Anda di halaman 1dari 32

LIMFADENITIS TB dr.

arlin chyntia dewi


PENDAHULUAN

Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis.
Di Indonesia TB merupakan masalah utama dalam jaringan kesehatan masyarakat.
TB dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu TB paru dan TB di luar paru.
Limfadenitis yang lebih dikenal dengan TB kelenjar getah bening termasuk salah satu
penyakit di luar paru (TB ekstra paru).
IDENTITAS

No RM
1335
Usia
18 tahun
Nama
Nn. G
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang mengeluh terdapat beberapa benjolan pada leher sejak 1 bulan sebelum datang
ke puskesmas. Benjolan awalnya timbul pada bagian rahang kanan, berukuran kecil seukuran
kelereng namun semakin lama membesar dan mulai terasa sedikit nyeri. Benjolan pun bertambah
pada bagian leher kanan bawah dan leher kiri namun tanpa nyeri. Nyeri menelan disangkal
pasien.
Keluhan batuk juga dikeluhkan sejak 1 bulan yang lalu, dahak kental berwarna kuning terkadang
hijau, tanpa darah. Badan terasa meriang, demam tinggi disangkal. Nafsu makan dikatakan agak
menurun selama 2 minggu terakhir. Keringat malam terkadang dikeluhkan pasien, pasien tidur
menggunakan AC. Penurunan berat badan disangkal pasien. Sesak nafas disangkal pasien. BAK
dan BAB normal.
Di lingkungan pasien, pasien tidak tahu apakah ada yang sedang dalam pengobatan Tuberkulosis
paru. Pasien tidak merokok dan tidak ada riwayat alergi. Pasien tidak pernah menggunakan obat
obatan terlarang.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit Pasien sudah berobat ke puskesmas
sebelumnya. Untuk riwayat penyakit kronis kecamatan dua kali sebelumnya,
disangkal pasien. Pasien tidak pernah dengan keluhan benjolan dan batuk
menjalani pengobatan Tb paru sebelumnya. pilek. Pasien diberikan obat antibiotik
Amoksisilin, obat batuk Ambroxol.
Keluhan benjolan tidak ada perubahan
dan batuk masih dikeluhkan pasien.
RIWAYAT KELUARGA RIWAYAT SOSIAL
Tidak ada keluarga pasien yang sedang Pasien masih berstatus mahasiswi dan
atau pernah menjalani pengobatan tinggal bersama keluarganya. Pasien
Tuberkulosis paru. Keluarga pasien tidak belum menikah dan belum aktif secara
ada yang memiliki penyakit kronis. seksual.
Riwayat keganasan pada keluarga
pasien disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : CM Leher : teraba pembesaran kelenjar getah bening
Keadaan umum : Sakit sedang
multipel, berjumlah 2 di sisi kiri dan 2 di sisi kanan
Tekanan darah : 120/80
mmHg a/r Submandibula dextra: Benjolan dengan ukuran 5x4cm,
konsistensi lunak, batas tegas, permukaan rata, nyeri tekan (+),
Nadi : 84 x/menit tampak hiperemis, pus (-), teraba hangat.
a/r servikal dextra: Benjolan dengan ukuran 2x2 konsistensi
Suhu : 36 oC kenyal, batas tegas, permukaan rata, nyeri tekan (-), warna sesuai
warna kulit, pus (-).
Pernapasan : 20 x/menit a/r servikal sinistra: Dua benjolan bersebelahan dengan ukuran
2x2 konsistensi kenyal, batas tegas, permukaan rata, nyeri tekan (-
BB : 42 kg ), warna sesuai warna kulit, pus (-).
TB : 154 cm
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil BTA: (+)
Rontgen thoraks: Gambaran KP
Dupleks Aktif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Kadar Normal
Hemoglobin 13,1 12-16 g/dl
Hematokrit 38 37-54%
Leukosit 5,600 5-10 ribu/ul
Trombosit 325000 150-400 ribu/ul
LED 55 <15
ASSESSMENT : LIMFADENITIS TB
Limfadenitis et causa
lain (bakteri atau virus)
Tuberkulosis Kutis
Sekunder (Skrofuloderma)
DIAGNOSIS
BANDING Keganasan

Penyakit
autoimun
PENATALAKSANAAN
Untuk meningkatkan daya Rencana rujuk untuk biopsi
Tatalaksana

Rencana Terapi
Awal

tahan tubuh dan mengatasi (FNAB) pada benjolan untuk


gejala/keluhan: membantu penegakkan
Ambroxol tab 3x30 mg diagnosis.
Vitamin C tab 2x50mg Percobaan pengobatan OAT 2
bulan dengan kombipak
Rujuk Poli Tb Puskesmas (Rifampisin 75 mg, isoniazid 50
Kecamatan Cilandak. mg, pirazinamid 150 mg) 4
tablet/hari
Rencana pengobatan OAT
hingga 9 bulan
Evaluasi pengobatan setelah 2
bulan fase intensif diberi OAT.
PENATALAKSANAAN
Edukasi aturan minum, Konsultasi dilakukan ke
Rencana Edukasi

Rencana
Konsultasi
pentingnya rutin spesialis bedah untuk
meminum OAT pada pemeriksaan biopsi
pasien dan efek yang (FNAB)
dapat timbul jika tidak
rutin meminum obat.
Pemakaian masker untuk
aktivitas sehari-hari.
Makan makanan yang
bergizi.
LIMFADENITIS TB
DEFINISI
Limfadenitis TB merupakan peradangan pada
kelenjar limfe atau getah bening yang disebabkan
oleh M. Tuberkulosis. Limfadenitis tb merupakan salah
satu bentuk TB ekstra paru.

