Proposal Skripsi
Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado
Diajukan Oleh:
Elsya Mamonto
71131120015
Efektifitas Pemberian PMT Modif Berbasis Kearifan Lokal Terhadap Peningkatan Status Gizi
Balita Gizi Kurang di Wilayah Kerja Puskesmas Modayag Barat Kabupaten Bolaang
Mongondow Timur
Elsya Mamonto
NIM : 711331120008
Pembimbing I
Pembimbing II
penelitian. Besar harapan penyusun akan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Akhirnya Penyusun berharap agar proposal ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan
2017).
pro vitamin A pada setiap 100 gram labu kuning (Prabasini dan Ishartani,
2013).
Permasalahan kekurangan gizi pada balita saat ini masih menjadi hal
saja bagi anakanak tersebut tapi juga bagi negara. Dampak akibat
kekurangan gizi pada balita jika tidak segera ditangani dapat bertahan
sampai dewasa dan tidak dapat diperbaiki kembali sehingga menjadi beban
3
Kekurangan gizi pada balita bukan hanya dikarenakan kandungan gizi
dalam makanan yang kurang, akan tetapi juga disebabkan penyakit infeksi
sehingga mempengaruhi daya tahan dan asupan makan pada balita. Kurang
gizi dapat ditunjukkan dengan adanya penurunan berat badan yang terjadi
dalam waktu dekat dan parah, dapat disebabkan karena tidak memiliki
Mongondow Timur pada tahun 2019 sebesar 23,9 % naik pada tahun 2020
menjadi 24,4 % dan tahun 2022 melonjak 30.1 %, dan menjadi daerah yang
Agustus 2022 sebanyak 385 (6.20 %) jumlah kasus anak stunting yang
dalam perbaikan permasalahan gizi salah satunya stunting. Salah satu target
4
Dalam rangka mewujudkan target SDGs, pemerintah menjadikan stunting
RI,2018).
perbedaan pada perubahan status gizi balita sebelum dan sesudah PMT
Enda mengenai hubungan antara PMT dengan risiko kejadian stunting pada
balita diperoleh hasil uji statistik menunjukkan ada perubahan status gizi
(TB/U) pada balita sebelum dan sesudah mendapatkan PMT diperoleh nilai
p-value = 0,00, diketahui juga bahwa terdapat perbedaan rata-rata status gizi
perbedaan yang bermakna pada status gizi balita indeks BB/TB setelah
PMT Pemulihan dan saat penelitian yang ditunjukkan dengan nilai p=0.430
5
5 bulan selesai, penurunan persentase balita dengan status gizi normal dari
68,4% menjadi 63,2% dan ditemukan balita dengan status gizi sangat kurus
sebesar 2,6%.
kearifan lokal terhadap peningkatan status gizi balita gizi kurang di wilayah
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Timur.
b. Tujuan Khusus
6
2. Mengetahui pengaruh pemberian makananan tambahan (PMT)
berupa snack bar Tepung Ikan Tuna dimodifkasi dengan tepung labu
kuning
4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
program PMT pada anak balita gizi kurang dan dapat menjadi bahan
c. Bagi Institusi
program PMT pada pada anak balita gizi kurang dan serta
5. Tinjauan Pustaka
1. Balita
a. Pengertian Balita
7
(2014), balita adalah anak umur 12 bulan sampai dengan 59
adalah istilah umum bagi anak umur 1-3 tahun (batita) dan anak
tumbuh kembang otak anak. Gizi kurang yang terjadi pada anak-anak
2. Belajar berjalan
3. Belajar berbicara
8
6. Mempersiapkan diri untuk membaca
nurani
b. Karakteristik Balita
dua yaitu:
diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Perut yang lebih kecil
usianya lebih besar oleh sebab itu, pola makan yang diberikan
aktif dan sudah mulai memilih makanan yang disukainya. Pada usia
9
ini berat badan anak cenderung mengalami penurunan, disebabkan
pesat. Pada masa ini otak balita telah siap menghadapi berbagai
zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita
10
a) Asam Lemak Otak : asam lemak esensial serta omega 3
merupakan zat gizi yang harus terpenuhi. Sumber dapat diperoleh dari
sebagai pengatur perintah dari satu sel syaraf lainnya dalm tubuh,
termasuk otak.
otak. Kalori dan protein terdapat pada daging sapi, ayam, ikan, telur,
d) Vitamin
zat besi.
