Pandemi COVID-19
Ungky Agus Setyawan
Outline
• Masalah TB RO masa Pandemi
• Gejala COVID-19 & TB
• Layanan & Alur TB RO selama Pandemi
• Diagnosis & Pengobatan TB RO selama Pandemi
• Evaluasi pengobatan TB RO selama Pandemi
• Pencegahan penularan COVID-19 pada pasien TB RO
• Inovasi selama pandemi
MDR TB Situation in Indonesia
• Global TB Report 2021 di Indonesia: insiden & mortalitas TB urutan ke 3 dunia, & South East Asia urutan ke 2.
• Terdapat perbedaan antara angka noifikasi kasus & inisiasi pengobatan.
• Keberhasilan pengobatan menurun 45,15% (2017) & Angka lost to follow up yang tinggi.
• Tahun 2018 terdapat 484.000 pasien TB TB-RR & 78% diantaranya TB MDR.
• Jumlah kasus TB RO baru tahun 2019 urutan ke 5 dunia.
• Angka kesembuhan TB SO tinggi (85%), angka kesembuhan TB MDR hanya 54% & TB XDR hanya 30%.
Source : https://www.who.int/teams/global-tuberculosis-programme/data
Bagaimana kualitas
pelayanan TB selama
pandemi COVID-19?
• ESTIMASI WHO
• Penurunan deteksi kasus TB sebanyak 25%
selama 3 bulan akan berakibat peningkatan
13% jumlah kematian karena TB,
memundurkan progress keberhasilan
program TB seperti 5 tahun yang lalu.
• Diperkirakan terdapat 1.4 juta kematian
pada pasien TB akibat konsekuensi COVID-19
pada tahun 2020-2025.
Sumber:
Maintaining essential health services: operational guidance for the COVID-19 context (Internet). Cited
2020 Jul 5. Avaible from: https://www.who.int/publications-detail-redirect/10665-332240
Tantangan TB RO di Era Pandemi
• Upaya penemuan kasus TB turun (grebek TB ditunda).
• Fasyankes berhenti memberikan layanan TB RO & petugas
kesehatan dialihkan penanganan COVID-19.
• Pasokan obat & produk kesehatan (masker N95) yang
dibutuhkan tenaga Kesehatan terbatas.
• Dampak sosial bagi pasien TB, sehingga menurunkan tingkat
kepatuhan berobat & proses penyembuhan:
• Kebijakan pembatasan social berskala besar
• Pasien tidak mengambil obat
• Tidak ada biaya untuk berobat
• Tidak mampu membeli makanan bergizi
• Monitoring pengobatan terganggu karena terkendala
pengiriman spesimen.
• Enabler pasien TB RO tidak bisa diberikan secara rutin à
mengubah metode klaim & pembayaran.
Health Care Service
• Basic prevention & Infection control
Prevention • Etika batuk
• Triase pasien
Inkubasi: TB lebih lama 2-12 minggu & onset lambat, COVID-19: 2-14 hari (±5-6 hari)
Jenis Pemeriksaan Mikrobiologi Mesin TCM untuk deteksi COVID & TB
• Spesimen dahak bisa digunakan untuk deteksi kuman TB bersamaan
Program TB: dengan COVID-19.
• Cara kerja mirip dengan RT-PCR, namun lebih cepat karena
terotomatisasi dengan sistem cartridge.
TCM • Deteksi MTB & Resistensi Rif • Memerlukan cartridge khusus untuk COVID-19/ TB.
• Perhatian khusus saat pengambilan sampel & transportasi sputum & cairan
BAL.
• Sputum collection dilakukan diarea terbuka, menggunakan biosafety
• Deteksi BTA cabinet.
Mikroskopis
• Tidak bisa membedakan MOTT • Tidak dianjurkan mengirim pasien secara langsung ke faskes lain untuk
diagnostik.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2019.
Pemeriksaan Diagnosis TB RO
Risiko Tinggi TB RO Risiko Rendah TB RO
Pengelompokan WHO 2019
Pengobatan TB RO di Indonesia Selama Pandemi
• Sejak Agustus 2020, paduan pengobatan TB RO
Akselerasi
di Indonesia tidak lagi menggunakan obat perubahan • Injectable dirubah ke oral
• All oral regimen
injeksi (all-oral regimen), kecuali untuk kasus regimen
13
Algoritma penapisan COVID-19 pada pasien TB
Pasien TB RO
Alur pasien:
• Kedatangan sudah terjadwal, - Riwayat kontak erat probable/ konfirmasi
COVID-19 Algoritma
pengumpulan laporan, pengiriman
sampel dahak, & konsultasi.
