Anda di halaman 1dari 12

Kelompok : II (dua)

Shift : Rabu ( 13.00- 16.00) WIB

KONSEP DASAR BIOPROSES

Teknologi bioproses adalah teknologi yang melibatkan semua operasi


dan proses yang menggunakan organisme untuk menghasilkan produk dalam
tahap kehidupan dan produk enzimnya. Proses biologi tidak hanya membahas
teori bagaimana menggunakan mikroorganisme untuk membuat produk. Secara
garis besar, teknologi bioproses terkendali Dari segi desain bioreaktor, penelitian
fermentasi, kondisi operasi, kualitas produk, keamanan produk dan penunjang
produksi lainnya (Hadiyanto, 2016). Skala laboratorium hingga skala manufaktur,
ilmu bioproses atau teknologi bioproses sangat memegang peranan penting.

1. Pengertian dan Prinsip Bioproses


Teknologi bioproses adalah teknologi yang berkaitan dengan segala
bentuk operasi dan proses yang memanfaatkan organisme baik dalam fase hidup,
maupun produk enzimnya untuk menghasilkan suatu produk. Bioproses tidak
hanya membahas mengenai teori bagaimana membuat suatu produk dengan
menggunakan mikroorganisme. Lebih luas lagi, teknik bioproses memegang
kendali dalam desain bioreaktor, studi fermentasi, kondisi operasi, kualitas
produk, keamanan produk, dan penunjang produksi lain. Ilmu dalam bioproses
memegang peran penting mulai dari skala laboratorium, hingga skala pabrikan,
mulai dari rekayasa genetika sel mikroorganismenya, hingga rekayasa proses
produksinya.
Penggunaan mikroorganisme untuk mengubah material biologi menjadi
makanan ataupun minuman dengan metode fermentasi sudah dimulai terlebih
dahulu di masa lampau oleh bangsa Romawi kuno. Sejak saat itu teknologi
bioproses banyak digunakan untuk memproduksi produk-produk komersial
dengan skala besar industry pada saat itu. Ada produksi yang bernilai komersial
tinggi seperti antibiotik, protein terapi, serta vaksin. Kemudian ada juga yang
bernilai komersial rendah seperti alkohol dan pelarut lainnya. Pada waktu tersebut
juga sudah mulai dikenal pemanfaatan enzim dan sel hidup untuk memproduksi
produk komersial yang umumdi zaman tersebut. Produk tersebut sepreti roti dan
bir yang juga sudah dikenal sebagai hasil teknologi bioproses yang ada saat itu.
Prinsip dasar dari teknologi bioproses sendiri adalah melibatkan susbstrat
dan mikroorganisme yang malalui reaksi enzimatik akan menghasilkan

1
2

produknya. Mikroba banyak digunakan dalam bioproses karena ukurannya kecil


sehingga rasio luas denghan volume sel menjadi tinggi. Mikroba juga mempunyai
kemampuan berkembang biak yang cepat serta materi genetik yang sederhana
sehingga banyak digunakan dalam bioproses. Selain itu mikroba juga bias tumbuh
di berbagai medium dan tidak menghasilkan limbah sehingga aman bagi
lingkungan sekitar. Rekombinasi DNA berkaitan dengan manipulasi genetika sel
yang berguna untuk mengembangkan mikroorganisme, di mana mikroorganisme
tersebut memungkinkan untuk menghasilkan produk baru dari proses tersebut.