11
jaringan tubuh. ikan, kacang-
3. Mengganti sel-sel kacangan, dan
tubuh yang rusak. produk
Olahanya seperti
12
4. Membuat enzim dan tahu dan tempe.
hormon.
5. Membuat protein
darah
Lemak 1. Pelarut vitamin A, D, Margarin,
E, K. mentega, minyak
2. Sumber energi. kelapa,
3. Isolator penghalang Kuning telur,
tubuh kehilangan kacang-kacangan,
keju
panas.
4. Memelihara
kesehatan
kulit
Vitamin A 1.Membantu kesehatan Telur, keju, ubi
mata jalar, susu, hati,
2.Membentu ikan, buah dan
pertumbuhan tulang, sayur berwarna
kesehatan kulit, gigi kuning
dan rambut.
Vitamin B 1.Meningkatkan selera Hati, daging,
makan dan kerja susu,
pencernan. telur ,kacang-
2.Menjaga fungsi kacangan.
sistim syaraf.
Vitamin C Meningkatkan Buah-buahan dan
imunitas terhadap sayuran hijau.
infeksi.
Vitamin D Membantu Susu dan olahanya
penyerapan kalsium
dan fosfor
Vitamin E Antioksidan yang Tauge, sayur-
Melindungi sel dari sayuran,kacang-
kerusakan kacangan.
Vitamin K Penting untuk proses Sayuran hijau tua
pembekuan darah.
gizi, juga harus memperhatikan variasi menu makanan agar anak tidak
bosan. Sebaiknya dibuat siklus menu tujuh hari atau sepuluh hari.
13
anak lebih siap dalam mengeluarkan hormon dan enzim yang
pemberian makan balita yaitu tiga kali makan utama dan dua kali
makan selingan.
sarapan pagi misalnya omellete sayur, mie goreng, atau roti bakar
1. Umur.
2. Berat badan.
makanan.
14
6. Jenis dan jumlah makanan yang diberikan.
oleh umur, jenis kelamin, kegiatan dan suhu lingkungan udara dingin
atau panas.
15
37-59 Bulan 1. 1-2 piring nasi / 3x sehari .
pengganti.
2. 2-3 potong lauk
hewani.
3. 1-3 potong lauk
nabati.
4. 1 - 1½ mangkuk
sayur.
5. 2-3 potong buah-
buahan
6. 1-2 gelas susu
adalah beras, jagung, sagu, ubi, singkong, roti, sukun, dan gula
ikan, ayam, hati, telur, susu dan olahannya. Bahan makanan yang
tahu.
16
tumbuh kembang anak. Soetjiningsih mengatakan bahwa yang
(sebelum lahir) terdiri dari gizi ibu pada waktu hamil : mekanis, toksin
atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas dan anoksia
orang tua .
17
yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi,
makanan dan penggunaan zat gizi, dimana zat gizi sangat dibutuhkan
Status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut umur
(sangat pendek).
18
panjang badan (BB/PB) atau berat badan menurut tinggi badan
a) Antropomentri
tubuh dari berbgai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara
pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot
seperti berat badan menurut umur (BB/U), panjang badan atau tinggi
badan menurut umur (PB/U atau TB/U) , dan berat badan menurut tinggi
(Hasdianah, 2014).
19
b) Klinis
Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues)
seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ
c) Biokimia
antara lain : darah, urin, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti
hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa
(Hasdianah,2014).