- Pergi kedaerah dengan insiden COVID-19
tinggi
Lakukan Pemeriksaan:
- Swab antigen Penapisan
• Pasien diskrining COVID-19: suhu & COVID-19
skrining klinis termasuk
Terdapat salah satu gejala: terhadap Pasien
mengidentifikasi dugaan kasus atau
riwayat kontak COVID-19.
- Demam ≥ 38 ° C
- Riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
Bila perlu:
- DPL
TB RO dalam
• Kasus dengan skrining positif, pasien COVID-19
- Sesak napas memberat
- Foto toraks Pengobatan
diarahkan skrining sekunder untuk - Batuk muncul kembali
manajemen & pengujian lebih lanjut.
Pernah
mendapatkan tx TB
Dilakukan pengkajian riwayat RO: Lfx/ Mfx, Cfz, E,
pasien à memenuhi kriteria Bdq ≥ 1 bulan
mendapatkan paduan STR.
TB Paru berat: lesi
lanjut sedang, lesi
sangat lanjut
TB Extra paru berat:
ME, Tulang,
Spondilitis, Milier,
pericarditis, abdomen
Intoleransi:
penghentian
salah satu obat
Bdq, Lfx/ Mfx,
Cfz, Eto, INHDT
Pemeriksaan Baseline
Jenis Pemeriksaan Keterangan
Jenis Pemeriksaan Keterangan
Darah perifer lengkap Hb
Pemeriksaan fisik Paru & extra paru
SGOT, SGPT, Bil total
Konseling & evaluasi Menumbuhkan kemauan & Elektrolit: Na, K, Ca, Mg Mg sebaiknya diperiksa
psikososial semangat pasien
Berat badan (IMT) BB & TB diukur secara peridik Ureum, creatinin
Albumin Menggunakan Dlm
Klinis
-UAS202103 19
Apakah terdapat perbedaan terapi TB pada pasien
TB tanpa & dengan COVID-19?
• Pada kebanyakan kasus TB & COVID-19 tidak terdapat perbedaan
terapi dengan TB tanpa COVID-19
• Pengobatan TB tidak boleh terputus
Abstrak
Delamanid efektif untuk strain Mycobacterium tuberculosis yang resisten, tapi penggunaan secara global sangat
lambat. Pada endTB (perluasan pasar untuk obat baru TB) penelitian observasional, rekrutmen dalam jumlah besar,
heterogen, kohort, pasien menggunanakan regimen multi obat, 80% pasien, mengalami konversi sputum dalam 6
bulan.
Zubair Shanib Bhat, Muzafar Ahmad Rather, Mubashir Maqbool et al, Cell wall: A versatile fountain of drug targets in Mycobacterium tuberculosis, Biomedicine &
Pharmacotherapy,2017 ;95; 1520-34
Pengobatan TB RO Jangka Panjang
MDR TB + HIV
• Pasien HIV mulai ARV, EFV diganti dengan TDF (bila menggunakan Bdq)
• Bila tidak menggunakan Bdq, bisa menggunakan regimen:
• 6 Dlm-Lfx-Lzd-Clz-Cs / 14 Lfx-Clz-Cs
• 6 Lfx-Lzd-Cfz-Cs-Eto / 14 Lfx-Clz – Eto
Notes :
• Lfx lebih direkomendasikan dibandingkan Mfx untuk meminimalkan prolong QT interval
• Etambutol & pirazinamid digunakan bila masih sensitif
• Linezolid bisa diturunkan 300 mg daily bila terdapat toksisitas & tidak ada obat tambahan yang efektif.
23
Kombinasi Delamanid & Bedaquiline
• Uji klinis menunjukkan pengobatan Bdq selama 24 minggu menghasilkan konversi kultur sputum 79-81%
pada minggu ke 24 & 62-72% pada minggu ke 120.
• Rejimen Bdq mencapai tingkat konversi kultur sputum> 90% pada akhir pengobatan, walaupun proporsi TB
yang resistan terhadap fluoroquinolone & XDR-TB tinggi
• WHO tidak merekomendasikan kombinasi Bdq & Dlm karena potensi risiko tinggi toksisitas jantung.
• Kasus MDR/ XDR-TB yang sulit diobati, di mana alternatif farmakologis tidak tersedia, kombinasi Bdq & Dlm
sebagai tambahan untuk rejimen standar dapat diberikan untuk life-saving.