2. Sejarah Bioproses
Perkembangan teknologi bioproses dimulai pada 4000-6000 SM yang
mana bangsa Mesir menggunakan khamir sebagai bahan pengembang roti juga
sebagai bahan baku minuman beralkohol. Kemudian pada abad ke-14 ditemukan
metode distilasi alkohol, bakteri asam laktat untuk mengawetkan susu di China
dan Timur Tengah, juga asam asetat serta fermentasi jagung juga mulai
berkembang di abad ini. Pada abad ke-18 sampai ke-19 perkembangan
bioteknologi cukup pesat ditandai dengan berkembangya starter untuk inokulum
bir yang dilakukan oleh Calsberg. Kemudian ditemukannya khamir penghasil
alkohol oleh Thenard. Lalu Edward Buchner menemukan mikrobia penghasil
alkohol serta makanan hasil fermentasi (Keju, Yoghurt, Tape, Tempe, Petis).
Pada abad ke-20 masehi (1900-1930) perkembangan bioteknologi
terkhusus fermentasi dan antibiotika berkembang pesat. Pada periode ini juga
berkembang pesat fermentasi gliserol, aseton, butanol, dan enzim. Pada masa ini
ditemukan. Pionase antibiotik yang dihasilkan oleh bakteri Pseudomonas
Geruginosa pada tahun 1901 oleh Rudolf Emmerich & Oscarlow. Ada juga
penemuan Penicilin yang dihasilkan oleh bakteri P. notatum yang digunakan
untuk menghambat Staphylococcus aureus oleh Alexander Flemming pada tahun
1928 serta penemuan berbagai vaksin.
Pada era tahun 1970-an perkembangan bioteknologi semakin maju
dengan ditemukannya asam amino, protein sel tunggal, enzim, immobilisasi sel
dan enzim serta adanya pengolahan limbah cair anaerob. Pada tahun 1980,
Bioteknologi modern mulai dikembangkan dengan adanya teknologi DNA
rekombinan. Model prokariotnya, E. Coli, digunakan untuk memproduksi insulin
3

dan obat lain bagi manusia. Memasuki era tahun 2000-an perkembangan
bioteknologi semakin pesat dan luas dengan ditemukannya berbagai energi
alternatif seperti biomassa, biogas, biodiesel, bio-oil dan lain lain yang akan
dikembangkan lagi di tahun yang akan datang. Teknologi bioproses juga sendiri
merupakan teknologi yang berkembang pesat di zaman ini sehingga sangat besar
peluang perkembangan di massa selanjutnya.

3. Mikroorganisme
Semua makhluk yang berukuran beberapa mikron atau lebih kecil lagi itu
disebut dengan mikroorganimse. Yang termasuk ke golongan mikroorganisme
adalah bakteri, cendawan atau jamur tingkat rendah, ragi yang menurut sistematik
masuk golongan jamur, ganggang, hewan bersel satu atau protozoa, dan virus
yang hanya terlihat dengan menggunakan bantuan alat mikroskop elektron.
Mikroorganisme umumnya terdapat di mana-mana, seperti di dalam tanah, di
lingkungan akuatik, berkisar dari aliran air sampai lautan, dan atmosfer.
Mikroorganisme tersebut mempunyai beberapa peranan salah satunya
mikroorganisme yang hidup dalam tanah dapat membantu pembentukan struktur
tanah yang mantap, karena mikroorganisme tanah dapat mengeluarkan zat perekat
yang tidak mudah larut dalam air. Mikroorganisme mempunyai pengaruh yang
besar dalam ilmu kesehatan karena selain dapat menyebabkan infeksi, juga dapat
digunakan untuk menghasilkan berbagai senyawa-senyawa yang dapat mengobati
infeksi (Fitriana, 2013).
Semua jasad renik uniseluler dapat dibedakan menjadi 4 golongan yaitu
binatang bersel 1, tumbuhan mikroskopik, prokaryota, dan virus. Yang termasuk
binatang bersel 1 adalah protozoa seperti amuba, plasmodium, euglena dan
paramecium. Fungi dan alga yang bersifat eukariotik termasuk ke dalam
tumbuhan mikroskopik. Alga dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu alga hijau,
alga keemasan, alga coklat, dan alga merah. Sedangkan yang termasuk ke dalam
golongan prokaryota adalah prokaryota yang fotoritik dan scotobacteria. Pada
prokaryota yang fotoritik membutuhkan cahaya matahari untuk pertumbuhannya,
namun pada scotobacteria adalah prokaryota yang tidak membutuhkan cahaya
dalam pertumbuhannya. Virus adalah golongan mikroorganisme yang hanya
4

mengandung satu asam nukleat saja, contohnya yaitu Tobacoo mozaik virus dan
influenza.

