Anda di halaman 1dari 24

SOSIALISASI KOLABORASI

TB-HIV PADA MASYARAKAT DI


ERA NEW NORMAL

Oleh :
Siti Kalimah,S.Kep,Ners
UPTD PUSKESMAS REJOTANGAN
TUBERKULOSIS (TBC)

Siti Kalimah,S.Kep.Ns
UPTD PUSKESMAS REJOTANGAN
TUBERKULOSIS (TBC)
 Penyakit menular langsung, disebabkan
oleh kuman (Mycobacterium tuberculosis)
o Bukan penyakit keturunan / kutukan /guna-
guna.
 Dapat menyerang siapa saja
 Bisa disembuhkan
 Sebagian besar menyerang paru-paru
(dapat menyerang tulang,kelenjar, kulit)
GAMBAR MACAM-MACAM TBC

TBC PARU TBC TULANG TBC KULIT


1. GEJALA TBC PADA ORANG DEWASA
GEJALA TBC PADA ANAK

Demam > 2 Berat badan


minggu yang turun / tidak
tidak jelas naik dalam
penyebab dua bulan
nya

Anak lesu,
Batuk > 2
tidak aktif,
minggu tidak nafsu
(bukan gejala makan.
utama)
2. PENULARAN TBC
o Penularan melalui o Kuman
udara. bertahan
o Sumber penularan dirungn gelap
adalah percikan dan lembab
dahak penderita. sampai
o Dipengaruhi oleh beberapa
jumlah kuman, bulan.
lama kontak dan o Jumlah kuman
daya tahan tubuh. yang keluar :
o Penderita  Bicara : 0-210
HIV/AIDS, Kencing  Batuk : 0-
manis, Usila, Gizi 3.500
Buruk, Anak lebih  Bersin :
rentan terkena TBC 4.500-1 juta
3. PEMERIKSAAN TBC
4. TATALAKSANA TBC

a. Pengobatan
b. Pengawas minum obat (PMO)
c. Pemantauan pengobatan
d. TB resisten obat (TB-RO)
a. Pengobatan TBC
 Pengobatan TBC sensitif obat selama 6-8
bulan:
o Tahap awal: 4 jenis obat dan diminum
setiap hari, selama 2-3 bulan.
• Isoniasida (INH)
• Rifampicin (R)
• Pirazinamide (P)
• Ethambutol (E)
o Tahap lanjutan: 2 jenis obat dan
diminum 3 kali perminggu, selama 4-5
bulan.
• Isoniasida (INH)
• Rifampicin (R).
b. Pengawas minum obat
Adalah seseorang yang secara sukarela
mendampingi pasien TBC menelan obat.

Tugas :
1. Memastikan pasien menelan obat sesuai aturan
2. Mendampingi dan memberikan dukungan moral
3. Mengingatkan pasien TBC untuk mengambil
obat dan periksa ulang dahak sesuai jadwal
4. Menemukan dan mengenali gejala-gejala efek
samping obat dan merujuk ke Sarana
Pelayanan Kesehatan
5. Memberikan penyuluhan tentang TBC kepada
keluarga pasien atau orang yang tinggal
serumah
c. Pemantauan kemajuan pengobatan

1. TBC dewasa
Pemeriksaan dahak mikroskopis:
o Pada bulan ke dua (untuk pengobatan kategori 1)
o Pada bulan ke tiga (untuk pengobatan kategori 2)
o Bulan ke lima (konfirmasi bakteriologis)
o Akhir pengobatan (konfirmasi bakteriologis)
2. TBC anak:
o Perkembangan kondisi anak
o Peningkatan berat badan
d. TBC resisten obat (TB-RO)

 Adalah kondisi kuman M. Tuberculosis sudah kebal


terhadap obat anti tuberkul0sis (OAT).
 Disebabkan oleh penatalaksanaan yang tidak tepat,
misalnya:
o Kualitas obat rendah
o Putus minum obat
o Pengobatan tidak standard (dosis, jangka waktu, jenis obat)
 Membutuhkan pengobatan 9-24 bulan.
 Segera konsultasi dengan petugas kesehatan
5. KOMORBID TBC

 Adalah penyakit yang diderita oleh seseorang yang


dapat mempercepat atau mempermudah timbulnya
penyakit TBC.
1. Infeksi HIV / AIDS
2. Kencing manis / Diabetes mellitus / DM
Tidak harus menunjukkan gejala batuk.
Infeksi HIV / AIDS

 Penderita HIV akan mempunyai risiko 20-37 kali


dibandingkan dengan yang tidak terinfeksi HIV.
 Pasien TBC harus diperiksa HIV serta sebaliknya.
 Bagi penderita AIDS yang tidak terbukti sakit TBC
diberikan pengobatan INH.
Kencing Manis / Diabetes mellitus / DM

 Penderita DM mempunyai risiko 3 kali lebih tinggi


terkena TBC.
 Semua penderita DM harus diperiksa TBC serta
sebaliknya.
 Akan membantu proses penyembuhan.
6.PENCEGAHAN PENULARAN TBC
Minum
obat
teratur
sampai
sembuh Tidak membuang dahak
disembarang tempat

Perilaku Hidup Bersih dan sehat :


Menutup o Menjemur peralatan tidur
mulut
o Ventilasi kamar
saat
bersin o Makanan bergizi
atau o Olahraga teratur
batuk o Tidak merokok dan minum minuman
beralkohol
ETIKA BATUK
 Jika sedang menderita batuk sebaiknya menggunakan masker.
 Tutup mulut dan hidung saat batuk (dengan tisue, sapu tangan atau lengan
bagian dalam).
 Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
Merujuk pada Surat Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia pada tanggal 23 Maret
2020, Nomor : PM.01.02/1/840/2020, Perihal Keberlangsungan Pelayanan
Tuberkulosis/TBC selama masa pandemi Covid – 19.
• Memastikan semua ODHA yang
Kolaborasi TB-HIV • Memastikan pasien TB megeathui
berkunjung dilakukan kaji status status HIV  penawaran tes rutin
TB HIV pada pasien TB
• Semua ODHA yang terduga TB • Semua pasien TB dengan HIV
dan bisa berdahak  diagnosis indikasi mendapatakan ART
dengan TCM setelah OAT ditoleransi (2-
8minggu)
• ODHA yang bukan TB  berikan
PP-INH • Pemberian profilaksis
• Melaksanakan strategi TEMPO kotrimoksasol pada pasien TB-HIV
dilayanan HIV • Media KIE terkait TB-HIV
 Pokja/Tim TB-HIV TB-HIV sudah terbentuk
 berperan aktif
 Evaluasi Perencanaan TB-HIV sudah ada
 Lakukan Surveilans HIV diantara pasien TB
dilakukan melalui data rutin, termasuk TB
diantara HIV Menurunkan
Menurunkan  Monitoring dan Evaluasi kegiatan rutin TB-
beban TB pada beban TB pada
HIV rutin
pasien HIV pasien HIV
 Melibatkan komunitas dalam kegiatan
kolaborasi TB-HIV
 IPK TB pada populasi kunci HIV
 Edukasi HIV pada pasien TB
 Pendampingan minum obat OAT dan ART pada
pasien TB-HIV

Anda mungkin juga menyukai