20
adalah sebagai berikut : 1. Status gizi obes bila Z-Score = > + 2 SD ;
(WHONCHS) (Siyoto,2014)
21
16 7.5 8.4 9.4 10.5 11.7 13.1 14.6
17 7.7 8.6 9.6 10.7 12.0 13.4 14.9
18 7.8 8.8 9.8 10.9 12.2 13.7 15.3
19 8.0 8.9 10.0 11.1 12.5 13.9 15.6
20 8.1 9.1 10.1 11.3 12.7 14.2 15.9
21 8.2 9.2 10.3 11.5 12.9 14.5 16.2
22 8.4 9.4 10.5 11.8 13.2 14.7 16.5
23 8.5 9.5 10.7 12.0 13.4 15.0 16.8
24 8.6 9.7 10.8 12.2 13.6 15.3 17.1
25 8.8 9.8 11.0 12.4 13.9 15.5 17.5
26 8.9 10.0 11.2 12.5 14.1 15.8 17.8
27 9.0 10.1 11.3 12.7 14.3 16.1 18.1
28 9.1 10.2 11.5 12.9 14.5 16.3 18.4
29 9.2 10.4 11.7 13.1 14.8 16.6 18.7
30 9.4 10.5 11.8 13.3 15.0 16.9 19.0
31 9.5 10.7 12.0 13.5 15.2 17.1 19.3
32 9.6 10.8 12.1 13.7 15.4 17.4 19.6
33 9.7 10.9 12.3 13.8 15.6 17.6 19.9
34 9.8 11.0 12.4 14.0 15.8 17.8 20.2
35 9.9 11.2 12.6 14.2 16.0 18.1 20.4
36 10.0 11.3 12.7 14.3 16.2 18.3 20.7
37 10.1 11.4 12.9 14.5 16.4 18.6 21.0
38 10.2 11.5 13.0 14.7 16.6 18.8 21.3
39 10.3 11.6 13.1 14.8 16.8 19.0 21.6
40 10.4 11.8 13.3 15.0 17.0 19.3 21.9
41 10.5 11.9 13.4 15.2 17.2 19.5 22.1
42 10.6 12.0 13.6 15.3 17.4 19.7 22.4
43 10.7 12.1 13.7 15.5 17.6 20.0 22.7
44 10.8 12.2 13.8 15.7 17.8 20.2 23.0
22
45 10.9 12.4 14.0 15.8 18.0 20.5 23.3
46 11.0 12.5 14.1 16.0 18.2 20.7 23.6
47 11.1 12.6 14.3 16.2 18.4 20.9 23.9
48 11.2 12.7 14.4 16.3 18.6 21.2 24.2
49 11.3 12.8 14.5 16.5 18.8 21.4 24.5
50 11.4 12.9 14.7 16.7 19.0 21.7 24.8
51 11.5 13.1 14.8 16.8 19.2 21.9 25.1
52 11.6 13.2 15.0 17.0 19.4 22.2 25.4
53 11.7 13.3 15.1 17.2 19.6 22.4 25.7
54 11.8 13.4 15.2 17.3 19.8 22.7 26.0
55 11.9 13.5 15.4 17.5 20.0 22.9 26.3
56 12.0 13.6 15.5 17.7 20.2 23.2 26.6
57 12.1 13.7 15.6 17.8 20.4 23.4 26.9
58 12.2 13.8 15.8 18.0 20.6 23.7 27.2
59 12.3 14.0 15.9 18.2 20.8 23.9 27.6
60 12.4 14.1 16.0 18.3 21.0 24.2 27.9
Sumber : Kepmenkes No.2 tahun 2020 tentang Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak.