4. Fermentasi
Fermentasi adalah proses perubahan secara biokimia pada bahan pangan
yang melibatkan aktivitas mikroorganisme dan metabolit aktivitas enzim, yang
dihasilkan oleh mikroorganisme tersebut (Setiarto, 2020). Fermentasi berasal dari
kata fervere yang berarti mendidih, menggambarkan aksi ragi pada ekstrak buah
selama pembuatan minuman beralkohol. Pengertian fermentasi agak berbeda
antara ahli mikrobiologi dan ahli biokimia. Pengertian fermentasi dikembangkan
oleh ahli biokimia yaitu proses yang menghasilkan energi dengan perombakan
senyawa organik. Ahli mikrobiologi industri memperluas pengertian fermentasi
menjadi segala proses untuk menghasilkan suatu produk dari kultur
mikroorganisme.
Fermentasi juga dapat diartikan sebagai suatu disimilasi senyawa-
senyawa organik yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme. Disimilasi
merupakan reaksi kimia yang membebaskan energi melalui perombakan nutrien.
Pada proses disimilasi, senyawa substrat yang merupakan sumber energi diubah
menjadi senyawa yang lebih sederhana atau tingkat energinya lebih rendah.
Reaksi disimilasi merupakan aktivitas katabolik sel. Proses fermentasi
mendayagunakan aktivitas suatu mikroba tertentu atau campuran beberapa spesies
mikroba. Mikroba yang banyak digunakan dalam proses fermentasi antara lain
khamir, kapang dan bakteri. Kemajuan dalam bidang teknologi fermentasi telah
memungkinkan manusia untuk memproduksi berbagai produk yang tidak dapat
atau sulit diproduksi melalui proses kimia.
Teknologi fermentasi merupakan salah satu upaya manusia dalam
memanfaatkan bahan-bahan yang berharga relatif murah bahkan kurang berharga
menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi dan berguna bagi kesejahteraan
hidup manusia. Oleh karena itu, penelitian dalam bidang teknologi fermentasi
terus dikembangkan. Salah satu penelitian dalam bidang ini diarahkan utuk
mencari bahan mentah berharga murah dan banyak tersedia untuk dimanfaatkan
sebagai substrat. Secara umum terdapat 4 kelompok fermentasi yang penting
sccara ekonomi yaitu fermentasi yang memproduksi sel mikroba, fermentasi yang
5

menghasilkan enzim dari mikroba, fermentasi yang menghasilkan metabolit


mikroba, dan proses transformasi.

5. Enzim
Enzim adalah katalis biologis yang tersusun dari molekul protein di alam.
Enzim diproduksi oleh sel hidup (hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme).
Hampir setiap reaksi di dalam sel tersebut, membutuhkan keberadaan enzim.
Fungsi utama dalam sistem di alam, katalis enzim digunakan untuk mempercepat
proses pembentukan atau penguraian ikatan kimia. Sistem kerja enzim sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti tingkat keasaman dan suhu.
Penentuan kondisi optimum kerja enzim penting untuk dilakukan agar reaksi
enzimatis dapat berjalan dengan optimal. Temperature dalam reaksi enzimatis
juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sebuah kecepatan dan
aktivitas pada enzim dalam menghasilkan suatu produk, pada kondisi temperature
optimum, rekasi enzimatis akan lebih cepat dan mempunyai aktivitas enzim
maksimum. Adanya perubahan suhu juga akan mempengaruhi suatu ikatan
hidrogen atau interaksi hidrofobik yang akan berperanan dalam menjaga sebuah
konformasi suatu molekul enzim (Wijaya, 2005).
Kemampuan katalis dari enzim ini lebih disebabkan oleh struktur
proteinnya. Reaksi enzimatis juga berbeda dari reaksi kimia seperti:
1. Katalis enzim memiliki selektivitas yang tinggi dan berekasi hanya dengan
satu atau beberapa reaksi kimia, sehingga meminimalisasi hasil samping.
2. Kecepatan reaksi enzim lebih cepat dari reaksi yang menggunakan katalis
nonbiologis. Hanya dibutuhkan sedikit konsentrasi enzim untuk memperoleh
hasil yang diinginkan.
3. Kondisi operasi untuk enzim relative mudah dan umum
4. Enzim lebih sensitive atau tidak stabil sehingga membutuhkan penanganan
khusus.
Berdasarkan biosintesisnya, enzim dibedakan menjadi enzim konstitutif
dan enzim induktif. Enzim konstitutif adalah enzim yang selalu tersedia di dalam
sel mikroba dalam jumlah relative konstan, sedangkan enzim induktif adalah
jumlah enzim dalam sel yang tidak tetap, tergantung pada adanya induser. Enzim
induktif ini jumlahnya akan bertambah sampai ribuan kali bahkan lebih apabila
6