Tuberkulosis ekstraparu adalah tuberkulosis


yang menyerang organ tubuh lain selain paru,
misalnya kelenjar getah bening, selaput otak,
tulang, ginjal, saluran kencing dan lain-lain.
SISTEM LIMFATIK
Menurut Sloan Kattering Memorial Cancer Center Classification 5 daerah
penyebaran kelenjar limfa:
1. Kelenjar yang terletak di segitiga sub-mental dan submandibula.
2. Kelenjar yang terletak di 1/3 atas dan termasuk kelenjar limfa jugular superior,
kelenjar digastrik dan kelenjar servikal posterior superior.
3. Kelenjar limfa jugularis diantara buficartio karotis dan persilangan m.omohioid
dengan m.sternokleidomastoid dan batas posterior m.sternokleiomastoid.
4. Grup kelenjar di daerah juguaris inferior dan supraklavikula.
5. Kelenjar yang berada di segitiga posterior servikal.
SISTEM LIMFATIK
TRANSMISI TBC
PATOGENESIS
GEJALA KLINIS
batuk > 2 minggu dapat disertai darah
sesak napas
Gejala
respiratorik nyeri dada

Demam
Gejala sistemik
malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun

Tergantung dari organ yang terlibat, pada limfadenitis tuberkulosis


Gejala
akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri atau nyeri
tuberkulosis minimal dari kelenjar getah bening.
ekstraparu
LIMFADENITIS TB SKROFULODERMA
KLASIFIKASI
Jones dan Campbell mengklasifikasi limfadenitis TB menjadi 5 stadium:
Stadium 1 : pembesaran kelenjar berbatas tegas, mobile dan diskret.
Stadium 2 : pembesaran kelenjar yang kenyal serta terfiksir ke jaringan sekitar oleh
karena adanya periadenitis.
Stadium 3 : perlunakan di bagian tengah karena pembentukan abses.
Stadium 4 : pembentukan abses pada leher
Stadium 5 : pembentuk saluran (sinus).
DIAGNOSIS
1. ANAMNESIS
2. PEMERIKSAAN FISIK
DIAGNOSIS
3. LABORATORIUM
- FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy): dapat ditemukan inflamasi granulomatous kaseosa dengan sel Langhans.
- Pemeriksaan Sputum Sewaktu Pagi Sewaktu
- Cairan Pleura maupun cairan serebrospinal.
- Darah Lengkap dan LED
4. FOTO THORAX
Lesi TB aktif :
Bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru.
Kavitas (seperti lubang).
Bayangan bercak milier
Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
5. TEST TUBERKULIN dengan cara Mantoux
Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Tuberkulosis. 2013. Direktorat Jendral Pengndalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta.
DIAGNOSIS
Pasien TB berdasarkan hasil
konfirmasi pemeriksaan Pasien TB terdiagnosis secara
Bakteriologis: Klinis:

Pasien TB paru BTA positif Pasien TB paru BTA negatif


Pasien TB paru hasil biakan M.tb dengan hasil pemeriksaan foto
positif toraks mendukung TB.
Pasien TB paru hasil tes cepat M.tb Pasien TB ekstraparu yang
positif terdiagnosis secara klinis maupun
Pasien TB ekstraparu terkonfirmasi laboratoris dan histopatologis
secara bakteriologis, baik dengan tanpa konfirmasi bakteriologis.
BTA, biakan maupun tes cepat dari
contoh uji jaringan yang terkena.
DIAGNOSIS BANDING
Keganasan

Limfadenitis et causa lain


(bakteri atau virus)

Penyakit autoimun
(Hidradenitis Supurativa)
TERAPI NONFARMAKOLOGIS
Pembedahan bukan pilihan terapi yang utama
Aspirasi biopsi: gambaran inflamasi granulomatous kaseosa
dengan sel Langhans

Indikasi pembedahan pada limfadenitis:


Pusat radang tuberkulosis sudah terdiri dari pengejuan dan
dikelilingi jaringan fibrosa.
TERAPI FARMAKOLOGIS
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengklasifikasikan limfadenitis TB kedalam
TB luar paru dengan panduan obat 2RHZE/7-10RH.

Martini, T. 2010. Standar Internasional Untuk Penanggulangan TB. Proseding dalam symposium TB Update 2010
TERAPI FARMAKOLOGIS

Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Tuberkulosis. 2013. Direktorat Jendral Pengndalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta.
EFEK SAMPING OAT

Martini, T. 2010. Standar Internasional Untuk Penanggulangan TB. Proseding dalam symposium TB Update 2010
EVALUASI PASIEN DENGAN TB EKSTRAPARU
Setiap 2 minggu pada 1 bulan pertama pengobatan selanjutnya setiap 1 bulan
Evaluasi : keluhan , berat badan, pemeriksaan fisis, respons pengobatan, ada tidaknya efek
Klinik samping obat serta ada tidaknya komplikasi penyakit

Sebelum pengobatan dimulai


Setelah 2 bulan pengobatan (setelah fase intensif)
Bakteriologik Pada akhir pengobatan

Sebelum pengobatan
Setelah 2 bulan pengobatan (kecuali pada kasus yang juga dipikirkan kemungkinan keganasan
dapat dilakukan 1 bulan pengobatan)
Radiologik Pada akhir pengobatan
Komplikasi

Abses pada limfadenitis menunjukkan sinus tuberkulosis


telah tipis, kebiruan dan mengandung cairan yang jika
pecah menimbulkan tukak yang disebut skrofuloderma.
Sepsis

Prognosis

Tergantung pada keadaan sosial ekonomi pasien,


kebiasaan hidup sehat serta ketekunan berobat. Bila
diagnosa dapat ditegakkan pada stadium dini maka
prognosis baik.

Anda mungkin juga menyukai