Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

ROTI BOI

Kelompok 6

Dosen Pengampu : Rini Fertiasari, SP., M.Si

Nama Teknisi : Bagus

Makul : Rekayasa Proses

Nama : Tara Anantasya

Nim : 4202007059

Prodi : Agroindustri Pangan 2B


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Rotiboy adalah produk roti asal Malaysia yang didirikan pada bulan April 1998 di
Bukit Mertajam, Penang oleh Hiro Tan mantan dosen di bidang ekonomi yang kemudian
memutuskan untuk membuka usaha toko roti sendiri dengan menawarkan roti dengan
model tempurung dan berkulit renyah dengan rasa mentega yang khas. (About Us,
Rotiboy 2019)
Indonesia menjadi negara pertama yang memperoleh hak waralaba memasarkan
produk dan merek Rotiboy. Hal ini tidak terlepas dari empat sekawan yang menjadi
pemegang master Waralaba-nya, yakni: Melanie Muhidin (Lala), Noviana Budiman
(Nana), Jullie Budiman, dan Liza Marina Sutanto. Kini, di tangan keempat wanita itu
nama Rotiboy di Indonesia makin melejit dengan 31 gerai Rotiboy yang tersebar di
berbagai kota di Tanah Air.
Rotiboy di Indonesia bermula dari perjalanan Lala ke Malaysia. yang kebetulan
sempat mencicipi roti itu. Karena rasanya yang khas, Lala membawa Rotiboy sebagai
oleh-oleh buat keluarga, dan juga ketiga sahabatnya. Di lain waktu, dalam perjalanan
bisnisnya ke Kuala Lumpur, Jullie pun menyempatkan diri mampir ke gerai Rotiboy, dan
membelinya untuk oleh-oleh. Di Malaysia sendiri Rotiboy cukup digandrungi. Bahkan
ada beberapa toko roti yang mencoba meniru rasa dan bentuk yang mirip Rotiboy.
Keempat Srikandi ini memutuskan untuk mendatangi pemilik merek Rotiboy supaya
dapat memperoleh hak waralabanya di Indonesia. Lala yang dijagokan oleh ketiga
sahabatnya untuk menemui Hiro Tan di Kuala Lumpur.
Namun, proses meyakinkan Hiro butuh waktu yang cukup panjang: hingga satu
tahun. Apalagi Lala dkk. bukanlah orang Indonesia pertama yang menghadap Hiro buat
mendapatkan hak waralaba ini. Pada bulan Mei 2004, Hiro secara resmi memberikan hak
master Waralaba untuk Indonesia pada keempat wanita itu. Mereka butuh waktu 6 bulan
buat mempersiapkan Rotiboy hingga bisa ditawarkan ke masyarakat. Dengan modal Rp 1
miliar, gerai Rotiboy pertama buka di Menara BNI, dengan mempekerjakan 15 karyawan.
Respons pasar sangat baik. Bahkan, ketika peluncuran terlihat antrean sangat panjang
untuk bisa mencicipi Rotiboy.
Bahan bakunya dibuat di pabrik (dapur) Rotiboy yang berlokasi di Kemanggisan,
Jakarta Barat dan 6 bulan kemudian gerai Rotiboy kedua sudah bisa dibuka di Pasaraya
Grande, Blok M Jaksel. Sekarang semua gerai Rotiboy memperoleh pasokan adonan dari
dapur mereka yang sekarang dipindah ke Batu Ceper, Tangerang. Pabrik itu memiliki
kapasitas produksi hingga 30 ribu unit per hari. Pasokan adonan didistribusikan untuk
dipanggang oleh karyawan di masingmasing gerai. Sementara resep dipusatkan di pabrik
mereka untuk tetap menjaga keaslian resep.Saat ini perusahaan Rotiboy di Indonesia
dikelola oleh PT.Bintang Indo Jaya yang terletak di Jl.Rungkut Industri 3 No.34 B,
Surabaya, Jawa Timur (Wikipedia, 2018)

B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui pengaruh baking/pemanggangan terhadap mutu roti boy.
2. Mengetahui manfaat baking dalam pembuatan roti boy.
3. Mengetahui factor factor yang mempengaruhi baking.
4. Mengetahui pengaruh baking terhadap mutu arganolik roti boy.

C. Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum adalah sebagai pemahaman dan dapat diterapkan dilingkungan
masyarakat serta bisa sebagai bekal untuk membuka usaha kecil kecilan.
BAB II

LANDASAN TEORI

Makanan merupakan sumber energy utama bagi manusia. Makanan yang dikonsumsi
oleh manusia terdiri dari berbagai macam komponen nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia
seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin. Baik roti tawar, roti manis, maupun
kue kering bahan dasarnya adalah tepung terigu. Komponen terpenting yang membedakan
dengan bahan lain adalah kandungan protein jenis glutenin dan gliadin, yang pada kondisi
tertentu dengan air dapat membentuk massa yang elastis dan dapat mengembang yang disebut
gluten. Sifat-sifat fisik gluten yang elastis dan dapat mengembang ini memungkinkan adonan
dapat menahan gas pengembang dan adonan dapat mengelembung seperti balon. Keadaan ini
memungkinkan produk roti mempunyai struktur berongga yang halus dan seragam serta tekstur
yang lembut dan elastic (Halimahtussahdiah, 2012).

Roti merupakan makanan yang telah dikenal sebagai pengganti nasi dibeberapa negara,
terutama negara barat karena kandungan karbohidrat yang dikandungnya. Kualitas roti secara
umum disebabkan karena variasi dalam penggunaan bahan baku dan proses pembuatannya. Jika
bahan baku yang digunakan mempunyai kualitas yang baik dan proses pembuatannya benar
maka roti yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik pula. Jenis dan mutu produk
bakteri sangat bervariasi tergantung jeniis bahan bahan dan formulasi yang digunakan dalam
pembuatannya. Variasi produk roti diperlukan untuk memenuhi adanya variasi selera dan daya
beli konsumen (Mudjajanto, eddy dan noor, 2004).

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan roti boy dapat digolongkan bahan utama
dan bahan pembantu. Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan roti boy adalah tepung
terigu, ragi, dan garam. Bahan pembantu adalah bahan bahan yang menyertai bahan utama dalam
pembuatan roti boy untuk mendapatkan aroma, rasa, dan tekstur yang diinginkan. Bahan
pembantu ini terdiri dari susu full cream, telur, gula, kopi instan dan margarin (Jobsheet, 2021).

Pembuatan roti, ragi/yeast dibutuhkan agar adonan bisa mengembang. Ragi/yeast


biasanya ditambahkan pada awal proses pembuatan lalu di aduk rata, masukkan susu dan telur,
lalu tambahkan margarin dan aduk hingga kalis, setelah itu diamkan adonan hingga beberapa
waktu. Ragi/yeast sendiri suatu mikroorganisme, suatu mahkluk hidup berukuran kecil, biasanya
dari jenis Saccharomycus cerevisiae yang digunakan dalam pembuatan roti ini. Pada kondisi air
yang cukup dan adanya makanan bagi ragi/yeast, misalnya gula maka yeast akan tumbuh dengan
mengubah gula menjadi gas karbondioksida dan senyawa beraroma. Gas karbondioksida yang
terbentuk kemudian ditahan oleh adonan sehingga adonan menjadi mengembang (Rukmana,
2001).

Kualitas roti secara umum disebabkan karena variasi dalam penggunaan bahan baku dan
proses pembuatannya. Jika bahan baku yang digunakan mempunyai kualitas yang baik dan
proses pembuatannya benar maka roti yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik pula.
Jenis dan mutu produk bakery sangat bervariasi tergantung jenis bahan bahan dan formulasi yang
digunakan dalam pembuatannya. Variasi produk ini diperlukan untuk memenuhi adanya variasi
selera dan daya beli konsumen (Desrosier, 2007).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat
1. Mixer 1
2. Baskom 1
3. Spatula 1
4. Serbet 1
5. Piping bag 1
6. Loyang 2
7. Gelas ukur 1
8. Gelas plastic 1
9. Mangkuk 2
10. Piring 2
11. Sendok 1
12. Penyaring 1

B. Bahan
BAHAN DOUGH
1. Terigu protein tinggi : 200 gram
2. Ragi instant : ½ sdm
3. Susu bubuk : 1 sdm
4. Gula pasir : 50 gram
5. Susu full creame : 85 ml
6. Telur : 1 butir
7. Margarin : 25 gram

BAHAN TOPPING

1. Gula Halus : 50 gram


2. Margarin : 35 gram
3. Kuning telur : 1 butir
4. Putih telur : 1 butir
5. Kopi instant : 12 gram + 3 – 4 SDM air
6. Tepung protein sedang : 55 gram