dalam medium mengandung substrat yang menginduksi, terutama bila substrat


penginduksi merupakan satu-satunya sumber karbon. Berdasarkan tempat
bekerjanya, enzim dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu endoenzim dan
eksoenzim.

6. Substrat
Permukaan sebuah organisme seperti tumbuhan, fungus, dan hewan yang
meliputi material biotik dan biotik disebut juga dengan substrat. Kinetika enzim
berhubungan dengan kecepatan reaksi dan efek-efek yang akan ditimbulkan
termasuk efek kimia dan fisika. Kecepatan reaksi dipengaruhi juga oleh kondisi
reaksi seperti substrat, produk, dan konsentrasi enzim. Substrat dapat digunakan
dalam industri fermentasi dimana produk yang dihasilkan secara sintesis.
Pemilihan substrat merupakan hal yang kritis. Pada saat asam-asam amino seperti
glutamate, lisin, metiamin, dan protein sel tunggal. Pemilihan substrat untuk
fermentasi produk-produk tersebut memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi
seperti sifat fermentasi, tersedia dan mudah untuk didapatkan. Substrat untuk
fermentasi harus tersedia sepanjang tahun. Substrat yang berasal dari limbah
tanaman musiman tidak mudah didapat dan apabila substrat digunakan bahan
buangan atau limbah suatu industri, mutu dan komposisinya sering bervariasi
tergantung pada proses yang digunakan sebelumnya.

7. Sel
Sel adalah unit struktural terkecil yang hidup. Sel dibatasi oleh membran
plasma yang membungkus sitoplasma. Sitoplasma merupakan cairan intraselular
yang ada didalam sel. Sitoplasma banyak mengandung organel-organel sel yang
berguna untuk kelangsungan hidup sel (Karp, 2008). Membran sel tersusun dari 2
lapis loppoprotein yang membentuk bilayer lipid. Loippoprotein terdiri dari
protein yang bersifat hidrofilik dan bagian rantai hipida yang bersifat hirofobik.
Bagian protein yang bersifat hidrofilik mengadap pada luar dan dalam sel dan
bersentuhan langsung dengan air, sementara rantai lipid saling berhadapan
membentuk bagian dalam dari membran.
Rantai lemak yang bersifat hidrofilik menyebabkan membran plasma
bersifat impermeabel terhadap air dan materi yang larut air. Perbandingan dari
jumlah protein dan lipid yang menyusun suatu membran plasma berbeda-beda,
7

yang tergantung pada tipe-tipe sel. Sebagai contoh, pada sel syaraf terdapat myelin
yang berfungsi sebagai isolator listrik sehingga mengandung lipidnya yang sangat
tinggi.