23
(bulan) -3 SD -2 SD -1 SD Median +1 SD +2 SD +3 SD
24
28 8.6 9.7 10.9 12.3 14.0 16.0 18.3
29 8.8 9.8 11.1 12.5 14.2 16.2 18.7
30 8.9 10.0 11.2 12.7 14.4 16.5 19.0
31 9.0 10.1 11.4 12.9 14.7 16.8 19.3
32 9.1 10.3 11.6 13.1 14.9 17.1 19.6
33 9.3 10.4 11.7 13.3 15.1 17.3 20.0
34 9.4 10.5 11.9 13.5 15.4 17.6 20.3
35 9.5 10.7 12.0 13.7 15.6 17.9 20.6
36 9.6 10.8 12.2 13.9 15.8 18.1 20.9
37 9.7 10.9 12.4 14.0 16.0 18.4 21.3
38 9.8 11.1 12.5 14.2 16.3 18.7 21.6
39 9.9 11.2 12.7 14.4 16.5 19.0 22.0
40 10.1 11.3 12.8 14.6 16.7 19.2 22.3
41 10.2 11.5 13.0 14.8 16.9 19.5 22.7
42 10.3 11.6 13.1 15.0 17.2 19.8 23.0
43 10.4 11.7 13.3 15.2 17.4 20.1 23.4
44 10.5 11.8 13.4 15.3 17.6 20.4 23.7
45 10.6 12.0 13.6 15.5 17.8 20.7 24.1
46 10.7 12.1 13.7 15.7 18.1 20.9 24.5
47 10.8 12.2 13.9 15.9 18.3 21.2 24.8
48 10.9 12.3 14.0 16.1 18.5 21.5 25.2
49 11.0 12.4 14.2 16.3 18.8 21.8 25.5
50 11.1 12.6 14.3 16.4 19.0 22.1 25.9
51 11.2 12.7 14.5 16.6 19.2 22.4 26.3
52 11.3 12.8 14.6 16.8 19.4 22.6 26.6
53
54 11.4 12.9 14.8 17.0 19.7 22.9 27.0
55 11.5 13.0 14.9 17.2 19.9 23.2 27.4
56 11.6 13.2 15.1 17.3 20.1 23.5 27.7
25
57 11.7 13.3 15.2 17.5 20.3 23.8 28.1
58 11.8 13.4 15.3 17.7 20.6 24.1 28.5
59 11.9 13.5 15.5 17.9 20.8 24.4 28.8
60 12.0 13.6 15.6 18.0 21.0 24.6 29.2
12.1 13.7 15.8 18.2 21.2 24.9 29.5
Sumber : Kepmenkes No.2 tahun 2020 tentang Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak.
berat badan berkolerasi positif dengan umur dan tinggi badan. Indeks
26
Tahun < -3SD -3 s/d < - Median -2 s/d + 2 > + 2 SD
2 SD SD
0 32.1 33.1 34.5 35.8 38.9
1 35.1 36.1 37.3 38.5 39.5
2 36.9 37.9 39.1 40.3 41.3
3 38.3 39.3 40.5 41.7 42.7
4 39.3 40.4 41.6 42.9 43.9
5 40.3 41.3 42.6 43.8 44.8
Sumber : Riskesdas,2013
sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang singkat.
LAKI-LAKI
USIA BERAT BADAN TINGGI BADAN
ANAK
1tahun 7,7- 12 kg 71-80,5 cm
2tahun 9,7 – 15,3 kg 81,7-93,9 cm
3tahun 11,3-18,3 kg 88,7-103,5 cm
4tahun 12,7 – 21,2 kg 94,9 – 111,7 cm
5tahun 14,1-24,2 kg 100,7-119,2 cm
a. Faktor Langsung
27
pengaruhi oleh kurangnya pengetahuan Ibu khususnya tentang
makanan yang bergizi. Kecukupan gizi yang baik pada anak akan
2. Riwayat Lahir
semua jaringan yang pada tubuh antara tulang, otot, lemak, cairan
gram).
28
RI,2004). Menurut Suharyono (1990) ASI (air susu ibu) merupakan
proses laktasi. ASI terdiri dari berbagai komponen gizi dan non
Yang Baik
29
berdasarkan pada kategori dan indikator yang digunakan.
1. Jenis Kelamin
laki- laki.
2. Sosial Ekonomi
perhatian dan kasih sayang yang akan diperoleh anak. Hal tersebut
anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk disejumlah wilayah di
30
tanah air disebabkan ketidaktahuan orang tua akan pentingnya gizi
kurangnya perhatian orang tua akan gizi anak. Hal ini disebabkan
31
balita harus puas dengan makanan seadanya yang tidak memenuhi
5. Pendapatan Keluarga
dan emosional. Pehatian yang cukup dan pola asuh yang tepat akan
32
7. Sanitasi Lingkungan Yang Kurang Baik
penyedia air bersih dan perilaku hidup bersih dan sehat akan
lingkungan yang buruk seperti air minum tidak bersih, tidak ada
a. Definisi Tepung
33
Tepung merupakan salah satu bahan dasar dari tepung komposit
kue dan roti. Tepung dibuat dari berbagai jenis bahan nabati, yaitu
yang memiliki zat tepung atau pati atau kanji. Contoh tepung nabati
adalah tepung terigu yang berasal dari gandum, tepung tapioka yang
tepung ketan yang berasal dari beras ketan. Tepung dapat juga dibuat
Ikan tuna merupakan salah satu kelompok ikan pelagis besar yang
34
omega 3 pada ikan tuna juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan
dan tajam. Panjang batang dapat memcapai 5-10 meter atau bahkan
luar (exocarpium) yang sangat kuat daan keras berwarna kuning, kulit
(semen). Buah labu kuning yang tua berwarna kuning sedangkan yang
35
Labu kuning memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap
1. Faktor langsung
- Riwayat sakit 1 bulan
terakhir**
- Riwayat lahir**
- Riwayat Pemberian
ASI Eksklusif**
2. Faktor tidak langsung
- Jenis kelamin**
- Tingkat pendidikan
6. Kerangka Konsep
ibu**
- Tingkat pngetahuan
ibu**
- Sosial ekonomi*
- Pendapatan*
- Pola asuh*
- Rendahnya ketahanan
pangan* 36
- Perilaku layanan
kesehatan*
Status Gizi
Balita
Menurut BB/U
Keterangan :
7. Hipotesis Penelitian
H0 (hipotesis nol):
Ha (hipotesis alternatif):
8. Metodeologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
37
perbedaan pengaruh status gizi sebelum dan sesudah diberikan
3. Variabel Penelitian
4. Definisi Oprasional
38
Jenjang
pendidikan
formal yang
ditempuh
oleh ibu sebagai
bekal agar dapat
mendidik anak-
Tingkat anaknya dengan
Pengetahuan Ibu baik Wawancara
Tentang Gizi Pengukuran
Balita pengetahuan ibu
dilakukan dengan
wawancara atau
angket yang
menanyakan isi
materi.
1. Pengerti
2. an dan
prinsip gizi
balita.
3. Nurisi dan
kebutuhan
gizi balita.
4. Menyusun
menu balita.
5. Gizi Buku KIA dan
Riwayat seimbang
Pemberian ASI Kuesioner Wawancara
balita.
Eksklusif 6. Status gizi
balita.
ASI tanpa susu
atau makanan
tambahan
diberikan
Riwayat Sakit 1 kepada anak Kuesioner
sampai umur 6 Wawancara
Bulan
bulan dan yang
terecord di Buku
KIA .
Gambaran
riwayatsakit
pada balita
dalam 1 bulan
terakhir
39
Peingkatan Status Keadaan dari Antropometri dan Melakukan
Gizi Balita balita yang dapat timbangan injak penimbangan
ditentukan dari berat badan balita
indikator berat
badan menurut
umur (BB/U)
dengan nilai Z-
Score < -3 SD
a) Populasi
b) Kriteria Sampel
1. Kriteria Inklusi
penelitian.
2. Kriteria Eksklusi
40
dengan terlebih dahulu melakukan uji normalitas data. Teknik
ini dilakukan sesuai dengan inklusi sampel yaitu anak balita gizi
d) Sampel
2
z1- α /2 [ P 1 ( 1- P1 ) + P 2(1-P 2)]
n=
d²
3,84 [0,18+0,15]
¿
0,04
3,84 (0,33)
¿
0,04
1,27
¿
0,04
= 32
6. Instrumen Penelitian
a) Formulir antropometri
1) Data Primer
41
melalui recall 1 x 24 jam. Selanjutnya data status gizi
2) Data Sekunder
bongkudai moonow.
42
6. Melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan dan
a) Pengolahan Data :
pengolahan data.
dilakukan perbaikan.
Statistik.
b) Analisis Data :
1. Analisis Univariat
43
sebelum dan sesudah perlakuan.
2. Analisis Bivariat
kuning.
a) Menyediakan Bahan-Bahan
Baking powder, gula pasir, garam, telur, susu cair, pasta vanila,
rata.
44
4. Kemudian campur telur, susu cair, vanila pasta dan margarin
leleh.
margarin sebelumnya.
45
N Tahun
o Kegiatan Tahun 2022
2023
J
M A M J J A M A M J
u
r P e u u g a p E u
l
t R i n l s r r I n
Penyusunan
1 Proposal
Seminar
2 Proposal
Perbaikan
3 Proposal
Pengurusan
etik
4 penelitian
Pengambilan
5 Data
Pengolahan
6 Data
Penyusunan
7 Skripsi
Seminar
8 Hasil
Revisi Hasil
9 Sidang
Penjilidan
Laporan
10 Penelitian
46
12. Biaya Penelitian
47
DAFTAR PUSTAKA
48
Kesehatan Masyarakat, vol. 1, pp. 38–54, Nov. 2020
I. Rini, R. D. Pangestuti, and M. . Z. Rahfiludin, “Pengaruh Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan (PMT-P) Terhadap Perubahan Status Gizi Balita Gizi
Buruk Tahun 2017 (Studi di Rumah Gizi Kota Semarang),” . J. Kesehat.
Masy, pp. 698–705, 2017
Irawati Y, (2007). Hubungan antara Riwayat Infeksi dan Pengetahuan Gizi Iu
dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Jatibarang Brebes. Semarang:
Universitas Muhammadiya Semarang
KemenKes. RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Direktorat Jenderal Bina Gizi
dan KIA. Jakarta. Halaman 12-22
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta:
Kemenkes RI; (2016)
Khum32waidi. Gizi Masyarakat. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia; (2012)
Kusumawati, H. N., & Noer, E. R. (2016). Perbedaan Asupan Zat Gizi Makro
Sebelum dan Setelah Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Bubur Instan Berbasis Ikan Gabus dan Labu Kuning pada Balita Gizi
Kurang (Doctoral dissertation, Diponegoro University).
Pusdatin Kemenkes RI., “Data dan Informasi Kesehatan: Situasi Balita Pendek
(Stunting) di Indonesia,” Kementerian Kesehatan Republik Indonesia., 2018
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2 tahun 2020 tentang
Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Direktorat Jenderal Bina
Gizi Kesehatan Ibu dan Anak
Peraturan Bupati Ngawi Nomor 8 Tahun 2013 tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan Penanganan Gizi Buruk. Ngawi, Dinas Kesehatan Kabupaten
Ngawi.
Proverawati, Atikah dan Wati, Erna Kusuma. (2010). Ilmu Gizi untuk
Keperawatan & Gizi Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika
Putri.(2015) Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Pendapatan Keluarga
dengan Status Gizi Anak Prasekolah dan Sekolah Dasar di Kecamatan
Godean.Kes Mas : :7(1) : 15-20
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan
49
Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/fi
les/Hasil-riskesdas-2018_1274.pdf – Diakses Desember 2020
Rosdiana.(2020).Faktor Yang Berhubungan dengan Status Gizi Anak Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Kassi Kassi Kota Makassar
Roshe et al .(2013).Mengenal ASI Eksklusif: Jakarta
Santoso, S. dan Anne L. Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta; (2009).
Sediaoetama.(2000). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia Jilid
Jakarta: Dian Rakyat
Septiari, B. (2012). Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang
Tua.Yogyakarta: Nuha Medika.
Septikasari.(2016).Status Gizi Anak dan Faktor yang Mempengaruhi.Yogyakarta:
UNY Press
Sibagariang, E. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Trans Info Media;
(2010).
Soekirman.(2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Soetjiningsih dan Ranuh, G. Tumbuh Kembang Anak Ed 2. Jakarta: EGC; (2013)
Unicef, WHO, World Bank Group. Levels and trends in child malnutrition.
Geneva 2017.
Wulandari. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status Gizi Anak
usia 1-3 tahun. Riau: Universitas Riau. (2019).
Yayuk, Farida, dkk. (2004). Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya.
Jakarta
50
1
20