C. Cara pembuatan:
Adonan kering
1. Masukkan semua bahan kering dan aduk rata
2. Tuang susu dan masukkan telur
3. Tambahkan margarin dan aduk hingga kalis
4. Diamkan adonan selama 1 jam (olesi sedikit minyak, tutup dan diamkan hingga
mengembang)
5. Setelah 1 jam, kempeskan adonan dan uleni sebentar
6. Kemuadian bagi menjadi 8 bagian
7. Bulatkan adonan tersebut
8. Pindahkan adonan ke loyang dan diamkan 15 menit
9. Kemudian ambil 1 bagian dan pipihkan
10. Masukkan butter dan dibugkus dengan gerakan memutar
11. Diamkan adonan selama 1 jam
12. Selanjutnya tambahkan toppping di atas adonan dengan cara memutar
13. Kemuadian dipanggang

Topping
1. Campur gula halus dengan margarin
2. Aduk dan tambahkan kuning telur
3. Masukkan putih telur dan aduk rata
4. Larutkan bubuk kopi dengan air masukkan ke dalam adonan dan aduk
5. Masukkan tepung terigu sambil diayak
6. Selanjutnya masukkan ke piping
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
.

No Gambar Keterangan
Pengadonan

1.

Adonan roti boi


sebelum mengembang
2.

Adonan roti boi saat


mengembang
3.

Adonan roti boi yang


sudah di isi margarin
4.

Roti boi yang sudah di


beri toping
5.
Roti boi yag sudah
jadi
6.

B. PEMBAHASAN
1. Warna
Hasil praktikum pembuatan roti boy menunjukkan warna yang tidak sama,
warna pada atas roti ada yang berubah menjadi kecoklatan dan kering, ada juga
warna pada atas roti yang berubah warnanya menjadi pucat dan topingnya
kurang kering, hal tersebut disebabkan karena belum matang tetapi sudah
dikeluarkan dari oven.
2. Tekstur
Hasil praktikkum pembuatan roti boy menunjukan tekstur yang sudah
mengembang dengan bagus karena remah roti dapat terlihat tekstur dalam roti
lembut, baking pada roti boy tersebut sudah cukup baik dan topingnya crispy
meskipun ada juga yang kurang crispy.
3. Aroma
Hasil praktikum pembuatan roti boy menunjukkan aroma yang selalu
berhasil menggugah selera, dan mempunyai aroma kopi yang khas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Roti boy adalah produk asal Malaysia. Di Indonesia roti boy mempunyai
puluhan cabang yang beredar di seluruh Indonesia. Roti boy merupakan roti
panggang oven yang bertekstur lembut dan empuk di dalam serta renyah dan
crispy di luar. Banyak sekali jenis roti boy yang beredar. Roti ini biasanya banyak
ditemukan di bandara dan di mall besar termasuk kedalam makanan yang mewah.
Dalam proses pembuatan roti boy, ragi memiliki peran yang penting pada
proses pengolahan dan pencampuran bahan-bahan. Pada roti boy juga memiliki
pengaruh yang dapat menentukan teksur dan rasa dari roti boy.
Pada saat praktikum, roti boy yang di dapat memiliki rasa yang manis dan
sedikit asin karena didalam adonan diberi margarin. Teksturnya lembut di dalam
dan gurih diluar serta hasilnya kurang matang dikarenakan pada proses
pemanggangan kurang lama.

B. SARAN
- Untuk mendapat hasil yang maksimal seharusnya adonan dibuat sampai
kalis.
- Supaya adonan tidak lengket ke loyang sebaiknya diberi margarin pada
loyang terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA

Desrosier,2007, Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta. UI Press.


Halimahtussahdiah, 2012. Cara Pembuatan Roti.Yogyakarta, Kanisius.
Jobsheet, 2021. Agroindustri Pangan :Pembuatan Roti Boi. Sambas. Politeknik Negeri Sambas
Mudjajanto, eddy dan noor, 2004. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang Djambatan.
Rukmana, 2001. Bio Industi Penerapan Teknologi Fermentasi. Jakarta. Mediyatama Sarana
Perkasa.
Wikipedia. (2019, April 20). Rotiboy. Retrieved from
https://id.wikipedia.org/wiki/Rotiboy:https://id.wikipedia.org
LAMPIRAN

Terigu protein Terigu protein gelas ukur dan mixer loyang


tinggi sedang gelas plastik

Baskom spatula sarbet sendok kopi yang kopi yang


ingin sudah
dilarutkan dilarutkan

Gula ragi susu full cream susu bubuk penyaringan margarin


dan kopi terigu

Pencampuran penyaringan penambahan penambahan proses toping


gula dan susu telur margarin pengadonan
terigu
Rebusan air adonan kalis adonan yang adonan yang adonan yang roti boi
Mengembang sudah diberi diberi toping yang
margarin sudah jadi

Anda mungkin juga menyukai