• Sistematik review 7 studi: Kombinasi Dlm & Bdq dengan rejimen standar, tingkat konversi kultur sputum
setelah 6 bulan pengobatan jauh lebih tinggi (81,4%),
• tetapi sekitar 2.3% terjadi efek samping jantung yang mengancam, menunjukkan perlunya data
tambahan untuk uji kemananan.
• Pengobatan MDR-TB dengan Bdq &/ Dlm umumnya efektif & dapat ditoleransi dengan baik tetapi pasien
harus dimonitor secara hati-hati untuk perpanjangan QTc.
Cheon Tae Kim, Tae-Ok Kim, Hong-Joon Shin, Bedaquiline and delamanid for the treatment of multidrug-resistant tuberculosis: a multicentre cohort study in Korea.
European Respiratory Journal Mar 2018, 51 (3)
Pontali E, Sotgiu G, Tiberi S, et al. Combined treatment of drug-resistant tuberculosis with bedaquiline and delamanid: a systematic review. Eur Respir J 2018; 52:
Jadwalkontrol dan pemberian OAT selamapandemi
pada pasien TB ResistenObat
OAT fase intensif diberikan dengan interval 7
hari*
(interval pemberian OAT bisa diperpendek tergantung kondisi pasien)
* OAT injeksi tetap diberikan di klinik pada saat kontrol Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Protokol
Tatalaksana Pasien TB dalam Masa Pandemi COVID-19 edisi
(dengan prokes ketat & sebisa mungkin difaskes terdekat, serta tetap memperhatikan keamanan petugas) II, 30 Maret 2020
Petunjuk Pencegahan Penularan COVID di Poli TB RO
• Semua pasien menggunakan masker bedah, &
mengatur jarak (minimal 1,5 meter).
• Pengaturan cara minum obat & memastikan
aman.
• APD Petugas: masker N95, face shield, gaun.
• Pastikan ventilasi baik & ACH ³12.
• Mencuci tangan sebelum & sesudah tindakan.
• Membersihkan alat-alat dengan desinfektan
sebelum & setelah praktik.
Aplikasi SOBAT
& Empati Client
Vaksinasi
• Vaksin COVID-19:
• Penderita TB yang telah mendapatkan pengobatan OAT selama minimal 14 hari
& dapat mentoleransi OAT dengan baik dapat diberikan vaksinasi.
• Bila sudah melewati pemberian OAT 2 minggu & masih demam, vaksinasi
ditunda sampai tidak ada demam
• Vaksin influenza:
• Berikan vaksin influenza hanya jika tersedia di ruang baik & konsultasi dokter
selama kunjungan untuk penilaian klinis.
Pasien TB yang kurang sehat
• Menyarankan di rumah, menghubungi faskes melalui telepon. Jika perlu, pastikan pemahaman tentang
prosedur pada saat kedatangan.
• Pastikan sistem triase, termasuk skrining COVID-19 saat kedatangan.
• Jika pasien TB skrining COVID-19 negatif, langsung ke layanan TB.
• Jika pasien TB dengan skrining COVID-19 positif sediakan masker bedah, pisahkan pasien di dalam area
investigasi COVID-19 (atau setidaknya berjarak 1,5 m dari orang COVID-19 lain yang sedang diselidiki).
• Frekuensi kunjungan harus ditentukan atas kebijaksanaan dokter dengan pertimbangan tidak perlunya
kunjungan ulang ke fasilitas kesehatan selama COVID-19.
Contact tracing:
• Identifikasi kontak (nama, usia, detail kontak) dilakukan saat awal diagnosis/ pengobatan.
• Nomor kontak pasien, keluarga & petugas direcord à memudahkan komunikasi & proses
triase.
• Cara Tracing kasus COVID-19 dapat diterapkan pada TB (memperkuat investigasi kontak)
HIMBAUANPDPI
ü Masyarakat tetap waspada & tidak panik.
ü Menghindari keramaian.
ü Menggunakan masker.
ü Menciptakan ruangan dengan ventilasi yang baik.
ü Hindari menyentuh wajah sebelum cuci tangan & menjaga jarak.
Inovasi:
• Telemedicine
• Fast track, registrasi pasien online
• Obat TB cukup sampai visit berikutnya
• Home base TB treatmen
• Sputum collection di rumah untuk tes follow up (sputum berjalan)
1. https://babyandchild.ae/age-1-4/healthy-toddler/article/1679/children-and-face-masks-why-kids-might-need-to-wear-them-most-of-all 33
2. http://healthzen.org/wp-content/uploads/2013/03/ventilated-House.jpg
3. https://hearinghealthmatters.org/waynesworld/files/2017/01/crowded-restaurent.jpeg
TERIMAKASIH
34