8. Lingkungan Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah penambahan secara teratur semua komponen sel
atau jasad. Pembelahan sel adalah hasil pertumbuhan sel pada jasad bersel
tunggal, pembelahan sel merupakan pertumbuhan jumlah individu. Misalnya
pembelahan sel pada bakteri akan menghasilkan pertumbuhan jumlah sel itu
sendiri, pada jasad bersel banyak atau multiseluller, pembelahan sel tidak
menghasilkan pertumbuhan julah individu tetapi hanya merupakan pembentukan
jaringan atau bertambah besar jasadnya. Dalam membahas pertumbuhan mikroba
harus dibedakan antara pertumbuhan masing-masing individu sel dan
pertumbuhan kelompok sel atau pertumbuhan populasi. Pertumbuhan bakteri
umumnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan pangaruh faktor ini akan
memberikan gambara pula terhadap kurva pertumbuhannya (Darkuni, 2001).
Perubahan faktor lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat
morfologi dan fisiologi. Hal ini dikarenakan, mikroba selain menyediakan nutrien
yang sesuai untuk aktifitasnya, juga memerlukan faktor lingkungan yang
memungkinkan pertumbuhan optimumnya. Mikroba tidak hanya bervariasi dalam
persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respon yang berbeda-beda. Untuk
hasil kultivasinya, berbagai tipe mikroba, diperlukan suatu kombinasi nutrient
serta faktor lingkungan yang sesuai (Pelczar, 2005).
Salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh adalah suhu atau
temperatur. Mikrobia memiliki batas toleransi masing-masing terhadap suhu. Efek
dari suhu yang ekstrim pada mikrobia adalah enzim menjadi inaktif dan
kemungkinan hal yang sama terjadi pada beberapa struktur sel lainnya. Tetapi
pada kondisi optimumnya mikrobia akan memiliki produktivitas yang optimal.
Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan akan
tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan.. Adapun faktor-faktor lingkungan
dapat dibagi atas faktor-faktor biotik dan faktor abiotik. Dimana faktor biotik
terdiri atas makhluk-makhluk hidup, yang mencakup adanya asosiasi atau
kehidupan bersama antara mikroorganisme dapat dalam bentuk simbiose,
8

sinergisme, antibiose dan sitropisme. Sedangkan faktor-faktor abiotik terdiri atas


faktor fisikal (misal : suhu, atmosfer gas, pH, tekanan osmotik, kelembaban, sinar
gelombang dan pengeringan) serta faktor kimia (misal: adanya senyawa toksik
atau senyawa kimia lain).

9. Bioseperasi
Bioseparasi dapat digunakan pada beberapa aspek. Salah satu metode
pengolahan air limbah yang cukup banyak digunakan adalah proses koagulasi dan
flokulasi, tujuannya untuk memisahkan polutan berupa koloid dari dalam air
limbah dengan jalan memperbesar ukuran partikel padatan di dalamnya. Koloid
merupakan campuran yang cukup stabil karena adanya gaya penstabil. Kestabilan
koloid dapat dikurangi dengan proses koagulasi (proses destabilisasi) melalui
penambahan bahan kimia dengan muatan yang berlawanan (Rahmawati, 2009).
Terjadinya muatan pada partikel koloid menyebabkan double layer
pelindung koloid terganggu sehingga antar partikel yang berlawanan cederung
bergabung membentuk inti flok. Pada proses koagulasi dilakukan dengan
penambahan bahan kimia yang disertai dengan pengadukan cepat (Flok yang
mengendap dipisahkan dari larutannya dengan teknik sedimentasi dan filtrasi.
Sedimentasi merupakan proses pemisahan partikel padatan dari larutan. Pada
teknologi lain yaitu ekstraksi dapat kita gunakan untuk kegunaan preparatif,
pemurnian, pemisahan serta analisis pada semua kerja.
Ekstraksi pelarut atau juga disebut juga ekstraksi air merupakan metode
pemisahan yang paling baik dan populer. Pemisahan ini dilakukan baik dalam
tingkat makro maupun mikro. Prinsip distribusi ini didasarkan pada distribusi zat
terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua zat pelarut yang tidak saling
bercampur. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang
berbeda dalam kedua fase terlarut. Terakhir yaitu distilasi atau penyulingan yang
merupakan suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Terjadinya muatan pada
partikel koloid menyebabkan double layer pelindung koloid terganggu sehingga
antar partikel yang berlawanan cederung bergabung membentuk inti flok.
9

Prinsip pemisahan campuran dengan metode distilasi didasarkan pada


perbedaan titik didih zat atau larutan yang merupakan komponen dari campuran
tersebut. Dalam distilasi, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik
didih lebih rendah akan menguap lebih dulu, dan zat yang mempunyai titik didih
paling tinggi akan tertinggal dalam labu (Ariyo, 2017). Distilasi dilakukan
menggunakan sebuah alat yang disebut distilator. Distilator terdiri dari sebuah
chamber / labu, pemanas, kondensor, dan tempat produk untuk distilatnya.
Selanjutnya, dilakukan percobaan sesuai prosedur.

10. Imobilisasi Enzim


Enzim merupakan unit protein fungsional yang berperan mengkatalisis
reaksi-reaksi dalam metabolisme sel dan reaksi-reaksi lain dalam tubuh.
Spesifikasi enzim terhadap substratnya sangat tinggi dalam mempercepat reaksi
kimia tanpa adanya produk samping (Fandhi dan Aprilia, 2017). Enzim sangat
mudah terpengaruh oleh kondisi pH dan juga suhu. Kestabilan enzim juga mudah
terkontaminasi dengan produk-produk yang dihasilkan karena enzim sulit
dipisahkan setelah digunakan di dalam suatu reaksi. Sulitnya memisahkan enzim
di akhir reaksi ini menyebabkan sebagian besar enzim hanya digunakan untuk
satu kali reaksi pada setiap keadaan.
Untuk memisahkan enzim di akhir reaksi, agar bisa digunakan kembali
diperlukannya suatu metode dengan cara mengikatkan enzim pada padatan yang
tidak larut dalam air. Metode inilah yang biasanya disebut sebagai metode
imobilisasi enzim. Imobilisasi enzim adalah melokalisir enzim sehingga enzim
dapat digunakan secara berkelanjutan. Keuntungan dari imobilisasi enzim adalah
enzim dapat dipisahkan di akhir reaksi tanpa mengkontaminasi hasil akhir dari
reaksi, sehingga enzim dapat digunakan kembali untuk reaksi selnjutnya.
Salah satu metode imobilisasi enzim yang paling sederhana adalah
dengan absorpsi pada suatu padatan pendukung. Padatan pendukung yang dapat
digunakan dalam imobilisasi enzim harus area permukaan yang luas, dapat
ditembus, tidak dapat larut, memiliki stabilitas kimia, stabilitas thermal, kekakuan
yang tinggi, mempunyai bentuk dan ukuran yang sesuai dengan mikrobial. Proses
ini dapat dilakukan dengan cara tertentu melalui pengikatan kimia atau menahan
10

secara fisik dalam suatu rongga bahan pendukung. Hal ini mungkin karena
molekul enzim yang struktural globular mempunyai struktur hidrofilik yang
mengarah keluar dari permukaan enzim. Gugus fungsi ini yang berikatan dengan
gugus fungsi bahan pendukung untuk membentuk ikatan kovalen atau non
kovalen. Teknik amobilisasi enzim dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu,
pertama cara fisik yang meliputi teknik atau penjebakan entrapment dan
encapsulation. Kedua, cara kimia yaitu meliputi teknik pengikatan baik secara
kovalen, non kovalen dan teknik silang (Crosslinking). Ketiga, kombinasi cara
fifik dan kimia dengan bahan pendukung kalsium alginat, polikrilamida, dll.

11. Aplikasi Bioproses


Di Indonesia, produk bioproses yang telah dikenal secara luas adalah
produk pada industri pangan. Produk-produk tersebut antara lain seperti anggur,
keju, tapai, bir, roti, yoghurt dan lain-lain. Industri pangan tersebut ada yang
memanfaatkan agensia biologis secara sederhana maupun tingkat lanjut. Industry
yang masih berkutat pada penggunaan sel biologis secara langsung tanpa proses
pemuliaan yang rumit sering disebut sebagai industri bioproses tradisional atau
biteknologi generasi pertama (Febrianto, 2015). Teknik bioproses tidak hanya
digunakan dalam proses industri pangan, namun teknik bioproses juga digunakan
dalam bidang farmasi (obat-obatan), energi, kedokteran, pertanian, maupun
pengolahan limbah berbahaya (bioremediasi). Berikut beberapa aplikasi dari
teknik bioproses:
1) Biofuel ( bahan bakar yang berbasis hayati) dikenal sebagai sumber
energi yang ramah lingkungan dan jumlahnya sangat melimpah. Bioful
sendiri dihasilkan dari bahan-bahan organic seperti limbah pertanian.
2) Bioplastik terbuat dari bahan-bahan yang biodegradable seperti polimer
alam dan pati.
3) Bioremediasi (teknologi pengolahan limbah). Mikroorganisme seperti
bakteri dapat mendegradasi limbah pencemar yang ada. Salah satu
contoh pengaplikasiannya adalah bakteri pendegradasi minyak bumi.

