Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KROYA
Jl. PU Kroya No.50 Kecamatan Kroya Kabupaten Indramayu Kode Pos 45265
Email : puskesmas.kroya50@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )


PROGRAM TB

1. PENDAHULUAN
Tuberkulosis sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di dunia, walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS lebih di terapkan
di banyak negara sejak tahun 1995. Penyebab utama meningkat beban masalah Tuberkulosis
antara lain adalah kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat, seperti pada negara-
negara yang sedang berkembang, pertumbuhan ekonomi yang tingi tetapi dengan disparitas
yang terlalu lebar, sehingga masyarakat masih mengalami masalah dengan kondisi sanitasi,
papan, sandang dan pangan yang buruk, beban determinan sosial yang masih berat seperti
angka pengangguran, tingkat pendidikan yang pendapatan per kapita yang masih rendah yang
berakibat pada kerentanan masyarakat terhadap Tuberkulosis, kegagalan program TB selama
ini, hal ini diakibatkan oleh: tidak memadainya komitmen politik dan pendanaan, tidak
memadainya organisasi pelayanan TB (kurang terakses oleh masyarakat, penemuan kasus
atau diagnosa yang tidak standar, obat tidak terjamin penyediaannya, tidak dilakukan
pemantauan, pencatatan dan pelaporan yang standar da sebagainya), tidak memadainya
tatalaksana kasus (diagnosis dan paduan obat yang tidak standar, gagal menyembuhkan kasus
yang telah didiagnosis), salah persepsi terhadap manfaat dan efektifitas BCG, infrastruktur
kesehatan yang buruk pada negara-negara yang mengalami krisis ekomoni atau pergolakan
masyarakat, belum adanya sistem jaminan kesehatan yang bisa mencakup masyarakat luas
secara merata (Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis Tahun 2014).
2. LATAR BELAKANG
Dalam laporan WHO tahun 2013 diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB pada tahun
2012 dimana 1,1 juta orang (13%) diantaranya adalah pasien TB dengan HIV positif. Sekitar
75% dari pasien tersebut berada di wilayah Afrika. Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat
450.000 orang yang menderita TBMDR dan 170.000 orang diantaranya meninggal dunia.
Meskipun kasus dan kematian karena TB sebagian besar terjadi pada pria tetapi angka
kesakitan dan kematian wanita akibat TB juga sangat tinggi. Di perkirakan terdapat 2,9 juta
kasus TB pada tahun 2012 dengan jumlah kematian karena TB mencapai 410.000 kasus
termasuk diantaranya adalah 160.000 orang wanita dengan HIV positif. Separuh dari orang
dengan HIV positif yang meninggal karena TB pada tahun 2012 adalah wanita. Pada tahun
2012 diperkirakan proporsi kasus TB anak diantara seluruh kasus TB secara global mencapai
6% (530.000 pasien TB anak/tahun). Sedangkan kematian anak (dengan status HIV negatif)
yang menderita TB mencapai 74.000 kematian/tahun, atau sekitar 8% dari total kematian yang
disebabkan TB. Meskipun jumlah kasus TB dan jumlah kematian TB tetap tinggi untuk
penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dan disembuhkan tetap fakta juga menunjukan
keberhasilan dalam pengendalian TB. Peningkatan angka insidensi TB secara global telah
berhasil dihentikan dan telah meunjukan tren penurunan (turun 2% per tahun pada tahun
2012), angka kematian juga sudah berhasil diturunkan 45% bila dibandingkan tahun 1990.
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis (15-
50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya
3-4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya
sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TB, maka akan kehilangan pendapatannya sekitar 15
tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk lainnya secara
sosial, seperti stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat (Pedoman Nasional Pengendalian
Tuberkulosis Tahun 2014).

3. TUJUAN UMUM:
 Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit TB dengan cara memutuskan
rantai penularan, sehingga penyakit TB tidak lagi merupakan masalah kesehatan
masyarakat Indonesia.

TUJUAN KHUSUS:
 Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari semua penderita baru BTA positif yang
di temukan.
 Penemuan secara aktif dapat dilakukan tehadap :
a. Kelompok khusus yang rentan atau beresiko tinggi sakit TB seperti pada pasien dengan
HIV (orang dengan HIV AIDS).
b. Kelompok yang rentan tertular TB seperti dirumah tahanan, lembaga permasyarakatan
(para narapidana), mereka yang hidup pada daerah kumuh, serta keluarga atau kontak
pasien TB, terutama mereka yang dengan TB BTA positif.
c. Pemeriksaan terhadap anak dibawah 5 tahun pada keluarga TB harus dilakukan untuk
menentukan tindak lanjut apakah diperlukan pengobatan TB atau pengobatan
pencegahan.
d. Kontak dengan pasien TB resistan obat.

4. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN


1. Melaksanakan kunjungan rumah untuk menemukan suspek TB
2. Memberikan pengobatan pada penderita TB yang sudah ditemukan
3. Memberikan penyuluhan pada keluarga dan individu tentang TB
4. Melakukan kolaborasi TB-HIV
5. Menemukan suspek TB MDR (Multi Drug Resistan)
5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
No. Kegiatan Pokok Rencana Kegiatan Sasaran Cara Melaksanakan
Kegiatan

1. Tatalaksana  Penemuan Suspek  Masyarakat  Sesuai SOP


Tuberkulosis TB

 Pengobatan TB  Penderita  Sesuai SOP


dengan
pemeriksaan BTA
(+) & RO (+)

 Penyuluhan  Keluarga  Sesuai SOP


keluarga atau penderita TB
individu  Penderita TB

 Kolaborasi TB-HIV  Semua penderita  Konseling HIV


TB memeriksakan
darah penderita TB
 Penemuan suspek  Seluruh penderita  Sesuai SOP
TB MDR dengan 9 kategori

6. SASARAN
 Penderita dan keluarga yang rawan TB
 Semua kelompok masyarakat

7. JADWAL PELAKSANA KEGIATAN

Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des

 Penemuan X X X X X X X X X X X X
suspek

 Pengobatan X X X X X X X X X X X X
TB

 Penyuluhan X X X X X X X X X X X X
keluarga
atau
individu

 Penemuan X X X X X X X X X X X X
penderita
TB-HIV

 Penemuan X X X X X X X X X X X X
penderita
TB MDR

8. PENCATATAN, PELAPORAN
 Pecatatan dilakukan setiap ada penderita baru.
 Pelaporan dilakukan setiap bulan.

9. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


 Evaluasi pelaksanaan dilakukan setiap bulan
 Evaluasi penderita dilakukan setelah 2 bulan minum obat, 5 bulan minum obat dan akhir
pengobatan.

Mengetahui
Kepala Puskesmas Kroya Pelaksana Program

Acep Komaryadi Rustayim.,S.Kep.,Ners


NIP 19670416 198703 1 001 NIP 19740512 200604 1 010

Anda mungkin juga menyukai