Anda di halaman 1dari 28

STUNTING

Oleh dr. Neneng Susanti


Puskesmas Kroya Kabupaten Indramayu
Definisi Stunting
Perawakan pendek yang disebabkan oleh kekurangan gizi jangka panjang atau
malnutrisi kronik yang terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK)
Kenapa Stunting Bisa Terjadi?
1. Pengetahuan ibu yang kurang memadai
Sejak di dalam kandungan, bayi sudah membutuhkan berbagai
nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk
mencapai ini, ibu harus berada dalam keadaan sehat dan bergizi
baik. Jika ibu tidak memiliki pengetahuan akan asupan nutrisi yang
baik untuknya dan janin, hal ini akan sulit didapatkan.

Begitu pula setelah lahir, 1000 hari pertama kehiduan (0-2 tahun)
adalah waktu yang sangat krusial untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Pada masa ini, bayi membutuhkan ASI eksklusif
selama 6 bulan dan tambahan makanan pendamping ASI (MPASI)
yang berkualitas setelahnya. Oleh karena itu, ibu harus memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai gizi anak.
2. Infeksi Berulang atau Kronis
Tubuh mendapatkan energi dari
asupan makanan. Penyakit infeksi
berulang yang dialami sejak bayi
menyebabkan tubuh anak selalu
membutuhkan energi lebih untuk
melawan penyakit. Jika kebutuhan ini
tidak diimbangi dengan asupan yang
cukup, anak akan mengalami
kekurangan gizi dan akhirnya berujung
dengan stunting.
3. Sanitasi yang Buruk
Sulitnya air bersih dan
sanitasi yang buruk dapat
menyebabkan stunting pada
anak. Penggunaan air sumur
yang tidak bersih untuk
masak atau minum disertai
kurangnya ketersediaan
kakus merupakan penyebab terbanyak terjadinya infeksi. Kedua hal ini
bisa meninggikan risiko anak berulang-ulang menderita diare dan
infeksi cacing usus (cacingan).
4. Terbatasnya Layanan Kesehatan
Kenyataannya, masih ada daerah
tertinggal di Indonesia yang
kekurangan layanan kesehatan.
Padahal, selain untuk memberikan
perawatan pada anak atau ibu hamil
yang sakit, tenaga kesehatan juga
dibutuhkan untuk memberi
pengetahuan mengenai gizi untuk ibu
hamil dan anak di masa awal
kehidupannya.
Dampak Stunting Terhadap Anak

1. Tinggi badan di bawah rata-rata, mengganggu


metabolisme, pertumbuhan dan massa otot
2. Memiliki tingkat intelektual lebih rendah
dibandingkan anak-anak yang bertumbuh
maksimal. Akibatnya, anak-anak yang stunting
akan mengalami hambatan prestasi akademis.
3. Mudah mengalami penyakit degeneratif
(penyakit yang muncul karena pertambahan
usia). Rentan mengidap diabetes melitus dan
obesitas ketika dewasa.
4. Sistem imun tubuh anak tidak baik sehingga
anak mudah sakit.
Prevalensi Stunting pada Balita
Wilayah Tahun Prevalensi Stunting
Indonesia 2021 24,4%
2022 21,6%
Jawa Barat 2021 24,5%
2022 20,2%
Indramayu 2019 29,9 %
2022 14,4%
Puskesmas Kroya 2021 2,95%
2022 1,40%

Dengan berbagai macam upaya dari pemerintah dalam mengusahakan


penurunan prevalensi stunting di Indonesia, Puskesmas Kroya telah berhasil
menurunkan prevalensi stunting sebanyak 1,55% pada tahun 2021 – 2022.
Kegiatan Puskesmas dalam Mencegah Stunting
• Pemeriksaan kehamilan terintegrasi (10T)
• Persalinan di Fasilitas Kesehatan (FASKES)
• Pemantauan tumbuh kembang pada bayi dan balita di POSYANDU dan PUSKESMAS
• Imunisasi dasar lengkap
• Pemberian tablet tambah darah pada remaja
• Pemberian suplemen kalsium, Vit. A dan Zinc pada diare
• Pemberian obat cacing
• Pemberian PMT dan taburia
• Program orang tua asuh pada balita stunting
• Promosi dan Konseling tentang ASI Ekslusif, MP-ASI, dan makanan bergizi pada
remaja dan bumil
• Pemeriksaan CATIN, Laboratorium, TT, dan Konseling
• Pelaksanaan program ODF (Open Defecation Free)
Pemeriksaan Kehamilan Terintegrasi
Persalinan di Fasilitas Kesehatan (FASKES)
Pemantauan tumbuh kembang pada bayi dan balita
Imunisasi dasar lengkap
Pemberian tablet tambah darah pada remaja
Pemberian suplemen kalsium, Vit. A dan Zinc pada diare
Pemberian obat cacing
Pemberian PMT dan taburia
Program orang tua asuh pada balita stunting
Pemberian Santunan pada Balita Stunting
Promosi dan Konseling tentang ASI Ekslusif, MP-ASI, dan
makanan bergizi pada remaja dan bumil
Pemeriksaan CATIN, Laboratorium, TT, dan Konseling
Deklarasi Desa ODF (Open Defecation Free)
Desa Kroya
SSGI (Survey Status Gizi Indonesia)
Desa Kroya
Sosialisasi dan Pemasangan Stiker PenTing
(Penurunan Stunting)
Pemberian Santunan kepada Balita Stunting
di Desa Kroya
Kegiatan Tingkat Kecamatan dan Desa dalam
Penurunan Stunting
Tingkat Kecamatan
• Koordinasi mengenai kegiatan pencegahan stunting
• Kecamatan melakukan pertemuan berkala untuk membahas rencana dan kemajuan
kegiatan pencegahan stunting
• Memberikan dukungan dengan melakukan pemantauan, verifikasi data, serta
pendampingan kegiatan di desa
Tingkat Desa
• Pembangunan/rehabilitasi Posyandu
• Konseling dan penyediaan makanan sehat untuk peningkatan gizi balita
• Perawatan kesehatan untuk ibu hamil dan menyusui
• Pembangunan sanitasi dan air bersih
• Pembangunan rumah sehat
• Pembangunan MCK
Data Status Gizi dari E-PPGM Agustus 2022

TB/U
No Desa Sangat
Pendek Pendek Normal Tinggi
1. Sukaslamet 3 6 582 2
2. Kroya 0 4 355 1
3. Sumbon 3 5 549 2
4. Sukamelang 2 6 304 0
Jumlah 8 21 1790 5
Di langit ada pelangi
Tak lupa kuhitung warnanya
Cukup sekian dari kami
Terimakasih perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai