“ BAKERY (ROTI)”
NIM : 711331120008
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa pula saya berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan makalah ini.,dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.
Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,untuk itu kritik,
dan saran yang membantu sangat saya harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI................................................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2.Tujuan ...................................................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah….………………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………..11
3.2 Saran…………………………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Straigh Dough atau adonan langsung adalah cara yang paling banyak digunakan dalam
industri Rumah Tangga di Indonesia. Yang dimaksud dengan Straigh itu sendiri adalah suatu
proses pembuatan roti dengan satu kali pengadukan dimana semua bahan diaduk menjadi satu.
Pencampuran ini dilakukan hingga adonan kelihatan lembut dan kalis. Temperatur adonan yang
keluar dari mixer berkisar antara 26-28oc, dan di fermentasikan antara1-3 jam. Keuntungan dari
system ini adalah mempunyai toleransi yang baik terhadap waktu aduk, lebih sedikit karyawan
yang dipekerjakan, lebih pendek waktu produksi dibandingkan dengan system Sponge Dough.
Akan tetapi system ini juga mempunyai kedap waktu fermentasi serta kesalahan tidak dapat
dikoreksi bila terjadi kesalahan pada saat pengadukan.
2. Teknik pembuatan roti dengan system Sponge and Dough ini memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan system Straigh Dough, antara lain lebih sedikit penggunaan
yeast (ragi) dalam adonan, roti yang dihasilkan memiliki volume lebih besar dan remah serta
tekstur yang lebih baik, serta memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi. Teknik Sponge and
Dough dalam pembuatan roti terdiri dari dua langkah, yaitu
• Pertama, tahap pembuatan sponge (biang) dimana mencapurkan beberapa bahan dari bahan
total yang digunakan.Dalam tahap ini yang memegang peranan penting adalah ragi(yeast).
• Kedua, pembuatan adonan(dough), dimana biang yang telah tercampur dengan sisa bahan dari
total bahan dalam resep.
3. No Time Dough adalah system adonan cepat dimana dalam waktu3 menit, roti dapat
dibuat. Ciri-ciri dari sitemini adalah pengadukan satu kali fermentasi 0-45 menit,
penambahan yeast dan bread improver untuk mempercepat pengembangan dan
volume tetap baik, dan daya tahan sekitar 3 hari. Keunggulan dari system ini adalah
hemat waktu pada proses fermentasi, tidak memerlukan alat banyak, lebih sedikit
tenaga yang digunakan, hasil roti lebih banyak, akan tetapi roti yang dihasilkan tidak
memiliki aroma yang baik serta daya tahan roti tidak tahan lama. Proses ini banyak
digunakan di Australia dan beberapa Negara di Asia Tenggara. Langkah dari No
Time Dough ini hampir sama dengan cara membuat roti secara konvensional. Tidak
seperti Straigh Dough dan Sponge Doug hyang umumnya mengandalkan proses
fermentasi untuk menghasilkan volume roti. Sistem ini mengandalkan
pengembangnya dari bahan kimia selama proses pengadukan. Pada prinsipnya system
ini adalah penambahan bahan pengembang yang akan menyebabkan adonan cepat
mengembang tanpa proses yang tidak terlalu lama.
4. Sistem Dough Break Roll. Sistem ini adalah modifikasi dari No Time Dough, yang
banyak digunakan oleh industry atau pabrik-pabrik roti murah untuk dikonsumsi oleh
kalangan bawah dimana selera dan citarasanya kurang diperhatikan. Roti dapat dibuat
dengan cepat, banyak dan hasil produknya memiliki tekstur yang lebih halus. Ciri-ciri
dari sitem ini adonan diaduk asal campur lalu diroll dengan mesin berkali-kali hingga
kalis dan system selanjutnya sama dengan Straigh Dough. Dalam resep ini mengalami
perubahan yaitu air dikurangi 5-7% danbread improver ditambah1% dan biasanya
tidak mengalami proses fermentasi. Roti yang dihasilkan walaupun awet namun
biasanya memiliki kualitas yng kurang baik. Keuntungan dari sistem ini antara lain
walaupun produksinya lebih cepat, jumlah produk lebih banyak dan teksturnya paling
halus. Tetapi dengan tidak adanya proses fermentasi maka aroma roti yang dihasilkan
tidak keluar, dan kulit roti tampak agak pucat.
2.2 BAHAN BAKU PEMBUATAN ROTI
1. Tepung serbaguna
Tepung serbaguna atau disebut juga tepung protein sedang, dapat digunakan untuk membuat apa
saja, mulai dari kue kering hingga roti. Nnamun, jika ingin hasil produk baking lebih maksimal
kamu bisa menyediakan tepung yang sesuai.
2. Garam
Garam menjadi bumbu yang wajib ada di dapur, termasuk untuk persediaan baking. Dalam
produk baking, garam terkadang diperlukan untuk tambahan dalam adonan roti tetapi bukan
untuk menambahkan rasa, melainkan untuk memaksimalkan proses pengolahan.
3. Gula pasir
Gula pasir menjadi pemanis standar yang digunakan untuk membuat hampir semua produk
baking. Pastikan untuk selalu menyediakan gula pasir di dapur
4. Gula bubuk
Gula bubuk juga penting disediakan. Penggunaannya bisa sebagai pemberi rasa dan hiasan
produk. Sifatnya yang mudah larut terkadang juga menjadi alasan gula bubuk dipilih untuk
bahan pada produk baking, jadi tidak ada salahnya untuk menyediakan gula bubuk di dapur..
5. Brown sugar
Bentuk gula alternatif ini merupakan kombinasi gula pasir putih dan tetes tebu. Brown sugar
memiliki tekstur yang lembab, agak lengket, dan warnanya lebih gelap. Brown sugar diperlukan
untuk pembuatan banyak makanan yang lebih kaya rasa dan tekstur yang chewy.
6. Baking powder
Baking powder sangat diperlukan untuk membuat produk mengembang, seperti pada resep aneka
kue atau cake. Pada beberapa resep roti, baking powder juga akan berguna untuk
memaksimalkan prosesperagian.
7. Soda kue (baking soda)
Agen ragi pengembang lainnya adalah soda kue. Soda kue mampu mengaktifkan dan
menyebabkan makanan yang dipanggang mengembang saat asam dan panas menyatu. Tidak
seperti baking powder yang dapat aktif sendiri, soda kue harus selalu dipasangkan dengan bahan
yang bersifat asam, seperti cuka, jus jeruk, krim tartar, bubuk kakao, yogurt atau buttermilk.
8. Ragi
Bahan pengembang yang juga akan digunakan untuk baking terutama membuat roti adalah ragi.
Ragi adalah zat yang mengembang lambat dan membutuhkan lebih banyak waktu dibandingkan
soda kue atau bubuk. Ada beberapa jenis ragi, tetapi untuk lebih praktis kamu bisa menyediakan
ragi instan untuk baking di rumah.
9. Susu
Banyak resep kue dan roti memerlukan susu untuk menunjang rasa dan tekstur. Kamu bisa
menyimpan susu UHT atau susu bubuk di rumah yang punya daya simpan lebih lama, ketimbang
susu segar.
10. Tepung jagung atau maizena
Tepung jagung atau maizena akan diperlukan terutama sebagai pengental saus dan juga dapat
melembutkan produk kue. Tepung jagung atau maizena memiliki kemampuan untuk melawan
protein keras dalam tepung, sehingga dapat membuat makanan yang dipanggang lebih lembut.
11. Minyak sayur
Minyak sayur merupakan bahan utama dalam banyak resep, dan juga berguna untuk meminyaki
loyang sebelum dipanggang.
12. Lemak (shortening)
Lemak nabati ini terkadang digunakan sebagai pengganti atau sebagai tambahan mentega untuk
membuat makanan panggang yang lebih lembut dan fleksibel. Beberapa produk baking yang
memerlukan shortening seperti kue dan kulit pai, karena titik leleh yang lebih tinggi.
13. Ekstrak vanilla
Ekstrak vanili adalah investasi bahan baku untuk produk baking. Bahan ini nanti dapat
digunakan sebagai penambah rasa dan aroma pada masakan.
14. Bubuk kokoa
Jikalau seorang pencinta cokelat, kamu wajib menyediakan bubuk kokoa atau cokelat bubuk di
dapur. Kokoa bubuk dapat ditambahkan untuk keperluan perasa pada produk baking.
15. Madu
Madu bisa dijadikan sebagai bahan pemanis alami yang lembut pada aneka produk baking.
16. Agar-agar
Agar-agar bisa jadi investasi bahan baku dasar produk dessert. Sediakan agar agar yang tanpa
rasa karena bisa dikreasikan menjadi produk baking apa saja.
17. Susu evaporasi
Produk susu kental dan pekat ini dapat ditambahkan ke puding, isi pai, dan lainnya untuk
mendapatkan ketebalan dan tekstur ekstra.
18. Rempah-rempah
Rempah-rempah juga akan diperlukan dalam baking. Beberapa rempah yang akan diperlukan
untuk baking diantaranya kayu manis dan jahe.
19. Buah dan kacang Kering
Meskipun buah-buahan dan kacang-kacangan kering merupakan bahan pelengkap pada produk
baking, tetapi bahan-bahan ini akan mampu menonjolkan hasil produk baking. Buah dan kacang
kering yang mungkin akan diperlukan yaitu kismis, sukade, kacang tanah, kacang almond dan
kacang mete.
Untuk menghasilkan produk roti dengan kualitas yang baik, tahap pertama yang harus dilakukan
adalah memilih bahan baku yang baik. Pemilihan bahan baku yang digunakan harus
mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu:
1. Kualitas bahan
2. Ketersediaan bahan (stock)
3. Penyimpanan (storage)
4. Pengetahuan sifat-sifat bahan
B. PENIMBANGAN BAHAN
Proses pembuatan roti adalah sebuah proses yang exact (pasti) seperti proses pembuatan
makanan lainnya. Akurasi penimbangan atau ketelitian penimbangan berfungsi untuk
mencegah kesalahan dalam penggunaan bahan.
Gunakan takaran yang jelas ukurannya dan jangan dikira-kira dengan takaran yang tidak
menentu. Timbang bahan dengan menggunakan timbangan yang sudah ditera atau
dikalibrasi serta hindari menggunakan tangan, sendok atau cangkir dalam melakukan
penimbangan.
C. PENGADUKAN (MIXING)
Proses pengadukan atau mixing memiliki tujuan utama untuk membentuk jaringan gluten yang
terdapat dalam terigu. Saat terigu ditambahkan air, serta mengalami proses pengadukan, maka
seiring dengan waktu jaringan gluten akan mulai terbentuk.
Proses pengadukan akan dihentikan apabila jaringan gluten sudah terbentuk dengan sempurna
atau dikenal istilah kalis (well developed). Secara fisik adonan sudah mencapai kalis apabila
adonan sudah memiliki tekstur tipis, transparan dan memiliki robekan adonan yang lurus.
D. RESTING TIME
Resting time adalah waktu istirahat sementara yang diberikan adonan agar adonan menjadi rileks
dan memudahkan adonan untuk dapat ditangani pada tahap berikutnya. Resting time sebenarnya
merupakan proses fermentasi tahap 1 yang terjadi dalam adonan, sehingga perbedaan berbagai
jenis sistem adonan terletak pada panjang-pendeknya proses resting time ini.
F. PEMBULATAN (ROUNDING)
G. INTERMEDIATE PROOFING
Intermediate proofing merupakan proses istirahat sementara yang diberikan adonan yang telah
mengalami pembulatan. Hal ini perlu dilakukan agar adonan yang mengalami penarikan saat
pembulatan dapat rileks (istirahat), sehingga adonan tidak akan mudah robek saat proses
pengerolan (degassing atau sheeting). Waktu intermediate proofing yang dibutuhkan untuk
mengistirahatkan adonan sementara adalah antara 5–10 menit.
H. PEMBENTUKAN (MOULDING)
Proses peletakan adonan dalam loyang dilakukan dengan memperhatikan posisi adonan yang
terkunci (lapisan perekat adonan) harus berada pada bagian bawah. Hal ini dilakukan untuk
mencegah lipatan perekat adonan terbuka pada saat final proofing dan pemanggangan
(pengovenan). Pada proses panning, loyang harus dikondisikan agar roti mudah terlepas dari
loyang setelah proses pemanggangan, dengan jalan memberikan oles loyang dan pemanasan.
J. FINAL PROOFING
Final proofing atau fermentasi akhir merupakan proses pengembangan adonan hingga mencapai
besar adonan yang optimal. Selain terjadinya kenaikan volume dalam proses final proofing juga
dihasilkan alkohol, serta terjadi kenaikan suhu adonan (panas) dan pembentukan rasa.
Proses pemanggangan (baking process) merupakan proses terakhir dan terpenting dalam
pembuatan roti. Menurut (Pyler, 1979) dalam proses pemanggangan terjadi perpindahan panas
oven yang akan mengubah adonan menjadi produk ringan, berongga (porous), siap cerna dan
kaya rasa. Perubahan biokimia yang terjadi dalam proses pemanggangan sangat komplek yang
melibatkan inaktivasi enzim, yeast, perubahan pati dan gluten dalam adonan.
L. PENGELUARAN DARI LOYANG (DEPANNING)
Adonan yang sudah mengalami proses pemanggangan kemudian dikeluarkan dari loyang secara
langsung.
Proses pendinginan roti (bread cooling) merupakan proses untuk menurunkan temperatur suhu
roti setelah proses pemanggangan hingga mencapai suhu internal roti pada kisaran (35 o–40.5oC).
Kondisi cooling harus dipertahankan pada kisaran suhu tersebut untuk menghindari terjadinya
kehilangan kadar air dalam jumlah berlebihan.
N. PENGEMASAN (PACKAGING)
Kemasan yang menarik dapat menjadi daya tarik pertama bagi pelanggan (first impression)
untuk membeli produk yang di hasilkan, sehingga kemasan dianggap sebagai “The Silent
Salesman”.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jadi roti adalah makanan pokok yang dibuat dengan campuran tepung terigu dan ragi. Roti
ini ditemukan saat mereka mencari cara lain untuk menikmati gandum yang pada awalnya
hanya dikonsumsi langsung atau mencampurkannya dengan air hingga menjadi pasta.
Dimasak di atas api kemudian mengeras dan disimpan beberapa hari. Di Indonesia roti
merupakan makanan yang cukup lama ada karena pengaruh dari bangsa penjajah yang
dulunya mengonsumsi roti. Seiring perkembangan zaman, roti banyak mengalami perubahan
dan juga variasi yang dibuat dengan berbagai rasa dan juga bentuk. Roti juga mempunyai
beberapa metode, bahan baku serta proses atau tahapan pembuatannya.
3.2 SARAN
Kiranya makalah diatas dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan serta wawasan
kita dalam mengolah atau membuat roti.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.umm.ac.id/42704/2/BAB%20I.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/
195904211986032-SUDEWI/powerpoint_roti_2.pdf
https://www.kompas.com/food/read/2020/11/09/082100275/20-bahan-dasar-penting-
untuk-buat-kue-dan-roti-bisa-untuk-stok?page=all
https://usahabakery.com/saat-anda-ikut-kursus-roti-namun-masih-bingung-9-tahapan-
proses-pembuatan-roti-ini-wajib-dibaca/