Anda di halaman 1dari 6

ANALISA HASIL SURVEY STUNTING DI INDONESIA

TAHUN 2021 DAN 2022

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 6C:


1. ESTELISAH HUTAURUK (P01031221125)
2. HEZKY DELPIA BR GINTING (P01031221133)
3. RUTH ELZA E MARPAUNG (P01031221158)
4. SEPRILIA ANASTASYA PURBA (P01031221162)
5. TRI ANGELIN SIMANGUNSONG (P01031221167)
6. YUNI STEVANI BUTAR BUTAR (P01031221169)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI
TA.2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul " ANALISA HASIL SURVEY STUNTING DI INDONESIA
TAHUN 2021 DAN 2022”.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Surveilans Gizi. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr.Haripin Togap Sinaga, MCN selaku dosen
pengampu mata kuliah Surveilans Gizi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Kami sebagai penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Lubuk Pakam, 16 Februari 2024

Kelompok 1 Kelas 6C

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting adalah ketidakmampuan anak di bawah usia 5 tahun untuk tumbuh
karena kekurangan gizi kronis, terutama 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Banyak faktor yang menyebabkan tingginya kejadian stunting pada balita.
Pengetahuan ibu yang kurang, pola asuh yang salah, sanitasi dan hygiene yang buruk
dan rendahnya pelayanan kesehatan dianggap sebagai penyebab stunting. Kekurangan
energi dan protein dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan balita. Perilaku ibu dalam mengasuh balitanya memiliki kaitan yang erat
dengan kejadian stunting pada balita.
Ibu dengan pola asuh yang baik akan cenderung memiliki anak dengan status
gizi yang baik, begitu juga sebaliknya ibu dengan pola asuh gizi yang kurang
cenderung memiliki anak dengan status gizi yang kurang. Pola asuh makan yang baik
dicerminkan dengan semakin baiknya asupan makan yang diberikan kepada balita.
Asupan makan yang dinilai secara kualitatif digambarkan melalui keragaman
konsumsi pangan. Keragaman pangan mencerminkan tingkat kecukupan gizi
seseorang. Rendahnya pola asuh menyebabkan buruknya status gizi balita. Setiap ibu
perlu belajar menyediakan berbagai jenis makanan dan tidak harus makanan yang
mahal tetapi makanan yang mengandung zat gizi yang cukup.
Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah : Untuk terbentuknya
pengetahuan di kalangan masyarakat dan di wilayah kota Medan, dan menurunkan
angka stunting yang tinggi menjadi rendah di tahun 2024, meningkatnya kegiatan dan
pencegahan stunting dikalangan masyarakat. Pada tahun 2021, meskipun telah ada
upaya yang signifikan dari pemerintah dan berbagai organisasi, hasil survei
menunjukkan bahwa tingkat stunting di Indonesia masih cukup tinggi. Faktor-faktor
seperti ketidakmampuan akses terhadap gizi yang mencukupi, kurangnya pengetahuan
tentang pola makan yang sehat, serta ketidakteraturan dalam pemberian asupan gizi
pada anak-anak, tetap menjadi penyebab utama masalah stunting. Selain itu, dampak
pandemi COVID-19 juga dikhawatirkan memperburuk situasi stunting dengan
gangguan pada layanan kesehatan dan ekonomi keluarga.
Sementara itu, pada tahun 2022, meskipun telah ada peningkatan kesadaran
dan upaya pencegahan yang dilakukan, tingkat stunting masih menunjukkan
ketidakpuasan. Perubahan pola hidup modern, urbanisasi yang cepat, serta
ketidaksetaraan akses terhadap layanan kesehatan dan gizi antar wilayah, menjadi
faktor-faktor tambahan yang memperumit upaya penanggulangan stunting di
Indonesia. Selain itu, adanya perubahan dalam prioritas dan alokasi anggaran juga
dapat mempengaruhi efektivitas program-program penanggulangan stunting.
Dengan demikian, analisis hasil survei stunting di Indonesia pada tahun 2021
dan 2022 menyoroti perlunya tindakan lebih lanjut dan strategi yang lebih
terkoordinasi untuk mengatasi masalah ini secara holistik. Perlu adanya pendekatan
multi-sektoral yang melibatkan pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan lembaga
internasional untuk meningkatkan akses terhadap gizi yang mencukupi, meningkatkan
pengetahuan tentang pola makan yang sehat, serta memperkuat sistem kesehatan dan
gizi secara keseluruhan.

4
B. Tujuan
Untuk mengetahui analisis hasil survey stunting di indonesia tahun 2021 dan 2022
pada kabupaten Batu Bara dan Kabupaten langkat.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kabupaten Batu Bara
Menurut data SSGI 2021

Anda mungkin juga menyukai