DISUSUN OLEH :
NAMA : ELSYA MAMONTO
NIM : 711331120008
PRODI : SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
Halaman
Judul………..................................................................................................................I
Daftar Isi…………………………………………………………………………….II
BAB 1 PENDAHULAN
1. Latar belakang…………………………………………………………………….1
2. Tujuan………………………………………………………………………...1
3. Manfaat Makalah……………………………...........................................1
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Mikrobiologi kaitan dengan pangan……………………………………2
2. Penggunaan Bahan Pangan Berdasarkan Mudah Tidak Di Rusak
Oleh Mikroorganisme…………………………………………………..2
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….….…1
Daftar Pustaka………………………………..………………………………….IV
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Mikrobiologi kaitan dengan pangan
dan Penggolongan bahan pangan berdasarkan mudah tidaknya dirusaki oleh
mikroorganisme”ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah “mikrobiologi” Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang “Mikrobiologi kaitan dengan pangan dan Penggolongan bahan pangan berdasarkan
mudah tidaknya dirusaki oleh mikroorganisme”bagi para pembaca dan juga bagi penulis
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
A. Latar Belakang
1. Mikrobiologi kaitan dengan pangan
Mikrobiologi merupakan ilmu tentang mikroorganisme, yang mencakup bermacam-macam
kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupunkelompok sel,
termasuk kajian virus yang bersifat mikroskopik meskipun bukan termasuk sel.Mikrobiologi
mempunyai dua bagian, yaitu dasar – dasar mikrobiologi danmikrobiologi terapan, adapun
mikrobiologi bagian pertama mencakup aspek bahasan Sejarahdan Perioda, Disiplin, Bentuk
dan Susunan, Ukuran, Struktur Sel, Pewarnaan,
Kehidupan, Nutrien, Media, Sterilisasi, Metabolisme, Pertumbuhan, Perkembangbiakan, Perh
itungan,Lingkungan Hidup, Toksin, dan Taksonomi Mikroba. Sedangkan untuk bagian
keduamencakup materi Mikrobiologi Udara, Mikrobiologi Air, Mikrobiologi Tanah,
MikrobiologiRumen, Mikrobiologi Makanan, Mikrobiologi Pasca-Panen, Makanan
Fermentasi dan ProteinSel Tunggal, Mikrobiologi Industri, Mikrobiologi Kesehatan,
Mikrobiologi Kesenjataan sertaMikrobiologi Analitik.Adapun diskusi kami kali ini membhas
beberapa aspek yang dalam mikrobiologi,antara lain mengkaji tentang Mikrobiologi Rumen,
Mikroba yang terdapat pada bahanMakanan serta pangawetan bahan makanan, Mikrobiologi
Pasca Panen (Kasus pada beras),Makanan fermentasi dan Protein sel tunggal, Sektor industri
mikrobial beserta contoh industrimikrobial, Mikrobiologi Kesehatan, Mikrobiologi
Kesenjataan dan Mikrobiologi Analitik
B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah pertumbuhan bakteri pada media alternatif menggunakan sumber
karbohidrat yang berbeda?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba pada bahan pangan?
3. Bagaimanakah peran negatif mikroba dalam mikrobiologi pangan?
C. Tujuan
Tujuan makalah adalah untuk mengetahui mikrobiologi yang berkaitan
dengan pangan dan penggunaan bahan pangan berdasarkan mudah tidak di
rusak oleh mikroorganisme,
BAB II
PEMBAHASAN
1. Mikrobiologi kaitan dengan pangan
Faktor Pertumbuhan Mikroba pada Bahan Pangan
Pertumbuhan mikrobia pada bahan pangan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor
intrinsik adalah faktor-faktor yang terdapat pada bahan pangan yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan mikrobia, baik memacu maupun menghambat pertumbuhan mikrobia pada
bahan pangan tersebut. Contoh faktor intrinsik adalah pH, aktivitas air (aw), potensial
oksidasi-reduksi (Eh), kandungan nutrisi, senyawa antimikrobia, dan struktur biologis.
Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang berasal dari luar bahan pangan, baik
dari lingkungan penyimpanan, yang dapat mempengaruhi bahan pangan dan pertumbuhan
mikrobia. Contoh faktor ekstrinsik adalah suhu penyimpanan, kelembaban relatif (RH =
relative humidity) lingkungan, dan komposisi gas.
Faktor ekstrinsik dapat dimanfaatkan untuk mengontrol pertumbuhan mikroorganisme
yang kurang menguntungkan. Menurut Nani (2010), Suhu penyimpanan bahan pangan dapat
mempengaruhi mutu bahan pangan tersebut. Suhu penyimpanan yang tepat dapat
menghambat kerusakan bahan pangan secara mikrobiologis dan enzimatis. Penyimpanan
bahan pangan pada suhu refrigerator atau di bawahnya tidak selalu merupakan cara terbaik
untuk menghindari proses kerusakan bahan pangan. Sebagai contoh, buah pisang lebih baik
disimpan pada suhu 13 – 17°C dari pada suhu 5 – 7°C. Sebagian besar sayuran sebaiknya
disimpan pada suhu sekitar 10°C seperti kentang, seledri, kubis, dan lain-lain.
Kelembaban relatif lingkungan penyimpanan bahan pangan merupakan hal yang
sangat penting dari segi aw bahan pangan dan pertumbuhan mikrobia pada permukaan bahan
pangan. Bila bahan pangan dengan aw rendah disimpan pada lingkungan dengan RH tinggi,
maka bahan pangan tersebut akan menyerap uap air yang terdapat pada lingkungan sehingga
tercapai kesetimbangan. Demikian juga bila bahan pangan dengan aw tinggi disimpan pada
lingkungan dengan RH rendah. Ada hubungan antara RH dan suhu, yaitu semakin tinggi
suhu, maka RH semakin rendah, dan sebaliknya, semakin rendah suhu, RH semakin tinggi.
Bahan pangan yang disimpan pada RH rendah dapat mengalami kerusakan pada
permukaannya karena jamur, yeast dan bakteri tertentu. Misalnya daging utuh yang tidak
dikemas dengan rapat dan disimpan di refrigerator dapat mengalami kerusakan pada
permukaan karena RH refrigerator yang tinggi dan mikrobia aerob. Hal ini dapat dicegah
dengan cara pengemasan yang tepat dan mengatur komposisi gas tanpa harus menurunkan
RH lingkungan.
Udara mengandung beberapa jenis gas seperti O2, CO2, N2, H2, O3 dan lain-lain.
Keberadaan dan konsentrasi gas di udara dapat mempengaruhi pertumbuhan mikrobia.
Mikrobia yang membutuhkan O2 untuk pertumbuhannya disebut aerob, sedangkan mikrobia
yang tidak membutuhkan O2 untuk pertumbuhannya dan dapat menggunakan CO2 disebut
obligat anaerob. Ada juga mikrobia yang hanya sedikit membutuhkan O2 untuk
pertumbuhannya, yang disebut fakultatif anaerob. Prinsip ini mendasari pada pengemasan
bahan pangan dengan cara atmosfer terkendali (Controlled Atmosphere Packaging) dan
modifikasi atmosfer (modified atmosphere).
Kerusakan bahan pangan merupakan perubahan karakteristik fisik dan kimiawi suatu bahan
pangan yang tidak diinginkan atau penyimpangan dari karakteristik normal. Karakteristik
fisik yang dimaksud meliputi sifat organoleptik seperti warna, tekstur, aroma, dan bentuk.
Sedangkan karakteristik kimiawi meliputi
komponen penyusunnya seperti kadar air, karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin,
pigmen dan sebagainya. Kerusakan bahan pangan dapat menyebabkan kebusukan. Ciri-ciri
Kebusukan antara lain bau tidak sedap, perubahan bentuk secara drastis, kehilangan daya
tarik, dan perubahan nilai gizi yang merugikan
Apabila ditinjau dari penyebabnya, kerusakan bahan pangan dapat dibagi beberapa jenis,
yaitu:
1. Kerusakan mikrobiologis. Kerusakan ini disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri,
kapang, dan khamir. Jenis kerusakan ini ditandai dengan timbulnya kapang , kebusukan,
lendir, dan adanya perubahan warna. Kerusakan mikrobiologis dapat berbahaya bagi
kesehatan manusai karena racun yang diproduksi oleh mikroorganisme.
2. Kerusakan biologis. Kerusakan biologis disebabkan oleh kerusakan fisiologis, serangga,
maupun binatang pengerat. Kerusakan ini meliputi reaksi metabolisme pada bahan atau
enzim-enzim yang terdapat didalamnya sehingga terjadi proses autolysis yang menyebabkan
terjadinya kerusakan.
3. Kerusakan Fisik. Kerusakan ini disebabkan oleh perlakuan-perlakuan fisik seperti
pemanasan, pendinginan, dan tekanan udara. Contoh dari kerusakan fisik adalah Kerusakan
warna dan tekstur pada daging yang dibekukan, tepung mengeras atau membatu karena
penyimpanan pada tempat yang lembab dsb.
4. Kerusakan mekanis adalah kerusakan yang disebabkan karena bahan mengalami benturan-
benturan mekanis yang terjadi selama pemanenan, transportasi ataupun penyimpanan.
Contohnya: Pada waktu dipanen buah yang jatuh atau membentur permukaan keras menjadi
memar
5. Kerusakan kimiawi adalah kerusakan yang terjadi karena reaksi kimia yang berlangsung di
dalam bahan makanan seperti penurunan pH, proses rigor, dan reaksi reduksi dan oksidasi.
Contoh dari kerusakan kimiawi misalnya Reaksi pencoklatan pada beberapa jenis buah dan
sayur, reaksi ketengikan minyak, dsb.
Berdasarkan penjelasan diatas, konsumsi bahan pangan yang sudah rusak dapat
membahayakan kesehatan. Cara mencegah terjadinya kerusakan bahan pangan yaitu:
• Lindungi bahan pangan atau makanan dari cemaran mikroba, misalnya dengan cara
melindungi (menutup) bahan pangan atau makanan dari serangan hama seperti lalat, kecoa,
tikus dan binatang pembawa penyakit lainnya. Memilih bahan pangan yang bermutu baik
adalah suatu cara yang paling utama dalam menghindari bahaya biologis.
• Lindungi bahan pangan dari cemaran kimia, misalnya dengan mengolah pangan di tempat
yang jauh dari sumber pencemaran seperti tempat penyimpanan pupuk, insektisida, oil dan
sebagainya. Menggunakan bahan pangan yang bersih bebas pestisida adalah cara lainnya
untuk menghindar dari bahaya kimia.
• Gunakan hanya bahan yang sudah bersih dari kerikil, dan/atau cemaran fisik lainnya.
Sortasi dan mencuci adalah tahap-tahap pengolahan yang baik untuk menghindari bahaya
fisik.
• Pada umumnya menyimpan semua buah dan sayuran di dalam kulkas. Padahal buah dan
sayuran tertentu justru rusak jika disimpan di dalam temperatur dingin. Contohnya labu,
tomat dan jeruk.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
1. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikrobia pada bahan pangan sangat dibedakan
menjadi 2 faktor, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah
faktor-faktor yang terdapat pada bahan pangan, contoh faktor intrinsik adalah pH,
aktivitas air (aw), potensial oksidasi-reduksi (Eh), kandungan nutrisi, senyawa
antimikrobia, dan struktur biologis. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor
yang berasal dari luar bahan pangan, contoh faktor ekstrinsik adalah suhu penyimpanan,
kelembaban relatif (RH = relative humidity) lingkungan, dan komposisi gas.
2. Peranan positif dari mikroba adalah sebagai salah satu bahan pembutan makanan
berfermentasi, seperti tempe, tape, nata de coco, dan sebagainya
3. Peranan negatif mikroba adalah ada mikroba yang menyebabkan kerusakan atau
kebusukan pangan, dan yang sering menimbulkan penyakit atau keracunan pangan
(menghasilkan toksin).
Daftar pustaka