Industri bioproses sangat akrab dengan proses bioseparasi utamanya


dalam proses hilir ataupun proses lainnya. Banyaknya macam produk yang
dihasilkan ini otomatis membuat metode bioseparasi menjadi beraneka ragam
11

sesuai dengan hasil dan peforma yang diinginkan (Balter, 1998). Beberapa
aplikasi dari bioteknologi dapat dilihat pada Tabel 11.1

Tabel 11.1. Aplikasi Bioteknologi


Area Produk dan Aplikasi
Farmasi Antibiotik, hormon, serum,
insulin, interferon, interleukins,
dll
Peternakan Pengembangan hewan ternak
yang unggul
Pertanian Transfer sel yang bersifat
pestisida, herbisida, ke spesies
tanaman, pengembangan
tanaman untuk meningkatkan
fotosintesis, penyerapan
nitrogen, pengembangan
biopestisida, dll
Produk Kimia Adhi Asam amino, enzim, vitamin,
lipid, biopolymer, bioplastik
Aplikasi Lingkungan Degradasi racun, recovery
minyak bumi.
Bahan Kimia Umum Asam asetat, aseton, butanol,
ethanol, dan biomassa lain
Bioelektronik Biochip, biosensor, biorobotika
(Sumber: Hadiyanto dan Azim, 2015)

Aplikasi dari industri biproses pada umumnya menggunakan sel hidup


untuk dapat menghasilkan perubahan kimia atau fisik agar sesuai dengan
keinginan. Namun demikian, boproses masih tetap menjadi teknik dalam produksi
yang keberadaannya cenderung tidak bisa digantikan oleh teknik lain karena
beberapa hal seperti yield yang tinggi, keefektifan proses, dan faktor ekonomis.
Teknik bioproses tidak hanya digunakan dalam proses industri pangan, namun
teknik bioproses juga digunakan dalam bidang farmasi.
DAFTAR PUSTAKA

Alam, S. M., dkk. 2013. Isolasi dan Karakteristik Selulase dari Bakteri Selulolitik
Termofilik Kompos Pertanian Desa Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Jurnal
Sains dan Matematika. 21(2): 48-53.
Belter, Paul A, et al. 1988. Bioseparations Downstream Processing for
Biotechnology. New York : John Wiley & Sons. P 1-5
Darkuni, N. 2001. Mikrobiologi. Malang: JICA
Febrianto, D. 2015. Aplikasi Reverse Osmosis pada Industri Bioproses. Institut
Teknologi Bandung. 9(2): 2
Fitriana., dan Jurianti. 2013. PENELUSURAN MIKROORGANISME
PENGHASIL ANTIBIOTIKA DARI LIMBAH AIR DANGKE
KABUPATEN ENREKANG SULAWESI SELATAN. As-Syifa. 05(2).
140-152.
Karp, G. 2008. Cell and Molecular Biology. USA: Wiley-Blackwell.
Hidayanto,P.A.2017.Modul Mata Kuliah Bioproses.Jakarta: Universitas Esa
Unggul.
Hadiyanto., dan Azim. M. 2015. Dasar-Dasar Bioproses. Semarang: EF Press
Digimedia.
Hadiyanto, Maulana, A. 2016. DASAR-DASAR BIOPROSES. Semarang: EF Press
Digimedia.
Susanti, R., dan Fibriana, F. 2017. Teknologi Enzim. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Wijaya, R. 2005. Karakteristik Enzim Serupa Tripsin dari Cacing Tanah. Tesis.
Sekolah Pascasarjana. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Pelczar, M. J. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Anda mungkin juga menyukai