sakit
Petunjuk WHO untuk Diagnosis Tuberkulosis Anak

b. Mungkin Tuberkulosis
Anak yang dicurigai tuberkulosis ditambah :
 Uji tuberkulin positif (10 mm atau lebih)
 Foto rontgen paru sugestif tuberkulosis
 Respons yang baik pada pengobatan dengan
OAT

c. Pasti Tuberkulosis (confirmed TB)


 Ditemukan hasil tuberkulosis pada pemeriksaan
langsung atau biakan
 Identifikasi Mycobacterium tuberculosis pada
karakteristik biakan
Sistem Skoring Diagnosis TB Anak
Parameter 0 1 2 3
Kontak TB Tidak jelas Laporan keluarga BTA (+)
(BTA negatif atau
tidak jelas)
Uji tuberkulin Negatif Positif (=10mm,
atau = 5 mm pada
keadaan
imunosupresi)
Berat BB/TB<90% atau Klinis gizi buruk atau
badan/keadaan BB/U<80% BB/TB <70% atau
gizi BB/U<60%

Demam tanpa > 2 minggu


sebab jelas
Batuk = 3 minggu
Pembesaran > 1cm, jumlah .1,
gelenjar limfe kolli, tidak nyeri
aksila, inguinal
Pembengkakan Ada pembengkakan
tulang / sendi
panggul, lutut,
falang
Foto toraks Normal/ Gambaran sugestif
kelahiran tidak TB*
Catatan :
jelas
• Diagnosis dengan sistem skoring ini ditegakan oleh dokter.
• Bila dijumpai gambaran milier atau skrofuloderma, langsung didiagnosis TB.
• Berat badan dinilai saat datang (moment opname)
• Demam dan batuk tidak ada respons terhadap terapi sesuai baku
• Foto toraks bukan alat diagnostik utama pada TB anak
ALUR DIAGNOSIS
DIAGNOSIS
Tatalaksana
 Jika skor total ≥ 6 diagnosis TB -> OAT
 Jika skor < 6 dengan uji tuberkulin positif atau
kontak erat -> diagnosis TB -> OAT
 Jika skor <6 uji tuberkulin negatif atau tidak ada
kontak erat-> observasi gejala 2-4 minggu bila
menetap evaluasi kemungkinan TB
Tatalaksana
 Medika Mentosa
 Penataan Gizi
 Lingkungan : TB anak tidak menular
TB dewasa ! (sentrifetal – sentrifugal)

Obat utama ( first line ) :


INH,ripamfisin,PZA,ETB,Strep
Obat lain ( second line ) :
RAS, viomisin, siklosepin, etionamid, kanamisin ,
kapriomisin
Tabel 1.Obat antituberkulosis yang biasa dipakai dan dosisnya
Nama obat Dosis harian Dosis maksimal Efek samping
(mg/Kg BB/hari) (mg per hari)

Isoniazid 5 – 15* 300 Hepatiis, neurit is


perifer,
hipersensitivitas
Rifampisin** 10 – 20 600 Gastrointestinal,
hepatitis,
peningkatan enzim
hati, cairan tubuh
oranye kemerahan
Pirazinamid 15 – 30 2000 Toksitas hati,
artralgia,
gastrointestinal
Etambutol 15 – 20 1250 Neuritis optik,
ketajaman mata
berkurang, buta
warna merah –
hijau
Streptomisin 15 – 40 1000 Ototoksik,
nefrotoksik
**Rifampisin tidak boleh diracik dalam satu puyer dengan OAT lain, bioavailabilitas terganggu
Tabel 2. Dosis kombinasi pada TB anak

Berat badan (kg) 2 bulan 4 bulan

RHZ (75/50/150 RHZ (75/50 mg)


mg)
5–9 1 tablet 1 tablet

10 – 14 2 tablet 2 tablet

15 – 19 3 tablet 3 tablet

20 – 32 4 tablet 4 tablet

Catatan
• Bila BB > 33 Kg, dosis di sesuaikan dengan tabel 1 (perhatikan dosisi maksimal).
• Bila BB < 5 kg sebaiknya dirujuk ke RS.
• Obat Tidak Boleh diberikan setengah dosis tablet.
• Anak dengan BB antara 9 – 10 diberikan 1 tablet.
Evaluasi Terapi
 Penting : Keadaan Klinis
 Rontgen hanya penunjang
“Kritisi : status quo ante , bertambah buruk”
 Tuberkulin tes : (+) tetap (+)
 LED tidak spesifik
Strategi DOTS atas 5 komponen (WHO) :
1. Komitmen politis pada para pengambil keputusan,
termasuk dukungan dana.
2. Diagnosis TB dengan pemeriksaan dahak secara
mikroskopis*
3. Pengobatan dengan panduan OAT jangka pendek
dengan pengawasan langsung oleh Pengawas
menelan obat (PMO).
4. Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek
dengan mutu terjamin.
5. Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk
memudahkan pemantauan dan evaluasi program
penanggulangan TB.*

Masalah :
Poin 2 : Sulit ( ganti Tuberkulin ? )
Poin 5 : Format > 15 th ( < 15 th ? )
PENCEGAHAN
 Imunisasi BCG
 Kemoprofilaksis
INH 5-20 mg/kg bb/hari
Primer : cegah infeksi, kontak tidak aktif (BTA -)
Sekunder : cegah aktifitas infeksi (Mt + ,klinis & rontgen -)
Balita
Morbili
Varisela
Pertusis
Imunosupresi lama
 Hindari kontak
 Diagnosis/obati kasus TB dengan benar (DOTS)
Matur Nuwun

Anda mungkin juga menyukai